PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring jaman yang semakin maju dan meningkatnya kebutuhan
tenaga listrik tiap tahun, maka dibutuhkan pasokan listrik yang
mencukupi bagi seluruh konsumen masyarakat, industri, maupun
gedung perkantoran. Energi listrik dapat disalurkan ke konsumen
melalui suatu sistem jaringan. Sistem jaringan terdiri dari unit
pembangkit dan unit penyalur berupa perlengkapan tenaga listrik yang
terpasang pada gardu-gardu, baik itu gardu induk maupun gardu
distribusi yang dioperasikan secara otomatis dan manual. Kegiatannya
mencakup pengaturan, pembagian, pemindahan, dan penyaluran tenaga
listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen dengan efektif serta
menjamin
kelangsungan penyaluran dan pelayanannya.
Panel hubung bagi (PHB) menurut definisi PUIL, adalah suatu
perlengkapan untuk mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan
atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga
listrik. Adapun
bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari.
Panel hubung bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai.
Sistem suplai itu sendiri pada umumnya terdiri atas : pembangkitan
(generator), transmisi (penghantar), pemindahan daya (transformator).
Sebelum tenaga listrik sampai ke peralatan konsumen seperti motor-
motor, katup solenoid, pemanas, lampu-lampu penerangan, AC dan
sebagainya, biasanya melalui
PHB terlebih dahulu.
Berdasarkan bentuk konstruksinya, PHB dibedakan menjadi 4 jenis
yaitu konstruksi terbuka, konstruksi semi tertutup, konstruksi lemari,
dan konstruksi box. Pada konstruksi PHB terbuka, bagian – bagian
aktif bertegangan seperti rel beberapa peralatan, terminal, dan
1
penghantar dapat terlihat dan terjangkau dari segala sisi sedangkan
pada PHB semi tertutup hanya terdapat beberapa pengaman di daerah
saklar/tombol operasi muka, sedangkan pada sisi belakang dan
sampingnya masih berupa bagian yang aktif bertegangan. Maka dari
itu pemasangan kedua PHB ini hanya diijinkan pada ruangan yang
tertutup dan hanya operator atau orang yang professional yang boleh
masuk ke ruangan tersebut. Untuk konstruksi lemari dan box,
tergolong PHB tertutup karena tertutup pada semua sisinya sehingga
tidak ada akses untuk kontak dengan begian yang bertegangan selama
pengoperasiannya. Keuntungan kedua konstruksi PHB ini adalah dapat
ditempatkan pada ruangan
tertutup maupun tempat – tempat yang umum dalam pengoperasian
listrik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis
akan menjelaskan mengenai definisi dari PHB tertutup, konstruksi
dari PHB tertutup, jenis – jenis dari PHB tertutup, persyaratan di
dalam pemasangan PHB tertutup, serta aplikasi PHB tertutup di
lapangan.
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi dari PHB tertutup
b. Untuk mengetahui konstruksi dari PHB tertutup
c. Untuk mengetahui jenis - jenis dari PHB tertutup
d. Persyaratan pemasangan PHB tertutup
e. Untuk mengetahui aplikasi dari PHB tertutup
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sakelar masuk dan sakelar keluar harus dapat dilayani dari luar. Beberapa
komponen yang terdapat di dalam PHB tertutup antara lain :
4
f. Rel Penyambung
Berfungsi untuk menyambungkan secara listrik beberapa MCB
1 atau 3 phasa.
g. Penopang Terminal
Menempatkan terminal untuk pencabangan pada PHB.
h. Terminal
Sebagai media sambungan kabel.
i. Rel Omega dan Rel C
Sebagai dudukan komponen – komponen utama dari PHB di
antaranya
: MCB, Sekring, Terminal, dan Kontaktor.
j. Penutup akhir untuk menutup bagian terminal akhir dari suatu
susunan beberapa terminal agar bagian yang bertegangan tidak
tersentuh, sedangkan pengunci terminal blok berperan agar
terminal blok tetap pada penempatannya.
k. Alat ukur
Alat ukur yang terpasang pada PHB seperti voltmeter sebagai
pengukur tegangan, ampere meter sebagai pengukur arus, dan
watt meter sebagai pengukur daya.
l. Lampu indikator
Kegunaan lampu indikator pada PHB adalah sebagai lampu
tanda untuk mengetahui kondisi dari jaringan yang terhubung
pada PHB.
5
Gambar 2. PHB tertutup (tampak dalam)
Sedangkan persyaratan konstruksi PHB pasangan luar sebagai
berikut :
a) Rangka harus kuat dari bahan tahan cuaca luar;
b) Lubang ventilasi harus dilindungi agar binatang kecil, tetesan
air tidak dapat masuk ke dalam panel;
c) Semua komponen di dalam panel , yang hanya dapat dilayani
dengan jalan membuka tutup yang terkunci;
d) Untuk rangka PHB harus terbuat dari bahan yang tidak dapat
terbakar, tahan lembab dan kokoh;
e) Untuk PHB pada ruangan yang lembab harus berbentuk lemari atau
kotak yang tertutup dengan bahan yang memadai;
f) Untuk PHB pada ruangan yang berdebu harus dari jenis tertutup
dan kedap debu;
g) Untuk PHB pada ruangan dengan bahan , debu , dan gas korosif
maka rangka PHB harus terbuat dari bahan tahan korosi atau
dilindungi sehingga cukup bebas dari korosi dan tertutup rapat;
h) Untuk penempatan PHB pada perusahaan kasar berupa lemari
hubung bagi yang tertutup dan tahan akan kerusakan mekanis, dan
jika PHB dibuat dari bahan dan konstruksi biasa harus di beri
perlindungan sehingga tahan gangguan mekanik;
6
i) Untuk penempatan PHB pada tempat pekerjaan pembangunan
maka lemari hubung bagi harus diberi perlindungan terhadap
percikan air.
7
binatang dan benda kecil, serta air yang jatuh tidak mudah dapat
masuk ke dalamnya;
c) Semua komponen harus dipasang di bagian dalam sehingga
hanya dapat dilayani dengan membuka tutup yang terkunci.
8
Dikenal dengan nama lemari hubung bagi, dengan ciri sebagai
berikut:
a. Selungkup dan kerangka umumnya terbuat dari logam,
biasanya dari besi;
b. Konstruksinya dimaksudkan untuk dipasang berdiri pada
lantai,
pada pondasi, pada dinding atau didalam dinding;
c. Pada sebelah depan dipasang panel logam yang mencegah
sentuhan langsung dengan bagian yang bertegangan. Pada
sebelah lain bisa saja tidak dipasang pelindung semi
tertutup).
9
b. Selungkup dan kerangka kotak hubung bagi umumnya
terbuat dari logam, biasanya dari besi atau aluminium.
10
a) Pintu atau penutup PHB yang dibuat dari logam harus diamankan
dengan
jalan membumikannya melalui penghantar fleksibel.
b) Bila pintu PHB dibuat dari bahan isolasi, instrumen ukur dengan
BKT yang terpasang pada pintu tersebut harus dihubungkan
dengan penghantar
proteksi PHB.
c) Untuk melayani PHB, pintu hanya boleh dibuka dengan
perkakas atau
kunci pembuka sekerup. Lazimnya pintu terpasang jika PHB dalam
keadaan bekerja.
d) PHB tidak boleh dipasang di kamar mandi, tempat cuci tangan,
kamar kecil, diatas kompor atau di atas bak air PHB untuk
tegangan menengah dan tinggi harus dipasang di ruang kerja
listrik atau ruang kerja listrik
terkunci.
e) Dipasang di tempat yang mudah atau di dekat jalan masuk.
f) harus diletakkan sekurang – kurangnya 1,5 m dari lantai.
g) Bila di pasang pada ruang cuci , harus di tempatkan dalam jarak
minimun 2,5 m dari mesin cuci, kecuali PHB kedap air.
11
minimun 0,45 m.
d. Di sekitar PHB tidak boleh ada barang yang mengganggu
pergerakan.
e. Ruangan tempat PHB harus kering dan berventilasi cukup. Bila
tidak
demikian, PHB harus dilindungi terhadap udara lembab.
f. Dinding dan langit – langit harus terbuat dari bahan yang tidak
dapat
terbakar.
g. Atau dilapisi bahan yang tidak dapat terbakar, kecuali dinding dan
langit –
langit itu berjarak 1m dari PHB.
h. Pintu ruangan khusus PHB harus mempunyai ukuran minimun
tinggi 2 m dan lebar 0,75 m.
12
E. Aplikasi PHB Tertutup
Bentuk dan konstruksi PHB yang ada dipasaran sangat banyak,
sehingga susah untuk membedakan PHB jika dilihat dari bentuk fisiknya
saja. Untuk membedakan PHB yang jenisnya sangat bervariasi akan lebih
tepat jika ditinjau dari aplikasinya. Berikut adalah contoh dari beberapa
pemakaian PHB yang lazim ditemui di lapangan :
PHB untuk penerangan dan daya
PHB untuk unit konsumen
PHB utama
13
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan :
a. PHB tertutup merupakan perlengkapan yang digunakan untuk
membagi dan mengendalikan tenaga listrik dimana seluruh
komponen PHB berada di dalam suatu tempat yang tertutup oleh
selungkup atau pelindung
mekanis maupun pelindung elektris.
b. Konstruksi PHB tertutup terdiri dari MCB, ELCB, Pengaman
lebur/fuse,
sakelar beban, penopang rel, rel penyambung, penopang terminal,
terminal, rel Omega dan rel C, penutup akhir, dan alat ukur.
c. Jenis - jenis PHB tertutup berdasarkan penempatannya berupa PHB
tertutup pasangan dalam dan PHB tertutup pasangan luar,
sedangkan berdasarkan konstruksinya PHB tertutup dibedakan
menjadi konstruksi
lemari, konstruksi box, dan konstruksi meja.
d. Aplikasi PHB tertutup banyak digunakan sebagai PHB penerangan
daya, PHB unit konsumen, distribusi saluran penghantar, dan lain-
lain.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://generasianaklistrik.blogspot.com/2013_06_01_archive.html
http://suriptotitl.wordpress.com/2012/07/19/phb-tertutup/
http://riochandra42.blogspot.com/2010/10/phb-perangkat-hubung-
bagi.html
http://www.crayonpedia.org/mw/SAKELAR_DAN_PENGAMAN_
PADA
_JARINGAN_DISTRIBUSI_-_SUHADI
http://www.docstoc.com/docs/89853875/8-Power-distribution-Panel
%5B1%5D
http://tahjud.mywapblog.com/tugas-sekolah-tentang-
kelistrikan.xhtml
15
PEMERINTAH PROVINSI ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 TAKENGON
Jln. Takengon – Isaq Km. 8 Wih Nareh Pegasing 24561
Telp/Fax : (0643) 7426451 Takengon Aceh Tengah
E-mail : smkn2takengon80@gmail.com
Lembar Pengesahan
Disusun Oleh :
Fikri Iwan Tona
NIS.
Menyetujui
Pembimbing Sekolah Takengon, 2021
Pembimbing DU/DI
………………………… …………………………
NIP.
Disahkan Oleh :
Ketua PSG Ketua Juruan
………………………… …………………………
NIP. 19741223 200504 1 001 NIP. 19771227 200801 2 002
16
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
INSTALASI LISTRIK
Oleh :
17
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
18
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrohmanirrohiim
Dengan mengucapkan alhamdulillah kami memanjatkan syukur kehadirat Alloh
SWT, berkat rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan
Prakerin yang telah dilaksanakan mulai tanggal 18 Agustus sampai tanggal 16 Oktober di
Bengkel Ibunda Motor. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, pada sahabatnya dan pada semua umatnya yang
selalu taat kepada ajaranya.
Adapun laporan ini kami susun sebagai bukti tertulis bahwa kami telah selesai
melaksanakan Prakerin di Bengkel SMK Negeri 2 Takengon dan sebagai salah satu syarat
untuk Ujian Sidang Verifikasi Prakerin.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membimbing dan membantu kami dalam melaksanakan Prakerin dan dalam
penyusunan laporan hasil kegiatan Prakerin yaitu :
1. Bapak Toto Irianto, SP Selaku Kepala SMK Negeri 2 Takengon
2. ………………………… atau pimpinan bengkel SMK Negeri 2 Takengon
3. ………………………… selaku pembimbing disekolah SMK Negeri 2 Takengon
4. Bapak dan ibu guru, serta karyawan/I dan staf SMK Negeri 2 Takengon
5. Kedua orang tua yang telah memberikan semangan dan telah membantu
menyelesaikan penulisan laporan selama melaksanakan Prakerin
6. Seluruh Karyawan di Bengkel SMK Negeri 2 Takengon
7. Teman-teman seperjuangan SMK Negeri 3 Takengon khususnya kelas XII TITL
Kami menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar kami dapat lebih baik lagi.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
i
19