Anda di halaman 1dari 45

6

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pengertian Panel Hubung Bagi (PHB)

Panel adalah suatu lemari hubung atau suatu kesatuan dari alat penghubung,

pengaman, dan pengontrol untuk suatu instalasi kelistrikan yang ditempatkan dalam

suatu kotak tertentu sesuai dengan banyaknya komponen yang digunakan.

Panel hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi menerima energi listrik dari

PLN dan selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus mengontrol penyaluran energi

listrik tersebut melalui sirkit panel utama dan cabang ke PHB cabang atau langsung

melalui sirkit akhir ke beban yang merupakan beberapa titik lampu dan melalui kotak-

kontak ke peralatan pemanfaatan listrik yang berada di dalam bangunan.

Sesuai dengan kegunaan dari panel listrik, maka dalam perancangannya harus

sesuai dengan syarat dan ketentuan serta standar panel listrik yang ada. Untuk

penempatan panel listrik hendaknya disesuaikan dengan situasi bangunan dan diletakan

pada tempat yang mudah dijangkau dalam pengoperasiannya. Panel harus mendapat

ruang yang cukup luas sehingga pemeliharaan, perbaikan, pelayanan dan lalu lintas

dapat dilakukan dengan mudah dan aman.

Dalam penempatan panel ini sangat mempengaruhi proses kelangsungan

penyaluran energi listrik, karena apabila penempatan dari panel tersebut tidak

diperhatikan maka kontinuitas pelayanan panel tersebut tidak akan bertahan lama dan

dapat mengurangi keandalan dalam penyaluran energi listrik.


7

Panel Perlengkapan Hubung Bagi harus memenuhi persyaratan (Buku PLN Jilid 3:

2010: 5) :

1. Kemampuan hantar arus

2. Kemampuan hubung singkat

3. Kemampuan kondisi klimatik (Tingkat IP)

4. Kemampuan mekanis

Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali ( PHB ) dipergunakan dari jenis

1. Pasangan Luar, dengan kualifikasi IP.45 (Outdoor free Standing)

2. Pasangan Dalam, dengan kualifikasi IP.44 (Indoor wall mounting)

Menurut buku PLN jilid 5: 2010: x-xi, kode IP (Indeks Proteksi) adalah sistem kode

yang menunjukkan tingkat proteksi yang di berikan oleh selungkup dari sentuhan

langsung ke bagian yang berbahaya atau bertegangan, dari masukannya benda asing

(angka pertama) dan dari masuknya air (angka kedua). Contoh : IP 44, IP 45 :

Angka pertama :

4 = tidak di masuki benda padat yang lebih besar dari 1 mm.

Angaka kedua :

4 = terlindung dari air dari segala arah.

5 = terlindung dari air yang di semprotkan dari segala arah.

Spesifikasi teknis PHB sistem Fasa 3 adalah sebagai berikut :

1. Ketebalan plat sekurang-kurangnya 3 mm.

2. Kemampuan Hantar Arus (KHA) rel pembagi sekurang-kurangnya 125% dari

KHA kabel masuk.

3. Arus pengenal gawai kendali sisi masuk sekurang-kurangnya 115% dari KHA

kabel.

4. Short time withstand current 25 kA selama 0,5 detik (RMS).


8

5. Tingkat keamanan terhadap klimatik sekurang-kurangnya IP 45 atau untuk

pasangan luar outdoor free standing.

6. Pengaman sirkit keluar memakai pengaman lebur jenis HRC tipe NH/NT.

7. Jumlah sirkit keluar sebanyak-banyaknya 6 buah.

8. Jenis rel tembaga.

9. Pintu dilengkapi dengan kaca atau bahan tembus pandang.

10. Lampu indikator merah kuning biru pada sisi sirkit masuk.

11. Panel PHB dihubung tanah / dibumikan.

12. Seluruh fisik metal konstruksi di galvanis.

Untuk pemakaian PHB dibagi atas dua jenis:

1. PHB Utama dengan kabel sirkit masuk ukuran Cu 95 mm2 dan Cu 70 mm2.

2. PHB Cabang dengan kabel sirkit masuk ukuran Cu 50 mm2 dan Cu 25 mm2.

Tidak diizinkan menyambung langsung sambungan pelayanan dengan beban kurang

dari 25 Ampere ke PHB Utama.

2.2 Fungsi Panel

Fungsi panel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu (Ripan

Ependi, 2012) :

1. Penghubung

Panel berfungsi sebagai penghubung antara satu rangkaian listrik dengan

rangkaian listrik lainnya pada suatu operasi kerja. Panel menghubungkan suplay

tenaga listrik dari panel utama sampai ke beban-bebn baik instalasi penerangan

maupun instalasi tenaga.


9

2. Pengaman

Suatu panel akan bekerja secara otomatis melepas sumber atau suplay tenaga

listrik apabila terjadi gangguan pada rangkaian. Komponen yang berfungsi

sebagi pengaman pada panel listrik ini adalah MCCB dan MCB.

3. Pembagi

Panel membagi kelompok beban baik pada instalasi penerangan maupun pada

instalasi tenaga. Panel dapat memisahkan atau membagi suplay tenaga listrik

berdasarkan jumlah beban dan banyak ruangan yang merupakan pusat beban.

Pembagian tersebut dibagi menjadi beberapa group beban dan juga untuk

membagi fasa R, fasa S fasa T agar mempunyai beban yang seimbang antar

fasa.

4. Pengontrol

Fungsi panel sebagai pengontrol merupakan fungsi paling utama, karena dari

panel tersebut masing-masing rangkaian beban dapat dikontrol. Seluruh beban

pada bangunan baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga dapat

dikontrol dari satu tempat.


10

2.2.1 Diagram Dasar Perlengkapan Hubung Bagi

Sumber: https://www.google.co.id/search?q=diagram+dasar+panel+hubung+bagi

Gambar 2.1 Diagram Dasar PHB

Diagram dasar berikut keterangan-keterangan untuk merencanakan sebuah

perlengkapan hubung bagi (P. van. Harten: 1992) :

a. Tegangan, jenis arus, frekuensi, dan daya hubung singkat dari jaringan yang

akan memberi suplai kepada perlengkapan hubung bagi harus tahan terhadap

arus-arus hubung singkat yang dapat timbul.

b. Pelaksanaan sistem relnya, misalnya sistem rel fasa tiga dengan atau tanpa rel

netral dan rel pentanahan..

c. Kemampuan hantar arus maksimal dari tiap-tiap bagian, misalnya sakelar-

sakelar, rumah-rumah patron, patron-patron lebur dan sebagainya.


11

d. Jenis pengaman dari saklar-saklar yang diperlukan, dengan menyebutkan

nominal dari alat-alat pemakai yang harus diamankan.

e. Cara pelayanan dari saklar-saklar yang diperlukan.

f. Daya alat-alat pemakai yang akan dihubungkan.

g. Perbandingan transformasi, kelas kesalahan dan daya transformator-

transformator arus yang diperlukan.

h. Jenis, dan jumlah urat dan luas penampang dari kabel-kabel yang akan

digunakan.

2.3 Jenis dan Tipe Panel

Menurut PUIL 2000 ; 6.3.2 6.4.3 jenis panel hubung bagi terdiri dari:

1. Panel hubung bagi tertutup pasang dalam

Panel hubung bagi tertutup pasang dalam adalah panel yang komponen-

komponennya sudah ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan

terpasang didalam ruangan.

2. Panel hubung bagi tertutup pasang luar

Panel hubungh bagi tertutup pasang luar adalah panel yang seluruh komponen-

komponennya sudah ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan

dipasang diluar ruangan. Bahan yang digunakan sebagai panel harus tahan

cuaca.

3. Panel hubung bagi terbuka pasang dalam

Panel hubung bagi terbuka pasang dalam tidak boleh ditempatkan dekat saluran

gas, saluran uap, saluran air atau saluran lainnya yang tidak ada kaitannya

dengan Panel Hubung Bagi (PHB) tersebut.


12

4. Panel hubung bagi terbuka pasang luar

Tempat pemasangan Panel Hubung Bagi terbuka pasang luar harus merupakan

perlengkapan tahan cuaca atau harus mempunyai saluran air sehingga dapat

dicegah terjadinya genangan air.

Seperti yang kita ketahui terdapat beberapa macam panel menurut fungsi dan

pendistribusiannya. Setiap panel memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing tanpa

harus memiliki ketergantungan dengan panel lainnya.

Berikut adalah beberapa macam tipe panel :

1. Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP)

LVMDP adalah sebagai panel penerima daya dari trafo dan mendistribusikan

power tersebut ke panel SDP (Sub Distribution Panel). Dengan ukuran box

panel sebagai berikut:

a. 80 x 100 x 30cm

b. 80 x 120 x 30cm

Gambar 2.2 Panel LVMDP


13

2. Sub Distribution Panel (SDP)

SDP adalah panel pembagi daya ke sirkit akhir yang berupa panel penerangan

(LP), Panel Control (CP), Panel Daya (PP). Dengan ukuran box panel sebagai

berikut:

a. 60 x 80 x 20cm

b. 70 x 80 x 30cm

Gambar 2.3 Panel SDP

3. Lighting Panel (LP)

LP adalah suatu panel yang seluruh bebannya berupa penerangan. Dengan

ukuran box panel sebagai berikut:

a. 50 x 60 x 20cm

b. 50 x 70 x 20cm
14

Gambar 2.4 Panel Penerangan

4. Control Panel (CP)

CP adalah suatu panel untuk mengoperasikan beban berupa tenaga (Motor). .

Dengan ukuran box panel sebagai berikut:

a. 40 x 50 x 20cm

b. 40 x 60 x 20cm

Gambar 2.5 Panel Kontrol


15

5. Power Panel (PP)

PP adalah panel yang digunakan untuk mendistribusikan beban melalui kotak

kontak. Dengan ukuran box panel sebagai berikut:

a. 20 x 30 x 15cm

b. 30 x 40 x 20cm

Pada gedung bengkel Elektro POLNES Samarinda, jenis panel dan tipe panel

yang digunakan adalah panel hubung bagi SDP tertutup pasang dalam, yaitu panel

yang seluruh komponen-komponennya ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup

dan dipasang didalam ruangan.

Panel Hubung Bagi (PHB) tertutup pasang dalam banyak dijumpai pada

konsumen atau pemakai yang digunakan sebagai tempat untuk menampung energi

listrik dari jaringan PLN dan sebagai penyalur energi listrik ke pusat beban serta untuk

menempatkan pengamanan-pengamanan instalasi listrik.

Penataan panel harus memenuhi syarat-syarat berikut ini sesuai dengan PUIL

2011 yaitu :

1. harus ditata dan dipasang rapi dan teratur, dan ditempatkan dalam ruang yang

cukup leluasa.sehingga pemeliharaan dan pelayanan mudah dan aman, dan

bagian yang penting mudah dicapai.

2. Semua instrumen ukur, tombol dan sakelar, harus dapat dilayani dengan mudah

dan aman dari depan tanpa bantuan tangga, meja atau perkakas yang tidak lazim

lainnya.

3. PHBK tertutup pasangan luar harus dipasang di tempat yang cukup tinggi

sehingga tidak akan terendam pada waktu banjir, dan juga harus cukup kuat.

4. PHBK tertutup pasangan dalam yang ditempatkan dalam ruang khusus harus

memenuhi ketentuan untuk ruang tersebut dalam Bagian 8.


16

5. Lemari hubung bagi, kotak hubung bagi dan meja hubung bagi harus dipasang

pada tempat yang sesuai, kering dan berventilasi cukup. Bila tidak,

perlengkapan tersebut harus diamankan terhadap udara lembab.

2.4 Komponen-Komponen Panel Hubung Bagi

Dalam suatu panel listrik terdapat komponen-komponen listrik yang diantaranya

adalah MCCB, MCB, Din rel dudukan MCB, Rel pembagi/Busbar, Isolator dudukan

busbar, penghantar kabel, transformator arus, Ampermeter, Voltmeter, dan lampu

indikator.

2.4.1 MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)

MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya

mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung.

Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai

pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu

pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan

yang diinginkan.

Sumber : https://www.google.co.id/search?tbm=isch&q=mccb+schneider

Gambar 2.6 MCCB


17

Tabel 2.1 Arus Pengenal MCCB

Arus Pengenal
Keterangan
(A)
15 100
20 110
25 125
30 150
35 300
40 350
45 400 Non Adjustable
50 450
60 500
70 600
80 700
90 800
Sumber : Katalog Schneider

2.4.2 MCB (Miniature Circuit Breaker)

MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen

thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay

elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat.

MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa.

Keuntungan menggunakan MCB, yaitu :

1. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada

salah satu fasanya.

2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat

atau beban lebih.

3. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih.

Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan

elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih


18

sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi

hubung singkat

(a) MCB 1 fasa (b) MCB 3 fasa

Sumber : Prih Sumardjati dkk, 2008

Gambar 2.7 MCB

Tabel 2.2 Arus Pengenal MCB 3 Pole

Tipe MCB Rating Arus


1
2
3
4
6
10
16
20
25
32
40
50
63

(Sumber : Katalog Scheneider Electric MCB C60)


19

Tabel 2.3 Arus Pengenal MCB 1 Pole

Tipe MCB Rating Arus


1
2
3
4
6
10
16
20
25
32
40
50
63
(Sumber : Katalog Scheneider Electric MCB C60)

2.4.3 Pengertian DIN Rail

DIN Rel adalah rel logam dari tipe standar yang banyak digunakan untuk

memasang pemutus sirkuit dan peralatan kontrol industri di dalam rak peralatan.

Produk ini biasanya terbuat dari lembaran baja karbon canai dingin dengan pelapis

permukaan berlapis seng atau kromat. Istilah ini berasal dari spesifikasi asli yang

diterbitkan oleh Deutsches Institut fr Normung (DIN) di Jerman, yang sejak saat itu

diadopsi sebagai standar Eropa (EN) dan internasional (IEC).

Ada tiga tipe utama rel DIN:

1. Bagian topi atas, tipe O, atau tipe , dengan penampang berbentuk topi.

Top hat rail EN 50022


20

Gambar 2.8 Top hat rail EN 50022

Lebar 35 mm ini banyak digunakan untuk me-mount pemutus arus.

Standar EN 50022 menentukan baik 7,5 mm (ditunjukkan di atas) dan versi

dalam 15 mm, yang secara resmi ditetapkan.

a. Rel atas topi EN 50022 - 35 7.5

b. Rel atas topi EN 50022 - 35 15

Beberapa katalog produsen juga menggunakan istilah Top hat section / Type O /

Type Omega (). Hal ini dikenal sebagai rel TS35 di Amerika Serikat.

2. Penampang C

Rel ini simetris dalam toleransi yang diberikan. Ada empat rel bagian C

yang populer, C20, C30, C40 dan C50. Jumlah sufiks sesuai dengan

keseluruhan panjang rel secara keseluruhan

Gambar 2.9 Penampang C Tipe C30


21

3. Penampang G

G-type rail (menurut EN 50035, BS 5825, DIN 46277-1)

Gambar 2.10 Penampang G Tipe G32

4. Jenis lainnya

Sebagai tambahan pada rel top-hat 35 mm 7.5 mm yang populer (EN

50022, BS 5584, DIN 46277-3), beberapa jenis rel pemasangan yang tidak

banyak digunakan juga telah distandarisasi:

a. Rel mini top-hat, 15 mm 5,5 mm (EN 50045, BS 6273, DIN 46277-2);

b. 75 mm rel atas topi (EN 50023, BS 5585);

2.4.4 Busbar

Busbar merupakan penghantar listrik yang berbentuk empat persegi panjang

tanpa isolasi. Busbar biasanya ditempatkan di dalam panel yang bersifat menampung

tenaga listrik guna menyalurkannya ke komponen lainnya. Pada penggunaanya busbar

dipasang untuk keperluan fasa, netral, dan pembumian. Untuk membedakan antara fasa

dan netral, busbar diberi cat dengan warna yang berbeda yakni:

Fasa R (LI) dicat dengan warna merah

1. Fasa S (L2) dicat dengan warna kuning

2. Fasa T (L3) dicat dengan warna hitam


22

3. Netral (N) dicat dengan warna biru

Busbar yang digunakan pada PHB harus terbuat dari tembaga atau logam yang

memenuhi persyaratan sebagai penghantar listrik. Besar arus yang mengalir dalam rel

tersebut harus diperhitungkan sesuai kemampuan rel sehingga tidak akan menyebabkan

suhu rel lebih dari 65 C. Sedangkan untuk memberi warna rel dan saluran harus dari

jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan (PUIL: 2000: 6.6.4.

Sumber: https://www.google.co.id/search?q=cos+phi+meter&source

Gambar 2.11 Busbar

Pemasangan busbar untuk keperluan fasa dan netral di dalam sebuah panel

listrik dipasang dengan menggunakan penyangga dari bahan isolasi, sedangkan untuk

arde/pembumian langsung dihubungkan dengan bodi panel tersebut.


23

Tabel 2.4 Tabel Ukuran Rel Busbar

Sumber : PUIL 2000, SN 04-0225-2000


Catatan:
- Suhu sekitar 30 - 35 C
- Suhu penghantar tembaga maksimal 65 C
24

2.4.4.1 Pengenal Untuk Inti Atau Rel

Sebagai pengenal untuk inti atau rel digunakan warna, lambang, atau huruf

seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.5 Inti atau Rel (Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000. hal 300).

Pengenal
Inti atau rel Dengan Dengan
Dengan warna
huruf lambing
1 2 3 4

A. Instalasi arus bolak-balik:


L1/R Merah
Fase Satu
L2/S Kuning
Fase dua
L3/T Hitam
Fase tiga
N Biru
Netral

B. instalasi perlengkapan listrik:


U/X Merah
Fase Satu
V/Y Kuning
Fase dua
W/Z Hitam
Fase tiga

Tidak
C. instalasi arus searah
L+ + ditetapkan
Positif
L - Tidak
Negatif
M ditetapkan
Kawat tengah
Biru

D. Penghantar netral
N Biru
Loreng hijau
E. penghantar pembumian PE kuning
25

2.4.5 Isolator Dudukan Busbar

Isolator ini terbuat dari bahan polyester Polyglas, diperkuat dengan fiberglass,

warna merah.

Isolator tipe DB tidak dapat pecahkan dan memiliki karakteristik listrik

mekanik yang sangat baik. Isolator ini dapat digunakan pada kondisi kerja yang ekstrim

seperti suhu ruangan yang tinggi, juga tahan terhadap korosi dan getaran. Bagian segi

enam, mengatur lapisan tengah dengan dua sisi berhadapan, memudahkan koneksi dan

penguncian pada isolator.

Sumber : www.mbs-ag.com

Gambar 2.12 Isolator tipe BD/P


26

Tabel 2.6 Spesifikasi Isolator Busbar

Standar : ISO 9001:2008

Sumber:www.mbs-ag.com
27

2.4.6 Penghantar

Menurut PUIL 2000 ; 7.1.1.1 penghantar yang akan digunakan untuk

menyalurkan tenaga listrik harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat serta sesuai

dengan tujuan penggunaannya, serta telah diperiksa dan diuji menurut standar

penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instalasi yang berwenang, dalam hal ini

adalah LMK (Lembaga Meterologi Kelistrikan).

Berdasarkan dari bahan pembuatnya penghantar dapat dibagi atas dua bagian

yaitu yang dibuat dari tembaga dan aluminium, dimana masing-masing mempunyai

keuntungan dan kerugian.

Berikut identifikasi penghantar dengan warna berdasarkan (PUIL 2000 ; 7.2):

a. Penggunan Warna Loreng Hijau-Kuning

Warna loreng-hijau hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar

pembumian, dan penghantar pengaman.

b. Penghantar Warna Biru

Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat

tengah pada instalasi listrik. Untuk menghindari kesalahan, warna tersebut

tidak boleh digunakan untuk menandai warna penghantar lainnya. Warna biru

hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pada instalasi tersebut tidak

terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh

digunakan untuk menandai penghantar pembumian.

c. Penggunaan Warna Untuk Pengawatan Dengan Kabel Berinti Tunggal

Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan agar hanya

menggunakan satu warna, khususnya warna hitam, selama tidak bertentangan

dengan dua poin di atas.


28

2.4.6.1 Kabel

Kabel adalah semua jenis hantaran berisolasi atau berselubung baik berbentuk

solid atau berserabut. Penyatuan atau penyambungan satu atau lebih inti umumnya

dilengkapi dengan selebung.

Dalam kotak panel hubung bagi kabel digunakan untuk menghubungkan satu

komponen dengan komponen lain. Biasanya dipakai kabel jenis NYA dan NYM. Dan

untuk menentukan besar penampang kabel disesuaikan besar arus yang melewati kabel

serta jenis penghantar.

1. Kabel NYA

Kabel NYA yang hanya memiliki satu penghantar berbentuk pejal, kabel

ini pada umumnya digunakan pada instalasi rumah tinggal. Dalam pemakaiannya

pada instalasi listrik harus menggunakan pelindung dari pipa union atau PVC

ataupun pipa fleksibel.

Sumber: (Prih Sumardjati dkk, 2008).

Gambar : 2.13 Kabel NYA


29

2. Kabel NYY

Kabel NYY merupakan kabel tanah thermoplastik tanpa perisai ,biasa

digunakan untuk kabel tenaga pada industri. Kabel ini juga dapat ditanam dalam

tanah, dengan syarat diberi perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan

mekanis. Perlindungan biasanya berupa pipa atau pasir dan diatasnya diberi batu.

Sumber: (Prih Sumardjati dkk, 2008).

Gambar : 2.14 Kabel NYY

Pada prinsipnya susunan NYY sama dengan susunan NYM. Hanya tebal

isolasi dan selubung luarnya serta jenis PVC yang digunakan berbeda. Wrna

selubung luar kabel NYY berwarna hitam.

Untuk kabel tegangan rendah tegangan nominalnya 0,6/1kV dimana

maksudnya yaitu:

0,6 kV : tegangan nominal terhadap tanah.

0,1 kV : tegangan nominal antar penghantar.


30

Penggunaan utaama kabel NYY adalah sebagai kabel tenaga untuk instalasi

industri diadalam gedung maupun dialam terbuka, disaluran kabel dalam lemari

hubung bagi.

3. Kabel NYM

Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan sistem

tenaga. N.Y.M merupakan simbol yang menjadi bagian dari jenis penghantar,

jumlah inti dan jenis selubungnya. berikut penjelasannya:

simbol N menandakan Kabel standar atau penghantar berisolasi dengan

penghantar tembaga sebagai inti.

simbol Y menandakan jenis Selubung isolasi dari PVC.

simbol M menandakan Kabel berisolasi lebih dari satu dan berinti lebih dari 1 (2

dan 4).

Sumber : https://www.google.co.id/search?q=kabel+NYM&source

Gambar 2.15 Kabel NYM


31

Tabel 2.7 Kode Penghantar

Kode Huruf Komponen

N Kabel jenis standart, dengan tembaga sebagai penghantar

Y Isolasi PVC

Y Selubung PVC

A Kawat berisolasi

Re Penghantar padat bulat

Rm Penghantar bulat berkawat banyak


32

Tabel 2.8 KHA Jenis Kabel NYA dan NYAF

KHA Pengenal Gawai


Luas KHA Terus Menerus
Proteksi
Jenis Penampang
Pemasangan Pemasangan Pemasangan Pemasangan
Penghantar Nominal
2
dalam pipa (X) di udara (X) dalam pipa di udara
(mm )
(A) (A) (A) (A)

0,5 2,5 - 2 -
0,75 7 15 4 10
1 11 19 6 10
1,5 15 24 10 20
2,5 20 32 16 25

NYFA 4 25 42 20 35
NYFAF 6 33 54 25 50
NYFAZ 10 45 73 35 63
NYFAD 16 61 98 50 80
NYA 25 83 129 63 100
NYAF 35 103 158 80 125
NYFAw
NYFAFw 50 132 198 100 160
NYFAZw 70 165 245 125 200
NYFADw 95 197 292 160 250
Dan NYL 120 235 344 250 315
150 - 391 - 315
185 - 448 - 400
240 - 528 - 400
300 - 608 - 500
400 - 726 - 630
500 - 830 - 630

(Sumber: PUIL 2000 hlm. 301)


33

Tabel 2.9 KHA Jenis Kabel NYM

(Sumber: PUIL 2000 hlm. 303)


34

Tabel 2.10 KHA terus menerus untuk kabel tanah berpenghantar tembaga,

berisolasi dan beselubung PVC

KHA terus menerus


Luas Berinti Berinti Berinti
Jenis Kabel Penampang Tunggal Dua tiga dan empat
(mm2) Ditanah Diudara Ditanah Diudara Ditanah Diudara
(A) (A) (A) (A) (A) (A)
1,5 40 26 31 20 26 18,5
2,5 54 35 41 27 34 25
4 70 46 54 37 44 34
6 90 58 68 48 56 43
NYY
10 122 79 92 66 75 60
NYBY
16 160 105 121 89 98 80
NYFGbY
NYRGbY
25 206 140 153 118 128 106
NYCY
35 249 174 187 145 157 131
NYCWY
50 296 212 222 176 185 159
NYSY
70 365 269 272 224 228 202
NYCEY
95 438 331 328 271 275 244
NYSEY
120 499 386 375 314 313 282
NYHSY
NYKY
150 561 442 419 361 353 324
NYKBY
185 637 511 475 412 399 371
NYKFGBY
240 743 612 550 484 464 436
NYKRGbY
300 843 707 525 590 524 481
400 986 859 605 710 600 560
500 1125 1000 - - - -

(Sumber: PUIL 2000 hlm. 304)


35

2.4.7 Sepatu Kabel

Skun kabel atau cable schoen atau kabel lug adalah sama sama sepatu kabel

yang ber fungsi untuk penyambungan kabel ke terminal atau panel dengan dibautkan

pada bussbar atau panel. Ada berbagai jenis skun Almunium tembaga Almunium

Tembaga serta berbagai ukuran 35mm 50mm 70mm 95mm 120mm 150mm 240mm

300mm 400mm 500mm 630mm dst. Tergantung jenis kabel dan ukuran.

Sumber: Katalog Lugs and Cpnnectors

Gambar 2.16 Sepatu Kabel

2.4.8 Transformator Arus (Current Transformer)

Pada panel listrik trafo arus berfungsi untuk mengontrol besar arus yang

mengalir pada rangkaian. Transformator arus dibuat dengan perbandingan tertutup,

karana tidak tersedianya ampermeter yang dapat mengukur arus yang sangat besar.

Dengan adanya perbandingan antara arus primer dan arus sekunder pada transformator

arus, pada diukur berapapun besar arus yang mengalir dengan membuat perbandingan

lilitan trafo yang sesuai dengan besar arus yang akan diukur.
36

Sumber: https://www.google.co.id/search?q=current+transformer&source

Gambar 2.17 Current Transformer


37

Tabel 2.11 Rating Transformator Arus

Sumber: Katalog Schneider


38

2.4.9 Alat Ukur Ampermeter

Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang disuplai beban. Alat ukur ini

pemasangannya seri.

Sumber: https://www.google.co.id/search?q=amperemeter&source

Gambar 2.18 Ampermeter

Sebelum dihubungkan langsung ke ampermeter piranti ukur ini biasanya

menggunakan trafo CT (Current Transformer). Tratb arus ini digunakan untuk

menyesuaikan arus yang diukur dengan alat ukur yang kita gunakan. Misalnya arus

yang mengalir pada rangkaian instalasi sebesar 100 A maka akan terbaca pada

ampermeter mungkin 1 atau 10 tergantung trafo yang dipasang.

2.4.10 Alat Ukur Voltmeter

Voltmeter adalah alat ukur yang mengukur besaran tegangan yang mengalir

pada suatu rangkaian instalasi listrik. Maksud pengukuran ini adalah untuk mengetahui

besaran tegangan yang mengalir pada rangkaian tersebut, apakah mengalami penurunan

(drop voltega) ataupun naik (over voltege).


39

Sumber: https://www.google.co.id/search?q=volt+meter&source

Gambar 2.19 Voltmeter

2.4.11 Selector Switch

Pada dasarnya Selector Switch adalah kontak/saklar yang digerakkan oleh

tombol atau tuas putar untuk memilih satu dari dua atau lebih posisi. Ada yang berlaku

seperti toggle switch dimana selektor dapat berhenti pada satu posisi, dan ada yang

berlaku seperti push button, dimana setelah melakukan pemilihan maka seletor akan

kembali ke posisi semula atau posisi netral. Ada model selector swirch yang

disesuaikan dengan pengunaannya, seperti selector switch untuk mengukur tegangan

fasa atau arus fasa yang terhubung dengan voltmeter dan ampermeter.

Sumber : https://www.google.co.id/search

Gambar 2.20 Selector Switch


40

2.4.12 Lampu Indikator

Lampu indikator atau lampu tanda merupakan sebuah tanda yang

menggambarkan bahwasanya aliran arus listrik pada panel dalam keadaan bekerja atau

mengalir. Biasanya terdiri dari tiga warna lampu yaitu warna merah (fase R), kuning

(fase S), dan hijau (fase T) yang dipasang pada pintu panel.

Sumber:https://www.google.co.id/search?q=lampu+indikator&source

Gambar 2.21 Lampu Indikator

2.5 Perencanaan Panel Hubung Bagi

Melihat dari kondisi yang ada pada Gedung Bengkel Teknik Elektro Politeknik

Negeri Samarinda, jenis PHB yang akan digunakan adalah PHB tertutup pasang dalam.

Dalam pembuatan panel listrik perlu di perhatikan beberapa faktor yakni

mengetahui berapa banyak rangkaian akhir yang akan dilayaninya, besar rating

pengaman yang digunakan, besar box panel yang akan direncanakan disesuaikan

dengan dimensi dari komponen-komponen yang akan di pasang pada panel dan

penempatan panel yang sesuai dengan kondisi juga kebutuhan pada Gedung Bengkel

Elektro POLNES.
41

Adapun tahapan-tahapan dalam perencanaan sebuah panel listrik yaitu:

2.5.1 Menentukan Jumlah Rangkaian Akhir

Jumlah maksimum titik beban yang boleh dihubungkan paralel pada sebuah

rangkaian akhir dengan pengaman pemutus daya atau pengaman lebur harus seperti

pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.12 Jumlah Titik Sambung Untuk Satu Akhir Untuk Penggunaan Tunggal

Dalam Instalasi Bukan Rumah.

Diamankan dengan pemutus Diamankan dengan


sirkit atau pengaman lebur pengaman lebur yang dapat
kemampuan tinggi dikawati kembali
Jenis Sirkit
Nilai
Nilai pengenal Jumlah titik Jumlah titik
pengenal dari
dari gawai sambung sambung
gawai
proteksi (a) A maksimum maksimum
proteksi (a) A
Jenis Penerangan (b) 10 20 8 20
16 25 12 20
20 40 16 25
>25 Tidak 20 40
terbatas >25 Tidak
terbatas
KKB Tanpa 16 8 16 3
atau KK pengasut 20 10 20 4
fasa udara 25 12 25 6
tunggal permanen 32 16
atau Dengan 16 15 16 3
fasa pengasut 20 20 20 4
banyak udara 25 25 25 6
(c) 10 A permanen(d) 32 35
16 1 16 1
KK fasa tunggal atau 20 1 20 1
fasa banyak 15 A 25 2 25 2
32 4 32 4
20 1 20 1
KK fasa tunggal atau 25 1 25 1
fasa banyak 20 A 32 2 32 2
Sumber : (PUIL 2000: 4.4-2)
42

CATATAN : untuk Tabel 4.4-2

a) Nilai pengenal gawai proteksi sirkit.

Lihat 4.4.1.4 untuk persyaratan yang berhubungan dengan penggunaan gawai

proteksi sirkit yang

mempunyai nilai pengenal yang melebihi angka-angka di kolom 2 dan 4.

b) Sambungan yang dibatasi

Pada sirkit dengan penampang kurang dari 2,5 mm2, tidak boleh disambungkan

KKB atau KK fasa satu 15A atau 20A, 4.4.1.4 melarang menyambung KKB pada

sirkit yang diamankan oleh pemutus sirkit atau pengaman lebur kemampuan

tinggi yang mempunyai nilai pengenal melebihi 32A atau pada suatu sirkit yang

diamankan oleh ngaman lebur semi tertutup yang dapat dikawati kembali yang

mempunyai nilai pengenal melebihi 25A.

c) Titik penerangan.

Suatu luminair penerangan dianggap terdiri dari satu atau lebih titik penerangan

sesuai dengan jumlah titik di luminer itu yang dihubungkan dengan kabel

fleksibel ke pengawatan tetap, atau sesuai dengan jumlah bagian-bagian yang

dikendalikannya.

Sambungan penerangan pesta, tanda dan penerangan hiasan tidak boleh

dipandang sebagai titik penerangan (lihat 4.4 2.3). Sistem rel penerangan harus

dipandang sebagai dua (2) titik per meter rel. Suatu peranti yang mempunyai nilai

pengenal tidak melebihi 100W yang dihubungkan magun, atau terhubung melalui

KK yang terpasang lebih dari 2,3 m di atas lantai, dapat dipandang sebagai titik

penerangan.
43

d) Instalasi bukan rumah dengan pengaman udara magun.

Nilai yang tercantum dalam baris ini berlaku untuk gedung atau bagian dari

gedung yang mengandung perlengkapan pemanas atau pendingin yang dipasang

permanen, atau keduaduanya, yang khusus disediakan sehingga penggunaan KKB

bagi peranti pemanas atau pendingin ruangan yang portable menjadi tidak perlu.

Jumlah maksimum titik beban yang dapat dihubungkan paralel pada suatu

sirkit akhir harus sesuai dengan tabel 2.2, dan jumlah titik beban yang dapat

dihubungkan pada suatu sirkit akhir tergantung pada nilai pengenal gawai

proteksi, yang nilai maksimumnya tidak boleh melebihi KHA penghantar sirkit

(PUIL: 2000: 4.4.1.1).

2.5.2 Segitiga Daya

Gambar 2.22 Segitiga Daya

Sumber : https://www.google.co.id/search?q=segitiga+daya&source

Daya aktif (P) digambarkan dengan garis horizontal yang lurus. Daya reaktif

(Q) berbeda sudut sebesar 90o dari daya aktif. Sedangkan daya semu (S) adalah hasil

penjumlahan secara vektor antara daya aktif dengan daya reaktif. Jika mengetahui dua
44

dari ketiga daya maka dapat menghitung salah satu daya yang belum diketahui dengan

menggunakan persamaan berikut :

................... (2.1)

Keterangan :

P = Daya aktif

Q = Daya reaktif

S = Daya semu

2.5.2.1 Daya Aktif (P)

Daya aktif adalah daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban. Satuan daya

aktif adalah W (Watt) dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur listrik

Wattmeter. Daya Aktif pada beban yang bersifat resistansi (R), dimana tidak

mengandung induktor grafik gelombang tegangan (V) dan arus se fasa, sehingga besar

daya sebagai perkalian tegangan dan arus menghasilkan dua gelombang yang keduanya

bernilai positif. Besarnya daya aktif adalah P.

Persamaan Daya aktif (P) pada beban yang bersifat resistansi :

= ............................................................. (2.2)

Keterangan :

P = Daya Aktif (W)

V = Tegangan listrik (V)

I = Arus listrik (A)

Daya aktif pada beban impedansi (Z), beban impedansi pada suatu rangkaian

disebabkan oleh beban yang bersifat resistansi (R) dan induktansi (L). Maka
45

gelombang mendahului gelombang arus sebesar . Perkalian gelombang tegangan dan

gelombang arus menghasilkan dua puncak positif yang besar dan dua puncak negatif

yang kecil. Pergeseran sudut fasa bergantung seberapa besar nilai dari komponen

induktor nya.

Persamaan daya aktif (P) pada beban yang bersifat impedansi :

= cos .............................................. (2.3)

Keterangan :

P = Daya aktif (W)

V = Tegangan (V)

I = Arus listrik (A)

cos = Faktor daya

2.5.2.2 Daya Reaktif (Q)

Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan magnet

atau daya yang ditimbulkan oleh beban yang bersifat induktif. Satuan daya reaktif

adalah VAR (Volt.Amper Reaktif). Untuk menghemat daya reaktif dapat dilakukan

dengan memasang kapasitor pada rangkaian yang memiliki beban bersifat induktif. Hal

serupa sering dilakukan pada pabrik-pabrik yang mengunakan motor banyak

menggunakan beban berupa motor-motor listrik. Persamaan daya reaktif :

= sin ............................................. (2.4)

Keterangan :

Q = Daya Reaktif (VAR)

V = Tegangan (V)

I = Arus listrik (A)

sin = Faktor reaktif


46

2.5.2.3 Daya Semu (S)

Daya semu adalah daya yang dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus listrik.

Daya nyata merupakan daya yang diberikan oleh PLN kepada konsumen. Satuan daya

nyata adalah VA (Volt.Ampere). Beban yang bersifat daya semu adalah beban yang

bersifat resistansi (R), contoh : lampu pijar, setrika listrik, kompor listrik dan lain

sebagainya. Peralatan listrik atau beban pada rangkaian listrik yang bersifat resistansi

tidak dapat dihemat karena tegangan dan arus listrik sefasa perbedaan sudut fasa adalah

0o dan memiliki nilai factor daya adalah 1. Berikut ini persamaan daya semu :

= ..................................................... (2.5)

= cos ...................................................... (2.6)

Keterangan:

S = Daya semu (VA)

V = Tegangan (V)

I = Arus listrik (A)

2.5.3 Menentukan Arus Nominal

Untuk mengetahui nilai In dapat menggunakan persamaan berikut, untuk sistem

1 fasa dan persamaan untuk sistem 3 fasa.:


Sistem 3 fasa : = ................................................ (2.7)
3


Sistem 1 fasa : = ....................................................... (2.8)

47

2.5.4 Menentukan Kemampuan Hantar Arus

Kemampuan hantar arus adalah batas arus maksimum yang dapat dialirkan

secara kontinyu pada keadan tertentu tanpa mengakibatkan kenaikan suhu melampaui

nilai tertentu.

Menurut PUIL 2000 pasal 5.5.3.1 bahwa penghantar sirkit akhir yang

menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125% arus

pengenal beban penuh, disamping itu untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar

yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang berlebihan.

Dari ketentuan diatas, untuk menentukan KHA suatu penghantar dapat

menggukan persamaan rumus berikut :

KHA = 125% x In ............................................................... (2.9)

Keterangan :

KHA = Kemampuan Hantar Arus.

In = Arus nominal

125% = ketentuan dari PUIL 2000

2.5.5 Sistem Pembumian (Grounding System)

Sistem pembumian adalah suatu rangkaian/jaringan mulai dari kutub

pembumian/elektroda, hantaran penghubung (conductor) sampai terminal pembumian

yang berfungsi untuk menyalurkan arus lebih kebumi sehingga dapat memberikan

proteksi terhadap manusiadari sengatan listrik (shock), dan mengamankan komponen-

komponen instalasi agar dapat terhindar dari bahaya arus dan tegangan lebih, serta

perangkat dapat beroperasi sesuai dengan ketentuan teknis yang semestinya.


48

Pembumian merupakan salah satu faktor utama dalam setiap pengamanan

(perlindungan) peralatan atau rangkaian listrik. Untuk melakukan pengamanan tersebut

diperlukan perancangan pembumian sesuai standar yang berlaku seperti :

Tahanan pembumian harus memenuhi syarat yang diinginkan untuk suatu

keperluan pemakaian.

Elektroda yang ditanam dalam tanah harus :

- Bahan konduktor yang baik

- Tahan korosi

- Cukup kuat

Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah sekelilingnya.

Tahanan pembumian harus baik untuk berbagai musim.

Biaya pemasangan serendah mungkin.

Untuk menentukan besarnya tahanan pembumian dengan satu buah elektroda batang

dipergunakan rumus sebagai berikut :

4
Rbt = n 1)..................................... (2.10)
2

Keterangan :

Rbt = Tahanan pembumian elektroda batang ()

Tahanan Jenis Tanah (m)

L = Panjang batang yang tertanam (m)

d = Diameter elektroda batang (m)

Ukuran elektroda pembumian akan menentukan besar tahanan pembumian. Berikut ini

adalah tabel yang memuat ukuran-ukuran elektroda pembumian yang umum digunakan

dalam sistem pembumian.


49

Tabel 2.13 Luas Penampang Minimum Elektroda Pembumian (PUIL 2000 3.18.4.2 hal 82)

Bahan
Jenis
Elektroda Baja Berlapis
Baja Berlapis Seng Tembaga
Tembaga
- Pita baja 100 50 mm2 - Pita tembaga 50
mm2, tebal 5 mm2 mm2, tebal 2
Elektroda
- Hantaran pilin 95 mm2
Pita
mm2 - Hantaran pilin
35 mm2
Pipa baja 1 Baja Baja 15 mm
Elektroda
profil L 65x65x7, dilapisi tembaga
Batang
U 6 T6, X 50x3 2,5 mm
Pelat besi tebal 3 Pelat tembaga
Elektroda
mm, luas 0,5-1 m2 rebal 2 mm, luas
Pelat
0,5-1 m2

Tabel 2.14 Ukuran Penampang Penghantar Sistem Pembumian (PUIL 2000 3.16.1.1 hal 77)

Luas Penampang Penghantar Luas Penampang Minimum


fasa Instalasi Penghantar Proteksi Yang
S (mm2) berkaitan
Sp (mm2)
S < 16 S
16 < S < 35 16
S > 35 S/2

Untuk mendapatkan tahanan pembumian yang diharapkan dan apabila tidak

memenuhi standar yang ditentukan dengan satu elektroda, bisa digunakan metode

paralel dengan cara menambah lebih banyak eektroda dengan bermacam-macam

konfigurasi pemasangannya di dalam tanah.

PUIL 2000 3.19.1.4 : apabila hasil pengukuran belum mencapai 5 , maka elektroda

batang ditambah, dengan jarak dua kali penjang elektroda.

Berdasarkan Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) tahanan jenis tanah

dari berbagai tanah dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


50

Tabel 2.15 Nilai Tipikal Tahanan Jenis Tanah (PUIL 2000 3.18.3.1 hal 80)

Tanah
Pasir dan
Jenis Tanah Liat dan Pasir Kerikil Tanah
Kerikil
Tanah Rawa Tanah Basah Basah Berbatu
Kering
Ladang
Resistansi
30 100 200 500 1000 3000
jenis (m)

Sebelum melakukan tindakan, yang harus diketahui terlebih dahulu adalah sifat-sifat

tanah dimana akan dipasang elektroda pembumian untuk mengetahui resistansi jenis

pembumian.

Anda mungkin juga menyukai