Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM BIMBINGAN DI SEKOLAH

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang diampu
oleh Dosen :

Chitra Charisma Islami,M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Fajar Nurohman 212223095

Fajar Muharam 212223081

Siska Setia Devi 212223086

Diding Sukadi 212223094

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN dan REKREASI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KUNINGAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat dan
hidayahnya penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya,
makalah yang dibuat ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan
Konseling. Makalah yang berjudul “Program Bimbingan di Sekolah”.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari sisi penulisan maupun
materi yang disampaikan. Namun, penyusun berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi semua
pembaca, khususnya bagi kami selaku penyusun makalah.

Penyusun sampaikan terimakasih kepada anggota kelompok yang bekerja keras mulai
dari persiapan sampai selesainya makalah ini. Tidak lupa kepada pihak-pihak yang telah
membantu baik dari fisik maupun pemikirannya. Semoga Allah membalas dengan karunia yang
lebih besar.

Kuningan, 20 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 2

2.1 Fungsi dan Syarat Bimbingan Konseling di Sekolah......................................................... 2


2.2 Prinsip-Prinsip Program Bimbingan Konseling................................................................. 4
2.3 Langkah-Langkah dalam pelaksanaan Program Pelayanan Bimbingan ........................... 6
2.4 Implikasi-Implikasi suatu Program Bimbingan ................................................................. 7
BAB III PENUTUP.................................................................................................................... 8

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam organisasi maupun kegiatan pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Untuk
mecapai suatu tujuan tersebut, maka diperlukan adanya kegiatan manajemen sehingga tujuan
yang dicapai secara efektif dan efesien. Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu
organisasi yang ada di dalam sekolah yang juga memerlukan adanya manajemen agar dapat
mencapai tujuannya. Untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan mencapai tujuan
itumaka dibutuhkan upaya untuk mengumpulkan bukti berupa data yang mengindikasikan
keberhasilan itu untuk di analisis dan ditafsirakn. Upaya inilah yang disebut dengan evaluasi.
Maka, evaluasi pelaksanaan bimbingan dan koseling merupakan upaya penilaian efisiensi
dan efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah pada khususnya dan program
bimbingan dan konseling yang dikelola oleh staff BK pada umumnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja fungsi dan syarat Bimbingan Konseling di sekolah?
2. Apa prinsip-prinsip program Bimbingan Konseling?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam pelaksanaan program pelayanan Bimbingan?
4. Bagaimana mengimplikasikan suatu program bimbingan?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa saja fungsi dan syarat dari bimbingan konseling di sekolah, apa
saja prinsip-prinsip program bimbingan konseling serta bagaimana langkah-langkah dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi dan Syarat Bimbingan Konseling di Sekolah


Uman Suherman (2008) menyatakan bahwa secara umum, fungsi bimbingan dan
konseling dapat di uraikan sebagai berikut.

1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli


agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini,
konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri
dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang
dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan
kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli
dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan,
diantaranya: bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-
obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya
lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara
sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan
dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik
bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial,

2
diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan
karyawisata.
4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling,
dan remedial teaching.
5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai
konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan
konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi
Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun
bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara
dinamis dan konstruktif.
8. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan
bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan
perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional
dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada
tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

3
9. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang
seluruh aspek dalam diri konseli.
10. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang
telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri.
Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik,
rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli (Kamaludin. 2011:
448-449).
Dengan melihat kesepuluh fungsi bimbingan dan konseling diatas, dapat di
pahami bahwa peran bimbingan dan konseling sangat penting dan menentukan masa
depan peserta didik di sekolah.
Melihat pentingnya peran bimbingan dan konseling di sekolah maka dari itu
dalam penyelenggaraannya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut,
secara umum, dapat dikemukakan antara lain:
1. Tersedianya guru pembimbing yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling.
2. Tersediannya ruangan khusus bagi penyelenggaraan bimbingan dan
konseling.
3. Kegiatan bimbingan dan konseling, menjadi bagian dalam kurikulum
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
4. Dan sejumlah syarat lainnya, guna terpenuhi fungsi-fungsi tersebut (Anas
Salahudin. 2010: 136).

2.2 Prinsip-Prinsip Program Bimbingan Konseling


Dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah, ada
beberapa prinsip yang. perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Maknanya apabila bimbingan dan konseling
dilaksanakan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, berarti bukan bimbingan dan
konseling dalam arti yang sebenarnya (Tohirin. 2013: 63).

4
Berkenaan dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, Arifin dan Eti Kartikawati
(1994) menjabarkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling kedalam empat bagian, yaitu:
(1) prinsip-prinsip umum, (2) prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu
(siswa), (3) prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan pembimbing, dan (4) prinsip-
prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan dan
konseling.
Berdasarkan pada banyaknya prinsip yang ada, karena pelayanan BK memang ada di
sekolah, tetapi keberadaannya belum optimal. Dalam kaitan ini, Belkin (dalam Prayitno
1994) seperti terungkap dalam tulisan Wawan Junaidi (009), menegaskan bahwa yang
menumbuhkankembangkan pelayanan BK di sekolah, ada prinsip-prinsip yang harus
dipenuhi, yaitu sebagai berikut:
1. Sasaran Layanan:
a) Melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama,
dan status social;
b) Memperhatikan tahapan perkembangan;
c) Memperhatikan adanya perbedaan individu dalam layanan
2. Berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu:
a) Menyangkut kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian
pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar;
b) Timbulnya masalah pada individu karena adanya kesenjangan social,
ekonomi dan budaya.
3. Program pelayanan bimbingan dan konseling:
a) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan
pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan konseling
diselaraskan denan program pendidikan dan pengembangan diri peserta didik;
b) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan;
c) Program bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan
adanya tahap perkembangan individu;
d) Program bimbingan dan konseling perlu memberikan penilaian hasil
layanan.

5
4. Berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:
a. Pelayanan diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya
mampu secara mandiri membimbing diri sendiri;
b. Pengambilan keputusan yang diambil oleh individu hendaknya atas
kemauan sendiri;
c. Permasalahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang relevan
dengan permasalahan individu.
d. Perlu ada kerjasama dengan personal sekolah dan orangtua dan bila perlu
dengan pihak lain yang berwenang dalam permasalahan individu; dan
e. Proses layanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah
memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.
Dengan Demikian, prinsip bimbingan dan konseling di sekolah adalah membantu dan
melayani dengan sepenuhnya para peserta didik agar tidak tertinggal dari aspek
belajar dari teman-teman sekelasnya, dan juga agar bergaul sejajar dengan mereka
dengan tidak dikecualikan sama sekali (Anas Salahudin. 2010: 137-138)
2.3 Langkah-Langkah dalam pelaksanaan Program Pelayanan Bimbingan
Dalam Bimbingan dan Konseling , terdapat beberapa langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, yakni identifikasi masalah,
diagnosa, prognosa, terapi, evaluasi atau follow up, berikut penjelasannya:
a. Identifikasi Masalah
Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh
konseli beserta gejala-gejala yang tampak secara langsung maupun yang tidak
tampak yang memerlukan pengukuran lebih dalam untuk mengungkapnya.
b. Diagnosa
Langkah ini dimaksudkan untuk menetapkan masalah yang dihadapi konseli
berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah.
Penetapan masalah akan memudahkan penentuan strategi dan teknik dalam
proses konseling.
c. Prognosa

6
Setelah masalah konseli di tetapkan, langkah selanjutnya adalah pemilihan
alternatif strategi dan teknik konseling. Langkah ini untuk menetapkan jenis
bantuan apa yang akan diberikan dalam menyelesaikan masalah.
d. Terapi (Treatment)
Langkah ini dimaksudkan untuk merealisasikan langkahlangkah alternatif bentuk
bantuan apa yang telah ditetapkan dalam langkah prognosa berdasarkan masalah
dan latar belakang yang menjadi penyebabnya.
e. Evaluasi dan Follow Up
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dalam
proses konseling yang selanjutnya diadakan tindak lanjut berdasarkan
perkembangannya. Evaluasi dapat dilakukan selama proses pemberian bantuan
berlangsung sampai pada akhir pemberian bantuan (Aswadi. 2009: 39-40)
2.4 Implikasi-Implikasi suatu Program Bimbingan
Kegitan bimbingan di sekolah tentu memiliki konsekuensi logis, baik secara ekonomi
maupun non ekonomi, sebagai implikasi atas diselenggarakannya kegiatan tersebut.
1. Fasilitas
Fasilitas pokok yang dibutuhkan sekolah adalah sebagai berikut :
a. Tempat kegiatan
b. Ruang pelayanan
2. Tersedianya perangkat elektronik
a. Komputer untuk mengolah data hasil aplikasi instrumen BK.
b. Program-program khusus pengolahan hasil instrumentasi melalui komputer
(pengolahan hasil tes inteligensi, dan sebagainya).
c. Program-program khusus BK melalui komputer (bimbel melalui komputer).
3. Buku-buku panduan
a. Hendaknya tersedia berbagi panduan tentang kegiatan BK.
b. Surat-surat keputusan dan peraturan tentang kegiatan BK di sekolah.
c. Panduan pelaksanaan kegiatan BK di sekolah.
d. Panduan kegiatan kepengawasan BK di sekolah.
4. Kelengkapan administrasi

7
Perlu tersedia kelengkapan administrasi terutama format satuan layanan dan
pendukung, himpunan data angket, instrumen lainnya, laporan, serta surat
menyurat atau pandangan orang tua siswa.
5. Tersedianya Tenaga Guru Pembimbing
Ketersediaan guru pembimbing merupakan menunjang pokok kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah baik yang telah mengikuti sertifikasi dari
dinas terkait ataupun yang belum tetapi memahami tugas dan
tangungjawabnya sebagai guru pembimbing dan sejumlah implikasi lainnya
yang dapat diungkap oleh tiap-tiap sekolah (Anas Salahudin. 2010: 160-162).
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
 Adanya 10 Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah, yang diantaranya adalah.
1. Fungsi Pemahaman
2. Fungsi Preventif
3. Fungsi Pengembangan
4. Fungsi Penyembuhan
5. Fungsi Penyaluran
6. Fungsi Adaptasi
7. Fungsi Penyesuaian
8. Fungsi Perbaikan
9. Fungsi Fasilitasi
10. Fungsi Pemeliharaan
Melihat pentingnya peran bimbingan dan konseling di sekolah maka dari itu dalam
penyelenggaraannya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut, secara
umum, dapat dikemukakan antara lain:
1. Tersedianya guru pembimbing yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan bimbingan dan konseling.
2. Tersedianya ruangan khusus bagi penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
3. Kegiatan bimbingan dan konseling, menjadi bagian dalam kurikulum
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
4. Dan sejumlah syarat lainnya, guna terpenuhi fungsi-fungsi tersebut.
 Berkenaan dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, Arifin dan Eti
Kartikawati (1994) menjabarkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling kedalam
empat bagian, yaitu: (1) prinsip-prinsip umum, (2) prinsip-prinsip khusus yang

8
berhubungan dengan individu (siswa), (3) prinsip-prinsip khusus yang berhubungan
dengan pembimbing, dan (4) prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan
organisasi dan administrasi bimbingan dan konseling.
 Adapun beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan program
pelayanan bimbingan yang diantaranya.
1. Identifikasi Masalah
2. Diagnosa
3. Progrnosa
4. Terapi
5. Evaluasi dan Follow Up
 Kegitan bimbingan di sekolah tentu memiliki konsekuensi logis, baik secara ekonomi
maupun non ekonomi, sebagai implikasi atas diselenggarakannya kegiatan tersebut.
1. Fasilitas
2. Tersedianya perangkat elektronik
3. Buku-Buku panduan
4. Kelengkapan administrasi
5. Tersedianya tenaga guru pembimbing

DAFTAR PUSTAKA

Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia

Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah. 2009. Perspektif Bimbingan Konseling Islam. Surabaya:
Penerbit Dakwah Digital Press

Tohirin.2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integrasi) edisi
revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kamaluddin. 2011. Bimbingan dan Konseling sekolah . Jurnal pendidikan dan kebudayaan.
Vol. 17 (4). Hal 447-454.

Anda mungkin juga menyukai