NAMA : IRWANDI
NIM 03120220195
KELAS : D1
FAKULTAS TEKNIK
2023
BAB 1. PENDAHULUAN
2
menurut Isaac dan Michael dalam (Indriantoro dan Supomo, 1999), formulasi
masalah penelitian dengan baik merupakan setengah dari tahap pemecahan masalah.
Tidak mudah bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian, terutama
bagi penelitian pemula. Masalah penelitian yang sering dirumuskan terlalu umum
sehingga dengan pokok permasalahan yang tidak jelas akan menyulitkan tahap
pemecahan masalah, yang meliputi penentuan konsep-konsep teoritis yang ditelaah
dan pemilihan metode pengujian data. Semakin spesifik perumusan masalah,
penelitian semakin mudah dilakukan pengujian secara empiris, perlu pendekatan
sistematis untuk merumuskan masalah penelitian yang baik memudahkan tahap
pemecahan masalah sehingga memudahkan pula untuk menetapkan suatu tujuan
penelitian.
Mengingat arti penting dari masalah tersebut, maka alangkah baiknya
apabila pengetahuan mengenai masalah yang mencakup pengertian, serta proses
penentuan masalah sampai proses perumusan masalah dapat dipahami secara lebih
mendalam.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam proses identifikasi
perumusan masalah.
2. Mengetahui macam-macam tujuan dalam penelitian.
3
BAB 2. BAHASAN MATERI
4
Contoh Peluang:
a. Adanya potensi sumber daya perairan yang potensial tetapi belum
dimanfaatkan secara optimal.
b. Adanya tawaran SDM yang menguasai teknologi tertentu yang ternyata
dibutuhkan dalam usaha budidaya ikan.
c. Penggunaan sistem yang terkomputersasi akan mempercepat proses transaksi.
5
2.1.3 Pemilihan Masalah
Dalam dunia nyata banyak masalah yang harus diselesaikan dengan segera
dalam waktu tertentu, namun tidak semua masalah tersebut dapat diangkat menjadi
maslaah penelitian. Oleh karena identifikasi masalah merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan.
Selanjutnya Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa setelah masalah-
masalah diidentifikasi, belum menjadi jaminan bahwa semua masalah tersebut layak
dan sesuai untuk diteliti. Sehingga perlu dipilih salah satu atau beberapa masalah
yang paling baik dan layak untuk diteliti.
Menurut Suryabrata (2000), beberapa kesalahan yang terjadi dalam memilih
permasalahan penelitian antara lain:
1. Permasalahan penelitian tidak diambil dari akar masalah yang sesungguhnya
2. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan kemampuan peneliti
baik dalam penguasaan teori, waktu, tenaga dan dana.
3. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan faktor-faktor
pendukung yang ada.
Untuk itu perlu diperhatikan beberapa pertimbangan dalam memilih masalah
yang akan digunakan sebagai dasar penelitian. Berdasarkan Suryabrata (2000),
pertimbangan pemilihan masalah ini dapat dilakukan dengan 2 arah yaitu:
1. Dari Arah Masalahnya
Pertimbangan kelayakan berdasarkan arah masalah atau sudut obyektifnya atau
nilai penelitiannya. Apakah penelitian memberikan sumbangan kepada
pengembangan dan penerapan IPTEKS atau pemecahan masalah praktis ?
2. Dari Arah Penelitinya
Pertimbangan berdasarkan kelayakan dan kesesuaian penelitinya menyangkut
kelayakan biaya, waktu, sarana, kemampuan keilmuan
Sedangkan menurut Notohadiprawiro (2006), beberapa pertimbangan dalam
pemilihan masalah diuraikan menjadi 3 hal yaitu:
1. Pertimbangan Ilmiah:
a. Apakah masalah tersebut dapat diteliti secara ilmiah? Yaitu masalah yang
realitasnya dapat diamati dan datanya tersedia dan dapat dikumpulkan.
6
b. Apakah masalah tersebut memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan?
c. Dengan metode bagaimana masalah dapat diteliti?
2. Pertimbangan Non-Ilmiah:
a. Apa manfaat hasil penelitian bagi kepentingan praktis atau masyarakat?
b. Apakah masalah terlalu peka untuk diteliti? Resistensi sosial, budaya,
ideologi
3. Pertimbangan Peneliti:
a. Penguasaan teori dan metodologi
b. Minat peneliti terhadap masalaah
c. Kemampuan pengumpulan dan analisis data
d. Ketersediaan waktu, dana dan sumberdaya
Lebih lanjut Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa permasalahan dalam
penelitian yang baik yaitu:
1. Bermanfaat, artinya mempunyai nilai dan kelayakan penelitian dari segi
manfaat/kontribusi dan berguna untuk mengembangkan suatu teori
2. Fisibel/dapat dipecahkan (konkrit) dimana ada data dan metode pemecahannya
3. Dapat dilaksanakan yang meliputi kemampuan teori dari peneliti, waktu yang
tersedia, tenaga yang tersedia, danan yang tersedia, adanya factor pendukung,
tersedianya data, treedianya izin dari pihak yang berwenang.
4. Adanya factor pendukung yang meliputi tersedianya data dan tersedianya izin
dari pihak yang berwenang.
5. Spesifik mengenai bidang tertentu (jelas ruang lingkup pembahasannya).
8
Mempelajari literatur serta pengalaman-pengalaman orang lain sebetulnya sudah
berarti mempelajari subjek penelitian itu sendiri. Literatur-literatur yang
digunakan dapat berupa buku-buku, majalah, jurnal, atau bentuk publikasi-
publikasi lainnnya. Dengan bantuan informasi yang diperoleh melalui literatur-
literatur atau pengalaman-pengalaman orang lain ditambah dengan ketajaman
daya fikir sendiri, orang yang melakukan penelitian (researcher) mencoba untuk
menganalisis hubungan factor-faktor (relationship among the factors) dan
kekuatan-kukuatan (forces) di dalam persolan berdasarkan logika, konsep-
konsep serta hokum-hukum ilmu pengethuan yang telah dipelajarinya. Di dalam
usaha mengenal literatur, pedoman-pedoman yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Pelajari hasil-hasil yang telah dikemukakan orang lain dalam bidang yang
bersangkuatan atau dalam bidang yang hampir bersamaan
b. Pelajari metode-metode penelitian yang telah dipergunakan
c. Kumpulkan data dari sumber-sumber yang telah ada
d. Pelajari analisis—analisis yang telah dibuat
3. Masalah harus dirumuskan dengan jelas, singkat dan padat serta tidak
menimbulkan penafsiran yang berbeda.
4. Hendaknya dilakukan pembatasan masalah yang bertujuan agar penelitian dapat
mengarah ke inti masalah yang sesungguhnya maka diperlukan pembatasan
penelitian sehingga penelitian yang dihasilkan menjadi lebih fokus dan tajam.
5. Rumusan masalah hendaknya dapat mengungkapkan hubungan antara dua
variabel atau lebih.
6. Rumusan masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat Tanya.
7. Memberi petunjuk dimungkinkannya pengumpulan data dan adanya metode
Pemecahannya.
9
2.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan Indriantoro dan Supomo (1999), menetapkan tujuan meliputi
beberapa hal sebagai berikut:
1. Pengenalan/identifikasi masalah
2. Jangkauan proyek penelitian
3. Sifat dan landasan yang mendasari
4. Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan penelitian harus selalu konsisten dengan rumusan masalah.
Berapa banyak masalah dirumuskan, sebanyak itu pula tujuan yang akan dicapai.
Untuk itu, perlu ditetapkan suatu tujuan penelitian berdasarkan persoalan yang
dipilih. Tujuan yang jelas memberikan landasan untuk perancangan proyek
penilitian, untuk pemilihan metode yang paling tepat dan untuk pengolahan proyek
setelah dimulai serta memberikan bentuk dan makna bagi laporan akhir.
Menurut Sugiono (1999) Tujuan penelitian hendakanya harus dirumuskan
secara spesifik dan jelas yaitu mengenai kejadian apa, dimana, bilamana terjadinya
dan bagaiamana. Kaburnya tujuan penelitian akan berakibat kaburnya hasil
penelitian yang akan diperoleh. Dengan menentukan tujuan penelitian secara
singkat dan jelas, researcher dapat menyaring data apa saja yang benar-benar
diperlukan artinya yang relevan terhadap persoalan, sehingga dengan demikian akan
mempermudah pembuatan daftar pertanyaan (questionnaire) yang akan
dipergunakan untuk memperoleh data tersebut.
Berdasarkan Suryabrata (2000), menurut tujuannya maka penelitian
dikategorikan menjadi 4 yaitu:
1. Untuk memperoleh familiaritas (familiarity) dari suatu fenomena atau mencari
hubungan-hubungan baru (new relationship), agar bisa merumuskan persoalan
penelitian lebih tepat lagi dan dapat pula untuk menentukan hipoteis. Dalam hal
ini persoalan riset terlalu luas dan sifat exploratif (mencari/menyelidiki) dalam
upaya menemukan pengetahuan baru.
2. Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang sesuatu dengan jelas.
Menguraikan karakerustik atau sifat-sifat dari suatu keadaan. Untuk menentukan
frekuensi terjadiya suatu peristiwa (event) tertentu. Biasanya disertai atau tidak
disertai dengan hipotesis-hipotesis. Descriptive studies bertujuan untuk
10
menguraikan tentang suatu keadaan pada waktu tertentu dalam upaya
pengembangan pengetahuan.
3. Experimental studies bertujuan untuk menguji hipotesis-hipotesis. Tentang
adanya hubungan antara variable-variabel dalam upaya untuk mengetahui sebab
akibat. Penelitian ini berupa percobaan-percobaan dalam upaya untuk menguji
kebenaran suatu pengetahuan.
4. Forecast study (studi peramalan) untuk mendapatakan data peramen sebagai
dasar perencanaan. Tujuan Penelitian ini bersifat prediktif.
11
BAB 3. KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13