Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

KONSEP DASAR DASAR BIMBINGAN KONSELING

DOSEN BIMBINGAN KONSELING

Dr. YENI KARNELI, M.Pd, Kons

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1.

Anggota Kelompok:

1. Adella Eka Adinda Putri (21020001)


2. Eko Hanafi (21002053)
3. Fauzia Sepma Putri (21020109)
4. Gean Deyura (21018067)
5. Pradika Alim Zulemil (21129276)
6. Zelfi Okti Fianefa (21018113)

BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

27 Agustus 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MAKALAH
BIMBINGAN KONSELING KONSEP DASAR DASAR BIMBINGAN KONSELING”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Dr.
YENI KARNELI, M.Pd, Kons pada mata kuliah Bimbingan Konseling. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami juga berterima kasih kepada Ibu Dr. YENI KARNELI, M.Pd, Kons yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 28 Agustus 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................I

DAFTAR ISI............................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHAHASAN......................................................................................................2

A. Pengertian Bimbingan Konseling...................................................................................2

B. Tujuan Bimbingan Konseling.........................................................................................4

C. Fungsi bimbingan dan konseling....................................................................................5

D. Asas-asas bimbingan konseling......................................................................................6

E. Prinsip-prinsip bimbingan konseling..............................................................................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................................12

B. Saran.............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab
dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-
kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini
konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan
kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan
potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat.
Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 :
101).
Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang terintegrasi dalam
keseluruhan proses belajar mengajar. Kegiatan bimbingan dan konseling merupakan
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan proses belajar mengajar secara
keseluruhan. Kegiatan bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah usaha yang
dilakukan oleh guru pembimbing bersama siswa untuk mencapai kemadirian dalam
keseluruhan proses kehidupan, baik sebagai individu, anggota kelompok, keluarga
atau masyarakat pada umumnya.
Tujuan bimbingan dan konseling dapat dibagi pada untuk sekolah, untuk
siswa, untuk guru, untuk orang tua.Dan fungsi bimbingan dan konseling untuk
pemahaman, pencegahan, pemeliharaan, pengembangan, dan pengentasan. Tujuan
dalam konseling agar klien memperoleh pemahaman dirinya, mengarahkan dirinya,
sehingga mencapai aktualisasi diri yang pada gilirannya mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan dimana ia berada.

B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas membuat makalah mata kuliah Bimbingan Konseling
2. Memahami konsep dasar apa itu Bimbingan konseling serta fungsi-fungsinya.

1
BAB II
PEMBAHAHASAN
A. Pengertian Bimbingan Konseling
Bimbingan adalah proses dan pemberian bantuan, atau lebih luasnya lagi
proses bantuan terhadap individu untuk mencapaian pemehaman diri dan dapat
menyesuaikan diri terhadap keluarga, sekolah, serta masyarakat. Adapula pengertian
dari Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan
di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya.

Sedangkan Konseling adalah proses pemberian bantuan oleh seorang ahli


(konselor) kepada individu (klien) untuk mengatasi masalah dan mengembangkan
kopetensi. Disamping itu adapula pengertian lain dari Konseling yaitu, Konseling
merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan.
Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana
yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai
pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang
dihadapinya pada waktu yang akan datang.

Pengertian bimbingan konseling atau yang kemudian disingkat (BK) yaitu


serangkaian kegiatan berupa bantuan yang dilakukan seorang ahli pada konseling
dengan cara tatap muka, baik secara individu atau beberapa orang dengan
memberikan pengetahuan tambahan.
bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal. Selain
itu, bimbingan yang diberikan juga meliputi bimbingan sosial, belajar, karier, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang
berlaku.

Definisi atau pengertian Bimbingan menurut para ahli

1) Menurut Prayitno & Erman Amti (1994:99) Bimbingan adalah proses pemberian bant
uan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang indivi
du, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kek
uatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-nor
ma yang berlaku.

2) Menurut Rochman Natawidjaja (1981) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan k


epada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut da
pat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wa
jar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian

2
dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang
berarti (Winkel & Sri Hastuti 2007:29).

3) Menurut Bimo Walgito (1982 : 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang
di berikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari ata
u mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individ
u-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

4) Menurut Miller (1961) menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terh
adap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan
untuk melakukan penyesuaian diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian dir
i secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madarasah), keluarga, dan
masyarakat.

5) Menurut Arthur J. Jones (1970) mengartikan bimbingan sebagai “The help given by o
ne person to another in making choices and adjustment and in solving problems”. Pen
gertian bimbingan yang dikemukakan Arthur ini amat sederhana yaitu bahwa dalam p
roses bimbingan ada dua orang yakni pembimbing dan yang dibimbing, dimana pemb
imbing membantu si terbimbing sehingga si terbimbing mampu membuat pilihan-pili
han, menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya (Sofya
n S. Willis 2009:11).

6) Menurut Moegiadi (1970) bimbingan berarti suatu proses pemberian bantuan atau pert
olongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemaha
man tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun
rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan (Winkel &
Sri Hastuti 2007:29).

7) Menurut Andi Mappiare (1984) berpendapat bahwa bimbingan merupakan serangkaia


n kegiatan paling pokok bimbingan dalam membantu konseli/klien secara tatap muka,
dengan tujuan agar klien dapat mengambil taanggung jawab sendiri terhadap berbagai
persoalan atau masalah khusus (Winkel & Sri Hastuti 2007:35).

8) Menurut Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa b
imbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perem
puan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (in
dividu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidup
nya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, da
n memikul bebannya sendiri (M. Tohirin 2008:17).

3
B. Tujuan Bimbingan Konseling
Secara umum, tujuan bimbingan konseling adalah untuk membantu individu
menyelesaikan masalah, sehingga individu mencapai kebahagiaan, produktif, dan
hidup harmonis dengan individu lainnya.
Begitu juga dengan layanan bimbingan konseling yang ada di sekolah. Ini
tidak hanya terbatas kepada siswa atau mahasiswa, tapi mencakup seluruh komponen
sekolah, seperti guru ataupun orang tua siswa.

Berikut adalah tujuan bimbingan konseling:


a. Membantu siswa agar dapat mencapai tujuan perkembangan meliputi aspek
pribadi sosial, belajar, dan karir.
b. Mengatasi masalah dalam memahami dirinya sendiri
c. Membantu mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang sedang dihadapi
nya
d. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan minat bakat dalam bidang
Pendidikan.

Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah:

 Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwa
an kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan
dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada um
umnya.
 Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengansaling menghormati da
n memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
 Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang m
enyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), sertadan mampu m
eresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
 Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang t
erkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
 Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
 Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
 Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwuju
dkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
 Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dala
m bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama man
usia.
 Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal
(dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
 Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

4
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :

 Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai
hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
 Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif men
gikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
 Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
 Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca
buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadap
i ujian.
 Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperd
alam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dala
m rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
 Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

C. Fungsi bimbingan dan konseling


Bimbingan dan konseling memiliki sejumlah fungsi yang harus dipenuhi untuk
melaksankan kegiatan bimbingan konseling. Fungsi-fungsi tersebut adalah:

Fungsi pemahaman

a. Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan konseling


yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak
tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa.
b. Fungsi pencegahan atau preventive
Fungsi pencegahan merupakan fungsi yang akan mencegah atau membantu
menghindari peserta didik dari permasalahan yang akan timbul. Yang dapat
menhambat, menganggu, dan menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam proses
perkembangannya.
c. Fungsi pengentasan atau perbaikan

5
Fungsi pengentasan adalah fungsi yang akan menghasilkan teratasinya sebuah
permasalahan yang dialami oleh siswa. Fungsi ini berdasarkan kepada
kemampuan konseli siswa, bukan kepada keputusan guru pembimbing.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi pemeliharan dan pengembangan adalah fungsi yang akan memelihara
kondisi positif siswa dari hasil bimbingan serta terus mengembangakn kondisi
tersebut menjadi lebih baik lagi.

D. Asas-asas bimbingan konseling


1) Asas Kerahasiaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap
data dan keterangan tentang peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan,
yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang
lain.dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga
semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.

Contoh :
Ada seorang konseli yang menceritakan kepada konselor bahwa seorang konseli itu
memiliki penyakit HIV yang dididapnya sejak lama.maka seorang konselor harus bias
menjaga kerahasiaan tersebut agar penyakit konseli itu tidak diketahui oleh banyak
orang.

2) Asas Kesukarelaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan peserta didik (konseli) mengikuti/menjalani layanan atau kegiatan yang
diperlukan baginya. dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan tersebut.

Contoh :
Ada seorang peserta didik yang yang selalu tidak masuk dikarenakan tidak suka pada
salah satu mata pelajaran disekolahnya. Sebagai guru konselor seharusnya kita harus
mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran
tersebut dengan selalu membina dan mengembangkannya.

3) Asas Keterbukaan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (ko
nseli) yang menjadi sasaran layanan atau kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura,
baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun menerima berba
gai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam h
al ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (ko
nseli).

6
Contoh :
Ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup,sebagai konselor kita harus dapat me
ngubah konseling untuk berbicara secara terbuka dan tidak berpura-pura dalam mence
ritakan masalah pribadinya sendiri.sehingga konseli dapat berbicara jujur dan merasa
nyaman dalam menyampaikan masalhnya.

4) Asas Kegiatan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (ko
nseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif didalam penyelenggara
an layanan atau kegiatan bimbingan.dalam hala ini guru pembimbing perlu mendoron
g peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan atau kegiatan bimbingn dan konseling
yang diperuntukkkan baginya.

Contoh:
Seorang konselor harus harus bias membuat suatu program kegiatan.seperti ospek (ma
ba) maupun MOS (siswa baru), agar konseli / peserta didik dapat mengenalai lingkun
gan yang baru serta mampu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang bar
u.

5) Asas Kemandirian

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbi
ngan dan konseling, yakni : peserta didik (konseli) sebagai sasaran layanan bimbingan
dan konseling diharapkan menjadi siswa-siswa yang mandiri dengan ciri-ciri mengena
l dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,mampu mengambil keputusan,mengar
ahkan serta mewujudkan diri sendiri.dalam halam ini guru pembimbing sehendaknya
mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang diselengarakan
nya bagi berkembannnya kemandirian peserta didik.

Contoh :
Ada seorang konseli yang cacat fisik dating pada kita,dia menceritakan bahwa dia tida
k memiliki semangat untuk meneruskan hidupnya. Sebagai konselor yang professiona
l kita harus bisa menumbuhkan rasa semangat hidup dengan cara memberikan pemaha
man agar konseli tersebut mengenal dan menerima dirinya dan lingkungan,dan mamp
u mengambil sebuah keputusan agar konseli tersebut menjadi diri yang mandiri.

6) Asas Kekinian

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menhendaki agar objek sasaran laya
nan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik (konseli) dalam kondi
sinya sekarang.

Contoh :
Konselor tidak hanya focus pada masalah yang telah dihadapi,tetapi konselor harus
terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan psikisnya.

7
7) Asas Kedinamisan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan
terhadapa sasaran layangan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak
maju,tidak monoton dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.

Contoh:
Seorang konselor harus mampu mengikuti pergerakan jaman,agar konselor dapat
menyelesaikan suatu permasalahan yang pada seorang konseli yang semakin
kompleks.misalnya keluarga broken,serta pergaulan bebas dikalangan pemuda.

8) Asas Keterpaduan
Yaitu asas bimbingan dan koseling yang menghendaki agar berbagai
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis,dan terpadu.untuk ini
kerjasama antara guru pembimbing dan pihak-pihak berperan dalam penyelenggaraan
layanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.

Contoh:
Seorang konseli melakukan kerjasama dengan seorang psikologi seks maupun dokter
kandungan,dan mengundangnya kesekolah untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik di sekolah agar konseli/peserta didik memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang lebih jelas tentang seks.supaya mereka tidak terjerat dalam
pergaulan bebas.

9) Asas Keharmonisan / kenormatifan


Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada aturan dan tidak
boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma
agama,hukum dan peraturan,adat istadat,ilmu pengetahuan,dan kebiasaan yang
berlaku.

Contoh:
Seorang konselor dalam menjalankan tugasnya,harus sesuai dengan norma,hukum,dan
adat istiadat.sehingga tercipta suasana yang harmonis diantara konseli dan
konselor.karena seorang konselor yang professional harus bias menciptakan suasana
yang nyaman bagi seorang konseli.

10) Asas keahlian


Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
professional. Dalam hal ini,para pelaksana bimbingan dan konseling hendaklah tenaga
yang benar-benar ahli dalam bidang bimbi9ngan dan konseling.

8
Contoh:
Apabila ada seorang konseli/peserta didik yang datang pada seorang konselor,seorang
konselor harus bersikap sebagai konselor.bukan bersikap pada seperti dokter maupun
yang lainnya.yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli.

11) Asas Alih Tangan Khasus


Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak
yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat
dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didi (konseli) mengalih tangankan
permalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.

Contoh:
Ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami stress garar tidak lulus
sekolah,seorang konselor tidak dapat bertidak sendiri dalam konteks ini.seorang
konselor haru melakukan kerjasama dengna pihak yang lebih kompeten dalam kasus
ini.seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun dokter.

12) Asas Tut Wuri Handayani


Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan menciptakan suasana mengayomi,
mengembangkan keteladanan dan memberikan rangsangan dan dorongan serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.

Contoh:
Seorang konselor harus menjadi guru teladan,dan menyenangkan.agar peserta didik /
konseli tidak takut menceritakan masalahnya kepada kita,dan mampu mengayomi
peserta didik.

E. Prinsip-prinsip bimbingan konseling

a. Berkenaan dengan sasaran pelayanan


 Tidak memnadang umur, jenis kelamin, suku, agama, social, dan ekonomi
 Berurusan dengan pribadi dan tingkah laku yang unik dan dinamis
 Memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan
individu
 Memberikan perhatian kepada individu yang akan menjalani pelayanan
b. Berkenaan dengan masalah individu
 Berurusan dengan hal-hal yang mempengatuhi kondisi individu baik
mental atau fisik
 Semuanya menjadi perhatian dalam pelayanan seperti social, ekonomi, dan
kebudayaan.
c. Berkenaan dengan program layanan

9
 Program individu bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan
program Pendidikan serta pengembangan peserta didik.
 Program bimbingan konselling harus fleksibel, disesuaikan dengan
kebutuhan individu , masyarakat, kondisi Lembaga.
 Program bimbingan konseling disusun secara berkelanjutan dimulai dari
jejang terendah sampai tertinggi.
d. Berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan layanan
 Bimbingan konseling diarahkan untuk pengembangan individu kearah
yang lebih baik.
 Dalam proses bimbingan, keputusan yang diambil hendaknya berdasarkan
keputusan individu sendiri dan atas kemauannya sendiri.
 Permasalahan individu harus ditangani oleh orang yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi individu
 Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain, orang tua amat
menentukan hasil pelayanan bimbingan.

Prinsip merupakan kebenaran yang dijadikan dasar melakukan segala sesuatu.


Pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu mempunyai prinsip-prinsip yang
dijadikan dasar untuk berpijak diantaranya yaitu prinsip kerahasiaan,
kesukarelaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus dan tut wuri handayani (Syafaruddin,
Syarqawi dan Siahaan, 2019:22-24).

 Prinsip kerahasiaan, adalah prinsip yang menekankan bahwa segala informasi berupa
data klien atau siswa tidak boleh diketahui oleh orang lain

 Prinsip kesukarelaan, adalah prinsip yang menolak adanya unsur paksaan terhadap sis
wa (klien) dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling

 Prinsip keterbukaan, adalah prinsip yang menginginkan adanya sifat keterbukaan dari
siswa (klien) dalam memberikan keterangan dirinya maupun menerima informasi dari
luar yang bermanfaat bagi perkembangan dirinya

 Prinsip kegiatan, adalah prinsip yang menginginkan siswa (klien) untuk aktif berpartis
ipasi dalam semua kegiatan bimbingan dan konseling.

 Prinsip kemandirian, adalah prinsip yang menginginkan agar dengan adanya layanan
bimbingan dan konseling dapat membuat siswa (klien) menjadi individu yang mandiri.

 Prinsip kekinian, adalah prinsip yang mengharuskan problem yang dialami siswa mer
upakan problem yang terjadi sekarang. Untuk masa lalu ataupun masa depan dilihiat
sebagai dampak dan mempunyai keterkaitan dengan apa yang dilakukan siswa (klien)
pada saat sekarang.

 Prinsip kedinamisan, adalah prinsip yang menuntut segala kegiatan layanan bimbinga
n dan konseling terhadap siswa (klien) selalu maju dan tidak monoton

10
 Prinsip keterpaduan, adalah prinsip yang menuntut segala kegiata layanan bimbingan
dan konseling saling menunjang, harmonis dan terpadu

 Prinsip kenormatifan adalah prinsip yang menuntut segala kegiatan bimbingan dan ko
nseling didasarkan pada norma-norma yang berlaku, seperti norma agama, hukum, pe
raturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku.

 Prinsip keahlian, adalah prinsip yang mengharuskan segala kegiatan bimbingan dan k
onseling berdasarkan kaidah-kaidah professional.

 Prinsip alih tangan kasus, adalah prinsip yang mengharuskan pihak yang tidak mampu
untuk menangani permasalahan yang dialami oleh siswa (klien) untuk menyerahkann
ya kepada yang lebih ahli.

 Prinsip tut wuri handayani, adalah prinsip yang menuntut agar semua layanan bimbin
gan dan konseling dapat memotivasi siswa (klien) untuk selangkah lebih maju kedepa
n.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Konsep dasar pelaksanaan Bimbingan konseling yang terdiri dari pengertian, tujuan ,
prinsip, fungsi dan asas, haruslah sesuai dengan kaidah kaidah yang berlaku dan seorang guru
Bk juga harus perlu memahami tugas dan peranannya dalam penyelanggaraan bimbingan
konseling di sekolah. Adapun tugas pokok guru BK disekolah adalah memberi kesempatan
kepada siswa membicarakan masalah yang dihadapinya, menyelenggarakan konseling
terhadap siswa berpotensi putus sekolah, terhadap siswa yang gagal secara akademik,
terhadap siswa untuk membahas kekuatan dan keterbatasannya serta tarhadap siswa yang
mengalami kesulitan belajar.

B. Saran

Setelah membaca makalah ini, diharapkan kepada pembaca agar lebih memahami
pemahaman mengenai bimbingan konseling, sehingga meningkatkan rasa simpati dan empati
pada diri pembaca untuk memahami sesama. Selain itu, penulis juga berharap agar pembaca
sekalian memberikan masukan dan saran terhadap makalah yang penulis tulis.

12
DAFTAR PUSTAKA
Haryatri, H. (2019). Urgensi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Jurnal Al-Taujih:
Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami, 5(1), 92-102. KURNIATI, E. (2018).
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH; PRINSIP DAN ASAS. Ristekdik:
Jurnal Bimbingan dan

https://penerbitbukudeepublish.com/materi/bimbingan-konseling/

https://www.kompasiana.com/destyaniputri1288/5b9b5b7c43322f37e7260657/konsep-dasar-
bimbingan-dan-konseling

https://bk.unnes.ac.id/opini-para-ahli-tentang-bk/
https://www.smadwiwarna.sch.id/bimbingan-konseling/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6154055/bimbingan-konseling-pengertian-tujuan-
dan-asas

Konseling, 3(2), 54-60. Mufrihah, A. (2014). Implikasi prinsip bimbingan dan konseling
terhadap kompetensi multikultural konselor. Jurnal Pelopor Pendidikan, 7(1), 73-85.

13

Anda mungkin juga menyukai