Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ORGANISASI DAN ADMINISTRASI BIMBINGAN DAN KONSELING

MAKALAH INI DUSUSUN UNTUK MENENUHI MATA KULIAH


MANAJEMEN BK

Dosen Pengampu :Dr. Asroful Kadafi, M.Pd.


Di Susun Oleh :

1. Vernanda Adelia Setyana Putri_2002103032

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah
SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul
“Organisasi Dan Administrasi Bimbingan Dan Konseling”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Terima kasih.

Madiun,25 September 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………..………………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………..……………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUN …………………..……………………………………….……….1

A. Latar Belakang……….…………………………………………..……1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………..……..2
D. Manfaat Penulisan ……………………………………………………2
BAB II KAJIAN TEORISTIK…………………………………………….. 3
A. Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah…..…. 3
B. Administrasi Bimbingan dan Konseling di sekolah………………… 3
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………. 4
A. Pengorganisasian bimbingan dan konseling………………………………4
B. Tugas - tugas personal bimbingan dan konseling…………………………7
C. Administrasi bimbingan dan konseling…………………………………….8
D. Pola Kerja Administrasi Bimbingan Konseling di Sekolah……………….9
E. Sarana Administrasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah……9

BAB IV PENUTUP …………………………………………………………10


A. KESIMPULAN………………………………………………………10
B. SARAN…………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
  Dalam setiap lembaga pendidikan, yang umumnya kita sebut sebagai sekolah,
keberadaan bimbingan dan konseling sebagai organisasi tersendiri yang memiliki
tugas memberikan bantuan kepada siswa tentu sangat di perlukan. Setiap guru perlu
menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka membantu
murid mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Pelayanan bimbingan dan konseling itu
akan berjalan dengan baik apabila pelaksanaannya didasari program yang terencana
dan terarah. Program bimbingan dan konseling yang telah tersusun secara baik akan
dapat dilaksanakan secara efektif apabila di dukung oleh organisasi yang baik dan
tertib. Kalau organisasi bimbingan dan konseling terlaksana dengan baik, maka
kegiatan-kegiatannya dapat terkoordinasi dengan baik, saran-saran layanan secara
bijaksana.

  Selanjutnya organisasi bimbingan dan konseling yang baik dan tertib perlu ditopang
oleh administrasi yang teratur. Karena dengan adanya administrasi yang teratur itu
akan memungkinkan terlaksananya mekanisme dan prosedur kerja yang lancar
diantara berbagai petugas bimbingan dan konseling di sekolah.
  Dalam perspektif pendidikan nasional, Bimbingan dan Konseling merupakan bagian
yang tidak bisa dilepaskan dari sistem pendidikan di sekolah, yang bertujuan untuk
membantu para siswa agar dapat mengembangkan dirinya secara optimal dan
memperoleh kemandirian. Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling
setidaknya harus di dukung oleh Semua stakeholder yang ada di sekolah, dalam artian
harus ada kegiatan kerja sama antar penghuni sekolah agar semua program yang telah
di susun dapat di laksanakan.
  Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga
pelayanan bimbingan dan konseling benar-benar memberikan kontribusi pada
penetapan visi, misi, dan tujuan sekolah dan madrasah yang bersangkutan. Kegiatan
ini didukung oleh manajemen pelayanan yang baik pula guna tercapainya peningkatan
mutu pelayanan bimbingan dan konseling.

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengorganisasian bimbingan dan konseling?
2. Apa saja tugas-tugas personal bimbingan dan konseling?
3. Jelaskan administrasi bimbingan dan konseling?
4. Apa saja Pola Kerja Administrasi Bimbingan Konseling di Sekolah?
5. Bagaimana Sarana Administrasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah?

C. Tujuan Penulisan
Bimbingan dan konseling merupakan sebuah disiplin ilmu yang tentu saja memiliki
unsur-unsur yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan
program bimbingan dan konseling di sekolah, untuk itu kami mencoba membahas
beberapa poin penting dari unsur-unsur tersebut.

D. Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan sanggup dijadikan sebagai kajian ilmiah maupun
penerapan langkah konkret dalam hal administrasi pelayanan Bimbingan Konseling di
sekolah-sekolah lain.
Bagi Penulis, menunjukkan informasi dan menambah wawasan akan pentingnya
penerapan administrasi bimbingan konseling sekolah
Bagi Sekolah, hasil penulisan diharapkan sanggup menunjukkan masukan khususnya
mengenai administrasi bimbingan konseling sekolah

2
BAB II
KAJIAN TEORITIS

C. Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Dalam pelayanan bimbingan konseling di sekolah, ditunjang dengan
adanyaorganisasi, para pelaksana, program pelayanan, dan operasional
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Organisasi pelayanan bimbingan dan
konseling disekolah dapat digambarkan sebagai berikut:

Organisasi Pelayanan BK di Sekolah

Keterangan :
1. KADISDIK adalah personil yang bertugas melakukan pengawasan dan
pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konselingdi
sekolah;
2. Komite Sekolah adalah organisasi independen yang berperan membantu
penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan;
3. Kepala Sekolah adalah penangung jawab pendidikan di satuan
pendidikansecara keseluruhan, termasuk pelaksanaan pelayanan bimbingan
dankonseling;
4. Kepala Sekolah adalah orang yang membantu kinerja kerja KepalaSekolah

3
5. Bimbingan dan Konseling adalah pelaksana utama pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah;
6. Mata Pelajaran/Guru Praktik adalah pelaksanaan pengajaran ataulatihan di
sekolah;
7. kelas adalah guru yang ditugasi secara khusus untuk mengelola satukelas
tertentu;
8. usaha adalah orang yang bertugas membantu kepala sekolah dalam
penyelenggaraan administrasi ketatausahaan sekolah;
9. adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran latihan,dan
bimbingan dan konseling di sekolah.

D. Administrasi Bimbingan dan Konseling di sekolah

Administrasi bimbingan konseling adalah usaha dan kegiatan yang meliputi


penetapan tujuan serta cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi BK. Hal
ini meliputi perencanaan program dan pengaturan waktu bimbingan konseling.
Dalam hal administrasi biasanya meliputi daftar pribadi siswa, surat panggilan
BK, surat panggilan orang tua murid, surat pemberitahuan untuk home-visit,
papan pengumuman panggilan BK, daftar jam kerja pembimbing, rekapitulasi
masalah yang dihadapi oleh murid, dan lai lain.

4
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian Bimbingan Konseling


Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-
hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam
mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkannya.
Kegiatan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan lancar, tertib, efektif,
dan efesien apabila dilaksanakan dalam suatu organisasi yang baik dan teratur.
Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling ditandai oleh adanya dasar dan
tujuan organisasi, personal, dan perencanaan yang matang. Pengorganisasian
dilaksanakan setelah manajer menetapakan tujuan yang akan dicapai dan menetapkan
strategi untuk mencapainya melalui proses perencanaan konseling. 
Dalam pengorganisasian ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu asas
koordinasi dan hierarki. Asas koordinasi adalah pengaturan dan pemeliharaan tata
hubungan agar tecipta tindakan yang sama dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Sedangkan asas hierarki adalah suatu proses perwujudan koordinasi dalam organisasi.
Struktur organisasi pelayanan bimbingan dan konseling pada setiap satuan
pendidikan tidak mesti sama. Masing-masing disesuaikan dengan kondisi satuan
pendidikan yang bersangkutan. Meskipun demikian, struktur organisasi pada setiap
satuan pendidikan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 
1. Menyeluruh, yaitu mencakup unsur-unsur penting yang terlibat di dalam
sebuahsatuan pendidikan yang ditujukan bagi optimalnya bimbingan dan
konseling.
2. Sederhana, maksudnya dalam pengambilan keputusan/kebijaksanaan
jarakantara pengambil kebijakan dengan pelaksananya tidak terlampau
panjang.Keputusan dapat dengan cepat diambil tetapi dengan pertimbangan
yang cermat,dan pelaksanaan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling
terhindar dariurusan birokrasi yang tidak perlu.
3. Luwes dan terbuka, sehingga mudah menerima masukan dan upaya
pengembangan yang berguna bagi pelaksanaan dan tugas-tugas organisasi,
yangsemuanya itu bermuara pada kepentingan seluruh peserta didik.

5
4. Menjamin berlangsungnya kerja sama, sehingga semua unsur dapat
salingmenunjang dan semua upaya serta sumber dapat dikoordinasikan
demikelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling
untukkepentingan peserta didik.
5. Menjamin terlaksananya pengawasan, penilaian dan upaya tindak
lanjut,sehingga perencanaan pelaksanaan dan penilaian program bimbingan
dankonseling yang berkualitas dapat terus dilakukan. Pengawasan dan
penilaianhendaknya dapat berlangsung secara vertikal (dari atas ke bawah
dan dari bawahke atas), dan secara horizontal (penilaian sejawat)
Agar pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling dapat
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan bimbingan dan penyuluhan di sekolah, maka
beberapa hal yang perlu di perhatikan antaranya :

1) Semua staf sekolah harus terhimpun dalam satu wadah organisasi.

2) Mekanisme kerja, pola kerja, atau prosedur kerja bimbingan dan konseling
harus tunggal sehingga siswa tidak menjadi bingung karena adanya berbagai
bentuk layanan bimbingan dan konseling yang serupa dan di laksanakan oleh
petugas yang berbeda.

3) Tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing petugas yang


terlibat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah harus di rinci
dengan jelas, sehingga masing-masing petugas bimbingan akan dapat
memahami dan mengerti kewajiban dan tanggung jawab masing-masing.

Pola organisasi ialah kerangka hubungan struktural antara bagian-bagian di dalam


suatu badan sosial yang merupakan unit kerja, setiap bagian itu dapat menunjuk pada
suatu bidang atau pada suatu kedudukan/posisi tertentu yang terdapat di dalam badan
sosial. Kerangka struktural hubungan itu digambarkan dalam suatu organogram, yaitu
bagan organisasi yang menjelaskan secara grafis hubungan saling ketergantungan
antara berbagai bidang atau antara berbagai petugas di bidang tertentu, dengan
menggunakan jabatan. Organogram di lembaga pendidikan menggambarkan hubungan
struktural antara bidang administrasi dan supervisi, bidang pengajaran dan bidang
pembinaan siswa, masing-masing dilengkapi dengan beberapa sub bagian.
Secara umum, organisasi  pelayanan  bimbingan  dan konseling di sekolah di
antaranya adalah Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah,

6
Tata Usaha, Komite, Koordinator Guru Pembimbing, Guru Pelajaran/Praktik, Wali
Kelas, dan Siswa.
B. Tugas -Tugas Personal Bimbingan Konseling
Personal yang dapat berperan dalam pelayanan bimbingan dan konseling
terentang secara vertical dan horizontal. Pada umumnya, personal tersebut dapat
diidentifikasikan sebgai berikut  :
1. Kepala Dinas Pendidikan .
Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling di satuan pendidikan.
2. Kepala Sekolah.
Sebagai penanggung jawab program pendidikan secara menyeluruh di satuan
pendidikan masing-masing.
3. Wakil Kepala Sekolah.
Mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personel sekolah.
4. Koordinator Guru Pembimbing Bimbingan dan Konseling

a) Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam: 


 memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.
 menyusun program bimbingan dan konseling.
 melaksanakan program bimbingan dan konseling.
 mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling.
 menilai dan menganalisis program bimbingan dan konseling.
 mengadakan tindak lanjut terhadap analisis bimbingan dan konseling.
b) Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhnya
tenaga, prasarana dan sarana alat dan perlengkapan pelayanan bimbingan dan
konseling.

5. Guru Mata Pelajaran

a. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan kepada siswa.


b. Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa
yang memerlukan bimbingan.
c. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
bimbingan dari guru pembimbing.

7
6. Wali Kelas

a) Membantu memberikan dan kemudahan bagi siswa khususnya di kelas yang


menjadi tanggung jawwabnya untuk mengikuti/menjalani kegiatan bimbingan
dan konseling.
b) Mengalih tangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling
kepada guru pembimbing.

7. Tata Usaha
Pembantu kepala sekolah dalam penyelenggaraan administrasi dan ketatausahaan.
8. Komite Sekolah
Organisasi yang terdiri dari unsur sekolah, orang tua, dan tokoh masyarakat, yang
berperan membantu penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan.
9. Siswa
Sebagai kelompok subjek yang potensial untuk diselenggarakannya “bimbingan
sebaya”. Untuk setiap personal yang diidentifikasikan itu, diterapkan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab masing-masing yang terkait langsung secara
keseluruhan dengan organisasi pelayanan bimbingan dan konseling.
E. . Administrasi Bimbingan Konseling

Administrasi bimbingan dan konseling dapat dilihat secara makro dan mikro.
Secara makro administrasi bimbingan dan konseling dimaksudkan sebagai usaha
dalam mengelola dan menggerakan berbagai personil dan material dalam rangka
mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Sedangkan secara mikro administrasi
bimbingan dan konseling dimaksudkan sebagai kegiatan pengaturan lalu lintas kerja
pelayanan bimbingan dan konseling sehingga kegiatan tersebut tetap lancer, efisien,
dan efektif.

Kegiatan administrasi ini dapat berupa pencatatan data murid, penyimpanannya,


pelaporan, dan pengalihtanganan masalah murid kepada tenaga yang lebih
ahli/relevan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan
administrasi, antara lain:

a) Mengingat kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan oleh guru kelas maka
sebaiknya pekerjaan administrasi tersebut tidak terlalu menyita waktu mereka.
Catatan-catatan yang dikerjakan haruslah bersifat sederhana.
b) Catatan-catatan pribadi yang dibuat harus dijaga kerahasiaannya.

8
c) Semua catatan yang dikumpulkan hendaknya dimaksudkan untuk keperluan
layanan bimbingan dan konseling.
d) Setiap catatan tentang murid hendaknya mudah ditemukan.

F. Pola Kerja Administrasi Bimbingan Konseling di Sekolah


 Pola kerja administrasi bimbingan konseling di sekolah dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pada saat pertama di terima sekolah, data pribadinya dicatat dari hasil pengedaran
angket pada orang tua, atau dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data
lainnya. Data tersebut kemudian dimasukkan kedalam file, map atau buku pribadi
masing-masing murid.
2) Data murid yang diperoleh dari catatan anekdot selama proses belajar mengajar
dimasukkan ke dalam dokumen murid yang bersangkutan.
3) Bila guru memandang perlu memberikan pelayanan kepada murid, maka
laporannya juga dimasukkan ke dalam dokumen di atas.
4) Konsultasi guru dengan orang tua murid hendaknya juga dicatat dan dimasukkan ke
dalam dokumen.
5) Sebulan guru diharapkan dapat memberikan laporan tentang pelayanan bimbingan
dan konseling kepada kepala sekolah baik secara tertulis maupun secara lisan.
6) Dalam keadaan yang sangat khusus guru kelas dapat menghasilkan murid kepada
petugas yang lebih relevan dan berwewenang atas izin kepala sekolah.

E. Sarana Administrasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Sarana penunjang pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di
sekoah dasar, antara lain:
a. Ruang serba guna bimbingan. Pada ruangan ini dapat dilakukan berbagai kegiatan
bimbingan dan konseling seperti bimbingan kelompok, konseling perorangan,
pemberian informasi dan lain sebagainya. Ruang tersebut harus menyenangkan, tidak
memberikan kesan yang sama dengan situasi kelas dan terhindar dari suasana
keributan.
b. Alat-alat mobile seperti almari, meja, kursi konseling, dan kursi tamu.
c. Alat-alat kelengkapan bimbingan seperti alat-alat pengumpulan data, alat-alat
penyimpanan dan pengolahan data, buku paket bimbingan karier, papan media
bimbingan (untuk keperluan pemberian informasi) dan sebagainya. Alat-alat ini
sebaiknya disimpan pada ruangan serba guna bimbingan.

9
10
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling adalah bentuk kegiatan yang


mengatur cara kerja, prosedur kerja, dan pola atau mekanisme kerja kegiatan
bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan
lancar, tertib, efektif dan efesien apabila dilaksanakan dalam suatu organisasi yang
baik dan teratur. Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling ditandai oleh
adanya dasar dan tujuan organisasi, personel dan perencanaan yang matang.

Bentuk atau pola organisasi bimbingan dan konseling dikembangkan sesuai


dengan situasi dan kondisi sekolah dan besar kecilnya isi program. Ada berbagai
macam pola organisasi bimbingan dan konseling yang dapat diterapkan di sekolah.

Administrasi program bimbingan dan konseling dimaksudkan sebagai kegiatan


pengaturan lalu lintas kerja pelayanan bimbingan dan konseling sehingga kegiatan
tersebut berjalan lancar, efisien, dan efektif. Pengadministrasiannya dapat berupa
pencatatan data murid, penyimpanannya, pelaporan, dan pengalihtanganan masalah
murid kepada tenaga yang lebih ahli/relevan.

B. SARAN

Program bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses


pencapaian tujuan pendidikan, oleh karena itu program bimbingan dan konseling
merupakan sebuah kemestian bagi agar tercapai tujuan pendidikan. Mengingat hal
itu, maka kami menyarankan kepada pemangku kebijakan untuk selayaknya
menyediakan konselor di setiap sekolah, sehingga pendidikan di Indonesia dapat
mencapai tujuan sebagaimana yang diamanatkan di dalam Undang-Undang.

11
DAFTAR PUSTAKA
Sutikno, M. Sobry. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Prospect. 2010
Sukardi, Dewa Ketut. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Alfabeta.
2003
Amti, Erman dan Marjohan. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Dedikbud. 1992
Winkel, M.s. dan M.M. Sri Hastuti . Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi. 2006

12

Anda mungkin juga menyukai