Pengertian, tujuan, dan fungsi pelayanan BK serta kesalah pahaman terhadap pelayanan BK
Dosen Pengampu :
Nama Anggota :
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniannya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok untuk mata kuliah Bimbingan dan
Konseling, dengan judul “Pengertian, tujuan, dan fungsi pelayanan BK serta kesalah
pahaman terhadap pelayanan BK’’ yang di berikan kepada kami.
Bersama dengan salam, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Zikra,
M.P. Kons sebagai Dosen pembimbing. Tanpa persetujuan dari Ibu Dosen kami tidak dapat
melaksanakan dan menyiapkan tugas kelompok kami ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman kami yang telah mendukung kami dalam pembuatan makalah ini.
Jika ada kesalahan penyusunan kata dalam makalah ini, kami mohon maaf yang
sebesar besarnya. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun Ibu
Dosen. Demi tercapainya makalah yang baik dan sempurna.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................................... i
KATA PEGANTAR.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 10
B. Saran ...................................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan konseling merupakan sebuah proses interaksi antara konselor dan konseli,
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka membantu konseli agar dapat
mengembangkan potensi dirinya maupun dapat memecahkan permasalahan yang sedang
dialaminya.
Bimbingan konseling juga dapat disebut sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan, serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memberi fasilitas
pengembangan konseli agar mencapai kemandirian dan mencapai kehidupan yang lebih
baik lagi.
Dalam hal ini, konselor membantu konseli untuk memahami dirinya sendiri dengan
keadaan sekarang, dan mungkin keadaannya di masa mendatang yang dapat ia ciptakan
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi kesejahteraan pribadi maupun masyarakat.
Menurut Tolbert dalam Prayitno (2004), konseli adalah proses belajar bagaimana
memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
Sementara itu, Jones dalam (Insano: 2004) menyebut konseling adalah suatu hubungan
profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan kliennya.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pelayanan BK
Bimbingan dan konseling adalah upaya dalam memberikan pelayanan bantuan kepada
anak agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal. Tujuan bimbingan dan konseling
agar anak dapat memilih, mempersiapkan diri, memegang tanggung jawab dan mendapatkan
hal yang berharga dari keputusan yang diambilnya.
Berikut ini beberapa definisi dan pengertian bimbingan dan konseling dari beberapa sumber
buku:
Menurut Azzet (2013:11), bimbingan dan konseling adalah upaya pemberian bantuan
kepada anak didik agar dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri
dan bertindak dengan baik sesuai dengan perkembangan jiwanya. Upaya ini dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan.
Menurut Prayetno, dkk (2004:2), bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan
untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi,bimbingan sosial, bimbingan
belajar, dan bimbingan karir, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2. Tujuan Pelayanan BK
Secara khusus layanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan sebagai berikut (Balitbang,
2006:16) :
3. Fungsi Pelayanan BK
Bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar
masing-masing peserta didik dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi
yang utuh dan mandiri. Adapun fungsi-fungsi bimbingan dan konseling dijelaskan sebagai
berikut (Hallen, 2003:60) :
a. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik.
b. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul
yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-
kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
4
c. Fungsi Pengentasan
Melalui fungsi pengentasan ini pelayanan bimbingan dan konseling akan menghasilkan
terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha membantu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi oleh peserta didik, baik dalam sifatnya, jenisnya maupun bentuknya.
e. Fungsi Advokasi
Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teradvokasi
atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi
secara optimal.
5
Prayitno&ErmanAmti (1994:122) mengungkapkan :
1) BK disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan (BK hanya
pelengkap kegiatan pendidikan).
Ada pendapat bahwa BK disamakan dengan pendidikan dan ada juga yang berpendapat BK
dilaksanakan secara khusus. BK merupakan bagian dari pendidikan yang saling melengkapi
satu sama lain, tetapi tidak sepenuhnya pembelajaran saja dapat memenuhi kebutuhan siswa.
Tujuan dari pendidikan dan BK sama yaitu mengarahkan siswa untuk mengembangkan diri
seoptimal mungkin. Siswa memerlukan bimbingan secara khusus untuk mencapai
perkembangan yang optimal, dan disini peranan BK sangat dibutuhkan.
Banyak sekali anggapan jika konselor atau guru BK sebagai polisi sekolah yang tugasnya
menghukum siswa, menertibkan siswa, dan menegakkan disiplin sekolah. Anggapan-
anggapan tersebut menjadikan siswa takut kepada guru BK. Padahal seyogyanya guru BK
menjadi sahabat siswa yang dapat menciptakan suasana yang hangat dan dekat dengan siswa.
Pemberian nasihat merupakan bagian kecil dalam program dan kegiatan BK, pelayanan
6
dalam BK mencakup pemberian layanan informasi, orientasi, penempatan dan penyaluran,
penguasaan konten, konseling, bimbingan belajar, mediasi, dan konsultasi, serta alih tangan
kasus juga upaya tindak lanjut, sehingga keseluruhan upaya pelayanan menjadi suatu
rangkaian yang terpadu dan berkesinambungan.
Penanganan masalah dalam pelayanan BK memang melihat dari gejala yang terjadi pada
klien terlebih dahulu, tetapi di dalam mencari pemecahan masalahnya, konselor melakukan
diagnosis terhadap masalah tersebut, mencakup masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.
BK ditujukan untuk semua siswa tanpa membeda-bedakan kondisi siswa. Semua siswa
berhak dan mendapatkan kesempatan sama untuk mendapatkan pelayanan BK dan guru BK
menyelenggarakan pelayanan BK untuk semua siswa.
Pelayanan BK ditujukan pada orang normal yang mengalami masalah tertentu. Melayani
orang sakit atau kurang normal sudah tidak termasuk ranah BK.
7) BK bekerja sendiri.
Program dan kegiatan BK di sekolah tidak dapat berfungsi optimal tanpa bantuan dari pihak-
pihak lain, oleh karena itu BK tidak bekerja sendiri. Penanganan masalah siswa misalnya,
guru BK juga bekerja sama dengan guru, orang tua, dan pihak lain untuk dapat
menyelesaikan masalah tersebut.
Kegiatan BK dapat berjalan dengan optimal jika ada kerja sama antara klien dan konselor.
Jika hanya konselor yang aktif, hasilnya kurang optimal.
Penyelenggaraan BK dilakukan oleh orang yang ahli dan terlatih dalam bidang BK dan
dilakukan secara professional sehingga hasilnya dapat optimal.
7
10) Pelayanan BK berpusat pada keluhan pertama saja.
Pelayanan BK dalam menangani masalah siswa, memang diawali dengan melihat gejala yang
nampak dan yang dirasakan siswa. Penanganan masalah selanjutnya adalah dengan
mendiagnosis masalah tersebut, sehingga diketahui penyebabnya. Penanganan masalah
dilakukan secara berkelanjutan dan tidak hanya didasarkan pada keluhan pertama saja.
Pekerjaan BK dengan pekerjaan dokter atau psikiater memang sama dalam hal prognosis dan
mendiagnosis masalah, tetapi dalam hal penyembuhan berbeda. Dokter atau psikiater
menggunakan obat untuk menyembuhkan kliennya, sedangkan konselor menggunakan
penguatan dan teknik-teknik yang ada dalam BK untuk membantu klien memecahkan
masalah yang sedang dihadapinya.
Hasil akhir dari penyelenggaraan BK adalah untuk memandirikan siswa dan mengarahkan
siswa untuk berperilaku yang baik. Hasil dari pelayanan BK tersebut tentunya memerlukan
waktu dan tidak bisa langsung dapat dilihat hasilnya.
Pemecahan masalah bagi setiap klien tidaklah sama tergantung dari masalah yang dihadapi.
Pemecahan masalah untuk klien, diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing klien,
dilihat dari penyebab dan tujuan yang akan dicapai.
14) Memusatkan usaha BK hanya pada penggunaan instrumentasi (misalnya tes, inventori,
angket, dan alat pengungkap lainnya).
Peranan BK adalah membantu siapa saja yang memerlukan bantuan untuk memecahkan
8
masalah yang sedang dihadapi, tidak melihat masalah itu berat atau ringan. Bantuan tersebut
diberikan kepada orang yang normal. Penanganan masalah tersebut disesuaikan dengan
kemampuan konselor, jika konselor sudah tidak mampu baru dialih tangankan kepada pihak
lain, misalnya kepada psikiater jika masalahnya sudah menyangkut tentang kejiwaan
seseorang.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang dimilikinya
(seperti kemampuan dasar dan bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar
belakang keluarga, pendidikan, status ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif
lingkungannya. Dan memiliki tujuan umum dan tujuan khusus, dalam tujuan khusus
dijelaskan kembali yang pertama aspek tugas perkembangan pribadi-sosial, yang kedua aspek
tugas perkembangan belajar dan yang terakhir aspek tugas perkembangan karier.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan yang jauh dari kata
sempurna. Tentunya penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu kepada
sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah diatas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2013. Bimbingan & Konseling di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Prayetno dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas.
Prayetno dan Emti, Erman. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rieneka
Cipta.
Balitbang. 2006. Panduan dan Pengembangan Diri: Pedoman untuk Satuan Pendidika
Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP dan PUSBANGKURANDIK.
11