Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Bimbingan Konseling yang bertema
“MAMPU MENGANALISIS PENGERTIAN,TUJUAN & FUNGSI PELAYANAN BK, SERTA
KESALAHPAHAMAN TERHADAP PELAYANAN BK”.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu GUSNI DIAN SURI M.Pd,
Selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Dan Konseling ini dan Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman atas kontribusinya walaupun secara tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.
Makalah ini berisi mengenai pengertian BK, tujuan dari BK,dan Fungsi Pelayanan dari
BK, serta Kesalahpahaman terhadap pelayanan BK.
Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, Kritik dan Saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan karya kami. Semoga makalah Bimbingan Dan Konseling ini dapat membawa
pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………II
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….III
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………….……1
I.1 Latar Belakang…………………………………………………………………....….1
I.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..……..1
1.3 Tujuan Makalah……………………………..………………………………………..2
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………..………….….3
I.2.1 Menganalisis Pengertian BK…………………………………………………..…...3
I.2.2 Tujuan Pelayanan BK……………………………………………………………….4
I.2.3 Fungsi pelayanan BK……………………………………………………………….4
I.2.4 Kesalahpahaman pelayanan BK……………………………………………………5
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………….6.
Kesimpulan……………………………………………………………………………....6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….7
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
I.2.1 Menganalisis Pengertian BK
Kata bimbingan merupakan terjemahan dari “guidance” dalam bahasa Inggris. Secara
harfiyah istilah “guidance” dari akar kata “guide” berarti : (1) mengarahkan (to direct) (2) memandu
(to pilot) (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer). Shertzer dan Stone (1971:40)
mengartikan bimbingan sebagai “...Process of helping an individual to understand himself and his
world (proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya)”.1
Menurut WS. Winkel (1981:81) istilah “guidance” mempunyai hubungan dengan “gunding” yang
berarti showing a way (menunjuk jalan), leading (memimpin), according (menuntun), giving
instructions (memberikan petunjuk), giving advice (memberikan nasehat). Sedangkan Sunaryo
Kartadinata (1998 : 3) mengartikannya sebagai “proses membantu individu untuk mencapai
perkembangan yang optimal”.
Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal, yaitu perkembangan yang sesuai dengan
potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.Prinsip prinsip bimbingan sebagai
berikut:
• Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya
sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
• Bimbingan berfokus kepada individu yang dibimbing.
• Bimbingan diarahkan kepada pemahaman keragaman dan karakteristik individu yang
berbeda-beda.
• Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan
dibimbing.
• Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
• Program bimbingan di lembaga pendidikan harus sesuai dengan program yang dikembangkan
pada lembaga yang bersangkutan.
• Pelaksanaan program bimbingan harus dikelola oleh orang yang memiliki keahlian dalam
bidang bimbingan.
• Pelaksanaan program bimbingan harus dievaluasi.
Konseling berasal dari istilah Inggris “counseling” yang kemudian diindonesiakan menjadi
“konseling”. Sedangkan secara etimologi istilah konseling berasal dari bahasa latin yaitu “counsiliun”
yang berarti “menerima atau memahami”. Konseling pada dasarnya merupakan hubungan saling
bantu (helping relationship) yang mempunyai tujuan agar terjadi perubahan sebagaimana helping
relationship yang lain. Dalam kedokteran bantuan diberikan dengan tujuan adanya perubahan pada
diri individu yang sakit berubah menjadi sembuh. Konseling merupakan bagian dari bimbingan baik
sebagai pelayanan maupun sebagai tehnik. Konseling merupakan inti kegiatan bimbingan secara
keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah secara pribadi. Mortensen (1964 : 301) mengatakan
bahwa “....counseling is the heart of guidance program”. Dan Ruth Strang (1958) mengatakan bahwa
“....guidance is broader, counseling is most importants of guidance”. Jadi konseling merupakan inti
dan alat yang paling penting dalam keseluruhan sistem dan kegiatan bimbingan.
Bimbingan dan Konseling merupakan dua istilah yang memiliki persamaan dan perbedaan. Moh
surya (1994:27) mengemukakan bahwa ada tiga pandangan tentang hubungan bimbingan dan
konseling, pandangan pertama berpendapat bahwa kedua istilah itu adalah identik atau sama saja,
tidak ada perbedaan yang mendasar antara keduanya. Pandangan kedua berpendapat bahwa
bimbingan merupakan dua istilah yang berbeda baik dasar-dasar maupun cara kerjanya.
I.2.2 Tujuan Pelayanan BK
Secara Umum, tujuan bimbingan dan konseling adalah Untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang
dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakangyang ada (seperti
latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif
lingkungannya. Sedangkan tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan
umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang
bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. 4 Secara khusus tujuan bimbingan
dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat: (1) mengembangkan seluruh
potensinyaseoptimal mungkin; (2) mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri;
(3)mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga,
pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan; (4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan
memecahkan masalahnya; (5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan
bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan; (6) memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-
pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah
tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi
antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat
keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa
bahagia dan efektif perilakunya
Peran layanan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan terletak pada bagaimana
bimbingan dan konseling itu membangun manusia yang seutuhnya dari berbagai aspek yang ada di
dalam diri peserta didik. Pendidikan bermutu bukanlah pendidikan yang hanya mentransformasikan
ilmu pengetahuan dan teknologi saja tetapi juga harus meningkatkan profesionalitas dan sistem
manjemen, di mana kesemuanya itu tidak hanya menyangkut aspek akademik tetapi juga aspek
pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai. Peran BK dalam keempat inilah yang
menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam peningkatan mutu pendidikan.
Dari pembahasan tentang miskonsepsi di atas dapat disimpulkan bahwa dalam bidang BK
masih banyak kesalahpahaman yang perlu diluruskan dibatasi penyebarannya. Hal ini disebabkan
oleh:
1. Pelayanan BK masih dianggap baru.
2. Konselor sendiri yang masih belum profesional
3. Pandangan pimpinan sekolah dan guru yang belum jelas tentang BK.
4. Penggunaan istilah dalam BK yang masih belum mantap dan kompak.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Mappiare. 1984. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional
Shertzer Stone. 1980. Fundamental of Counseling. Boston: Houghton Mifflin Company.
Prayitno. 2007. Konsolidasi Profesionalisasi Konselor. Padang: UNP-----------, 2004. Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Winkel, WS. 2006. Bimbingan dan Konseling di
Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi
Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling Berbagai Latar Kehidupan, Bandung : PT
Refika Aditama, 2009.
Alip Badrujama, Teori dan Aplikasi Program Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Indeks.
Dewa Kentut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, Jakarta:Rineka Cipta.
Ditjen PMPTT Diknas, Bimbingan dan Konseling di sekolah Direktur Tenaga Kependidikan 2008.
Ditjen PMPTT Diknas, Bimbingan dan Konseling di sekolah Direktur Tenaga Kependidikan 2008.
Lahmuddin, Landasan Formal Bimbingan Konseling Di Indonesia, Bandung:
Citapustaka Media Perintis, 2011. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,
Jakarta:Rhineka Cipta, 2004.
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis intregasi), PT.RajaGrafindo
Persada, Jakarta :2007.
Yusuf, SamsuProgram Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press, 2009.