Anda di halaman 1dari 35

Macam-Macam Penelitian

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika

Dosen Pembimbing :
Depi Setialesmana., M.Pd

Disusun oleh :
Amelia Restiani 172151006
Reni Herawati 172151019
Rizky Pratama Putra 172151062
Nida Supartini 172151124
Devi Destiana 172151181

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah dengan baik. Makalah ini membahas tentang Macam-
Macam Metode Penelitian yang di maksudkan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Terselesaikannya
makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
dalam proses penyusunan makalah ini. Ucapan terimakasih ini disampaikan
kepada :

1. Kedua orang tua penulis atas kepercayaan, kesabaran, dukungan, serta


semangat yang tak pernah berhenti sehingga menjadi kekuatan bagi penulis
selama menyelesaikan makalah ini.
2. Ibu Depi Setialesmana, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Kajian
Masalah Pendidikan Matematika, dan
3. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi angkatan 2017, atas
semangat, motivasi dan dukungannya.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu masukan berupa kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca dan semua pihak.

Tasikmalaya, 23 Februari 2020

i
Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1 Pengertian Penelitian ...................................................................... 3
2.2 Macam-Macam Penelitian .............................................................. 4
BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 30
3.1 Simpulan ......................................................................................... 30
3.2 Saran ............................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 31

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Penelitian merupakan salah satu hal yang penting dalam


pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, sekaligus sebagai
bagian yang penting dalam perkembangan peradaban manusia. Tanpa
penelitian suatu ilmu tidak akan pernah berkembang, tidak ada satu Negara
yang sudah maju dan berhasil dalam pembangunan, tanpa melibatkan
banyak kegiatan di bidang penelitian. Manfaat dari penelitian, banyak
studi menyimpulkan bahwa kontribusi dari penelitian mempunyai nilai
yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan penelitian tersebut.
Setiap penelitian yang akan dimulai pastilah membutuhkan sebuah
rangsangan pikiran yang akan dilakukan peneliti. Jika tidak, si peneliti
pastinya akan mengalami kesulitan untuk memulainya. Dalam penelitian
terdapat berbagai macam-macam penelitian.
Penelitian juga memiliki objek-objek yang berbeda, tergantung pada
topik dan tema yang diteliti. Apakah itu berkaitan dengan ilmu sosial atau
ilmu pasti. Oleh karena itulah diperlukan sebuah pemikiran dasar yang
akan menjadi kerangka penelitian, tipe penelitian seperti apa yang akan
kita lakukan.
Demi menunjang ketercapaiannya itu, maka ada kalanya kita butuh apa
yang disebut dengan penelitian. Penelitian memiliki maksud untuk
menjadi lantaran bagi jalan kita dalam membuat suatu rancangan dasar
bagi pemahaman kita. Kita tidak akan mengerti ataupun memahami jikalau
kita tidak berusaha untuk meneliti masalah atau hal itu. Penelitian
memiliki bermacam-macam jenis seperti yang akan kami jelaskan.
Semoga ini tidak membosankan dan dapat membuka wawasan kita tentang
penelitian tersebut.

1
2

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan


permasalahannya yaitu :

1. Apa pengertian dari penelitian?


2. Apa saja macam-macam penelitian?
1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan tujuannya


yaitu :

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari penelitian.


2. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam penelitian.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penelitian

Pengertian penelitian menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:

1. Soerjono Soekanto mendefinisikan penelitian sebagai suatu kegiatan


ilmiah yang didasarkan pada konstruksi dan analisis yang dilakukan
secara metodologis, sistematis, terurut, dan konsisten yang bertujuan
untuk mengungkapkan kebenaran suatu isu sebagai suatu manifestasi
keinginan manusia yang bertujuan untuk mengetahui apa yang sedang
terjadi.
2. Soetrisno Hadi mengungkapkan bahwa, penelitian ialah usaha atau
tindakan dalam menemukan sesuatu untuk melengkapi kekosongan
atau kekurangan yang ada, mengkritisi dalam apa yang telah ada,
mengembangkan, memperluas, serta menguji kebenaran dari apa yang
telah ada namun kebenarannya masih diragukan sehingga dibutuhkan
suatu penelitian untuk menghilangkan keraguan.
3. Woody mendeskripsikan penelitian sebagai metode untuk menemukan
suatu ide atau pikiran yang kritis. Penelitian ini meliputi penginputan
definisi dan redefinisi terhadap masalah, membuat rumus hipotesis
atau membuat uji coba yang sangat teliti mengenai kesimpulan yang
ditetapkan dalam menentukan apakah kesimpulan tersebut sudah
sesuai dengan hipotesis.
4. Parson mendefinisikan penelitian merupakan suatu pencarian atas
segala sesuatu yang dilakukan secara sistematis, dengan penekanan
bahwa pencarian tersebut dilakukan pada isu atau masalah-masalah
yang dapat dipecahkan dan ditemukan solusi terbaik melalui
penelitian.
Kesimpulan secara umum mengenai definisi penelitian adalah metode,
cara, kegiatan, yang dilakukan berdasarkan urutan yang sistematis,
metodologis, dan konsisten terkait suatu isu atau masalah guna

3
4

menemukan solusi dimana dalam proses pencarian tersebut dilakukan


berdasarkan fakta yang ada.
2.2. Macam-Macam Penelitian

Macam-macam penelitian di klasifikasikan menjadi enam bagian, yiatu


sebagai berikut :
1. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya
Penggolongan penelitian menurut tempat pelaksanaannya, dapat
dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Penelitian laboratorium
Penelitian jenis ini dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk
mengadakan studi ilmiah dan kerja ilmiah. Tujuan penelitian
laboratorium untuk ilmu pengetahuan sosial ialah: mengumpulkan
data, mengadakan analisa, mengadakan test, serta memberikan
interpretasi terhadap sejumlah data, sehingga orang bisa
meramalkan kecenderungan gerak satu gejala sosial dalam satu
masyarakat tertentu. Laboratorium pengetahuan sosial ini
memberikan bimbingan pada sejumlah ilmuwan dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan untuk melakukan penelitian secara
kooperatif.
b. Penelitian lapangan (field research)
Penelitian lapangan dilakukan dalam kancah kehidupan
sebenarnya. Misalnya saja penelitian tentang kehidupan para guru,
masalah religiusitas masyarakat desa, penelitian anak-anak
pencandu narkoba, dan lain-lain. Penelitian lapangan pada
hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus
dan realistis apa yang tengah terjadi pada suatu saat di tengah
masyarakat. Jadi, mengadakan penelitian mengenai beberapa
masalah aktual yang kini tengah berkecamuk dan mengekspresikan
diri dalam bentuk gejala atau proses sosial.
c. Penelitian perpustakaan (library research)
5

Penelitian perpustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data


dan informasi dengan bantuan macam-macam material yang
terdapat di ruang perpustakaan, misalnya berupa; buku-buku,
majalah, naskah-naskah, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen,
dan lain-lain. Pada hakekatnya, data yang diperoleh dengan jalan
penelitian perpustakaan tersebut dijadikan fundasi dasar dan alat
utama bagi praktek penelitian di tengah lapangan.
2. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
Berdasarkan dimensi waktu, penelitian bisa dibedakan menjadi 2
macam penelitian, yaitu:
a. Penelitian Cross-sectional
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu
waktu tertentu. Penelitian ini hanya digunakan dalam waktu yang
tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang
berbeda untuk diperbandingkan.
Satu hal yang diingat bahwa pengertian satu waktu tertentu
tidak bisa hanya dibatasi pada hitungan minggu, bulan atau tahun
saja. Tidak ada batasan baku untuk menunjukkan satu waktu
tertentu. Akan tetapi, yang digunakan adalah bahwa penelitian itu
telah selesai. Dengan demikian, bisa saja seorang melakukan
penelitian di bulan Januari, kemudian karena ada keperluan
mendesak, pada bulan Februari dan Maret, ia kembali ke
rumahnya. Pada bulan April, ia kembali lagi kelapangan untuk
meneruskan pengumpulan data. Sekalipun peneliti mendatangi
lokasi penelitian sebanyak dua kali, ia tetap dikategorikan
melakukan penelitian cross-sectional. Dengan demikian, konsep
satu waktu tertentu dalam satu penelitianlah yang digunakan untuk
menentukan bahwa penelitian itu merupakan penelitian.
b. Penelitian longitudinal
Penelitian jenis ini dilakukan antarwaktu. Dengan demikian,
setidaknya terdapat dua kali penelitian dengan topik dan gejala
6

yang sama, tetapi dilakukan dalam waktu yang berbeda. Namun


bukan berarti jika ada dua penelitian yang dilakukan dalam waktu
yang berbeda dengan topik yang sama selalu dikategorikan ke
dalam penelitian longitudinal, tetapi ada kata kunci yang harus
dipegang, yaitu adanya upaya perbandingan antara hasil penelitian.
Dengan kata lain, penelitian longitudinal sudah direncanakan sejak
awal penelitian, dan bukannya secara kebetulan terjadi.
Penelitian longitudinal merupakan penelitian yang mencoba
melihat perubahan yang terjadi. Penelitian longitudinal terbagi lagi
ke dalam tiga bentuk, yaitu:
1) Penelitian kecenderungan, yaitu penelitian-penelitian terhadap
gejala yang sama dengan waktu yang berbeda, serta responden
atau informan yang berbeda.
2) Penelitian panel, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala
yang sama dengan waktu yang berbeda, dan responden atau
informan yang sama. Dengan penelitian ini, seseorang akan
diteliti minimal sebanyak dua kali. Permasalahan yang
seringkali muncul dalam penelitian ini adalah jika jangka 
waktu antara penelitian yang satu dengan penelitian yang
lainnya berdurasi cukup lama sehingga ada kemungkinan
responden yang dulu dijadikan sampel, kina sudah tidak bisa
ditemui lagi, bisa jadi karena dia sudah meninggal dunia atau
bisa juga karena sudah pindah rumah.
3) Penelitian kohort, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala
yang sama, yang dilakukan pada waktu yang berbeda dengan
responden atau informan yang memiliki karakteristik yang
sama. Dengan demikian, orang-orang yang diteliti berbeda,
tetapi memiliki ciri-ciri yang sama. Ciri-ciri ini bisa berbentuk
apa pun juga. Bisa saja mereka memiliki kesamaan pengalaman
hidup, kesamaan tempat tinggal, kesamaan keturunan,
kesamaan alumni, kesamaan latar belakang pekerjaan,
7

kesamaan status, dan lain sebagainya. Misalnya kita akan


melakukan penelitian di tahun 1990 kepada orang-orang yang
berusia 45 tahun.  Tahun 2000 kita melakukan penelitian yang
sama dengan orang-orang yang berusia 55 tahun. Karakteristik
apa yang sama? Mereka adalah orang-orang yang lahir pada
tahun 1945. Dengan demikian, karakteristik yang sama adalah
tahun kelahiran. Tidak hanya itu, ternyata peneliti
menginginkan agar semua orang yang diteliti pada tahun 1965
berusia 20 tahun sehingga dapat mengetahui tentang kejadian
pemberontakan G 30 S PKI, dan sama-sama mengalaminya.
3. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Bidang
Macam-macam penelitian berdasarkan bidang, sebagai berikut:
a. Penelitian Bidang Akademik
Penelitian bidang akademik adalah penelitian yang dilakukan
oleh para mahasiswa dalam membuat skripsi, tesis, disertasi.
Penelitian ini merupakan sarana edukatif, sehingga lebih
mementingkan validitas internal (caranya yang harus betul).
Variabel penelitian terbatas serta kecanggihan analisis disesuaikan
dengan jenjang penelitian S1, S2, S3. Misalnya saja pembuatan
skripsi untuk mahasiswa Strata Satu (S1), tesis untuk mahasiswa
Pascasarjana (S2), dan disertasi untuk mahasiswa doktoral (S3).
Penelitian di bidang ini adalah penelitian yang bersifat edukatif,
sehingga lebih mementingkan validitas internal. Variabel penelitian
biasanya terbatas serta kedalaman analisis disesuaikan dengan
jenjang pendidikan S1, S2, dan S3.
b. Penelitian Bidang Profesional
Penelitian bidang profesional adalah penelitian yang dilakukan
oleh orang yang berprofesi sebagai peneliti (termasuk dosen).
Tujuan dari penelitian bidang profesional adalah mendapatkan
pengetahuan (ilmu, teknologi dan seni)baru. Variabel penelitian
biasanya sangat lengkap. Analisis yang dilakukan dalam penelitian
8

biasanya disesuaikan dengan kepentingan masyarakat ilmiah.


Penelitian bidang ini harus dilakukan dengan cara yang benar dan
hasilnya dapat berguna untuk pengembangan ilmu.
c. Penelitian Bidang Institusional
Penelitian bidang institusional adalah penelitian yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi yang bisa digunakan untuk
pengembangan lembaga. Hasil penelitian akan sangat berguna bagi
pimpinan suatu institusi sebagai bahan pertimbangan untuk
membuat keputusan. Hasil penelitian lebih cenderung pada
validitas eksternal (kegunaan), kelengkapan informasi dan
kecanggihan analisis disesuaikan untuk pengambilan keputusan).
4. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tingkat Ekplanasi
Penelitian menurut tingkat explanasinya adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menjelaskan kedudukan variabel yang diteliti serta
hubungan variabel satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a. Penelitian Deskriptif
Penelitain deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri baik dari satu atau lebih
independen variabel tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel lain. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang mengumpulkan data untuk menguji hipotesis atau
menjawab pertanyaan penelitian mengenai status terakhir dari
subyek penelitian. Penelitian deskriptif berusaha untuk
memperoleh deskriptif lengkap dan akurat dari suatu situasi.
Kelemahan utama penelitian deskriptif adalah kurangnya
tanggapan subyek penelitian. Misalnya bagaimana kondisi
perusahaan di Indonesia, seberapa besar produktivitas kerja
karyawan perusahaan A, bagaimana etos kerja dan prestasi kerja
karyawan tersebut, kemudian contoh kedua Penelitian disiplin kerja
pegawai negeri setelah otonomi daerah, penelitian profit guru yang
9

profesional, penelitian, kesiapan sekolah melaksanakan manajemen


berbasis sekolah, kesiapan sekolah melaksanakan KBK, dan lain-
lain.
b. Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan variabel tetap mandiri tetapi sampel lebih dari
satu atau dalam waktu yang berbeda. Penelitian komparatif adalah
suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Contoh: penelitian
tentang adakah perbedaan kemampuan kerja antara lulusan SMK
dengan lulusan SMU, penelitian tentang adakah perbedaan hasil
belajar antara strategi belajar A dengan strategi belajar B,
penelitian tentang tingkat kesiapan sekolah negeri dan sekolah
swasta dalam melaksanakan manajemen berbasis sekolah.
Kemudian adakah perbedaan karakteristik audit antara perusahaan
BUMN dan perusahan swasta.
c. Penelitian Asosiatif/Hubungan
Penelitian asosiatif/hubungan adalah penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini merupakan tingkatan yang tertinggi dibandingkan
dengan penelitian deskriptif dan penelitian komparatif. Penelitian
korelasional (hubungan) adalah penelitian yang bertujuan untuk
menemukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau
lebih, serta seberapa besar korelasi dan yang ada diantara variabel
yang diteliti. Penelitian korelasional tidak menjawab sebab akibat,
tetapi hanya menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara
variabel yang diteliti. Contoh: penelitian tentang pengaruh
kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai, penelitian tentang
hubungan antara tingkat pendidikan dan kerukunan masyarakat
didaerah tertentu, penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi merebaknya KKN di instansi tertentu, penelitian
tentang pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai,
10

penelitian tentang hubungan antara tingkat pendidikan dan


kerukunan masyarakat didaerah tertentu, penelitian tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi merebaknya KKN di instansi tertentu,
dan lain-lain. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun
suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala. Hubungan dua variabel dapat
berhubungan secara:
1) Simetris: (datangnya bersama-sama). Misalnya, sistem
pengukuran kinerja yang baik, diikuti dengan kinerja
manajemen yang baik juga.
2) Kausal atau sebab akibat: (jika X maka Y). Misalkan, jika laba
perusahaan naik, maka pajak yang dikenakan meningkat.
3) Resiprokal/ timbal balik: (saling mempengaruhi). Misalnya,
laba naik maka penjualan naik, sebaliknya bila penjualan naik
laba akan naik juga.
5. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Fungsi
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005:14) penelitian
berdasarkan fungsi dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu penelitian
dasar, penelitian terapan, dan penelitian evaluatif. Secara lebih luas,
perbedaan antara ketiga jenis penelitian tersebut dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi

Dasar Terapan Evaluasi


Topik Ilmu Bidang terapan: Pelaksanaan
Penelitian pengetahuan kedokteran, berbagai
eksakta, teknologi, kegiatan,
perilaku, pendidikan. program
dan sosial. pada suatu
lembaga.
Tujuan Untuk menguji Menguji Mengukur
Penelitian teori, kegunaan teori manfaat,
11

dalil, dan dalam bidang sumbangan,


prinsip tertentu. dan
dasar. Menjelaskan kelayakan
Menentukan hubungan program
hubungan empirik atau kegiatan
empirik dan generlisasi tertentu.
antara analitis diantara
fenomena dan bidang tertentu.
generalisasi
analisis.

Tingkat Abstrak, Umum, terkait Konkrit,


Generalisasi umum. dengan bidang spesifik
Hasil tertentu. dalam aspek
. tertentu.
Diterapkan
dalam
praktek pada
bidang
tertentu.
Kegunaan Menambahkan Menambahkan Menambahkan
Peneliti pengetahuan pengetahuan pengetahuan
dengan yang yang
prinsip-prinsip didasarkan didasarkan
dasar penelitian pada penelitian
dan hukum bidang tertentu. tentang praktek
tertentu. Mengembangk tertentu.
Mengembangk an Mengembangk
an penelitian dan an
metodologi metodologi penelitian dan
dan caracara dalam metodologi
12

lebih lanjut. bidang tertentu. tentang


praktek
tertentu.
Landasan
dalam
pembuatan
keputusan
dalam
kegiatan/prakte
k
tertentu

Ilmu-ilmu dasar baik dalam bidang sosial maupun eksakta


dikembangkan melalui penelitian dasar, sedangkan penelitian terapan
menghasilkan ilmu-ilmu terapan (kedokteran, teknologi, pendidikan).
Penelitian terapan dilakukan dengan memanfaatkan ilmu dasar.
Penelitian dasar (basic research) adalah penelitian yang dilakukan
dengan tujuan untuk pengembangan teori-teori ilmiah atau prinsip-
prinsip yang mendasar dan umum dari bidang ilmu yang bersangkutan.
Penelitian terapan (applied research) ditujukan untuk menemukan
teori-teori atau prinsip-prinsip yang mendasar dan umum dari masalah
yang dikaji sehingga dapat memecahkan/mengatasi suatu masalah serta
masalah-masalah lain yang tergolong dalam tipe yang sama. Penelitian
evaluatif (evaluation research) dimaksudkan untuk menilai suatu
program atau kegiatan tertentu pada suatu lembaga. Penelitian
evaluatif dapat digunakan untuk menilai manfaat, kegunaan, atau
kelayakan suatu kegiatan/program tertentu.

a. Penelitian Dasar
13

Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni


(pure research) atau penelitian pokok (fundamental research)
adalah penelitian yang diperuntukan bagi pengembangan suatu
ilmu pengetahuan serta diarahkan pada pengembangan teori-teori
yang ada atau menemukan teori baru. Peneliti yang melakukan
penelitian dasar memiliki tujuan mengembangkan ilmu
pengetahuan tanpa memikirkan pemanfaatan secara langsung dari
hasil penelitian tersebut. Penelitian dasar justru memberikan
sumbangan besar terhadap pengembangan serta pengujian teori-
teori yang akan mendasari penelitian terapan. Penelitian dasar lebih
diarahkan untuk mengetahui, menjelaskan, dan memprediksikan
fenomena-fenomena alam dan sosial. Hasil penelitian dasar
mungkin belum dapat dimanfaatkan secara langsung akan tetapi
sangat berguna untuk kehidupan yang lebih baik. Tujuan penelitian
dasar adalah untuk menambah pengetahuan dengan prinsip-prinsip
dasar, hukum-hukum ilmiah, serta untuk meningkatkan pencarian
dan metodologi ilmiah (Sukmadinata, 2005).
Tingkat generalisasi hasil penelitian dasar bersifat abstrak dan
umum serta berlaku secara universal. Penelitian dasar tidak
diarahkan untuk memecahkan masalah praktis akan tetapi prinsip
prinsip atau teori yang dihasilkannya dapat mendasari pemecahan
masalah praktis. Dengan kata lain, hasil penelitian dasar dapat
mempengaruhi kehidupan praktis. Contoh penelitian dasar yang
terkait erat dengan bidang pendidikan adalah penelitian dalam
bidang psikologi, misalnya penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap dan perikalu manusia. Hasil penelitian
tersebut sering digunakan sebagai landasan dalam pengembangan
sikap untuk merubah perilaku melalui proses
pembelajaran/pendidikan.
b. Penelitian Terapan
14

Penelitian terapan atau applied research dilakukan berkenaan


dengan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian
dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian terapan berfungsi untuk
mencari solusi tentang masalah-masalah tertentu. Tujuan utama
penelitian terapan adalah pemecahan masalah sehingga hasil
penelitian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia baik
secara individu atau kelompok maupun untuk keperluan industri
atau politik dan bukan untuk wawasan keilmuan semata (Sukardi,
2003). Dengan kata lain penelitian terapan adalah satu jenis
penelitian yang hasilnya dapat secara langsung diterapkan untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah serta
mengetahui hubungan empiris dan analisis dalam bidang-bidang
tertentu. Implikasi dari penelitian terapan dinyatakan dalam
rumusan bersifat umum, bukan rekomendasi berupa tindakan
langsung. Setelah sejumlah studi dipublikasikan dan dibicarakan
dalam periode waktu tertentu, pengetahuan tersebut akan
mempengaruhi cara berpikir dan persepsi para praktisi. Penelitian
terapan lebih difokuskan pada pengetahuan teoretis dan praktis
dalam bidang-bidang tertentu bukan pengetahuan yang bersifat
universal misalnya bidang kedokteran, pendidikan, atau teknologi.
Penelitian terapan mendorong penelitian lebih lanjut, menyarankan
teori dan praktek baru serta pengembangan metodologi untuk
kepentingan praktis.
Penelitian terapan dapat pula diartikan sebagai studi sistematik
dengan tujuan menghasilkan tindakan aplikatif yang dapat
dipraktekan bagi pemecahan masalah tertentu. Hasil penelitian
terapan tidak perlu sebagai suatu penemuan baru tetapi meupakan
aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada (Nazir, 1985). Akhir-
akhir ini, penelitian terapan telah berkembang dalam bentuk yang
15

lebih khusus yaitu penelitian kebijakan (Majchrzak, 1984).


Penelitian kebijakan berawal dari permasalahan praktik dengan
maksud memecahkan masalah-masalah sosial. Hasil penelitian
biasanya dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan.
c. Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari
penelitian terapan namun tujuannya dapat dibedakan dari penelitian
terapan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan
suatu program, produk atau kegiatan tertentu (Danim, 2000).
Penelitian ini diarahkan untuk menilai keberhasilan manfaat,
kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan dari
suatu unit/ lembaga tertentu. Penelitian evaluatif dapat menambah
pengetahuan tentang kegiatan dan dapat mendorong penelitian atau
pengembangan lebih lanjut, serta membantu para pimpinan untuk
menentukan kebijakan (Sukmadinata, 2005). Penelitian evaluatif
dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau
membuktikan hipotesis.
Makna evaluatif menunjuk pada kata kerja yang menjelaskan
sifat suatu kegiatan, dan kata bendanya adalah evaluasi. Penelitian
evaluatif menjelaskan adanya kegiatan penelitian yang sifatnya
mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang biasanya merupakan
pelaksanaan dan rencana. Jadi yang dimaksud dengan penelitian
evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tentang apa yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata
mengenai keterlaksanaan rencana yang memerlukan evaluasi.
Melakukan evaluasi berarti menunjukkan kehati-hatian karena
ingin mengetahui apakah implementasi program yang telah
direncanakan sudah berjalan dengan benar dan sekaligus
memberikan hasil sesuai dengan harapan. Jika belum bagian mana
yang belum sesuai serta apa yang menjadi penyebabnya.
16

Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu


pengukuran atau pengambilan data dan membandingkan hasil
pengukuran dan pengumpulan data dengan standar yang
digunakan. Berdasarkan hasil perbandingan ini maka akan
didapatkan kesimpulan bahwa suatu kegiatan yang dilakukan itu
layak atau tidak, relevan atau tidak, efisien dan efektif atau tidak.
Atas dasar kegiatan tersebut, penelitian evaluatif dimaksudkan
untuk membantu perencana dalam pelaksanaan program,
penyempurnaan dan perubahan program, penentuan keputusan atas
keberlanjutan atau penghentian program, menemukan fakta-fakta
dukungan dan penolakan terhadap program, memberikan
sumbangan dalam pemahaman suatu program serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Lingkup penelitian evaluatif dalam
bidang pendidikan misalnya evaluasi kurikulum, program
pendidikan, pembelajaran, pendidik, siswa, organisasi dan
manajemen.
Satu pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasi adalah
adanya standar, tolok ukur atau kriteria. Mengevaluasi adalah
melaksanakan upaya untuk mengumpulkan data mengenai kondisi
nyata sesuatu hal, kemudian dibandingkan dengan kriteria agar
dapat diketahui kesenjangan antara kondisi nyata dengan kriteria
(kondisi yang diharapkan). Penelitian evaluatif bukan sekedar
melakukan evaluasi pada umumnya. Penelitian evaluatif
merupakan kegiatan evaluasi tetapi mengikuti kaidah-kaidah yang
berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu persyaratan keilmiahan,
mengikuti sistematika dan metodologi secara benar sehingga dapat
dipertanggungjawabkan. Sejalan dengan makna tersebut, penelitian
evaluatif harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Arikunto, 2006):
1) Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-
kaidah yang berlaku bagi penelitian ilmiah pada umumnya.
17

2) Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir sistemik yaitu


memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan
yang terdiri dan beberapa komponen atau unsur yang saling
berkaitan antara satu sama lain dalam menunjang keberhasilan
kinerja dan objek yang dievaluasi.
3) Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang
dievaluasi, perlu adanya identifikasi komponen yang
berkedudukan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan
program.
4) Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk
setiap indikator yang dievaluasi agar dapat diketahui dengan
cermat keunggulan dan kelemahan program.
5) Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi
nyata secara rinci untuk mengetahui bagian mana dari program
yang belum terlaksana, perlu ada identifikasi komponen yang
dilanjutkan dengan identifikasi sub komponen, dan sampai
pada indikator dan program yang dievaluasi.
6) Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi
secara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut
secara tepat.
7) Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai
masukan/rekomendasi bagi kebijakan atau rencana program
yang telah ditentukan. Dengan kata lain, dalam melakukan
kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada tujuan
program kegiatan sebagai standar, kriteria, atau tolak ukur.
6. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Metode
Bermacam-macam metode penelitian bila di lihat dari landasan
filsafat, data dan analisisnya dapatb dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
metode penelitian kuantitatif, metode penelitian kualitatif dan metode
penelitian kombinasi (mixed methods).
a. Metode Penelitian Kuantitatif
18

Metode penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional,


karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut
sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat
positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah (scientific) karena
telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang konkrit/empiris,
obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut
metode konfirmatif, karena metode ini cocok digunakan untuk
pembuktian/konfirmasi. Metode ini disebut metode kuantitatif
karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik.
Dengan demikian metode kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
Filasafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu
di klasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan
hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada umumnya di
lakukan pada populasi atau sampel tertentu yang bersifat
representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk
menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga
dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya di uji
melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data
digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul
selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan
statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan
hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif
pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara
19

random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat


digeneralisasikan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.
Dalam hal ini metode kuantitatif dapat dibagi menjadi dua,
yaitu metode eksperimen dan metode survei. Metode penelitian
eksperimen adalah metode penelitian yan dgunakan untuk mencari
pengaruh treatment tertentu (perlakuan) dalam kondisi yang
terkontrol (laboratorium). Dalam hal meode eksperimen Cresswell
(2009). Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data
dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, untuk menemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis. Neuman W Lawrence
(2003) menyatakan bahwa penelitian survei adalah penelitian
kuantitatif. Dalam penelitian survei, peneliti menanyakan ke
beberapa orang (yang disebut dengan responden) tentang
keyakinan, pendapat, karakteristik suatu obyek dan perilaku yang
telah lalu atau sekarang. Pnelitian survei berkenaan dengan
pertanyaan tentang keyakinan dan perilaku dirinya sendiri.
Penelitian survei pada umumnya dilakukan untuk mengambil
suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.
Walaupun metode survei ini tidak memerlukan kelompok kontrol
seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang
dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang
representatif (David Kline, 1980).
b. Metode Penelitian Kualitatif
Metode kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena
popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik
karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini
disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih
bersifat seni (kurang terpola) dan disebut sebagai metode
interpretive karena data hail penelitian lebih berkenaan dengan
20

interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Metode ini


sering disebut sebagai metode konstruktif karena, dengan metode
kualitatif dapat ditemukan data-data yang berserakan, selanjutnya
dikonstruksikan dalam suatu tema yang lebih bermakna dan mudah
difahami.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnographi,
karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode
kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif.
Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma
interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai
sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan
hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian
dilakukan pada obyek yang alamiah. Objek yang alamiah adalah
obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh
peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada
obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah
orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk
dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori
dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis,
memotret, dan dan mengontruksi situasi sosialyang diteliti menjadi
lebih jelas dan bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti, maka
teknik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan
berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan/simultan.
Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-
fakta yang ditemukan dilapangan dan kemudian dikonstruksikan
menjadi hipotesis atau teori. Metode kualitatif digunakan untuk
21

mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung


makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang
merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu
dalam penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna.
Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability.
Dengan demikian metode penelitian kualitaif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpotivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitataif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
Dalam hal penelitian kualitatif, Creswell (2009) menyatakan
bahwa “qualitative research is a means for exploring and
understanding the meaning individuals or groups ascribe to a
social or human problem. The process of research involves
emerging questions and procedures; collecting data in the
participants setting; analyzing the data inductively, building from
particulars to general themes and making interpretations of the
meaning of data. The final written report ha a flexible writing
stucture”.
Menuru Creswell (2009), metode kualitatif dibagi menjadi lima
macam yaitu:
1) Phenomenological research is a qualitative strategy in which
the researcher identifies the essens of human experiences about
a phenomenon a describe by participants in a study.
Fenomenologis adalah merupakan salah satu jenis penelitian
kualitatif, dimana peneliti melakukan pengumpulan data
dengan observasi partisipan untuk mengetahui fenomena
esensial partisipan dalam pengalaman hidupnya.
22

2) Grounded theory is a qualitative strategy in which the


researcher derives a general, abstract theory of a process,
action, or interaction grounded in the views of participants in
study. Teori Grounded adalah merupakan salah satu jenis
metode kalitatif, di mana peneliti dapat menarik generalisasi
(apa yang diamati secara induktif), teori yang abstrak tenatng
proses, tindakan, atau interaksi berdasarkan pandangan dari
partisipan yang diteliti.
3) Ethography is a qualitative strategy in which the researcher
studies an intact cultural group in a natural setting over a
prolonged period of time by collecting primarily observational
and interview data. Etnografi, adalah merupakan salah satu
jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan studi
terhadap budaya kelompok dalam kondisi yang alamiah melalui
obervasi dan wawancara.
4) Kasus merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana
penelitian melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap
program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih
orang. Suatu kasus terikat oleh waktu dan aktivitas dan peneliti
melakukan pengumpulan data secara mendetail dengan
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data dan dalam
waktu yang berkesinambungan.
5) Penelitian naratif merupakan salah satu jenis penelitian
kualitatif, dimana peneliti melakukan studi terhadap satu orang
individu atau lebih untuk memperoleh data tentang sejarah
perjalanan dalam kehidupannya. Data tersebut selanjutnya oleh
peneliti disusun menjadi laporan yang naratif dan kronologis.
Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan and Biken
(1982) adalah sebagai berikut:
23

1) Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya


adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti
adalah instrumen kunci.
2) Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang
terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak
menekankan pada angka.
3) Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada
produk atau outcome.
4) Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
5) Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik
yang teramati).
Erickson dalam susan Stainback (2003) menyatakan bahwa
ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
1) Intensive, long term participation in field setting.
2) Careful recording of what happens in the setting by writing
field notes and interview notes by colllecting other kinds of
documentary evidence.
3) Analytic reflection on the documentary records obtained in the
field.
4) Reporting the result by means of detailed descriptions, direct
quotes from interview, and interpretative commentary.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikemukakan bahwa,
metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti
ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa
yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai
dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan
penelitian secara mendetail.
Menurut Merriam dalam buku Qualitative Research (2009),
menyatakan bahwa “Qualitative researchers are interested in
understanding how people interpret their experimences, how they
construct their worlds, and what meaning they attribute to their
24

experiences”. Penelitian kualitatif tertarik untuk memahami


bagaimana orang menginterpetasikan pengalaman dalam
kehidupannya, bagaimana mereka mengkontribusikan dunianya,
dan apa makna pengalaman dalam hidupnya.
c. Metode Penelitian Kombinasi
Metode penelitian kombinasi, merupakan metode penelitian
yang berdasarkan pada filsafat pragmatisme (gabungan positivisme
dan pospositivisme). Menurut Creswell (2009), filsafat pramatisme
berpandangan bahwa:
1) Filsafat pragmatisme tidak memandang bahwa dunia itu bukan
suatu kesatuan yang absolut. Dengan pandangan ini, peneliti
kombinasi melihat dunia/realitas dari berbagai pendekatan
dalam mengumpulkan dan menganalisis data, dan tidak hanya
dengan satu macam pendekatan saja.
2) Filsafat pragmatisme tidak hanya berpedoman pada satu
landasan filsafat dalam memandang reallitas, tetapi
menggunakan kombinasi landasan filsafat yaitu filsafat
penelitian kuantitatif dan kualitatif.
3) Pragmatisme adalah suatu pandangan dasar, atau filsafat yang
terkait dengan suatu tindakan, situasi dan akibat daripada sebab
(seperti dalam filsafat positivisme). Pragmatisme terkait dengan
suatu aplikasi bagaimana cara bekerja dan cara pemecahan
masalah. Bila dilakukan dengan metode, maka peneliti dapat
menggunakan semua metode yang mungkin dapat digunakan
untuk memahami masalah.
4) Penelitian kombinasi memandang filsafat pragmatisme
membuka pintu adanya berbagai metode penelitian, berbagai
perbedaan dalam memandang dunia/realitas, dan berbagai
perbedaan asumsi, sehingga dapat terjadi perbedaan dalam
pengumpulan data dan analisis.
25

5) Peneliti secara individual mempunyai kebebasan untuk memilih


metode yang digunakan untuk penelitian, dengan demikian para
peneliti bebas memilih metode, teknik, dan prosedur yang
terbaik untuk penelitian sehingga dapat mencapai maksud dan
tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan uraian tersebut bahwa filsafat pragmatisme itu
memandang dunia/realitas itu merupakan satu kesatuan yang
absolut/mutlak, tidak hanya menggunakan satu sistem filsafat
dalam memandang realitas. Dengan demikian situasi sosial itu
bersifat holistik (pospositivisme) tetapi bisa juga dapat
dikalsifikasikan (positivisme), suatu kondisi itu tidak harus
natural/alamiah (postpositivisme) tetapi juga bisa ada
perlakuan/treatment (positivisme). Dengan situasi seperti itu, maka
peneliti kombinasi dapat melakukan penelitian dengan metode
kualitatif dan kuantitatif secara bersama-sama.
Secara pragmatis dan praktis metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif dapat digunakan sebagai metode penelitian. Namun ada
yang berpikiran bahwa, metode kuantitatif dan kualitatif tidak
dapat digabungkan. Seperti yang dinyatakan oleh Thomas D. Cook
and Charles Reichardi (1978) bahwa metode kualitatif dan
kuantitatif tidak akan pernah dipakai bersama-sama, karena kedua
metode tersebut memiliki paradigma yang berbeda dan
perbedaannya bersifat mutually exclusive, sehingga dalam
penelitian hanya dapat memilih salah satu metode.
Susan Stainback, (1988) menyatakan bahwa setiap metode
dapat digunakan untuk melengkapi metode lain, bila penelitian
dilakukan pada lokasi yang sama, tetapi dengan maksud dan tujuan
yang berbeda.
Johnson dan Cristensen (dalam Sugiyono, 2013: 20)
menyatakan bahwa mix method atau metode penelitian kombinasi
merupakan pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasikan
26

atau menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan


kuantitatif (mencakup landasan filosofis, penggunaan pendekatan
dan mengkombinasikan kedua pendekatan dalam penelitian).
Creswell (2009) menyatakan bahwa “metode penelitian
kombinasi adalah merupakan pendekatan penelitian yang
menggabungkan atau menghubungkan metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif.
Tashakkori and Creswell dalam Donna M. Mertens (2010),
mendefinisikan bahwa penelitian kombinasi adalah merupakan
penelitian, dimana peneliti mengumpulkan dan menganalisis data,
mengintegrasikan temuan, dan menarik kesimpulan secara
inferensial dengan menggunakan dua pendekatan atau metode
penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi. Metode
kombinasi digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian pada
satu proyek/kegiatan penelitian.
Creswell (2009) menyatakan bahwa metode penelitian
kombinasi akan berguna bila metode kuantitatif atau metode
kualitatif secara sendiri-sendiri tidak cukup akurat digunakan untuk
memahami permasalahan penelitian, atau dengan menggunakan
metode kuantitatif dan kualitatif secara kombinasi akan dapat
memperoleh pemahaman yang paling baik (bila dibandingkan
dengan satu metode).
Sehingga dari berbagai definisi para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian kombinasi merupakan gabungan dari
metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengkombinasian atau
penggabungan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif
ini digunakan secara bersama-sama dalam suatu penelitian
sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable
dan objektif.
Creswell (2009) mengklasifikasikan terdapat dua model utama
metode penelitian kombinasi, yaitu model sequential (kombinasi
27

berurutan), dan model concurrent (kombinasi campuran). Model


sequential (kombinasi berurutan) ada tiga macam, yaitu sequential
explanatory (model urutan pembuktian), sequential exploratory
(model urutan penemuan), dan sequential transformative.
Sedangkan model concurrent (kombinasi campuran) terdapat tiga
macam, yaitu concurrent triangulation (campuran kualitatif dan
kuantitatif secara berimbang), concurrent embedded (campuran
penguatan/metode kedua memperkuat metode pertama), dan
concurrent rent transformative.
1) Model sequential (kombinasi berurutan)
Creswell (2009) menyatakan bahwa metode kombinasi
model sequential adalah suatu prosedur penelitian dimana
peneliti mengembangkan hasil penelitian dari satu metode
dengan metode yang lain. Metode ini dikatakan sequential,
karena penggunaan metode dikombinasikan secara berurutan.
Bila urutan pertama menggunakan metode kuantitatif, dan
urutan kedua menggunakan kualitatif, maka metode tersebut
dinamakan kombinasi sequential explanatory dan bila urutan
pertama menggunakan metode kualitatif dan urutan kedua
menggunakan metode kuantitatif, maka metode tersebut
dinamakan metode penelitian kombinasi model sequential
exploratory.
a) Sequentil explanatory (urutan pembuktian)
Metode penelitian kombinasi model sequential
explanatory, dicirikan dengan pengumpulan data dan
analisis data kuantitatif pada tahap pertama, dan diikuti
dengan pengumpulan dan analisis data kualitataif pada
tahap kedua, guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif
yang dilakukan pada tahap pertama.
b) Sequentil exploratory (urutan penemuan)
28

Metode sequentil exploratory sama dengan metode


sequential explanatory, hanya dibalik, dimana pada metode
ini pada tahap awal menggunakan metode kualitatif dan
tahap berikutnya menggunakan metode kuantitatif. Bobot
metode lebih pada metode tahap pertama yaitu metode
kualitatif dan selanjutnya dilengkapi dengan metode
kuantitatif. Kombinasi data kedua metode bersifat
connecting (menyambung) hasil penelitian tahap pertama
(hasil penelitian kualitatif) dan tahap berikutnya (hasil
penelitian kuantitatif).
c) Sequentil transformative
Model sequentil transformative dilakukan dalam dua
tahap dengan dipadu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu
sosial) pada setiap prosedur penelitiannya. Tahap pertama
bisa menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif dan
dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan metode kualitatif
atau kuantitatif. Teori lensa dikemukakan pada bagian
pendahuluan proposal penelitian untuk memandu
dirumuskannya pertanyaan penelitian untuk menggali
masalah.
2) Model concurrent (kombinasi campuran)
Model concurrent penggabungan dengan cara dicampur
dalam waktu yang sama. Dalam hal ini metode kuantitatif
digunakan untuk menjawab satu jenis rumusan masalah atau
satu jenis pertanyaan penelitian. Terdapat tiga model yaitu
concurrent triangulation, concurrent embedded, dan concurrent
rent transformative.
a) Concurrent triangulation (campuran kuantitatif dan
kualitatif secara berimbang)
Model concurrent triangulation merupakan model yang
paling familier diantara enam model dalam metode mixed
29

methods. Dalam model ini peneliti menggunakan metode


kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama, baik dalam
pengumpulan data maupun analisisnya, kemudian dapat
ditemukan mana data yang dapat digabungkan dan
dibedakan.
b) Concurrent embedded (campuran kuantitatif dan kualitatif
penguatan/ metode kedua memperkuat metode pertama)
Model embedded, merupakan metode penelitian yang
mengkombinasikan pengguanaan metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif secara simultan/bersama-sama
(atau sebaliknya), tetapi bobot metodenya berbeda. Pada
model ini ada metode yang primer dan metode sekunder.
Metode primer digunakan untuk memperoleh data yang
utama, dan metode sekunder digunakan untuk memperoleh
data guna mendukung data yang diperoleh dari metode
primer.
c) Concurrent transformative
Model concurrent transformative merupakan gabungan
antara model triangulation dan embedded. Dua metode
pengumpulan data dilakukan pada satu tahap/fase penelitian
dan pada waktu yang sama. Bobot metode bisa sama dan
bisa tidak sama. Penggabungan data dapat dilakukan
dengan merging, connecting atau embedding (mencampur
dengan bobot sama, menyambung, dan mencampur dengan
bobot tidak sama).
BAB 3
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Penelitian adalah metode, cara, kegiatan, yang dilakukan berdasarkan
urutan yang sistematis, metodologis, dan konsisten terkait suatu isu atau
masalah guna menemukan solusi dimana dalam proses pencarian tersebut
dilakukan berdasarkan fakta yang ada. Macam-macam penelitian
diklasifikasikan menjadi 6, seperti berdasarkan tempat pelaksanaanya,
dimensi waktu, bidang, tingkat eksplansi, fungsi, dan metode. Sehingga
jenis penelitian sangatlah banyak jika diklasifikasikan.

3.2 Saran
Dengan banyaknya jenis penelitian yang diklasifikasikan oleh bebrapa
hal, maka seorang peneliti harus paham dan tau pada saat akan melakukan
penelitian, jenis penelitian apa yang akan digunakan agar penelitian yang
dilakukan lebih efektif dalam pelaksanaannya. Banyak dari kita hanya tahu
pembagian penelitian hanya kuantitatif dan kualitatif, namun ternyata
penelitian itu banyak sekali jenisnya. Berbagai macam jenis penelitianpun
harus disesuaikan penerapannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pendekatan, Jenis, dan Metode


Penelitian Pendidikan.

Jagad. (2019). Pengertian Penelitian dan Metode Penelitian. Tersedia :


https://jagad.id/pengertian-penelitian-ilmiah-pendidikan-sosial-dan-
metode-penelitian/

Kartono, K. (1996). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju

Rijal. (2016). Jenis-Jenis Penelitian Lengkap. Tersedia :


https://www.rijal09.com/2016/03/jenis-jenis-penelitian.html?m=1

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Sutamayapanna, R. (2014). Jenis-Jenis Penelitian Menurut Bidangnya. Tersedia :


http://tips-tulisan-ilmiah.blogspot.com/2014/03/jenis-jenis-penelitian-
menurut-bidangnya.html?m=1

Zetzu. (2010). Jenis dan Macam Penelitian. Tersedia :


http://zetzu.blogspot.com/2010/10/jenis-dan-macam-penelitian.html?m=1

31

Anda mungkin juga menyukai