Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

"PENGERTIAN, TUJUAN DAN FUNGSI PELAYANAN BK SERTA


KESALAHPAHAMAN TERHADAP PELAYANAN BK"

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Anisa Safitri (21076005)
2. Muhammad Alwira Khairi (18087017)
3. M. Najmi Saputra (21063007)
4. Muhammad Rizky (22067021)
5. Tina Desriani (22329103)
6. Tsabita Aqlia (22329155)

Dosen Pembimbing :
Dr. Yeni Karneli, M.Pd, Kons

Kode Seksi :
202321270104

MATA KULIAH UMUM


UNIVERSITAS NEGERI
PADANG 2024
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang


telah menurunkan nikmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah bimbingan dan konseling yang berjudul "Pengertian, Tujuan dan Fungsi
Pelayanan BK Serta Kesalahpahaman Terhadap Pelayanan BK" ini tepat pada
waktunya. Shalawat beriring salam senantiasa penulis sampaikan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita ke alam
berilmu pengetahuan maju seperti sekarang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu Penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Khususnya
kepada Ibu Dr. Yeni Karneli, M.Pd, Kons selaku Dosen Mata Kuliah bimbingan
dan konseling yang telah memberikan tugas pembuatan makalah ini sehingga
menambah wawasan dan pengetahuan Penulis mengenai topik yang di bahas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu Penulis mohon maaf jikalau dalam makalah ini terdapat kekurangan. Dan
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian
demi kesempurnaan makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Padang, 18 februari 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Pelayanan BK..............................................................................3

B. Tujuan Pelayanan BK...................................................................................4

C. Fungsi Pelayanan BK....................................................................................7

D. Kesalahpahaman Terhadap Pelayanan BK...................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................12

B. Saran............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada
peserta didik baik individu/ kelompok agar peserta didik dapat mandiri,
berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karier,
lewat berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-
norma yang berlaku. Tujuan bimbingan konseling yaitu
memberikanbantuan kepada siswa dalam mengembangkan potensinya
secara optimal.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan
karena setiap siswa di sekolah dapat dipastikan memiliki masalah, baik
masalah pribadi maupun masalah dalam belajarnya, dan setiap masalah
yangdihadapi masing-masing siswa sudah pastilah berbeda
Bimbingan dan konseling sesuai dengan Undang-Undang “PP No. 28
dan 29 tahun 1990 dan PP No. 72 tahun 1991 pada dasarnya
mengemukakan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan Secara lebih spesifik, Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 025/0/1995
mengemukakan: bahwa Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok,
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan
karier, melaui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan
norma-norma yang berlaku.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :

1
1. Apa yang dimaksud dengan pelayanan BK ?
2. Apa tujuan dari pelayanan BK ?
3. Bagaimana fungsi dari pelayanan BK ?
4. Apa saja kesalahpahaman terhadap pelayanan BK ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi pelayanan BK
2. Untuk mengetahui tujuan pelayanan BK
3. Untuk mengetahui fungsi pelayanan BK
4. Untuk mengetahui kesalahpahaman terhadap pelayanan BK

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelayanan BK
Kata bimbingan dan konseling berasal dari bahasa Inggris yaitu kata
"guidance dan counseling". Kata guidance berarti bantuan. Namun tidak
semua bantuan itu berarti suatu bimbingan, seperti bantuan bahan
makanan yang diberikan kepada korban gempa tidak termasuk dalam
pengertian bimbingan sebagai suatu bantuan. Pengertian Bimbingan
menurut para ahli yaitu :
1. Menurut Kroth (1973), bentuk bantuan yang termasuk dalam
pengertian bimbingan membutuhkan syarat tertentu, prosedur tertentu
dan pelaksanaan tertentu pula sesuai dengan dasar, tujuan, prinsip dan
azas bimbingan.
2. Dansmoor & Miller (dalam Mc. Daniel: 1969), mengemukakan bahwa
bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk
memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan
pendidikan, jabatan dan pribadi yang mereka miliki atau dapat mereka
kembangkan, dan sebagai satu bentuk bantuan yang sistematik melalui
dimana siswa dibantu untuk dapat memperoleh penyesuaian yang baik
terhadap sekolah dan terhadap kehidupan.
3. Prayitno (99: 1999), juga menerangkan bahwa bimbingan adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seorang atau beberapa orang individu baik anak-anak, remaja maupun
dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sediri dan mandiri, dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
4. Shertzer dan Stone (1984), menyatakan bahwa bimbingan itu
merupakan suatu konsep, yang berarti suatu upaya membantu individu
sebagai suatu konstruk pendidikan, bimbingan mengacu kepada suatu

3
bentuk pengalaman yang dapat membantu siswa untuk memahami
dirinya sendiri, dan bimbingan merupakan suatu program mengacu
kepada prosedur dan proses yang terorganisasi untuk mencapai tujuan
pendidikan dan pribadi tertentu (Nurfarida, 2018 : 111-112).
Bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai seperangkat
program pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan
dan kelompok untuk membentuk peserta didik melaksanakan kehidupan
sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal, serta
membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa layanan
bimbingan dan konseling merupakan salah satu pemberian bantuan yang
dilakukan oleh guru BK terhadap peserta didik agar dapat memilih dan
menentukan keputusan-keputusan yang akan dipilih di dalam
permasalahannya sehari-hari serta dapat mencapai tugas perkembangannya
dan menjadi bekal yang cukup untuk kehidupannya ke depan (Nur, 2019 :
122-123).

B. Tujuan Pelayanan BK
1. Tujuan Umum
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu. peserta
didik mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai
makhluk Tuhan, sosial dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan
konseling adalah membantu individu dalam mencapai: Kebahagiaan
hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan, kehidupan yang produktif dan
efektif dalam masyarakat, hidup bersama dengan individu-individu
lain, harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimiliki.
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah
sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 2003
(UU No. 20/2003), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya
yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,

4
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,
serta rasa tanggung jawab ke masyarakat dan kebangsaan (Nur, 2019 :
127-128).

2. Tujuan khusus
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah
agar peserta didik, dapat:
a. mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin
b. mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri
c. mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang
meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi,
dan kebudayaan
d. mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan
masalahnya
e. mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan
bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan
f. memperoleh bantuan secara tepat dari pihak- pihak di luar sekolah
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan
di sekolah tersebut (Ramlah, 2018 : 71-72).

Sedangkan menurut (Nur, 2019 : 128-129) Secara khusus


pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa
agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek
pribadi-sosial, belajar, dan karier. Dibawah ini akan lebih diuraikan
mengenai tujuan khusus dari bimbingan konseling dilihat dari
beberapa aspek:
1) Dalam aspek perkembangan pribadi-sosial, layanan bimbingan dan
konseling membantu siswa agar:
a) Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan
dan mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.

5
b) Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan
orang-orang yang mereka senangi.
c) Membuat pilihan secara sehat.
d) Mampu menghargai orang lain.
e) Memiliki rasa tanggung jawab.
f) Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi.
g) Dapat menyelesaikan konflik
h) Dapat membuat keputusan secara efektif
2) Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan bimbingan dan
konseling membantu siswa agar:
a) Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara
efektif.
b) Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan.
c) Mampu belajar secara efektif.
d) Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi
evaluasi/ujian.
e) Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan bimbingan
dan konseling membantu siswa agar:
f) Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaaan didalam lingkungan kerja.
g) Mampu merencanakan masa depan.
h) Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah
karier.
i) Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.

Jadi menurut penulis dapat disimpulkan mengenai tujuan dari


bimbingan dan konseling adalah untuk membantu siswa untuk
mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta siswa dapat
menerima, memilih dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
mengamalkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan
produktif sesuai dengan yang diinginkan dimasa depan.

6
C. Fungsi Pelayanan BK
Fungsi Bimbingan dan Konseling dikemukakan oleh beberapa ahli.
Menurut Prayitno (1997), fungsi kegiatan Bimbingan dan Konseling
meliputi :
1. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman, yaitu fungsi yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan
kepentingan pengembangan peserta didik.
2. Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan, yaitu fungsi yang akan menghasilkan
tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai
permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu,
menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian
tertentu dalam proses perkembangannya. Menurut (Andriani, 2020 :
129) Fungsi pencegahan merupakan bentuk layanan yang diberikan
kepada peserta didik untuk mencegah timbulnya masalah pada diri
siswa sehingga mereka terhindari berbagai masalah, untuk menciptaka
kesejahteraan terhadap siswa maka guru BK akan membantu dalam
bentuk fungsi pencegahan sebagai berikut: Guru BK menyampaikan
materi diselingi dengan menonton video yang sesuai dengan materi
dasar dasar bullying, dampak bullying, serta kepedulian sosial, dan
pendekatan agama.
3. Fungsi pengentasan
Fungsi pengentasan, yaitu fungsi yang akan menghasilkan
terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami
oleh peserta didik.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi yang akan
menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan
kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya
secara mantap dan berkelanjutan (Kristianto : 19-18).

7
5. Fungsi perbaikan
Fungsi perbaikan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan
kepada peserta membantu memperbaiki kekeliruan dalam berpikir,
beperilaku atau bertindak (Andriani, 2020 : 130).

D. Kesalahpahaman Terhadap Pelayanan BK


Patterson (dalam Shertzer/ Stone, 1980) menjelaskan beberapa isu
tentang pelayanan konseling:
1. Profesi konseling adalah sebuah pekerjaan professional namun menjadi
tidak professional karena pelaksananya.
2. Konseling tidak terlibat dalam proses mendisiplinkan siswa namun
membantu siswa agar mau disiplin.
3. Konseling karir adalah bantuan pelayanan konseling namun tidaklah
menjadi fokus dalam keseluruhan pelayanan konselor. oleh

Adapun Prayitno (2004) menjelaskan beberapa kesalahpahaman


dalam bidang bimbingan dan konseling adalah:
a. Bimbingan dan konseling disamakan saja dan atau dipisahkan sama
sekali dari pendidikan.
BK dianggap sama dengan pengajaran sehingga tidak perlu
pelayanan khusus BK dan ada juga yang menganggap pelayanan BK
itu khusus dan berbeda dengan praktik pendidikan sehari- hari. Hal ini
tidak benar karena pelayanan BK menunjang proses pendidikan dan
para pelaksananya (konselor) juga mempelajari ilmu pendidikan pada
umumnya sebagai salah satu trilogi profesi konseling.
b. Konselor sekolah dianggap sebagai polisi sekolah
Hal ini terjadi karena konselor diserahi tugas mengusut
perkelahian atau pencurian, mencari bukti-bukti siswa yang berkasus,
mendorong siswa mengakui atas perbuatannya (misalnya mengisap
ganja dll). Dari ini semua siswa menjadi takut dan tidak mau dekat
dengan konselor. Siswa takut mendatangi konselor karena dianggap

8
aib, telah berbuat salah. Disatu pihak, konselor dianggap "keranjang
sampah" siswa bermasalah dan dilain pihak dianggap "manusia super"
yang dapat mengetahui hal-hal pelik. Anggapan ini perlu diluruskan
karena konselor sekolah adalah kawan pengiring penunjuk jalan bagi
siswa, pembangun motivasi dan membina tingkah laku positif yang
dikehendaki. Siapa pun yang berhubungan dengan konselor akan
mendapatkan suasana sejuk dan member harapan.
c. Bimbingan dan konseling semata- mata sebagai proses pemberian
nasehat
Pemberian nasehat adalah bagian dari upaya pelayanan BK.
Banyak klien yang butuh nasehat. Dari ini bukan berarti BK hanya
pemberian nasehat karena sesuai dengan permasalahannya, klien
membutuhkan layanan lain.
d. Bimbingan dan konseling hanya menangani masalah yang bersifat
incidental
Memang sering kali pelayanan BK bertitik tolak pada malasah
yang dirasakan klien sekarang. Hal ini menjadikan konselor menunggu
saja jika ada klien yang datang dan mengemukakan masalahnya.
Pelayanan hendaknya menjangkau dimensi waktu yang lebih luas yaitu
lalu, sekarang dan yang akan datang sehingga konselor memiliki
program menyeluruh dan berkesinambungan
e. Bimbingan dan konseling hanya dibatasi untuk klien-klien tertentu saja
Hal ini timbul karena banyaknya klien yang ditangani konselor
adalah yang jelas dianggap bermasalah (seperti: tidak masuk sekolah,
berkelahi, bolos dll). Padahal pelayanan BK ditujukan kepada semua
siswa.
f. Bimbingan dan konseling melayani "orang sakit" "kurang normal"
Hal ini timbul karena konselor menangani individu yang
mengalami suatu masalah khusus "abnormal" dan konselor. terlalu
cepat mendiagnosis permasalahan klien sebagai suatu keadaan
"abnormal". Hal ini terkadang menjadikan konselor terlalu cepat

9
mengalihtangankan klien kepada ahli lain. Konselor hanya menangani
orang normal yang mengalami masalah tertentu atau gangguan
sehingga tidak efktif dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari
g. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri
Hal ini benar jika sendiri diartikan proses yang bekerja sendiri
(dilaksanakan oleh ahli) namum proses konseling sarat dengan unsur
budaya, social dan lingkungan. Dari ini pelayanan BK sangat
memerlukan keterlibatan semua pihak untuk membantu klien
h. Konselor harus aktif dan pihak lain pasif
Konselor hendaknya aktif sebagai pusat penggerak BK namun
keterlibatan klien sendiri dan semua pihak adalah kesuksesan dari
usaha pelayanan BK.
i. Menganggap pekerjaan Bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh
siapa saja
Hal ini timbul karena BK dianggap sebagai pekerjaan yang
mudah dan dilakukan secara amatiran belaka. Sebagai suatu profesi,
pekerjaan konseling dilakukan oleh orang yang ahli
j. Pelayanan Bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama
saja
Usaha pemberian bantuan dimulai dari melihat gejala awal dan
keluhan yang disampaikan klien. Namum, usaha lanjutan dan
mendalam akan menggali permasalahan yang sebenarnya yang
terkadang berbeda dari keadaan diawal konseling.
k. Menyamakan pekerjaan Bimbingan dan konseling dengan pekerjaan
dokter atau psikiater
Hal ini karena pelayanan BK menginginkan klien terbebas dari
penderitaan yang dialaminya, sama seperti pekerjaan dokter dan
psikiater. Namun, klien dalam pelayanan BK bukanlah orang yang
sakit, namun klien adalah orang sehat yang sedang mengalami masalah
yang penanganannya berbeda dengan bantuan yang dilakukan oleh
dokter atau psikiater

1
l. Menganggap pekerjaan Bimbingan dan konseling harus segera dilihat
Semua menginginkan agar masalah yang dialami klien segera
mungkin dapat diatasi dan hasilnya dapat dilihat dengan segera. Hal ini
tidak mungkin terwujud karena pengubahan pandangan dan tingkah
laku memerlukan proses yang lama.
m. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien
Cara pemecahan masalah tergantung pada pribadi klien, jenis dan
sifat masalah, tujuan yang ingin dicapai, kemampuan petugas BK, dan
sarana yang tersedia. Jadi mustahil dapat menyamaratakan untuk cara
pemecahan masalah bagi semua klien.
n. Memusatkan usaha Bimbingan dan konseling hanya instrumentasi
Bimbingan pada dan konseling (misalnya tes psikologis, inventori,
AUM)
Instrument hanyalah bagian yang dapat membantu konselor
membantu klien. Yang dibutuhkan adalah keterampilan pribadi
konselor. Ketidakadaan instrument bukan masalah bagi konselor dan
jika ada bukan. berarti hanya itu pelayanan atau kegiatan yang dapat
dilakukan konselor.
o. Bimbingan dan konseling hanya dibatasi masalah-masalah yang
ringan-ringan saja
Masalah pertama mungkin tampak ringan, namun setelah dikaji
dan diungkapkan sangkut- pautnya, ternyata berat. Konselor
hendaknya tidak melihat ringan atau beratnya suatu masalah namun
segara menangani masalah tersebut dengan cermat dan tuntas
(Nurfarida, 2018 : 122-124).

1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan dan konseling merupakan salah satu pemberian bantuan yang
dilakukan oleh guru BK terhadap peserta didik agar dapat memilih dan
menentukan keputusan-keputusan yang akan dipilih di dalam
permasalahannya sehari-hari serta dapat mencapai tugas perkembangannya
dan menjadi bekal yang cukup untuk kehidupannya ke depan. Tujuan BK
terdapat Tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan umum dari layanan
bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan,
sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (UUSPN) tahun 2003 (UU No. 20/2003). Secara khusus
pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar
dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi-sosial,
belajar, dan karier.
Fungsi pelayanan BK meliputi fungsi pencegahan, fungsi pemahaman,
fungsi pengentasan, Fungsi pemeliharaan dan pengembangan dan fungsi
perbaikan. Adapun kesalahpahaman terhadap layanan BK yaitu
Bimbingan dan konseling disamakan saja dan atau dipisahkan sama sekali
dari pendidikan, Konselor sekolah dianggap sebagai polisi sekolah,
Bimbingan dan konseling semata- mata sebagai proses pemberian nasehat,
Bimbingan dan konseling hanya menangani masalah yang bersifat
incidental, Bimbingan dan konseling hanya dibatasi untuk klien-klien
tertentu saja, dll.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, Tentunya masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis memohon
kepada pembaca kritik dan saran yang bersifat membangun. Apabila

1
dijumpai beberapa kesalahan, kami mohon agar dibenarkan sebagaimana
mestinya. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

1
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, L. o. (2020). Penerapan Fungsi Bimbingan Dan Konseling Dalam


Pencegahan Bullying Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Siswa (Studi Di
Smpn 10 Kendari ). Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial, 129-130.
Deliani, N. (2018). Konsepsi (Kesalahpahaman) Bimbingan Dan Konseling
Dalam Pendidikan. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 111-112.
Kristianto Batuadji, N. A. (n.d.). Hubungan Antara Efektivitas Fungsi Bimbingan
Dan Konseling Dengan Persepsi Siswa Terhadap Konseling Dengan
Persepsi Siswa Terhadap Tella Duce I Yogyakarta. Jurnal Psikologi, 19-
18.
Nur Ilma Asmaul Khusna, N. R. (2019). Strategi Layanan Bimbingan Konseling
Dalam Bimbingan Akademik Di Smp Negeri 1 Purwosari. Al-Isyrof:
Jurnal Konseling, 122-129.
Ramlah. (2018). Pentingnya Layanan Bimbingan Konseling Bagi Peserta Didik
(The Importance Of Counting Country Services For Students). Jurnal Al-
Mau’Izhah, 71-72.

Anda mungkin juga menyukai