Oleh :
20130032
2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang telah
memberikan karunia dan lindungan-Nya disertai keteguhan dan kesabaran hati,begitu besar
rasa syukur yang dirasakan, karena berkat Ridho-Nyalah sehingga akhirnya laporan studi
kasus ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Studi Kasus.
Laporan ini berisi hasil studi kasus yang dilakukan selama beberapa waktu di salah
satu SMK Negeri yang ada di Metro.
Dalam penulisan ini, penyusun menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari semua
pihak tidak mungkin dapat diselesaikan. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang tak
terhingga penyusun sampaikan terutama kepada Segenap pihak dari SMK Negeri 1 Metro
yang telah banyak membantu kelancaran studi kasus ini, juga kepada Dosen Pengampu dalam
mata kuliah Studi Kasus atas bimbingannya, beserta rekan-rekan sejawat yang telah banyak
berpartisipasi.
Dengan rasa rendah hati, Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikkan dimasa
yang akan datang. Walaupun demikian penyusun mengharapkan laporan studi kasus ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar………………………………………………………………………….....i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..1
B. Tujuan………………………………………………………………………………1
C. Lokasi dan Waktu………………………………………………………………….2
D. Metode………………………………………………………………………………2
A. Identifikasi……………………………………………………….………………....
B. Diagnosis………………………………………..………………………………......
C. Prognosis……………………………………………………………………...........
D. Treatment………………………………………………………………………..…
E. Evaluasi……………………………………………………………………………..
F. Tindak Lanjut……………………………………………………………………...
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………15
B. Saran……….………………………………………………………………............15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...………….16
LAMPIRAN……………………………………………………………………...…………17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap siswa yang ada tentunya mempunyai masalah dan akan sangat beragam.
Permasalahan yang ada dalam lingkungan siswa dapat bersifat pribadi, sosial, belajar, atau
karier. Oleh karena keterbatasan kematangan siswa dalam mengenali dan memahami
hambatan maka sebagai konselor yang berkompeten, sudah turut ambil andil di dalamnya
dalam penanganannya.
Konselor sekolah mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan dan membantu
siswa agar dapat mengembangkan potensinya secara utuh. Adapun salah satu cara yang dapat
di ambil untuk dapat membantu klien yang mengalami masalah adalah dengan menggunakan
studi kasus.
Studi kasus adalah suatu cara memperoleh data selengkap-lengkapnya tentang
individu. Data tersebut diolah dan dianalisis, kemudian hasilnya akan dapat digunakan untuk
menduga permasalahan dari individu, sehingga dapat di berikan layanan bimbingan dan
konseling setepat mungkin. Melalui studi kasus ini seorang konselor akan dapat memahami
siswanya secara mendalam. Konselor akan mampu memperoleh informasi tentang sebab-
sebab timbulnya masalah serta untuk menentukan langkah-langkah penanganan terhadap
masalah yang dialami siswa tersebut.
Berdasarkan dari pemaparan yang ada di atas maka dari itu dilakukan studi kasus
secara nyata di SMK Negeri 1 Metro untuk mendalami suatu permasalahan dari siswa.
B. Tujuan
Tujuan yang yang ingin dicapai dari kegiatan studi kasus ini adalah:
1. Untuk Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan studi kasus pada siswa yang di
lakukan di SMK Negeri 1 Metro
2. Untuk Memenuhi tugas mata kuliah studi kasus.
Kegiatan ini berlangsung di SMK Negeri 1 Metro, yang beralamat di Jalan Kemiri
No.15A, Iringmulyo, Kec. Metro Tim., Kota Metro, Lampung
2. Waktu
Pelaksanaan studi ini dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut terhitung mulai bulan
Oktober 2022. Kegiatan dan waktu berkunjung di tentukan dari kesepakatan bersama
teman dan guru pamong berlatar BK.
Dalam kegiatan studi kasus ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode pengumpulan data yakni melalui wawancara, angket, observasi, dan problem check
list dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang anak atau
individu lain dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face
to face relation). Wawancara dalam studi kasus ini selain di lakukan dengan siswa
bersangkutan / konseli juga di lakukan dengan guru Bk .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi
Identifikasi kasus
Identifikasi kasus adalah menyangkut siapa individu atau sejumlah individu yang
dapat ditandai atau diduga bermasalah atau memerlukan layanan bantuan. Berikut
adalah siswa yang dijadikan siswa kasus / konseli.
Data berdasarkan biodata siswa
Keterangan Pribadi
2. Kelas : XI BDP 3
6. Agama : Islam
7. Cita-Cita : -
8. Hoby : Bermain
Keadaan Jasmani
1. Tinggi badan : 145 cm
2. Berat badan : 40 kg
3. Warna kulit : Kuning Langsat
4. Warna rambut : Hitam
5. Bentuk muka : Bulat
Keterangan Pendidikan
1. Taman Kanak-Kanak
Umur : - Tahun
Lama Belajar : - Tahun
2. Sekolah Dasar
Umur : 7 Tahun
Lama Belajar : 6 Tahun
3. Sekolah Menengah Pertama
Umur
Lama Belajar
Keterangan Keluarga
Keterangan Kesehatan
1. Kelengkapan belajar
Buku paket : Lengkap / Tidak lengkap
Buku catatan : Lengkap / Tidak lengkap
Ruang belajar : Punya / Tidak punya
2. Bimbingan
Dari ayah : Selalu / Jarang / Tidak pernah
Dari ibu : Selalu / Jarang / Tidak pernah
Dari saudara : Selalu / Jarang / Tidak pernah
3. Waktu belajar
Waktu belajar siswa : Teratur / Tidak teratur
Keterangan Lainnya
1. Penampilan
Ekspresi Wajah : Datar dan
Kerapian : Cukup dan perlu ditingkatkan.
Suara : Pelan
2. Tipe Pergaulan : Kelompok
3. Kegiatan Di Luar Sekolah : -
rasa lapar
4) Sering merasa mengantuk
Keadaan penghidupan
1) Kekurangan buku karena tak mampu membeli
2) Banyak adik yang masih jadi tanggungan orang tua
3) Tidak tahu bagaimana menambah biaya kuliah
4) Selalu jalan kaki ke sekolah meskipun jaraknya jauh
5) Tinggal dengan saudara yang penghasilannya pas-pasan
Rekreasi dan hobby / kegemaran
1) Keinginan untuk berekreasi selalu terhalang
2) Suka berolahraga tetapi tidak ada kesempatan
3) Kedatangan teman-teman sangat menggangu waktu belajar
Masa depan dan cita-cita
1) Tidak tahu apa yang dilakukan setelah tamat sekolah
2) Ingin melanjutkan sekolah sambil bekerja
3) Ingin mengetahui bakat dan kemampuan sendiri
4) Cita-cita tidak sesuai dengan kemampuan
5) Cita-cita masih belum jelas
Identifikasi masalah
Dari berbagai informasi yang telah diperoleh melalui pengumpulan data berupa
wawancara, maka gambaran umum permasalahan yang diperoleh menyangkut pada
bidang pendidikan (educational problems) dan perencanaan karir / jabatan (vocational
problems). Adapun karakteristiknya di jabarkan sebagai berikut :
Ketidakpercayaan diri dalam menyusun cita-cita.
Malas/ membolos.
Kesulitan dalam belajar karena kurangnya fasilitas pelengkap belajar, dan waktu
belajar yang kurang teratur.
Keseringan/ banyak bermain.
Kehidupan keluarga yang kurang komunikasi dengan ekonomi rendah.
B. Diagnosis
Diagnosa merupakan kegiatan yang diambil untuk menetapkan faktor-faktor
penyebabnya berdasarkan hasil identifikasi masalah. Oleh karena itu, berikut akan dijabarkan
mengenai hasil dari diagnosa yang diperoleh yakni Perencanaan karir yang rendah dalam hal
ini dalam menentukan cita-cita.
Masa remaja adalah masa yang sangat penting bagi perkembangan pada masa-masa
selanjutnya, karena masa remaja menjadi dasar berhasil atau tidaknya seseorang menjalani
kenyataan hidup pada masa selanjutnya. Pada masa ini remaja akan berusaha menemukan jati
diri, mencapai kemandirian emosional, kematangan hubungan social, dan mempersiapkan diri
meniti karir.
Bagi seorang siswa karir bukanlah hal yang mudah untuk ditentukan, namun hal itu
merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting di masa remaja untuk
mempersiapkan diri dalam karir. Kesulitan bagi siswa dalam memilih dan menentukan karir
tidak dapat dipungkiri, banyak siswa yang kurang memahami bahwa karir merupakan jalan
hidup dalam usaha menggapai kehidupan karir di masa mendatang.
Permasalahan karir yang terjadi diantaranya beban memiliki pemahaman yang mantap
tentang kelanjutan pendidikan setelah lulus, program studi yang dimasuki bukan pilihan
sendiri, belum memahami jenis pekerjaan yang cocok dengan kemampuan sendiri, masih
bingung untuk memilih jenis pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan, dan
merasa pesimis bahwa setelah lulus akan mendapatkan pekerjaan yang diharapkan.
Perencanaan karir yang rendah pada diri siswa dalam kasus ini terjadi di duga karena
siswa kurang memiliki kepercayaan diri dalam memupuk cita-citanya. Siswa juga merasa
kebingungan ketika ditanya masalah cita-cita dan akan ke mana setelah lulus. Mengingat
sebentar lagi siswa naik ke kelas tiga, seharusnya hal seperti ini tidak pelu terjadi.
Berdasarkan data yang ada hal ini muncul kurang lebih banyak di dasari oleh keadaan
kehidupan keluarga yang kurang mendukung. Komunikasi yang kurang efektif pun menjadi
permasalahan penting. Orang tua jarang memperhatikan atau mengawasi keadaan akademik
anaknya dan jarang memberi bimbingan dalam masalah studi sang anak. Selain itu keadaan
penghidupan yang disebabkan terhimpit ekonomi lemah membuat sang anak memberikan
kontribusi yang masuk akal untuk tidak terlalu mematok cita-cita ke depannya. Selain dari
keadaan keluarga. Hal ini terlihat dari masalah kesulitan belajar yang di alami siswa, seperti
kurangnya sarana pembelajaran yang di miliki dan motivasinya yang rendah dalam belajar
(sering kurang konsentrasi) serta malas ke sekolah berdasarkan sumber dari guru BK.
“…hakikat dari pola karir seseorang di tentukan oleh tingkat sosial ekonomi
orangtuanya, kemampuan mental, ciri-ciri kepribadian, dan oleh kesempatan-kesempatan
yang terbuka bagi dirinya…” (Teori jabatan Donal E. Super)
Jadi disimpulkan bahwa masalah yang di alami siswa / konseli di sebabkan faktor
antara lain yaitu :
C. Prognosis
Prognosis merupakan estimasi alternatif pemecahan masalah yang mungkin di
lakukan berdasarkan hasil diagnosis.
Dari hasil diagnosis diatas, maka rencana bantuan/ treatmen yang dapat diberikan
kepada siswa / konseli dalam usaha untuk memecahkan masalahnya yaitu :
Kedua adalah pemberian bimbingan dan konseling karir. Bimbingan karir di lakukan
dalam bentuk pemberian layanan informasi tentang karir. Dengan pemberian layanan
informasi karir ini diharapkan akan mampu membantu siswa / konseli untuk memahami
dirinya dalam kaitannya dengan dunia kerja, pendidikan, sosial, dan masalah-masalah
kemasyarakatan lainnya.
D. Treatment
1. Pemberian bantuan konseling gestalt dengan teknik kursi kosong, di gunakan untuk
membantu konseli dalam memecahkan masalah-masalah interpersonal yang ada
dalam dirinya.
Tahapan pemberian bantuan konseling gestalt dengan kursi kosong di laksanakan
sebagai berikut :
a. Praktikan memberitahukan bagaimana aturan main dari permainan peran ini.
b. Siswa diminta agar ia bisa menghadapkan suatu situasi, dimana, kapan ia harus
berperan sebagai top dog dan kapan ia harus memainkan peran sebagai under dog.
c. Saat ia bermain peran dalam teknik kursi kosong, siswa diminta agar benar-benar
memainkan perannya sesuai dengan kondisi sebenarnya (serius). Contoh saat ia
senang ia harus dapat mengungkapkan kegembiraannya tersebut begitu sebaliknya
saat ia sedang sedih ia harus dapat mengungkapkan perasaannya tersebut. Dalam
hal ini siswa perlu secara sungguh-sungguh memperlihatkan bagaimana keadaan
optimis dan pesimisnya akan masalah cita-citanya.
d. Setelah permainan peran berakhir siswa diminta untuk mendiagnosis akan
perasaan-perasaan yang dialaminya.
e. Mengevaluasi seberapa evektif akan keberhasilan dalam pengungkapan perasaan
siswa.
2. Bimbingan karir
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu cara yang ditempuh untuk melihat seberapa jauh efek atau
pengaruh yang diberikan bagi pemecahan masalah yang ada. Segi keberhasilan dan tidaknya
perlakuan yang telah diberikan dijabarkan sebagai berikut :
F. Tindak Lanjut
Tindak lanjut (Follow Up) merupakan upaya yang dilakukan konselor untuk
mengikuti perkembangan klien selanjutnya. Tindak lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan kemajuan yang dialami klien atas bantuan yang telah diberikan.
1. Memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu giat belajar dan percaya sepenuhnya
pada kemampuan yang dimilikinya, sehingga ia mampu menata cita-citanya dengan
penuh percaya diri sesuai potensinya.
2. Menyarankan kepada guru pamong BK agar senantiasa memberikan perhatian kepada
siswanya, khususnya dalam belajar serta memberikan motivasi kepada siswa dalam
pembelajarannya.. Selain itu, orang tua juga perlu di beritahukan agar mendukung
keinginan siswa yang berhubungan dengan cita-citanya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil studi kasus yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Metro maka di
ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Studi kasus adalah suatu cara memperoleh data selengkap-lengkapnya tentang
individu, terdiri dari identifikasi, diagnosis, prognosis, treatmen, evaluasi, dan tindak
lanjut (follow up).
2. Masalah perencanaan karir yang rendah dari siswa di tengarai di sebabkan oleh
beberapa hal yakni : (1) Kepercayaan diri yang kurang pada klien dalam menyusun
cita-cita, (2) Keadaan keluarga dan kurangnya perhatian orangtua pada akademik
anak, dan (3) Kesulitan mengakses pembelajaran
3. Bantuan yang diberikan kepada siswa yang bertujuan membantu menyelesaikan
masalahnya yakni : (1) Pemberian bantuan konseling gestalt dengan teknik kursi
kosong, dan (2) Bimbingan karir.
B. Saran
Adapun berdasarkan dari studi kasus yang telah di lakukan, terdapat beberapa saran
antara lain :
1. Bagi konselor, sebaiknya lebih dalam memperhatikan perkembangan yang sedang
terjadi pada siswa. Jika memungkinkan di lakukan penindaklanjutan atas masalah
yang di alami siswa dalam kasus ini.
2. Bagi Orang tua siswa / konseli, hendaknya meningkatkan hubungan komunikasi
yang efektif dengan siswa sehingga siswa/konseli ini dapat berkembang secara
optimal.Orang tua juga hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan siswa /
konseli terutama kebutuhan psikis dan fisiknya, sehingga didapat pemahaman
tentang siswa untuk mencegah permasalahan yang dialami siswa semakin
melebar.
3. Bagi siswa / konseli, Klien hendaknya lebih bisa kooperatif dengan praktikan,
konselor ataupun orang-orang yang dapat membantu pemecahan masalah klien
sehingga memudahkan proses penyelesaian masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : PT. Refika
Aditama.
Daruma, A. Razak Dkk. 2002. Studi Kasus. Makassar : FIP Universitas Negeri Makassar.
Sukardi, Dewa ketut. 1984. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta : PT. Ghalia
Indonesia.
L
N
VERBATIM WAWANCARA
SKENARIO
1. Kegiatan Pembuka
a. Praktikan membuka kegiatan dengan sambutan.
b. Praktikan memberi penjelasan mengenai kegiatan dan tujuan yang ingin kita capai
dari pelaksanaannya.
2. Kegiatan Inti
a. Praktikan menjelaskan uraian tentang karir dan ragamnya.
b. Praktikan meminta umpan balik dari siswa atas apa yang di sampaikan.
c. Siswa di beri kesempatan untuk bertanya.
3. Kegiatan Penutup
a. Praktikan memberi kesimpulan atas hasil yang di peroleh.