Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KETERAMPILAN MENGEMBANGKAN KERJA SAMA SEJAWAT


DAN PENGEMBANGAN JEJARING (NET WORKING) KERJA
SAMA PROFESIONAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Profesi Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu :
Tri Anjar,M.Pd.,Kons.

Disusun oleh Kelompok 6 :


Rima Erviana 20130004
Mei Dwi Cahyani 20130021
Wafiqa Sekar Prwinda 20130038
Ardan Iswanda 20130056
Anisa Sari 20130059
Pemandu Arif 20130065

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN AJARAN 2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta Hidayah-
Nya, terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah “Profesi Bimbingan dan Konseling”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan
Profesi Bimbingan dan Konseling program studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Muhammadiyah Metro.
Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Tri
Anjar,M.Pd.,Kons. selaku dosen pembimbing dimata kuliah ini dan kepada
segenap pihak yang sudah memberikan bimbingan serta arahan selama proses
penulisan makalah ini.
Penulis menyadari jika terdapat banyak kekurangan didalam penulisan
makalah ini, makadari itu penulis mengharapkan sebuah kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 21 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER.....................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
A. Kerjasama Profesional dengan Teman Sejawat dan Anggota Profesi
Lainnya................................................................................................3
1. Hubungan dan Kerjasama Antar Profesi BK.................................4
B. Pengembangan program Bimbingan dan Konseling dan Jejaring (Net
Working) Kerja Sama Profesional.......................................................8
1. Pengembangan Jaringan (networking)..........................................9
2. Pengembangan Kegiatan Manajemen Bimbingan dan
Konseling......................................................................................10
3. Manajemen Program.....................................................................11
4. Pengembangan Layanan...............................................................12

BAB III PENUTUP.......................................................................................13


A. Kesimpulan.........................................................................................13
B. Saran...................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan salah satu
komponen penting dalam pendidikan sebagaimana guru lainnya. Guru
Bimbingan dan Konseling adalah seseorang yang memiliki kemampuan
dalam membantu perkembangan peserta didik (klien) dan juga ahli dalam
bidang profesinya. Guru Bimbingan dan Konseling juga merupakan
seorang anggota staf sekolah yang bertanggung jawab secara penuh
terhadap fungsi bimbingan dan mempunyai keahlian khusus dalam bidang
bimbingan konseling yang tidak dapat dikerjakan oleh Guru biasa. Guru
bimbingan dan konseling membantu peserta didik untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi siswa serta bisa menggali potensipotensi yang ada
di setiap individu siswa. Dalam hal ini seorang Guru Bimbingan dan
Konseling melaksanakan bimbingan dan konseling untuk membimbing
dan membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya
terutama tentang penyimpangan perilaku siswa. Dapat disimpulkan bahwa
Guru Bimbingan dan Konseling mempunyai tanggung jawab penuh dalam
melaksanakan bimbingan dan konseling di sekolah, guna untuk membantu
peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan ataupun beban pikiran
yang dialaminya. Keberhasilan layanan bimbingan dan konseling tidak
akan berhasil ataupun tidak akan tercapai dengan baik apabila setiap siswa
tidak berkembang secara optimal. Siswa adalah salah satu komponen
manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar.
Jadi seorang pendidik atau Guru Bimbingan dan Konseling harus
mempunyai upaya-upaya dalam memotivasi siswa dalam proses
pembelajaran.
Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah tidak dapat berfungsi
sendiri untuk memenuhikebutuhan semua siswa. Keberhasilan
siswa tergantung pada usaha kolaboratif denganpemangku
kepentingan lainnya (Griffin & Farris, 2010: 253). Oleh karena itu

1
konselor/guruBK harus mampu menjalin kerjasama dengan pihak-
pihak yang dianggap dapatmenyelesaikan permasalahan konseli. Salah
satu peran penting konselor/guru bimbingan dan konseling adalah
menjadianggota tim dari suatu kelompok profesi penolong lainnya.
Konselor/guru bimbingan dan konseling dapat memainkan peran di
sejumlah tim, dalam hal ini, tim profesi penolong (Gibson, dan
Marianne H. Mitchell, 2011). Tim yang dimaksud meliputi psikolog
sekolah,pekerja sosial, spesialis tuna rungu dan tunawicara, serta
personil kesehatan (dokter,paramedis). Untuk menjamin pekerjaan
menjadi efektif antara satu dengan yang lain, makaanggota harus
memahami laporan dan tanggung jawab masing-masing serta bagaimana
dapatmendukung satu sama lain. Hal ini tidak selalu mdah karena peran
masing-masing anggotatim sering kali tumpang tindih. Oleh karena
itu, menjadi tanggung jawab konselor/gurubimbingan dan konseling
serta anggota profesi penolong lainnya untuk mengawali
danmengembangkan hubungan kerja kooperatif dan positif yang konsisten
dengan konsep tim.

B. Rumusan Masalah
1. Bagimana hubungan kerjasama antar profesi hubungan dan kerjasama
Bimbingan dan Konseling ?
2. Bagaimana Pengembangan program Bimbingan dan Konseling dan
Jejaring (Net Working) Kerja Sama Profesional ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan kerjasama antar profesi hubungan dan
kerjasama Bimbingan dan Konseling.
2. Untuk mengetahui Pengembangan program Bimbingan dan Konseling
dan Jejaring (Net Working) Kerja Sama Profesional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerjasama Profesional dengan Teman Sejawat dan Anggota Profesi


Lainnya
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan profesi selalu dikaitkan
dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi
semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut
keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan
atau jabatanyang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang,
akan tetapimemerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang
dikembangan.
Dan juga dalam sebuah artikel yang di tulis oleh Syarifah Anis (2013)
mengatakan bahwa, profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dala bahasa
Inggris “Profess” yang bermakna janji untuk memenuhi kewajiban melakukan
suatu tugas khusus secara tetap/permanen. Profesi sebdiri memiliki arti sebuah
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan dan keahlian khusus.
Seperti yang diungkapkan oleh Burang Ashitamaymu (2015:9) didalam
tulisan Desi Suci Fitriani Dkk (2015) Konselor adalah seseorang yang karena
kewenangan dan keahlianya memberi bantuan kepada konseli. Dalam
konseling individual. Konselor menjadi aktor yang secara aktif
mengembangakan proses konseling untuk mencapai tujuan konsleing
konseling sesuai dengan prinsip- prinsip dasar konseling. Dan dalam proses
konseling, selain menggunakan meiaverbal, konselor juga dapat menggunakan
mesia tulisan, gambar, media elektronik dan media pengembangan tingkah
laku lainnya. Semua itu diuayakan konselor dengan cara-cara yang cermat dan
tepat demi terentaskannya masalah yangdialami oleh konseli.
Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah di mengerti oleh
masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah
pekerjaanm namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi.

3
Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai
ketentuan sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang
rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan dimasyarakat, karena
hampir semua orang mengganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

1. Hubungan dan Kerjasama Antar Profesi BK


Hubungan dan Kerjasama BK, umumnya dalam masalah sekolah.
Karena kedua kata ini sering ditemui. Hubungan berarti terkait akan peran,
dan sisini kita akan membahas peranan dan kerjasama personil sekolah
dalam pelayanan Bk di Sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Gusnanda
Amalia (2014) bahwa “Peran Kepala/Wakil Kepala Sekolah; kepala
sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidikan di
sekolah memegang peran strategis dalam mengembangkan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah.” Secara garis besarnya, Prayitno
(2004) dalam Gusnanda Amalia (2014) memerincikan peran, tugas dan
tanggung jawab kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling, sebagai
berikut :
1) Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan
berlangsung disekolah,sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan
bimbingan dan konseling merupakan suatukesatuan yang terpadu,
harmonis, dan dinamis.
2) Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi
terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan
efisien.
3) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan
pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan
bimbingandan konseling.
4) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingandan
konseling di sekolah.
5) Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat
mengembangkan kemampuan profesionalnya, melalui berbagai
kegiatan pengembangan profesi.

4
6) Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan
kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.
Peran Guru Pembimbing; Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan
diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum
terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat. Dalam keseluruhan proses
pendidikan guru merupakan faktor utama. Dalam tugasnya sebagai
pendidik, guru memegang berbagai jenis peran yang mau tidak mau harus
dilaksanakan sebaik- baiknya. Setiap jabatan atau tugas tertentu akan
menuntut pola tingkah laku tertentu pula. Sehubungan dengan peranannya
sebagai pembimbing, seorang guru harus;
1) Mengumpulkan data tentang siswa,
2) Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari,
3) Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orangtua siswa
baik secara individu maupun secara kelompok untuk memperoleh
saling pengertian tentang pendidikan anak,
4) Bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga lainnya untuk
membantu memecahkan masalah siswa,
5) Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik,
6) Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu,
7) Bekerja sama dengan petugas bimbingan lainnya untuk membantu
memecahkan masalah siswa
8) Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan
petugas bimbingan lainnya,
9) Meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Peran Guru Mata Pelajaran; Di sekolah, tugas dan tanggung jawab
utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati
demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan
bimbingan dankonseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap
sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan
Bimbingan dan Konseling disekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu
guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Wina Senjaya

5
(2006) menyebutkan salah satu peranyang dijalankan oleh guruyaitu
sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus
memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara
itu, berkenaan peran gurumata pelajaran dalam bimbingan dan konseling,
Sofyan S. Willis (2005) mengemukakanbahwa guru-guru mata pelajaran
dalam melakukan pendekatan kepada siswaharusmanusiawi-religius,
bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan
menghargai tanpa syarat.
Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru
mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah:
1) Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada siswa.
2) Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-
siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta
pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
3) Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan
dan konseling kepada guru pembimbing/konselor.
4) Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu
siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan
pelayanan pengajar /latihan khusus (sepertipengajaran/ latihan
perbaikan, program pengayaan).
5) Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa
dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan
pembimbingan dan konseling
6) Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang
memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
7) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa,
seperti konferensikasus.
8) Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak
lanjutnya.

6
Selanjutnya, peran Wali Kelas sebagai pengelola kelas tertentu dalam
pelayanan bimbingan dan konseling, Wali Kelas berperan :
1) Membantu guru pembimbing/konselor melaksanakan tugas-
tugasnya,khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya,
2) Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan peranannya dalam
pelayanan bimbingandan konseling, khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya,
3) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi
siswa,khususnya dikelas yangmenjadi tanggung jawabnya, untuk
mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan dan
konseling,
4) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan
konseling, seperti konferensikasus; dan
5) Mengalih tangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan
dan konseling kepada guru pembimbing/konselor.

Selanjutnya, peran Pengawas BK. Pengawas BK mempunyai peranan


mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi kepentingan
tenaga, prasarana, dan sarana alat dan perlengkapan pelayanan BK dan
mengkoordinasikan guru pembimbing dalam :
1) Memasyarakatkan pelayanan BK kepada segenap warga sekolah
(siswa, guru, dan personil sekolah lainnya), orang tua siswa dan
masyarakat.
2) Menyusun program kegiatan BK (prohram satuan layanan dan
kegiatan pendukung, program mingguan, bulanan, caturwulan,
dantahunan).
3) Melaksanakan program BK
4) Mengadministrasikan program kegiatan BK
5) Menilai hasil pelaksanaan program BK
6) Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan BK
7) Memberikan tindak lanjut terhadap analisis penilaian BK

7
Selanjutnya, kerjasama antara Personil Sekolah dan Pelaksana BK.
Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses belajar pembelajaran tidak
dapat dipisahkan dari proses bimbingan. Ada beberapa pendapat mengenai
hal ini yaitu :
1) Proses belajar menjadi sangat efektif apabila bahan yang
dipelajari dikaitkan langsung dengan tujuan pribadi siswa
2) Guru memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya
lebih peka terhadapa hal-hal yang dapat memperlancar dan
mengganggu kelancaran kegiatan kelas
3) Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah/kesulitan
secara lebih nyata. Guru pembimbing mempunyai keterbatasan
dalam hal yang berkaitan dengan:
a) Kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan siswa dalam
hal ini karena tenaga pembimbing masih sangat terbatas,
sehingga pelayanan siswa dalam jumlah yang cukup banyak
tidak bisa dilakukan secaraintensif.
b) Keterlibatan guru pembimbing sehingga tidak mungkin dapat
memberikan semua bentuk pelayanan seperti memberikann
pengajaran perbaikan untuk bidang studiter tentu di lain pihak,
guru juga mempunyai beberapa ketentuan menurut Koestoer
Pratowisastro (1982). Keterbatasan-keterbatasan guru tersebut
antara lain: (1) Guru tidak mungkin lagi menangani masalah
siswa yang bermacam-macam, karena guru tidak terlatih untuk
melakukansemua tugas. (2) Guru sendiri sudah berat tugas
mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah tugas
yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam
masalah.

B. Pengembangan program Bimbingan dan Konseling dan Jejaring (Net


Working) Kerja Sama Profesional
Dukungan sistem adalah komponen pelayanan dan kegiatan manajemen,
tata kerja, infrastruktur (Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan

8
pengembangan kemampuan professional professional konselor/ guru
pembimbing secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan
bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
peserta didik. Komponen ini memberikan dukungan kepada konselor/guru
pembimbing dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling. Sedangkan bagi tenaga pendidik lainnya adalah untuk
memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah/madrasah.
Pengembangan Program Bimbingan & Konseling akan dideskripsikan
sebagai berikut:
1. Pengembangan Jaringan (networking)
Pengembangan jaringan yang dilakukan oleh guru BK sebagai konsultan
sekolah adalah konsultasi dengan guru lain tentang pengembangan
akademik dan non akademik siswa,melakukan program kerjasama dengan
orang tua atau masyarakat sekitar,berpartisipasi dalam perencanaan dan
pelaksanaan program sekolah,dan berkolaborasi dengan staf sekolah
lainnya untuk menciptakan sebuah lingkungan sekolah yang kondusif
bagi pengembangan siswa. Melakukan penelitian lebih lanjut tentang
masalah bimbingan dan konseling, dan berkolaborasi atau berkolaborasi
dengan ahli lain dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Dan dalam
hal ini jugaa ada beberapa poin yang yang menyangkut kegiatan konselor,
yakni :
a) Konsultasi dengan guru;
b) Menyelenggarakan program bersama dengan orang tua atau
masyarakat;
c) Partisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan acara
sekolah/madrasah;
d) Berkolaborasi dengan sekolah/staf sekolah lain untuk
menciptakanl ingkungan sekolah yang kondusif bagi
perkembangan mereka yang mencari konseling;
e) Melakukan penelitian terhadap pertanyaan terkait
kepemimpinan dan konseling;

9
f) Kerjasama dengan tenaga ahli lain dalam kaitannya dengan jasa
bimbingandan konsultasi. Tentang pengembangan profesional, guru
pembimbing harus "memperbarui"pengetahuan dan keterampilannya:
1) Pengembangan profesional
2) Aktif dalam serikat pekerja
3) Partisipasi dalam lokakarya, seminar atau lokakarya
4) Penelitian dan pemeriksaan
5) Studi Lanjutan (Sarjana)

2. Pengembangan Kegiatan Manajemen Bimbingan dan Konseling


Kegiatan manajemen yang dilakukan oleh guru bimbingan dan
konseling untuk memfasilitasi fungsi bimbingan dan konseling mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi untuk mencapai
tujuan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien melalui
pemanfaatan berbagai sumber daya. Kegiatan administrasi meliputi
pengembangan profesional, konsultasi dan kolaborasi dan manajemen
program.
1) Pengembangan Profesionalitas
Pengembangan professional guru BK diperlukan dalam upaya
meningkatkan keterampilannya agar penguasaan seluruh
kompetensi yang dipersyaratkan tetap konstan dan sedapat
mungkin dapat mencapai tingkat yang setinggi-tingginya. Tujuan
pengembangan adalah agar guru BK dapat (1) memenuhi
kebutuhan siswa yang terus meningkat. (2) Adaptasi terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,dan (3)
Kesesuaian model dibidang bimbingan dan konseling.
Kompetensi profesional guru BK dapat dikembangkan antara lain
melalui pendidikan dan pelatihan, pendidikan
tinggi,magang,workshop,otomasi mengajar yaitu guru BK dengan
mengupayakan pengembangan sendiri melalui kajian sumber
belajar yang sesuai dengan tugasnya yaitu memberikan pelayanan
nasihat.

10
2) Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
Untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada siswa atau
konselor, Guru BK sebagai konselor perlu melakukan konsultasi
dan kolaborasi dengan guru-guru,orangtua, staff, serta institusi di
luar sekolah untuk memperoleh Informasi dan umpan balik
tentang layanan dukungan yang diberikan kepada klien,
menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif untuk
pengembangan klien dan meningkatkan kualitas program
pendampingan dan konseling

3. Manajemen Program
Program Layanan Pendampingan dan Konsultasi memerlukan
pengelolaan program yang berkualitas, jelas, sistematis dan
terarah untuk mencapai tujuan yangtelah ditetapkan sebelumnya.
Oleh karena itu, bimbingan dan konseling komprehensif
dimasukkan sebagai bagian integral dari semua program
sekolah dengan dukungan yang memadai dari segi ketersediaan
sumber daya manusia (konselor),fasilitas dan keuangan.
Pengembangan yang dilakukan adalah :
a. Memberikan saran kepada guru- gu ujiru untuk membentuk
kelompok konseling ,
b. Pihak sekolah berkolaborasi dengan para ahli dari Universitas
atau Lembaga Konseling,
c. Pengembangan profesionalitas guru melaluijalur Pendidikan
maupun pelatihan,
d. Manajemen Program, Peneliti merekomendasikan kerangka
kerja bimbingan dan konseling yang meliputi empat aspek
asesmen lingkungan, harapan dan kondisi lingkungan,
komponen program tahunan, dan strategi pelayanan.

11
4. Pengembangan Pelayanan
Pengembangan pelayanan meliputi :
1) Bimbingan kelas, secara terjadwal guru melakukan diskusi atau curah
pendapat bersama dengan siswa tentang kondisi kelas,
2) Bimbingan Kelompok, di kelas guru membentuk kelompok-kelompok
siswa yang terdiri dari 3 sampai 5 siswa dengan memberikan tema
mengenai masalah-masalah yang dialami oleh para anggota
kelompok.
3) Konferensi kasus, Konferensi ini dilakukan bersama orangtua dan
guru dalam mebahas kasus-kasus (berat) tertentu yang dilaksanakan
secara terbatas dan terutup.
Dalam mengembangkan program BK perlu diperhatikan 3 aspek penting:
1) Tujuan yang dicapai untuk memudahkan guru menentukan strategi
yang akan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan,
2) Melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok seperti bimbingan terjadwal
kepada siswa dikelas,
3) Partisipasi dari orang tua siswa dalam kegiatan pengembangan
program BK.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam rangka menjalin kerjasama professional yang efektif, penting
untuk membangun hubungan saling percaya, saling menghormati, dan
saling mendukung. Dengan berbagi pengetahuan, berpartisipasi dalam
kegiatan kolaboratif, dan memberikan kontribusi yang berarti, individu
dapat memperkuat koneksi profesional mereka dan mencapai keberhasilan
yang lebih besar dalam karir mereka.
Hubungan dan kerjasama antar profesi Bimbingan dan Konseling
(BK) yaitu saling melengkapi, dukungan psikososial, penanganan masalah
individu, perawatan terintegrasi. Dengan kerjasama antar profesi ini,
individu dapat mendapatkan manfaat dari pendekatan yang komprehensif
dan mendalam untuk mengatasi masalah emosional, sosial, dan psikologis
mereka. Kerjasama ini juga memperluas cakupan pelayanan yang tersedia
dan memastikan bahwa individu mendapatkan perawatan yang sesuai
dengan kebutuhan mereka.
Pengembangan program Bimbingan dan Konseling dan jejaring kerja
sama profesional membutuhkan upaya, komitmen, dan dedikasi dari para
profesional terlibat. Dengan memperkuat koneksi dan kolaborasi di antara
mereka, praktik Bimbingan dan Konseling dapat terus berkembang dan
memberikan manfaat yang lebih besar bagi individu yang membutuhkan
pelayanan tersebut.
B. Saran
Berikut adalah beberapa saran untuk pengembangan program
Bimbingan dan Konseling dan jejaring kerja sama profesional:
1. Bentuk Asosiasi atau Organisasi Profesional
2. Sosialisasikan Program secara Luas
3. Adakan Acara Berbasis Jaringan
4. Fasilitasi Diskusi dan Kolaborasi Online
5. Berikan Pelatihan dan Lokakarya

13
6. Kolaborasi Riset dan Publikasi
7. Jalin Kemitraan dengan Institusi Pendidikan
8. Manfaatkan Konferensi dan Seminar

14
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Gusnanda. (2014). Peran dan Kerjasam Personil: Peranan dan


Kerjasama Personil Sekolah dalam Pelayanan BK di Sekolah.
Anis, Sarifah. (2013). Makalah Etika Profesi Hubungan Antara Pekerjaan,
Profesi, Profesional dan Teknologi Informasi.
Desi, Annisa. (2018). Kerjasama Guru Bk Dan Orangtua Dalam Memberikan
Motivasi Belajar Kepada Siswa Yang Memiliki Hasil Belajar Rendah DI
SMPN 1 Canduang. Skripsi diterbitkan. Bukittinggi: FTIK IAIN
Bukittinggi.
Fitriani, Desi Suci .(2015). Makalah Bimbingan dan Konseling Profesi. BauBau:
Universitas Muhammadiyah Buton Bau Bau.
http://conversion/tmp/scratch/http:%2F%2F
%20syarifahanis.blogspot.co.id%2F2013%2F05%2Fmakalah-etika-
profesi-hubungan-antara.html . (Akses 20 Mei 2021)
http://conversion/tmp/scratch/http:%2F%2Fswagwildnyoung.
%20blogspot.co.id%2F2014%2F03%2Fperanan-dan-kerjasama-
personil.html . (Akses 21 Mei 2023).
https://burangasitamaymo.wordpress.com/2015/06/26/makalah-bimbingan.
(Diakses pada tanggal 20 Mei 2023)
Muadzimah, Zumrotul. (2022). Analisis Kinerja Guru Bimbingan Konseling
SMA/SMK di Surakarta. Dharmas Education Journal. 3 (1):103-111.
Purwaningrum, Ribut. (2018). Bimbingan dan Konseling Komprehensif Sebagai
Layanan Prima Konselor. Jurnal Ilmiah Konseling. Vol 18 (1):18-27.
Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Rajawali Pers.
Yusuf, Syamsu. 2006. Program Bimbingan dan Konseling di sekolah (SLTP dan
SLTA). Bandung: Pustaka Bani Quraisy

15

Anda mungkin juga menyukai