Anda di halaman 1dari 21

Tugas Kelompok 3

KOMPONEN-KOMPONEN PENELITIAN

(Tugas ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan )

Dosen : Bpk. Median Agus Priyadi, M.Pd

Disusun oleh :

Aditya Fairuz Azizi : 1311060217

Dewi Setiowati : 1311060221

Lidya Utama : 1311060220

Yulia Syafitri : 1311060211

Kelas : Biologi-f

Semester : 5 ( Lima)

PENDIDIKAN BILOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN RADEN INTAN LAMPUNG

2015/2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya, kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik, tepat pada waktunya. Makalah ini disajikan dengan pola dan bahasa
yang sistematis dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh para pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan berperan aktif dalam menyelesaikan tugas makalah ini, yang
berjudul tentang “KOMPONEN-KOMPONEN PENELITIAN” khususnya Bpk
Median selaku dosen pembimbing mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan.
Sehubungan dengan makalah ini, kepada para pembaca kami tak lupa
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, bilamana dalam
makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan demi perbaikan cetak ulang dimasa
datang.
Karena bagaimanapun juga manusia itu tempat kesalahan dan kelalaian
sebagai mana tiada gading yang tak retak, sebelumnya kami ucapkan terima kasih.
Akhirnya kepada Allah kami bertawakal dan berserah diri.

Bandar Lampung, 24 Oktober 2015


Penulis

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. ..i

Kata Pengantar ................................................................................................. .ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... .1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. .1

1.3 Tujuan ............................................................................................... .1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Komponen-Komponen Penelitian .................................................... .2


2.2 Permasalahan..................................................................................... .2

2.3 Teori Ilmiah ....................................................................................... .5

2.4 Variabel Penelitian ............................................................................ .7

2.5 Hipotesis............................................................................................ .9

2.6 Populasi dan Sampel ......................................................................... 11

2.7 Data ................................................................................................... 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Proses penelitian adalah suatu upaya pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan analisa data yang dilakukan secara sistematis, teliti dan mendalam
dalam rangka mendapatkan jalan keluar atau pun jawaban terhadap suatu masalah
yang ditemukan. Cara penyelesaian ataupun jawaban yang diajukan oleh suatu
penelitian adalah atas dasar pengkajian yang seksama terhadap suatu pokok
persoalan yang dihadapi, yakni yang meliputi pekerjaan pengumpulan data,
pengolahan, penyajian dan analisa data dari berbagai permasalahan yang ada
Karena inti pokok dari penelitian adalah mencarikan cara penyelesaian ataupun
jawaban dari berbagai permasalahan yang dihadapi yang sesuai dengan kaidah
ilmu pengetahuan , maka cara merumuskan penyelesaian dan jawaban dalam
penelitian memegang peranan sangat penting.
Proses-proses penelitian dilakukan dengan menyelesaikan tahapan-
tahapan penelitian yang berupa komponen penelitian seperti : rumusan masalah,
hipotesis, variabel, teori ilmiah juga data. Makalah ini dibuat untuk mengetahui
semua hal itu.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa sajakah komponen-komponen dalam penelitian?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen-komponen penelitian.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komponen-Komponen Penelitian


Penelitian dapat dipandang sebagai sistem berpikir dan bertindak yang
diarahkan pada pencapaian tujuan. Sebagai suatu sistem, penelitian memiliki
berbagai komponen yang saling berhubungan sebagai suatu kesatuan. Komponen-
komponen suatu penelitian meliputi permasalahan, teori ilmiah, variabel,
hipotesis, populasi dan sample serta data. Dalam hal ini maka akan dibahas satu
persatu mengenai berbagai macam komponen penelitian serta kaitannya antara
komponen yang satu dengan yang lainnya.

2.2 Permasalahan
Seperti yang telah dikemukakan bahwa pada dasarnya penelitian itu
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang digunakan untuk
memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan harus
selalu berangkat dari masalah. Seperti dinyatakan oleh Emory bahwa “ Baik
penelitian murni atau terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk
penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat
keputusan. Jadi, setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari
masalah. Masalah penelitian merupakan jantung setiap upaya penelitian.
1. Hakikat Permasalahan
Masalah atau problem dapat diartikan sebagai jarak antara apa yang
diharapkan (das Sollen) dengan apa yang terwujud atau tercapai (das Sein).
Masalah menunjukkan adanya ketidak sesuaian antara apa yang diinginkan
dengan apa yang terwujud atau tercapai. 1
2. Sumber masalah
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
terjadi dengan apa yang benar-benar terjadi antara teori dengan praktek, antara
aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stooner (1982)

1
Prof.Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D: IKAPI.hal 32-34.

5
mengemukakan bahwa masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat
penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang
direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan dan kompetensi. Sumber
masalah penelitian menurut Turney dan Noble adalah sebagai berikut :2
a. Pengalaman pribadi.
Pengalaman pribadi dapat berupa pengalaman masa lampau dan
kekinian. Upaya mewujudkan pengalaman pribadi menjadi permasalahan
penelitian dapat dilakukan dengan : mengidentifikasi pengalaman pribadi untuk
fokus penelitian, mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah tersebut,
membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah
tersebut serta merumuskan masalah penelitian.

b. Informasi yang diperoleh secara kebetulan.


Di mana pun, dari mana pun, dan kapan pun calon peneliti berpeluang
memperoleh informasi penting dan menarik untuk dijadikan topik penelitian.
Berdasarkan informasi yang diperoleh secara kebetulan , calon peneliti dapat
merumuskan masalah penelitian dengan latar belakang dan tujuan, serta hasil
akhir yang diharapkan. Untuk mewujudkan informasi tersebut menjadi
permasalahan penelitian, dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :
mengembangkan kepekaan selaku peneliti dalam merespons fenomena yang
relevan, mendefinisikan keterangan yang diperoleh secara spesifik,
mengidentifikasi penyebab munculnya masalah, membuat keputusan pribadi
selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah tersebut serta merumuskan
masalah penelitian.

c. Kerja dan kontrak profesional


Banyak peneliti mengembangkan atau merumuskan pertanyaan
penelitian mereka sebagai bagian aktivitas pekerjaan atau diskusi dengan rekan
sekerja. Pada banyak kasus, diskusi formal dan informal yang dilakukan oleh
peneliti dengan rekan atau kelompok ahli lain sangat membantu upaya penajaman

2
Sudarwan Danim dan Darwis (2003) Metode Penelitian Kebidanan : Prosedur, Kebijakan, dan
Etik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal : 93-97.

6
terhadap masalah, baik teoritis maupun praktis 3. Melalui diskusi akademik,
masalah penelitian dipertajam dan dirumuskan. Untuk tujuan ini peneliti dapat
menempuh langkah-langkah seperti : mendifinisikan masalah bersama rekan
sekerja, mengidentifikasi penyebab munculnya masalah, membuat keputusan
untuk mengadakan penelitian serta merumuskan pertanyaan penelitian.

d. Pengujian dan pengembangan teori


Tujuan penelitian antara lain adalah untuk melahirkan teori-teori baru
dan merevisi teori yang telah ada yang ternyata sudah tidak relevan lagi dengan
kenyataan sekarang. Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh peneliti
berkenaan dengan hal tersebut adalah :
1) Memahami teori-teori yang relevan dengan bidangnya.
2) Menelaah proses penelitian sehingga diperoleh teori tersebut.
3) Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian.
4) Menentukan waktu dan situasi penelitian yang berbeda dengan
penelitian sebelumnya.
5) Merumuskan masalah penelitian.
6) Analisis literatur professional dari hasil penelitian sebelumya.

3. Rumusan masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah adalah
kesenjangan antara harapan dengan kenyataan maka rumusan masalah adalah
pertanyaan yang akan ditemukan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun,
demikian terdapat ikatan erat antara masalah dengan rumusan masalah karena
4
setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah. Apabila
permasalahan yang akan diteliti telah ditetapkan, langkah berikutnya adalah
merumuskan masalah. Tuckman (dalam Sudarwan Danim dan Darwis)
mengemukakan beberapa kriteria dalam merumuskan masalah, yaitu :5
a. Bersifat kausalitas atau menghubungkan dua variabel atau lebih.

3
Ibid, hal 95
4
Malik Saepudin. Metodologi Penelitian:PBK Press.hal 15-20
5
Sudarwan Danim dan Darwis (2003) Metode Penelitian Kebidanan : Prosedur, Kebijakan, dan
Etik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal : 99

7
b. Dapat diukur secara empiris dan objektif.
c. Dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, lebih baik
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
d. Tidak mencerminkan ambisi pribadi atau masyarakat, dan tidak pula
menuntut jawaban dengan pertimbangan moral subjektif.

Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian dikembangkan berdasarkan


eksplanasi. Bentuk masalah dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif,
komparatif dan assosiatif.
a. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri,
baik hanya pada satu variabel atau lebih ( variabel yang berdiri
sendiri). Jadi, dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan mencari
hubungan variable itu dengan variable lain. Contoh : Seberapa baik
kinerja kabinet bersatu ?
b. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian
yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua
atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh : Adakah perbedaan, kemampuan dan disiplin kerja antara
pegawai swasta nasional dan perusahaan asing?
c. Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah
penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable
atau lebih.6

2.3 Teori Ilmiah


Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam
proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan
generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan
teoritis untuk pelaksanaan penelitian. Teori adalah seperangkat konstruk (
konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara

6
Ibid, hal 35-36

8
sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel sehingga dapat berguna
untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Menurut Mark dalam
(Prof.Dr.Sugiono ) membedakan adanya 3 macam teori antara lain :
a. Teori yang deduktif : memberikan keterangan yang dimulai dari suatu
perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan (
pemikiran umum ke khusus).
b. Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data kearah teori (
pemikiran khusus ke umum).
c. Teori yang fungsional : disini nampak suatu interaksi pengaruh antara
data dan perkiraan teoritis yaitu data yang memengaruhi pembentukan
teori dan pembentukan teori kembali memengaruhi data.

Teori dalam penelitian memiliki kegunaan karena semua penelitian


bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam
kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi utama teori digunakan untuk
memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan
diteliti. Merupakan pemandu untuk menemukan fakta guna merumuskan
hipotesis, serta digunakan sebagai kontrol yang membahas penelitian sehingga
selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan
masalah.7 Sebagai informasi untuk menetapkan cara pengujian hipotesis, sebagai
dasar dalam merumuskan kerangka teoritis penelitian serta memperkaya ide-ide
baru, Untuk mengetahui siapa saja peneliti lain dan pengguna di bidang yang
sama. Dalam penelitian ilmiah, teori ilmiah tidak terpisahkan dari fakta.
Hubungan antara keduanya adalah :
a. Fakta memprakarsai teori ilmiah.
b. Fakta memformulasikan kembali teori-teori ilmiah.
c. Fakta dapat dijadikan dasar untuk menolak teori ilmiah.
d. Fakta memperjelas teori ilmiah.

2.4 Variabel Penelitian

7
Ibid, hal 52-53

9
Adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Kerlinger ( 1973) variabel adalah
konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Berdasarkan pengertian tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel dapat
diklasifikasikan berdasarkan skala pengukurannya, konteks hubungannya, dan
dapat tidaknya variabel dimanipulasi. Macam-macam Variabel Penelitian yaitu :
a. Berdasarkan skala pengukuranya
1) Variabel nominal : Variabel nominal merupakan variabel dengan
skala paling sederhana karena fungsinya hanya untuk membedakan atau
memberi label suatu subjek atau kategori. Contoh variabel nominal : jenis
kelamin (laki-laki dan perempuan).
2) Variabel ordinal : Variabel ordinal adalah variabel yang dibedakan
menjadi beberapa secara bertingkat, contoh status sosial ekonomi : rendah,
sedang, tinggi.
3) Variabel interval : Variabel interval adalah variabel yang selain
dimaksudkan untuk membedakan, mempunyai tingkatan, juga mempunyai
jarak yang pasti atau satu kategori dengan kategori lainnya, contoh prestasi
belajar : 5, 6, 7, 8, dan seterusnya.
4) Variabel rasio : Variabel rasio merupakan variabel selain bersifat
membedakan, mempunyai tingkatan yang jaraknya pasti, dan setiap nilai
kategori diukur dari titik yang sama, contoh: berat badan, tinggi badan, dan
seterusnya.

b. Berdasarkan konteks hubungannya


Variabel dalam suatu penelitian jumlahnya bisa lebih dari satu. Variabel-
variabel tersebut saling berhubungan dan jika ditinjau dari konteks ini variabel
dibedakan menjadi :
1) Variabel bebas atau independent variables : adalah variabel yang nilainya
mempengaruhi variabel lainnya, yang mejadi sebab timbulnya variabel

10
dependen ( terikat ). Contoh : Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap
hasil belajar siswa. Variabel bebas nya adalah : Pengaruh motivasi belajar.
2) Variabel terikat atau dependent variable : merupakan variabel yang
nilainya tergantung dari nilai variabel lainnya atau variable terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variable bebas. Contoh : Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap
hasil belajar siswa. Variabel terikat nya adalah : Hasil belajar siswa.
3) Variabel moderator atau variable intervening : merupakan variabel yang
juga mempengaruhi variabel terikat ( memperkuat dan memperlemah )
hubungan antara variable independen dengan dependen menjadi hubungan
yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur, namun dalam
penelitian pengaruhnya tidak diutamakan. Variabel ini juga disebut
sebagai variable independen kedua. Variabel ini merupakan variable
penyela/ antara yang terletak diantara variable independen dan dependen,
sehingga variable independen secara tidak langsung memengaruhi
berubahnya atau timbulnya variable dependen. Contoh : Kompensasi
memperkuat pengaruh antara kepuasan kerja terhadap kinerja.
4) Variabel perancu (confuding variable) : Variabel perancu merupakan
variabel yang berhubungan variabel bebas dan variabel terikat, tetapi
bukan variabel antara. Contoh : Umur sebagai factor perancu terhadap
hubungan merokok dan resiko kematian.
5) Variabel kendali : Variabel kendali merupakan variabel yang juga
mempengaruhi variabel terikat, tetapi dalam penelitian keberadaannya
dijadikan netral.
6) Variabel rambang : Variabel rambang merupakan variabel yang juga ikut
mempengaruhi variabel terikat namun pengaruhnya tidak begitu berarti,
sehingga keberadaan variabel ini dalam penelitian diabaikan.
7) Variabel control adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti, sering digunakan oleh
peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.8

8
Drs. Kuntjojo, M.Pd. 2009.Metodologi Penelitian. Kediri .hal : 23

11
d. Berdasarkan dapat tidaknya variabel dimanipulasi
Ada variabel di mana peneliti dapat melakukan intervensi dan ada pula
variabel di mana peneliti tidak dapat melakukan intervensi. Atas dasar tinjauan
ini, variabel dibedakan menjadi:
1) Variabel dinamis, adalah variabel yang dapat dimanipulasi atau
diintervensi oleh peneliti, contoh : metoda mengajar, teknik pelatihan, serta
strategi pembiasaan.
2) Variabel statis, merupakan variabel yang tidak dapat diintervensi atau
dimanipulasi oleh peneliti, contoh : jenis kelamin, umur, sertas tatus
perkawinan.

2.5 Hipotesis
Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti
“kurang dari” dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis merupakan suatu
pendapat atau kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis adalah kerangka berfikir dari
sintesa atau kesimpulan sementara.9 Hipotesis juga merupakan jawaban yang
masih sementara dan bersifat teoritis, atau juga merupakan alat yang mempunyai
kekuatan dalam proses inkuiri karena menghubungkan dari teori yang relevan
dengan kenyataan atau fakta yang ada.10 Bentuk-bentuk hipotesis ada 3 macam
yaitu : hipotesis deskriptif ( variabel mandiri ), hipotesis komparatif (
perbandingan ) dan hipotesis assosiatif ( hubungan ). Dalam penelitian
kuantitatif, keberadaan hipotesis dipandang sebagai komponen penting dalam
penelitian. Oleh karena itu sebelum terjun ke lapangan hendaknya peneliti telah
merumuskan hipotesis penelitiannya. Pentingnya hipotesis dalam penelitian dapat
dijelaskan sebagai berikut.

9
Ibid, hal 52-53
10
Prof. Sukardi, Ph.D. Metodologi Penelitian Pendidikan. 2003. Bumi Aksara. Hal 41

12
a. Hipotesis yang mempunyai dasar yang kuat menunjukkan bahwa
peneliti telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian
pada bidang tersebut.
b. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data.
c. Hipotesis merupakan petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus
diikuti dan jenis data apa saja yang harus dikumpulkan.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan
penelitian.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti dalam merumuskan


hipotesis, yaitu :
a. Hipotesis harus menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
(dalam satu rumusan hipotesis minimal terdapat dua variabel).
b. Hipotesis hendaknya dinyatakan secara deklaratif (kalimat
pernyataan).
c. Hipotesis hendaknya dirumuskan dengan jelas.
d. Hipotesis harus dapat diuji kebenarannya.

Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari,


hipotesis dapat diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan proses
pemerolehannya.
a. Ditinjau dari rumusannya hipotesis dibagi dua yaitu :
1) Hipoteis kerja, yaitu hipotesis “yang sebenarnya” yang merupakan
sintesis dari hasil kajian teoritis. Hipotesis kerja biasanya disingkat H1 atau
Ha.
2) Hipotesis nol atau hipotesis statistik, merupakan lawan dari hipotesis
kerja dan sering disingkat Ho. Ada kalanya peneliti merumuskan hipotesis
dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu permasalahan penelitian. Hal ini
didasari atas pertimbangan bahwa Ho ‘sengaja” dipersiapkan untuk ditolak,
sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima.11

11
Sudarwan Danim dan Darwis (2003) Metode Penelitian Kebidanan : Prosedur, Kebijakan, dan
Etik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal : 171

13
b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, hipotesis dibedakan menjadi:
1) Hipotesis induktif, yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan
pengamatan untuk menghasikan teori baru (pada penelitian kualitatif)
2) Hipotesis deduktif, merupakan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan
teori ilmiah yang telah ada (pada penelitian kuantitatif).

c. Ditinjau dari rumusannya, hipotesis dibedakan menjadi :


1) Hipotesis Deskriptif merupakan jawaban sementara terhadaap masalah
deskriptif yaitu berkenaan dengan variabel mandiri.
2) Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi
atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang
berbeda.
3) Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
asosiatif yaitu, menanyakan hubungan antar dua variabel atau lebih.

2.6 Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Study atau penelitiannya disebut studi populasi
atau studi sensus.12 Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-
satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti dan satuan-
satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-
institusi, dan benda-benda.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti atau sebagian
dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data. Syarat dalam mengambil
sampel ada dua macam yaitu : jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel
yang dipilih harus mewakili.13 Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi
yang karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik yang kesimpulannya

12
Prof.Dr. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Pt. Rineka Cipta.
Hal 174.
13
Op cit, hal 54

14
dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau
yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.
Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk mengurangi hasil penelitian yang
bias. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Sedangkan yang dimaksud
dengan kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu. Sebab-
sebab yang dipertimbangkan dalam menentukan kriteria ekslusi antara lain:
subjek membatalkan kesediannya untuk menjadi responden penelitian, dan subjek
berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan data dilakukan.
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang merupakan sebagaian dari
populasi kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan
pada populasi (generalisasi). Manfaat sampling yaitu : menghemat biaya
penelitian, menghemat waktu untuk penelitian, dapat menghasilkan data yang
lebih akurat, memperluas ruang lingkup penelitian, teknik sampling boleh
dilakukan bila populasi bersifat homogen atau memiliki karakteristik yang sama
atau setidak-tidaknya hampir sama, bila keadaan populasi bersifat heterogen,
sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif atau tidak dapat
menggambarkan karakteristik populasi. Jenis-jenis teknik sampling yaitu :

1) Teknik sampling secara probabilitas


Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik
sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada
seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang
diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif. Teknik sampling
semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Teknik sampling secara rambang sederhana : Cara paling populer
yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah
dengan undian.

15
b) Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling) : Prosedur
ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor
urut) yang kesekian dari daftar populasi.
c) Teknik sampling secara rambang proportional : Jika populasi terdiri
dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap
subpopulasi. Adapun cara pengambilannya dapat dilakukan secara
undian maupun sistematis.
d) Teknik sampling secara rambang bertingkat :Bila subpoplulasi-
subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti
pada teknik sampling secara proportional.
e) Teknik sampling secara kluster (cluster sampling) : Ada kalanya
peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan
subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas.
Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa
kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan
sample semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.

2) Teknik sampling secara nonprobabilitas.


Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang
ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar.
Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai
berikut:
a) Puposive sampling atau judgmental sampling : Penarikan sampel
secara puposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih
subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.
b) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju). Penarikan
sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel
berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama,
sample ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan
seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi
efek bola salju.

16
c) Quota sampling (penarikan sample secara jatah). Teknik sampling ini
dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan.
Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah
ditemui.
d) Accidental sampling atau convenience sampling Dalam penelitian
bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih
dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi
peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel
semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.

Bila jumlah populasi dipandang terlalu besar, dengan maksud meng-


hemat waktu, biaya, dan tenaga, penelitili tidak meneliti seluruh anggota populasi.
Bila peneliti bermaksud meneliti sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan
yang selalu muncul adalah berapa jumlah sampel yang memenuhi syarat. Ada
hukum statistika dalam menentukan jumlah sampel, yaitu semakin besar jumlah
sampel semakin menggambarkan keadaan populasi.14 Selain berdasarkan
ketentuan di atas perlu pula penentuan jumlah sampel dikaji dari karakteristik
populasi. Bila populasi bersifat homogen maka tidak dituntut sampel yang
jumlahnya besar. Misalnya saja dalam pemeriksaan golongan darah. Walaupun
pemakaian jumlah sampel yang besar sangat dianjurkan, dengan pertimbangan
adanya berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti berusaha mengambil
sampel minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi.15

2.7 Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi. Data dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, sumber,
dan juga skala pengukurannya.16
a. Berdasarkan sifatnya :

14
Sukardi. (2004) Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta :
Bumi Aksara. Hal : 55
15
Ibid, hal 55
16
Prof.Dr. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Pt. Rineka Cipta.
Hal : 96.

17
1). Data kuantitatif : Data yang berupa angka-angka.
2). Data kualitatif : Data yang berupa kata-kata atau pernyataan
pernyataan.

b. Berdasarkan sumbernya :
1) Data primer, adalah data yang diperoleh langsung pihak yang
diperlukan datanya.
2) Data sekunder, merupakan data yang tidak diperoleh langsung dari
pihak yang diperlukan datanya.

c. Berdasarkan skala pengukurannya


1.Data nominal
Ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan
kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan
tingkatan apapun. Ciri-ciri data nominal adalah hanya memiliki atribut,
atau nama, atau diskrit. Data nominal merupakan data kontinum dan tidak
memiliki urutan. Bila objek dikelompokkan ke dalam set-set, dan kepada
semua anggota set diberikan angka, set-set tersebut tidak boleh tumpang
tindih dan bersisa.

2. Data ordinal
Data ini, selain memiliki nama (atribut), juga memiliki peringkat
atau urutan. Angka yang diberikan mengandung tingkatan. Ia digunakan
untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai yang paling
tinggi, atau sebaliknya. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut
terhadap objek, tetapi hanya memberikan peringkat saja.

3. Data interval
Pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat
ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada
pengukuran dinamakan data interval. Data ini memperlihatkan jarak yang
sama dari ciri atau sifat objek yang diukur. Akan tetapi ukuran interval

18
tidak memberikan jumlah absolut dari objek yang diukur. Data yang
diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan skala interval dinamakan
data interval.

4. Data ratio
Ukuran yang meliputi semua ukuran di atas ditambah dengan satu
sifat yang lain, yakni ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai
absolut dari objek yang diukur dinamakan ukuran ratio (data rasio). Data
ratio, yang diperoleh melalui mengukuran dengan skala rasio memiliki
titik nol. Karenanya, interval jarak tidak dinyatakan dengan beda angka
rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol di atas. Oleh karena
ada titik nol, maka data ratio dapat dibuat perkalian ataupun pembagian.
Angka pada data ratio dapat menunjukkan nilai sebenarnya dari objek
yang diukur.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Komponen-Komponen suatu penelitian meliputi permasalahan, teori
ilmiah, variabel, hipotesis, populasi dan sample serta data. Dalam hal
ini maka akan dibahas satu persatu mengenai berbagai macam
komponen penelitian serta kaitannya antara komponen yang satu
dengan yang lainnya.
2. Permasalahan terdiri atas hakikat masalah, sumber masalah dan
rumusan masalah. Ketiga hal tersebut saling berkaitan karena setiap
penelitian yang dilakukan harus berangkat dari masalahyang
merupakan ketidaksesuaian harapan dengan kenyataan.
3. Teori Ilmiah merupakan teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-
generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan
teoritis untuk pelaksanaan penelitian.
4. Variabel Penelitian dalam suatu penelitian jumlahnya bisa lebih dari
satu terdiri atas variable terikat, variable bebas, variable perancu,
variable moderator dan lain-lain.
5. Hipotesis merupakan kerangka berfikir dari sintesa atau kesimpulan
sementara.
6. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti atau sebagian dari jumlah
populasi yang dipilih untuk sumber data.
7. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi. Data dapat diklasifikasikan berdasarkan
sifat, sumber, dan juga skala pengukurannya

20
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Darwis , Sudarwan Danim .2003. Metode Penelitian Kebidanan : Prosedur,
Kebijakan, dan Etik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
M.Pd . Drs. Kuntjojo. 2009.Metodologi Penelitian. Kediri : PDF.
Saepudin, Malik. 2004.Metodologi Penelitian. Jakarta :PBK Press.
Sugiono, Prof. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi, Prof. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

21

Anda mungkin juga menyukai