Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah
SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul
“Organisasi Dan Administrasi Bimbingan Dan Konseling”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini.
Terima kasih.
Penulis
I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………..………………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………..……………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUN …………………..……………………………………….……….1
A. Latar Belakang……….…………………………………………..……1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………..……..2
D. Manfaat Penulisan ……………………………………………………2
BAB II KAJIAN TEORISTIK…………………………………………….. 3
A. Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah…..…. 3
B. Administrasi Bimbingan dan Konseling di sekolah………………… 3
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………. 4
A. Pengorganisasian bimbingan dan konseling………………………………4
B. Tugas - tugas personal bimbingan dan konseling…………………………7
C. Administrasi bimbingan dan konseling…………………………………….8
D. Pola Kerja Administrasi Bimbingan Konseling di Sekolah……………….9
E. Sarana Administrasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah……9
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap lembaga pendidikan, yang umumnya kita sebut sebagai sekolah,
keberadaan bimbingan dan konseling sebagai organisasi tersendiri yang memiliki
tugas memberikan bantuan kepada siswa tentu sangat di perlukan. Setiap guru perlu
menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka membantu
murid mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Pelayanan bimbingan dan konseling itu
akan berjalan dengan baik apabila pelaksanaannya didasari program yang terencana
dan terarah. Program bimbingan dan konseling yang telah tersusun secara baik akan
dapat dilaksanakan secara efektif apabila di dukung oleh organisasi yang baik dan
tertib. Kalau organisasi bimbingan dan konseling terlaksana dengan baik, maka
kegiatan-kegiatannya dapat terkoordinasi dengan baik, saran-saran layanan secara
bijaksana.
Selanjutnya organisasi bimbingan dan konseling yang baik dan tertib perlu ditopang
oleh administrasi yang teratur. Karena dengan adanya administrasi yang teratur itu
akan memungkinkan terlaksananya mekanisme dan prosedur kerja yang lancar
diantara berbagai petugas bimbingan dan konseling di sekolah.
Dalam perspektif pendidikan nasional, Bimbingan dan Konseling merupakan bagian
yang tidak bisa dilepaskan dari sistem pendidikan di sekolah, yang bertujuan untuk
membantu para siswa agar dapat mengembangkan dirinya secara optimal dan
memperoleh kemandirian. Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling
setidaknya harus di dukung oleh Semua stakeholder yang ada di sekolah, dalam artian
harus ada kegiatan kerja sama antar penghuni sekolah agar semua program yang telah
di susun dapat di laksanakan.
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga
pelayanan bimbingan dan konseling benar-benar memberikan kontribusi pada
penetapan visi, misi, dan tujuan sekolah dan madrasah yang bersangkutan. Kegiatan
ini didukung oleh manajemen pelayanan yang baik pula guna tercapainya peningkatan
mutu pelayanan bimbingan dan konseling.
1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengorganisasian bimbingan dan konseling?
2. Apa saja tugas-tugas personal bimbingan dan konseling?
3. Jelaskan administrasi bimbingan dan konseling?
4. Apa saja Pola Kerja Administrasi Bimbingan Konseling di Sekolah?
5. Bagaimana Sarana Administrasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah?
C. Tujuan Penulisan
Bimbingan dan konseling merupakan sebuah disiplin ilmu yang tentu saja memiliki
unsur-unsur yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan
program bimbingan dan konseling di sekolah, untuk itu kami mencoba membahas
beberapa poin penting dari unsur-unsur tersebut.
D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan sanggup dijadikan sebagai kajian ilmiah maupun
penerapan langkah konkret dalam hal administrasi pelayanan Bimbingan Konseling di
sekolah-sekolah lain.
Bagi Penulis, menunjukkan informasi dan menambah wawasan akan pentingnya
penerapan administrasi bimbingan konseling sekolah
Bagi Sekolah, hasil penulisan diharapkan sanggup menunjukkan masukan khususnya
mengenai administrasi bimbingan konseling sekolah
2
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Keterangan :
1. KADISDIK adalah personil yang bertugas melakukan pengawasan dan
pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konselingdi
sekolah;
2. Komite Sekolah adalah organisasi independen yang berperan membantu
penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan;
3. Kepala Sekolah adalah penangung jawab pendidikan di satuan
pendidikansecara keseluruhan, termasuk pelaksanaan pelayanan bimbingan
dankonseling;
4. Kepala Sekolah adalah orang yang membantu kinerja kerja KepalaSekolah
3
5. Bimbingan dan Konseling adalah pelaksana utama pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah;
6. Mata Pelajaran/Guru Praktik adalah pelaksanaan pengajaran ataulatihan di
sekolah;
7. kelas adalah guru yang ditugasi secara khusus untuk mengelola satukelas
tertentu;
8. usaha adalah orang yang bertugas membantu kepala sekolah dalam
penyelenggaraan administrasi ketatausahaan sekolah;
9. adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran latihan,dan
bimbingan dan konseling di sekolah.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
4. Menjamin berlangsungnya kerja sama, sehingga semua unsur dapat
salingmenunjang dan semua upaya serta sumber dapat dikoordinasikan
demikelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling
untukkepentingan peserta didik.
5. Menjamin terlaksananya pengawasan, penilaian dan upaya tindak
lanjut,sehingga perencanaan pelaksanaan dan penilaian program bimbingan
dankonseling yang berkualitas dapat terus dilakukan. Pengawasan dan
penilaianhendaknya dapat berlangsung secara vertikal (dari atas ke bawah
dan dari bawahke atas), dan secara horizontal (penilaian sejawat)
Agar pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling dapat
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan bimbingan dan penyuluhan di sekolah, maka
beberapa hal yang perlu di perhatikan antaranya :
2) Mekanisme kerja, pola kerja, atau prosedur kerja bimbingan dan konseling
harus tunggal sehingga siswa tidak menjadi bingung karena adanya berbagai
bentuk layanan bimbingan dan konseling yang serupa dan di laksanakan oleh
petugas yang berbeda.
6
Tata Usaha, Komite, Koordinator Guru Pembimbing, Guru Pelajaran/Praktik, Wali
Kelas, dan Siswa.
B. Tugas -Tugas Personal Bimbingan Konseling
Personal yang dapat berperan dalam pelayanan bimbingan dan konseling
terentang secara vertical dan horizontal. Pada umumnya, personal tersebut dapat
diidentifikasikan sebgai berikut :
1. Kepala Dinas Pendidikan .
Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling di satuan pendidikan.
2. Kepala Sekolah.
Sebagai penanggung jawab program pendidikan secara menyeluruh di satuan
pendidikan masing-masing.
3. Wakil Kepala Sekolah.
Mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personel sekolah.
4. Koordinator Guru Pembimbing Bimbingan dan Konseling
7
6. Wali Kelas
7. Tata Usaha
Pembantu kepala sekolah dalam penyelenggaraan administrasi dan ketatausahaan.
8. Komite Sekolah
Organisasi yang terdiri dari unsur sekolah, orang tua, dan tokoh masyarakat, yang
berperan membantu penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan.
9. Siswa
Sebagai kelompok subjek yang potensial untuk diselenggarakannya “bimbingan
sebaya”. Untuk setiap personal yang diidentifikasikan itu, diterapkan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab masing-masing yang terkait langsung secara
keseluruhan dengan organisasi pelayanan bimbingan dan konseling.
E. . Administrasi Bimbingan Konseling
Administrasi bimbingan dan konseling dapat dilihat secara makro dan mikro.
Secara makro administrasi bimbingan dan konseling dimaksudkan sebagai usaha
dalam mengelola dan menggerakan berbagai personil dan material dalam rangka
mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Sedangkan secara mikro administrasi
bimbingan dan konseling dimaksudkan sebagai kegiatan pengaturan lalu lintas kerja
pelayanan bimbingan dan konseling sehingga kegiatan tersebut tetap lancer, efisien,
dan efektif.
a) Mengingat kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan oleh guru kelas maka
sebaiknya pekerjaan administrasi tersebut tidak terlalu menyita waktu mereka.
Catatan-catatan yang dikerjakan haruslah bersifat sederhana.
b) Catatan-catatan pribadi yang dibuat harus dijaga kerahasiaannya.
8
c) Semua catatan yang dikumpulkan hendaknya dimaksudkan untuk keperluan
layanan bimbingan dan konseling.
d) Setiap catatan tentang murid hendaknya mudah ditemukan.
1) Pada saat pertama di terima sekolah, data pribadinya dicatat dari hasil pengedaran
angket pada orang tua, atau dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data
lainnya. Data tersebut kemudian dimasukkan kedalam file, map atau buku pribadi
masing-masing murid.
2) Data murid yang diperoleh dari catatan anekdot selama proses belajar mengajar
dimasukkan ke dalam dokumen murid yang bersangkutan.
3) Bila guru memandang perlu memberikan pelayanan kepada murid, maka
laporannya juga dimasukkan ke dalam dokumen di atas.
4) Konsultasi guru dengan orang tua murid hendaknya juga dicatat dan dimasukkan ke
dalam dokumen.
5) Sebulan guru diharapkan dapat memberikan laporan tentang pelayanan bimbingan
dan konseling kepada kepala sekolah baik secara tertulis maupun secara lisan.
6) Dalam keadaan yang sangat khusus guru kelas dapat menghasilkan murid kepada
petugas yang lebih relevan dan berwewenang atas izin kepala sekolah.
9
10
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Sutikno, M. Sobry. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Prospect. 2010
Sukardi, Dewa Ketut. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Alfabeta.
2003
Amti, Erman dan Marjohan. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Dedikbud. 1992
Winkel, M.s. dan M.M. Sri Hastuti . Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi. 2006
12