Anda di halaman 1dari 33

TUGAS 01

‘Sistem Pencahayaan Lapangan Olahraga’'

UTILITAS BANGUNAN
18B12E485
SEMESTER GENAP 2019/2020

NAMA :DANDU HAMZUNA


NIM :1821132077

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kami menyelesaikan


makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dan petunjuk-Nya,
penyusun tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan penuh kelancaran.
Makalah ini kami susun untuk memudahkan pembaca untuk memahami
Sistem Pencahaayan Lapangan Olahraga. Tidak lupa kami menyampaikan ucapan
terima kasih untuk dosen pembimbing kami yang bersedia mengarahkan kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga pengetahuan yang sederhana ini bisa
membantu para pembaca dalam memahami Sistem Pencahayaan Lapangan
Olahraga.
Kami menyadari kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami
mengharapkan kritik dan saran para pembaca. Atas segala perhatian kami ucapkan
terima kasih.

Makassar, 10 februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
PEMBAHASAN
PENCAHAYAAN LAPANGAN OLAHRAGA
A. Standard Iliminasi………………..........................................................3
B. Keseragaman …………….…………………………………………
C. Kesilauan……………………………………………………………
D. Penataan Cahaya…………………………………………………..
E. Perncanaan penerangan Olahraga……………………………………..
PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
PENERANGAN OLAHRAGA

Penyelenggaraan penerangan untuk keperluan ruangan atau lapangan


olahraga adalah dengan maksud agar pemain dapat melakukan tugas-tugas
penglihatan mereka dalam melaksanakan kegiatan permainan (olahraga). Dalam
menentukan intensitas penerangan untuk keperluan ini dihitung berdasarkan
keperluan pemain pada bidang kerja permainan. Bidang kerja tersebut tergantung
dari pada jenis permainan (olahraga) yang dilakukan dan biasanya dikelompokkan
menjadi dua bagian :

1. Bidang Horizontal ; permukaan tempat permainan misalnya untuk billiard,


bowling, tenis meja dan lain-lain.
2. Bidang Horizontal Semu; yaitu kira-kira 1 meter di atas lantai atau ground. Ini
berlaku untuk olahraga yang bersifat arcial misalnya tenis, badminton, bola
kaki, volly ball dan lain-lain.

Seperti kebutuhan penerangan lainnya disamping jumlah cahaya, juga perlu


diperhatikan kualitas penerangan. Kualitas penerangan ditinjau dari segi
efektifitas penerangan seperti efek silau, keseragaman penerangan dan arah
pancaran cahaya. Untuk itu perlu diperhatikan sudut penyebaran arah cahaya yang
baik, tinggi lokasi serta jumlah sumber cahaya yang cocok.
Dalam mendesain penerangan untuk olahraga, perlu pertimbangan yang cermat
sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan bagi ketiga kelompok peninjau yaitu ;
pemain, official dan penonton. Penerangan lapangan untuk tiap-tiap jenis olahraga
serta untuk pemain dan official juga berbeda. Disamping itu variasi penerangan
sekeliling dan dalam lapangan akan berbeda pada masing-masing olahraga.
Penerangan di luar ruangan selama siang hari diberikan cahaya alami. Sedangkan
untuk olahraga di dalam ruangan diberikan sistem penerangan tak langsung
dengan melalui refleksi langit-langit, dinding dan lantai untuk memberikan
intensitas penerangan yang baik pada objek (bola). Untuk memperbaiki kondisi
agar tidak kontras diberi cahaya tambahan atau cahaya langsung.
Disain penerangan olahraga di dalam gedung sama dengan desain penerangan di
dalam ruangan untuk kebutuhan penerangan lainnya. Sedangkan masalah desain

1
olahraga diluar gedung lebih rumit. Letak dan ketinggian sumber cahaya akan
memberikan sumber kepuasan untuk melihat objek yang tepat tanpa efek
kesilauan. Bentuk dan permukaan objek olahraga harus diperhatikan karena
berpengaruh kepada orang yang melihatnya dan merupakan faktor penting dalam
menetapkan letak dan tinggi penerangan yang memuaskan.

A. Standard Iluminasi

Penerangan pada suatu bidang kerja haruslah diusahakan cukup dan memadai
untuk kebutuhan psikologi, disamping mampu menciptakan suasana yang
diinginkan. Skala ukuran itu sendiri tergantung pada :

1. Sifat atau klasifikasi tempat (baik gedung maupun ruangan) dimana suatu
pekerjaan dilakukan.
2. Jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan.
3. Lamanya waktu dari pekerjaan yang dilakukan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, orang mencoba menentukan berapa


kuat penerangan yang sesuai dengan berbagai keperluan olahraga. Penerangan
olahraga mempunyai dua standar yaitu standar olahraga untuk rekreasi dan
latihan serta untuk pertandingan. Standar penerangan olahraga baik di dalam
(indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) ditetapkan oleh Phillips (1986:172)
adalah :

Tabel XVIII. Standar Penerangan Olahraga

Iluminasi Mendatar Perbandingan


Jenis Olahraga Keseragaman E min/
(Lux)

2
E rata-rata
Latihan Pertandinga Latihan Pertandingan
n
Sepakbola 75 200 – 600 1:3 1 : 1,5
Bola Tangan 75 400 1:3 1 : 1,5
Bola Volly
200 400 1:2 1 : 1,5
(indoor)
Badminton
200 400 1:2 1 : 1,5
(indoor)
Hoky
200 400 1:2 1 : 1,5
(indoor/outdoor)
Renang
200 400 1:2 1 : 1,5
(indoor/ourdoor)
Polo Air
200 400 1:2 1 : 1,5
(indoor/outdoor)
Tenis
200 400 - 600 1:2 1 : 1,5
(indoor/outdoor)
Pacu Kuda 100 150 1:3 1:3
Loncat Indah
150 400 1:2 1 : 1,5
(indoor)
Bowling 200 200 1:2 1:2

Keseragaman cahaya dimaksudkan untuk melihat kontrasnya


penerangan di atas lapangan. Perbandingan keseragaman diperoleh dengan
membandingkan antara iluminasi (E) minimum dibagi dengan iluminasi
ratarata di atas lapangan. Perbandingan penerangan untuk latihan diizinkan
lebih tinggi bila dibandingkan dengan perbandingan pada saat pertandingan.
Sebab pada saat pertandingan penerangan lampu sebaiknya harus lebih merata
dan tinggi.
Standar penerangan di atas sering bertambah tinggi, apabila
pertandingan tersebut direkam dan disiarkan oleh televisi, karena rekaman
yang baik memerlukan iluminasi yang tinggi.

3
B. Keseragaman

Keseragaman (uniformity) yang sampai di lapangan olahraga sangat


diperlukan, karena perbandingan yang terlalu besar mengakibatkan timbulnya
kesilauan. Untuk itu perlu pengaturan tata letak lampu sebagai sumber cahaya.
Pada tabel XVIII di atas terlihat perbandingan iluminasi minimum dengan
iluminasi rata-rata sebagai standar penerangan olahraga baik untuk latihan
maupun untuk pertandingan.
Intensitas penerangan yang merata sangat penting (dengan tidak ada
cahaya kontras) di atas seluruh permukaan lapangan dengan objek yang
bergerak. Pergerakan objek yang cepat dari tempat terang ke tempat gelap
akan kelihatan bergerak terlalu cepat. Hal ini terjadi jika penerangan tidak
merata. Pada penerangan horizontal, agar penerangan merata, nilai
perbandingan maksimum dengan minimum tidak boleh lebih dari 3 (tiga)
banding 1 (satu).
Perbandingan maksimum dan minimum tidak berlaku untuk
penerangan vertikal, tetapi idealnya tidak melampaui perbandingan tersebut di
atas. Pada dasarnya perencanaan penerangan vertikal sulit dicapai. Disain
yang baik dan pembidikan cahaya yang tepat dengan perbandingan 3 : 1 untuk
penerangan horizontal sebaiknya melengkapi penerangan vertikal.

C. Kesilauan

Menghilangkan penyinaran yang menyilaukan adalah salah satu


prinsip dalam penerangan ruangan dan lapangan olahraga. Lampu sorot tak
dapat dipisahkan sebagai sumber kesilauan. Efek kesilauan penerangan
sedapat mungkin diperkecil atau dihilangkan dari garis pandang. Sudut antara
sumber cahaya dengan garis pandang dipengaruhi oleh tempat penerangan
yang horizontal maupun vertikal.
Cahaya yang menyilaukan dapat ditimbulkan oleh pantulan cahaya
(refleksi) dari lantai yang mengkilat, permukaan air dan permukaan es.
Penerangan diffus (baur) dibuat untuk mengurangi efek tersebut dengan cara
mengarahkan cahaya di permukaan lapangan tidak langsung menuju ke tempat
pemantulan atau kamera televisi.

4
Jendela dan penerangan luar sering menyebabkan kesilauan. Beberapa
jenis olahraga, cahaya penerangannya harus direfleksikan agar kesilauan dapat
diperkecil dan penerangan dapat ditambah serta diarahkan pada cahaya yang
kurang. Rintangan fisik (konstruksi) disarankan untuk ditiadakan dari tempat
penerangan. Hendaknya dibuat evaluasi penerangan yang cermat untuk
pemain maupun penonton.
Pada lapangan dimana kesilauan tidak dapat dihindari harus
dipertimbangkan pemakaian jenis lampu yang menggunakan pelindung
kesilauan. Pelindung ini bisa berupa lensa kaca berbentuk piringan untuk
mengurangi kesilauan. Disini berarti lensa kaca digunakan untuk mengurangi
banyaknya curahan cahaya ke sekeliling lapangan. Jika digunakan pelindung
terutama jenis piringan diperlukan lampu tambahan untuk menambah efisiensi
yang berkurang akibat adanya pelindung.
Olahraga yang terarah misalnya bowling, balapan, bola tangan,
panahan, golf dan lain-lain diharuskan menghindari penerangan vertikal yang
berlebihan dari satu sisi. Sebaiknya penerangan vertikal juga merata pada
setiap sisi.

D. Penataan Cahaya

Lapangan olahraga secara umum terdiri dari dua bagian, yaitu


lapangan olahraga dalam ruangan (indoor sport) dan luar ruangan (outdoor).
Penataan cahaya terhadap keduanya berbeda. Berikut ini akan dijelaskan satu
per satu.

1. Penerangan Olahraga Dalam Ruangan

Penerangan olahraga dalam ruangan dipengaruhi oleh faktor dinding dan


langit-langit ruangan, dimana dapat digunakan untuk memberikan kontrol
penerangan dan membantu penerangan difus (campuran). Sehingga
membuat variasi penerangan yang menyenangkan. Disain dan cara
perhitungan penerangan olahraga dalam gedung sama dengan penerangan
di dalam ruangan untuk kebutuhan lainnya. Bagaimanapun penerangannya
sangat tergantung pada tinggi armatur, jarak, lumen lampu dan kerataan

5
iluminasi horizontal. Hal ini menjadi dasar dalam perencanaan. Disain
penerangan olahraga harus mempertimbangkan faktor sebagai berikut :

a. Peninjau (orang yang berada dalam gedung) tidak hanya memandang


satu objek tetap, tetapi menyeluruh.
b. Perhatian ke objek seharusnya tidak dipengaruhi oleh keadaan lokasi,
lantai, langit-langit atau pada daerah sekelilingnya.
c. Yang sangat penting bagi peninjau adalah dapat memperkirakan
kecepatan gerakan objek (bola) dengan tepat dan terarah.

Olahraga dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu ; olahraga dengan


objek (bola) melambung di atas lapangan dan olahraga dengan objek
mendatar. Jenis olahraga dengan objek melambung di atas permukaan
lapangan seperti ; badminton, bola basket, bola tangan, bola kaki, squash,
tenis dan bola volly. Disini bola lebih banyak melambung di atas lapangan
selama permainan dalam keadaan normal. Jenis olahraga ini memerlukan
ketelitian didalam perencanaan instalasi penerangannya, terutama
penentuan jenis armatur lampu untuk menghindari kesilauan. Jenis
olahraga dengan objek mendatar seperti : panahan, bilyar, bowling,
fencing, curling, hokey, tenis meja, skaping, menembak, renang, tinju,
gulat. Dalam keadaan normal para pemain lebih mudah melihat objek, bila
dibandingkan dengan objek melambung yang memerlukan ketelitian
tinggi.
Lokasi umum yang digunakan untuk olahraga seperti ; lapangan olahraga
di dalam gedung (serbaguna) untuk bermacam-macam olahraga, gedung
sekolah olahraga, tempat kegiatan masyarakat dan ruangan serbaguna
lainnya. Penerangan pada gedung serbaguna dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan, apakah sedang latihan/rekreasi atau sedang pertandingan. Hal
ini dapat dicapai dengan mudah bila perencanaannya, baik penambahan
atau pengurangan cahaya telah tersedia saklar-saklar untuk menghidupkan
atau mematikan lampu.

6
Agar dapat mencegah terjadinya benturan dari bola, lampu tersebut
biasanya diberi pelindung dengan kisi-kisi kawat. Begitu juga untuk
penerangan kolam renang, perlu pelindung untuk menghindari resiko yang
lebih fatal. Sedangkan tinggi langit-langit tertentu berbedabeda, tergantung
kepada jenis olahraga yang terdapat dalam gedung tersebut. Tetapi tinggi
minimum yang diperbolehkan adalah 6,7 meter (22 kaki). Disamping itu
perlu diperhatikan posisi penerangan dan jendela-jendela pada gedung
olahraga agar tidak menyilaukan terutama para pemain. Berikut ini akan
dijelaskan penataan cahaya yang diharapkan pada setiap lapangan
olahraga terutama di dalam ruangan/-gedung.

a. Badminton

Badminton adalah olahraga udara (bersifat arcial) yang


membutuhkan batas tinggi minimum 7,6 meter (25 kaki) sampai
maksimum 12,2 meter (40 kaki), menurut keinginan. Untuk memberi
warna kontras yang baik karena suttle (bulu) yang putih, dianjurkan
agar dinding dan langit-langit diberi warna coklat dan hijau. Pemberian
warna yang gelap juga dianjurkan untuk lantai, yang tujuannya untuk
memperkecil cahaya yang menyilaukan. Pemberian penerangan yang
baik hendaknya diarahkan sepanjang garis sisi atau sistem penerangan
tak langsung (semi langsung). Dengan demikian pemain tidak
terganggu pandangannya, karena cahaya lampu berasal dari kiri dan
kanannya.
Penataan cahaya untuk badminton seperti dijelaskan oleh John E.
Kaufman (1987:13-8) sebagai berikut :

7
Gambar 86. Penataan Cahaya Lapangan Bulu Tangkis
(John E. Kaufman 1987:13-8)

Keterangan : A = Armatur (luminaire)


a = 6,1 meter
b = 9,1 meter c=
13,4 meter d = 18,3
meter

b. Bola Basket

Penataan lampu untuk lapangan bola basket (Basket Ball) seperti


dijelaskan oleh John E. Kaufman.

Gambar 87. Penataan Cahaya Lapangan Bola Basket


(John E. Kaufman 1987:13-6)

Panjang lapangan adalah 28,7 meter (94 kaki) dan lebar 15 meter
(50 kaki). Tinggi minimum armatur adalah 6,7 meter (22 kaki).
Penataan lampu agar merata sampai di permukaan lapangan, diatur
dengan jarak memanjang adalah 7,9 meter (26 kaki) dan melebar
lapangan 5,5 meter (18 kaki).

c. Billiard

Tata ruangan terhadap lokasi meja sangat menentukan letak


sumber cahaya. Sumber cahaya dapat ditempatkan di sebelah/melewati

8
meja yang bertujuan untuk pemberian penerangan yang baik dan untuk
menekan jumlah bayang-bayang sekecil mungkin.
Meja billiard ± 1,5 - 2,7 meter (5 - 9 kaki), jarak antara sisi
dengan sisi sedikitnya 1,8 meter (6 kaki). Dianjurkan ketinggian langit-
langit dan sumber cahaya 2,3 meter (7,5 kaki). Batas ketinggian yang
diperbolehkan adalah 3 – 3,7 meter (10 – 12 kaki).
Langit-langit diberi warna terang dengan pantulan 75 – 85%.

d. Bowling

Penerangan untuk lapangan bowling lebih sering ditentukan oleh


atraksi umum disain pertimbangan usaha yang dikembangkan dari
faktor lain. Bowling dianggap olahraga ringan yang mana terbagi
dalam 3 daerah, yaitu pendekatan, jalur dan putaran. Daerah ini
termasuk susunan tempat duduk untuk para penonton, dan sebaiknya
tempat duduk peserta dengan penerangan yang dapat menciptakan
suasana yang menyenangkan.
Daerah langit-langit harus dibuat dengan pantulan tinggi, tanpa
permukaan yang halus. Pemberian cat yang terang berguna untuk
menghasilkan cahaya untuk pantulan 70 – 80%. Penyebaran cahaya
secara langsung untuk penyediaan pencahayaan/penerangan yang
tinggi pada garis vertikal untuk memperjelas padanya.
Letak sumber cahaya sebaiknya benar-benar dilindungi dari pada
pemain bowling untuk menghindari perbedaan penerangan yang kuat
(kesilauan). Adapun denah lampu dijelaskan John E.
Kaufman (1987:13-7) seperti gambar :

9
Gambar 88. Penataan Lampu Lapangan Bowling
(John E. Kaufman 1987:13-7)

e. Tinju dan Gulat

Penerangan untuk tinju dan gulat sebagian besar diarahkan pada


pemain/peserta. Dianjurkan penataan cahaya diarahkan secara
langsung dengan pembagian terfokus dari batas ketinggian 6,1 meter
(20 kaki). Penataan dan jarak lampu untuk penerangan olahraga tinju
dan gulat dijelaskan John E. Kaufman (1987:13-8) seperti gambar.

Gambar 89. Penataan Lampu Lapangan Tinju dan Gulat


(John E. Kaufman, 1987:13-8)

Tinggi lampu pada gambar A = 9,1 meter (30 kaki)


B = 8,2 meter (27 kaki)
C = 7,9 meter (26 kaki)

Sedangkan jenis armatur yang dipakai adalah dengan pancaran


sempit (narrow beam) 150.

f. Bola Tangan dan Squash

Pada lapangan bola tangan dan squash, dinding dan langitlangit


dicat putih tanpa pelican dengan pantulan 75 - 85%. Sumber cahaya
dipasang di langit-langit dengan penyebaran terlindung dari
kemungkinan rusak melalui penggunaan kunci atau penutup yang kuat.

10
Ukuran lampu dan jumlah sumber cahaya untuk tiap kelas permainan
tergantung kepada karakteristik ruang khusus dan sumber cahaya yang
digunakan. Adapun penataan bila memakai lampu flouresen dan lampu
tabung tekanan tinggi pada lapangan squash dijelaskan John E.
Kaufman (1987:13-10) seperti gambar.

Gambar 90. Penataan Lampu Lapangan Squash


(John E. Kaufman 1987:13-10)

g. Hockey

Lapangan hockey biasa digunakan untuk praktek, rekreasi,


skating atau perlombaan dari lapangan es. Penerangan gedung hockey
membutuhkan perawatan khusus dan harus selektif dalam memilih dan
menentukan sumber cahaya. Sorotan langsung dari sumber cahaya
harus dipertimbangkan, serta kemungkinan hilang dari jarak
penglihatan untuk memantulkan sorotan dari es.
Penataan lampu pada lapangan hockey dijelaskan John E.
Kaufman (1987:13-10) seperti gambar. Jarak lampu ke lampu, baik
memanjang dan melebar lapangan adalah sama yaitu 7,3 meter (24
kaki).

11
Gambar 91. Penataan Lampu Lapangan Hockey
(John E. Kaufman 1987:13-10)

h. Menembak (Panahan, Pistol)

Dalam gedung panahan, menembak pistol dan lapangan latihan


menembak, cara penyajian cahaya hampir sama. Gedung tempat
menembak dan lapangan penembakan mempunyai jarak 15 meter (50
kaki). Disarankan pencahayaan vertikal pada pertemuan titik sasaran
terhadap jarak penembakan ke sasaran tersebut.
Jarak normal panahan berkisar 18 – 50 meter (60 – 150 kaki) antara
garis penembakan dan sasaran. Disarankan pencahayaan pada sasaran
vertikal harus dipertimbangkan. Tata ruang dan lampu dijelaskan John
E. Kaufman (1987:13-11) seperti gambar. Tinggi langit-langit adalah
4,6 meter (15 kaki).

Gambar 92. Penataan Lampu dan Ruang Menembak


(John E. Kaufman 1987:13-11)

12
i. Lapangan Tenis

Lapangan tenis dalam gedung biasanya terdapat beberapa buah, dan


daerah bermain mencapai 15 – 37 meter (50 – 120 kaki) per lapangan.
Interior langit-langit dan dinding atas disarankan tidak halus dan dapat
memberikan pantulan 80 – 90%. Permukaan lapangan memiliki
pantulan maksimum 60% (biasanya warna hijau tua) dan pantulan
terendah 25%.
Bila penerangan langsung, sumber cahaya sebaiknya dikontrol dengan
teknik perlindungan lain untuk mengurangi kemungkinan kesilauan
yang akan mengganggu pandangan pemain. Untuk penerangan tak
langsung, sumber-sumber cahaya harus menyediakan penyebaran
sorotan yang lebar, sehingga cahaya merata pada langitlangit (pada
permukaan pantulan).
Penataan lampu pada lapangan tenis dalam gedung dijelaskan oleh
John E. Kaufman (1987:13-15) seperti gambar.

Gambar 93. Penataan Lampu Lapangan Tenis


(John E. Kaufman 1987:13-15)

j. Renang

Penerangan untuk kolam renang sedapat mungkin diusahakan agar


tetap nampak walaupun di dasar kolam. Penerangan dalam air di kolam
renang adalah penting, tidak hanya untuk keperluan atraksi tetapi juga

13
untuk wasit pada waktu perlombaan renang atau polo air. Kolam
renang diterangi dari samping dengan lampu-lampu istimewa yang
memberikan ± 10.000 lumen tiap lampu dan ditempatkan di dinding
kolam renang di bawah permukaan air.

Gambar 94. Penataan Lampu Kolam Renang (John E.


Kaufman 1987:13-12)
k. Penataan Lampu Ruang Serbaguna (Multipurpose Hall)

Lapangan olahraga dalam ruangan adakalanya memiliki beberapa


jenis olahraga seperti basket, volly ball, badminton, tenis dan
sebagainya. Lampu flouresen dan metal halide dapat dipakai.
Perhatikan gambar :

14
Gambar 95. Penataan Lampu Ruang Serbaguna
(John E. Kaufman 1987:13-18)

2. Penerangan Olahraga di Luar Ruangan

Untuk pedoman dalam menentukan tinggi serta lokasi sumber cahaya


berikut ini dijelaskan rumus yang ada hubungannya dengan ukuran
lapangan olahraga (di luar) gedung dan tinggi tiang dari sumber cahaya.

H = (D + 1/3 W) tg 30

Dimana :
H = Tinggi tiang sumber cahaya (untuk ground sport tinggi
minimum ± 5 m dan untuk acrial sport tinggi minimum
± 10 m). Khusus untuk bola kaki minimum 20 m.
W = Jarak antara tiang dengan sudut lapangan.
L = Lebar lapangan olahraga.

Untuk lebih jelasnya penggunaan rumus di atas dapat dilihat gambar di


bawah ini.

15
Gambar 96. Hubungan Tinggi Tiang dengan Lebar Lapangan Dalam
Penerangan
(John E. Kaufman 1987:13-18)

Berikut ini akan dijelaskan penataan lampu untuk penerangan olahraga di


luar (outdoor) seperti :

a. Lapangan Tenis

Penataan lampu pada lapangan tenis di luar gedung (outdoor) biasanya


dipasang pada pinggir lapangan dengan memakai armatur sorot
khusus. Lampu yang dipakai biasanya lampu sodium tekanan tinggi.
Armatur yang digunakan seperti HNF 003. Setiap tiang dapat dipakai
satu, dua atau tiga lampu tergantung daya lampu yang dipakai dan
jumlah lapangan yang akan diterangi.
Ada beberapa contoh pemasangan titik lampu sebagaimana dijelaskan
oleh John E. Kaufman 1987:13-19 seperti gambar.

Gambar 97. Penataan Lampu Pada Lapangan Tenis


(John E. Kaufman 1987:13-19)

b. Lapangan Hockey

Armatur lampu untuk lapangan hockey dapat dipakai adalah MNF dan
lampu metal halide. Tinggi tiang lampu kira-kira 18 m. Setiap tiang

16
dapat dipakai 2 lampu atau 3 buah lampu. Perhatikan gambar di bawah
ini.

Gambar 98. Penataan Lampu Lapangan Hockey (John


E. Kaufman 1987:13-20)
c. Sepakbola

Penataan lampu untuk lapangan sepakbola sangat tergantung pada


bentuk stadion tersebut. Bila lapangan keseluruhan merupakan stadion
tertutup, maka penempatan lampu-lampu sorot di sisi stadion. Namun
penempatan lampu-lampu dapat juga dilakukan pada tiang tinggi yang
ditempatkan pada ke empat sudut lapangan. Lampu yang dipakai
adalah lampu metal halide (HPI-T). Sedangkan armaturnya adalah
HNF 002.
Penataan lampu untuk lapangan tertutup dapat dilihat gambar di
bawah ini.

Gambar 99. Penataan Lampu Pada Stadion Sepakbola Tertutup


(John E. Kaufman 1987:15)

17
Tinggi tiang lampu untuk lapangan dengan empat titik adalah kirakira
45 m. Adapun bentuk susunan lampu untuk lapangan sepakbola
dengan menggunakan empat tiang dapat dilihat gambar di bawah ini.

Gambar 100. Susunan Lampu Pada Tiang Tinggi


(John E. Kaufman 1987:18)
Adapun bentuk layout lapangan dan letak ke empat tiang tinggi
tersebut dapat dilihat gambar di bawah.

18
Gambar 101. Layout Lapangan Sepakbola dan Penempatan Tiang Lampu.
(John E. Kaufman 1987:25)

E. Perencanaan Penerangan Olahraga

1. Perhitungan Penerangan di Dalam (Indoor Lighting)

Beberapa rumus untuk menghitung penerangan (iluminasi)


olahraga di dalam gedung dan prosedurnya :
a. Fluk Total
Iluminasi pada bidang kerja x luas
F total =
Faktor kegunaan

F total  E A
Lumen 
E
n  A buah atau
F lampud
E
n A buah
F armaturd

Dimana :
F = Fluk satuannya lumen
E = Intensitas penerangan (iluminasi) dalam lux A
= Luas ruangan dalam m2 η = Efisiensi dalam %
(persen).

b. Faktor Kegunaan

1) Tentukan indeks ruang K

K lb

h1b) Dimana :
K = Indek ruang l =
Panjang ruangan (m) b =
Lebar ruangan (m)
h = Tinggi lampu dari meja kerja

19
2) Tentukan reflektansi atap, dinding dan bidang kerja sesuai dengan
skala :
warna sangat putih 0,8 warna putih
atau warna muda sekali 0,7 warna muda
0,5 warna agak tua
0,3 warna tua sekali 0,1 3) Pilih tabel
faktor kegunaan (utility factor) sesuai dengan jenis
armatur dan lampu yang digunakan.
4) Mencari faktor kegunaan (η) dari tabel :
Pilih garis penghubung untuk menghitung harga indek ruang K,
pilih kolom yang tepat dengan kombinasi reflektansi atap, dinding
dan bidang kerja. Tabel efisiensi armatur untuk beberapa indek
ruang K dijelaskan Philips seperti Lampiran 2.

c. Faktor Pemeliharaan

Menghitung fluk cahaya yang dibutuhkan dengan rumus di atas adalah


untuk pemasangan pada kondisi baru. Oleh karena umur lampu,
penyorotan juga harus diperhitungkan sebagai faktor pemeliharaan.
Harganya tergantung pada kondisi lokal, sebagai perbandingan faktor
pemeliharaan 0,8 dipilih untuk ruangan yang bersih. Ada tiga kriteria
umum untuk menetapkan faktor pemeliharaan yaitu pengotoran ringan,
sedang dan pengotoran berat. Faktor pemeliharaan kondisi ruangan
dapat dilihat pada tabel efisiensi penerangan seperti Lampiran 2.

d. Langkah Perhitungan Penerangan Olahraga di Dalam Ruangan

Berikut ini dijelaskan langkah-langkah perhitungan penerangan


olahraga di dalam ruangan (indoor) :
1) Tentukan jenis lampu dan armatur yang akan digunakan.
2) Tentukan faktor refleksi berdasarkan warna dinding, langit dan
lantai (Lihat Tabel Lampiran 2).
3) Tentukan indek bentuk ruangan dengan menggunakan rumus K.

20
4) Tentukan efisiensi (η) penerangan berdasarkan nilai K yang ada
pada tabel Lampiran 2.
5) Intensitas penerangan yang dibutuhkan dapat dipedomani angka
pada Tabel I, atau ada permintaan kekuatan penerangan yang
diinginkan pemesan.
6) Fluk cahaya lampu perhatikan tabel daya dan lumen lampu yang
akan dipergunakan.
7) Jumlah armatur atau jumlah lampu dapat dihitung dengan rumus
yang ada.

e. Contoh Perhitungan

Sebuah gedung olahraga serbaguna direncanakan penerangan 400 lux,


dengan menggunakan lampu TLD 58 watt/54. Lumen setiap lampu
4000 lumen (Tabel 3), jenis armatur yang digunakan TBS 300 M1 (2 x
TLD 58 Watt). Panjang gedung 81 meter, lebar 33 meter, luas
lapangan permainan 80 x 24 meter, tinggi lampu 9 meter. Hitung
jumlah lampu yang dibutuhkan dan penyusunan lampu pada gedung
serbaguna tersebut.

Penyelesaian :

Indek Ruang K  pl  8024  1920 2 hp l


980 24 936
Untuk menentukan efisiensi penerangan dipilih refleksi langit-langit
0,7 dan dinding 0,5 serta refleksi lantai 0,3. Dengan demikian
diperoleh faktor kegunaan (η) adalah 0,67 (lihat Lampiran 2 Indek K =
2).

Jumlah lampu N  E A  4008024  768.000


 4.0000,67 268
N = ± 286 buah lampu

Bila dihitung jumlah armatur adalah 286 / 2 = 143 buah.

21
Bila penerangan tersebut dalam keadaan baru (saat diserah terimakan),
penerangannya tentu lebih tinggi, karena belum dikalikan dengan
faktor depresiasi ruangan (d). Maka iluminasi yang diperoleh adalah :

E  n...d  28640000,67  766480


A 8024 1920
= ± 399 Lux

Bila penerangan ini telah dipakai kira-kira 2 tahun, maka depresiasi (d)
seperti terlihat pada Lampiran 2 adalah 0,80 dengan kategori
pengotoran ringan. Maka penerangan gedung olahraga serbaguna
tersebut akan berkurang menjadi :

En...d  28640000,670,80  613184


A 8024 1920
= ± 320 Lux

Agar penerangan sampai di lapangan merata, maka diatur susunan


lampu seperti gambar.

Gambar 102. Susunan Lampu Gedung Olahraga Serbaguna


(Philips 1986:250)

22
2. Perhitungan Penerangan di Luar Ruangan (Outdoor Lighting)

Perhitungan penerangan olahraga di luar ruangan, prosedurnya


hampir sama dengan penerangan di dalam gedung. Perbedaan yang
mendasar adalah dalam memperhitungkan faktor kegunaan (η) faktor
pemeliharaan (d) dan perhitungan tinggi tiang.
Faktor kegunaan pada penerangan luar, biasanya ditetapkan antara
0,25 – 0,35, karena efisiensi penerangan luar jauh lebih rendah bila
dibandingkan dengan penerangan dalam. Hal ini disebabkan tidak adanya
refleksi dinding dan langit-langit. Begitu pula dengan faktor pemeliharaan
juga lebih rendah kira-kira 0,5 – 0,8 karena penerangan luar mendapat
pengotoran yang banyak.
Berikut ini dijelaskan contoh-contoh perhitungan penerangan
olahraga :
Soal :
1) Sebuah lapangan tenis dengan ukuran seperti gambar.
Dipasang lampu sodium dengan kode SO N/T 400 watt. Lumen setiap
lampu 47.000 lumen. Armatur yang dipakai jenis HNF 003 pancaran
lebar (2 x 290). Tinggi tiang 12 meter dengan jumlah 4 buah. Iluminasi
yang direncanakan adalah 350 lux (dalam keadaan baru). Berapakah
jumlah lampu yang dibutuhkan?

Gambar 103. Denah Lapangan dan Posisi Tiang


(Philips 1986:266) Penyelesaian :

23
n  E.A  3502411  92400
. 470000,25 11750
= 8 buah
Dengan demikian masing-masing tiang dipasang dua buah
lampu/armatur. Bila penerangan lapangan tenis telah digunakan
beberapa tahun, maka iluminasinya akan berkurang (depresiasi) akibat
pengurangan lumen, pengotoran armatur dan lapangan. Bila kita
perkirakan faktor pemeliharaan berkisar 0,7 maka iluminasi lapangan
tenis tersebut dalam keadaan baru adalah :

E n.. 8470000,25  94000


A 2411 264
= ± 356 Lux

Sedangkan bila penerangan tenis tersebut telah dipakai beberapa


waktu lamanya dan bila diperkirakan depresiasi (d) akibat pengotoran
kira-kira 0,7, maka kuat penerangan lapangan tenis akan berkurang
yaitu :

En...d  8470000,250,7  65800


A 2411 264
= ± 250 Lux

Untuk mendapatkan cahaya yang merata pada lapangan perlu


dirancang penyorotan armatur. Gambar berikut diperlihatkan denah
lapangan dan arah sorotan masing-masing lampu agar cahaya merata
sampai dipermukaan lapangan. Untuk mendapatkan hasil perhitungan
yang lebih teliti sebaiknya dilakukan pengolahan dengan komputer.

Gambar 104. Posisi Sorotan Lampu Lapangan Tenis (Philips


1986:267)

24
2) Tiga buah lapangan tenis akan diberi penerangan dengan iluminasi
rata-rata 300 lux. Lampu yang digunakan adalah lampu metal halide
dengan kode HPI/T 2000 watt/380 Volt. Lumen setiap lampu 183.000
lumen, armatur yang dipakai dua jenis HNF 002 (2 x 9 0) pancaran
lebar (wide beam). Tinggi tiang direncanakan 16 meter.
Berapakah jumlah lampu yang dibutuhkan?

Gambar 105. Denah Lapangan dan Posisi Tiang


(Philips 1986:275)

Penyelesaian :

n  E A  3502443  361200
 183.0000,25 45750

= ± 8 buah lampu/armatur

Dengan demikian dipasang dua buah lampu masing-masing tiang.


Bila penerangan dalam keadaan baru penerangannya lebih tinggi,
karena belum ada faktor depresiasi (d) dari lapangan. Maka besarnya
iluminasi adalah :

En.. 81830000,25  366000


A 2443 1032
= ± 354 Lux
Bila penerangan telah dipergunakan beberapa tahun, diperkirakan
faktor pemeliharaannya 0,8 maka iluminasi menjadi :

25
En...d  81830000,250,8  292800
A 2443 1032
= ± 284 Lux

Untuk mendapatkan cahaya yang merata pada lapangan perlu


dirancang penyorotan armatur. Gambar berikut diperlihatkan denah
lapangan dan arah sorotan masing-masing lampu agar cahaya merata
sampai di permukaan lapangan. Untuk mendapatkan hasil perhitungan
yang lebih teliti sebaiknya dilakukan pengolahan dengan komputer.

Gambar 106. Posisi Sorotan Lampu Pada Lapangan Tenis


(Philips 1986:276)

3) Sebuah lapangan sepakbola akan diberi penerangan dengan iluminasi


rata-rata 130 lux. Lampu yang digunakan adalah lampu metal halide
dengan kode HPI/T 2000 watt/380 Volt. Lumen setiap lampu 190.000
lumen, armatur yang dipakai dua jenis HNF 002 (2 x 9 0) pancaran
sempit (narrow beam) HNF 002 (2 x 23 0) pancaran lebar (wide beam).
Tinggi tiang direncanakan 18 meter. Berapakah jumlah lampu yang
dibutuhkan?

26
Gambar 107. Denah Lapangan dan Posisi Tiang
(Philips 1986:277)

Penyelesaian :

n  E A  13010565  887250
 190.0000,35 66500

= ± 12 buah lampu/armatur

Dengan demikian dipasang dua buah lampu masing-masing tiang.


Bila penerangan dalam keadaan baru penerangannya lebih tinggi,
karena belum ada faktor depresiasi (d) dari lapangan. Maka besarnya
iluminasi adalah :

En.. 121900000,35  798000


A 10565 6825
= ± 117 lux

Bila penerangan telah dipergunakan beberapa tahun, diperkirakan


faktor pemeliharaannya 0,8 maka iluminasinya menjadi :
E  n...d  121900000,350,8  638400
A 10565 6825
= ± 94 lux

Untuk mendapatkan cahaya yang merata pada lapangan perlu


dirancang penyorotan armatur. Gambar berikut diperlihatkan denah
lapangan dan arah sorotan masing-masing lampu agar cahaya merata

27
sampai di permukaan lapangan. Untuk mendapatkan hasil perhitungan
yang lebih teliti sebaiknya dilakukan pengolahan dengan komputer.

Gambar 108. Posisi Sorotan Lampu Pada Lapangan Sepakbola.


(Philips 1986:278)

PENUTUP

A.Kesimpulan
Penyelenggaraan penerangan untuk keperluan ruangan atau
lapangan olahraga adalah dengan maksud agar pemain dapat
melakukan tugas-tugas penglihatan mereka dalam melaksanakan
kegiatan permainan (olahraga).
Dalam mendesain penerangan untuk olahraga, perlu pertimbangan
yang cermat sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan bagi ketiga
kelompok peninjau yaitu ; pemain, official dan penonton. Penerangan

28
lapangan untuk tiap-tiap jenis olahraga serta untuk pemain dan official
juga berbeda. Disamping itu variasi penerangan sekeliling dan dalam
lapangan akan berbeda pada masing-masing olahraga.

B.Saran
Pembuatan makalah ini ditujukan kepada mahasiswa khususnya
jurusan sipil agar sedikit mengerti mengenai sistem pencahayaan
lapangan olaharaga. Dengan bekal materi yang ada dapat
memambantu mahasiswa dalam proses perkuliahan.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/288340638/penerangan-
olaharaga

29
30

Anda mungkin juga menyukai