DisusunOleh :
1. Mutiara Putri Maharani (2202101074)
2. Devinda Ghanis Apriana (2202101087)
3. Davista Daniella Kenda (2202101089)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya-Nya, sehingga penulisan Makalah Bimbingan Konseling dengan materi “Konsep
Dasar BK” dapat terselesaikan.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Melik Budiarti, S.Sos selaku Dosen Pengampu mata
kuliah Bimbingan Konseling yang telah membantu kami baik secara moral maupun materil.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman–teman seperjuangan yang telah menjadi support
system sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan Bahasa maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca guna menjadi acuan agar penulisan makalah bisa
menjadi lebih baik lagi ke masa yang mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan
para pembaca dan bisa bermanfaat untuk mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan.
Madiun, September2023
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................
A. LATAR BELAKANG...................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................4
C. TUJUAN........................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAAN...........................................................................................
1. PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING.................................5
2. LATAR BELAKANG BK DI SEKOLAH.......................................6
3. FUNGSI, TUJUAN, PRINSIP, ASAS-ASAS BK............................7
4. KESALAH PAHAMAN BK..............................................................13
5. INTERRELASI BK............................................................................15
BAB III
PENUTUP.......................................................................................................
A. KESIMPULAN...................................................................................16
B. SARAN.................................................................................................16
C. DAFTAR PUSTAKA..........................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang sudah cukup lama dipahami sebagai
bagian integral dari system pendidikan dan pelayanan kependidikan yang berpusat pada
kebutuhan dan karakteristik anak. Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di
sekolah antara lain adalah kesadaran akan perlunya system pengajaran dan pelayanan
kependidikan yang berpusat pada kebutuhan dan karakteristik anak, kesadaran akan
perlunya penerapan konsep demokrasi dalam pendidikan, kesadaran akan permasalahan
individu dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang, dan akan
permasalahan yang akan dihadapi dalam kehidupan kesadaran mereka. Layanan
bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami beberapa perubahan nama, mulai dari
Bimbingan dan Penyuluhan (BP) pada kurikulum 1984, berganti nama menjadi
Bimbingan dan Konseling (BK) pada kurikulum 1994 sampai dengan sekarang. Layanan
BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962, namun baru diresmikan di
sekolah di Indonesia sejak diberlakukannya kurikulum 1975. Perkembangan BK semakin
mantap pada tahun 2001 dan sampai saat ini terus berkembang.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian Bimbingan konseling?
b. Bagaimana Latar belakang Bimbingan konseling?
c. Apa saja Fungsi, Tujuan, Prinsip dan Asas Bimbingan konseling?
d. Apa Kesalahpahaman Bimbingan konseling?
e. Apa Interrelasi Bimbingan konseling?
C. TUJUAN
a. Menjelaskan pengertian Bimbingan konseling
b. Menjelaskan latar belakang Bimbingan konseling
c. Menjelaskan fungsi, tujuan, prinsip dan asas Bimbingan konseling
d. Menjelaskan kesalahpahaman Bimbingan konseling
e. Menjelaskan interrelasi Bimbingan konseling
4
BAB II
PEMBAHASAAN
5
bahwa konseling merupakan suatu profesi yang mestinya hanya dilakukan oleh orang-
orang yang berkompotensi baik dari segi ilmu pengetahuan, kemahiran, pendidikan dan
pengalaman. Serta membantu dalam suatu masalah, memberi jalan penyelesaian dalam
masalah yang dihadapi. Ada hubungan timbal balik antara individu, dimana konselor
berusaha untuk mencapai Pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-
masalah yang dihadapinya yang akan datang. Konselor hanya memberi jalan hasil akhir ada
ditangan konseling itu sendiri.
Peserta didik tidak hanya memerlukan materi - materi pelajaran sekolah, materi
bimbingan konseling pun perlu, karena pada dasarnya setiap kehidupan pasti ada
masalah. Memang sebagian orang bisa mengatasi masalahnya sendiri, tetapi tidak sedikit
juga orang yang memerlukan bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah-masalah
tersebut. Jadi apabila peserta didik tetap dibiarkan memiliki masalah tanpa dibantu,
bagaimana mungkin peserta didik bisa berkonsentrasi untuk memahami atau berfikir
mengenai pelajarannya. Kalau ia masih punya beban fikiran yang lain. Maka dari itu
bimbingan dan konseling disekolah sangatlah diperlukan.
Pelayanan bimbingan dan konseling telah menjadi salah satu pelayanan yang penting dan
dibutuhkan disetiap sekolah termasuk madrasah. Menurut Suradi (1996) dan Salwa
(2004) ada sepuluh alasan mengapa pelayanan bimbingan konseling perlu diadakan
khususnya disekolah yaitu :
6
2. Membantu siswa untuk membuat pilihan yang sesuai pada semua tingkatan sekolah
3. Membantu siswa membuat perencanaan dan pemilihan karier di masa depan (setelah
tamat)
4. Membantu siswa membuat penyesuaian yang baik disekolah dan juga diluar sekolah
5.Membantu dan melengkapi upaya yang dilakukan orang tua di rumah
6. Membantu mengurangi atau mengawasi dan kelambanan dalam sistem pendidikan
7. Membantu siswa yang memerlukan bantuan khusus
8. Menambah daya tarik sekolah terhadap masyarakat (user)
9. Membantu sekolah dalam mencapai sukses pendidikan (akademik) baik pada tingkat
sekolah dasar hingga perguruan tinggi; dan
10. Membantu mengatasi masalah disiplin pada siswa.
1. FUNGSI
a. Fungsi Pemahaman
Yang pertama dan paling awal harus dilakukan oleh pembimbing adalah
mengetahui siapa dan bagaimana individu yang dibimbing itu. Mengetahui siapa
dan bagaimana individu siswa yang dibimbing itu berarti berusaha
mengungkapkan dan memahami apa masalah dan kesulitan yang dihadapinya, apa
dan bagaimana kekuatan-kekuatan dan kelemahankelemahan. Hal ini diperoleh
melalui berbagai keterangan tentang diri siswa yang bersangkutan, baik dengan
menggunakan alat atau prosedur yang sudah baku (standardized) maupun yang
belum baku.
b. Fungsi Pencegahan
Pelayanan bimbingan dan konseling harus memiliki fungsi pencegahan, yaitu
penciptaan suatu suasana agar pada diri siswa tidak timbul berbagai masalah yang
dapat menghambat proses belajar dan perkembangannya. Untuk menjalankan
fungsi ini kiranya suatu program bimbingan yang terencana dan terarah perlu
ditempuh sehingga segala sesuatu yang dapat menghambat pencapaian tujuan
pendidikan, seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah-masalah
ketertiban sekolah, dan masalah sosial lainnya dapat di hindari. Beberapa kegiatan
bimbingan yang dapat mengarah pada pemenuhan fungsi ini antara lain adalah:
Badarudin, S.Pd. Bimbingan dan Konseling SD | 12
1. Pemberian orientasi dan informasi, yaitu informasi tentang pendidikan
lanjutan, cara-cara belajar yang baik, masalah kehidupan sosial-pribadi,
dan peraturan-peraturan sekolah.
2. Penciptaan kondisi pendidikan yang sehat dan menunjang, seperti
melengkapi sarana dan prasarana sekolah yang memadai, menciptakan
peraturan-peraturan yang logis dan menyelenggarakan proses belajar-
mengajar yang menyenangkan.
7
3. Kerjasama dengan orang tua murid guna menghasilkan kesepakatan dan
kesamaan pandangan serta sikap dalam melaksanakan pendidikan bagi
anak-anak mereka.
d. Fungsi pengembangan
Pelayanan bimbingan dan konseling bukan sekadar mengatasi kesulitan yang
dialami siswa melainkan juga berupaya agar siswa dapat mengembangkan
segenap potensi yang dimilikinya. Fungsi ini dapat dilakukan antara lain dengan
menyalurkan bakat, kemampuan, dan minat, serta cita-cita siswa dengan
menyediakan berbagai kegiatan di di sekolah seperti kegiatan olah raga, kesenian,
kelompok-kelompok studi tertentu, karyawisata, palang merah remaja, pramuka,
dan kelompok pencinta alam.
2. TUJUAN
Setiap orang yang terlibat dalam program bimbingan dan konseling ini harus
berupaya mencapai tujuan berikut ini, yaitu semua siswa dapat:
Mengalami perasaan positif dari interaksi dengan teman sebayanya, gurunya,
orang tua dan orang dewasa lainnya.
Memperoleh makna pribadi dari aktivitas belajarnya.
Mengembangkan dan memelihara perasaan positif terhadap dirinya, terhadap
kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat memehami dan menghubungkan
perasaannya. Badarudin, S.Pd. Bimbingan dan Konseling SD | 10
Menyadari akan pentingnya nilai yang dimiliki dan mengembangkan nilai-nilai
yang konsisten dengan kebutuhan hidup dalam masyarakat yang majemuk.
Mengembangkan dan memperkaya ketrampilan studi untuk memaksimumkan
kecakapan yang dimilikinya.
Belajar tentang berbagai ketrampilan yang diperliukan untuk hidup yang lebih
baik dalam perkembangan yang wajar dan dalam memecahkan masalah-masalh
yang mungkin dihadapinya.
8
Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan penyusunan tujuan, perencanaan dan
pemecahaan masalah.
Mengembangkan sikap-sikap positif terhadap kehidupan.
Menunjukan tanggung jawab terhadap tingkah lakunya.
Bekerja dengan orang tua dalam berbagai program yang terencana untuk
membantu anak mengembangkan sikap dan ketrampilan yang dapat memperkaya
kemampuan akademik dan kemampuan social anaknya. 11. Bekerja sama dengan
berbagai pihak untuk memperkaya aktivitas belajar anak.
3. PRINSIP
Dari prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang ada itu dapat dikemukakan
beberapa prinsip bimbingan dan konseling seperti berikut ini.
9
Bimbingan mendorong penemuan dan pengembangan diri
Ada kecenderungan dari guru-guru yang lebih senang memberitahukan kepada
murid tentang apa yang harus dilakukannya. Siswa selalu dituntun untuk
melakukan apa yang harus dilakukan. Biasanya "apa yang harus dilakukan" itu
berada di dalam kepala guru. Siswa tidak pernah tahu tentang apa yang harus
dilakukannya. Akibatnya, siswa selalu menunggu apa yang akan disuruhkan atau
diperintahkan oleh guru. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran seperti ini
berkemungkinan besar dapat menghasilkan manusia-manusia yang pasif di
dikemudian hari.
10
4. ASAS
a. Asas Kerahasiaan
Penerapan asas kerahasiaan dalam layanan bimbingan dan konseling mengandung
pengertian bahwa segala sesuatu yang dibicarakan individu dalam proses
bimbingan dan konseling tidak boleh disampaikan kepada orang lain yang petugas
bimbingan berkepentingan. Dengan demikian para petugas bimbingan (konselor,
guru, wali kelas, dan bimbingan lainnya) harus menyimpan dan menjaga
kerahasiaan segala data dan keterangan tentang siswa, baik yang diperoleh
langsung dari murid itu sendiri maupun yang diperoleh dari orang lain. Asas
kerahasiaan merupakan asas kunci dalam bimbingan dan konseling. Jika asas ini
benar-benar ditetapkan, maka petugas bimbingan akan mendapat kepercayaan
dari murid. Pada gilirannya pelayanan bimbingan dan konseling yang disediakan
itu akan dimanfaatkan secara baik oleh siswa-siswa di sekolah.
b. Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling hendaknya berlangsung atas dasar kesukarelaan dan ketulusan, baik
dari pihak konselor maupun dari pihak klien. Bagaimana kalau guru merasa perlu
memanggil murid untuk membicarakan segala sesuatu yang menyangkut dengan
kesulitan-kesulitannya? Dalam hal ini harus diingat bahwa berkewajiban
menumbuhkan sikap kesukarelaan itu pada diri siswa, sehingga dia mampu
menghilangkan kesukarelaan rasa keterpaksaan berada dalam suasana bimbingan
tersebut. Asas kesukarelaan sangat erat kaitannya dengan asas kerahasiaan. Jika
siswa telah meyakini bahwa masalahnya akan dirahasiakan oleh gurunya, maka
sangat siswa diharapkan siswa tadi akan mendatangi gurunya secara sukarela.
c. Asas Keterbukaan
Bimbingan dan konseling akan memperoleh hasil yang besar bila berlangsung
dalam suasana saling terbuka. Diharapkan masing-masing pihak bersedia
membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah yang dialami oleh klien.
Siswa yang menjadi klien diharapkan dapat mengungkapkan segala sesuatu yang
berkenaan dengan masalahmasalahnya secara terbuka tanpa ada yang ditutup-
tutupi, dan begitu pula pembimbing hendaknya dapat menanggapi permasalahan
tersebut secara terbuka.
d. Asas Kekinian
Masalah yang perlu dan langsung ditanggulangi dalam bimbingan dan konseling
adalah masalah yang sedang dialami atau sedang dirasakan oleh klien pada saat
sekarang, bukan masalah yang dialami pada mass lampau, dan juga bukan
masalah yang mungkin terjadi pada mass yang akan datang. Dengan demikian
pembimbing tidak akan membahas masalah yang dialami klien pada masa lampau
yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan keadaannya sekarang. Begitu pula
pembimbing juga tidak akan menangani masalah klien yang mungkin dialami
11
pada masa yang akan datang bila keadaan tersebut tidak berkaitan dengan
masalahnya sekarang.
e. Asas Kemandirian
Seperti dikemukakan terdahulu bahwa kemandirian merupakan tujuan dari usaha
bimbingan dan konseling. Asas kemandirian mengandung pengertian bahwa
pelayanan bimbingan dan konseling untuk membuat siswa menjadi mandiri, tidak
tergantung kepada orang lain umumnya, dan kepada pembimbing khususnya.
Dalam penerapan asas kemandirian ini termasuk pula pemahaman tentang
keunikan individu siswa. Seseorang yang mandiri akan mampu berkepribadian
sendiri tanpa tenggelam atau terbawa arus oleh penyamaran (peniruan) buta
terhadap orang lain.
f. Asas Kegiatan
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak akan membuahkan hasil
yang berarti bilamana siswa tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dalam
usahanya mencari tujuan bimbingan dan konseling. Asas kegiatan dalam
bimbingan dan konseling mengharapkan siswa melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu sehubungan dengan isi dan proses layanan yang diterimanya. Oleh sebab
itu, guru hendaklah berusaha membangkitkan semangat dan minat siswa untuk
mau melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk penyelesaian
masalah yang dihadapinya.
g. Asas Kedinamisan
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri
siswa yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan yang
menjadi tujuan dari bimbingan dan konseling tidak hanya sekedar mengulang hal-
hal lama yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang menuju ke sesuatu
yang baru, kreatif dan maju.
h. Asas Keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya dapat memadu berbagai aspek
kepribadian siswa, seperti keterpaduan antara cita-cita dengan kemampuan, bakat,
minat, dan emosi dari siswa yang bersangkutan. Masalah-masalah yang dialami
murid dapat disebabkan karena tidak adanya saling kesesuaian dan keterpaduan
dari berbagai segi yang ada pada dirinya. Asas keterpaduan berisi keterpaduan
yang ada pada diri siswa, dan juga keterpaduan antara isi dan proses layanan yang
diberikan. Jangan sampai terjadi aspek layanan yang satu tidak sesuai dengan
aspek layanan yang lain.
12
i. Asas Kenormatifan
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan menurut norma-
norma yang berlaku; baik norma agama, norma adat, norma hukum maupun
kebiasaan sehari-hari.
j. Asas Keahlian
Asas keahlian mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan konseling
hendaklah dilakukan secara teratur, sistematik, dan menggunakan teknik serta
peralatan yang memadai. Agar dapat melakukan kegiatan seperti itu pars petugas
bimbingan perlu mendapatkan latihan yang memadai sehingga dengan demikian
layanan tersebut mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
k. Asas Alih-tangan
Jika guru telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu siswa,
tetapi siswa itu belum juga mampu menyelesaikan masalahnya yang dihadapinya,
maka guru harus mengalih tangankannya kepada petugas atau badan lain yang
lebih ahli. Di samping itu, asas Badarudin, S.Pd. Bimbingan dan Konseling SD |
19 ini juga mengisyaratkan bahwa guru melayani masalah-masalah sesuai dengan
kewenangannya. Jika masalah yang ditanganinya itu di luar kewenangannya,
petugas bimbingan harus mengalih tangankan siswa kepada petugas atau badan
yang lebih berwewenang untuk mengatasi masalah tersebut.
l. Tutwuri Handayani
Bimbingan dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa
aman, mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta
kesempatan seluas luasnya kepada siswa.
13
ditugaskan mencari siswa yang bersalah dan diberi wewenang untuk mengambil
Tindakan bagi siswa yang bersalah. Konselor didorong untuk mencari bukti atau
sesuatu yang tidak pada tempatnya atau wajar, atau merugikan. Misalnya konselor
ditugasi mengungkapkan agar siswa mengakui bahwa ia menghisap ganja dan
sebagainya. Dalam hubungan ini Pengertian konselor sebagai mata-mata yang
mengintip segebap gerak-gerik siswa agar dapat berkembang dengan optimal
4. Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang bersifat
incidental
Memang sering kali pelayanan bimbingan dan konseling bertitik tolak dari
masalah yang dirasakan konseli sekarang, yang sifatnya diadakan. Namun pada
hakikatnya pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri menjangkau dimensi
waktu yang lebih luas, yaitu yang lalu, sekarang dan yang akan dating. Disamping itu
konselor tidaklah seyogyanya menunggu konseli dating dan mengungkapkan
masalah.
Untuk keperluan tersebut, konselor harus terus bermasyarakat dan membangun
suasana bimbingan dan konseling serta mampu melihat hal-hal tertentu pada diolah
ditanggulangi, diarahkan, dan secara umum diperhatikan demi perkembangan
segenap individu yang menjadi tanggung jawab secara penuh dan menyeluruh.
14
E. INTERRELASI BIMBINGAN KONSELING
Hubungan Pendidikan Bimbingan dan Konseling
Pendidikan memiliki hubungan yang erat dengan bimbingan dan konseling dalam
konteks pengembangan individu secara holistik. Bimbingan dan konseling di dalam
sistem pendidikan membantu siswa mengatasi hambatan belajar, mengelola konflik,
meningkatkan keterampilan sosial, dan mengembangkan pemahaman diri serta tujuan
karier. Konselor pendidikan bekerja sama dengan pendidik untuk menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung, memastikan bahwa kebutuhan
emosional, sosial, dan akademik siswa dipenuhi. Dengan demikian, bimbingan dan
konseling membantu meningkatkan efektivitas pendidikan dengan memastikan
pertumbuhan dan perkembangan siswa yang optimal.
Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat dekat antara
bimbingan konseling dengan pendidikan, lebih khusus lagi antara bimbingan dan
pendidikan. Hal ini disebabkan bahwa bimbingan lebih banyak berbicara masalah
pencegahan atau preventif, informasi dan orientasi, walaupun ada bicara mengenai
penyelesaian masalah problem solving, namun dalam skala yang terbatas. Demikian juga
yang terlihat pada pendidikan, dimana pendidikan sangat banyak memberikan informasi,
orientasi, bimbingan dan tuntunan kepada klien agar mereka lebih terarah, terfokus dan
berbuat sebagaimana yang diharapkan. Demikian juga halnya kedudukan bimbingan dan
konseling dalam pendidikan, paling tidak terlihat pada kegiatan pendidikan, dimana
ketiga-tiganya juga bagian dari konseling, yaitu: 1. Bidang instruksional dan kurikulum.
Bidang ini mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan pengajaran dan bertujuan untuk
memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan sikapkepadapesertadidik 2. Bidang
administrasi dan kepemimpinan. Bidang ini merupakan bidang kegiatan yang
menyangkut masalah-masalah administrasi dan kepemimpinan, yaitu masalah yang
berhubungan dengan cara melakukan kegiatan secara efektif dan efisien. Dalam bidang
ini terletak tanggungjawab dan otoritas proses pendidikan yang pada umumnya
mencakup kegiatan-kegiatan seperti perencanaan, organisasi, pembiayaan, pembagian
tugas, pengawasan dan sebagainya. 3. Bidang pembinaan pribadi. Bidang ini mempunyai
tanggungjawab untuk memberikan pelayanan agar para peserta didik memperoleh
kesejahteraan lahiriah dan batiniah dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya.
Sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Bidang ini terasa penting,
karena proses belajar mengajar akan berhasil dengan baik apabila para peserta didik
berada dalam keadaan sejahtera, sehat dan dalam suasana hidup yang kondusif
15
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bimbingan konseling merupakan dua rangkaian kata yang mempunyai pengertian
yang berbeda, namun pada hakikatnya mempunyai tujuan akhirnya sama, yaitu berusaha
membantu memecahkan masalah yang dihadapi individu maupun kelompok, agar
terhindar atau mampu mengatasi masalahnya. Fungsi bimbingan konseling antara lain
fungsi pencegahan (preventif), fungsi pemahaman, fungsi pengentasan, fungsi
pemeliharaan dan pengembangan, fungsi penyaluran dan fungsi penyesuaian. Tidak
semua tujuan bimbingan dan konseling sama dalam proses konseling itu berlangsung,
karena tiap individu itu memiliki permasalahan dan latar belakang yang berbeda, dan
tidak boleh pula disamakan. Dalam bimbingan dan konseling terdapat prinsip=prinsip
yang harus diterapkan agar proses bimbingan dan konseling bisa berjalan sesuai harapan.
B. SARAN
Menyadari keterbatasan yang kami alami dalam membuat makalah ini, banyak hal
yang belum kami muat dalam makalah ini. Jadi semoga kritik dan sarandibutuhkan
guna penyempurnaan makalah ini. Namun menurut kami, pada kenyataan nya guru di
Sekolah Dasar masih perlu stimulus, bimbingan, atau pun pelatihan guna
meningkatkan kesadaran bahwa Bimbingan dan Konseling ini perlu dilakukan secara
berkesinambungan dan terarah agar siswa di sekolah dasar lebih mampu mengenal
diri, lingkungan, minat dan bakan nya agar diri nya bisa mengoptimalkan apa yang
sudah di anugerahi Sang Pencipta.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
NAMA MANDIRI DISKUSI HASIL
MUTIARA PUTRI 50% 50% 100%
DEVINDA GHANIS 50% 50% 100%
DAVISTA DANIELLA 50% 50% 100%
18