Pada pemasangan dengan sistem tetap unit saluran keluar secara permanen dihubungkan ke rel melalui
kabel atau penghantar rel. Untuk mengganti perlengkapan maka perlu diisolasi terhadap rel, kabel yang
menuju ke motor dan kabel untuk kontrol, dan pengukuran yang dihubungkan secara langsung maupun
melalui terminal harus diputuskan. Untuk sistem yang dapat dipindah-pindah input diperoleh melalui sebuah
kotak isolasi 3 fasa yang memberikan daya listrik dari rel ke perlengkapan dengan menggunakan tusuk kontak
3 fasa.
Perbedaan dengan dua sistem yang telah dijelaskan di atas, pada sistem laci ini mempunyai keunggulan yaitu
mudah dalam pelayanan dan keamanan. operatornya lebih terjamin. Pada sistem ini baik untuk saluran masuk
dan keluar penyambungannya dengan sistem kontak tusuk, sehingga kita tidak perlu melepas kabel yang
menuju ke motor, kecuali itu juga pada sistem laci (withdrawable) ini dilengkapi dengan sakelar pembatas pada
rangkaian pengunci kumparan kontaktor yang berfungsi sebagai sakelar interlok mekanik untuk mencegah
agar unit tidak bisa diaktifkan sebelum posisi dari unit pada waktu memasukkan betul-betul telah tersambung
sempurna. Desain konstruksi dan spesifikasi dari berbagai jenis PHB adalah sangat penting untuk diketahui
dan diidentifikasi dengan benar, dengan demikin tidak akan terjadi kesalahan dalam pimilihan PHB yang akan
dipasang dalam sistem tenaga listrik. Dalam memilih PHB perlu dipertimbangkan hal-hal, seperti: dimana PHB
tersebut akan dipasang, berapa kapasitas yang diperlukan, alat ukur dan proteksi yang dibutuhkan.
c. Aplikasi
Menurut Muslim & Joko (2009:536) bentuk dan konstruksi PHB yang ada dipasaran sangat bervariasi,
sehingga sulit dalam membedakan PHB jika dilihat dari bentuk fisiknya saja. Untuk membedakan PHB yang
jenisnya sangat bervariasi akan lebih tepat jika ditinjau dari aplikasinya. Berikut ini adalah beberapa contoh
pemakaian PHB yang lazim ditemukan di lapangan sebagai berikut.
1) PHB untuk penerangan dan daya
2) PHB untuk unit konsumen.
3) PHB untuk distribusi sistem saluran penghantar (trunking).
4) PHB untuk perbaikan faktor daya
5) PHB untuk distribusi di Industri
6) PHB untuk distribusi motor-motor
7) PHB utama
8) PHB untuk distribusi
9) PHB untuk sub distribusi
10) PHB untuk sistem kontrol.
3) Konstruksi lemari
PHB jenis konstruksi cubicle adalah tertutup pada semua sisinya, sehingga tidak ada akses untuk kontak
dengan bagian yang bertegangan selama pengoperasian. Konstruksinya tertutup pada setiap sisi, maka
pemasangan PHB jenis ini tidak harus di tempat yang tertutup dan terkunci atau dapat dipasang pada tempat-
tempat umum pengoperasian listrik.
e. Pemilihan PHB
Menurut Muslim & Joko (2009:538-539) untuk memperoleh keterangan lengkap data-data teknis yang
diperlukan dalam pemilihan PHB dapat diperoleh dari buku katalog pabrik pembuat komponen PHB. Data-
data tesebut sebagai berikut.
1) Kemampuan menahan arus hubung singkat
Arus hubung singkat yang mengalir pada instalasi antara saluran masuk menuju PHB induk atau PHB
distribusi dan kabel yang menuju ke beban tidak boleh melebihi kemampuan PHB dalam menahan arus
hubung singkat dari peralatan yang terpasang.
2) Derajat pengamanan
Derajat pengamanan tergantung pada kondisi lokasi pemasangan dan kondisi sekelilingnya. PHB harus
dilengkapi dengan pengaman yang dapat mencegah terjadinya tegangan sentuh, benturan benda asing dan air.
Pemasangan PHB di ruangan yang mudah dijangkau orang, maka PHB harus didesain dengan pengaman
untuk mencegah terjadinya tegangan sentuh untuk mencegah kecelakaan maupun saat pengoperasian.
5) Pemasangan
Dalam pemasangan PHB, beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai berikut.
a) Di lantai dekat dinding.
b) Di lantai, berdiri bebas di ruangan.
c) Menempel tetap dinding.
d) Di gantung di langit-langit.
e) Dipasang di rak.
6) Bagian-bagian PHB
Setiap PHB terdiri dari satu atau beberapa bagian untuk menampung beberapa komponen dari peralatan.
Beberapa bagian PHB dibuat untuk memudahkan dalam perencanaan dan rancang bangun.
Pada pemasangan dengan sistem tetap (fix), unit saluran keluar secara permanen dihubungkan ke rel
melalui kabel atau penghantar rel. Jika akan mengganti perlengkapan maka perlu diisolasi terhadap rel, kabel
yang menuju ke motor dan kabel untuk kontrol, dan pengukuran yang dihubungkan secara langsung atau
melalui terminal harus diputus.
Pemasangan PHB dengan sistem yang dapat dipindah-pindah, input atau masukan diperoleh dari sebuah
kotak isolasi 3 phasa yang memberikan daya listrik dari rel ke perlengkapan menggunakan tusuk kontak 3
phasa. Perbedaan dari dua sistem pemasangan adalah pada sistem laci atau rak memiliki mudah dalam
pelayanan dan keamanan operator lebih terjamin.
Sistem ini baik untuk saluran masuk dan keluar yang penyambungannya menggunakan sistem kontak
tusuk, sehingga tidak perlu melepas kabel yang menuju ke motor atau beban lainnya dan pada sistem laci juga
dilengkapi saklar pembatas pada rangkaian pengunci kumparan kontaktor yang berfungsi sebagai saklar
interlok mekanik untuk mencegah agar unit tidak dapat diaktifkan sebelum posisi dari unit telah tersambung
sempurna.
f. Komponen PHB
Menurut Muslim & Joko (2009:539-542) Komponen yang dipasang pada perlengkapan hubung bagi dan
kendali atau panel listrik harus dari jenis yang sesuai dengan syarat-syarat penggunaannya. Selain itu
kemampuan komponen yang dipasang pada panel listrik harus sesuai dengan keperluan distribusi dan
instalasi listrik. Komponen-komponen yang lazim digunakan pada panel sebagai berikut.
1) Saklar, pemisah, pengaman lebur dan pemutus.
2) Instrumen ukur dan indikator.
3) Penghantar rel.
4) Komponen gawai kendali.
5) Terminal dan sepatu kabel.
Pemasangan Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) yaitu panel listrik diletakkan pada tempat yang kering
dengan ventilasi yang cukup, kecuali apabila panel listrik telah dilindungi terhadap lembab. Panel listrik
mudah dilayani dan tidak terhalang oleh bagian atau sisi gedung atau bagian gedung yang lainnya.
Pengaman terpasang Pada PHB. Pada PHB juga dilengkapi alat ukur listrik, diantaranya adalah voltmeter
dan amperemeter.Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam perencanaan dan pemasangan panel
listrik, antara lain adalah (1) Lokasi panel listrik utama; (2) Pemberian tanda pada panel listrik utama; (3)
Penataan panel listrik dan pembumian.