memperbaiki kondisi agar tidak kontras diberi cahaya tambahan atau cahaya
langsung.
Disain penerangan olahraga di dalam gedung sama dengan desain
penerangan di dalam ruangan untuk kebutuhan penerangan lainnya. Sedangkan
masalah desain olahraga diluar gedung lebih rumit. Letak dan ketinggian sumber
cahaya akan memberikan sumber kepuasan untuk melihat objek yang tepat tanpa
efek kesilauan. Bentuk dan permukaan objek olahraga harus diperhatikan karena
berpengaruh kepada orang yang melihatnya dan merupakan faktor penting dalam
menetapkan letak dan tinggi penerangan yang memuaskan.
A. Standard Iluminasi
Penerangan pada suatu bidang kerja haruslah diusahakan cukup dan
memadai untuk kebutuhan psikologi, disamping mampu menciptakan
suasana yang diinginkan. Skala ukuran itu sendiri tergantung pada :
1. Sifat atau klasifikasi tempat (baik gedung maupun ruangan) dimana
suatu pekerjaan dilakukan.
2. Jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan.
3. Lamanya waktu dari pekerjaan yang dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, orang mencoba menentukan berapa
kuat penerangan yang sesuai dengan berbagai keperluan olahraga.
Penerangan olahraga mempunyai dua standar yaitu standar olahraga untuk
rekreasi dan latihan serta untuk pertandingan. Standar penerangan olahraga
baik di dalam (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) ditetapkan oleh
Phillips (1986:172) adalah :
Jenis Olahraga
Perbandingan
Keseragaman E min/
E rata-rata
Latihan Pertandingan
Latihan
Pertandingan
Sepakbola
75
200 600
1:3
1 : 1,5
Bola Tangan
75
400
1:3
1 : 1,5
200
400
1:2
1 : 1,5
Badminton (indoor)
200
400
1:2
1 : 1,5
Hoky (indoor/outdoor)
200
400
1:2
1 : 1,5
Renang (indoor/ourdoor)
200
400
1:2
1 : 1,5
200
400
1:2
1 : 1,5
Tenis (indoor/outdoor)
200
400 - 600
1:2
1 : 1,5
Pacu Kuda
100
150
1:3
1:3
150
400
1:2
1 : 1,5
Bowling
200
200
1:2
1:2
B. Keseragaman
Keseragaman (uniformity) yang sampai di lapangan olahraga sangat
diperlukan, karena perbandingan yang terlalu besar mengakibatkan
timbulnya kesilauan. Untuk itu perlu pengaturan tata letak lampu sebagai
sumber cahaya. Pada tabel XVIII di atas terlihat perbandingan iluminasi
minimum dengan iluminasi rata-rata sebagai standar penerangan olahraga
baik untuk latihan maupun untuk pertandingan.
Intensitas penerangan yang merata sangat penting (dengan tidak ada
cahaya kontras) di atas seluruh permukaan lapangan dengan objek yang
bergerak. Pergerakan objek yang cepat dari tempat terang ke tempat gelap
akan kelihatan bergerak terlalu cepat. Hal ini terjadi jika penerangan tidak
merata. Pada penerangan horizontal, agar penerangan merata, nilai
perbandingan maksimum dengan minimum tidak boleh lebih dari 3 (tiga)
banding 1 (satu).
Perbandingan maksimum dan minimum tidak berlaku untuk
penerangan vertikal, tetapi idealnya tidak melampaui perbandingan tersebut
di atas. Pada dasarnya perencanaan penerangan vertikal sulit dicapai. Disain
yang baik dan pembidikan cahaya yang tepat dengan perbandingan 3 : 1
untuk penerangan horizontal sebaiknya melengkapi penerangan vertikal.
C. Kesilauan
Menghilangkan penyinaran yang menyilaukan adalah salah satu
prinsip dalam penerangan ruangan dan lapangan olahraga. Lampu sorot tak
dapat dipisahkan sebagai sumber kesilauan. Efek kesilauan penerangan
sedapat mungkin diperkecil atau dihilangkan dari garis pandang. Sudut
antara sumber cahaya dengan garis pandang dipengaruhi oleh tempat
penerangan yang horizontal maupun vertikal.
Cahaya yang menyilaukan dapat ditimbulkan oleh pantulan cahaya
(refleksi) dari lantai yang mengkilat, permukaan air dan permukaan es.
Penerangan diffus (baur) dibuat untuk mengurangi efek tersebut dengan cara
D. Penataan Cahaya
Lapangan olahraga secara umum terdiri dari dua bagian, yaitu
lapangan olahraga dalam ruangan (indoor sport) dan luar ruangan (outdoor).
Penataan cahaya terhadap keduanya berbeda. Berikut ini akan dijelaskan satu
per satu.
1. Penerangan Olahraga Dalam Ruangan
Penerangan olahraga dalam ruangan dipengaruhi oleh faktor
dinding dan langit-langit ruangan, dimana dapat digunakan untuk memberikan kontrol penerangan dan membantu penerangan difus (campuran).
Sehingga membuat variasi penerangan yang menyenangkan. Disain dan
b. Bola Basket
Penataan lampu untuk lapangan bola basket (Basket Ball)
seperti dijelaskan oleh John E. Kaufman.
diatur dengan jarak memanjang adalah 7,9 meter (26 kaki) dan
melebar lapangan 5,5 meter (18 kaki).
c. Billiard
Tata ruangan terhadap lokasi meja sangat menentukan letak
sumber cahaya. Sumber cahaya dapat ditempatkan di sebelah/melewati meja yang bertujuan untuk pemberian penerangan yang
baik dan untuk menekan jumlah bayang-bayang sekecil mungkin.
Meja billiard 1,5 - 2,7 meter (5 - 9 kaki), jarak antara sisi
dengan sisi sedikitnya 1,8 meter (6 kaki). Dianjurkan ketinggian
langit-langit dan sumber cahaya 2,3 meter (7,5 kaki). Batas
ketinggian yang diperbolehkan adalah 3 3,7 meter (10 12 kaki).
Langit-langit diberi warna terang dengan pantulan 75 85%.
d. Bowling
Penerangan untuk lapangan bowling lebih sering ditentukan
oleh atraksi umum disain pertimbangan usaha yang dikembangkan
dari faktor lain. Bowling dianggap olahraga ringan yang mana
terbagi dalam 3 daerah, yaitu pendekatan, jalur dan putaran. Daerah
ini termasuk susunan tempat duduk untuk para penonton, dan
sebaiknya tempat duduk peserta dengan penerangan yang dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan.
Daerah langit-langit harus dibuat dengan pantulan tinggi, tanpa
permukaan yang halus. Pemberian cat yang terang berguna untuk
menghasilkan cahaya untuk pantulan 70 80%. Penyebaran cahaya
secara langsung untuk penyediaan pencahayaan/penerangan yang
tinggi pada garis vertikal untuk memperjelas padanya.
Letak sumber cahaya sebaiknya benar-benar dilindungi dari
pada pemain bowling untuk menghindari perbedaan penerangan
yang kuat (kesilauan). Adapun denah lampu dijelaskan John E.
Kaufman (1987:13-7) seperti gambar :
i.
Lapangan Tenis
Lapangan tenis dalam gedung biasanya terdapat beberapa
buah, dan daerah bermain mencapai 15 37 meter (50 120 kaki)
per lapangan. Interior langit-langit dan dinding atas disarankan tidak
halus dan dapat memberikan pantulan 80 90%. Permukaan
lapangan memiliki pantulan maksimum 60% (biasanya warna hijau
tua) dan pantulan terendah 25%.
Bila penerangan langsung, sumber cahaya sebaiknya dikontrol dengan teknik perlindungan lain untuk mengurangi kemungkinan
kesilauan yang akan mengganggu pandangan pemain. Untuk
penerangan tak langsung, sumber-sumber cahaya harus menyediakan
penyebaran sorotan yang lebar, sehingga cahaya merata pada langitlangit (pada permukaan pantulan).
Penataan lampu pada lapangan tenis dalam gedung dijelaskan oleh John E. Kaufman (1987:13-15) seperti gambar.
Renang
Penerangan untuk kolam renang sedapat mungkin diusahakan agar tetap nampak walaupun di dasar kolam. Penerangan dalam
air di kolam renang adalah penting, tidak hanya untuk keperluan
atraksi tetapi juga untuk wasit pada waktu perlombaan renang atau
polo air. Kolam renang diterangi dari samping dengan lampu-lampu
istimewa yang memberikan 10.000 lumen tiap lampu dan ditempatkan di dinding kolam renang di bawah permukaan air.
H = (D + 1/3 W) tg 30
Dimana :
H =
W =
L =
Gambar 96. Hubungan Tinggi Tiang dengan Lebar Lapangan Dalam Penerangan
(John E. Kaufman 1987:13-18)
dipakai satu, dua atau tiga lampu tergantung daya lampu yang
dipakai dan jumlah lapangan yang akan diterangi.
Ada beberapa contoh pemasangan titik lampu sebagaimana
dijelaskan oleh John E. Kaufman 1987:13-19 seperti gambar.
c. Sepakbola
Penataan lampu untuk lapangan sepakbola sangat tergantung
pada bentuk stadion tersebut. Bila lapangan keseluruhan merupakan
stadion tertutup, maka penempatan lampu-lampu sorot di sisi
stadion. Namun penempatan lampu-lampu dapat juga dilakukan pada
tiang tinggi yang ditempatkan pada ke empat sudut lapangan. Lampu
yang dipakai adalah lampu metal halide (HPI-T). Sedangkan
armaturnya adalah HNF 002.
Penataan lampu untuk lapangan tertutup dapat dilihat gambar
di bawah ini.
a. Fluk Total
Iluminasi pada bidang kerja x luas
F total =
Faktor kegunaan
F total
E A
Lumen
E A
F lampu d
E A
buah
F armatur d
buah atau
Dimana :
F = Fluk satuannya lumen
E = Intensitas penerangan (iluminasi) dalam lux
A = Luas ruangan dalam m2
= Efisiensi dalam % (persen).
b. Faktor Kegunaan
1) Tentukan indeks ruang K
l b
h1 b)
Dimana :
K = Indek ruang
l = Panjang ruangan (m)
b = Lebar ruangan (m)
h = Tinggi lampu dari meja kerja
2) Tentukan reflektansi atap, dinding dan bidang kerja sesuai
dengan skala :
warna sangat putih
0,8
0,7
warna muda
0,5
0,3
0,1
kriteria
faktor
6) Fluk cahaya lampu perhatikan tabel daya dan lumen lampu yang
akan dipergunakan.
7) Jumlah armatur atau jumlah lampu dapat dihitung dengan rumus
yang ada.
e. Contoh Perhitungan
Sebuah gedung olahraga serbaguna direncanakan penerangan 400
lux, dengan menggunakan lampu TLD 58 watt/54. Lumen setiap
lampu 4000 lumen (Tabel 3), jenis armatur yang digunakan TBS 300
M1 (2 x TLD 58 Watt). Panjang gedung 81 meter, lebar 33 meter,
luas lapangan permainan 80 x 24 meter, tinggi lampu 9 meter.
Hitung jumlah lampu yang dibutuhkan dan penyusunan lampu pada
gedung serbaguna tersebut.
Penyelesaian :
Indek Ruang K
pl
80 24
1920
2
h p l 980 24 936
E A 400 80 24 768.000
4.000 0,67
268
A
80 24
1920
= 399 Lux
A
80 24
1920
= 320 Lux
Agar penerangan sampai di lapangan merata, maka diatur susunan
lampu seperti gambar.
E. A 350 24 11 92400
= 8 buah
A
24 11
264
= 356 Lux
Sedangkan bila penerangan tenis tersebut telah dipakai beberapa waktu lamanya dan bila diperkirakan depresiasi (d) akibat
pengotoran kira-kira 0,7, maka kuat penerangan lapangan tenis akan
berkurang yaitu :
A
24 11
264
= 250 Lux
Untuk mendapatkan cahaya yang merata pada lapangan perlu
dirancang penyorotan armatur. Gambar berikut diperlihatkan denah
lapangan dan arah sorotan masing-masing lampu agar cahaya merata
sampai dipermukaan lapangan. Untuk mendapatkan hasil perhitungan yang lebih teliti sebaiknya dilakukan pengolahan dengan
komputer.
E A 350 24 43 361200
= 8 buah lampu/armatur
Dengan demikian dipasang dua buah lampu masing-masing tiang.
Bila penerangan dalam keadaan baru penerangannya lebih
tinggi, karena belum ada faktor depresiasi (d) dari lapangan. Maka
besarnya iluminasi adalah :
A
24 43
1032
= 354 Lux
A
24 43
1032
= 284 Lux
Untuk mendapatkan cahaya yang merata pada lapangan perlu
dirancang penyorotan armatur. Gambar berikut diperlihatkan denah
lapangan dan arah sorotan masing-masing lampu agar cahaya merata
sampai di permukaan lapangan. Untuk mendapatkan hasil perhitungan yang lebih teliti sebaiknya dilakukan pengolahan dengan
komputer.
= 12 buah lampu/armatur
Dengan demikian dipasang dua buah lampu masing-masing tiang.
Bila penerangan dalam keadaan baru penerangannya lebih
tinggi, karena belum ada faktor depresiasi (d) dari lapangan. Maka
besarnya iluminasi adalah :
A
105 65
6825
= 117 lux
Bila penerangan telah dipergunakan beberapa tahun, diperkirakan
faktor pemeliharaannya 0,8 maka iluminasinya menjadi :
A
105 65
6825
= 94 lux