Anda di halaman 1dari 13

Tugas Materi 2

Perancangan Teknik Prasarana


(Oleh Dosen : Dr. Ir. Ilham Syafey, M.T.)

NAMA : IRWANDI

NIM 03120220195

KELAS : D1

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaan
manusia bukan hanya dari segi fisik, akan tetapi manusia juga dianugerahi
kesempurnaan akal. Akal manusia merupakan sesuatu yang khas yang membedakan
manusia dengan mahluk lainnya. Kesempurnaan akal manusia ini menyebabkan
pengetahuan manusia terus berkembang dari waktu ke waktu. Rasa keingintahuan
manusia menuntutnya untuk mencari tahu hal-hal yang ingin diketahuinya.
Sehingga manusia dapat memperoleh hal yang ingin diketahuinya tersebut. Untuk
hal-hal yang ingin diketahuinya tersebut, manusia dapat melakukan dua jenis usaha.
Usaha yang paling sering dilakukan adalah melalui penalaran akal sehat (common
sense). Akan tetapi tidak semua keingintahuan manusia bisa terjawab melalui
penalaran akal sehat. Apabila keingintahuan yang tidak bisa terjawab melalui
mekanisme penalaran akal sehat, maka alternatif lain yang dapat dilakukan adalah
melalui penelitian ilmiah.
Penelitan ialah suatu kegiatan untuk memilih judul, merumuskan masalah,
kemudian diikuti dengan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data
yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien dan sistematis yang hasilnya
berguna untuk mengetahui suatu keadaan atau masalah dalam usaha pengembangan
ilmu pengetahuan atau untuk membuat keputusan dalam rangka pemecahan
masalah.
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999), penelitian dapat dilihat sebagai
proses yang mencakup dua tahap: penemuan masalah dan pemecahan masalah.
Penemuan masalah dalam penelitian meliputi: identifikasi bidang masalah,
penentuan pemilihan pokok masalah (topik) dan perumusan atau formulasi masalah.
Penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena masalah
penelitian mempengaruhi strategi yang diterapkan dalam pemecahan penelitian.
Seperti yang dikemukakan oleh Einstein dan Infield dalam (Indriantoro dan
Supomo, 1999), formulasi masalah penelitian sering merupakan tahap penelitian
yang jauh lebih esensial dibandingkan dengan tahap pemecahan masalah. Bahkan

2
menurut Isaac dan Michael dalam (Indriantoro dan Supomo, 1999), formulasi
masalah penelitian dengan baik merupakan setengah dari tahap pemecahan masalah.
Tidak mudah bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian, terutama
bagi penelitian pemula. Masalah penelitian yang sering dirumuskan terlalu umum
sehingga dengan pokok permasalahan yang tidak jelas akan menyulitkan tahap
pemecahan masalah, yang meliputi penentuan konsep-konsep teoritis yang ditelaah
dan pemilihan metode pengujian data. Semakin spesifik perumusan masalah,
penelitian semakin mudah dilakukan pengujian secara empiris, perlu pendekatan
sistematis untuk merumuskan masalah penelitian yang baik memudahkan tahap
pemecahan masalah sehingga memudahkan pula untuk menetapkan suatu tujuan
penelitian.
Mengingat arti penting dari masalah tersebut, maka alangkah baiknya
apabila pengetahuan mengenai masalah yang mencakup pengertian, serta proses
penentuan masalah sampai proses perumusan masalah dapat dipahami secara lebih
mendalam.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam proses identifikasi
perumusan masalah.
2. Mengetahui macam-macam tujuan dalam penelitian.

3
BAB 2. BAHASAN MATERI

2.1 Identifikasi Perumusan Masalah Penelitian


2.1.1 Definisi Masalah
Beberapa definisi masalah dari beberapa literature yang berbeda antara lain
sebagai berikut:
1. Problem is a thing that is difficult to deal with or understand ; a question to be
answered or solved; esp. by reasoning or calculating (Kamus Oxford, 1995
dalam Notohadiprawiro, 2006).
2. Masalah diartikan sebagai sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan); soal,
persoalan. Permasalahan: hal yang menjadikan masalah; hal yang dimasalahkan.
Masalah adalah faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia dalam Sugiono 1999).
3. Masalah merupakan suatu kesulitan yang dirasakan, konkrit dan memerlukan
solusi. Suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada
dalam kenyataan atau antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia atau
antara harapan dengan kenyataan dan sebagainya (Suryabrata, 2000).
4. Persolan juga dapat diartikan sebagai tafsir sesuatu yang teramati lewat tanggap
rasa, cerapan dan konsep yang ketiganya merupakan cetusan alam fikir dan alam
rasa (Notohadiprawiro, 2006)
5. Hal-hal yang dapat dipermasalahkan dalam penelitian merupakan masalah atau
peluang, dimana pendefinisiannya harus jelas baik keluasannya maupun
kedalamannya. Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang
terjadi sudah menyimpang dari batas-batas toleransi yang diharapkan. Sedangkan
peluang merupakan suatu kondisi eksternal yang menguntungkan jika dapat
diraih dengan usaha-usaha tertentu, tetapi juga dapat menjadi ancaman bila
peluang itu dapat dimanfaatkan oleh pesaing (Subiyanto, 1999).
Contoh statement masalah:
a. Adanya gejala penurunan kualitas perairan danau
b. Penjualan pakan ikan tidak meningkat dan menurun dari waktu ke waktu
padahal biaya promosi meningkat.

4
Contoh Peluang:
a. Adanya potensi sumber daya perairan yang potensial tetapi belum
dimanfaatkan secara optimal.
b. Adanya tawaran SDM yang menguasai teknologi tertentu yang ternyata
dibutuhkan dalam usaha budidaya ikan.
c. Penggunaan sistem yang terkomputersasi akan mempercepat proses transaksi.

Jadi berdasarkan beberapa pengertian diatas, masalah dalam penelitian yang


dimaksud ialah merupakan pangkal penelitian. Tidak akan ada penelitian jika tidak
ada persoalan. Persoalan (masalah) ialah segala sesuatu yang dihadapi atau
dirasakan seseorang yang menimbulkan dalam diri orang yang bersangkutan suatu
keinginan atau kebutuhan untuk membahasnya, mencari jawabannya atau
menetapkan cara penyelesaiannya.

2.1.2 Sumber Permasalahan


Suatu masalah tidak harus menuntut/menimbulkan suatu penelitian tetapi
penelitian dilakukan karena adanya masalah. Jadi seseorang yang akan melakukan
penelitian harus menentukan terlebih dulu masalahnya.
Sumber permasalahan berada di dalam lingkungan tempat pengamat berada
atau dapat berada di jasmani pengamat. Menurut Purwanto (2008), upaya untuk
melakukan pencarian dan pendataan masalah-masalah yang akan dibahas dapat
dilakukan dari sumber-sumber masalah sebagai berikut:
1. Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian
2. Pengamatan Sepintas/Fakta di lapangan
3. Pengalaman Pribadi
4. Pertemuan Ilmiah: Seminar, Diskusi, Lokakarya, Konferensi dan lain-lain
5. Pernyataan Pemegang Otoritas
6. Perasaan Intuitif Pribadi
Sumber persoalan adalah sesuatu yang obyektif, akan tetapi persoalan selalu
bersifat subyektif. Kejadian yang sama dapat menimbulkan persoalan yang berbeda
dalam diri pengamat yang berbeda (Notohadiprawiro. 2006).

5
2.1.3 Pemilihan Masalah
Dalam dunia nyata banyak masalah yang harus diselesaikan dengan segera
dalam waktu tertentu, namun tidak semua masalah tersebut dapat diangkat menjadi
maslaah penelitian. Oleh karena identifikasi masalah merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan.
Selanjutnya Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa setelah masalah-
masalah diidentifikasi, belum menjadi jaminan bahwa semua masalah tersebut layak
dan sesuai untuk diteliti. Sehingga perlu dipilih salah satu atau beberapa masalah
yang paling baik dan layak untuk diteliti.
Menurut Suryabrata (2000), beberapa kesalahan yang terjadi dalam memilih
permasalahan penelitian antara lain:
1. Permasalahan penelitian tidak diambil dari akar masalah yang sesungguhnya
2. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan kemampuan peneliti
baik dalam penguasaan teori, waktu, tenaga dan dana.
3. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan faktor-faktor
pendukung yang ada.
Untuk itu perlu diperhatikan beberapa pertimbangan dalam memilih masalah
yang akan digunakan sebagai dasar penelitian. Berdasarkan Suryabrata (2000),
pertimbangan pemilihan masalah ini dapat dilakukan dengan 2 arah yaitu:
1. Dari Arah Masalahnya
Pertimbangan kelayakan berdasarkan arah masalah atau sudut obyektifnya atau
nilai penelitiannya. Apakah penelitian memberikan sumbangan kepada
pengembangan dan penerapan IPTEKS atau pemecahan masalah praktis ?
2. Dari Arah Penelitinya
Pertimbangan berdasarkan kelayakan dan kesesuaian penelitinya menyangkut
kelayakan biaya, waktu, sarana, kemampuan keilmuan
Sedangkan menurut Notohadiprawiro (2006), beberapa pertimbangan dalam
pemilihan masalah diuraikan menjadi 3 hal yaitu:
1. Pertimbangan Ilmiah:
a. Apakah masalah tersebut dapat diteliti secara ilmiah? Yaitu masalah yang
realitasnya dapat diamati dan datanya tersedia dan dapat dikumpulkan.

6
b. Apakah masalah tersebut memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan?
c. Dengan metode bagaimana masalah dapat diteliti?
2. Pertimbangan Non-Ilmiah:
a. Apa manfaat hasil penelitian bagi kepentingan praktis atau masyarakat?
b. Apakah masalah terlalu peka untuk diteliti? Resistensi sosial, budaya,
ideologi
3. Pertimbangan Peneliti:
a. Penguasaan teori dan metodologi
b. Minat peneliti terhadap masalaah
c. Kemampuan pengumpulan dan analisis data
d. Ketersediaan waktu, dana dan sumberdaya
Lebih lanjut Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa permasalahan dalam
penelitian yang baik yaitu:
1. Bermanfaat, artinya mempunyai nilai dan kelayakan penelitian dari segi
manfaat/kontribusi dan berguna untuk mengembangkan suatu teori
2. Fisibel/dapat dipecahkan (konkrit) dimana ada data dan metode pemecahannya
3. Dapat dilaksanakan yang meliputi kemampuan teori dari peneliti, waktu yang
tersedia, tenaga yang tersedia, danan yang tersedia, adanya factor pendukung,
tersedianya data, treedianya izin dari pihak yang berwenang.
4. Adanya factor pendukung yang meliputi tersedianya data dan tersedianya izin
dari pihak yang berwenang.
5. Spesifik mengenai bidang tertentu (jelas ruang lingkup pembahasannya).

2.1.4 Perumusan Masalah Penelitian


Setelah masalah diketahui, selanjutnya dibuat suatu rumusan masalah.
Rumusan masalah dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan
pembatasan masalah (Suryabrata, 2000). Lebih lanjut Notohadiprawiro (2006)
menjelaskan bahwa, merumuskan masalah berarti mendeskripsikan dengan jelas
masalah yang dihadapi atau proses penyederhanaan masalah yang kompleks,
menjadi masalah yang dapat diteliti atau dapat juga diartikan sebagai merumuskan
7
kaitan-kaitan antara kesenjangan pengetahuan ilmiah atau teknologi yang akan
diteliti dengan kesenjangan pengetahuan ilmiah yang lebih luas. Rumusan masalah
penelitian biasanya terdiri atas beberapa kalimat pertanyaan yang dibuat secara jelas
dan tegas yang dapat mengarahkan solusi atau alternatif solusinya.
Perumusan persolan adalah sangat penting dan justru merupakan syarat untuk
bisa memakai prosedur ilmiah, sebab akan memudahkan di dalam pengarahan
pengumpulan data dalam rangka untuk memperoleh relevan data. Merumuskan
persolan berarti merinci lebih lanjut persoalan yang masih umum sifatnya, kalau
perlu mempersempit persolan agar menjadi lebih professional serta membuat daftar
soal-sola yang akan diselidiki (list of problem) dengan demikian memudahkan
untuk pembuatan data yang diperlukan yang berhubungan dengan persoalan-
persolan tersbut (list of relevant data). Hal ini memudahkan pembuatan
questionnaire (Subiyanto, 1999).
Tujuan dilakukannya perumusan masalah adalah Pada dasarnya merumuskan
persolan bertujuan untuk memperjelas ruang lingkup penelitian, serta agar peneliti
maupun pengguna hasil penelitian mempunyai persepsi yang sama dengan
penelitian yang dihasilkan.
Berdasarkan Indriantoro dan Supomo (1999), di dalam rangka perumusan
persoalan penelitian perlu diperhatikan beberapa syarat yang sangat berguna untk
mendalami persoalan yang sedang dalam penyelidikan sehingga dapat dirumuskan
dengan mudah.
Syarat-syarat tersebut yang perlu diperhatikan ialah sebgai berikut:
1. Mendapat informasi dari tangan pertama (first hand information)
Maksudnya ialah agar memperoleh ide-ide baru atau memperjelas persoalan
yang sedang dihadapi dengan menanyakan langsung kepada orang yang
berkepentingan atau yang paling mengetetahui masalahnya. Misalnya persolan
perdangangan ditanyakan kepada pejabat dari Departemen Perdagangan,
persoalan pertanian kepada pejabat Departemen Pertanian persoalan perikanan
kepada pejabat Departemen Perikanan dan lain sebagainya.
2. Mempelajari semua informasi yang mungkin ada dengan membaca literatur-
literatur (by reading)

8
Mempelajari literatur serta pengalaman-pengalaman orang lain sebetulnya sudah
berarti mempelajari subjek penelitian itu sendiri. Literatur-literatur yang
digunakan dapat berupa buku-buku, majalah, jurnal, atau bentuk publikasi-
publikasi lainnnya. Dengan bantuan informasi yang diperoleh melalui literatur-
literatur atau pengalaman-pengalaman orang lain ditambah dengan ketajaman
daya fikir sendiri, orang yang melakukan penelitian (researcher) mencoba untuk
menganalisis hubungan factor-faktor (relationship among the factors) dan
kekuatan-kukuatan (forces) di dalam persolan berdasarkan logika, konsep-
konsep serta hokum-hukum ilmu pengethuan yang telah dipelajarinya. Di dalam
usaha mengenal literatur, pedoman-pedoman yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Pelajari hasil-hasil yang telah dikemukakan orang lain dalam bidang yang
bersangkuatan atau dalam bidang yang hampir bersamaan
b. Pelajari metode-metode penelitian yang telah dipergunakan
c. Kumpulkan data dari sumber-sumber yang telah ada
d. Pelajari analisis—analisis yang telah dibuat
3. Masalah harus dirumuskan dengan jelas, singkat dan padat serta tidak
menimbulkan penafsiran yang berbeda.
4. Hendaknya dilakukan pembatasan masalah yang bertujuan agar penelitian dapat
mengarah ke inti masalah yang sesungguhnya maka diperlukan pembatasan
penelitian sehingga penelitian yang dihasilkan menjadi lebih fokus dan tajam.
5. Rumusan masalah hendaknya dapat mengungkapkan hubungan antara dua
variabel atau lebih.
6. Rumusan masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat Tanya.
7. Memberi petunjuk dimungkinkannya pengumpulan data dan adanya metode
Pemecahannya.

9
2.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan Indriantoro dan Supomo (1999), menetapkan tujuan meliputi
beberapa hal sebagai berikut:
1. Pengenalan/identifikasi masalah
2. Jangkauan proyek penelitian
3. Sifat dan landasan yang mendasari
4. Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan penelitian harus selalu konsisten dengan rumusan masalah.
Berapa banyak masalah dirumuskan, sebanyak itu pula tujuan yang akan dicapai.
Untuk itu, perlu ditetapkan suatu tujuan penelitian berdasarkan persoalan yang
dipilih. Tujuan yang jelas memberikan landasan untuk perancangan proyek
penilitian, untuk pemilihan metode yang paling tepat dan untuk pengolahan proyek
setelah dimulai serta memberikan bentuk dan makna bagi laporan akhir.
Menurut Sugiono (1999) Tujuan penelitian hendakanya harus dirumuskan
secara spesifik dan jelas yaitu mengenai kejadian apa, dimana, bilamana terjadinya
dan bagaiamana. Kaburnya tujuan penelitian akan berakibat kaburnya hasil
penelitian yang akan diperoleh. Dengan menentukan tujuan penelitian secara
singkat dan jelas, researcher dapat menyaring data apa saja yang benar-benar
diperlukan artinya yang relevan terhadap persoalan, sehingga dengan demikian akan
mempermudah pembuatan daftar pertanyaan (questionnaire) yang akan
dipergunakan untuk memperoleh data tersebut.
Berdasarkan Suryabrata (2000), menurut tujuannya maka penelitian
dikategorikan menjadi 4 yaitu:
1. Untuk memperoleh familiaritas (familiarity) dari suatu fenomena atau mencari
hubungan-hubungan baru (new relationship), agar bisa merumuskan persoalan
penelitian lebih tepat lagi dan dapat pula untuk menentukan hipoteis. Dalam hal
ini persoalan riset terlalu luas dan sifat exploratif (mencari/menyelidiki) dalam
upaya menemukan pengetahuan baru.
2. Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang sesuatu dengan jelas.
Menguraikan karakerustik atau sifat-sifat dari suatu keadaan. Untuk menentukan
frekuensi terjadiya suatu peristiwa (event) tertentu. Biasanya disertai atau tidak
disertai dengan hipotesis-hipotesis. Descriptive studies bertujuan untuk

10
menguraikan tentang suatu keadaan pada waktu tertentu dalam upaya
pengembangan pengetahuan.
3. Experimental studies bertujuan untuk menguji hipotesis-hipotesis. Tentang
adanya hubungan antara variable-variabel dalam upaya untuk mengetahui sebab
akibat. Penelitian ini berupa percobaan-percobaan dalam upaya untuk menguji
kebenaran suatu pengetahuan.
4. Forecast study (studi peramalan) untuk mendapatakan data peramen sebagai
dasar perencanaan. Tujuan Penelitian ini bersifat prediktif.

11
BAB 3. KESIMPULAN

Berdasarkan literatur-literatur yang ada mengenai identifikasi perumusan


masalah dan tujuan penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh dari bahasan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam proses identifikasi perumusan
masalah ialah:
a. Memilih/menetapkan masalah sebagai landasan/pangkal penelitian
berdasarkan syarat-syarat tertentu yang diperoleh dari berbagai sumber
permasalahan yang terkait.
b. Merumuskan masalah yang berarti proses penyederhanaan masalah yang
kompleks, menjadi masalah yang dapat diteliti menggambarkan suatu
pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang
akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
2. Tujuan penelitian harus selalu konsisten dengan rumusan masalah. Berapa
banyak masalah dirumuskan, sebanyak itu pula tujuan yang akan dicapai. Untuk
itu, perlu ditetapkan suatu tujuan penelitian berdasarkan persoalan yang dipilih,
baik penelitian yang bertujuan mencari familiaritas/ hubungan baru (Familiarity/
New Relationship), Descriptive Studies, Experimental Studies, dan atau Forecast
Studies.

12
DAFTAR PUSTAKA

Indriantoro, N dan B. Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi


dan Bisnis. Yogyakarta: BPFE.

Notohadiprawiro, T. 2006. Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah. Yogyakarta:


Universitas Gajah Mada.

Purwanto, E. 2008. Metode Penelitian Remaja. http://metodekir.blogspot.com [20


Desember 2009].

Subiyanto. 1999. Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN.

Sugiono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, I. 2000. Langkah-Langkah Penelitian. http://ibnurusdi.wordpress.com


[20 Desember 2009].

13

Anda mungkin juga menyukai