Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENELITIAN DALAM PJOK

“ Definisi masalah, Kriteria masalah, Sumber masalah,

Identifikasih masalah Penentuan masalah”

Dosen Pengampu :
Dr. Khairuddin, M.Kes.,AIFO

Kelompok 2 :

Alpan Diansah Siregar (20086350)

Syahrizal (20086541)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki aspek-aspek kunci dalam pengelolaan masalah,
mulai dari definisi hingga penentuan masalah. Konsep-konsep penting seperti definisi masalah,
kriteria penentuan masalah, sumber masalah, identifikasi masalah, dan penentuan prioritas
masalah dianalisis secara komprehensif. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk
mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk studi literatur dan wawancara dengan para
ahli terkait.
Pertama, definisi masalah dikaji dari perspektif multidimensional untuk memahami esensi dari
masalah itu sendiri. Selanjutnya, kriteria untuk menentukan sebuah masalah dibahas dengan
fokus pada aspek-aspek yang relevan dan penting dalam proses pengambilan keputusan. Sumber
masalah dieksplorasi untuk mengidentifikasi akar penyebab atau faktor-faktor yang memicu
timbulnya masalah.
Selanjutnya, tahap identifikasi masalah dianalisis sebagai langkah awal dalam mengelola
masalah. Proses identifikasi ini melibatkan pengumpulan informasi dan evaluasi terhadap potensi
dampak serta urgensi suatu masalah. Terakhir, penentuan masalah menjadi fokus penelitian untuk
memahami bagaimana prioritas diberikan terhadap masalah-masalah yang telah diidentifikasi.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan yang komprehensif bagi
praktisi dan pengambil keputusan dalam pengelolaan masalah. Implikasi praktis dari penelitian
ini termasuk pengembangan pedoman atau kerangka kerja yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah dengan lebih efektif dan efisien dalam berbagai konteks organisasi atau manajemen.
BAB I
PENDAHULUAN

1. Identifikasi Masalah

Keterbatasan Pemahaman Definisi Masalah: Salah satu masalah yang mungkin timbul
adalah kurangnya pemahaman yang komprehensif tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan
"masalah". Ini bisa menjadi hambatan dalam proses pengelolaan masalah karena mungkin sulit
untuk mengatasi sesuatu yang tidak dipahami sepenuhnya.

Ketidakjelasan Kriteria Penentuan Masalah: Dalam beberapa konteks, kriteria yang


digunakan untuk menentukan apakah suatu situasi dianggap sebagai masalah atau tidak mungkin
tidak jelas atau bervariasi. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian dalam menentukan prioritas
dan alokasi sumber daya untuk mengatasi masalah yang paling mendesak atau penting.

Kendala dalam Mengidentifikasi Akar Masalah: Proses identifikasi masalah dapat


menghadapi tantangan dalam mengidentifikasi akar penyebab yang mendasari suatu masalah.
Tanpa pemahaman yang mendalam tentang penyebab yang mendasarinya, upaya penyelesaian
mungkin hanya bersifat permukaan dan tidak efektif dalam mengatasi masalah secara menyeluruh.

Keterbatasan Sumber Daya dalam Identifikasi Masalah: Tergantung pada lingkungan atau
konteks organisasi, terkadang sumber daya yang tersedia untuk mengidentifikasi masalah
mungkin terbatas. Ini bisa mencakup keterbatasan waktu, akses terhadap data, atau keterbatasan
dalam keahlian atau kapasitas manusia untuk melakukan identifikasi yang komprehensif.

2. Rumusan Masalah
Bagaimana pemahaman yang komprehensif tentang definisi masalah, kriteria penentuan
masalah, identifikasi sumber masalah, proses identifikasi masalah, dan penentuan prioritas
masalah dapat diperoleh dan diterapkan secara efektif dalam konteks manajemen organisasi untuk
meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan dan pengelolaan masalah.

3. Tujuan Masalah
1. Memahami Esensi Masalah
2. Mengidentifikasi Sumber Masalah yang Mendasar
3. Meningkatkan Kemampuan Identifikasi Masalah
4. Menentukan Prioritas Masalah
5. Meningkatkan Proses Pengambilan Keputusan
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI MASALAH DALAM PENELITIAN

Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari


apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang
direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.

Menurut Suryabrata (1994 : 60) masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das
sollen) dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara yang
seharusnya (what should be) dengan yang ada (what it is). Penelitian dimaksudkan untuk
menutup kesenjangan (what can be).

John Dewey dan Kerlinger secara terpisah memberikan penjelasan mengenai masalah
berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun seorang peneliti. Kesulitan ini
menghalangi tercapai sebuah tujuan baik itu tujuan individu maupun sebuah kelompok.
Masalah dalam penelitian diekspresikan dalam bentuk kalimat tanya bukan kalimat
pernyataan. Masalah dalam ini selanjutnya dijawab melalui penelitian.

B. SUMBER MASALAH DALAM PENELITIAN

Permasalahan dalam penelitian bisa saja berasal dari berbagai sumber, bergantung dari
dari banyak hal seperti kebutuhan yang mendesak saat itu, keinginan peneliti, keterbatasan
teori atau konsep dan lain-lian.

Menurut James H. MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996 : 40 – 42), masalah dapat
bersumber dari :

1. Observasi

Masalah yang muncul dari observasi merupakan jenis masalah yang didapatkan dari
pengamatan pada sebuah objek terkait dari banyak kuantitas atau kualitas. Sebuah
fenomena akan dianggap sebuah masalah jika hal tersebut sudah terbatas atau tidak sesuai
antara keharusan dan fakta yang ada di lapangan.

Masalah dalam bentuk observasi kebanyakan barasa dari hubungan antara beberapa aspek
yang belum memiliki penjelasan memadai karena hal tersebut dilakukan begitu saja tanpa
ada pertimbangan ilmiah. Kebanyakan fenomena yang muncul berasal dari otoirtas atau
tradisi yang berlaku dalam sebuah daerah.

Sebagai contoh masalah dari hasil observasi dalam penelitian pendidikan adalah : Seorang
pengamat mengamati guru sudah mengajar sesuai dengan pendekatan saintifik di dalam
kelas, namun ternyata setelah dilakukan pengukruan terhadap keterampilan proses sains
peserta didik, ternyata hasilnya berada di bawah rata-rata.

2. Dedukasi dari Teori

Banyak hasil penelitian akan menghasilkan banyak teori, dan biasanya beberapa teori
akan saling menguatkan atau salaing melemahan satu sama lain. Kebenaran dari teori ini
tidak hanya benar terhadap rasio tapi juga harus dibuktikan secara empirs atau pada
praktiknya di lapangan.

Meskipun demikian, kebanyakan masalah yang muncul dari Deduksi terhadap teori pada
umumnya digunakan untuk mencoba keberlakuan suatu teori yang pada sekelompok
objek penelitian. Tujuannya untuk mengetahui teori tersebut berlaku untuk objek dengan
karakter yang berbeda dari tempat dimana Teori tersebut dikembangkan.

3. Kepustakaan

Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian ulang


(replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil
penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering
juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti lebih
lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang menentukan masalah
yang perlu diangkat untuk diteliti.

4. Masalah sosial

Masalah sosial yang ada di sekitar kita atau yang baru menjadi berita terhangat (hot news)
dapat menjadi sumber masalah penelitian.

Misalnya :
Adanya perkelahian antar sekolah menimbulkan berbagai dampak bagi sekolah dan warga
sekitar. Penggalakan program 3 M (menguras, mengubur, menimbun) sebagai upaya
pencegahan penyakit demam berdarah.

Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk dilakukan penelitian


evaluatif. Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan dasar pembuatan keputusan lebih
lanjut.

5. Situasi praktis

Situasi praktis yang dimaksudkan adalah masalah yang muncul setelah sebuah program
akan dilaksanakan, sedang dalam proses pelakasanaan atau setelah selesai dilakasanakan.

Munculnya masalah dalam situasi praktis ini setelah melalui proses evaluasi dari sebuah
program. Hasil dari penelitian dan evaluasi ini selanjutnya akan dijadikan landasan dalam
membuat keputusan tentang program yang dimaksud.

6. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat menimbulkan masalah yang memerlukan jawaban empiris
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. (Purwanto 2010:109-111).

C. KRITERIAN MASALAH DALAM PENELITIAN

Ada tiga kriteria untuk menentukan permasalahan yang baik dan pernyataan masalah yang
baik (Kerlinger, 2006 : 29-30), yaitu :

1. Masalah harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dengan demikian, masalah-masalah itu mengajukan pernyataan-pernyataan seperti :
1. Apakah A terkait dengan B?
2. Apakah motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar ?
2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan.
3. Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang
menyiratkan adanya pengujian yang empiris.

D. IDENTIFIKASI MASALAH DALAM PENELITIAN

Mengidentifikasi masalah penelitian dilakukan untuk menentukan masalah mana yang


perlu segera dicari penyelesaiannya. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dapat
dilakukan dengan cara mengelompokkan sekaligus memetakan masalah-masalah tersebut
secara sistematis berdasarkan keahlian bidang peneliti. Menurut Ahmad nursanto dalam
mengidentifikasi masalah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Esensial, masalah yang akan diidentifikasi menduduki urutan paling penting


diantara masalah-masalah yang ada.
 Urgen, masalah yang akan dipecahkan mendesak untuk dicari penyelesaiannya.
 Masalah mempunyai manfaat apabila dipecahkan.

Dalam dunia pendidikan masalah yang diidentifikasi dapat dikelompokan menjadi 4, yaitu
: proses pembelajaran, siswa, guru, hasil belajar. Meskipun proses identikasi masalah
sudah ditemukan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai fokus penelitian.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah minat/motivasi/dorongan peneliti, kemampuan


peneliti, lokasi penelitian, sumber data (populasi dan sampel), waktu, pendekatan/metode
yang digunakan, buku sumber yang tersedia, etika dan birokrasi. Bila kesemua hal
tersebut telah terpenuhi maka suatu fokus masalah dapat dijadikan sebagai masalah
penelitian untuk dicari jawabannya.

E. PENENTUAN MASALAH DALAM PENELITIAN


Penentuan masalah penelitian merupakan tahap krusial dalam proses penulisan artikel
jurnal ilmiah. Tahap ini menjadi titik tolak yang menentukan arah dan kejelasan tujuan
penelitian. Dengan menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi dari Revisi
Taksonomi Bloom, penentuan masalah mencakup analisis, evaluasi, dan kreasi, yang
semuanya krusial untuk merumuskan sebuah pertanyaan penelitian yang bermakna dan
berdampak.
1. Analisis: Memisahkan dan Mengidentifikasi Komponen

Langkah pertama dalam penentuan masalah adalah analisis. Ini melibatkan


memisahkan literatur menjadi komponen-komponen dasar untuk mengidentifikasi
tren, celah, dan kontradiksi dalam pengetahuan saat ini.

Peneliti harus mampu melakukan dekonstruksi terhadap informasi yang ada


dengan mendalam, mengkaji metodologi yang digunakan oleh studi sebelumnya,
dan mengkritik kesimpulan yang mereka capai. Dalam fase ini, peneliti
menganalisis data dan teori yang ada untuk menemukan ketidaksesuaian atau
pertanyaan yang belum terjawab, yang bisa dijadikan dasar untuk masalah
penelitian.

2. Evaluasi: Menilai dan Menentukan Prioritas

Setelah analisis, peneliti harus mengevaluasi informasi yang telah dikumpulkan


untuk menentukan topik mana yang paling relevan dan signifikan. Peneliti perlu
mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan seperti: "Apakah masalah ini akan
memberikan sumbangan signifikan terhadap bidang studi?", "Apakah masalah ini
memiliki implikasi praktis?", dan "Apakah masalah ini layak dan dapat diteliti
dengan sumber daya yang tersedia?". Evaluasi memerlukan peneliti untuk
mengkritik kelayakan dan relevansi potensi masalah penelitian secara objektif.

3. Sintesis: Menggabungkan Informasi untuk Membentuk Masalah

Sintesis mengharuskan peneliti menggabungkan berbagai elemen yang dianalisis


dan dievaluasi menjadi sebuah masalah penelitian yang koheren dan terfokus. Ini
melibatkan penggabungan teori, temuan sebelumnya, dan wawasan baru ke dalam
suatu pernyataan masalah yang menjelaskan apa yang akan diteliti. Peneliti harus
mampu menarik koneksi antara berbagai ide dan mengusulkan cara-cara baru
untuk melihat dan memahami masalah, yang dapat memandu penelitian mereka
selanjutnya.

4. Kreasi: Menghasilkan Pertanyaan Penelitian yang Inovatif

Kreasi adalah puncak dari proses berpikir tingkat tinggi dalam Taksonomi Bloom.
Dalam konteks penentuan masalah, ini berarti menghasilkan pertanyaan penelitian
yang inovatif dan original.

Peneliti harus mampu menggunakan kreativitasnya untuk menghasilkan


pertanyaan yang tidak hanya mengisi celah pengetahuan yang ada tetapi juga
menawarkan perspektif baru dan berpotensi mengubah cara kita memahami topik
tersebut. Kreasi di sini adalah tentang mengusulkan hipotesis atau pertanyaan
penelitian yang dapat mengarahkan penelitian ke arah baru yang belum pernah
dieksplorasi sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA :

Hadjar, I. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam


Pendidikan. PT RadjaGrafindo, Jakarta

Karlingger, Fred N. 2006. Asas-Asas Penelitian Bevavioral. Yogyakarta : UGM

Stoner, James AF. 1982 Principal of Managemen II Edition. Publisher, Prentice-


Hall

Sukardi, 2009. Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya


Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai