Anda di halaman 1dari 20

MENEMUKAN DAN MEMILIH MASALAH PENELITIAN

Makalah Ini Dibuat Untuk Mememnuhi Tugas Mata Kuliah

METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Pengampu:

MUHAMAD ROKIM, M.Pd.

Disusun Oleh:

Khafid Syaifurrahman
M. Fuadul Maulawi
M. Khiyarul Mannan
M. Rofi’i
Masyhuri Abdul Aziz

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

HIDAYATUT THULLAB KEDIRI

TAHUN 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii


BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Pengertian Masalah. .................................................................................. 3
B. Mencari Masalah Penelitian yang benar..................................................... 3
C. Memilih Masalah Penelitian ...................................................................... 6
D. Jenis-Jenis Masalah Penelitian. .................................................................. 9
E. Cara Merumuskan Masalah Penelitian yang Benar. ................................. 11
BAB III.............................................................................................................. 16
PENUTUP ......................................................................................................... 16
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Memilih masalah penelitian adalah langkah awal dari suatu
kegiatan penelitian. Bagi orang yang belum berpengalaman meneliti, menentukan
atau memilih masalah bukanlah pekerjaan yang mudah, bahkan boleh dikatakan
sulit. Seorang peneliti harus menemukan masalah dan memformulasikannya
sehingga menjadi layak untuk diteliti. Tentunya, seseorang yang berkecimpung
dalam dunia pendidikan akan terdorong untuk melakukan penelitian jika ia
menemukan masalah. Bagaimanakah ia menemukan masalah dan memilih
masalah? Pertanyaan yang tampaknya sepele ini ternyata tidak selalu mudah
dijawab.
Masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena menjumpai hal- hal
yang aneh atau didorong oleh keinginan meningkatkan hasil kerja apa saja.
Masalah juga dapat diperoleh dengan membaca buku. Dapat juga masalah
“diberi” orang lain. Akan tetapi yang paling baik apabila datang dari dirinya
sendiri karena didorong oleh kebutuhan memperoleh jawaban. Dengan demikian,
maka penelitian akan berjalan sebaik-baiknya karena peneliti menghayati dan
mendalami masalahnya.
Di bidang pendidikan, masalah selalu ada dan tak terhitung jumlahnya.
Meskipun demikian, sering kali dialami kesulitan untuk menemukan masalah
yang hendak diteliti. Mengapa demikian? Apakah kita tidak memahami apa yang
dimaksud dengan masalah? Dalam arti luas, masalah sebenarnya adalah semua
bentuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Walaupun masalah
merupakan titik awal melakukan penelitian, tidak semua masalah dapat dijadikan
objek untuk diteliti dan hal ini dapat diketahui dari karakteristik masalah itu
sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan mengenai pemilihan masalah
sangat perlu untuk dipahami lebih dalam, sehingga dalam makalah ini dibahas
mengenai pemilihan masalah.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan adalah sebagai
berikut:
1. Pengertian Masalah
2. Cara Mencari Masalah Penelitian Yang Benar
3. Memilih Masalah Penelitian.
4. Jenis-Jenis Masalah Penelitian
5. Cara Merumuskan Masalah Penelitian Yang Benar
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Masalah
2. Mengetahui Cara Mencari Masalah Penelitian Yang Benar
3. Mengetahui Memilih Masalah Penelitian.
4. Mengetahui Jenis-Jenis Masalah Penelitian
5. Mengetahui Cara Merumuskan Masalah Penelitian Yang Benar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah.
Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada
seorangpun yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya ringan
ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau
persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan
kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik.
Berikut merupakan pengertian masalah menurut beberapa ahli dan kamus
Bahasa Indonesia:
1. Munurut kamus BBI, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
2. Menurut Sugiyono1 masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek,
antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.
3. Menurut James Stoner, Masalah suatu situasi menghambat organisasi untuk
mencapai satu atau lebih tujuan.
4. Menurut Prajudi Atmosudirjo, Masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari
apa yang diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga
merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah sesuatu hal atau
kejadian yang dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan beberapa
hal dalam menentukan suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh
jawaban yang diinginkan.
B. Mencari Masalah Penelitian yang benar.
Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan, seringkali membuat
seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang paling layak diantara
beberapa masalah tersebut. Hal yang penting dijadikan pegangan dalam memilih
masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan dan penentuan terakhir adalah

1 Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D).Bandung: IKAPI.
3
terletak pada peneliti itu sendiri. Sebelum memilih masalah, terlebih dahulu
peneliti harus menentukan topik penelitian.
Untuk menentukan topik penelitian Narbuko dan Achmadi (2002)
menyampaikan bahwa sebelum menentukan topik penelitian, seorang peneliti
harus terlebih dahulu menanyakan pada diri sendiri tentang beberapa pertanyaan
berikut:
“Apakah topik tersebut dapat dijangkaunya/ dikuasainya (manageble topic)?”
“Apakah bahan-bahan/ data-data tersedia dengan cukup (obtainable data)?”
“Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?” “Apakah
topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)?”
Setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah
penelitian yang sesuai dengan topik tersebut. Pertimbangan dalam memilih
masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak dan relevan untuk diteliti
diungkapkan oleh Notoatmodjo 2 (2002), meliputi:
1. Masalah masih baru.
“Baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut belum pernah diungkap
atau diteliti oleh orang lain dan topik masih hangat di masyarakat, sehingga
agar tidak sia-sia usaha yang dilakukan, sebelum menentukan masalah,
peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal penelitian maupun media
elektronik tentang penelitian terkini.
2. Aktual.
Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi di
masyarakat. Sebagai contoh, ketika seorang dosen keperawatan akan meneliti
tentang masalah gangguan konsep diri pada pasien yang telah mengalami
hemodialise berulang, maka sebelumnya peneliti tersebut harus melakukan
survey dan memang menemukan masalah tersebut, meskipun tidak pada
semua pasien.
3. Praktis.
Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, artinya
hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu

2 Addriadi, Irfan. 2013. “Cara Memformulasikan


4 masalah penelitian”
pemborosan atau penghamburan sumber daya tanpa manfaat praktis yang
bermakna.
4. Memadai.
Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas,
tetapi juga tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan memberikan
hasil yang kurang jelas dan menghamburkan sumber daya, sebaliknya
masalah penelitian yang terlalu sempit akan memberikan hasil yang kurang
berbobot.
5. Sesuai dengan kemampuan peneliti.
Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai
kemampuan penelitian dan kemampuan di bidang yang akan diteliti, jika
tidak, hasil penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan dari segi
ilmiah (akademis) maupun praktis.
6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.
Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah,
undang- undang ataupun adat istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena akan
banyak menemukan hambatan dalam pelaksanaan penelitiannya nanti.
7. Ada yang mendukung.
Setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga sejak awal sudah
dipertimbangkan darimana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak jarang
masalah-masalah penelitian yang menarik akan mendapatkan sponsor dari
instansi-instansi pendukung, baik pemerintah maupun swasta. Berdasarkan
beberapa pertimbangan tersebut, sebelum melakukan pemilihan masalah
penelitian, maka peneliti harus menjawab beberapa pertanyaan berikut agar
masalah yang diteliti layak dan relevan (Notoatmodjo, 2002):
a. Apakah masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang sedang hangat
di dalam masyarakat saat ini?
b. Apakah masalah tersebut benar-benar aada di dalam masyarakat?
c. Sejauh mana masalah tersebut dirasakan? Apakah penduduk atau
masyarakat merasakan masalah tersebut?
d. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kelompom tertentu, misalnya ibu
hamil, bayi, atau anak balita?
5
e. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan masalah sosial, kesehatan
atau ekonomi yang luas?
f. Apakah masalah tersebut berhubungan dengaan kativitas program yang
sedang berjalan?
g. Siapa lagi yang tertarik atau terlibat dalam masalah tersebut?
Dengan beberapa pertimbangan dan pertanyaan tersebut, diharapkan akan
dapat dirumuskan masalah penelitian yang layak dan relevan, sehingga masalah
penelitian memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun aplikatif.
C. Memilih Masalah Penelitian.
Masalah penelitian yang biasa dilakukan untuk thesis ataupun desertasi pada
umumnya memusat pada peristiwa di bidang pendidikan yang diharapakan untuk
menguraikan, menjelaskan, dan mengembangkan suatu solusi. Dalam
menentukan suatu masalah penelitian memerlukan suatu pengertian yang
mendalam dan imajinasi (Borg, 1983:72).
Pemilihan masalah penelitian yang tepat adalah masalah bagaimana
menanyakan pertanyaan yang baik yaitu pertanyaan yang sesuai dan penting
dalam konteks pendidikan. Meskipun tidak ada seperangkat standar prosedur
untuk memilih masalah penelitian, pertimbangan faktor-faktor khusus perlu
diperhatikan. Masalah penelitian harus menarik baik dari segi peneliti maupun
komunitas pendidikan.(Wiersma.1986:29)
Seluruh proses pencarian masalah penelitian adalah suatu langkah yang
penting untuk menjadi seorang yang profesional, sehingga hasil yang ia capai
dalam penelitian tersebut dapat mendukung profesinya berupa pengalaman yang
berharga, memperoleh informasi dan pengetahuan (Borg,1983: 72-73).
Untuk memilih/menemukan suatu masalah yang spesifik dalam penelitian
menurut Borg3.yang harus dilakukan yaitu:
1. Mengidentifikasi lingkup masalah.
Langkah yang dapat ditempuh adalah menuliskan sebanyak mungkin
tipe-tipe kajian yang akan dilakukan dan aspek-aspek khusus yang paling

3 Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


6
menarik setelah area minat profesional telah teridentifikasi, carilah masalah-
masalah yang lebih khusus dalam area ini yang dapat membentuk dasar-dasar
untuk tesis.
2. Bekerja pada suatu team proyek penelitian.
Kerja pada kelompok biasanya berkenaan dengan studi yang lebih besar
dan canggih dibanding bila dilakukan perorangan oleh karenanya keterlibatan
kerja ini memberikan banyak hal tentang prosedur. Keuntungan lain adalah
kesempatan belajar akan kerja team penelitian akan bermanfaat dimasa yang
akan datang. Juga banyak hal yang dapat dipelajari dari anggota tim lain.
Walau mempunyai keuntungan, kerja proyek kelompok juga mempunyai
kekurangan, barangkali yang paling terlihat adalah hilangnya kesempatan
untuk menemukan dan mengembangkan masalahnya sendiri.
3. Membaca literatur-literatur.
Membaca dalam artian membaca yang terprogram dan sistimatis. Carlah
referensi- referensi terbaru yang sesuai dengan studi kemudian seleksi 2 atau
lebih buku referensi dan buatlah review bab-bab yang bersangkutan. Kegiatan
membaca ini akan membantu mempersempit perhatian pada satu atau lebih
sub topik yang khusus.
4. Meneliti teori-teori yang sudah ada.
Secara sederhana teori adalah penjelasan peristiwa fisik maupun perilaku.
Teori terdiri dari generalisasi (dalam ilmu-ilmu fisik disebut hukum) dan
konstruk. Generalisasi adalah pernyataan hubungan antara 2 atau lebih
peristiwa; generalisasi dapat digunakan untuk memprediksi peristiwa.
Misalnya, pernyataan bahwasanya tutor individu mengakibatkan prestasi
sekolah meningkat adalah generalisasi. Bila generalisasi dianggap benar,
maka kita dapat memprediksi bahwasanya seorang murid yang bila diberikan
tutorial akan menunjukkan peningkatan dalam prestasi. Konstruk adalah
sejenis konsep yang digunakan dalam penelitian ilmiah untuk
menggambarkan peristiwa-peristiwa yang memberikan elemen-elemen
serupa. Contoh konstruk adalah motivasi, prestasi, kemampuan belajar,
intelegensi dan nilai. Konstruk biasanya didefinisikan dalam istilah yang
operasional yang membutuhkan pengukuran. Misalnya inteligensi
7
didefinisikan dalam istilah skor yang berasal dari hasil test intelegensi.
Pengukuran operasional konstruk biasanya disebut variabel karena tingkat
konstruk yang ditunjukkan subyek yang berbeda bervariasi. Penelitian teoritis
biasanya terdiri atas pengetahuan hipotesis (spekulasi tentang hubungan 2
variabel atau lebih).
Ada beberapa keuntungan melakukan penelitian teoritis dalam
pendidikan. Pertama, teori cenderung memfokuskan arah penelitian. Kedua
teori dapat memberikan dasar rasional yang digunakan untuk menjelaskan
atau menginterprestasi hasil-hasil penelitian. Keuntungan yang lain adalah
studi semacam ini dapat membantu perkembangan suatu teori dan teori yang
baik akan memungkinkan peneliti melakukan prediksi situasi dalam rentang
yang luas.
5. Melakukan replikasi penelitian.
Replikasi penelitian ini digunakan untuk:
a. Mengecek penemuan-penemuan studi yang sangat penting. Replikasi
semacam ini penting dalam membantu menguatkan atau menggugurkan
validitas bukti baru.
b. Untuk mengecek validitas penemuan-penemuan penelitian pada populasi
yang berbeda. Tanpa replikasi kita tidak mampu untuk menentukan tingkat
aplikasi penemuan-penemuan pada pupulasi lain.
c. Untuk mengecek kecenderungan atau pembahasan dari waktu ke waktu.
d. Untuk mengecek penemuan-penemuan penting dengan menggunakan
metodologi yang berbeda.
Menurut Nasution (1996:16) Masalah dapat dipilih berdasarkan
pertimbangan pribadi dan praktis, misalnya:
1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa
ingin tahu pada peneliti?
2. Apakah masalah itu sesuai dengan jurusan, kemampuan dan latar belakang
pendidikannya?
3. Apakah masalah memerlukan alat-alat khusus dan kondisi kerja yang dapat
dipenuhi oleh calon peneliti?
4. Apakah dengan metode tertentu dapat dikumpulkan data yang diperlukan?
8
5. Apakah calon peneliti dapat menaggung segala pembiayaannya?
6. Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang tersedia?
Kriteria lain yang bersifat ilmiah yang perlu diperhatikan, agar masalah
penelitian itu memberikan sumbangan kepada perkembangan pengetahuan
antara lain:
1. Masalah hendaknya bertalian dengan konsep-konsep yang pokok atau
hubungan antara konsep-konsep yang pokok.
2. Masalah itu hendaknya mengembangkan atau memperluas cara mentes
suatu teori.
3. Masalah itu memberi sumbangan kepada pengembangan metodologi
penelitian dengan menemukan alat, teknik, atau metode baru.
4. Masalah itu hendaknya memanfaatkan konsep-konsep, teori, atau data dan
teknik dari disiplin-disiplin yang bertalian.
5. Masalah itu hendaknya dituangkan dalam desain yang cermat dengan
uraian yang teliti mengenai variabel-variabelnya serta menggunakan
metode-metode yang paling sesuai. (Nasution,1996:16)
D. Jenis-Jenis Masalah Penelitian 4.
1. Berdasarkan tingkat eksplanasinya.
Masalah penelitian bisa diklasifikasikan ke dalam tiga jenis bentuk
masalah penelitian yaitu deskriptif, komparasi, dan asosiasi.
a. Permasalahan Deskriptif.
Permasalahn deskrptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan
dengan variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan dan
menghubungkan antar variabel.
Contoh dalam bentuk rumusan masalah penelitian:
1. Bagaimana sikap masyarakat Kecamatan Rancakalong Kabupaten
Sumedang terhadap KB Mandiri?
2. Bagaimanakah tingkat pemahaman unsur-unsur intrinsik puisi siswa
kelas VII SMP 2 Tulakan Tahun pelajaran 2012-2013?

4 Mulyanto, Agus. 2009. “Jenis-jenis masalah penelitian” (http://mulyanto.blogdetik.com)


9
b. Permasalahan Komparatif.
Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang
bersifat membandingkan keberadaan suatu variabel pada dua sampel
atau lebih. Contoh dalam bentuk rumusan masalah penelitian:
1. Adakah perbedaan kemampuan berpidato antara siswa yang bersasal
dari SLTP negeri dengan siswa yang berasal dari SLTP swasta?
2. Adakah kesamaan pola pengembangan karangan berita pada majalah
dengan berita pada surat kabar?
3. Mana yang lebih tinggi prestasi siswa anak guru dengan anak
wiraswata?
c. Permasalahan Asosiatif
Permasalahan ini menghubungkan dua variabel atau lebih baik berupa
hubungan simetris, kausal, maupun interaktif.
1. Hubungan simetris/korelasi sejajar.
Hubungan simetris atau korelasi sejajar adalah suatu hubungan antara
dua variabel yang kedudukannya sejajar, tidak ada hubungan kausal.
Contoh dalam bentuk rumusan masalah:
a. Adakah hubungan antara kemampuan dibidang matematik dengan
kemampuan dibidang bahasa?
b. Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat
manisnya buah ?
2. Hubungan kausal.
Hubungan kausal adalah hubungan yang menunjukkan sebab akibat.
Dengan demikian ada variabel independen (bebas) dan variabel
dependen (terikat).
Contoh dalam rumusan masalah:
a. Adakah pengaruh banyaknya pujian terhadap semangat belajar siswa?
b. Seberapa besar pengaruh pengetahuan jenis karangan terhadap kemampuan
mengarang?
3. Hubungan interaktif

10
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Dalam jenis ini tidak diketahui mana varibel bebas dan mana variabel
terikat.
Contoh dalam rumusan masalah:
a. Adakah hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa
SMU?
b. Adakah hubungan antara kepandaian dengan kekayaan?
E. Cara Merumuskan Masalah Penelitian yang Benar.
Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua
masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi
jika ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada, antara
apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan. Salah
satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan
proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan
pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.
1. Kriteria Masalah Penelitian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian.
a. Memiliki nilai penelitian
Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif.
b. Memiliki fisibilitas
Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab.
2. Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:
a. Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut.
b. Batas-batas masalah yang jelas.
c. Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya.
d. Adanya biaya yang diperlukan.
e. Tidak bertentangan dengan hukum.
f. Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah
disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti.
3. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik
Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:
a. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti
11
masalah tersebut.
b. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap
masyarakat.
c. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
d. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
e. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
f. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat,
ideologi, dan kepercayaan agama.
4. Sumber Masalah Penelitian
Sumber masalah penelitian, antara lain:
a. Buku bacaan atau laporan hasil penelitian.
b. Pengamatan sepintas.
c. Pernyataan pemegang otoritas.
d. Perasaan intuisi.
e. Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.
Berdasarkan topik atau masalah penelitian yang telah ditemukan maka dapat
dilakukan tahapan-tahapan penelitian berikutnya. Studi Pendahuluan dan
Merumuskan Masalah.
1. Studi Pendahuluan.
Setelah calon peneliti memilih dan menemukan masalah, langkah
selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk
mendalami permasalahan sehingga calon peneliti benar-benar dapat
mempersiapkan perencanaan selanjutnya. Studi pendahuluan ini mempunyai
tujuan sebagai berikut:
a. Agar peneliti tidak mengulang hasil penelitian orang lain.
b. Mengetahui dengan pasti apa yang diteliti.
c. Mengetahui di mana atau kepada siapa data atau informasi dapat diperoleh.
d. Memahami bagaimana teknik atau cara memperoleh data atau informasinya.
e. Dapat menentukan metode yang tepat untuk menganalisis data atau
informasi tersebut.
f. Memahami bagaimana harus mengambil kesimpulan dan cara
memanfaatkan hasilnya.
12
2. Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Studi kepustakaan, yaitu membaca artikel, paper, buku-buku teori yang
terkait, hasil penelitian sebelumnya, dan sebagainya.
b. Bertanya, berkonsultasi dengan seseorang yang dianggap ahli atau
narasumber.
c. Kunjungan ke lokasi atau ke daerah di mana masalah penelitian itu
bersumber.
3. Bentuk-bentuk rumusan masalah.
a. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik
hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi
dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada
sampel yang lain dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang
lain.
b. Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih
sampel yang berbeda.
c. Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat
tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan
interaktif.
4. Merumuskan Masalah.
Setelah pengidentifikasian, pemilihan masalah, dan melakukan studi
pendahuluan serta sudah yakin terhadap masalah yang dipilih, kemudian
dilakukan perumusan masalah penelitian. Hasil perumusan masalah itu dapat
dijadikan topik atau judul penelitian. Perumusan masalah penelitian harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Rumusan masalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat
interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun
pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang
menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan
manusia.
13
b. Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.
c. Rumusan masalah penelitian bermanfaat atau berhubungan dengan upaya
pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara
jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti,
baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-
teori yang sudah ada.
d. Perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam
konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya
menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan
secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
e. Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung
pemecahan masalah penelitian.
f. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan
sementara (hipotesis).
g. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
5. Cara untuk memformulasikan masalah.
a. Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah
pada penelitian eksperimental.
b. Dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh
ahli-ahli sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya
juga menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada,
sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa
dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak
berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat
menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori.
6. Fungsi Perumusan Masalah Penelitian.
Fungsi perumusan masalah, antara lain:
a. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau
dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu
menjadi ada dan dapat dilakukan.
b. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian.
Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat
14
berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
c. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus
dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan
harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu
dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui
perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang
bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan
bagi kegiatan penelitiannya.
d. Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti
menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan
menjadi populasi dan sampel penelitian.

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang dijadikan sebuah
penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu
masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan.
2. Cara Mencari masalah penelitian yang benar yang diungkapkan oleh
Notoatmodjo (2002), meliputi:
a. Masalah masih baru.
a. Aktual.
b. Praktis.
c. Memadai.
d. Sesuai dengan kemampuan peneliti.
e. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.
f. Ada yang mendukung
3. Memilih Masalah Penelitian.
Untuk memilih/menemukan suatu masalah yang spesifik dalam penelitian
menurut Borg (1983: 75-82).yang harus dilakukan yaitu:

a. Mengidentifikasi lingkup masalah.


b. Bekerja pada suatu team proyek penelitian.
c. Membaca literatur-literatur.
d. Meneliti teori-teori yang sudah ada.
e. Melakukan replikasi penelitian.
4. Jenis-Jenis Masalah Penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya masalah
penelitian bisa diklasifikasikan ke dalam tiga jenis bentuk masalah penelitian
yaitu deskriptif, komparasi, dan asosiasi (Sugiyono, 1994:36-39, Arikunto
(1993: 28-31).
5. Cara Merumuskan Masalah Penelitian yang Benar.
Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan
melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi

16
lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap
untuk diteliti.
a. Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut.
2) Batas-batas masalah yang jelas.
3) Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya.
4) Adanya biaya yang diperlukan.
5) Tidak bertentangan dengan hukum.
6) Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah
disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti.
b. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik.
1) Bersifat orisinil.Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan
dan terhadap masyarakat.
2) Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
3) Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah
tersebut.
4) Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
5) Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat
istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
c. Bentuk-bentuk rumusan masalah.
1) Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri
baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri
2) Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau
lebih sampel yang berbeda.
3) Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian
yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau
lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris,
hubungan kausal, dan interaktif.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R & D). Bandung: IKAPI.

Addriadi, Irfan. 2013. “Cara Memformulasikan masalah penelitian”

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyanto, Agus. 2009. “Jenis-jenis masalah penelitian”

18

Anda mungkin juga menyukai