Anda di halaman 1dari 20

KOMPONEN PENELITIAN

Dosen Pengajar : Dr.Nur Elly,S.Kp.,M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 4B

1. Ana Retha Saebah ( P05120220049)


2. Dina Permata Sari ( P05120110055)
3. Lora Fransisc Samosir ( P05120220063)
4. Novia Lestari Lubis ( P05120220068 )
5. Reska Multia Nengsih ( P05120220074)
6.Sindita Septianda Adriansyah (P05120220080)
7.Yopen Mardiansyah ( P05120220086)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya, kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik, tepat pada
waktunya. Makalah ini disajikan dengan pola dan bahasa yang sistematis dan sederhana
sehingga mudah dipahami oleh para pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berperan
aktif dalam menyelesaikan tugas makalah ini, yang

 berjudul tentang  “KOMPONEN-KOMPONEN PENELITIAN”


selaku dan dosen pembimbing mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Sehubungan
dengan makalah ini, kepada para pembaca kami tak lupa mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, bilamana dalam makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan kami
mohon maaf .
Karena bagaimanapun juga manusia itu tempat kesalahan dan kelalaian sebagai mana tiada
gading yang tak retak, sebelumnya kami ucapkan terima kasih. Akhirnya kepada Allah kami
bertawakal dan berserah diri.

Bengkulu, 29 Agustus 2022

Kelompok 4B

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................................i

Kata Pengantar ....................................................................................................................ii

Daftar Isi............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................1

1.3 Tujuan .................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Komponen-Komponen Penelitian ......................................................................2 

2.2 Permasalahan.......................................................................................................2

2.3 Teori Ilmiah ........................................................................................................5

2.4 Variabel Penelitian .............................................................................................7

2.5 Hipotesis .............................................................................................................9

2.6 Populasi dan Sampel.........................................................................................11

2.7 Data....................................................................................................................14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 18 

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah


Proses penelitian adalah suatu upaya pengumpulan, pengolahan,

 penyajian dan analisa data yang dilakukan secara sistematis, teliti dan mendalam dalam
rangka mendapatkan jalan keluar atau pun jawaban terhadap suatu masalah yang ditemukan.
Cara penyelesaian ataupun jawaban yang diajukan oleh suatu

 penelitian adalah atas dasar pengkajian yang seksama terhadap suatu pokok

 persoalan yang dihadapi, yakni yang meliputi pekerjaan pengumpulan data,

 pengolahan, penyajian dan analisa data dari berbagai permasalahan yang ada Karena inti
pokok dari penelitian adalah mencarikan cara penyelesaian ataupun
 jawaban dari berbagai permasalahan yang dihadapi yang sesuai dengan kaidah ilmu
pengetahuan , maka cara merumuskan penyelesaian dan jawaban dalam
 penelitian memegang peranan sangat penting.

Proses-proses penelitian dilakukan dengan menyelesaikan tahapan- tahapan penelitian yang


berupa komponen penelitian seperti : rumusan masalah, hipotesis, variabel, teori ilmiah juga
data. Makalah ini dibuat untuk mengetahui semua hal itu.

1.2  Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai

 berikut :
1.   Apa sajakah komponen-komponen dalam penelitian?

1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen-komponen penelitian.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Komponen-Komponen Penelitian


Penelitian dapat dipandang sebagai sistem berpikir dan bertindak yang diarahkan pada
pencapaian tujuan. Sebagai suatu sistem, penelitian memiliki
 berbagai komponen yang saling berhubungan sebagai suatu kesatuan. Komponen- komponen
suatu penelitian meliputi permasalahan, teori ilmiah, variabel, hipotesis, populasi dan
sample serta data. Dalam hal ini maka akan dibahas satu
 persatu mengenai berbagai macam komponen penelitian serta kaitannya antara komponen
yang satu dengan yang lainnya.

2.2 Permasalahan
Seperti yang telah dikemukakan bahwa pada dasarnya penelitian itu dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan data yang digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu
setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Seperti
dinyatakan oleh Emory bahwa baik

 penelitian murni atau terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk

 penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan. Jadi, setiap
penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Masalah penelitian
merupakan jantung setiap upaya penelitian.

1.Hakikat Permasalahan

Masalah atau problem dapat diartikan sebagai jarak antara apa yang diharapkan (das Sollen)
dengan apa yang terwujud atau tercapai (das Sein). Masalah menunjukkan adanya ketidak
sesuaian antara apa yang  diinginkan dengan apa yang terwujud atau tercapai. 

2.  Sumber masalah 

Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya terjadi dengan apa
yang benar-benar terjadi antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan,
antara rencana dengan pelaksanaan. Stooner

mengemukakan bahwa masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat

 penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan
kenyataan, adanya pengaduan dan kompetensi. Sumber masalah penelitian menurut Turney
dan Noble adalah sebagai berikut :

5
a.  Pengalaman pribadi. 

Pengalaman pribadi dapat berupa pengalaman masa lampau dan kekinian. Upaya
mewujudkan pengalaman pribadi menjadi permasalahan
 penelitian dapat dilakukan dengan : mengidentifikasi pengalaman pribadi untuk fokus
penelitian, mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah tersebut, membuat keputusan
pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah tersebut serta merumuskan masalah
penelitian.

b.  Informasi yang diperoleh secara kebetulan.

Di mana pun, dari mana pun, dan kapan pun calon peneliti berpeluang memperoleh informasi
penting dan menarik untuk dijadikan topik penelitian. Berdasarkan informasi yang diperoleh
secara kebetulan , calon peneliti dapat merumuskan masalah penelitian dengan latar belakang
dan tujuan, serta hasil akhir yang diharapkan. Untuk mewujudkan informasi tersebut
menjadi
 permasalahan penelitian, dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut : mengembangkan
kepekaan selaku peneliti dalam merespons fenomena yang relevan, mendefinisikan
keterangan yang diperoleh secara spesifik, mengidentifikasi penyebab munculnya masalah,
membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah tersebut serta
merumuskan masalah penelitian.

c.  Kerja dan kontrak profesional

Banyakpenelitimengembangkan ataumerumuskanpertanyaan

 penelitian mereka sebagai bagian aktivitas pekerjaan atau diskusi dengan rekan sekerja.
Pada banyak kasus, diskusi formal dan informal yang dilakukan oleh

 peneliti dengan rekan atau kelompok ahli lain sangat membantu upaya penajaman
terhadap masalah, baik teoritis maupun praktis . Melalui diskusi akademik, masalah
penelitian dipertajam dan dirumuskan. Untuk tujuan ini peneliti dapat menempuh langkah-
langkah seperti : mendifinisikan masalah bersama rekan sekerja, mengidentifikasi penyebab
munculnya masalah, membuat keputusan untuk mengadakan penelitian serta merumuskan
pertanyaan penelitian.

d. Pengujian dan pengembangan teori 


Tujuan penelitian antara lain adalah untuk melahirkan teori-teori baru dan merevisi teori
yang telah ada yang ternyata sudah tidak relevan lagi dengan kenyataan sekarang. Langkah-
langkah yang dapat ditempuh oleh peneliti
 berkenaan dengan hal tersebut adalah :
1)   Memahami teori-teori yang relevan dengan bidangnya.
2)   Menelaah proses penelitian sehingga diperoleh teori tersebut. 3) 
Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian.
4)   Menentukan waktu dan situasi penelitian yang berbeda dengan
 penelitian sebelumnya.
5)   Merumuskan masalah penelitian.
6)   Analisis literatur professional dari hasil penelitian sebelumya.

6
1.  Rumusan masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah adalah kesenjangan antara
harapan dengan kenyataan maka rumusan masalah adalah
 pertanyaan yang akan ditemukan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun, demikian
terdapat ikatan erat antara masalah dengan rumusan masalah karena setiap rumusan
masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.  Apabila
 permasalahan yang akan diteliti telah ditetapkan, langkah berikutnya adalah merumuskan
masalah. Tuckman (dalam Sudarwan Danim dan Darwis) mengemukakan beberapa kriteria
dalam merumuskan masalah, yaitu : 

a.Bersifat kausalitas atau menghubungkan dua variabel atau lebih.


 b.  Dapat diukur secara empiris dan objektif.
c.  Dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, lebih baik dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan.
d.  Tidak mencerminkan ambisi pribadi atau masyarakat, dan tidak pula menuntut
jawaban dengan pertimbangan moral subjektif.

Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian dikembangkan berdasarkan eksplanasi. Bentuk


masalah dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan assosiatif .

a.   Rumusan masalah deskriptif  adalah suatu rumusan masalah yang

 berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri,

 baik hanya pada satu variabel atau lebih ( variabel yang berdiri sendiri). Jadi,
dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
 perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan mencari hubungan
variable itu dengan variable lain. Contoh : Seberapa baik kinerja kabinet
bersatu ?

 b.   Rumusan masalah komparatif  adalah rumusan masalah penelitian

yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih
sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh : Adakah
perbedaan, kemampuan dan disiplin kerja antara
 pegawai swasta nasional dan perusahaan asing?
c.   Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah
 penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau
lebih.

2.3  Teori Ilmiah


Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam

 proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-


generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan
penelitian. Teori adalah seperangkat konstruk ( konsep), definisi dan proposisi yang
berfungsi untuk melihat fenomena secara

7
sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel sehingga dapat berguna untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena. Menurut Mark dalam (Prof.Dr.Sugiono )
membedakan adanya 3 macam teori antara lain :

a.  Teori yang deduktif : memberikan keterangan yang dimulai dari suatu

 perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan

(pemikiran umum ke khusus).


 b.  Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data kearah teori

 (pemikiran khusus ke umum).


c.  Teori yang fungsional : disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data
dan perkiraan teoritis yaitu data yang memengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali memengaruhi data.

Teori dalam penelitian memiliki kegunaan karena semua penelitian

 bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam kaitannya dengan
kegiatan penelitian, maka fungsi utama teori digunakan untuk memperjelas dan mempertajam
ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti. Merupakan pemandu untuk
menemukan fakta guna merumuskan hipotesis, serta digunakan sebagai kontrol yang
membahas penelitian sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya
pemecahan masalah.7 Sebagai informasi untuk menetapkan cara pengujian hipotesis, sebagai
dasar dalam merumuskan kerangka teoritis penelitian serta memperkaya ide-ide
 baru, Untuk mengetahui siapa saja peneliti lain dan pengguna di bidang yang sama. Dalam
penelitian ilmiah, teori ilmiah tidak terpisahkan dari fakta. Hubungan antara keduanya
adalah :

a.  Fakta memprakarsai teori ilmiah.


 b.  Fakta memformulasikan kembali teori-teori ilmiah.
c.  Fakta dapat dijadikan dasar untuk menolak teori ilmiah.Fakta
memperjelas teori ilmiah.

2.4  Variabel Penelitian

8
Adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

 peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Menurut Kerlinger ( 2012) variabel adalah konstruk atau sifat yang akan
dipelajari. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Variabel dapat diklasifikasikan berdasarkan skala pengukurannya, konteks
hubungannya, dan dapat tidaknya variabel dimanipulasi. Macam-macam Variabel Penelitian
yaitu :
a. Berdasarkan skala pengukuranya

1) Variabel nominal  : Variabel nominal merupakan variabel dengan skala paling


sederhana karena fungsinya hanya untuk membedakan atau memberi label suatu subjek
atau kategori. Contoh variabel nominal : jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).

2) Variabel ordinal  : Variabel ordinal adalah variabel yang dibedakan menjadi


beberapa secara bertingkat, contoh status sosial ekonomi : rendah, sedang, tinggi.

3) Variabel interval  : Variabel interval adalah variabel yang selain dimaksudkan


untuk membedakan, mempunyai tingkatan, juga mempunyai
 jarak yang pasti atau satu kategori dengan kategori lainnya, contoh prestasi

 belajar : 5, 6, 7, 8, dan seterusnya.

4) Variabel rasio  : Variabel rasio merupakan variabel selain bersifat membedakan,


mempunyai tingkatan yang jaraknya pasti, dan setiap nilai kategori diukur dari titik
yang sama, contoh: berat badan, tinggi badan, dan seterusnya.

b. Berdasarkan konteks hubungannya

Variabel dalam suatu penelitian jumlahnya bisa lebih dari satu. Variabel- variabel
tersebut saling berhubungan dan jika ditinjau dari konteks ini variabel dibedakan
menjadi :

1)   Variabel bebas atau independent variables : adalah variabel yang nilainya


mempengaruhi variabel lainnya, yang mejadi sebab timbulnya variabel

9
dependen ( terikat ). Contoh : Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa. Variabel bebas nya adalah : Pengaruh motivasi belajar.

2)   Variabel terikat atau dependent variable  : merupakan variabel yang


nilainya tergantung dari nilai variabel lainnya atau variable terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas.
Contoh : Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa. Variabel
terikat nya adalah : Hasil belajar siswa.

3)   Variabel moderator atau variable intervening : merupakan variabel yang


 juga mempengaruhi variabel terikat ( memperkuat dan memperlemah ) hubungan
antara variable independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur, namun dalam
 penelitian pengaruhnya tidak diutamakan. Variabel ini juga disebut sebagai
variable independen kedua. Variabel ini merupakan variable
 penyela/ antara yang terletak diantara variable independen dan dependen, sehingga
variable independen secara tidak langsung memengaruhi
 berubahnya atau timbulnya variable dependen. Contoh : Kompensasi memperkuat
pengaruh antara kepuasan kerja terhadap kinerja.

4)   Variabel perancu (confuding variable)  : Variabel perancu merupakan


variabel yang berhubungan variabel bebas dan variabel terikat, tetapi

 bukan variabel antara. Contoh : Umur sebagai factor perancu terhadap hubungan
merokok dan resiko kematian.

5)   Variabel kendali  : Variabel kendali merupakan variabel yang juga


mempengaruhi variabel terikat, tetapi dalam penelitian keberadaannya dijadikan
netral.

6)   Variabel rambang : Variabel rambang merupakan variabel yang juga ikut


mempengaruhi variabel terikat namun pengaruhnya tidak begitu berarti, sehingga
keberadaan variabel ini dalam penelitian diabaikan.

7)   Variabel control  adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan


sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti, sering digunakan oleh

 peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

10
d.B erdasarkan dapat tidaknya variabel dimanipulasi
Ada variabel di mana peneliti dapat melakukan intervensi dan ada pula variabel di mana
peneliti tidak dapat melakukan intervensi. Atas dasar tinjauan ini, variabel dibedakan
menjadi:

1) Variabel dinamis, adalah variabel yang dapat dimanipulasi atau diintervensi oleh
peneliti, contoh : metoda mengajar, teknik pelatihan, serta strategi pembiasaan.

2) Variabel statis, merupakan variabel yang tidak dapat diintervensi atau dimanipulasi
oleh peneliti, contoh : jenis kelamin, umur, sertas tatus
 perkawinan.

2.5  Hipotesis
Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti
“kurang dari” dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis merupakan suatu
 pendapat atau kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya. Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara
empiris. Hipotesis adalah kerangka berfikir dari sintesa atau kesimpulan sementara.9 
Hipotesis juga merupakan jawaban yang masih sementara dan bersifat teoritis, atau juga
merupakan alat yang mempunyai kekuatan dalam proses inkuiri karena menghubungkan dari
teori yang relevan dengan kenyataan atau fakta yang ada. 10  Bentuk-bentuk hipotesis ada 3
macam yaitu : hipotesis deskriptif  ( variabel mandiri ), hipotesis komparatif 
( perbandingan ) dan hipotesis assosiatif  ( hubungan ). Dalam penelitian kuantitatif,
keberadaan hipotesis dipandang sebagai komponen penting dalam
 penelitian. Oleh karena itu sebelum terjun ke lapangan hendaknya peneliti telah merumuskan
hipotesis penelitiannya. Pentingnya hipotesis dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai
berikut.

11
a. Hipotesis yang mempunyai dasar yang kuat menunjukkan bahwa

 peneliti telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian

 pada bidang tersebut.

 b. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data.

c. Hipotesis merupakan petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus diikuti
dan jenis data apa saja yang harus dikumpulkan.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan

 penelitian.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti dalam merumuskan hipotesis,
yaitu :

a.  Hipotesis harus menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih

(dalam satu rumusan hipotesis minimal terdapat dua variabel).


 b.  Hipotesishendaknyadinyatakansecaradeklaratif (kalimat

 pernyataan).
c.  Hipotesis hendaknya dirumuskan dengan jelas.
d.  Hipotesis harus dapat diuji kebenarannya.

Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari, hipotesis


dapatdiklasifikasikanberdasarkanrumusannyadanproses
 pemerolehannya.

a. Ditinjau dari rumusannya hipotesis dibagi dua yaitu :

1)  Hipoteis kerja, yaitu hipotesis “yang sebenarnya” yang merupakan sintesis dari hasil
kajian teoritis. Hipotesis kerja biasanya disingkat H1 atau Ha.

2)  Hipotesis nol atau hipotesis statistik , merupakan lawan dari hipotesis kerja dan
sering disingkat Ho. Ada kalanya peneliti merumuskan hipotesis dalam bentuk H1 dan
Ho untuk satu permasalahan penelitian.

12
 b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, hipotesis dibedakan menjadi:

1)  Hipotesis induktif , yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan


 pengamatan untuk menghasikan teori baru (pada penelitian kualitatif)

2)  Hipotesis deduktif,  merupakan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan teori


ilmiah yang telah ada (pada penelitian kuantitatif).

c. Ditinjau dari rumusannya, hipotesis dibedakan menjadi :


1)   Hipotesis Deskriptif  merupakan jawaban sementara terhadaap masalah
deskriptif yaitu berkenaan dengan variabel mandiri.
2)   Hipotesis komparatif  merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya
yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang
 berbeda.
3)   Hipotesis asosiatif  adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif
yaitu, menanyakan hubungan antar dua variabel atau lebih.

2.6  Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Study atau penelitiannya disebut studi populasi atau studi sensus.12 Populasi atau
universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan- satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diteliti dan satuan- satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat
berupa orang-orang, institusi- institusi, dan benda-benda.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti atau sebagian dari jumlah
populasi yang dipilih untuk sumber data. Syarat dalam mengambil sampel ada dua macam
yaitu : jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih harus
mewakili.13 Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti. Sampel yang baik yang kesimpulannya

dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi.
Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penentuan kriteria sampel
diperlukan untuk mengurangi hasil penelitian yang
 bias. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

 populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Sedangkan yang dimaksud dengan kriteria
eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari
penelitian karena sebab-sebab tertentu. Sebab-sebab yang dipertimbangkan dalam
menentukan kriteria ekslusi antara lain: subjek membatalkan kesediannya untuk menjadi
responden penelitian, dan subjek
 berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan data dilakukan.

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling merupakan teknik

pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang merupakan sebagaian dari

 populasi kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan

 pada populasi (generalisasi). Manfaat sampling yaitu : menghemat biaya


13
 penelitian, menghemat waktu untuk penelitian, dapat menghasilkan data yang lebih akurat,
memperluas ruang lingkup penelitian, teknik sampling boleh dilakukan bila populasi bersifat
homogen atau memiliki karakteristik yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama, bila
keadaan populasi bersifat heterogen, sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak
representatif atau tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi. Jenis-jenis teknik
sampling yaitu :

1)  Teknik sampling secara probabilitas


Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang
dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi
untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan
sampel yang representatif. Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut.

a)Teknik sampling secara rambang sederhana  : Cara paling populer

yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah dengan
undian.

14
b)Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling) : Prosedur ini berupa penarikan
sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar
populasi.

c) Teknik sampling secara rambang proportional : Jika populasi terdiri

dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap


subpopulasi. Adapun cara pengambilannya dapat dilakukan secara undian
maupun sistematis.

d) Teknik sampling secara rambang bertingkat   :Bila subpoplulasi-

subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti

 pada teknik sampling secara proportional.

e) Teknik sampling secara kluster (cluster sampling) : Ada kalanya

 peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek
penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti
hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang
ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan

sample semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.

 2) Teknik sampling secara nonprobabilitas.


Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang ditemukan atau
ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Beberapa jenis atau cara
penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai
 berikut:

a)Puposive sampling atau  judgmental sampling  : Penarikan sampel secara puposif


merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan
kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.

b)Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju). Penarikan

sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel

 berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga


ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga
jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.

15
c) Quota sampling (penarikan sample secara jatah). Teknik sampling ini dilakukan
dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Biasanya yang dijadikan
sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui.

d)Accidental sampling atau convenience sampling  Dalam penelitian

 bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu,
melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi
 peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini
disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.

Bila jumlah populasi dipandang terlalu besar, dengan maksud meng- hemat waktu, biaya, dan
tenaga, penelitili tidak meneliti seluruh anggota populasi. Bila peneliti bermaksud meneliti
sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang selalu muncul adalah berapa jumlah
sampel yang memenuhi syarat. Ada hukum statistika dalam menentukan jumlah sampel, yaitu
semakin besar jumlah sampel semakin menggambarkan keadaan populasi.14  Selain
berdasarkan ketentuan di atas perlu pula penentuan jumlah sampel dikaji dari
karakteristik

 populasi. Bila populasi bersifat homogen maka tidak dituntut sampel yang

 jumlahnya besar. Misalnya saja dalam pemeriksaan golongan darah. Walaupun

 pemakaian jumlah sampel yang besar sangat dianjurkan, dengan pertimbangan adanya
berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti berusaha mengambil sampel minimal
dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi.15 

2.7  Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu
informasi. Data dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, sumber, dan juga skala
pengukurannya.16 

a.   B erdasarkan sifatnya
1).  Data kuantitatif : Data yang berupa angka-angka.

2). Data kualitatif : Data yang berupa kata-kata atau pernyataan


 pernyataan. 

b.  B erdasarkan sumbernya :


1)  Data primer, adalah data yang diperoleh langsung pihak yang diperlukan
datanya. 
2)  Data sekunder, merupakan data yang tidak diperoleh langsung dari
 pihak yang diperlukan datanya.

c.   B erdasarkan skala pengukurannya 

16
1. Data nominal 
Ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek
mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun. Ciri-ciri
data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama, atau diskrit. Data nominal
merupakan data kontinum dan tidak memiliki urutan. Bila objek dikelompokkan ke
dalam set-set, dan kepada semua anggota set diberikan angka, set-set tersebut tidak
boleh tumpang tindih dan bersisa.

2.   Data ordinal
Data ini, selain memiliki nama (atribut), juga memiliki peringkat atau urutan. Angka
yang diberikan mengandung tingkatan. Ia digunakan untuk mengurutkan objek dari
yang paling rendah sampai yang paling tinggi, atau sebaliknya. Ukuran ini tidak
memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan peringkat saja.

3.  Data interval 
Pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal
dan ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada
 pengukuran dinamakan data interval. Data ini memperlihatkan jarak yang sama dari
ciri atau sifat objek yang diukur. Akan tetapi ukuran interval

17
tidak memberikan jumlah absolut dari objek yang diukur. Data yang diperoleh dari
hasil pengukuran menggunakan skala interval dinamakan data interval.

4.  Data ratio 
Ukuran yang meliputi semua ukuran di atas ditambah dengan satu sifat yang lain,
yakni ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang
diukur dinamakan ukuran ratio (data rasio). Data ratio, yang diperoleh melalui
mengukuran dengan skala rasio memiliki titik nol. Karenanya, interval jarak tidak
dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol
di atas. Oleh karena ada titik nol, maka data ratio dapat dibuat perkalian ataupun
pembagian. Angka pada data ratio dapat menunjukkan nilai sebenarnya dari objek
yang diukur.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

 bahwa :

1.   Komponen-Komponen suatu penelitian meliputi permasalahan, teori ilmiah,


variabel, hipotesis, populasi dan sample serta data. Dalam hal ini maka akan
dibahas satu persatu mengenai berbagai macam komponen penelitian serta
kaitannya antara komponen yang satu dengan yang lainnya.

2.   Permasalahan terdiri atas hakikat masalah, sumber masalah dan


rumusan masalah. Ketiga hal tersebut saling berkaitan karena setiap

 penelitian yang dilakukan harus berangkat dari masalahyang


merupakan ketidaksesuaian harapan dengan kenyataan.

3.   Teori Ilmiah merupakan teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-


generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk
pelaksanaan penelitian.

4.   Variabel Penelitian dalam suatu penelitian jumlahnya bisa lebih dari


satu terdiri atas variable terikat, variable bebas, variable perancu, variable
moderator dan lain-lain.

5.   Hipotesis merupakan kerangka berfikir dari sintesa atau kesimpulan


sementara.
6.   Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti atau sebagian dari jumlah
 populasi yang dipilih untuk sumber data.
7.   Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun
suatu informasi. Data dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, sumber, dan juga
skala pengukurannya

19
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Darwis ,


Sudarwan Danim .2013.  Metode Penelitian Kebidanan : Prosedur,
 Kebijakan, dan Etik.  Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. M.Pd . Drs.
Kuntjojo. 2012. Metodologi Penelitian. Kediri : PDF. Saepudin, Malik.
2014. Metodologi Penelitian. Jakarta :PBK Press.
Sugiono, Prof. 2012.  Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.  Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Prof. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

20

Anda mungkin juga menyukai