METODOLOGI PENELITIAN
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Khafid Syaifurrahman
M. Fuadul Maulawi
M. Khiyarul Mannan
M. Rofi’i
Masyhuri Abdul Aziz
TAHUN 2020
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Memilih masalah penelitian adalah langkah awal dari suatu
kegiatan penelitian. Bagi orang yang belum berpengalaman meneliti, menentukan
atau memilih masalah bukanlah pekerjaan yang mudah, bahkan boleh dikatakan
sulit. Seorang peneliti harus menemukan masalah dan memformulasikannya
sehingga menjadi layak untuk diteliti. Tentunya, seseorang yang berkecimpung
dalam dunia pendidikan akan terdorong untuk melakukan penelitian jika ia
menemukan masalah. Bagaimanakah ia menemukan masalah dan memilih
masalah? Pertanyaan yang tampaknya sepele ini ternyata tidak selalu mudah
dijawab.
Masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena menjumpai hal- hal
yang aneh atau didorong oleh keinginan meningkatkan hasil kerja apa saja.
Masalah juga dapat diperoleh dengan membaca buku. Dapat juga masalah
“diberi” orang lain. Akan tetapi yang paling baik apabila datang dari dirinya
sendiri karena didorong oleh kebutuhan memperoleh jawaban. Dengan demikian,
maka penelitian akan berjalan sebaik-baiknya karena peneliti menghayati dan
mendalami masalahnya.
Di bidang pendidikan, masalah selalu ada dan tak terhitung jumlahnya.
Meskipun demikian, sering kali dialami kesulitan untuk menemukan masalah
yang hendak diteliti. Mengapa demikian? Apakah kita tidak memahami apa yang
dimaksud dengan masalah? Dalam arti luas, masalah sebenarnya adalah semua
bentuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Walaupun masalah
merupakan titik awal melakukan penelitian, tidak semua masalah dapat dijadikan
objek untuk diteliti dan hal ini dapat diketahui dari karakteristik masalah itu
sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan mengenai pemilihan masalah
sangat perlu untuk dipahami lebih dalam, sehingga dalam makalah ini dibahas
mengenai pemilihan masalah.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan adalah sebagai
berikut:
1. Pengertian Masalah
2. Cara Mencari Masalah Penelitian Yang Benar
3. Memilih Masalah Penelitian.
4. Jenis-Jenis Masalah Penelitian
5. Cara Merumuskan Masalah Penelitian Yang Benar
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Masalah
2. Mengetahui Cara Mencari Masalah Penelitian Yang Benar
3. Mengetahui Memilih Masalah Penelitian.
4. Mengetahui Jenis-Jenis Masalah Penelitian
5. Mengetahui Cara Merumuskan Masalah Penelitian Yang Benar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah.
Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada
seorangpun yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya ringan
ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau
persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan
kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik.
Berikut merupakan pengertian masalah menurut beberapa ahli dan kamus
Bahasa Indonesia:
1. Munurut kamus BBI, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
2. Menurut Sugiyono1 masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek,
antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.
3. Menurut James Stoner, Masalah suatu situasi menghambat organisasi untuk
mencapai satu atau lebih tujuan.
4. Menurut Prajudi Atmosudirjo, Masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari
apa yang diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga
merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah sesuatu hal atau
kejadian yang dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan beberapa
hal dalam menentukan suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh
jawaban yang diinginkan.
B. Mencari Masalah Penelitian yang benar.
Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan, seringkali membuat
seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang paling layak diantara
beberapa masalah tersebut. Hal yang penting dijadikan pegangan dalam memilih
masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan dan penentuan terakhir adalah
1 Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D).Bandung: IKAPI.
3
terletak pada peneliti itu sendiri. Sebelum memilih masalah, terlebih dahulu
peneliti harus menentukan topik penelitian.
Untuk menentukan topik penelitian Narbuko dan Achmadi (2002)
menyampaikan bahwa sebelum menentukan topik penelitian, seorang peneliti
harus terlebih dahulu menanyakan pada diri sendiri tentang beberapa pertanyaan
berikut:
“Apakah topik tersebut dapat dijangkaunya/ dikuasainya (manageble topic)?”
“Apakah bahan-bahan/ data-data tersedia dengan cukup (obtainable data)?”
“Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?” “Apakah
topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)?”
Setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah
penelitian yang sesuai dengan topik tersebut. Pertimbangan dalam memilih
masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak dan relevan untuk diteliti
diungkapkan oleh Notoatmodjo 2 (2002), meliputi:
1. Masalah masih baru.
“Baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut belum pernah diungkap
atau diteliti oleh orang lain dan topik masih hangat di masyarakat, sehingga
agar tidak sia-sia usaha yang dilakukan, sebelum menentukan masalah,
peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal penelitian maupun media
elektronik tentang penelitian terkini.
2. Aktual.
Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi di
masyarakat. Sebagai contoh, ketika seorang dosen keperawatan akan meneliti
tentang masalah gangguan konsep diri pada pasien yang telah mengalami
hemodialise berulang, maka sebelumnya peneliti tersebut harus melakukan
survey dan memang menemukan masalah tersebut, meskipun tidak pada
semua pasien.
3. Praktis.
Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, artinya
hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu
10
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Dalam jenis ini tidak diketahui mana varibel bebas dan mana variabel
terikat.
Contoh dalam rumusan masalah:
a. Adakah hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa
SMU?
b. Adakah hubungan antara kepandaian dengan kekayaan?
E. Cara Merumuskan Masalah Penelitian yang Benar.
Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua
masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi
jika ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada, antara
apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan. Salah
satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan
proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan
pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.
1. Kriteria Masalah Penelitian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian.
a. Memiliki nilai penelitian
Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif.
b. Memiliki fisibilitas
Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab.
2. Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:
a. Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut.
b. Batas-batas masalah yang jelas.
c. Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya.
d. Adanya biaya yang diperlukan.
e. Tidak bertentangan dengan hukum.
f. Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah
disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti.
3. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik
Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:
a. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti
11
masalah tersebut.
b. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap
masyarakat.
c. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
d. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
e. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
f. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat,
ideologi, dan kepercayaan agama.
4. Sumber Masalah Penelitian
Sumber masalah penelitian, antara lain:
a. Buku bacaan atau laporan hasil penelitian.
b. Pengamatan sepintas.
c. Pernyataan pemegang otoritas.
d. Perasaan intuisi.
e. Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.
Berdasarkan topik atau masalah penelitian yang telah ditemukan maka dapat
dilakukan tahapan-tahapan penelitian berikutnya. Studi Pendahuluan dan
Merumuskan Masalah.
1. Studi Pendahuluan.
Setelah calon peneliti memilih dan menemukan masalah, langkah
selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk
mendalami permasalahan sehingga calon peneliti benar-benar dapat
mempersiapkan perencanaan selanjutnya. Studi pendahuluan ini mempunyai
tujuan sebagai berikut:
a. Agar peneliti tidak mengulang hasil penelitian orang lain.
b. Mengetahui dengan pasti apa yang diteliti.
c. Mengetahui di mana atau kepada siapa data atau informasi dapat diperoleh.
d. Memahami bagaimana teknik atau cara memperoleh data atau informasinya.
e. Dapat menentukan metode yang tepat untuk menganalisis data atau
informasi tersebut.
f. Memahami bagaimana harus mengambil kesimpulan dan cara
memanfaatkan hasilnya.
12
2. Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Studi kepustakaan, yaitu membaca artikel, paper, buku-buku teori yang
terkait, hasil penelitian sebelumnya, dan sebagainya.
b. Bertanya, berkonsultasi dengan seseorang yang dianggap ahli atau
narasumber.
c. Kunjungan ke lokasi atau ke daerah di mana masalah penelitian itu
bersumber.
3. Bentuk-bentuk rumusan masalah.
a. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik
hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi
dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada
sampel yang lain dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang
lain.
b. Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih
sampel yang berbeda.
c. Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat
tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan
interaktif.
4. Merumuskan Masalah.
Setelah pengidentifikasian, pemilihan masalah, dan melakukan studi
pendahuluan serta sudah yakin terhadap masalah yang dipilih, kemudian
dilakukan perumusan masalah penelitian. Hasil perumusan masalah itu dapat
dijadikan topik atau judul penelitian. Perumusan masalah penelitian harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Rumusan masalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat
interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun
pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang
menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan
manusia.
13
b. Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.
c. Rumusan masalah penelitian bermanfaat atau berhubungan dengan upaya
pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara
jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti,
baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-
teori yang sudah ada.
d. Perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam
konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya
menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan
secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
e. Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung
pemecahan masalah penelitian.
f. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan
sementara (hipotesis).
g. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
5. Cara untuk memformulasikan masalah.
a. Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah
pada penelitian eksperimental.
b. Dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh
ahli-ahli sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya
juga menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada,
sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa
dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak
berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat
menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori.
6. Fungsi Perumusan Masalah Penelitian.
Fungsi perumusan masalah, antara lain:
a. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau
dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu
menjadi ada dan dapat dilakukan.
b. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian.
Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat
14
berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
c. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus
dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan
harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu
dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui
perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang
bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan
bagi kegiatan penelitiannya.
d. Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti
menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan
menjadi populasi dan sampel penelitian.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang dijadikan sebuah
penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu
masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan.
2. Cara Mencari masalah penelitian yang benar yang diungkapkan oleh
Notoatmodjo (2002), meliputi:
a. Masalah masih baru.
a. Aktual.
b. Praktis.
c. Memadai.
d. Sesuai dengan kemampuan peneliti.
e. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.
f. Ada yang mendukung
3. Memilih Masalah Penelitian.
Untuk memilih/menemukan suatu masalah yang spesifik dalam penelitian
menurut Borg (1983: 75-82).yang harus dilakukan yaitu:
16
lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap
untuk diteliti.
a. Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut.
2) Batas-batas masalah yang jelas.
3) Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya.
4) Adanya biaya yang diperlukan.
5) Tidak bertentangan dengan hukum.
6) Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah
disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti.
b. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik.
1) Bersifat orisinil.Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan
dan terhadap masyarakat.
2) Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
3) Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah
tersebut.
4) Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
5) Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat
istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
c. Bentuk-bentuk rumusan masalah.
1) Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri
baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri
2) Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau
lebih sampel yang berbeda.
3) Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian
yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau
lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris,
hubungan kausal, dan interaktif.
17
DAFTAR PUSTAKA
18