Anda di halaman 1dari 125

Panel Hubung Bagi (PHB)

Pengertian
• Merupakan suatu lemari hubung atau suatu kesatuan dari
alat penghubung, pengaman, dan pengontrolan untuk suatu
instalasi kelistrikan yang ditempatkan dalam suatu kotak
tertentu sesuai dengan banyaknya komponen yang
digunakan.
• Panel hubung bagi merupakan peralatan yang berfungsi
menerima energi listrik dari incoming dan selanjutnya
mendistribusikan dan sekaligus mengontrol penyaluran
energi listrik tersebut melalui sirkit panel utama dan cabang
ke PHB cabang atau langsung melalui sirkit akhir ke beban
yang berupa beberapa titik lampu dan melalui kotak‐kontak
ke peralatan pemanfaatan listrik yang berada di dalam
bangunan.
PHB
• Perancangannya harus sesuai dengan syarat dan
ketentuan serta standar panel listrik yang ada.
• Pada penempatan panel listrik hendaknya
disesuaikan dengan situasi bangunan dan
terletak ditempat yang mudah dijangkau dalam
memudahkan pelayanan.
• Panel harus mendapatkan ruang yang cukup luas
sehingga pemeliharaan, perbaikan, pelayanan
dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah
dan aman.
Ciri‐ciri PHB
• Selungkup dan kerangka pada umumnya terbuat dari besi

• Dapat bediri sendiri pada lantai, pada dinding atau dipasang
dalam  dinding
• Di bagian papan terdapat panel atau konstruksi panel‐panel
logam  sebagai penutup dan perlindungan dari komponen‐
komponen yang  terdapat di dalamnya dan panel itu
ditempatkan alat pelayanan atau alat ukur.
FUNGSI PANEL
1.  Penghubung
• Panel berfungsi untuk menghubungkan
antara satu rangkaian listrik dengan
rangkaian listrik lainnya pada suatu
operasi kerja.
• Panel menghubungkan suplay tenaga
listrik dari panel utama sampai ke beban‐
beban baik instalasi penerangan maupun
instalasi tenaga.
2. Pengaman

• Suatu panel akan bekerja secara


otomatis melepas sumber atau suplay
tenaga listrik apabila terjadi gangguan
pada rangkaian.
• Komponen yang berfungsi sebagai
pengaman pada panel listrik ini adalah
MCCB dan MCB.
3. Pembagi
• Panel membagi kelompok beban baik pada
instalasi penerangan maupun pada instalasi
tenaga.
• Panel dapat memisahkan atau membagi suplay
tenaga listrik berdasarkan jumlah beban dan
banyak ruangan yang merupakan pusat beban.

• Pembagian tersebut dibagi menjadi


beberapa group beban dan juga untuk
membagi fasa R, fasa S, fasa T agar mempunyai
beban yang seimbang antar fasa.
4. Penyuplai

• Panel menyuplai tenaga listrik dari


sumber ke beban.
• Panel sebagai penyuplai, dan
mendistribusikan tenaga listrik dari
panel utama, panel cabang sampai ke
pusat beban baik untuk instalasi
penerangan maupun instalasi tenaga.
5. Pengontrol

• Fungsi panel sebagai pengontrol


merupakan fungsi paling utama, karena
dari panel tersebut masing‐masing
rangkaian beban dapat dikontrol.
• Seluruh beban pada bangunan baik
instalasi penerangan maupun instalasi
tenaga dapat dikontrol dari satu tempat.
   JENIS DAN TIPE PANEL
1.  Panel Hubung Bagi tertutup pasang dalam
• Panel Hubung Bagi tertutup pasang dalam adalah
panel yang sudah komponen‐komponennya
ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan
terpasang didalam ruangan.
2.  Panel Hubung Bagi tertutup pasang luar
• Panel Hubung Bagi tertutup pasang luar adalah
panel yang seluruh komponen‐komponen
ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan
dipasang diluar ruangan. Bahan yang digunakan
harus tahan cuaca.
3. Panel Hubung Bagi terbuka pasang dalam

• Panel Hubung Bagi terbuka pasang


dalam tidak boleh ditempatkan dekat
saluran gas, saluran uap, saluran air atau
saluran lainnya yang tidak ada kaitannya
dengan Panel Hubung Bagi (PHB)
tersebut.
4.  Panel Hubung Bagi terbuka pasang luar

• Tampat pemasangan Panel Hubung Bagi


(PHB) terbuka pasang luar harus
merupakan perlengkapang yang tahan
cuaca.
• Perlengkapan atau harus mempunyai
saluran air sehingga dapat dicegah
terjadinya genangan air.
Persyaratan PUIL
1. Tinggi maksimal dari lantai 1,2 – 2 m.
2. Di depan panel harus memiliki ruang bebas
yang cukup luas.
3. Saat membuka panel ini tidak terganggu
oleh benda apapun.
4. Pintu harus bisa terbuka penuh.
5. Panel dipasang pada tempat yang sesuai,
kering dan berventilasi cukup
Panel Hubung Bagi (PHB)
• PHB adalah panel hubung bagi/papan hubung bagi/panel
berbentuk lemari (cubicle), yang dapat dibedakan sebagai :

• Panel Utama/MDP    : Main Distribution Panel

• Panel Cabang/SDP   : Sub Distribution Panel
• Panel Beban/SSDP :Sub‐sub Distribution Panel

✔ Untuk PHB sistem tegangan rendah, hantaran utamanya


merupakan kabel feeder dan biasanya menggunakan
NYFGBY.
• Di dalam panel biasanya busbar/rel dibagi menjadi
dua segmen yang saling berhubungan dengan saklar
pemisah, yang satu mendapat saluran masuk dari
APP (pengusaha ketenagalistrikan) dan satunya lagi
dari sumber listrik sendiri (genset).
• Tujuan busbar dibagi menjadi dua segmen ini adalah
jika sumber listrik dari PLN mati akibat gangguan
ataupun karena pemeliharaan, maka suplai ke
beban tidak akan terganggu dengan adanya sumber
listrik sendiri (genset) sebagai cadangan.
Syarat‐syarat umum Panel
• Secara umum sebuah PHB harus disusun dan
dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan
teratur, selain itu keberadaan PHB juga menentukan
bahwa pemeliharaan, pemeriksaan dan pelayanan
harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan aman.
• Selanjutnya sesuai dengan syarat pengoperasian
kemudahan pengamatan pengukuran, penekanan
tombol, pemutaran atau pelayanan saklar, maka
perkerjaan‐pekerjaan ini harus dapat dilakukan dari
bagian depan, tanpa alat bantuan, seperti tangga
atau  alat‐alat lainnya.
• Sehubungan dengan itu syarat PHB juga
menentukan bahwa di bagian depan, lorong dan sisi
kiri kanan PHB harus terdapat ruang bebas selebar
sekurang‐kurangnya 0,75 meter untuk tegangan
rendah atau 1 meter pada tegangan menengah dan
tinggi PHB sekurang‐kurangnya 2 meter.
• Lorong yang di sisi kanan kirinya terdapat instalasi
listrik tanpa dinsing pengaman, lebarnya harus
sekurang‐kurangnya 1,5 meter.
Larangan
• Di sekitar PHB tidak boleh diletakkan barang
yang mengganggu kebebasan bergerak.
• Untuk pemasangan pada dinding di tempat‐
tempat umum lemari dan kotak PHB harus
dipasang pada ketinggian sekurang‐
kurangnya 1,2 meter dari lantai.
• Pada instalasi perumahan ketinggian ini
ditetapkan 1,5 meter dari lantai.
Macam‐macam PHB
• Menurut kebutuhannya PHB dibedakan menjadi 2
macam yaitu :
• PHB  Utama dan PHB sub instalasi atau PHB cabang.
• PHB Utama ialah PHB yang menerima aliran tenaga
listrik dari sumber melalui saklar utama konsumen
dan membagikan tenaga listrik tersebut ke seluruh
alat pemakai pada instalasi konsumen.
• PHB Sub Instalasi atau PHB Cabang ialah PHB dari
suatu instalasi untuk mensuplai tenaga listrik kepada
satu konsumen dan instalasi tersebut merupakan
bagian dari instalasi yang mensuplai konsumen
tunggal atau lebih.
 Menurut tegangan
• PHB dibedakan menjadi sesuai dengan
tingkat tegangan sistemnya yaitu:
1. PHB tegangan rendah (TR),
2. PHB tegangan menengah (TM) dan
3. PHB tegangan tinggi (TT).
• PHB TR yaitu PHB yang banyak dipasang pada instalasi baik
milik PLN maupun milik pelanggan, PHB yang terpasang milik
pelanggan, PHB yang terpasang milik PLN biasanya
ditempatkan gardu induk distribusi sisi sekunder trafo
distribusi sedangkan PHB yang di pelanggan biasanya
terpasang pada dinding atau ruangan tertentu setelah APP
ditempat pelanggan tersebut.
• PHB TM ialah PHB yang terdapat pada pembangkit atau GI
sisi TM berbentuk lemari panel (kubikel) tertutup terbuat
dari bahan besi atau berbentuk gardu sel terbuka yang
dilengkapi peralatan ukur dan pengaman (proteksi).
• PHB TT adalah PHB yang menggunakan peralatan‐peralatan
dengan kapasitas yang besar dan mempunyai resiko bahaya
yang tinggi pula sehingga pemasangan PHB TT ini biasanya
ditempat khusus dan terbuka (switch yard) yang dilengkapi
rambu‐rambu, pagar dan peralatan pengaman yang
memadai.
Menurut tipe
• PHB di kelompokkan menjadi 2 tipe yaitu tipe
tertutup dan tipe terbuka.
• PHB dengan tipe tertutup yaitu apabila seluruh
komponen PHB berada disuatu tempat yang
tertutup oleh selungkup/pelindung mekanis
maupun pelindung elektris.
• PHB tipe terbuka yaitu PHB yang semua peralatan
atau komponennya berada diluar dan tampak
secara kasar mata dan dilengkapi dengan pagar
maupun peralatan isolasi huna melindungi dari
bahaya mekanis dan elektrisnya.
Bentuk PHB
• Bentuk Tertutup
Macam Jenis Panel
1. LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) LVMDP adalah sebagai
panel penerima daya dari trafo dan mendistribusikan power tersebut
ke panel SDP (Sub Distribution Panel).
2. SDP (Sub Distribution Panel) SDP adalah panel pembagi daya ke sirkit
akhir yang berupa panel penerangan (LP), Panel Control (CP), Panel Daya
(PP).
3. LP (Lighting Panel) LP adalah suatu panel yang seluruh bebannya
berupa penerangan.
4. CP (Control Panel) CP adalah suatu panel untuk mengoperasikan beban
berupa tenaga (Motor).
5. PP (Power Panel) PP adalah panel yang digunakan untuk
mendistribusikan beban melalui kotak kontak.
Konfigurasi Panel
Tampak Depan
– Nama Panel
• Panel yang dibuat penulis ada nama yang tertera yaitu Panel Kontrol Instalasi
Tenaga. Nama tersebut tercantum di pintu panel.
– Lampu Indikator
• Lampu indikator ini mengidentifikasikan bahwa ada tegangan didalam panel
tersebut dan panel tersebut dalam keadaaan bertegangan atau beroperasi. Lampu
pindikator tersebut berada dipintu panel dengan keterangan Fasa S, Fasa T dan
Fasa T.
– Tombol On/Off
• Tombol on/off ini gunanya adalah untuk mengoperasikan dan memutuskan
pengoperasian didalam panel tersebut. Sehingga operator bisa lebih mudah
mengoperasikan panel tersebut apabila beban yang akan dipakai dioperasikan.
– Kunci Panel
• Kunci panel ini gunanya intuk mengunci suapaya lebih aman dan terkendali apabila
ada orang iseng yang akan memakai panel tersebut. Sehingga panel tersebut bisa
diam dengan aman tanpa gangguan dari orang lain.
Tampak Depan
Tampak Dalam

• Cover Sebagai pengaman arus bocor


sehingga apabila ada arus bocor
operator masih tetap aman dengan
cover tersebut.
• Cover juga gunanya untuk memperindah
dalaman panel sehingga tampak lebih
rapi.
Kabel Bounding Grounding ke
pintu
• Gunanya   untuk   mengamankan dari
tegangan dikarenakan bahan panel terbuat
dari besi dengan adanya bounding ini secara
otomatis mcb akan trip terlebih dahulu
karena ada Bounding tersebut.
Gambar
1. Single Line Diagram
2. Diagram Lokasi
3. Kartu Pemeliharaan
• Guna untuk mempermudah operator apabila terjadi
gangguan dan dengan membuat single line diagram operator
bisa tahu bahwa panel tersebut menyuplai menjadi beberapa
bagian.
• Diagram lokasi juga gunanya untuk mempermudah bahwa
panel tersebut berada di suatu tempat.
• Sedangkan kartu pemeliharaan gunanya untuk mengetahui
apabila ada komponen yang rusak, pemeliharaan adanya
debu dsb.
• Pemeliharaan tersebut sangat penting untuk
mengidentifikasi adanya gangguan.
Label Komponen Pengaman dan
Kontaktor
• Gunanya untuk mempermudah bahwa
pengaman tersebut sudah ada labelnya dan
akan mempermudah apabila ada gangguan.
Dalam Panel
1. Line Up Terminal    Gunanya untuk menjumper
keluaran kabel dari mcb menuju kontrol.
2. Wire Duct   Gunanya untuk tempat jalur kabel
sehingga kabel terlihat rapih karena kabel di
tempatkan pada tempatnya.
3. Profil C dan G   Gunanya untuk dudukanMCB
dan Line Up terminal sehingga komponen
tersebut bisa tersimpan atau tertata dengan
rapih.
4. MCB (Miniature Circuit Breaker)    Gunanya untuk menyuplai
ke tiap beban dan Mcb tersebut juga berguna untuk
pemutus beban lebih.
5. Kontaktor    Berfungsi sebagai penyambung dan pemutus
rangkaian, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh.
6. Kodefikasi Warna    Kodefikasi warna gunanya untuk
mengetahui bahwa warna tersebut menyuplai antar fasa.
Biasanya kodefikasi kabel harus sesuai standar.
7. Labeling Kabel    Gunanya untuk mengetahui bahwa kabel
tersebut digunakan oleh antar fasa. Sehingga pada saat
terjadi gangguan operator bisa lebih midah untuk
mengidentifikasi gamgguan. Dikarenakan sudah tertera
label kabel. Biasanya didalam wire duct kabel tersusun
dengan tidak rapih atau tumpang tindih.
8. Busbar   untuk pemisah Netral dan PE.
9. Sepatu Kabel   Adalah alat yang dapat dipasang
pada ujung kabel yang tidak berisolasi. Dengan
dipasangnya sepatu kabel akan memudahkan
pelaksanaan pekerjaan, terutama pada
pekerjaan kabel‐kabel yang besar.
Jenis dan Tipe Panel
• Menurut PUIL 2000; 6.3.2 – 6.4.3 jenis panel
hubung bagi terdiri dari:
1. Panel Hubung Bagi tertutup pasang dalam
Panel Hubung Bagi tertutup pasang dalam
adalah panel yang sudah komponen‐
komponennya ditempatkan didalam kotak
panel yang tertutup dan terpasang didalam
ruangan.
2. Panel Hubung Bagi tertutup
pasang luar
• Panel Hubung Bagi tertutup pasang luar adalah
panel yang seluruh komponen‐komponen
ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan
dipasang diluar ruangan.
• Bahan yang digunakan harus tahan cuaca.
Panel Hubung Bagi terbuka pasang
dalam
• Panel Hubung Bagi terbuka pasang dalam
tidak boleh ditempatkan dekat saluran gas,
saluran uap, saluran air atau saluran lainnya
yang tidak ada kaitannya dengan Panel
Hubung Bagi (PHB) tersebut.
Panel Hubung Bagi terbuka pasang
luar
• Tampat pemasangan Panel Hubung Bagi
(PHB) terbuka pasang luar harus merupakan
perlengkapang yang tahan cuaca.
• Perlengkapan atau harus mempunyai saluran
air sehingga dapat dicegah terjadinya
genangan air.
Penempatan panel PUIL 2000 (6.3‐6.4)

• Harus memenuhi syarat‐syarat berikut ini sesuai
dengan yaitu :
1. Tinggi maksimal dari lantai 1,2 – 2m.
2. Di depan panel harus memiliki ruang bebas yang
cukup luas.
3. Saat membuka panel ini tidak terganggu oleh benda
apapun.
4. Pintu harus bisa terbuka penuh.
5. Panel dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan
berventilasi cukup.
Penataan PHB
• PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga
terlihat rapi dan teratur, dan harus ditempatkan dalam ruang
yang leluasa. (PUIL 2000:6.2.1.1)
• PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga
pemeliharaan dan pelayanan mudah dan aman, dan bagian
yang penting mudah dicapai. (PUIL 2000:6.2.1.2).
• Semua komponen yang pada waktu kerja memerlukan
pelayanan, seperti instrumen ukur, tombol dan sakelar, harus
dapat dilayani dengan mudah dan aman dari depan tanpa
bantuan tangga, meja atau perkakas yang tidak lazim lainnya.
(PUIL 2000:6.2.1.3).
Penataan PHB
• Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada PHB harus
menggunakan terminal sehingga penyambungannya dengan
komponen dapat dilakukan dengan mudah teratur dan aman.
• Ketentuan ini tidak berlaku bila komponen tersebut letaknya dekat
saluran keluar atau saluran masuk. (PUIL 2000:6.2.1.4).
•  Terminal kabel kendali harus ditempatkan terpisah dari terminal
saluran daya. (PUIL 2000:6.2.1.5).
• Beberapa PHB yang letaknya berdekatan dan disuplai oleh sumber
yang sama sedapat mungkin ditata dalam satu kelompok. (PUIL
2000:6.2.1.6).
• PHB tegangan rendah atau bagiannya, yang masing‐masing
disuplai dari sumber yang berlainan harus jelas terpisah dengan
jarak sekurang‐kurangnya 5 cm. (PUIL 2000:6.2.1.7).
• Komponen PHB harus ditata dengan memperhatikan
keadaan Indonesia dan dipasang sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuat; jarak bebas harus memenuhi ketentuan
tersebut dalam 6.2.9 (PUIL 2000:6.2.1.8).
• Sambungan dan hubungan penghantar dalam PHB harus
mengikuti ketentuan dalam 7.11. Semua mur baut dan
komponen yang terbuat dari logam dan berfungsi sebagai
penghantar, harus dilapisi logam pencegah karat untuk
menjamin kontak listrik yang baik. Rel dari tembaga hanya
memerlukan lapisan tersebut pada pemakaian arus 1000A ke
atas.
Ruang pelayanan dan ruang
bebas sekitar PHB
• Di sekitar PHB harus terdapat ruang yang cukup luas
sehingga pemeliharaan, pemeriksaan, perbaikan, pelayanan
dan lalulintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
(PUIL 2000:6.2.2.1).
• Ruang pelayanan di sisi depan, lorong dan emper lalulintas
yang dimaksud dalam di atas pada PHB tegangan rendah,
lebarnya harus sekurang‐kurangnya 0,75 m, sedangkan
tingginya harus sekurang‐kurangnya 2 m. (PUIL 2000:6.2.2.2).
• Jika di sisi kiri dan kanan ruang bebas yang berupa lorong
terdapat instalasi listrik tanpa dinding pengaman (dinding
pemisah), lebar ruang bebas ini harus sekurang‐ kurangnya
1,5 m (PUIL 2000:6.2.2.3).
Penataan PHB
• Pintu ruang khusus tempat PHB terpasang harus mempunyai ukuran
tinggi sekurang‐kurangnya 2 m dan ukuran lebar sekurang‐kurangnya
0,75 m (PUIL 2000:6.2.2.4).
• Dalam ruang sekitar PHB tidak boleh diletakkan barang yang mengganggu
kebebasan bergerak. (PUIL 2000:6.2.2.5)
• PHB harus dipasang di tempat yang jelas terlihat dan mudah dicapai.
Tempat itu harus dilengkapi dengan tanda pengenal seperlunya dan
penerangan yang cukup. (PUIL 2000:6.2.2.6)
• Dinding dan langit‐langit ruang tempat PHB dipasang harus terbuat dari
bahan yang tidak mudah terbakar. (PUIL 2000:6.2.2.7).
• Untuk PHB terbuka tegangan rendah dengan rel tak berisolasi melintang
dalam ruang bebas, tinggi rel tersebut di atas lantai lorong harus
sekurang kurangnya 2,3 m. (PUIL 2000:6.2.2.8).
Penandaan
• Di beberapa tempat yang jelas dan mudah terlihat pada sirkit
arus PHB dipasang pengenal yang jelas sehingga
memudahkan pelayanan dan pemeliharaan. (PUIL
2000:6.2.3.1).
• Tiap penghantar fase, penghantar netral dan penghantar
atau rel pembumi harus dapat dibedakan secara mudah
dengan warna atau tanda sesuai dengan PUIL 2000 : 7.2.
(PUIL 2000:6.2.3.2).
• Untuk memudahkan pelayanan dan pemeliharaan, harus
dipasang bagan sirkit PHB yang mudah dilihat (PUIL
2000:6.2.3.3).
Penandaan
• Terminal gawai kendali harus diberi tanda atau lambang yang
jelas dan mudah dilihat sehingga memudahkan pemeriksaan.
(PUIL 2000:6.2.3.4).
• PHB yang ada gawai kendalinya harus dilengkapi dengan
gambar beserta penjelasan secukupnya. (PUIL 2000:6.2.3.5).
• Pada gawai kendali harus ada tanda pengenal dan
keterangan yang jelas dan mudah dilihat sehingga
memudahkan pelayanan. (PUIL 2000:6.2.3.6).
• Pada PHB harus dipasang tanda‐tanda yang jelas dan tidak
mudah terhapus sehingga terlihat pada kelompok mana
perlengkapan disambungkan dan pada terminal mana setiap
fase dan netral dihubungkan. (PUIL 2000:6.2.3.7).
Pemasangan Sakelar Masuk
• Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri
harus dipasang setidak tidaknya satu sakelar, sedangkan
pada setiap penghantar keluar setidak‐tidaknya dipasang
satu proteksi arus.
• Sebagai alternatif untuk sakelar dengan proteksi arus lebih,
atau pengaman lebur, dapat juga dipakai sakelar yang
didalamnya terdapat proteksi arus yang dikehendaki, seperti:
pemutus sirkit (Mini Circuit Breaker/MCB).
• Apabila hal ini diterapkan maka pemutus sirkit yang akan
digunakan harus dipilih yang sesuai, yaitu memilliki
ketahanan arus hubung singkat paling tidak sama besar
dengan arus hubung singkat yang mungkin terjadi dalam
sirkit yang diamankan. (PUIL 2000:6.2.4.1).
Pemasangan Sakelar Masuk
• Saklar masuk untuk memutuskan aliran suplai PHB tegangan
rendah harus mempunyai batas kemampuan minimum 10A,
dan arus minimum sama besar dengan arus nominal
penghantar masuk tersebut. (PUIL 2000:6.2.4.2).
• Sakelar yang dimaksud dalam PUIL 2000 6.2.4.1 dan 6.2.4.2
diatas tidak diperlukan dalam hal berikut:
a. Jika PHB mendapat suplai dari saluran keluar suatu PHB lain,
yang pada saluran keluarnya dipasang sakelar yang mudah
dicapai dan kedua PHB tersebut terletak dalam ruang yang
sama serta jarak antar keduanya tidak lebih dari 5m
Pemasangan Sakelar Masuk
b. Jika dengan cara tertentu dapat
dilaksanakan pemutusan dan
penyambungan suplai ke PHB tersebut
melalui suatu sakelar pembantu.
c. Sakelar pembantu ini harus dipasang pada
tempat yang mudah dicapai.
d. Jika saklar itu diganti dengan pemisah,
asalkan pada setiap sirkit keluar dipasang
sakelar keluar. (PUIL 2000:6.2.4.3).
Pemasangan Sakelar Masuk
• Sakelar masuk harus dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak ada pengaman lebur dan gawai lainya
yang menjadi bertegangan, kecuali voltmeter, lamu
indikator, dan pengaman lebur utama yang dipasang
sebelum sakelar masuk tersebut dalam keadaan
terbuka. (PUIL 2000:6.2.4.4).
• Sakelar masuk pada PHB harus diberi tanda
pengenal khusus sehingga mudah dikenal dan
dibedakan dari sakelar lain. (PUIL 2000:6.2.4.5).
Pemasangan Sakelar Masuk
• Jika PHB dapat disuplai oleh bberapa sumber
tegangan yang berlainan dan tidak sinkron,
maka pada penghantar masuk harus dipasang
sakelar yang dalam pelayanannya tidak
dimungkinka terjadi hubungan paralel antara
sumber yang berlainan. (PUIL 2000:6.2.4.6).
Pemasangan Sakelar Keluar
• Pada sirkit keluar PHB harus dipasang sakelar keluar jika sirkit
tersebut:
• Mensuplai tiga buah atau lebih PHB yang lain.
• Dihubungkan ke tiga buah atau lebih motor/perlengkapan
listrik yang lain. Hal ini tidak berlaku jika motor atau
perlengkapan listrik tersebut dayanya masing‐masing lebih
kecil atau sama dengan 1,5 kW dan letaknya dalam ruang
yang sama kecuali untuk tegangan menengah.
• Dihubungkan ke tiga buah atau lebih kotak kontak yang
masing masing mempunyai arus nominal lebih dari 16A.
• Mempunyai arus nominal 100A atau lebih. (PUIL
2000:6.2.5.1).
Penempatan Pengaman Lebur,
Sakelar dan Rel
• Jika pengaman lebur dan sakelar kedua‐duanya terdapat
pada sirkit masuk, sebaiknya pengaman lebur dipasang
sesudah sakelar. (PUIL 2000:6.2.7.1).
• Jika pengaman lebur dan sakelar kedua duanya terdapat
pada sirkit keluar, sebaiknya pengaman lebur dipasang
sesudah sakelar sebagaimana dimaksud 6.2.7.1 di atas.
• Apabila sistem proteksi tidak menggunakan pengaman lebur
tetapi menggunakan pemutus sirkit sejenis MCB, maka
ketentuan dalam 6.2.7.1 dan ayat ini tidak berlaku, tetapi
diterapkan ketentuan seperti tersebut dalam 6.2.4.1. (PUIL
2000:6.2.7.2).
Penempatan Pengaman Lebur,
Sakelar dan Rel
• Kemampuan sakelar pada suatu sirkit sekurang‐
kurangnya harus sama dengan kemampuan lebur
pada sirkit tersebut. (PUIL 2000:6.2.7.3).
• Dalam memasang rel dan penghantar pada PHB
untuk arus bolak balik harus dihindari kemungkinan
terjadinya pemanasan yang berlebihan yang
disebabkan oleh arus pusar pada kerangka dan pipa
pelindung yang terbuat dari bahan feromagnetis.
(PUIL 2000:6.2.7.4)
Jarak Minimum Antar Bagian
Yang tidak berisolasi
• Untuk PHB yang ditata ditempat pemasangan, jarak
minimum antar setiap bagian bertegangan yaitu :
• Semua bagian konduktif terbuka (BKT), yaitu bagian
yang bersifat penghantar yang tidak termasuk sirkit
arus.
• Bagian bertegangan lain yang memiliki polaritas
atau fase yang berbeda.
• Bagian bertegangan lain yang memiliki polaritas
atau fase sama, yang dapat diputuskan
hubungannya secara bebas.
• Harus sekurang kurangnya 5cm ditambah
2/3cm untuk setiap kV tegangan nominalnya.
(PUIL 2000:6.2.9.1)
• Ketentuan dalam 6.2.9.1 tidak berlaku
dibagian belakang PHB, dalam peranti listrik
dan juga jika dalam penyelenggaraannya akan
menimbulkan kerusakan pada
penyambungan peranti listrik.(PUIL
2000:6.2.9.2).
Pembebanan Yang Berlebihan
• Bagian PHB tidak boleh dibebani secara terus
menerus dengan arus, tegangan, atau
frekuensi yang melebihi kemampuannya.
(PUIL 2000:6.2.10.1).
• PHB harus tahan terhadap arus hubung
pendek yang dapat timbul di dalamnya
dengan cara memperhitungkan kerja gawai
proteksi yang terpasang di depannya. (PUIL
2000:6.2.10.2).
Pembumian Rel PHB
• Pembumian pada rel PHB adalah sebagai berikut:
• Bila pada PHB utama, rel proteksi dipakai juga
sebagai rel netral (sistem TNC), rel tersebut harus
dibumikan.
• Bila pada PHB utama, rel proteksi terpisah dari rel
netral, maka hanya rel proteksi saja yang harus
dibumikan.
• Bila pada PHB, sakelar pada saluran masuk
dilengkapi sakelar proteksi arus sisa, maka rel netral
tidak boleh dibumikan. (PUIL 2000:6.2.13.1)
Komponen Pada PHB

• Komponen yang dipasang pada PHB harus


dari jenis yang sesuai dengan syarat
penggunaannya. (PUIL 2000:6.6.1.1).
• Kemampuan komponen yang dipasang pada
PHB harus sesuai dengan keperluan. (PUIL
2000: 6.6.1.2).
• Komponen yang dipasang pada PHB harus
memenuhi ketentuan PUIL 2000 2.1.1.2.
(PUIL 2000: 6.6.1.3).
Sakelar, pemisah, pengaman
lebur dan pemutus
• Sakelar, pemisah dan pemutus yang dipasang pada PHB
harus mempunyai kutub yang jumlahnya sekurang‐
kurangnya sama dengan banyaknya fase yang digunakan.
• Semua kutub harus dapat dibuka atau ditutup secara
serentak. (PUIL 2000: 6.6.2.1).
• Untuk JTR dengan pembumian netral pengaman (TNC),
sakelar, pemisah dan pemutus sirkit yang digunakan harus
dari jenis tiga kutub, yakni hanya untuk membuka dan
menutup penghantar fasenya saja. Penghantar netral tidak
boleh diputuskan. (PUIL 2000: 6.6.2.2).
• Untuk JTR dengan sistem pembumian pengaman (TT) boleh
digunakan sakelar, pemisah atau pemutus sirkit dengan tiga
kutub atau empat kutub. (PUIL 2000: 6.6.2.3).
Instrumen Ukur dan Indikator
• Instrumen ukur dan indikator yang dipasang pada PHB harus terlihat jelas dan
harus ada petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala apa yang
ditunjukkan.
• Untuk JTR dengan sistem pembumian pengaman (TT) boleh digunakan sakelar,
pemisah atau pemutus sirkit dengan tiga kutub atau empat kutub. (PUIL 2000:
6.6.3.1).
• Instrumen ukur dan indikator yang dipasang pada PHB atau panel distribusi harus
terhindar terhadap kemungkinan pengaruh induksi listrik sekitar, terlindung dari
suhu yang melampaui suhu kerja maksimum, bebas dari getaran mekanik atau
pengaruh lain yang dapat menurunkan mutu/akurasi instrumen ukur/indikator.
(PUIL 2000: 6.6.3.2).
• Instrumen ukur dan indikator yang dipasang pada PHB atau panel distribusi selalu
terpelihara kehandalannya secara berkesinambungan dapat menampilkan
penunjukkan yang benar sesuai dengan peruntukannya. (PUIL 2000: 6.6.3.3).
• Pengawatan instrumen ukur dan indikator dalam PHB atau panel distribusi harus
menggunakan kabel fleksibel yang mempunyai pelindung elektrik yang dapat
dihubungkan dengan saluran pembumian. (PUIL 2000: 6.6.3.4).
Penghantar Rel
• Rel yang digunakan pada PHB harus terbuat dari tembaga
atau logam lain yang memenuhi persyaratan sebagai
penghantar listrik. (PUIL 2000: 6.6.4.1).
• Besar arus yang mengalir dalam rel tersebut harus
diperhitungkan sesuai kemampuan rel sehingga tidak akan
menye a kan suhu lebih dari ada suhu sekitar 3 dapat
digunakan ukuran rel menurut Tabel. (PUIL 2000: 6.6.4.2).
• Lapisan yang digunakan untuk memberi warna rel dan
saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu
yang diperbolehkan. (PUIL 2000: 6.6.4.3).
Terminal dan Sepatu Kabel
• Terminal harus terbuat dari paduan tembaga atau logam lain yang
memenuhi persyaratan atau standar yang berlaku. (PUIL 2000: 6.6.6.1).
• Dudukan terminal harus terbuat dari bahan isolasi yang tidak mudah
pecah atau rusak oleh gaya mekanis dan termis dari penghantar yang
disambung pada terminal tersebut. (PUIL 2000: 6.6.6.2).
• Kemampuan terminal sekurang‐kurangnya harus sama dengan
kemampuan sakelar dari sirkit yang bersangkutan. (PUIL 2000: 6.6.6.3).
• Sepatu kabel harus dibuat dari bahan yang sesuai dan kuat, dan
ukurannya harus sesuai dengan kabel yang akan dipasang.
• Sepatu kabel yang dibuat dari bahan aluminium tidak boleh disambung
dengan kabel tembaga atau sebaliknya, kecuali dengan menggunakan
bimetal.
• Pemegang kabel harus dapat memikul gaya berat, gaya tekan, dan gaya
tarik yang ditimbulkan oleh kabel yang akan dipasang sehingga gaya‐gaya
tersebut tidak akan langsung dipikul oleh gawai listrik yang lain. (PUIL
2000: 6.6.6.4).
Komponen‐Komponen PHB
1. Miniature Circuit Breaker (MCB).
2. Kontaktor Magnetik (Magnetic Contactor).
3. Thermal Overload (TOR).
4. Sakelar Tekan (Push Button).
5. Lampu Indikator (Indicator Lamp).
6. Kabel Penghantar.
7. Sepatu Kabel.
8. Busbar.
9. Cable Tidy atau Spiral.
10. Wiring Duct.
11. Cable Gland.
Miniature Circuit Breaker (MCB)
• Miniature Circuit Breaker (MCB) merupakan alat pengamanan terhadap
gangguan beban lebih dan arus hubung singkat.
• Berdasarkan konstruksinya, MCB dilengkapi dengan komponen dwi logam
yang digunakan untuk pengamanan gangguan beban lebih dan komponen
elektromagnetik untuk pengamanan terhadap gangguan arus hubung
singkat.
• Thermis, prinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan
dua jenis logam yang koefisien jenisnya berbeda.
• Kedua jenis logam tersebut dilas jadi satu keping (bimetal) dan
dihubungkan dengan kawat arus.
• Jika arus yang melalui bimetal tersebut melebihi arus nominal yang
diperkenankan maka bimetal tersebut akan melengkung dan
memutuskan aliran listrik.
 MCB
• Magnetik, prinsip kerjanya adalah
memanfaatkan arus hubung singkat
• yang cukup besar untuk menarik sakelar
mekanik dengan prinsip induksi
elektromagnetis.
• Semakin besar arus hubung singkat, maka
semakin besar gaya yang menggerakkan
sakelar tersebut sehingga lebih cepat
memutuskan rangkaian listrik dan gagang
operasi akan kembali ke posisi off.
• Busur api yang terjadi masuk ke dalam
ruangan yang berbentuk pelat‐pelat, tempat
busur api dipisahkan, didinginkan dan
dipadamkan dengan cepat.
Jenis‐Jenis MCB (Miniature Circuit
Breaker)
• Kurva B
• Miniature Circuit Breaker ( MCB ) jenis ini biasanya
digunakan untuk kontrol dan proteksi baik di
industri maupun di perumahan.
• Karakteristik dari jenis ini memiliki magnetic trip 3‐5
x In, maksudnya untuk perumahan dengan besar
arus tiga sampai lima kali arus nominal akan
membuat MCB ( Miniature Circuit Breaker ) bekerja.
• Dan dibawah ini merupakan gambar dari
karakteristik MCB.
Kurve B
Kurva C
• Miniature Circuit Breaker ( MCB ) jenis ini
biasanya digunakan untuk kontrol dan
proteksi baik di industri maupun di
perumahan.
• Karakteristik dari jenis ini memiliki magnetic
trip 5‐10 x In, maksudnya untuk perumahan
dengan besar arus lima sampai sepuluh kali
arus nominal akan membuat MCB ( Miniature
Circuit Breaker ) bekerja.
Kurve C
Kurva D
• MCB jenis ini lebih dikhususkan untuk dipakai
dalam instalasi dengan arus masuk yang
tinggi.
• Karakteristik dari jenis ini memiliki magnetic
trip 10‐50 x In, maksudnya untuk perumahan
dengan besar arus sepuluh sampai lima puluh
kali arus nominal akan membuat MCB bekerja.
Kurve D
Spesifikasi MCB
• Tipe CB.
• Rating Arus.
• Karakteristik kurva
Tripping.
• Tegangan Kerja.
• Nomor Katalog.
• Rating arus minimal
gangguan (BC).
• Rating arus maksimal
gangguan (BC).
Gambar 2.6. Name plate MCB • Simbol Rating CB (IEC).
Kurva Arus MCB
• Pemilihan MCB ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :
1. Standar yang berlaku. Contoh PUIL, SPLN, IEC, dll.
2. Kapasitas Pemutusan.
3. Kapasitas pemutusan tidak boleh kurang dari arus
hubung pendek prospektif pada tempat instalasinya
(PUIL pasal 3.24.4.3.1).
4. Arus Pengenal.
5. Tegangan.
Kurva Arus MCB
• Tegangan operasional pengenal
pemutus tenaga harus lebih besar
atau sama dengan tegangan sistem.
• Dibawah ini adalah gambar kurva
pemutus sirkit Thermal Magnetic.
• Ir adalah arus nomimal mcb,
sedangkan Im adalah arus hubung
singkat minimum, dan Icu adalah
arus hubung singkat maksimum
atau arus Breaking Capacity.
Breaking Capasity
• Perhitungan kapasitas pemutusan sangat penting untuk
memperkirakan besarnya arus hubung singkat maksimum
yang mungkin terjadi, sehingga dapat ditentukan besarnya
kapasitas Breaking Capasity (BC) peralatan pengaman.
• Perhitungan besarnya BC pada peralatan pengaman di suatu
titik jaringan instalasi menjadikan peralatan pengaman
mampu untuk menahan arus hubung singkat yang terjadi
pada saat terjadi gangguan pada instalasi tersebut.
• Proteksi hubung singkat yang optimum harus disediakan
untuk mempertahankan kinerja, usia, dan biaya efektif dari
peralatan. Untuk menghitung besarnya Breaking Capasity
dapat dihitung dengan menggunakan metode tabulasi
(pembacaan tabel metode pendekatan).
Standar Warna
• Kabel dan hantaran listrik memiliki identifikasi kode
warna yang dibuat sesuai standar, karena dalam
penggunaanya setiap warna kabel memiliki arti
masing masing. Berikut standar warna kabel
menurut PUIL 2000 :

No Warna Selubung Keterangan
1 Merah Fasa R
2 Kuning Fasa S
3 Hitam Fasa T
4 Biru Netral
5 Kuning ‐ Hijau Pentanahan
Pemilihan Penghantar
• Memilih Tegangan Nominal
• Kemampuan hantar arus (KHA)
• Kondisi suhu.
• Drop tegangan.
• Kondisi lingkungan.
• Kekuatan mekanis.
• Kemungkinan perluasan
Kemampuan Hantar Arus ( KHA )
• KHA suatu kabel dapat dinyatakan sebagai
kemampuan maksimum kabel untuk dilalui arus
secara terus‐menerus tanpa menyebabkan
kerusakan pada kabel tersebut.
• Untuk menentukan KHA dan luas penampang
penghantar maka harus diketahui arus nominal (In )
dari beban yang dihubungkan
• In ditentukan dengan persamaan:
Penentuan In
• Untuk arus searah DC   I = P/V
• Untuk arus bolak balik satu fasa I = P/V cos ϕ
• Untuk arus bolak balik 3 fase I = P / V √3 cos ϕ
• Menurut PUIL 2000 bagian 5.5.3.1 nilai KHA tidak boleh kurang dari 125
% In, jika KHA telah diketahui maka untuk menentukan luas
penampang dipilih kabel yang memiliki nilai yang diatasnya.
• Diperhatikan pula rating MCB yang dipilih. Jika nilai KHA masih dibawah
rating MCB, maka ditetapkan rating MCB sebagai KHA minimal yang
digunakan.
Penentuan In
• Sedangkan untuk penghantar sirkit akhir yang mensuplai dua
motor atau lebih tidak boleh mempunyai KHA kurang dari
jumlah arus beban penuh semua motor itu ditambah 25 %
dari arus beban penuh motor yang terbesar dalam kelompok
tersebut (PUIL 2000 5.5.3.2), apabila kemampuan hantar arus
sudah diketahui maka tinggal menyesuaikan dengan tabel
untuk mencari luas penampang yang diperlukan.
• Berikut adalah salah satu tabel antara luas penampang
dengan kemampuan hantar arus penghantar.
• Dengan tujuan apabila terjadi gangguan, kabel masih dapat
menghantarkan arus sebelum MCB memutuskan rangkaian.
Tabel untuk menentukan luas
penampang penghantar
Jenis Luas Penampang KHA KHA pengenal
Penghantar mm² terus menerus gawai proteksi
1,5 18 10
NYFA 2,5 26 20
NYFAF 4 34 25
NYFAD 6 44 35
NYA 10 61 50
NYAF 16 82 63
NYFAw 25 108 80

NYFAFw 35 135 100

NYFAZw 50 168 125


NYFADw 70 207 160
NYL 95 250 200
120 292 250
Sepatu Kabel
• Hubungan setiap terminal (apitan) pada suatu penghantar haruslah cukup
kuat, nilai kabel digerak‐gerakan atau direntangkan harus dijamin tidak
akan lepas atau putus. Untuk memperkuat setiap terminal dapat
menggunakan sepatu kabel.
• Sepatu kabel yaitu alat yang dapat dipasang pada ujung kabel yang tidak
berisolasi. Dengan dipasangnya sepatu kabel akan memudahkan
pelaksanaan pekerjaan, terutama pada pekerjaan kabel‐ kabel yang besar.
• Dengan pemasangan sepatu kabel hendaknya diperhatikan benar
kerapihan dan kekokohan pemasangan sehingga tidak mengalami rugi
tegangan yang berarti.
• Di pasaran, sepatu kabel dijual dengan ukuran tebal dan besar yang
sesuai dengan ukuran kabelnya
Berdasarkan pada cara pemasangannya,
sepatu kabel terdapat beberapa bentuk :
• Pemasangan sepatu kabel dengan sekrup
• Suatu hal yang harus dijaga dalam
pemasangan sepatu kabel dengan sekrup
ialah ditinjau dari segi kelistrikan dan mekanis
harus  cukup aman.
• Sebenarnya pemasangan dengan sekrup
cukup mudah dan praktis karena dapat
dilakukan disembarang tempat, namun bila
tidak baik pemasangannya akan mudah lepas.
• Cara pemasangannya : bersihkan sepatu
kabel yang tidak berisolasi sepanjang
longsongan sepatu kabel agar hubungannya
baik.
• Keraskan sekrup yang ada dengan
menggunakan obeng atau kunci pas dan
semacamnya.
Pemasangan sepatu kabel dengan
alat penekan
• Cara ini lebih praktis, akan tetapi sepatu kabel
yang telah dipasang tidak dapat dilepas lagi
(permanen) dengan mudah.
• Selain daripada itu pemasangannya pun harus
menggunakan alat khusus untuk keperluan ini.
Pemasangan sepatu kabel dengan
pensolderan
• Dengan mensolder langsung kawat kabel ke dalam selongsong sepatu
kabel akan mendapatkan hubungan baik dan kokoh.
• Cara pemasanganya: setelah kabel dibuka isolasinya, bersihkanlah
kawatnya  dari  kotoran  yang  mengganggu  penempelan  timah.
• Untuk memperoleh hasil yang sempurna sebaiknya bagian kawat
yang akan dimasukan ke dalam sepatu kabel dilapisi dahulu dengan
solder.
• Selanjutnya cairkanlah timah dan tuangkan ke dalam sepatu kabel
secukupnya. Kemudian masukan kawat kabel ke dalam selongsong
sebelum timah membeku. Pada umumnya bagian dalam (lubang) sepatu
kabel yang diperdagangkan telah dilapisi dengan timah.
Busbar
• Busbar merupakan penghantar listrik yang berbentuk empat
persegi panjang tanpa isolasi.
• Busbar biasanya ditempatkan di dalam panel yang bersifat
menampung tenaga listrik guna menyalurkannya ke
komponen lainnya.
• Pada penggunaanya busbar dipasang untuk keperluan fasa,
netral, dan pembumian. Untuk membedakan antara fasa dan
netral, busbar diberi cat dengan warna yang berbeda yakni:
• Fasa R (LI) dicat dengan warna merah.
• Fasa S (L 2) dicat dengan warna kuning.
• Fasa T (L 3) dicat dengan warna hitam.
• Netral (N) dicat dengan warna biru.
Busbar
• Busbar yang digunakan pada PHB harus terbuat dari
tembaga atau logam yang memenuhi persyaratan
sebagai penghantar listrik.
• Besar arus yang mengalir dalam rel tersebut harus
diperhitungkan sesuai kemampuan rel sehingga
tidak akan menyebabkan suhu rel lebih dari 65° C.
Sedangkan untuk memberi warna rel dan saluran
harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu
yang diperbolehkan (PU1L: 2000: 6.6.4.1 ‐ 6.6.4.3).
Tabel Busbar
Pembebanan Kontinu (A)
Ukuran Arus Bolak‐Balik
Penam‐ Berat
Dilapisi Lapisan Konduktif Telanjang
pang
Jumlah Batang
mm kg/m 1 2 3 4 1 2 3 4
12 x 2 24 0,23 123 202 ‐ ‐ 100 182 ‐ ‐
15 x 2 30 0,27 148 240 ‐ ‐ 128 252 ‐ ‐
15 x 3 45 0,40 187 316 ‐ ‐ 162 282 ‐ ‐
20 x 2 40 0,36 205 350 ‐ ‐ 185 315 ‐ ‐
20 x 3 60 0,53 237 394 ‐ ‐ 204 384 ‐ ‐
20 x 5 100 0,89 325 470 ‐ ‐ 290 495 ‐ ‐
25 x 3 75 0,67 287 766 ‐ ‐ 245 412 ‐ ‐
25 x 5 125 1,11 385 670 ‐ ‐ 350 600 ‐ ‐
30 x 3 90 0,80 350 600 ‐ ‐ 315 540 ‐ ‐
30 x 5 150 1,34 448 760 ‐ ‐ 379 672 ‐ ‐
40 x 3 120 1,07 460 780 ‐ ‐ 420 710 ‐ ‐
40 x 5 200 1,78 576 952 ‐ ‐ 482 836 ‐ ‐
40 x 10 400 3,56 865 1470 2060 2800 715 1290 1650 25
50 x 5 250 2,23 703 1140 1750 2310 588 994 1550 00
Bus Bar
o
• Suhu sekitar 30‐35  C.
o
• Suhu penghantar tembaga maksimum 65 C.
Cable Tidy (Spiral)

• digunakan untuk pembungkus kabel atau casing kabel untuk


mengamankan kabel dan memperindah kabel.
• Biasanya selubung kabel ini dipakai untuk kabel yang
menuju lampu indikator dan atau menuju pintu panel.
• Dengan adanya spiral kabel terlihat lebih rapih dan tidak
berantakan, biasanya pada panel‐panel sering menggunakan
solasi untuk menggabungkan beberapa kabel menjadi satu,
dengan adanya spiral kabel tersebut dapat d lilit atau di
satukan.
• Penggunaan spiral sangat cocok pada panel instalasi, karena
lebih mudah mengarahkan penghantar dan tidak
menghabiskan ruang panel yang sangat sempit
Wiring Duct
• Wiring Duct digunakan untuk jalur‐jalur kabel
supaya terlihat rapih dan tidak terlihat acak‐acakan.
• Biasanya wiring duct ini dipakai di dalam panel
untuk wadah beberapa kabel sebelum menuju
komponen harus menuju wiring duct terlebih
dahulu di karenakan supaya terlihat rapih
Cable Gland (Kabel Gland)

• Pada intinya Cable Gland adalah sebuah alat


(non‐listik) yang dipakai untuk melekatkan
dan mengamankan ujung kabel di sisi
peralatan listrik.
• Fungsi Cable Gland yaitu mengurangi stress
pada terminal dan tembaga yang diterminasi.
Cable Gland (Kabel Gland)
• Stress itu disebabkan karena tarikan gravitasi berat kabel atau vibrasi.
• Jadi, efek mekanis kabel diluar peralatan listrik tidak ditahan oleh
terminal, tetapi oleh Cable Gland tadi.
• Pada lingkungan yang berbahaya (hazardous area), Cable Gland juga
harus mendukung fungsi ini.
• Untuk Cable Gland type explosion proof, berfungsi juga menahan internal
pressure jika terjadi ledakan didalam sebuah papan bagi (distribution
panel)
• Cable Gland juga berperan dalam instalasi bangunan higienis sehingga
bisa mempertahankan tekanan bangunan lebih tinggi dari dalam
bangunan (positive pressure). Ruangan jadi bebas debu dan bebas dari
rembesan air yang masuk/turun melalui kabel.
• Cable Gland juga berperan untuk memberikan koneksi secara fisik dari
panel ke kabel armor atau shielding kabel.
Cable Gland
• Memiliki berbagai macam type dari segi
material, seperti yang dikemukakan terbuat
dari:
• Plastik.
• Kuningan.
• Aluminum.
• Stainless Steel.
Cable Gland
• Cable Gland sendiri memiliki beberapa fitur khusus alias sesuai pesanan,
seperti tahan api, tahan ledakan (explosion proof), pelindung
electromagnetic interference (EMI).
• Cable Gland tahan api bertujuan untuk mencegah penyebaran api melalui
kabel (yang terbakar) ke area yang lain (fire zone barrier). Cable Gland
tahan ledakan (explosion proof),
• memiliki kekuatan extra untuk menahan ledakan dan percikan (arcing)
keluar dari panel listrik.
• Cable Gland dengan fitur EMI shielding (beserta dengan asesoris
pentanahannya (grounding) dipakai jika memerlukan interferensi
elektromagnetik atau interferensi gelombang radio yang minim atau
bahkan tidak ada sama sekali.
• Untuk area industrial dan marine pada umumnya memakai Cable Gland
bermaterial kuningan (brass).
Lokasi yang dilarang dan yang  dibatasi 

• Lokasi–lokasi yang dilarang bagi PHB adalah


sebagai berikut: 
a) Tinggi di atas tanah, lantai atau platform. 
• Ketentuan di bawah ini berlaku  untuk
PHB yang berada di atas tanah, lantai atau
platform. 
1) Pada ketinggian 1,2 m di atas tanah,
lantai atau platform. 
• Suatu PHB yang dipasang pada ketinggian
kurang dari 1,2 m di atas tanah, lantai atau platform
harus memenuhi setidak‐tidaknya satu dari
persyaratan di bawah ini :  
(a) Tertutup sepenuhnya dengan pintu, yang pembuka
pintunya tidak kurang dari 1,2 m di atas tanah, lantai
atau panggung. 
(b) Hanya terdiri dari perlengkapan yang bagian
aktifnya berada dalam rumah atau kotak
pelindungnya dan tidak dapat dicapai tanpa alat
atau kunci. 
(c) Terletak di daerah yang hanya dapat dicapai
oleh orang‐orang yang berwenang. 
• Suatu PHB tidak boleh dipasang kurang dari 0,9 m di
atas tanah, lantai atau platform pada lokasi
Instalasi rumah.
b) Di dekat tandon air atau dapur listrik     
 Hal‐hal berikut berlaku bagi PHB di dekat tandon
air atau dapur listrik:
 
Macam‐macam Instalasi
• Untuk melayani kebutuhan rumah tangga, industri maupun
bangunan komersil, pekerjaan instalasi dapat dibedakan antara
lain :
‐ Instalasi listrik
‐ Instalasi air
‐ Instalasi gas
‐ Instalasi telepon
• Dulu karena alasan keamanan instalasi air dan gas dilakukan
pada saluran bawah tanah, sedangkan untuk instalasi listrik,
telepon, dan TV diatas permukaan tanah (saluran udara).
• Tapi kini dengan perkembangan teknologi pengolahan bahan
material konduktor dan isolasi, instalasi saluran udara dapat
dipindahkan pada saluran bawah tanah, sehingga kesemrawutan
instalasi pada saluran udara dapat ditiadakan.
• Di Indonesia, pembangunan sarana instalasi listrik,
telepon, dan TV yang tadinya melalui saluran udara,
kini sudah banyak dibangun melalui saluran bawah
tanah, walaupun masih terbatas pada kawasan elite.
• Berikut contoh saluran bawah tanah / trotoar dari
negara Belanda.
• Berdasarkan pemakaian tenaga listrik dan tegangannya,
macam‐macam instalasi listrik adalah :
1. Menurut arus listrik yang disalurkan :
a. Instalasi arus searah
• Instalasi ini pada umumnya bekerja bekerja pada tegangan
110V; 220V; atau 440V.
• Di Indonesia penggunaannya adalah industri yang bekerja
berdasarkan elektronika, PT. Kereta Api Indonesia pada
pelayanan KRL (Kereta Api Listrik).

b. Instalasi arus bolak‐balik
• Instalasi ini pada umumnya bekerja pada tegangan : 125V;
220V; 330V; 500V; 1000V; 3000V; 5000V; 6000V; 10.000V;
15.000V.
• Di Indonesia jaringan dari PT. PLN tegangan yang digunakan
adalah 220V; 380V; 6.000V; dan 20.000V. Instalasi arus bolak‐
balik banyak dipakai untuk rumah tangga, industri maupun
bangunan komersil.
2. Menurut tegangan yang digunakan
a. Instalasi tegangan tinggi
• Dipergunakan pada saluran transmisi, karena mengalirkan daya
yang besar pada tegangan tinggi selama arus baliknya kecil,
sebagai muatan transmisinya tenaganya kecil.
b. Instalasi tegangan menengah
• Dipergunakan pada pusat pembangkit listrik arus bolak‐balik pada
saluran distribusi, instalasi tenaga pada induk.
c. Instalasi tegangan rendah
• Dipergunakan pada saluran distribusi, instalasi penerangan rumah
tangga, PJU (Penerangan Jalan Umum), komersil.

3. Menurut pemakaian tenaga listrik
a. Instalasi penerangan / instalasi cahaya
• PT.PLN menggunakan arus bolak‐balik 127 Volt (sistem lama) dan
mulai tahun 1980‐an dengan sistem 220 Volt.
b. Instalasi tenaga
• Sistem lama PT.PLN menggunakan arus bolak‐balik 127 Volt dan
sistem baru dengan tegangan 350 Volt instalasi tenaga ini biasa
dipakai bersama untuk penerangan maupun tenaga.
4. Instalasi listrik khusus
• Dipergunakan pemakaian alat‐alat, atau
pada induksi‐induksi yang memerlukan
tenaga listrik untuk keperluan saluran
seperti pada ;
• Instalasi listrik pada kereta api, mobil,
kapal laut, pesawat terbang
• Instalasi listrik pada pemancar radio, TV
telepon, telegram, radar
• Instalasi listrik pada industrii
pertambangan dan lain‐lain
Macam‐macam Ruang Kerja Listrik
• Untuk memilih peralatan atau perlengkapan listrik, harus disesuaikan dengan keadaan
ruang kerja listrik.Berdasarkan penggunaannya, ada beberapa beberapa macam ruang
kerja listrik antara lain :
1. Ruang kerja listrik pada rumah tangga
• Biasanya terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, dapur, kamar mandi/WC,
luar, balkon, gerasi, taman.
2. Ruang kerja listrik untuk industri biasa
• Pada umumnya terdiri dari ruang tamu/lobi, ruang kerja administrasi, toilet, ruang
produksi, tempat parkir, jalan.
3. Ruang berdebu
• Industri yang bekerjanya menyebabkan debu antara lain : pabrik pemecah batu, kapur,
semen, pabrik tepung dan sebagainya. Peralatan listrik yang digunakan harus tahan
terhadap debu. Perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang yang berdebu
ditandai dengan penandaan untuk kelas A sebagai berikut :
x DIP (Dust Ignition Protection), diikuti dengan A untuk kelas A, kemudian diikuti dengan
21 dan 22 untuk menyatakan Zona dimana perlengkapan boleh ditempatkan.
x Untuk perlengkapan kelas B digunakan penandaan yang sama, hanya dengan mengganti
tanda A dengan B.
x Untuk semua perlengkapan, maka suhu maksimum yang diijinkan dicantumkan pada
selungkup.
x Semua perlengkapan yang ditempatkan dalam Zona 21 dan 22 harus memenuhi
ketentuan dalam publikasi IEC.
• Suhu maksimum permukaan yang diijinkan adalah
suhu tertinggi pada permukaan perlengkapan listrik
yang boleh dicapai dalam penggunaan untuk
menghindari penyalaan.
• Zona 21 adalah suatu ruang dimana terdapat atau
mungkin terdapat debu yang mudah terbakar
berupa kabut, selama proses normal, pengerjaan,
atau operasional pembersihan, dalam jumlah yang
cukup untuk dapat menyebabkan terjadinya
konsentrasi yang dapat meledak dari debu yang
mudah terbakar atau menyala jika bercampur
dengan udara
• Zona 22 adalah suatu ruang yang tidak
diklasifikasikan sebagai Zona 21, dimana
kabut debu mungkin terjadi tidak terus
menerus, dan muncul hanya dalam waktu
singkat, atau dimana terdapat pengumpulan
atau penumpukan debu yang mudah terbakar
dalam kondisi abnormal, dan menimbulkan
peningkatan campuran debu yang dapat
menyala di udara.
• Perlengkapan kedap debu kelas A
• Selungkup harus memenuhi syarat IP 6X
• Perlengkapan yang dilindungi terhadap debu kelas A
• Selungkup harus memenuhi persyaratan untuk IP
5X
• Perlengkapan kedap debu kelas B
• Perlengkapan harus sesuai dengan persyaratan IEC
• Perlengkapan kedap debu kelas B
• Perlengkapan harus sesuai dengan persyaratan IEC
4. Ruang kerja listrik untuk industri yang mengandung
gas, bahan atau debu yang korosif

• Industri yang bekerjanya mengunakan gas dan


rawan terhadap bahaya kebakaran dan ledakan
antara lain : pabrik penyulingan minyak, pabrik
pengolahan bahan bakar minyak dan sebagainya.
• Selain itu, mesin, pesawat, dan penghantar listrik
serta pelindung yang bersangkutan harus didesain,
dilindungi, dipasang dan dihubungkan sedemikian
rupa sehingga tahan terhadap pengaruh yang rusak
dari bahan, debu, atau gas yang korosif itu.
5. Ruang Kerja Listrik Terkunci
x Dalam Ruang kerja listrik terkunci tidak boleh dipasang
mesin, pesawat, instrumen ukur dan perlengkapan lain,
yang setiap hari berulang kali secarateratur dilayani,
diamati, atau diperiksa ditempat.
x Bila ada penerangan lampu, lampu itu harus dipasang
sedemikian rupa sehingga dapat dinyalakan dari tempat
yang berdekatan dengan jalan masuk utama dan harus
memberi penerangan yang cukup.
x Pintu jalan masuk ke ruang kerja listrik terkunci, harus
diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat sebagai
berikut :
a) Semua pintu harus membuka keluar.
b) Semua pintu harus dapat dibuka dari luar dengan
menggunakan anak kunci.
c) Semua pintu harus dapat dibuka dari dalam tanpa
menggunakan anak kunci
6. Ruang Uji Bahan Listrik dan
Laboratorium Listrik
x Ruang uji bahan listrik dan laboratorium listrik seperti pada ruang
kerja listrik
x Untuk instalasi pasangan tetap berlaku juga ketentuan yang
disyaratkan untuk instalasi dalam ruang kerja listrik pada
umumnya.
x Ruang uji bahan listrik dan laboratorium listrik tidak boleh berdebu,
harus bebas bahaya kebakaran atau ledakan, serta tidak boleh
lembab.
x Dalam pabrik dan bengkel, ruang uji bahan listrik dan laboratorium
listrik harus dipisahkan dari instalasi lain pabrik atau bengkel
dengan baik dan tepat.
x Pada pintu masuk harus dipasang papan tanda peringatan larangan
masuk bagi orang yang tidak berwenang.
x Harus dicegah orang yang tidak berwenang masuk kedalam ruang
instalasi listrik tegangan menengah.
7. Ruang Sangat Panas
x Untuk instalasi listrik dalam ruang sangat panas berlaku
ketentuan (Ruang lembab) kecuali jika ditetapkan lain.
x Pada tempat yang bersuhu demikian tingginya sehingga ada
kemungkinan bahan isolasi dan pelindung penghantar
pasangan normal akan terbakar, meleleh, atau lumer, harus
diperhatikan ketentuan berikut :
a) Hanya armatur penerangan, pesawat pemanas, dan alat
perlengkapan lainnya beserta penghantar yang bersangkutan
itu saja yang boleh dipasang ditempat itu.
b) Sebagai penghantar dapat dipakai penghantar regang pada
isolator dengan jarak titik tumpu maksimum 1 meter, atau
kabel jenis tahan panas yang sesuai untuk suhu ruang itu.
c) Pada tempat dengan bahaya kerusakan mekanis, penghantar
telanjang harus seluruhnya dilindungi dengan selungkup
logam yang kuat, atau dengan alat yang sama mutunya,
untuk mencegah bahaya sentuhan.
8. Ruang Radiasi
x  Ruang Sinar X
o Seluruh permukaan lantai tempat perlengkapan sinar X berdiri
harus dilapisi bahan isolasi (sesuai dengan IEC)
o Pada seluruh bagian logam yang tidak bertegangan dari
perlengkapan sinar X harus dipasang penghantar proteksi
yang baik.
o Sakelar harus mudah dicapai dan dikenal dengan jelas.
o Kabel fleksibel yang digunakan harus dari jenis pemakaian
kasar dan berat atau dari jenis berselubung logam yang
fleksibel.
x  Ruang Radiasi Tinggi
o Semua instalasi perlengkapan panel pengatur
harus dipasang diluar ruang beradiasi.
o Untuk instalasi berlaku persyaratan dalam
x  Ruang Mikroskop Elektron
• o Peraturan mengenai instalasi dalam ruang mikroskop
elektron akan ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
x  Sel Radioaktif
• Sel radioaktif ialah suatu ruang untuk menyimpan, mengolah,
membentuk, atau memproses, bahan radioaktif.
o Semua lampu dalam sel radioaktif harus dipasang dalam jarak
jangkauan dari manifulator.
o Semua lampu sedapat mungkin harus tertanam didinding dan
ditutup dengan tutup yang tembus cahaya, sedemikian rupa
sehingga mudah dilepas hanya dengan menggunakan
manifulator yang ada.
o Semua lampu harus diletakan sedemikian rupa sehingga dapat
dilihat  dari jendela pelindung.
o Semua kabel harus dipasang dalam pipa dan ditanam dalam
tembok (dinding sel) minimum sedalam 1cm dari permukaan
dinding.
o Semua lampu harus adapat dilayani dari luar sel.
o Semua kotak kontak yang ada didalamnya harus
dapat dilihat dari jendela pelindung.
o Dalam ruang didaerah panas sekitar sel radioaktif
yang mengandung udara radioaktif, semua pipa
instalasi listrik sedapat mungkin harus ditanam
dalam tembok. Kabel yang ada dilangit‐langit supaya
ditunjang dengan baik dengan ketinggian minimum
3meter.
o Semua permukaan sakelar, tusuk kontak, dan kotak
kontak harus terdiri dari bahan yang tidak mudah
terbakar, harus licin, kuat dan tanpa lekukan yang
tajam. Pemasangan dalam dinding harus rata dalam
satu bidang.
• x  Ruang Gamma
• Ruang gamma ialah suatau daerah radiasi untuk penelitian
dan proses dengan menggunakan sinar gamma.
o Semua alat pelayanan instalasi listrik dan operatornya harus
berada dalam ruang tersendiri, diluar daerah ruang gamma.
o Penghantar yang digunakan harus tahan terhadap radiasi
(proses radiasi X‐link).
o Pemasangan dalam dinding harus berbelok‐belok sehingga
sinar gamma tidak mudah tembus.
o Lampu penerangan harus tahan terhadap sinar gamma,
misalnya lampu halogen.

Anda mungkin juga menyukai