Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI KULIAH

MASALAH PENELITIAN

Oleh:
Kelompok 4
Ni Komang Pusparini (26) (2107531133)
Ni Putu Keisya Ulan Pramesti (27) (2107531140)
Rifka Annisa Effendi (28) (2107531144)
Putu Ghauria Melati S (29) (2107531158)

Kelas A2 Metode Penelitian Akuntansi

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si., Ak., CA.

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022/2023
MASALAH PENELITIAN

1. Sumber-Sumber Masalah Penelitian


Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah dapat diketahui apabila terdapat
penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, penyimpangan antara apa yang
direncanakan dengan kenyataan, pengaduan, dan kompetisi.
1) Terdapat Penyimpangan antara Pengalaman dengan Kenyataan
Perubahan merupakan hal yang tetap dan selalu terjadi di dunia ini. Akan
tetapi, perubahan sering tidak diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena
perubahan dapat menimbulkan masalah. Contoh orang biasanya menulis
menggunakan mesin ketik manual harus ganti dengan komputer, maka akan
muncul masalah. Masalahnya adalah bisa saja orang tersebut tidak mengerti
bagaimana menggunakan komputer atau sulit beradaptasi dengan hal yang baru,
sehingga akan timbul masalah ketika orang tersebut tidak dapat mengerjakan
tugasnya.
2) Terdapat Penyimpangan antara Apa yang Telah Direncanakan dengan Kenyataan
Suatu rencana yang telah ditetapkan, namun hasilnya tidak sesuai dengan
tujuan dari rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Dengan adanya reformasi
diharapkan harga-harga akan turun, ternyata tidak, sehingga timbul masalah.
Apakah masalahnya sehingga apa yang telah direncanakan tidak menghasilkan
kenyataan. Jadi untuk menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat
dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan.
3) Ada Pengaduan
Suatu kondisi dalam sebuah organisasi yang sebelumnya tidak ada
masalah dapat berubah apabila terdapat individu yang melakukan pengaduan. Di
saat ada pihak tertentu yang mengadukan produk atau layanan, maka timbulah
masalah dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
4) Ada Kompetisi
Persaingan atau kompetisi antar individu maupun pihak sering kali
menimbulkan sebuah masalah besar apabila tidak dapat dimanfaatkan melalui
kerja sama. Sebagai contoh, perusahaan pos dan giro merasa menemukan sebuah
masalah ketika ada biro jasa lain yang mampu menerima titipan surat, titipan
barang, maupun adanya gadget yang mampu digunakan untuk mengirim pesan,
akses internet, dan e-mail. Begitupun juga perusahaan kereta yang memandang
angkutan umum jalan raya seperti bus sebagai pesaing.

2. Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian


Untuk memilih masalah penelitian, ada beberapa pertimbangan yang harus
diperhatikan, yaitu:
1) Memilih topik dan masalah penelitian harus didasarkan pada minat. Adanya
kesesuaian dengan minat, diharapkan akan berdampak pada peningkatan
pengetahuan dan pemahaman peneliti dalam keahlian tertentu, sehingga peneliti
menjadi lebih baik.
2) Memilih masalah penelitian, didasarkan pada: (a) ada perbedaan antara apa yang
ada dan apa yang seharusnya ada atau antara harapan dan kenyataan, (b) ada satu
pertanyaan tentang mengapa perbedaan ada, (c) ada dua atau lebih jawaban yang
mungkin untuk dipertanyakan
3) Masalah penelitian harus memiliki karakteristik masalah yang baik. Karakteristik
masalah penelitian yang baik, yaitu: (a) dapat diteliti, masalah dapat diteliti
melalui pengumpulan dan analisis data, (b) mempunyai signifikansi teoritis dan
pragamatis. (c) masalah penelitian yang baik harus menarik dan sesuai dengan
minat.
Dipertegas oleh pendapat Silalahi (2006), ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan
dalam mempertimbangkan kelayakan masalah, yaitu:
1) Masalah penelitian harus merupakan sesuatu yang berguna untuk dipecahkan.
Kegunaan ini dapat ditinjau dari beberapa segi. Untuk itu sekurang-kurangnya
harus ditinjau dari segi manfaatnya, baik secara teoretis maupun praktis di
lingkungan disiplin ilmu yang berkenaan dengan masalah tersebut.
2) Peneliti harus memiliki kemampuan yang memadai untuk memecahkan masalah
yang diselidiki Pemecahan masalah penelitian secara menyeluruh dan tuntas
sangat tergantung pada kemampuan yang dimiliki oleh Anda. Pemecahan
masalah secara dangkal karena kurangnya kemampuan Anda dalam
mengungkapkannya, tidak
3) akan banyak keguanaannya. Oleh karena itu sebelum memutuskan salah satu dari
sekian banyak masalah yang dapat diselidiki, Anda harus melakukan instrospeksi
tentang kemampuan untuk memecahkan masalah tersebut. Kemampuan yang
perlu dimiliki itu menyangkut dua aspek, pertama berupa kemampuan yang
berkenaan dengan penguasaan materi pengetahuan yang diperlukan dalam
memecahkan masala yang akan dipilih. Aspek yang kedua menyangkut
kemampuan melakukan penelitian, sebagai jaminan ilmiah yang bersifat
maksimal tentang kemungkinan menghasilkan kebenaran yang obyektif dalam
memecahkan masalah yang akan dipilih.
4) Masalah harus menarik untuk dipecahkan Anda harus memiliki motif yang kuat
dalam memilih salah satu dari sekian banyak masalah yang dihadapi untuk
diselidiki. Masalah yang tidak menarik perhatian Anda, tidak akan diiringi
dengan perasaan bertanggung jawab dan kesungguhan dalam mencari
pemecahannya. Pada gilirannya maka tidak akan menimbulkan rasa puas
terhadap hasil yang diperoleh karena cenderung bersifat dangkal.
5) Masalah yang diselidiki sedapat mungkin akan menghasilkan sesuatu yang baru.
Masalah yang sudah pernah diselidiki atau yang secara umum dan teoritis diakui
kebenarannya, tidak banyak gunanya untuk diselidiki kembali, lebih-lebih jika
hanya akan menghasilkan sesuatu yang sama dengan hasil penelitian sebelumnya.
6) Peneliti harus meyakini data yang dibutuhkan cukup dan relevan. Pemecahan
masalah akan menghasilkan kesimpulan yang mendalam dan obyektif, bilamana
dapat dihimpun data secara lengkap. Untuk itu dalam memilih masalah untuk
diselidiki dari sekian banyak masalah yang dihadapi, perlu dipertimbangkan
tersedia tidaknya sumber data, kemungkinan memperoleh data yang cukup dari
sumber data tersebut, tersedia tidaknya alat pengumpul data yang tepat dan
menjamin tingkat obyektivitas data yang akan diperoleh, tersedia tidaknya biaya
dan tenaga untuk menghimpun data yang diperlukan dan lain-lain.
7) Masalah penelitian tidak boleh terlalu luas, tetapi juga tidak boleh terlalu sempit.
Masalah penelitian yang terlalu luas dapat menimbulkan kesulitan untuk
diselesaikan tidak saja karena banyaknya aspek-aspek yang harus diungkapkan,
tetapi juga mungkin akan dihadapi kesulitan tenaga, biaya dan keterbatasan
waktu.

3. Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian


Perumusan masalah disebut juga sebagai research questions atau research problem,
diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam
kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena
yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai
penyebab maupun sebagai akibat. Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara
melakukan analisis masalah menggunakan konsep analisis pohon masalah.
Penentuan perumusan masalah sangat penting dan berfungsi dalam menetapkan
langkah awal penelitian yaitu untuk : mengembangkan kerangka konsep, konseptualisasi
dan operasionalisasi, desain penelitian, prediksi keberhasilan penelitian, memilih judul dan
menuliskan tujuan penelitian serta menilai orisinalitas studi dengan plagiarisme.
Mengingatkan pentingnya perumusan masalah, sehingga sebelum menentukan merumuskan
masalah perlu memerhatikan beberapa hal seperti:
1) Sumber - Sumber Masalah Penelitian.
Permasalahan dalam penelitian dapat digali dari berbagai dan diidentifikasi dari
berbagai sumber yang ada. Sumber tersebut dapat berasal dari diri sediri, lingkungan
bahkan teori yang sudah ada, dengan catatan bahwa masalah yang diteliti sudah sesuai
dengan aspek penelitian.
2) Ciri - Ciri Masalah yang Baik.
Pemilihan dan penetapan masalah dapat dikatakan baik jika telah memiliki beberapa
aspek seperti kontribusi, orisinalitas, pernyataan permasalahan dan aspek kelayakan.

4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut
untuk ditarik kesimpulan. Sesuai dengan nama definisinya, variabel penelitian harus
bervariasi. Oleh karena itu, penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau
objek yang bervariasi.
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka variabel
dalam penelitian dibedakan menjadi variabel independen, variabel dependen, variabel
moderator, variabel intervening dan variabel kontrol. Peneliti harus mengetahui kedudukan
variabel yang digunakan dengan cara melihat konteks dengan dilandasi konsep teoritis yang
mendasari hasil dari pengamatan empiri. Maka dari itu, sebelum memilih variabel yang
akan digunakan, seorang peneliti perlu melakukan kajian teoritis dan melakukan studi
pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan diteliti.

5. Jenis-Jenis Variabel Penelitian


Menurut Winamo (2013), jenis variabel dibedakan berdasarkan kedudukannya
dalam suatu penelitian. Berikut ini dapat diidentifikasi beberapa jenis variabel, yaitu:
1) Variabel terikat, biasanya variabel ini adalah kondisi yang hendak dijelaskan oleh
peneliti, dimana variabel ini tidak dapat dimanipulasi tetapi diamati variasinya sebagai
hasil yang dipradugakan berasal dari variabel bebas.
2) Variabel bebas, berbeda dengan variabel terikat, variabel ini biasanya dimanipulasi,
diamati, dan diukur untuk mengetahui hubungan atau pengaruhnya dengan variabel
lain. Variabel bebas ini sendiri diduga menjadi sebab munculnya variabel-variabel
terikat.
3) Variabel moderator, yang merupakan tipe khusus variabel bebas ini juga dimanipulasi
dan diukur oleh peneliti untuk menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat.
4) Variabel kontrol, dalam suatu penelitian tidak semua variabel dapat dipelajari sekaligus
dalam waktu yang sama, beberapa di antaranya harus dinetralkan pengaruhnya untuk
menjamin agar variabel tersebut tidak mempengaruhi hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat.
5) Variabel antara, secara teoritik variabel ini mempunyai pengaruh terhadap variabel
terikat tetapi tidak dapat dilihat sehingga tidak dapat diukur atau dimanipulasi.
6) Variabel diskrit, data penelitian dengan variabel ini merupakan penanda kategori yang
tidak dapat dioperasikan berbentuk penambahan, pengurangan, perkalian, atau
pembagian. Selain itu, keberadaannya terbatas pada penentuan sebagai frekuensi.
7) Variabel kontinum, variabel ini dapat dipisahkan menjadi tiga jenis variabel kecil, yaitu
variabel ordinal (menunjukkan tata urutan berdasarkan tingkatan), variabel interval
(mempunyai jarak), dan variabel ratio (variabel perbandingan).

6. Pertanyaan Penelitian, Pertanyaan Akuntansi, Pertanyaan Investigative dan


Pertanyaan Pengukuran
Secara hierarki, suatu pertanyaan penelitian akan dimulai dari yang sifatnya umum
ke yang lebih khusus. Berikut ini empat tingkatan hierarki pertanyaan, yaitu:
1) Pertanyaan penelitian, menyangkut pemahaman peneliti tentang konsep teoritis dasar.
Peneliti harus dengan sadar melaksanakan pertanyaan renungan yang dapat digunakan
oleh pembimbing. Menurut Raco (2010: 98-99), pertanyaan yang harus ada itu seperti
“kenapa topik tersebut harus diangkat?”, “manfaat apa saja yang dapat diambil?”, dan
“bagaimana lingkungan sosial yang akan diteliti?”
2) Pertanyaan akuntansi, mencerminkan suatu keputusan yang dibuat seorang manajer dan
merupakan masalah yang menyebabkan penelitian dilakukan, misalnya “bagaimana
meningkatkan keuntungan perusahaan?”. Dalam hal ini tidak terlihat jenis penelitian
yang akan dilakukan.
3) Pertanyaan investigative, menyangkut pertanyaan yang memerlukan jawaban
memuaskan secara umum dari peneliti. Tujuannya adalah bagaimana cara kita
menangani pertanyaan yang umum dan memecahnya menjadi pertanyaan yang lebih
khusus, yang dapat dilakukan melalui berbagai tingkatan pertanyaan yang lebih spesifik
secara progresif.
4) Pertanyaan pengukuran, menyangkut pertanyaan yang benar-benar ditanyakan kepada
responden dalam artian pertanyaan ini harus dijawab oleh peneliti mengenai setiap
subjek yang diteliti. Terdapat 3 kategori pertanyaan pengukuran, yaitu pertanyaan
administratif, klasifikasi, dan target.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai