Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Konsep Spiritual Commented [d1]:

Dosen Pembimbing : Ns.Faried R Hidayat,S.kep.,M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 2

Afira Khofifah Dwi Rahayu

Alfianisa Sholeha Hairunisa Agustina

Annisa Anggraini Karmila

Dhea Nur Arifah Muhammad

Dita Veranita Rosa Awalia Nor Fadhila

Dwi Cahyo Ismidiyanto Rumi Tri Hastani

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI

S1 ILMU KEPERAWATAN

2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-Nya
sehingga tugas Makalah yang berjudul “Konsep Spiritual“ ini dapat saya selesaikan. Makalah ini
saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya makalah
ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan
makalah ini penulis sangat hargai.

Samarinda, 11 April 2018

2
3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................

A. Latar belakang .................................................................................

B. Rumusan masalah ............................................................................

C. Tujuan ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................

1.1 Definisi Spiritual ...............................................................................

1.2 Pola normal spiritual .........................................................................

1.3. Faktor yang mempengaruhi kesehatan spiritual .................................

1.4 Karakteristik spiritual ........................................................................

1.5 Perubahan fungsi spiritual .................................................................

BAB III PENUTUP ..........................................................................................

D. Kesimpulan ....................................................................................

E. Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Klien dalam perspektif keperawatan merupakan individu, keluarga atau masyarakat yang
memiliki masalah kesehatan dan membutuhkan bantuan untuk dapat memelihara,
mempertahankan dan meningkatkan status kesehatannya dalam kondisi optimal. Sebagai seorang
manusia, klien memiliki beberapa peran dan fungsi seperti sebagai makhluk individu, makhluk
sosial, dan makhluk Tuhan. Berdasarkan hakikat tersebut, maka keperawatan memandang
manusia sebagai mahluk yang holistik yang terdiri atas aspek fisiologis, psikologis, sosiologis,
kultural dan spiritual.

Tidak terpenuhinya kebutuhan manusia pada salah satu diantara dimensi di atas akan
menyebabkan ketidaksejahteraan atau keadaan tidak sehat. Kondisi tersebut dapat dipahami
mengingat dimensi fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan kultural merupakan satu kesatuan yang
saling berhubungan. Tiap bagian dari individu tersebut tidaklah akan mencapai kesejahteraan
tanpa keseluruhan bagian tersebut sejahtera.

Kesadaran akan pemahaman tersebut melahirkan keyakinan dalam keperawatan bahwa


pemberian asuhan keperawatan hendaknya bersifat komprehensif atau holistik, yang tidak saja
memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan kultural tetapi juga kebutuhan spiritual klien.
Sehingga, pada nantinya klien akan dapat merasakan kesejahteraan yang tidak hanya terfokus
pada fisik maupun psikologis saja, tetapi juga kesejateraan dalam aspek spiritual. Kesejahteraan
spiritual adalah suatu faktor yang terintegrasi dalam diri seorang individu secara keseluruhan,
yang ditandai oleh makna dan harapan. Spiritualitas memiliki dimensi yang luas dalam
kehidupan seseorang sehingga dibutuhkan pemahaman yang baik dari seorang perawat sehingga
mereka dapat mengaplikasikannya dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien.

Manusia terdiri dari dimensi fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual dimana setiap
dimensi harus dipenuhi kebutuhannya. Seringkali permasalahan yang mucul pada klien ketika
mengalami suatu kondisi dengan penyakit tertentu (misalnya penyakit fisik) mengakibatkan
terjadinya masalah psikososial dan spiritual. Ketika klien mengalami penyakit, kehilangan dan
stres, kekuatan spiritual dapat membantu individu tersebut menuju penyembuhan dan

5
terpenuhinya tujuan dengan atau melalui pemenuhan kebutuhan spiritual. Dengan kata lain
apabila satu dimensi terganggu, maka dimensi yang lain akan terganggu.

B. Rumusan masalah

1. Pengertian spiritual ?

2. Pola normalspiritual ?

3. Faktor yang mempengaruhi kesehatan spiritual ?

4. Karakteristik spiritual ?

5. Perubahan fungsi spiritual ?

C. Tujuan

Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan dan untuk memberi infomasi tentang apa
yang dimaksud konsep spiritual memlalui definisi yang dijabarkan, konsep - konsep yang ada
serta hal yang terjadi yang berhubungan dengan konsep spiritual.

6
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Definisi Spiritualitas

Spiritualitas adalah kebutuhan bawaan manusia untuk berhubungan dengan sesuatu yang
lebih besar dari diri manusia itu. Istilah ”sesuatu yang lebih besar dari manusia”adalah sesuatu
yang diluar diri manusia dan menarik perasaan akan diri orang tersebut. Pengertian spiritualitas
oleh Wigglesworth ini memiliki dua komponen, yaitu vertikal dan horizontal:

1. Komponen vertikal, yaitu sesuatu yang suci, tidak berbatas tempat dan waktu, sebuah
kekuatan yang tinggi, sumber, kesadaran yang luar biasa. Keinginan untuk berhubungan
dengan dan diberi petunjuk oleh sumber ini.
2. Komponen horizontal, yaitu melayani teman-teman manusia dan planet secara keseluruhan.

Komponen vertikal dari Wigglesworth sejalan dengan pengertian spiritualitas dari


Schreurs (2002) yang memberikan pengertian spiritualitas sebagai hubungan personal terhadap
sosok transenden. Spiritualitas mencakup inner life individu, idealisme, sikap, pemikiran,
perasaaan dan pengharapannya terhadap Yang mutlak. Spiritualitas juga mencakup bagaimana
individu mengekspresikan hubungannya dengan sosok transenden tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.

1.2 Pola Normal Spiritual

Dimensi spiritual adalah sesuatu yang terintegrasi dan berhubungan dengan dimensi yang
lain dalam diri seorang individu. Spiritualitas mewakili totalitas keberadaan seseorang dan
berfungsi sebagai perspektif pendorong yang menyatukan berbagai aspek individual. Dimensi
spiritual merupakan salah satu dimensi penting yang perlu diperhatikan oleh perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien. Makhija (2002) menyatakan bahwa
keimanan atau keyakinan religius adalah sangat penting dalam kehidupan personal individu.
Keyakinan tersebut diketahui sebagai suatu faktor yang kuat dalam penyembuhan dan
pemulihan fisik. Oleh karena itu, menjadi suatu hal penting bagi perawat untuk meningkatkan

7
pemahaman tentang konsep spiritual agar dapat memberikan asuhan spiritual dengan baik
kepada klien. Konsep spiritual memiliki arti yang berbeda dengan konsep religius. Banyak
perawat dalam praktiknya tidak dapat membedakan kedua konsep tersebut karena menemui
kesulitan dalam memahami keduanya. Kedua hal tersebut memang sering digunakan secara
bersamaan dan saling berhubungan satu sama lain. Konsep religius biasanya berkaitan dengan
pelaksanaan suatu kegiatan atau proses melakukan suatu tindakan. Konsep religius merupakan
suatu sistem penyatuan yang spesifik mengenai praktik yang berkaitan bentuk ibadah tertentu.
Emblen dalam Potter dan Perry mendefinisikan religi sebagai suatu sistem keyakinan dan ibadah
terorganisasi yang dipraktikan seseorang secara jelas menunjukkan spiritualitas mereka.
Konsep spiritual berkaitan berkaitan dengan nilai, keyakinan, dan kepercayaan seseorang.
Kepercayaan itu sendiri memiliki cakupan mulai dari atheisme (penolakan terhadap keberadaan
Tuhan) hingga agnotisme (percaya bahwa Tuhan ada dan selalu mengawasi) atau theism
(Keyakinan akan Tuhan dalam bentuk personal tanpa bentuk fisik) seperti dalam Kristen dan
Islam. Keyakinan merupakan hal yang lebih dalam dari suatu kepercayaan seorang individu.
Keyakinan mendasari seseorang untuk bertindak atau berpikir sesuai dengan kepercayaan yang
ia ikuti.

Keyakinan dan kepercayaan akan Tuhan biasanya dikaitkan dengan istilah agama. Di
dunia ini, banyak agama yang dianut oleh masyarakat sebagai wujud kepercayaan mereka
terhadap keberadaan Tuhan. Tiap agama yang ada di dunia memiliki karakteristik yang berbeda
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan dan keyakinan sesuai dengan prinsip yang
mereka pegang teguh. Keyakinan tersebut juga mempengaruhi seorang individu untuk menilai
sesuatu yang ada sesuai dengan makna dan filosofi yang diyakininya. Sebagai contoh, persepsi
seorang Muslim mengenai perawatan kesehatan dan respon penyakit tentunya berbeda dengan
persepsi seorang Budhis. Semua itu tergantung konsep spiritual yang dipahami sesuai dengan
keyakinan dan keimanan seorang individu.

Konsep spiritual yang dianut atau dipahami oleh seorang klien dapat mempengaruhi cara
pandang klien mengenai segala sesuatunya, tak terkecuali dalam bidang kesehatan. Paradigma
mengenai sakit, tipe-tipe pengobatan yang dilakukan, persepsi mengenai kehidupan dan makna
yang terkandung di dalamnya adalah contoh penerapan konsep spiritual secara normal pada diri
seorang individu. Ada beberapa agama yang menerapkan pola normal spiritualnya dengan cara:

8
• Beberapa orang menjadi spiritual setelah usia 40 tahun. Pada satu tingkat pergi ke kuil,
menghadiri wacana-wacana dan membaca buku-buku atau kitab-kitab dianggap sangat spiritual.
• Tingkat kedua orang memiliki seorang guru mengikuti tradisi maka mereka memiliki sadhana.
Ini adalah zaman baru modern gaya

• Ada tingkat ketiga orang yang mempunyai dewa dan mereka upsana.
• Beberapa praktik seni seperti astrologi atau obat atau tari atau musik dan kemudian mereka
menggunakan waktu luang ada dalam sadhana spiritual.

• Beberapa orang menghadiri Bhajan dan kemudian melakukan pelayanan sosial yang juga baik
seperi pelayanan kesehatan.

1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Spiritual

Kesehatan spiritual adalah komponen penting dari seorang individu yang dimiliki dan
sebuah aspek integral dari filosofi kesehatan holistik. Kesehatan spiritual pasti mengalami
keadaan yang tidak selalu sehat seperti halnya kesehatan fisik. Secara langsung maupun tidak
langsung ada beberapa hal yang mempengaruhi kesehatan spiritual. Spiritualitas tidak selalu
berkaitan dengan agama, tetapi spiritualitas adalah bagaimana seseorang memahami
keberadaannya dan hubungannya dengan alam semesta. Orang-orang mengartikan spiritualitas
dengan berbagai cara dan tujuan tersendiri. Setiap agama menyatakan bahwa manusia ada
dibawah kuasa Tuhan. Namun, dari semua itu setiap manusia berusaha untuk mengkontrol
spiritualitasnya. Inilah yang disebut dengan menjaga kesehatan spiritual.
Hal terpenting yang mempengaruhi kesehatan spiritual dan sebaiknya kita jaga adalah
nutrisi spiritual. Hal ini termasuk mendengarkan hal-hal positif dan pesan-pesan penuh kasih
serta memenuhi kewajiban keagaman yang dianut. Selain itu juga dengan mengamati keindahan
dan keajaiban dunia ini dapat memberikan nutrisi spiritual. Menilai keindahan alam dapat
menjadi makanan bagi jiwa kita. Bahkan serangga yang terlihat buruk pun adalah sebuah
keajaiban untuk diamati dan dinilai.

Kedamaian dengan meditasi adalah bentuk lain untuk mendapatkan nutrisi spiritual. Hal
itu bukanlah meminta tuhan kita apa yang kita inginkan tetapi mencari keheningan untuk
merekleksikan dan berterima kasih atas apa pun yang telah kita terima.Hal lain yang

9
mempengaruhi kesehatan spiritual kita adalah latihan. Tidak hanya latihan dasar untuk kesehatan
tubuh, tetapi juga latihan spiritual untuk menjaga spiritual. Latihan ini terdiri dari penggunaan
jiwa kita. Sehingga latihan tersebut memberi sentuhan pada jiwa kita dan digunakan untuk
menuntun kita untuk bertingkah-laku dengan baik, untuk menunjukan cinta kasih dan perasaan
pada oaring lain untuk memahami dan untuk mencari kedamaian.

Faktor lain yang mempengaruhi kesehatan spiritual adalah lingkungan. Hal ini
dikarenakan lingkungan dimana kita hidup adalah somber utama kejahatan ynag dapat
mempengaruhi jiwa kita. Kita harus waspada untuk menghindari keburukan yang berasal dari
lingkungan kita dan mencari hal positif yang dapat diambil. Tantangan yang dapat mengancam
kesehatan spiritual kita dapat berasal dari luar maupun dari dalam dari kita.Ancaman dari luar
dikarenakan setiap orang memiliki bentuk penularan spiritual yang menyebarkan penyakit
spiritual kepada orang lain disekitar mereka. Beberapa orang merusak moral dan mencoba untuk
menarik orang lain untuk mengikuti kepercayaannya. Beberapa agama menberikan bekal
keimanan yang cukup untuk menolak kepercayaan lain.

Banyak orang-orang yang melakukan hal-hal yang buruk dan jahat. Kemudian
mempengaruhi orang lain untuk mengikuti hal-hal buruk yang dilakukan. Keinginan untuk
melakukan hal-hal buruk tersebut timbul dari keinginan diri sendiri. Jadi, Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan spiritual adalah nutrisi, latihan dan lingkungan tempat tinggal. Selain
itu, terdapat ancaman dari luar maupun dari dalam diri kita. Sehingga kita harus pandai-pandai
untuk menjaga kesehatan spiritual kita.

1.4 Karakteristik Spiritual

Karakteristik spiritual yang utama meliputi perasaan dari keseluruhan dan keselarasan
dalam diri seorang, dengan orang lain, dan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi sebagai satu
penetapan. Orang-orang, menurut kepada tingkat perkembangan mereka, pengalaman,
memperhitungkan keamanan individu, tanda-tanda kekuatan, dan perasaan dari harapan. Hal itu
tidak berarti bahwa individu adalah puas secara total dengan hidup atau jawaban yang mereka
miliki. Seperti setiap hidup individu berkembang secara normal, timbul situasi yang
menyebabkan kecemasan, tidak berdaya, atau kepusingan. Situasi yang susah menghasilkan

10
pertanyaan spiritual, mengkaji klien dengan perjuangan spiritual berikut adalah aspek penting
dan valid dari memelihara kesehatan dan memberikan asuhan keperawatan.
1. Holism

Holism, posisi mengamati seluruh bidang sebagai suatu system yang kurang
berhubungan dengan rukun daripada hubungan yang mengasingkan bagian-bagian,
menggabungkan pikiran dan tubuh dan menegaskan semangat (Seller dan Haag, 1998).
Sebuah pendekatan yang holistic mengakui perjuangan spiritual sebagai aspek yang valid
dan penting dri kesehatan dan asuhan keperawatan (Fig. 50-1). Hal tersebut adalah
menggabungkan factor dari “mengadakan penggolongan sebelumnya yang dibangun dari
jasmani, pemikiran rasional, jiwa emosional, dan semangat intuisi (Ruffing-rahal, 1984)

2. Kebutuhan spiritual

Definisi dari kebutuhan spiritual sangat bergantung pada setiap system


kepercayaan penulis. Dalam meringkaskan definisi-definisi yang bervariasi, kebutuhan
spiritual menunjukkan sebuah ekspresi normal dari dalam diri seseorang yang mencari
maksud dalam semua pengalaman dan sebuah hubungan yang dinamik dengan dirinya,
orang lain, dan pada lainnya yang tertinggi sebagai ketetapan seseorang. Kebutuhan
spiritual yang berasal melalui pengalaman afektif dari semangat, harapan, cinta, dan
pengalaman positif yang menjalani sebagai katalis dari maksud dan sintesis. Karakteristik
kebutuhan spiritual meliputi:

 Kepercayaan

 Pemaafan

 Cinta dan hubungan

 Keyakinan, kreativitas dan harapan

 Maksud dan tujuan serta anugrah dan harapan

Karakteristik dari kebutuhan spiritual ini menjadi dasar dalam menentukan


karakteristik dari perubahan fungsi spiritual yang akan mengrahkan individu dalam

11
berperilaku, baik itu kearah perilaku yang adaptif maupun perilaku yang adaptif.

3. Pencarian spiritual

Hidup dapat digambarkan sebagai suatu pencarian spiritual, tidak hanya untuk
menjawab pertanyaan filosofi kehidupan, tetapi untuk mencari level tertinggi dari
kesadaran atau kesadaran paling dalam dari kehidupan spiritual. Sebagai contoh, program
‘the twelve-step’ dari ‘alcoholics anonymous’ mengidentifikasi kesembuhan sebagai
suatu perjalanan spiritual; anggota dari grup ini memrakterkan sebuah disiplin spiritual
pada kehidupan yang lebih berarti, hari demi hari. Chapman (1986) meliputi jug aide dari
pencarian dalam penetapan kesehatan spiritual yang optimal.

4. Kesehatan spiritual

Kesehatan spiritual adalah suatu kondisi yang ditandai oleh sebuah penguatan
hidup, kedamaian, keselarasan, dan perasaan saling berhubungan dengan Tuhan, dirinya,
komunitas, dan lingkungan yang pemeliharaan dan keseluruhan ternama (Greer dan
Moberg, 1998). Dalam hirarki kebutuhan manusia, kesehatan spiritual tampak untuk
pemenuhan yang mengandung arti dari kebutuhan melebihi tingkat aktualisasi diri.

1.5 Perubahan Fungsi Spiritual

Perilaku individu sangat dipengaruhi oleh spiritualisme dalam kehidupaannya. Perawat


professional dituntut untuk mampu memahami perubahan fungsi spiritual agar dapat
memberikan asuhan keperawatan pada lingkup kesehatan spiritual sebagai wujud keperawatan
holistik. Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia.
Pada laporan tugas mandiri ini, akan dibahas tentang perubahan fungsi spiritual. Laporan ini
dibuat dari beberapa sumber pustaka dan mengunduh dari internet.
Spirituality adalah suatu yang dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman
hidup kepercayaan dan nilai kehidupan. Spiritualitas mampu menghadirkan cinta, kepercayaan,
harapan, dan melihat arti dari kehidupan dan memelihara hubungan dengan sesama. Kebutuhan

12
spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan, memenuhi
kewajiban agama, dan kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan.
Perilaku dan ekspresi yang beranekaragam mungkin menjadi tanda dari klien yang mengalami
kecemasan spiritual. Setiap manusia pernah mengalami masalah spiritual.

Masalah spiritual ketika penyakit , kehilangan, dan nyeri menyerang seseorang. Kekuatan
spiritual dapat membantu seseorang ke arah penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan
dan perhatian spiritual. Individu selama sakit sering menjadi kurang mampu untuk merawat diri
mereka dan lebih bergantung pada orang lain untuk perawatan dan dukungan. Distresss spiritual
dapat berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna tentang apa yang sedang terjadi,
yang mungkin dapat mengakibatkan seseorang merasa sendiri dan terisolasi dari orang lain.
Individu mungkin mempertanyakan nilai spiritual mereka, mengajukan pertanyaan tentang jalan
hidup seluruhnya, tujuan hidup, dan sumber dari makna hidup.

Perubahan perilaku mungkin menjadi perwujudan dari disfungsi spiritual. Klien yang
gelisah tentang hasil tes diagnosa atau yang menunjukan kemarahan setelah mendengar hasil
mungkin menjadi menderita distresss spiritual. Beberapa orang menjadi lebih merenung,
berupaya untuk memperhitungkan situasi dan mencari fakta bacaan yang berlaku. Beberapa
reaksi emosional, mencari informasi, dan dukungan dari teman dan keluarga. Pengenalan dari
masalah, kemungkinan yang timbul tidak bisa tidur atau kekurangan konsentrasi. Kesalahan,
ketakutan, keputusasaan, kekhawatiran, dan kecemasan juga mungkin menjadi indikasi
perubahan fungsi spiritual.

Ekspresi adaptif dan malaadaptif dari kebutuhan spiritual dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

 Kebutuhan Pola perilaku adaptif Pola  Kepercayaan dalam hidup.


perilaku malaadaptif.
 Menerima hasil dari hidup.
 Kepercayaan diri dan memiliki daya
 Terbuka kepada Tuhan.
tahan.
 Menunjukan ketidaknyamanan dengan
 Menerima yang lain agar mampu bertemu
kesadaran diri sendiri.
dengan kebutuhan.
 Mudah tertipu.

13
 Merasakan hanya orang dan tempat  Mengungkapkan rasa dicintai Tuhan dan
tertentu saja yang aman. lainnya

 Mengharapkan orang menjadi tidak  Menerima bantuan


ramah dan tidak dapat dipercaya
 Menerima diri sendiri
 Tidak sabar.
 Mencari kebaikan lainnya
 Takut akan kehendak Tuhan.
 Merasa yang lain menghakimi dia
 Pemaafan.
 Berkelakuan diri sendiri secara deskriptif
 Menerima ketidaksempurnaan diri dan
 Menolak untuk kerjasama dengan tim
lainnya.
kesehatan
 Tidak menghakimi.
 Mengkhawatirkan tentang pemisahan dari
 Memandang penyakit berdasarkan mencintai seseorang
realitas.
 Penolakan diri atau menunjukan salah
 Mengalami pemaafan diri sendiri harga diri dan sifat egois

 Menawarkan untuk memaafkan yang lain  Kekurangan hubungan cinta dengan


Tuhan
 Menerima pemaafan dari Tuhan
 Merasa ada jarak dan terpisahkan dari
 Mempunyai pandangan secara realistis di
Tuhan
masa lalu
 Keyakinan
 Memandang penyakit sebagai hukuman
 Menggantungkan kebijakan bersifat illahi
 Percaya Tuhan menghukum
kepada Tuhan
 Merasa untuk memaafkan tergantung dari
 Motivasi terhadap pertumbuhan
perilaku
 Mengungkapkan kepuasan dengan
 Tidak bisa untuk menerima diri sendiri
keterangan dari hidup setelah mati
 Diantara mencela diri sendiri atau
mencela pekerjaan

 Cinta dan hubungan

14
 Mengungkapkan kebutuhan untuk masuk  Lebih suka menemukan kenyamanan di
kedalam naungan besar dari drama cerita dalam diri daripada fisik diri atau kriteria
manusia duniawi

 Mengungkapkan kebutuhan tanda, ritual  Mengungkapkan harapan dimasa depan

 Mengungkapkan kebutuhan dari makna  Terbuka terhadap kemungkinaan dari


untuk membagi kepada komunitas seiman ketentraman

 Mengungkapkan dua perasaan yang  Mengungkapkan ketakutan dari


saling bertentangan tentang Tuhan kehilangan kontrol

 Kekurangan iman di luar batas kewajaran  Mengungkapkan kebosanan


kekuatan atau Tuhan
 Kekurangan visi dari kemungkinan
 Ketakutan mati atau hidup setelah mati alternatif

 Putus asa, dan marah dengan Tuhan  Ketakutan terapi

 Ketidakjelasan nilai, kepercayaan, dan  Keputusasaan


tujuan
 Tidak dapat membantu diri sendiri atau
 Konflik nilai menerima diri

 Kekurangan komitmen  Tidak dapat menikmati apapun

 Kreativitas dan harapan  Meletakkan hidup atau keputusan besar di


genggaman
 Bertanya informasi tentang kondisi
 Maksud dan tujuan
 Berbicara tentang kondisi realistis
 Mengungkapkan kepuasan hidup
 Menggunakan waktu selama sakit dengan
hasil yang bermanfaat  Tinggal hidup di kesepakatan dengan
sistem nilai
 Mencari jalan untuk menunjukan diri
sendiri  Menerima atau memanfaatkan
penderitaan untuk mengerti diri sendiri

 Mengungkapkan maksud hidup atau mati

15
 Mengungkapkan komitmen dan tujuan  Anugrah atau Karunia
akhir orientasi
 Hidup di pergerakan
 Mempunyai makna jelas dari apa yang
 Merasakan berkat dan kemewahan
penting
 Merasakan anugrah yang diberikan di
 Mengungkapkan tidak ada tujuan untuk
akhirat kepada diri dari Tuhan
hidup
 Merasakan ketentraman atau kebulatan
 Menemukan tidak ada maksud dalam
hati
penderitaan
 Cemas tentang masa lalu dan masa depan
 Mempertanyakan maksud penderitaan
 Berorientasi kearah penghargaan atau
 Mempertanyakan tujuan dari penyakit
hasil
 Tidak dapat membentuk tujuan akhir atau
 Focus pada penyesalan
mempunyai tujuan akhir tak bisa dicapai
 Berbicara tentang menjadi lebih baik atau
 Mencaci maki obat atau alkohol
mencoba lebih keras adalah perfeksionis
 Bercanda tentang hidup setelah kematian

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembahasan diatas menggambarkan kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar


yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Individu selama sakit sering menjadi kurang mampu untuk
merawat diri mereka dan lebih bergantung pada orang lain untuk perawatan dan dukungan.
Perubahan fungsi spiritualitas sering terjadi dalam kehidupan. Oleh karena itu, perubahan fungsi
spiritualitas klien perlu dipahami perawat dalam pemberian asuhan keperawatan secara holistik.

B. Saran

Peningkatan spiritualitas dalam diri setiap individu sangatlah penting untuk diupayakan. Upaya
untuk melakukan peningkatan spiritualitas dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya
melakukan yoga dan melakukan meditasi serta mendekatkan diri pada Tuhan yang maha Esa.
Penting juga diperhatikan pemenuhan nutrisi spiritual, seperti pemenuhan kewajiban terhadap
rohani masing-masing individu terhadap Tuhan-Nya. Hal tersebut tentunya tidak dapat dilakukan
dalam waktu yang singkat , akan lebih baik jika dilaksanakan secara berkesinambungan. Dengan
meningkatka spiritualitas dalam diri, maka koping yang kita miliki juga akan meningkat.
Sehingga seorang perawat mampu beperilaku dan mempertahankan kesehatan dalam kondisi
yang optimal.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-spiritualitas-definisi.html

https://bramardianto.com/apa-arti-sebenarnya-menjadi-lebih-spiritual.html

http://mangihot.blogspot.co.id/2017/01/pengertian-spiritual-dan-religiusitas.html

18

Anda mungkin juga menyukai