Anda di halaman 1dari 21

STUDI KASUS TENTANG PERENCANAAN KARIR YANG RENDAH

PADA SISWA DAN PENANGANANNYA DI SMK NEGERI 1 METRO

Oleh :

Erlangga Alif Ramadhan

20130032

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang telah
memberikan karunia dan lindungan-Nya disertai keteguhan dan kesabaran hati,begitu besar
rasa syukur yang dirasakan, karena berkat Ridho-Nyalah sehingga akhirnya laporan studi
kasus ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Studi Kasus.

Laporan ini berisi hasil studi kasus yang dilakukan selama beberapa waktu di salah
satu SMK Negeri yang ada di Metro.

Dalam penulisan ini,  penyusun menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari semua
pihak tidak mungkin dapat diselesaikan. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang tak
terhingga penyusun sampaikan terutama kepada Segenap pihak dari SMK Negeri 1 Metro
yang telah banyak membantu kelancaran studi kasus ini, juga kepada Dosen Pengampu dalam
mata kuliah Studi Kasus atas bimbingannya, beserta rekan-rekan sejawat yang telah banyak
berpartisipasi.

Dengan rasa rendah hati, Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikkan dimasa
yang akan datang. Walaupun demikian penyusun mengharapkan laporan studi kasus ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Metro,  20 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar………………………………………………………………………….....i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………ii

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………..1
B. Tujuan………………………………………………………………………………1
C. Lokasi dan Waktu………………………………………………………………….2
D. Metode………………………………………………………………………………2

BAB II. PEMBAHASAN………………...………………………………………………...

A. Identifikasi……………………………………………………….………………....
B. Diagnosis………………………………………..………………………………......
C. Prognosis……………………………………………………………………...........
D. Treatment………………………………………………………………………..…
E. Evaluasi……………………………………………………………………………..
F. Tindak Lanjut……………………………………………………………………...

BAB III. PENUTUP……………………………………………........................................15

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………15
B. Saran……….………………………………………………………………............15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...………….16

LAMPIRAN……………………………………………………………………...…………17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap siswa yang ada tentunya mempunyai masalah dan akan sangat beragam.
Permasalahan yang ada dalam lingkungan siswa dapat bersifat pribadi, sosial, belajar, atau
karier. Oleh karena keterbatasan kematangan siswa dalam mengenali dan memahami
hambatan maka sebagai konselor yang berkompeten, sudah turut ambil andil di dalamnya
dalam penanganannya.
Konselor sekolah mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan dan membantu
siswa agar dapat mengembangkan potensinya secara utuh. Adapun salah satu cara yang dapat
di ambil untuk dapat membantu klien yang mengalami masalah adalah dengan menggunakan
studi kasus.
Studi kasus adalah suatu cara memperoleh data selengkap-lengkapnya tentang
individu. Data tersebut diolah dan dianalisis, kemudian hasilnya akan dapat digunakan untuk
menduga permasalahan dari individu, sehingga dapat di berikan layanan bimbingan dan
konseling setepat mungkin. Melalui studi kasus ini seorang konselor akan dapat memahami
siswanya secara mendalam. Konselor akan mampu memperoleh informasi tentang sebab-
sebab timbulnya masalah serta untuk menentukan langkah-langkah penanganan terhadap
masalah yang dialami siswa tersebut.
Berdasarkan dari pemaparan yang ada di atas maka dari itu dilakukan studi kasus
secara nyata di SMK Negeri 1 Metro untuk mendalami suatu permasalahan dari siswa.

B. Tujuan

Tujuan yang yang ingin dicapai dari kegiatan studi kasus ini adalah:

1. Untuk Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan studi kasus pada siswa yang di
lakukan di SMK Negeri 1 Metro
2. Untuk Memenuhi tugas mata kuliah studi kasus.

C. Lokasi dan waktu

Adapun lokasi dan waktu pelaksanaan praktek lapangan sebagai berikut :


1. Lokasi / Setting

Kegiatan ini berlangsung di SMK Negeri 1 Metro, yang beralamat di Jalan Kemiri
No.15A, Iringmulyo, Kec. Metro Tim., Kota Metro, Lampung

2. Waktu

Pelaksanaan studi ini dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut terhitung mulai bulan
Oktober 2022. Kegiatan dan waktu berkunjung di tentukan dari kesepakatan bersama
teman dan guru pamong berlatar BK.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam kegiatan studi kasus ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode pengumpulan data yakni melalui wawancara, angket, observasi, dan problem check
list dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang anak atau
individu lain dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face
to face relation). Wawancara dalam studi kasus ini selain di lakukan dengan siswa
bersangkutan / konseli juga di lakukan dengan guru Bk .

BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi
Identifikasi kasus
Identifikasi kasus adalah menyangkut siapa individu atau sejumlah individu yang
dapat ditandai atau diduga bermasalah atau memerlukan layanan bantuan. Berikut
adalah siswa yang dijadikan siswa kasus / konseli.
 Data berdasarkan biodata siswa

Keterangan Pribadi

1. Nama Lengkap :  DM ( Inisial)

2. Kelas : XI BDP 3

3. Sekolah : SMK Negeri 1 Metro

4. Jenis Kelamin :  Perempuan

5. Tempat tanggal lahir : Metro, 13 Desember 2005

6. Agama :  Islam

7. Cita-Cita  :  -

8. Hoby  :  Bermain

9. Alamat Rumah :  Jl. Monumen Emmy Saelan III

10. Suku :  Lampung

11. Kewarganegaraan :  Indonesia

12. Bahasa sehari – hari : Indonesia

Keadaan Jasmani
1. Tinggi badan                     : 145 cm
2. Berat badan                      : 40 kg
3. Warna kulit                       : Kuning Langsat
4. Warna rambut                  : Hitam
5. Bentuk muka                    : Bulat

Keterangan Pendidikan
1. Taman Kanak-Kanak
Umur                                   :  - Tahun
Lama Belajar                       :  - Tahun
2. Sekolah Dasar
Umur                                   :  7 Tahun
Lama Belajar                       :  6 Tahun
3. Sekolah Menengah Pertama
Umur
Lama Belajar

Keterangan Keluarga

1. Ayah Kandung / Tiri / Angkat


Nama                                   : Rahman
Agama                                 :  Islam
Umur                                   :  -
Pendidikan Terakhir            :  SD
Pekerjaan                             :  Buruh harian
Alamat                                :  Jl. Monumen Emmy Saelan III
Suku/ Kewarganegaraan     :  Lampung / Indonesia
2. Ibu Kandung / Tiri / Angkat
Nama                                   :  Ramlah
Agama                                 :  Islam
Umur                                   :  -
Pendidikan Terakhir            :  SD
Pekerjaan                             :  Ibu Rumah Tangga
Alamat                                :  Jl. Monumen Emmy Saelan III
Suku/Kewarganegaraan      :  Lampung/ Indonesia
3. Saudara
Anak ke : 4
Jumlah Saudara : 7
Laki-Laki                            :  4 Kandung / Tiri / Angkat
Perempuan                          :  3 Kandung / Tiri / Angkat
Keterangan Tempat Tinggal

1. Tinggal Dengan                   : Orang tua.

2. Ke sekolah Dengan             : Jalan kaki atau kendaraan umum.

3. Jarak Rumah Dengan Sekolah : 1 km.

Keterangan Kesehatan

1. Penyakit Yang Pernah Diderita : Asma

Fasilitas Belajar dan Pendukung

1. Kelengkapan belajar
Buku paket : Lengkap / Tidak lengkap
Buku catatan : Lengkap / Tidak lengkap
Ruang belajar : Punya / Tidak punya

2. Bimbingan
Dari ayah : Selalu / Jarang / Tidak pernah
Dari ibu : Selalu / Jarang / Tidak pernah
Dari saudara : Selalu / Jarang / Tidak pernah

3. Waktu belajar
Waktu belajar siswa : Teratur / Tidak teratur

Keterangan Lainnya

1. Penampilan
Ekspresi Wajah                   :  Datar dan
Kerapian                              :  Cukup dan perlu ditingkatkan.
Suara                                   :  Pelan
2. Tipe Pergaulan                     :  Kelompok
3. Kegiatan Di Luar Sekolah :  -
 rasa lapar
4) Sering merasa mengantuk
Keadaan penghidupan
1) Kekurangan buku karena tak mampu membeli
2) Banyak adik yang masih jadi tanggungan orang tua
3) Tidak tahu bagaimana menambah biaya kuliah
4) Selalu jalan kaki ke sekolah meskipun jaraknya jauh
5) Tinggal dengan saudara yang penghasilannya pas-pasan
Rekreasi dan hobby / kegemaran
1) Keinginan untuk berekreasi selalu terhalang
2) Suka berolahraga tetapi tidak ada kesempatan
3) Kedatangan teman-teman sangat menggangu waktu belajar
Masa depan dan cita-cita
1) Tidak tahu apa yang dilakukan setelah tamat sekolah
2) Ingin melanjutkan sekolah sambil bekerja
3) Ingin mengetahui bakat dan kemampuan sendiri
4) Cita-cita tidak sesuai dengan kemampuan
5) Cita-cita masih belum jelas

 Data berdasarkan wawancara


Dari hasil wawancara dengan siswa / konseli di dapatkan informasi tentang
gambaran studi dan kehidupan keluarganya. Dari aspek studinya di ketahui bahwa
ia memiliki waktu belajar yang tidak teratur, sulit konsentrasi saat belajar, dan
tidak begitu percaya diri untuk memiliki sebuah cita-cita. Dari kehidupan
keluarganya, si konseli berasal dari keluarga yang kurang dengan dan banyak
anggota keluarga sehingga menurutnya ia senantiasa merasa ada kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan sekolahnya, dan juga ia jarang berkomunikasi dengan
orangtua. Adapun berdasarkan wawancara dengan guru Bk di katakan bahwa anak
ini memiliki kecenderungan untuk malas ke sekolah.

Identifikasi masalah
Dari berbagai informasi yang telah diperoleh melalui pengumpulan data berupa
wawancara, maka gambaran umum permasalahan yang diperoleh menyangkut pada
bidang pendidikan (educational problems) dan perencanaan karir / jabatan (vocational
problems). Adapun karakteristiknya di jabarkan sebagai berikut :
 Ketidakpercayaan diri dalam menyusun cita-cita.
 Malas/ membolos.
 Kesulitan dalam belajar karena kurangnya fasilitas pelengkap belajar, dan waktu
belajar yang kurang teratur.
 Keseringan/ banyak bermain.
 Kehidupan keluarga yang kurang komunikasi dengan ekonomi rendah.

B. Diagnosis
Diagnosa merupakan kegiatan yang diambil untuk menetapkan faktor-faktor
penyebabnya berdasarkan hasil identifikasi masalah. Oleh karena itu, berikut akan dijabarkan
mengenai hasil dari diagnosa yang diperoleh yakni Perencanaan karir yang rendah dalam hal
ini dalam menentukan cita-cita.

Masa remaja adalah masa yang sangat penting bagi perkembangan pada masa-masa
selanjutnya, karena masa remaja menjadi dasar berhasil atau tidaknya seseorang menjalani
kenyataan hidup pada masa selanjutnya. Pada masa ini remaja akan berusaha menemukan jati
diri, mencapai kemandirian emosional, kematangan hubungan social, dan mempersiapkan diri
meniti karir.

“…Pada masa-masa tertentu dalam kehidupannya, individu dihadapkan pada tugas-


tugas perkembangan karir tertentu yang salah satunya yaitu perencanaan garis besar masa
depan antara 14-18 tahun, yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan
situasi hidupnya…” (W.S. Winkel dan Sri Hastuti).

Perencanaan karir merupakan suatu perencanaan tentang kemungkinan-kemungkinan


seseorang meniti proses karir sesuai persyaratan dan kemampuannya. Perencanaan karir
adalah salah satu usaha yang menjadi rencana seluruh kehidupan.

“…Merencanakan karir adalah kegiatan membuat rencana masa depan, dimana


setelah memutuskan pilihan pekerjaan atau karir perlu melaksanakan suatu rencana yang
diprogramkan agar tercapai cita-cita karir yang diinginkan. Perencanaan karir adalah
pemikiran yang matang tentang tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh jangka waktu
pendek dan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu panjang…” (W.S.
Winkel dan Sri Hastuti).

Bagi seorang siswa karir bukanlah hal yang mudah untuk ditentukan, namun hal itu
merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting di masa remaja untuk
mempersiapkan diri dalam karir. Kesulitan bagi siswa dalam memilih dan menentukan karir
tidak dapat dipungkiri, banyak siswa yang kurang memahami bahwa karir merupakan jalan
hidup dalam usaha menggapai kehidupan karir di masa mendatang.

Permasalahan karir yang terjadi diantaranya beban memiliki pemahaman yang mantap
tentang kelanjutan pendidikan setelah lulus, program studi yang dimasuki bukan pilihan
sendiri, belum memahami jenis pekerjaan yang cocok dengan kemampuan sendiri, masih
bingung untuk memilih jenis pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan, dan
merasa pesimis bahwa setelah lulus akan mendapatkan pekerjaan yang diharapkan.

Perencanaan karir yang rendah pada diri siswa dalam kasus ini terjadi di duga karena
siswa kurang memiliki kepercayaan diri dalam memupuk cita-citanya. Siswa juga merasa
kebingungan ketika ditanya masalah cita-cita dan akan ke mana setelah lulus. Mengingat
sebentar lagi siswa naik ke kelas tiga, seharusnya hal seperti ini tidak pelu terjadi.

Berdasarkan data yang ada hal ini muncul kurang lebih banyak di dasari oleh keadaan
kehidupan keluarga yang kurang mendukung. Komunikasi yang kurang efektif pun menjadi
permasalahan penting. Orang tua jarang memperhatikan atau mengawasi keadaan akademik
anaknya dan jarang memberi bimbingan dalam masalah studi sang anak. Selain itu keadaan
penghidupan yang disebabkan terhimpit ekonomi lemah membuat sang anak memberikan
kontribusi yang masuk akal untuk tidak terlalu mematok cita-cita ke depannya. Selain dari
keadaan keluarga. Hal ini terlihat dari masalah kesulitan belajar yang di alami siswa, seperti
kurangnya sarana pembelajaran yang di miliki dan motivasinya yang rendah dalam belajar
(sering kurang konsentrasi) serta malas ke sekolah berdasarkan sumber dari guru BK.

“…hakikat dari pola karir seseorang di tentukan oleh tingkat sosial ekonomi
orangtuanya, kemampuan mental, ciri-ciri kepribadian, dan oleh kesempatan-kesempatan
yang terbuka bagi dirinya…” (Teori jabatan Donal E. Super)

Jadi disimpulkan bahwa masalah yang di alami siswa / konseli di sebabkan faktor
antara lain yaitu :

1. Kepercayaan diri yang kurang pada klien dalam menyusun cita-cita.


2. Keadaan keluarga dan kurangnya perhatian orangtua pada akademik anak.
3. Kesulitan mengakses pembelajaran.

C. Prognosis
Prognosis merupakan estimasi alternatif pemecahan masalah yang mungkin di
lakukan berdasarkan hasil diagnosis.

Dari hasil diagnosis diatas, maka rencana bantuan/ treatmen yang dapat diberikan
kepada siswa / konseli dalam usaha untuk memecahkan masalahnya yaitu :

1. Pemberian bantuan konseling gestalt dengan teknik kursi kosong


2. Bimbingan karir.

Pengambilan bentuk treatmen di dasari pada beberapa landasan yang berkaitan


dengan permasalahan siswa / konseli. Pertama pemberian bantuan konseling gestalt dengan
teknik kursi kosong di dasari karena adanya unsur ketidakpercayaan diri yang di temukan
pada diri konseli yang menyebabkan ia bingung akan karir ke depannya. Konsep dari
pendekatan gestal dengan teknik kursi kosong sendiri adalah untuk membantu konseli dalam
memecahkan masalah-masalah interpersonal yang ada dalam dirinya, seperti rasa kurang
percaya diri tadi, sehingga konseli bisa memiliki kesadaran secara utuh akan dirinya, dan ia
akan mencari dan menemukan apa yang di perlukan untuk dirinya. Konseli akan menjadi
sadar akan apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukan itu, dan bagaimana
mereka mengubah diri dan pada waktu yang sama untuk belajar menerima dan menghargai
diri mereka sendiri. Di harapkan mereka akan menyadari bahwa karir penting untuk
kehidupan mereka lebih baik ke depannya.

Kedua adalah pemberian bimbingan dan konseling karir. Bimbingan karir di lakukan
dalam bentuk pemberian layanan informasi tentang karir. Dengan pemberian layanan
informasi karir ini diharapkan akan mampu membantu siswa / konseli untuk memahami
dirinya dalam kaitannya dengan dunia kerja, pendidikan, sosial, dan masalah-masalah
kemasyarakatan lainnya.

D. Treatment

Treatment atau lazimnya disebut perlakuan merupakan tindakan menetapkan dan


melakukan cara yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah kasus dengan program
yang teratur dan sistematis.
Adapun treatment bantuan yang dapat di berikan kepada konseli yaitu :

1. Pemberian bantuan konseling gestalt dengan teknik kursi kosong, di gunakan untuk
membantu konseli dalam memecahkan masalah-masalah interpersonal yang ada
dalam dirinya.
Tahapan pemberian bantuan konseling gestalt dengan kursi kosong di laksanakan
sebagai berikut :
a. Praktikan memberitahukan bagaimana aturan main dari permainan peran ini.
b. Siswa diminta agar ia bisa menghadapkan suatu situasi, dimana, kapan ia harus
berperan sebagai top dog dan kapan ia harus memainkan peran sebagai under dog.
c. Saat ia bermain peran dalam teknik kursi kosong, siswa diminta agar benar-benar
memainkan perannya sesuai dengan kondisi sebenarnya (serius). Contoh saat ia
senang ia harus dapat mengungkapkan kegembiraannya tersebut begitu sebaliknya
saat ia sedang sedih ia harus dapat mengungkapkan perasaannya tersebut. Dalam
hal ini siswa perlu secara sungguh-sungguh memperlihatkan bagaimana keadaan
optimis dan pesimisnya akan masalah cita-citanya.
d. Setelah permainan peran berakhir siswa diminta untuk mendiagnosis akan
perasaan-perasaan yang dialaminya.
e. Mengevaluasi seberapa evektif akan keberhasilan dalam pengungkapan perasaan
siswa.

2. Bimbingan karir

Layanan informasi ini diberikan untukm membekali siswa dengan berbagai


pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna bagi individu siswa
sebagai penunjang karirnya ke depannya. Dalam bimbingan ini diberikan Informasi
tentang macam-macam karir yang ada di sekitar kita dan jenjang pendidikan yang
sesuai dengan karir tersebut. Layanan informasi yang diberikan pratikan berkaitan
dengan permasalahan yang dialami oleh klien yaitu pada masalah perencanaan karir
yang masih rendah. Untuk pelaksanaan layanan informasi, praktikan memberikan
layanan informasi secara individual. Adapun tujuan dari pemberian informasi ini
melihat dari permasalahan klien yang mengalami permasalahan karir yang rendah.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu cara yang ditempuh untuk melihat seberapa jauh efek atau
pengaruh yang diberikan bagi pemecahan masalah yang ada. Segi keberhasilan dan tidaknya
perlakuan yang telah diberikan dijabarkan sebagai berikut :

1. Dari sisi keberhasilan


a. Siswa bersangkutan mengetahui informasi tentang karir yang ada.
b. Siswa menyadari akan masalahnya.
2. Dari sisi ketidakberhasilan
a. Siswa masih belum menampakkan rasa percaya diri yang diharapkan.
b. Siswa kurang mau berpartisipasi dalam konseling yang dilakukan, akibatnya
proses konseling agak terhambat karena siswa begitu tak mau membuka diri.

F. Tindak Lanjut

Tindak lanjut (Follow Up) merupakan upaya yang dilakukan konselor untuk
mengikuti perkembangan klien selanjutnya. Tindak lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan kemajuan yang dialami klien atas bantuan yang telah diberikan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan ini antara lain :

1. Memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu giat belajar dan percaya sepenuhnya
pada kemampuan yang dimilikinya, sehingga ia mampu menata cita-citanya dengan
penuh percaya diri sesuai potensinya.
2. Menyarankan kepada guru pamong BK agar senantiasa memberikan perhatian kepada
siswanya, khususnya dalam belajar serta memberikan motivasi kepada siswa dalam
pembelajarannya.. Selain itu, orang tua juga perlu di beritahukan agar mendukung
keinginan siswa yang berhubungan dengan cita-citanya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil studi kasus yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Metro maka di
ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Studi kasus adalah suatu cara memperoleh data selengkap-lengkapnya tentang
individu, terdiri dari identifikasi, diagnosis, prognosis, treatmen, evaluasi, dan tindak
lanjut (follow up).
2. Masalah perencanaan karir yang rendah dari siswa di tengarai di sebabkan oleh
beberapa hal yakni : (1) Kepercayaan diri yang kurang pada klien dalam menyusun
cita-cita, (2) Keadaan keluarga dan kurangnya perhatian orangtua pada akademik
anak, dan (3) Kesulitan mengakses pembelajaran
3. Bantuan yang diberikan kepada siswa yang bertujuan membantu menyelesaikan
masalahnya yakni : (1) Pemberian bantuan konseling gestalt dengan teknik kursi
kosong, dan (2) Bimbingan karir.

B. Saran
Adapun berdasarkan dari studi kasus yang telah di lakukan, terdapat beberapa saran
antara lain :
1. Bagi konselor, sebaiknya lebih dalam memperhatikan perkembangan yang sedang
terjadi pada siswa. Jika memungkinkan di lakukan penindaklanjutan atas masalah
yang di alami siswa dalam kasus ini.
2. Bagi Orang tua siswa / konseli, hendaknya meningkatkan hubungan komunikasi
yang efektif dengan siswa sehingga siswa/konseli ini dapat berkembang secara
optimal.Orang tua juga hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan siswa /
konseli terutama kebutuhan psikis dan fisiknya, sehingga didapat pemahaman
tentang siswa untuk mencegah permasalahan yang dialami siswa semakin
melebar.
3. Bagi siswa / konseli, Klien hendaknya lebih bisa kooperatif dengan praktikan,
konselor ataupun orang-orang yang dapat membantu pemecahan masalah klien
sehingga memudahkan proses penyelesaian masalah.
DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : PT. Refika
Aditama.

Daruma, A. Razak Dkk. 2002. Studi Kasus. Makassar : FIP Universitas Negeri Makassar.

Sukardi, Dewa ketut. 1984. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta : PT. Ghalia
Indonesia.
L

N
VERBATIM WAWANCARA

Pertanyaan Jawaban Maksud Coding


Bagaimana sekolahnya hari Menyenangkan ji kak. Tak ada yang
W.1.1
ini ? ( senyum-senyum) mengganggu
Menurut kamu apakah sekolah Iya kak. Baik-baik saja.
W.2.1
disini menyenangkan ?
Apakah semua teman-teman di Iya kak, semua baik Dia pikir semua
sini baik pada kamu ? dan enak ditemani. temannya tak ada
(sambil mengangguk yang jahat dan W.2.3
kecil) berbuat nakal
padanya.
Saya tadi bicara pada guru BK, Jarang ji kak.. Tidak sering
katanya adik malas ke sekolah W.2.4
yaa..?
Kenapa biasa malas ke sekolah biasa kah sakit ki biasa Malas karena alas an
? atau biasa karena hujan atau sedang
W.2.5
hujan juga. ( sambil sakit.
berbicara pela-pelan )
Di kelas pelajaran apa kita Ku sukai semua ji kak, Konseli menyukai
senangi atau kurang senangi ? Cuma kalau kayak pelajarannya di
matematika dan kelas, terkecuali
bahasa inggris, tidak matematika dan W.2.6
terlalu kah susah di bahasa inggris
mengerti. karena sulit di
pahami.
Kalau di rumah teratur ji kah Tidak kak. Kadang- Belajar tidak teratur.
W.2.7
belajarnya ? kadang.
Berapa bersaudara ki kah ? 7 orang kak. saya anak Konseli anak
keempat. keempat dari 7 W.2.8
orang bersaudara.
Kerja semua atau sekolah ? yang tua kerja, yang Kakak tertua sudah
dua tidak sekolah, kerja, kedua dan
yang lain masih kecil. ketiga putus W.2.9
sekolah, dan lainnya
masih kecil
Bagaimana orang tua ta’ sering Jarang kak. Bapak Orangtua jarang
ji’ na perhatikan atau kasi’ ki jarang, ibu juga sama memberi W.2.10
bimbingan ? ji. bimbingan/arahan.

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


1. Topik permasalahan : Ragam karir
2. Bidang bimbingan : Karir
3. Jenis layanan : Layanan informasi
4. Fungsi layanan : Fungsi pemahaman
5. Kompetensi dasar : Memiliki kesadaran dan dorongan untuk mempersiapkan
karir yang cocok bagi dirinya dan mampu mengenal
berbagai jenis karir.
6. Indikator : Melaksanakan persiapan karir yang cocok bagi dirinya
dan mampu mengklarifikasi jenis karir.
7. Strategi : Penyajian informasi tentang karir
8. Deskripsi materi : Memotivasi dan semangat untuk mempersiapkan arah
karir yang cocok.
9. Sasaran layanan /semester : DM, siswa XI
10. Tempat penyelenggaraan : Ruang kelas
11. Waktu penyelenggaraan : Oktober 2022
12. Penyelenggara layanan : Praktikan selaku mahasiswa BK UM.
13. Pihak-pihak yang dilibatkan : -
14. Alat perlengkapan
yang digunakan : Selebaran, pulpen, dan materi yang relevan.

15. Rencana penilaian : Penilaian jangka pendek dan jangka panjang


16. Keterkaitan layanan ini
Dengan layanan /kegiatan lain : Layanan informasi

17. Catatan khusus :

SKENARIO
1. Kegiatan Pembuka
a. Praktikan membuka kegiatan dengan sambutan.
b. Praktikan memberi penjelasan mengenai kegiatan dan tujuan yang ingin kita capai
dari pelaksanaannya.

2. Kegiatan Inti
a. Praktikan menjelaskan uraian tentang karir dan ragamnya.
b. Praktikan meminta umpan balik dari siswa atas apa yang di sampaikan.
c. Siswa di beri kesempatan untuk bertanya.

3. Kegiatan Penutup
a. Praktikan memberi kesimpulan atas hasil yang di peroleh.

Anda mungkin juga menyukai