Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

9 LAYANAN BIMBINGAN dan KONSELING

Mata Kuliah : Praktik Layanan Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu : Affiyani Pramono S.Pd. M.Pd.

Kelas 6A

Di Susun Oleh:

Nailis Sa’adah (201931007)


Maulinda Tri Muliasetyani (201931011)
Arina Manasikana (201931016)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan rahmat dan
karunianya saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata
kuliah “9 Layanan Bimbingan dan Konseling‘’ dibimbing oleh Bu Affiyani Pramono S.Pd.
M.Pd.

Makalah ini saya susun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah
wawasan tentang ” Praktik Layanan Bimbingan dan Konseling” terutama tentang Bab
Konsep Dasar Praktik Layanan Bimbingan dan Konseling.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para penulis khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Saya menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna,
karena kesempurnaan sesungguhnya hanya milik Allah SWT.Dengan segala kerendahan hati
saya sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, agar kami dapat
menyusun makalah lebih baik lagi. Aamiin.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Bimbingan dan Konseling di Sekolah...................................................................2


B. Layanan Orientasi...........................................................................................................3
C. Laynanan informasi.........................................................................................................4
D. Layanan Mediasi.............................................................................................................4
E. Layanan Penempaan dan Penyaluran..............................................................................4
F. Layanan Penguasaan konten...........................................................................................5
G. Layanan Konseling Individual........................................................................................5
H. Layanan Bimbingan Kelompok......................................................................................6
I. Layanan Konsultasi.........................................................................................................6
J. Layanan Advokasi...........................................................................................................7
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan.........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran harus dilaksanakan atas dasar apa yang diketahui dan dapat
dilakukan agar siswa dapat mengkonstruksikan pengetahuan dan memiliki
kemampuan berpikir untuk mengembangkan potensinya. Bruner & Connell
menyatakan bahwa salah satu kecakapan hidup yang dikembangkan melalui proses
pendidikan adalah keterampilan berpikir, sebagaimana dikutip oleh Pidarta (2007:
215). Berpikir kritis merupakan bagian dari penalaran, dimana berpikir kritis tersebut
merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir kritis
sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan dan memecahkan permasalahan yang
ada dalam kehidupan di masyarakat (Amri & Ahmadi, 2010: 66).
Oleh karena itu, siswa harus dibekali dengan kemampuan berpikir kritis yang
baik karena di masyarakat manusia selalu dihadapkan pada permasalahan yang
memerlukan pemecahan. Di Indonesia, pengajaran keterampilan berpikir memiliki
beberapa kendala. Salah satunya adalah dominasinya guru dalam proses pembelajaran
dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri
melalui penemuan dan proses berpikirnya (Trianto, 2007: 1).

B. Rumusan Masalah

1. Apa Peran Bimbingan dan Konseling di Sekolah?


2. Pengertian 9 Layanan Bimbingan dan Konseling?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman penulis dan pembaca mengenai


konsep dasar dari layanan advokasi ini.
2. Untuk memberikan serta menambah informasi dan pengetahuan bagi penulis dan
pembaca

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Bimbingan


dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah No. 111 Tahun
2014, pengertian bimbingan konseling yakni suatu upaya sistematis, objektif, logis,
dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru
Bimbingan dan Konseling.Guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik atau konseli untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya.

Menurut Tohirin, pengertian bimbingan konseling yaitu sebuah proses


bantuan yang diberikan oleh pembimbing atau konselor kepada individu atau
konseli melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya,
supaya konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan
masalahnya. Konseli juga diharap mampu memiliki kemampuan untuk memecahkan
masalahnya sendiri

Bimbingan konseling ini mengacu pada tujuan agar terwujudnya perilaku


yang baik kepada para pemuda atau siswa yang didapat dari guru bimbingan
konselingnya agar mereka memiliki kepribadian yang baik untuk masa depan. Tugas
guru pada pengertian bimbingan konseling ini adalah untuk memoles kepribadian
mereka.

Di jenjang sekolah, bimbingan konseling akan membantu siswa dalam


menangani berbagai masalah atau hal-hal lain di luar praktik belajar dan mengajar.
Tak heran jika banyak siswa yang diarahkan untuk ke bimbingan konseling ketika
memiliki masalah baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

Tujuannya, agar pengertian bimbingan konseling ini mampu mendukung


pencapaian masa depan siswa, selain tujuan pendidikan dan pengajaran yang siswa
dapatkan di dalam sekolah. Meski demikian, praktik bimbingan konseling ini juga

2
harus dibarengi dengan upaya siswa memaksimalkan kemampuan mereka masing-
masing dalam menyelesaikan masalah.

Untuk memaksimalkan upaya guru BK untuk membantu masalah konseli,


bimbangan dan konseling memiliki 9 layanan yang terdiri :

1. Layanan orientasi
2. Layanan mediasi
3. Layanan informasi
4. Layanan bimbingan penyuluhan
5. Layanan penguasaan konten
6. Layanan bimbingan perorangan
7. Layanan bimbingan kelompok
8. Layanan konsultasi
9. Layanan advokasi

B. Layanan Orientasi

Layanan orientasi adalah layanan terhadap siswa di sekolah yang berkenaan


dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Layanan ini bertujuan
untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri tehadap lingkungan atau
situasi yang baru serta mengantarkan  individu untuk memasuki suasana atau
lingkungan baru

Tujuan layanan orientasi: Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik
dapat beradaptasi danmenyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan
memadai. Sehinggapeserta didik akan lebih mudah dalam mengikuti kegiatan-
kegiatan sekolah gunamencapai keberhasilan belajarnya. Selain itu layanan orientasi
diharapkan dapat mencegah timbulnya permasalahan penyesuaian siswa dengan pola
kehidupan sosial, belajar dan kegiatan lain disekolah yang berkaitan dengan
keberhasilan siswa. Begitu juga bagi orang tua agar memahami kondisi dan situasi
sekolah sehingga dapat mendukung keberhasilan anaknya.

3
C. Laynanan informasi

Layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi


kekurangan individu (siswa) akan informasi yang mereka perlukan. Tujuan dari
layanan ini adalah agar siswa mengetahui informasi yang selanjutnya dimanfaatkan
untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya.  Layanan ini juga
dapat digunakan untuk mencegah timbulnya masalah, pemecahan masalah, untuk
memelihara dan mengembangkan potensi individu serta memungkinkan individu
(peserta layanan) yang bersangkutan membuka diri dalam mengaktualisasikan hak-
haknya.

D. Layanan Mediasi

Merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak


atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan. Layanan
ini bertujuan agar tercapai hubungan yang positif dan kondusif diantara para klien
atau pihak-pihak yang bertikai atau bermusuhan.

E. Layanan Penempaan dan Penyaluran

Depdiknas (dalam Indrayanti, 2011:21) menyatakan sebagai berikut: Siswa


yang memperoleh layanan penempatan dan penyaluran yang tepat memungkinkan dia
untuk menigkatkan motivasinya untuk belajar agar dapat meneruskan pendidikannya
dengan sukses dan dapat menduduki jabatan (pekerjaan) secara professional yang
akan mengantarkannya kepada kesejahteraan dalam pekerjaannya. Dengan adanya
penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan kondisi, dan keinginan siswa/siswi,
dapat mendorong atau memotivasi siswa/siswi sehingga berhasil didalam belajar dan
berkembang secara optimal.
Menurut Sukardi dan Kusmawati (2008:61) mengartikan pelayanan
penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien/konseli) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya
penempatan/penyaluran dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi,
program latihan, magang, kegiatan korikuler atau ekstra kurikuler, sesuai dengan
potensi, bakat dan minat, serta kondisi pULEDGLQ\D¥ Hamdani dan Afifuddin
(2012:115) juga mendefinisikan penempatan dan penyaluran yaitu: ³layanan yang

4
membantu siswa memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/progaram studi, program latihan, magang, dan kegiatan
ekstrakurikuler.
F. Layanan Penguasaan konten

Menurut Praytino dalam Thohirin (2011:158) layanan penguasaan konten


merupakan suatu layanan bantuan kepada individu (siswa) baik sendiri maupun dalam
kelompok tertentu intuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui
kegiatan belajar. Dalam upaya membantu guru mata pelajaran di dalam kelas,
konselor sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu para siswa
untuk mampu meningkatkan ketrampilan berfikir kritisnya. Melalui layanan
penguasaan konten, siswa dipacu untuk dapat meningkatkan ketranpilan berpikir
kritisnya.Secara teoretis, permainan ular tangga dalam layanan penguasaan konten
diharapkan akan menjadi sarana yang menyenangkan sehingga dapat mendongkrak
minat anak dalam bermain dan sekaligus belajar sehingga mampu meningkatkan
ketrampilan berpikir kritis siswa.

G. Layanan Konseling Individual

Layanan konseling individual merupakan layanan konseling yang


diselenggarakan oleh seorang pembimbing (konselor) terhadap seorang klien dalam
rangka pengentasan masalah. Dewa Ketut Sukardi menyatakan bahwa layanan
konseling individual merupakan layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa yang mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan
guru pembimbing/konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahannya. Menurut Sofyan S. Willis konseling individual adalah bantuan
yang diberikan oleh konselor kepada seorang siswa dengan tujuan berkembangnya
potensi siswa, mampu mengatasi masalah sendiri, dan dapat menyesuaikan diri secara
positif.
Dalam pelaksanaan konseling yang perlu diperhatikan adalah pentingnya
konselor untuk mencermati permasalahanpermasalahan penyimpangan perilaku klien
yang ditampilkan untuk selanjutnya merumuskan secara jelas tentang perubahan-
perubahan yang dikehendaki, keterampilan-keterampilan baru apa yang diharapkan
dimiliki klien dan bagaimana keterampilan baru tersebut dapat dipelajari.

5
H. Layanan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha


membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai
dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan
dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya
masalah pada siswa dan mengembangkan potensi diri siswa (Romlah, 2001: 3).
Winkel & Hastuti (2004: 547), menjelaskan bahwa bimbingan kelompok adalah
kegiatan kelompok diskusi yang menunjang perkembangan pribadi dan
perkembangan sosial masing-masing individu-individu dalam kelompok, serta
meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna
bagi para partisipan.
Tujuan bimbingan kelompok yaitu agar individu mampu memberikan
informasi seluas-luasnya kepada angota kelompok supaya mereka dapat membuat
rencana yang tepat serta membuat keputusan yang memadai mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan masa depan serta cenderung bersifat pencegahan (Mungin,
2005:39). Tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan kelompok yaitu penguasaan
informasi untuk tujuan yang lebih luas, pengembangan pribadi, dan pembahasan
masalah atau topik-topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi para
anggota kelompok (Prayitno, 2004: 310).

I. Layanan Konsultasi

Menurut Prayitno layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor


terhadap pelanggan (konsulti) yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan,
pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan untuk menangani masalah pihak ketiga.
Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka
antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti (sebagai pelanggan). Konsultasi
dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih kalau konsulti-konsulti
itu menghendakinya. Layanan konsultasi pada hakekatnya muncul sebagai buah dari
berkembangnya pelayanan bimbingan dan konseling yang memasuki era baru dengan
paradigma baru yang lebih jelas dan terarah sesuai dengan harapan dunia pendidikan.

6
Paradigma baru tersebut terkait dengan landasan-landasan filosofis bimbingan dan
konseling yang meliputi pedagogis, potensial, humanistik-religius, dan professional.

J. Layanan Advokasi

Layanan advokasi adalah layanan BK yang membantu peserta didik untuk


memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan atau mendapatkan
perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas dan terpuji.
Salah fungsi konseling adalah fungsi advokasi yang artinya membela hak
seseorang yang tercederai. Sebagaimana diketahui bahwa setiap orang memiliki
berbagai hak yang secara umum dirumuskan didalam dokumen HAM (Hak Asasi
Manusia). Berlandaskan HAM itu setiap orang memiliki hak-hak yang menjamin
keberadaannya, kehidupannya dan perkembangan dirinya. Fungsi advokasi dalam
konseling berupaya memberikan bantuan (oleh konselor) agar hak-hak yang
menjamin keberadaan, kehidupan dan perkembangan orang atau individu atau klien
yang bersangkutan kembali memperoleh hak-haknya yang selama ini dirampas,
dihalangi, dihambat, dibatasi atau dijegal.
Layanan advokasi diterapkan oleh konselor untuk menangani berbagai kondisi
tentang tercederainya hak seseorang terkait dengan pihak lain yang berkewenangan
demi dikembalikannya hak klien yang dimaksudkan

7
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Saya Capek Pak Buk :”

8
DAFTAR PUSTAKA

Susilowati, Any. 2020. Implementasi Layanan Konsultasi Dalam Meningkatkan


Prestasi Belajar Peserta Didik. Guru Pembimbing Di SMK Negeri I Badegan Ponorogo.

Fransiska Weni, Asrori, Purwanti. 2020. Pengaruh Layanan Penempatan Dan


Penyaluran Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Pontianak. Program
Studi Pendidikan Bimbingan Konseling FKIP Untan Pontianak.

Hidayati, Richma. 2016. Layanan Penguasaan Konten Dengan Media Ular Tangga
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Program Studi
Bimbingan Dan Konseling Universitas Muria Kudus. Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2
No. 1 (Januari-Juni 2016).

Nova Erlina, Laeli Anisa Fitri. 2016. Penggunaan Layanan Konseling Individu
Dengan Pendekatan Behavioral Untuk Mengurangi Prilaku Membolos Peserta Didik Kelas
Viii Mts Miftahul Ulum Merabung Iii Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. Dosen
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, IAIN Raden Intan Lampung. Konseli: Jurnal Bimbingan
Dan Konseling 03 (1) (2016) 137-152

Anda mungkin juga menyukai