Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Bimbingan Konseling
Dosen pengampu: Lailan Syafira Putri Lubis, M.Pd

*ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi pendidikan*

Kelompok 2
Rizky Anjani
Audila Rahayu
Laura Putri
Laura Nuraini
Hardian Pratama

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS AL WASHLIYAH MEDAN
T.A. 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah "Manajemen Sumber Daya Manusia".

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia yang
telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

2
DAFTAR ISI

BIMBINGAN KONSELING
BAB I......................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................................................2
A. Latar Belakang............................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pelayanan Dasar.........................................................................................................................3
B. Pelayanan Responsif..................................................................................................................7
C. Pelayanan Perencanaan Individual..............................................................................................7
D. Dukungan Sistem........................................................................................................................9
a. Pengembangan Jejaring (networking)...................................................................................9
b. Kegiatan Manajemen............................................................................................................9
c. Riset dan Pengembangan......................................................................................................9
E. Penempatan dan Penyaluran Layanan Bimbingan dan Konseling.............................................10
F. Evaluasi dan Akuntabilitas.........................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
A. Kesimpulan...............................................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................13

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber dari manusia. Manusia
yang satu dengan yang lainnya tidaklah sama, baik dalam sifat atau kemampuannya. Ada
manusia yang dengan mudahnya menyelesaikan masalah, ada pula yang sulit dan
membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk menyelesaikan masalahnya. Dan tidak sedikit
manusia yang tidak mampu menghadapi persoalan masalahnya sendirian. Bimbingan dan
konseling merupakan pelayanan bantuan untuk setiap manusia, baik secara perorangan
ataupun kelompok agar mampu berkembang dan mandiri secara optimal dan sesuai dengan
yang diharapkan.
Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah guru memiliki peranan yang
utama dan sangat penting karena merupakan sumber yang menguasai informasi tentang
keadaan siswa. Dalam hal ini, kerjasama anatara konselor dengan personil di sekolah
merupakan syarat yang tidak boleh diabaikan. Kerjasama ini menjamin tersusunnya program
bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta realistik. Selain itu,
program bimbingan dan konseling bagi peserta didik ini mampu memanusiakan manusia dan
mengoptimalkan potensi dalam dirinya.
Meskipun keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sudah lebih diakui
sebagai profesi, namun masih ada persepsi negatif tentang bimbingan dan konseling terutama
keberadaannya di sekolah dari pada guru, sebagian pengawas, kepala sekolah, para siswa,
orangtua siswa bahkan dari guru Bk sendiri. Selain persepsi negatif tentang BK, juga seing
muncul tudingan miring terhadap guru bimbingan dan konseling di sekolah.
Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang komponen program apa yang harus ada
dalam bimbingan konseling di sekolah sehingga dalam menyelesaikan masalah bisa
terselesaikan dengan baik. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai komponen program
bimbingan konseling di sekolah.

B. Rumusan Masalah
Apa saja komponen layanan bimbingan dan konseling?

C. Tujuan
Untuk mengetahui komponen layanan bimbingan dan konseling.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pelayanan Dasar
Pelayanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada seluruh siswa melalui
kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan
secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap
dan tugas-tugas perkembangan yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih
dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Tujuan pelayanan ini adalah
sebagai upaya untuk membantu siswa agar:
a. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan ligkungannya (pendidikan pekerjaan,
sosial budaya, dan agama).
b. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya.
c. Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya.
d. Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Fokus pengembangan pelayanan dasar dirumuskan dan dikemas atas dasar standar
kompetensi kemandirian antara lain mencakup pengembangan: (1) self-esteem, (2) motivasi
berprestasi, (3) keterampilan pengambilan keputusan, (4) keterampilan pemecahan masalah,
(5) keterampilan hub hubungan antar pribadi atau berkomunikasi, (6) penyadaran keragaman
budaya, dan (7) perilaku bertanggung jawab. Sedangkan hal-hal yang terkait dengan
perkembangan karir (terutama di tingkat SMP/SMA) mencakup pengembangan: (1) fungsi
agama bagi kehidupan, (2) pemantapan pilihan program studi, (3) keterampilan kerja
professional, (4) kesiapan pribadi (fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi
pekerjaan, (5) perkembangan dunia kerja, (6) iklim kehidupan dunia kerja, (7) cara melamar
pekerjaan, (8) kasus-kasus kriminalitas, (9) bahayanya perkelahian masal (tawuran), dan (10)
dampak pergaulan bebas.
Implementasi program pelayanan dasar bisa melalui bimbingan klasikal, artinya
program yang dirancang menuntut guru untuk melakukan kontak langsung dengan peserta
didik di kelas secara terjadwal. Selain bimbingan klasikal yaitu pelayanan orientasi.

3
Pelayanan ini merupakan kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat memahami
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama lingkungan Sekolah/Madrasah,
untuk mempermudah atau memperlancar berperannya mereka di lingkungan baru tersebut.
Layanan orientasi bisa dilakukan di Sekolah maupun diluar sekolah. Setelah layanan
orientasi dilanjut dengan pelayanan informasi. Pelayanan ini bersifat pemberian informasi
tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi
langsung maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti: buku,
brosur, leaflet, majalah, dan internet). Program BK selanjutnya adalah guru BK memberikan
bimbingan kelompok, bimbingan ini disebut bimibingan kelompok dengan tujuan untuk
merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Terakhir adalah pelayanan pengumpulan
data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi peserta
didik, dan lingkungan peserta didik.Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai
instrumen, baik tes maupun non-tes.
Suatu bimbingan dan konseling tentu memiliki tujuan yang penting didalamnya hal ini
sebagai salah satu upaya memberikan sarana berupa bantuan untuk memahami dirinya sendiri
agar dapat mencapai perkembangan yang optimal, menjadi pribadi yang mandiri serta dapat
merancang atau merencanakan masa depan dengan lebih baik guna mencapai kehidupan yang
sejahtera dan lebih baik tentunya. Adapun berikut ini beberapa bentuk layanan yang ada
dalam Bimbingan Konseling yaitu:
 Layanan Dasar
Layanan dasar adalah sebuah bentuk bantuan yang diberikan oleh konselor kepada
pihak konseli berupa proses pemberian bantuan berupa kegiatan-kegiatan terstruktur yang
dilaksanakan secara sistematis, baik dilakukan secara klasikal, dan berkelompok guna
mengembangkan kemampuan kliennya agar mampu menyesuaikan dirinya secara efektif dan
berkelanjutan.

Adapun tujuan dengan adanya layanan dasar ini adalah untuk mengembangkan setiap
keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh setiap anak/siswa agar mereka memiliki
kemampuan dalam upaya mengembangkannya secara efektif baik yang berhubungan dengan
permasalahan pihak konseli nya maupun yang lainnya agar dapat terselesaikan secara
optimal. Secara sederhana tujuan utama adanya layanan dasar dalam BK adalah memberikan
bantuan dan memfasilitasi siswa dalam proses pengembangan diri dengan berbagai aspek

4
baik yang berhubungan dengan moral, mental, kepribadian, yang mana hal ini ditujukan
dalam rangka agar peserta didik mampu memperoleh keterampilan dasar dalam hidupnya.

Tentunya selain itu banyak sekali jenis layanan dasar yang dapat diberikan kepada
pihak konseli seperti halnya, memberikan pemahaman, memberikan pencegahan/preventif,
perkembangan yakni dalam rangka suana dan lingkungan yang kondusif, memberikan
penyaluran baik yang berhubungan dengan minat dan bakat siswa, kemudian adaptasi yakni
memberikan bantuan kepada seluruh peserta didik agar mampu beradaptasi dengan berbagai
macam program pendidikan yang ada sesuai dengan kebutuhannya, adanya perbaikan yang
berkaitan dengan munculnya suatu permasalahan baik secara pribadi ataupun kelompok, dan
yang terakhir yaitu penyesuaian yang mana hal ini dilakukan oleh pihak konselor sebagai
upaya dalam memberikan bantuan agar setiap konselinya mampu menyesuaikan dirinya
dengan segala sesuatu yang ada dilingkungan nya.

 Layanan Responsif
Layanan Responsif merupakan suatu bentuk layanan yang sangat penting dan harus
segera diberikan kepada pihak yang memerlukan yaitu kepada si konseli. Dalam hal ini
konselor harus segara memberikan tanggapan bagi pihak konseli yang sedang mengalami
permasalahan dan sedang membutuhkan bantuan dalam memecahkannya karena jika tidak
dibantu dengan pihak konselor maka si klien akan mengakibatkan kesulitan dalam proses
pengembangan tugas-tugas nya maupun proses perkembangan dirinya. Selaon itu fokus
dalam pemberian layanan Responsif ini juga tergantung pada problematika yang sedang
dihadapi oleh siswanya sehingga amat sangat membutuhkan adanya bimbingan dari pihak
konselor. Pada kenyataannya tentu dalam setiap permasalahan yang dihadapi oleh peserta
didik tidak dengan mudah diketahui secara langsung, namun hal itu dapat dipahami dengan
melihat beberapa gejala-gejala yang ditimbulkan seperti, munculnya sifat kekanak-kanakan,
malas belajar, sering tidak masuk sekolah (bolos sekolah), kenakalan remaja/ikut tawuran,
dan lain sebagainya.

Maka dari itu adapun beberapa strategi yang dapat digunakan dalam proses pemberian
layanan Responsif yaitu seperti, memberikan konseling secara individual maupun kelompok,
konseli referral, membuat kerja sama dengan guru maupun wali kelasnya, kemudian juga

5
dapat dengan bekerja sama dengan pihak orang tua si peserta didik, melakukan kerjasama
dengan pihak-pihak terkait atau pihak lain yang mana hal ini dilakukan dalam upaya
memberikan kualitas bimbingan yang lebih bagus seperti halnya menjalin kerjasama dengan
pihak psikologi, ABKIN atau Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia, dan bisa juga
dengan MGBK atau Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling, berkonsultasi baik dengan
guru disekolah ataupun dengan seluruh warga sekolah yang bersangkutan, bisa juga dengan
melakukan kunjungan rumah pihak konseli, bimbingan teman sebaya, dan yang terakhir yaitu
konferensi khusus yang mana hal ini tentu dilakukan dalam upaya pembahasan mengenai
problematika yang dialami oleh peserta didik serta dapat juga diikuti oleh pihak dan orang-
orang tertentu yang dirasa dapat memberikan keterangan serta kemudahan dalam upaya
mencari solusi pemecahan masalah secara pribadi/tertutup.

 Layanan Perencanaan Individual


Layanan ini merupakan suatu layanan yang dapat membantu siswa dalam kegiatan
belajar nya sehingga siswa mampu memahami setiap perkembangan pribadinya, memantau,
merencanakan sekaligus bisa merumuskan suatu aktivitas yang berkaitan dengan masa
depannya dengan tetap memperhatikan kelebihan dan kelemahan dirinyalah, sehingga dengan
hal tersebut siswa juga dapat memiliki peluang dalam memahami lingkungannya. Strategi
yang digunakan juga memperhatikan berbagai kegiatan dan aktivitas yang sistematis yang
juga berkaitan dengan kelebihan dan kelemahan siswa dengan berbagi pertimbangan seperti
memperhatikan penilaian individu ataupun kelompok serta berlanjut memberikan saran.
Adapun tujuan dengan adanya layanan Perencanaan Individual ini adalah agar siswa dapat
mempersiapkan dirinya Teruma dalam hal pendidikan yang bersifat lanjutan, baik
merencanakan karirnya, pengembangan kemampuan pribadi sosialnya dan lain sebagainya.
Selain itu ada juga beberapa aspek utama yang menjadi sasaran dalam layanan bimbingan ini
yaitu seperti, aspek akademik, aspek karier, dan aspek sosial pribadinya.

 Layanan Dukungan Sistem


Layanan dukungan sistem merupakan suatu kegiatan bimbingan yang memiliki tujuan
untuk memantapkan, memelihara, serta meningkatkan program BK. Secara tidak langsung
layanan ini sendiri dalam BK merupakan salah satu bentuk strategi yang dapat memberikan
bantuan serta memfasilitasi dalam setiap proses BK yang dilakukan oleh konselor terutama
berguna untuk perkembangan diri konselinya, namun tentu layanan ini juga harus didukung

6
dengan berbagai layanan awal yang harus diberikan yaitu dengan mempermudah dan
memperlancar pelaksanaan layanan dasar, responsif, dan layanan Perencanaan Individual
yang sudah dijelaskan tadi.

Adapun beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam upaya memperlancar usaha
konselor pada pemberian layanan ini yaitu, Pengembangan Jejaring atau Networking,
Kegiatan Manajemen, dan riset sekaligus pengembangannya.

B. Pelayanan Responsif
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang menghadapi
kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera
dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.
Tujuan pelayanan responsif adalah membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhannya dan
memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa yang mengalami hambatan,
kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Fokus pelayanan responsif
bergantung kepada masalah atau kebutuhan siswa. Masalah dan kebutuhan siswa berkaitan
dengan keinginan untuk memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi
perkembangan dirinya secara positif.
Masalah (gejala perilaku bermasalah) yang mungkin dialami siswa diantaranya : (1)
merasa cemas tentang masa depan, (2) merasa rendah diri, (3) berperilaku impulsif (kekanak-
kanakan atau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya secara matang), (4) membolos
dari sekolah/madrasah, (5) malas belajar, (6) kurang memiliki kebiasaan belajar yang positif,
(7) kurang bisa bergaul, (8) prestasi belajar rendah, (9) malas beribadah, (10) masalah
pergaulan bebas (free sex), (11) masalah tawuran, (12) manajemen stres, dan (13) masalah
dalam keluarga.
Implementasi program pelayanan ini dapat berupa konseling individual dan kelompok,
referral (rujukan atau alih tangan), kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas,
kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah,
konsultasi, bimbingan teman sebaya, konferensi kasus dan kunjungan rumah.

C. Pelayanan Perencanaan Individual


Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada siswa agar mampu
merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan

7
berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan
peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Menurut Yusuf (2005) layanan
perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada siswa agar mampu
membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan
kekuatan dan kelemahan dirinya. Perencanaan inidividual ini meliputi rencana pendidikan,
karir, dan sosial pribadi sehingga rencana tersebut diharapkan dapat diimplementasikan oleh
siswa bersangkutan sesuai dengan kemampuan.
Strategi yang digunakan dalam layanan perencanaan individual adalah konsultasi dan
konseling (Juntika & Sudianto, 2005).Sedangkan isi dari layanan ini meliputi bidang
pendidikan, bidang karir, dan bidang sosial pribadi. Menurut Gysbers (2006), strategi dalam
layanan perencanaan individual, meliputi :
a. Individual appraisal, individu diminta oleh konselor untuk menginterpretasi tentang bakat,
minat, keterampilan, dan prestasi yang ada dalam dirinya sendiri.
b. Individual advisement, konselor meminta individu yang bersangkutan untuk
mempertimbangkan tentang pendidikan, karir, sosial dan pribadi. Kemudian bagaimana
individu tersebut untuk merealisasikan.
c. Transition planning, konselor bekerjasama dengan pihak guru yang lain membantu individu
untuk membuat rencana apakah akan melanjutkan sekolah, bekerja, atau mengikuti
training/kursus.
d. Follow up, konselor bekerjasama dengan pihak guru yang lain menindaklanjuti dari data
yang diperoleh untuk kemudian dievaluasi.
Tujuan pelayanan ini adalah membantu siswa agar memiliki pemahaman tentang diri
dan lingkungannya, mampu merumuskan tjuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap
perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan
dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah
dirumuskannya. Melalui pelayanan perencanaan individual, siswa diharapkan dapat:
a. Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan karir, dan
mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya,
informasi tentang sekolah/madrasah, dunia kerja, dan masyarakatnya.
b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya.
c. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya
d. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
Fokus pengembangan pelayanan ini berkaitan erat dengan pengembangan aspek
akademik, karir, dan sosial-pribadi. Implementasi pelayanan ini dapat dilakukan dengan guru

8
BK membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data
atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas
perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Melalui kegiatan penilaian
diri ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara
positif dan konstruktif. Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui
pelayanan penempatan (penjurusan, dan penyaluran), untuk membentuk peserta didik
menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

D. Dukungan Sistem
Program ini memberikan dukungan kepada guru BK dalam memperlancar
penyelenggaraan pelayanan di atas.Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk
memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah/madrasah. Dukungan sistem
ini meliputi aspek-aspek:
a. Pengembangan Jejaring (networking)
Pengembangan jejaring yang menyangkut kegiatan guru BK meliputi:
1) Konsultasi dengan guru-guru,
2) Menyelenggarakan program kerjasama dengan orang tua atau masyarakat,
3) Berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan sekolah/madrasah,
4) Bekerjasama dengan personel sekolah/madrasah lainnya dalam rangka menciptakan
lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi perkembangan siswa,
5) Melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan
konseling, dan
6) Melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan ahli lain yang terkait dengan pelayanan
bimbingan dan konseling.

b. Kegiatan Manajemen
Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara, dan
meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan: (a)
pengembangan program, (b) pengembangan staf, (c) pemanfaatan sumber daya, dan (d)
pengembangan penataan kebijakan.
c. Riset dan Pengembangan
Kegiatan riset dan pengembangan merupakan aktivitas guru BK yang berhubungan
dengan pengembangan profesional secara berkelanjutan meliputi:
1) Merancang, melaksanakan dan memanfaatkan penelitian dalam bimbingan dan konseling
untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling sebagai sumber data bagi
kepentingan kebijakan sekolah dan implementasi proses pembelajaran, serta pengembangan
program bagi peningkatan unjuk kerja profesional guru BK;
2) Merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aktivitas pengembangan diri guru BK
profesional sesuai dengan standar kompetensi guru BK;
3) Mengembangkan kesadaran komitmen terhadap etika profesional;

9
4) Berperan aktif di dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling.

E. Penempatan dan Penyaluran Layanan Bimbingan dan Konseling


Purwoko (2008: 59) menjelaskan bahwa layanan penempatan dan penyaluran adalah
serangkaian kegiatan bantuan yang diberikan kepada siswa agar siswa dapat menempatkan
dan menyalurkan segala potensinya pada kondisi yang sesuai. Mulyadi (2003:26)
menjelaskan bahwa layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau
program studi, program latihan, magang, kegiatan ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi,
bakat, dan minat, serta kondisi pribadinya.
Layanan penempatan di dalam kelas itu merupakan jenis layanan yang paling
sederhana dan mudah dibandingkan dengan layanan penempatan penyaluran lainnya.Namun
demikian, penyelenggaraannya tidak boleh diabaikan. Penempatan masing-masing siswa
secara tepat akan membawa keuntungan sebagai berikut.
a. Bagi siswa yang bersangkutan, yaitu memberikan penyesuaian dan pemeliharaan terhadap
kondisi individual siswa (kondisi fisik, mental, sosial).
b. Bagi guru, khususnya dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas dengan penempatan yang
tepat menjadi lebih mudah menggerakkan dan mengembangkan semangat belajar siswa.
Penempatan dan Penyaluran Lulusan dapat dilakukan dengan penempatan dan
penyaluran siswa pada pendidikan lanjutan, penempatan dan penyaluran ke dalam
jabatan/pekerjaan

F. Evaluasi dan Akuntabilitas


Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu Evaluation. Dalam buku “Essentials
of Educational Evaluation”, Edwind Wand dan Gerald W. Brown, mengatakan bahwa :
“Evaluation rafer to the act or prosses to determining the value of something”. Jadi menurut
Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
dari pada sesuatu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa evaluasi terhadap kegiatan
bimbingan dan konseling, mengandung tiga aspek penilaian, yaitu:
a. Penilaian terhadap program bimbingan dan konseling.
b. Penilaian terhadap proses pelaksanaan bimbingan dan konseling.
c. Penilaian terhadap hasil (Product) dari pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling.
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan
ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan.
a. Tujuan Umum
1) Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah
memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling.
2) Mengetahui tingkat efesiensi dan efektifitas strategi pelaksanaan program bimbingan dan
konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

10
3) Secara operasional, penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling
ditujukan untuk:
a) Meneliti secara berkala pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
b) Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas dari layanan bimbingan dan konseling.
c) Mengetahui jenis layanan yang sudah atau belum dilaksanakan dan atau perlu diadakan
perbaikan dan pengembangan.
d) Mengetahui sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam usaha menunjang
keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling apakah sudah ada atau belum
diberikan kepada siswa di sekolah/madrasah.
2) Untuk mengetahui aspek-aspek lain apakah yang perlu dimasukkan kedalam program
bimbingan untuk perbaikan layanan yang diberikan.
3) Untuk membantu kepala sekolah/madrasah, guru-guru termasuk pembimbing atau konselor
dalam melakukan perbaikan tata kerja mereka dalam memahami dan memenuhi kebutuhan
tiap-tiap siswa.
4) Untuk mengetahui dalam bagian-bagian manakah dari program bimbingan yang perlu
diadakan perbaikan-perbaika.
5) Untuk mendorong semua personil bimbingan agar bekerja leih giat dalam mengembangkan
program-program bimbingan.
Adapun fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah adalah:
a. Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing (konselor) untuk
memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling.
b. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan orang tua
siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas
perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas
implementasi program bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah.
Aspek yang dinilai baik prosesnya maupun hasil antara lain:
a) Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;
b) Keterlaksanaan program;
c) Hambatan-hambatan yang dijumpai;
d) Dampak pelayanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar;
e) Respon peserta didik, personel sekolah/madrasah, orang tua, dan masyarakat terhadap
pelayanan bimbingan;
f) Perubahan kemajuan peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan pelayanan bimbingan,
pencapaian tugas-tugas perkembangan dan hasil belajar, dan keberhasilan peserta didik

11
setelah menamatkan sekolah/madrasah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupannya
di masyarakat.
Pelaksanaan evaluasi program ditempuh melalui langkah-langkah berikut.
a) Merumuskan masalah atau instrumentasi. Karena tujuan evaluasi adalah memperoleh data
yang diperlukan untuk mengambil keputusan, maka konselor perlu mempersiapkan instrumen
yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi, pada dasarnya terkait dengan dua aspek
pokok yang akan dievaluasi yaitu: (1) tingkat keterlaksanaan program/pelayanan (aspek
proses), dan (2) tingkat ketercapaian tujuan program/pelayanan (aspek hasil).
b) Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data. Untuk memperoleh data yang
diperlukan, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program, maka konselor
perlu menyusun instrumen yang relevan dengan kedua aspek tersebut. Instrumen itu
diantaranya inventori, angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi
dokumentasi.
c) Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah data diperoleh maka data itu dianalisis, yaitu
menelaah tentang program apa saja yang telah dan belum dilaksanakan, serta tujuan mana
saja yang telah dan belum tercapai.
d) Melakukan tindak lanjut (follow up). Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka dapat
dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dapat meliputi dua kegiatan, yaitu (1)
memperbaiki hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang relevan dengan tujuan
yang ingin dicapai, dan (2) mengembangkan program, dengan cara mengubah atau
menambah beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau efektivitas
program.
Akuntabilitas pelayanan terwujud dalam kejelasan program, proses implementasi, dan
hasil-hasil yang dicapai serta informasi yang dapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu
proses dan hasil terjadi atau tidak terjadi. Hal yang amat penting di dalam akuntabilitas
adalah informasi yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan/atau
kegagalan peserta didik di dalam mencapai kompetensi.Oleh karena itu seorang konselor
perlu menguasai data dan bertindak atas dasar data yang terkait dengan perkembangan
peserta didik.
Hasil evaluasi menjadi umpan balik program yang memerlukan perbaikan, kebutuhan
peserta didik yang belum terlayani, kemampuan personil dalam melaksanakan program, serta
dampak program terhadap perubahan perilaku peserta didik dan pencapaian prestasi
akademik, peningkatan mutu proses pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.
Hasil analisis harus ditindak lanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai
kesinambungan program, mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan bimbingan dan
konseling lebih optimal, melakukan referal bagi peserta didik-peserta didik yang memerlukan
bantuan khusus dari ahli lain, serta mengembangkan komitmen baru kebijakan orientasi dan
implementasi pelayanan bimbingan dan konseling selanjutnya.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komponen
Bentuk atau bagian, jadi komponen dasar dalam praktik bimbingan konseling adalah apa saja
yang menjadi dasar dari praktik bimbingan itu sendiri.
2. Program
Merupakan kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode
tertentu.
3. Komponen program bimbingan konseling
Bagian-bagian atau unsur-unsur yang membangun sebuah program yang saling terkait dan
merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan program bimbingan konseling yang ada pada
sebuah sekolah.
4. Komponen program bimbingan konseling di sekolah
a. Pelayanan dasar
b. Pelayanan responsif
c. Perencanaan individual
d. Dukungan sistem

B. Saran
Semoga dengan pemahaman yang kami buat dengan sederhana ini, kita bisa mengerti
dan memahami komponen layanan bimbingan dan konseling serta dapat mengaplikasikan nya
dalam kehidupan agar bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Dewa.2013.komponen Layanan Responsif dan Layanan Dukungan Sistem.[Online].Tersedia:


http://benczad94.weebly.com/komponen-layanann-responsif-dukungan-sistem.html. [13
November 2016].
Erlin Istiqomah.2013.Layanan Perencanaan Individual.[Online].Tersedia:
http://konselor-profesional.blogspot.co.id/2013/02/layanan-perencanaan-individual.html.[13
November 2016].
Nur arifin, Diding.2014.Layanan Dasar Bimbingan.[Online].Tersedia:
http://didingnurarifin.blogspot.co.id/2014/10/makalah-layanan-dasar-bimbingan-komponen
struktur-program.html.[13 November 2016].

13
14
15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai