Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN


Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen pengampu :

Mudaim,M.Psi

Disusun oleh :
Kelompok 2

1. Rima Erviana (20130004)


2. Agil Putra Arieftia (20130009)
3. Febi Lala (20130010)
4. Oktavia (20130015)
5. Mei Dwi Cahyanti (20130021)
6. Intan Ramadhianti Waluyo (20130025)
7. Serli Septiana Sari (20130029)
8. Sit Zainun Rul M. (20130033)
9. Fasha Bella Agelia (20130035)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta Hidayah-Nya,
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
mata kuliah “Kewirausahaan”. Shalawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yaitu Al-Qur’an serta sunnah
untuk keselamatan umatnya di dunia ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan
program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Metro. Selanjutnya
kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mudaim, M.Si selaku dosen pembimbing di
mata kuliah ini dan kepada segenap pihak yang sudah memberikan bimbingan serta arahan
selama proses penulisan makalah ini.

Penulis menyadari jika terdapat banyak kekurangan didalam penulisan makalah ini,
maka dari itu penulis mengharapkan sebuah kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 9 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4-7

BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 8

A. Kesimpulan............................................................................................................. 8
B. Saran...................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin maju suatu negara, semakin banyak orang yang terdidik, dan
banyak pula orang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.
Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausaha yang dapat membuka
lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan
mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan
anggaran belanja, personalia, dan pengawasan

Wirausaha memegang peranan yang sangat penting dalam memajukan


ekonomi suatu negara. Kemajuan ekonomi mestinya sejalan dengan kemampuan dan
peningkatan daya beli, peningkatan taraf kesejahteraan hidup dan kemakmuran bangsa
yang merata dan dirasakan secara nyata bukan hanya ditunjukkan oleh angka-angka
statistik saja. Di dalam kewirausahaan terkandung nilai, kemampuan, dan proses.
Adanya nilai dan kemampuan pada diri seorang wirausaha dapat memunculkan suatu
peluang usaha dalam kegiatan berwirausaha.

Kewirausahaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan


keberanian seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan bisnis atau non bisnis.
Menurut Lambing & Kuehl dalam Hendro (2011:21) mengatakan bahwa kewirausahaan
adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada
menjadi ada dan bisa dinikmati oleh banyak orang.

Sementara Surya Dharma (2010:6-7) mendefinisikan kewirausahaan adalah


kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif atau inovatif dan
kesanggupan hati untuk mengambil resiko atas keputusan hasil ciptaannya serta
melaksanakannya secara terbaik (sungguh-sungguh, ulet, gigih, tekun, progresif,
pantang menyerah, dan lain sebagainya) sehingga nilai tambah yang diharapkan dapat
dicapai. Dua tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan tidak hanya
menyangkut kegiatan yang bersifat komersial (mencari untung semata) tapi juga
kegiatan yang tidak komersial sejauh dilakukan dengan semangat, sikap, atau perilaku
yang tepat dan unggul untuk meningkatkan efisiensi dalam arti seluas-luasnya.

1
Sebuah metode untuk menggambarkan operasional model bisnis suatu
organisasi keseluruhan ketika diterapkan mulai dari menciptakan produk/layanan yang
mengandung tawaran nilai kepada konsumen sehingga menghasilkan pendapatan
untuk organisasi. Dari sebelas aspek operasional kewirausahaan social akan
membantu mengidentifikasi model suatu kewirausahaan sosial namun utamanya hanya
enam unsure yang menjadi pembeda kewirausahaan sosial satu dengan yang lainnya,
yaitu, customer segment yakni segmen pengguna layanan/produk berupa konsumen
dan penerima manfaat, social value propostitioon adalah tawaran nilai berbentuk misi
sosial dalam memecahkan persoalan di masyarakat, sumber daya kunci yang
digunakan untuk menghasilkan produk/layanan yang akan ditawarkan kepada segmen
pengguna (key resources), berupa arus pendapatan yang diterima dari segmen
pengguna akibat dari penerimaan tawaran nilai atau pembelian produk/layanan
(revenue stream), skema kepemilikan dan control (ownership and control), dan keenam
adalah organizational goal yakni orientasi target pengembangan organisasi.

Menurut Mc Clelland model wirausahaan adalah keinginan untuk berprestasi,


keinginan untuk bertanggung jawab, preferensi pada risiko resiko menengah, persepsi
pada kemungkinan berhasil, rangsangan oleh umpan balik, aktivitas energik, orientasi
ke masa depan, keterampilan dalam pengorganisasian, dan sikap terhadap keuntungan
finansial. Dari tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa wirausaha mempunyai sifat yang
sama yaitu mempunyai tenaga keinginan untuk terlibat dalam petualang inovatif
kemauan untuk menerima tanggung jawab pribadi dalam mewujudkan suatu peristiwa
dengan cara yang mereka miliki dan keinginan untuk berprestasi yang sangat tinggi.

Berdasarkan latar belakang di atas maka kelompok 2 membahas makalah dengan


judul “Model Proses Kewirausahaan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka bisa dirumuskan beberapa masalah berikut
ini :
1. Bagaimana model proses kewirausahaan?
2. Bagaimana tahap-tahap melakukan wirausahaan?

2
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang tlah dikemukakan maka tujuan dari
makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui model proses kewirausahaan
2. Untuk mengatahui tahap-tahap melakukan wirausahaan

3
BAB II

PEMBAHASAN

a. Model Proses Kewirausahaan

Secara umum, dalam melakukan wirausaha memiliki tahap-tahap berikut:

1. Tahap awal atau memulai, tahap ini di mana seseorang yang memiliki niat untuk
melakukan usaha menyiapkan semua segala sesuatu yang dibutuhkan di dalam
usaha, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka
usaha baru, melakukan akuisisi atau franchising serta jery usaha yang akan
dilakukan misalkan usaha bidang industri manufaktur, pertanian, jasa atau lainnya:

2. Tahap melaksanakan usaha, tahap ini seorang wirausahawaan mengelola


berbagai sumberdaya yang akan digunakan dalam usahanya, baik bidang
keuangan/pembiayaan, sumber daya manusia, kepemilikan organisasi,
kepemimpinan yang mencakup kemampuan mengambil risiko dan
keputusan, pemasaran serta melakukan monitori.

Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha biasanya diawali dengan suatu


tantangan, Suryana, (dalam Siagian, 2020). Kewirausahaan diawali dengan
tantangan sebagai aksioma. Ada tantangan, maka ada usaha untuk berpikir kreatif
dan bertindak inovatif. Ada usaha ada tantangan, sebaliknya bila tidak ada usaha,
tidak akan menemukan tantangan dan seterusnya bila tidak ada tantangan, tidak
akan ada usaha berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Sesungguhnya di dalam
kehidupan sehari-hari tidak terlepas banyaknya tantangan yang akan kita hadapi,
ada yang biasa-biasa saja, bisa diatasi penyelesaiannya. Namun ada juga tantangan
yang memiliki rintangan yang tidak dapat diatasi penyelesaiannya, hal ini tergantung
pada kemauan dan kemampuan diri sendiri masing-masing untuk menghadapi dan
mengatasi tantangan tersebut. karena adanya kelemahan (kekurangan), rasa
ketidakpuasan, ketidaksempurnaan, kesulitan, ketinggalan dan persaingan yang
mengakibatkan munculnya sebuah tantangan dalam hidup yang muncul kapan dan
di mana saja.

Dengan adanya tantangan tersebut, memulai sebuah usaha diawali dari


pemikiran atau ide tentang bagaimana, apa, di mana dan bagaimana memulai usaha
tersebut, suatu usaha dimulai dari munculnya ide-ide cemerlang dalam pikiran
seseorang tentang keinginan membangun usaha dan harapan akan keberhasilan
usaha tersebut. Bentuk ide tentang suatu usaha akan berbeda-beda pada setiap

4
orang sesuai karakter, pengalaman, keahlian, pengaruh lingkungan yang dimiliki
masing-masing orang.

Berikut beberapa contoh ide usaha/bisnis yang menjadi penggerak


seseorang dalam mengawali usahanya, Soegoto, (dalam Siagian, 2020) di antaranya
sebagai berikut:

1. Hobi, Bill Gates raja komputer dari Amerika Serikat, memulai usahanya dari
sebuah hobi mengutak-atik program komputer. Hobi yang ditekuni dengan serius ini
telah berhasil membawa Bill Gates untuk menemukan komputer yang lebih praktis
dan lebih mudahdigunakan daripada komputer besar yang ada pada saat itu.

2. Mengamati, Roy Kroc tokoh dibalik restoran waralaba cepat saji McDonald,
mendapatkan ide usahanya dari pengamatannya terhadap tingkah laku masyarakat
pekerja di sekitarnya.

3. Membantu orang, ide membantu orang lain untuk memperoleh upah atau
keuntungan. seperti menjualkan barang orang lain. mempertemukan penjual dan
pembeli dan sebagainya.

b. Model Proses Berwirausaha

Proses berwirausaha ini diawali dengan inovasi, kejadian pemicu,


implementasi, dan pertumbuhan. Menurut Suyana (dalam Rajendra, 2012) , model
proses kewirausahaan diawali dari inovasi, kejadian pemicu, implementasi, dan
akhirnya usaha itu akan berkembang. Adanya inovasi ini mendorong mencari pemicu
ke arah memulai usaha, tahap ini disebut tahap perintisan. Minat berwirausaha ini
terletak pada bagian inovasi dan didukung oleh kejadian pemicu, antara lain faktor
pribadi, lingkungan ,dan sosiologi/lingkungan sosial.

1. Faktor pribadi

Secara internal inovasi dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam
indifidu (Faktor pribadi/personal), seperti lokus kendali (locus of control), toleransi,
nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman. Menurut Buchari (dalam Rajendra,
20012) faktor pribadi yang mendorong inovasi adalah: keinginan berprestasi, adanya
sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, faktor pendidikan dan pengalaman.

5
Berkurangnya kesempatan kerja di perusahaan-perusahaan Amerika dan jalur karir
yang kurang menjanjikan, menyadarkan banyak akademi dan universitas bahwa
kewirausahaan merupakan mata kuliah yang sangat populer, karena jumlah
mahasiswa yang menginginkan bisnis sendiri meningkat dengan cepat Zimmerer
(dalam Rajendra , 2012). Gaya hidup bebas menurut Zimmerer (dalam Rajendrra,
2012) juga menjadi faktor yang mendorong kewirausahaan di Amerika. Sedang
faktor personal yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun ke dunia
wirausaha adalah lokus kendali (locus of control), toleransi, pengambilan risiko, nilai-
nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan. Menurut
Zimmerer (dalam Rajendra, 2012) wirausahawan dianggap pahlawan. Ini karena
sikap orang Amerika terhadap seorang wirausahawan yang menganggap mereka
sebagai seorang model dan pahlawan yang harus ditiru. Dijelaskan lebih lanjut oleh
Buchari (dalam Rajendra, 2012) faktor personal yang memicu antara lain:

a) Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang,

b) Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada pekerjaan lain,

c) Dorongan faktor usia

d) Keberanian menanggung resiko, dan

e) Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis.

2. Faktor lingkungan

Menurut Bigrave yang dikutip Buchari (dalam Rajendra, 2012) lingkungan


(environmental) adalah yang menyangkut hubungan dengan lingkungan. Dapat
disimpulkan lingkungan adalah kondisi atau keadaan lingkungan di tempat tinggal
yang mempengaruhi seseorang. Faktor lingkungan yang mempengaruhi inovasi
adalah model peranan, aktifitas dan peluang. Sedangkan faktor lingkungan yang
memicu timbulnya wirausaha adalah peluang, model peran, aktifitas, kompetisi
(pesaing), inkubator, sumberdaya, dan kebijakan pemerintah. Sama halnya dengan
Carol, Buchari (dalam Rajendra, 2012) berpendapat bahwa yang memicu adalah:

a) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan,

b) Adanyasumber-sumber yang bisa dimanfaatkan (tabungan, modal,


warisan, memiliki tempat strategis),

c) Mengikuti latihan-latihan atau inkubator bisnis,

6
d) Kebijakan pemerintah misalnya adanya kemudahan dalam lokasi
berusaha, fasilitas kredit, dan bimbingan usaha.

3. Faktor sosial (Faktor sosiologi)

Menurut Dalyono (dalam Rajendra, 2012) yang dimaksud sosiologi atau


lingkungan sosial ialah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi indifidu.
Secara sosio-kultural lingkungan mencakup segala stimulasi, interaksi, dan kondisi
dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Dalyono (dalam
Rajendra, 2012) Faktor lingkungan sosial (sosiologi) yang memicu kewirausahaan
dipengaruhi perlakuan atau karya dari:

keluarga dan orang tua, jaringan kelompok, model peranan/tokoh masyrakat.


Buchari (dalam Rajendra. 2012) menjelaskan faktor hubungan sosial memicu
pelaksanaan wirausaha adalah:

a) Adanya hubungan atau relasi dengan orang lain (model peranan)

b) Adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusha (jaringan


kelompok)

c) Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha (dorongan orang
tua)

d) Adanya bantuan keluarga dalam berbagai kemudahan (keluarga)

e) Adanya pengalaman dalam dunia usaha sebelumnya

7
BAB III

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis menyimpulkan
sebagai berikut :

1. Tahap awal atau memulai, tahap ini di mana seseorang yang memiliki niat
untuk melakukan usaha menyiapkan semua segala sesuatu yang dibutuhkan
di dalam usaha, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin
apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi atau franchising serta jery
usaha yang akan dilakukan misalkan usaha bidang industri manufaktur,
pertanian, jasa atau lainnya:

2. Tahap melaksanakan usaha, tahap ini seorang wirausahawaan mengelola


berbagai sumberdaya yang akan digunakan dalam usahanya, baik bidang
keuangan/pembiayaan, sumber daya manusia, kepemilikan organisasi,
kepemimpinan yang mencakup kemampuan mengambil risiko dan
keputusan, pemasaran serta melakukan monitori.

3. Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha biasanya diawali dengan suatu


tantangan, Suryana, (dalam Siagian, 2020). Dengan adanya tantangan
tersebut, memulai sebuah usaha diawali dari pemikiran atau ide tentang
bagaimana, apa, di mana dan bagaimana memulai usaha tersebut, suatu
usaha dimulai dari munculnya ide-ide cemerlang dalam pikiran seseorang
tentang keinginan membangun usaha dan harapan akan keberhasilan usaha
tersebut. Menurut Buchari (dalam Rajendra, 20012) faktor pribadi yang
mendorong inovasi adalah: keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran,
keinginan menanggung resiko, faktor pendidikan dan pengalaman.

4. Sedangkan faktor personal yang memicu atau memaksa seseorang untuk


terjun ke dunia wirausaha adalah lokus kendali (locus of control), toleransi,
pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia,
komitmen, dan ketidakpuasan. Dijelaskan lebih lanjut oleh Buchari (dalam
Rajendra, 2012) faktor personal yang memicu antara lain: a) Adanya
ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang, b) Adanya pemutusan
hubungan kerja (PHK), tidak ada pekerjaan lain, c) Dorongan faktor usia d)
Keberanian menanggung resiko, dan e) Komitmen atau minat yang tinggi
terhadap bisnis.

5. Faktor lingkungan sosial (sosiologi) yang memicu kewirausahaan


dipengaruhi perlakuan atau karya dari: keluarga dan orang tua, jaringan
kelompok, model peranan/tokoh masyrakat. 2012) menjelaskan faktor
hubungan sosial memicu pelaksanaan wirausaha adalah: a) Adanya
hubungan atau relasi dengan orang lain (model peranan) b) Adanya tim yang
dapat diajak kerjasama dalam berusha (jaringan kelompok) c) Adanya

8
dorongan dari orang tua untuk membuka usaha (dorongan orang tua) d)
Adanya bantuan keluarga dalam berbagai kemudahan (keluarga) e) Adanya
pengalaman dalam dunia usaha sebelumnya.

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan penulis,
tetapi makalah ini bisa memberi sedikit gambaran mengenai Model proses Kewirausahaan
Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Surya Dharma, 2010. Kewirausahaan. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan


Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan Nasional

Rajendra, Rakhmat. 2012. Analisis Model Proses Kewirausahaan Pada Minat Berwirausaha
Servis Elektronika. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta. Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta

Siagian, V., Yuniawati, I., Rahman, A., Lifchatullaillah, E., Inayah, A, N., Hasyim, N., Dewi,
K. I., Mistriani, N., dan Simarta, J . 2020. Pengantar Kewirausahaan. Yayasan Kita
Menulis. Kota Medan

Anda mungkin juga menyukai