Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“METODE DAN SISTEM KEWIRAUSAHAAN”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Dalam
Keperawatan
Dosen : Asmarawanti, M.Kep

Disusun oleh :
Aida Auliya Fazrin C1AA20005
Mochamad Ibnu Mulfi C1AA20057
Nabila Marsha Fadilah C1AA20061
Nasya Saelsya Andari C1AA20065

SARJANA KEPERAWATAN 2A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu dengan
pertolongan-Nya.
Salawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda Nabi besar
Muhammad SAW. Ucapan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya, baik
itu secara sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kewirausahaan Dalam
Keperawatan.
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lupa, kami berterima kasih kepada
dosen pembimbing ibu Asmarawanti, M.Kep yang telah membimbing, memotivasi dan
memberikan ilmu kepada kami dalam pembelajaran.
Makalah ini berisi tentang Metode Dan Sistem Kewirausahaan, yang akan kami
jabarkan dalam makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kami mohon maaf apabila terdapat banyak keselahan
dalam pembuatan makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen yang
telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Sukabumi, 6 April 2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................4
2.1 .......................................................................................................................................4
2.2 .......................................................................................................................................4
2.3 .......................................................................................................................................7
2.4 .......................................................................................................................................8
2.5 .......................................................................................................................................9
2.6 .......................................................................................................................................11
2.7 .......................................................................................................................................11
2.8 .......................................................................................................................................17
BAB III PENUTUP............................................................................................................48
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................48
3.2 Saran..............................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................50

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Suryana (2000), Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri
dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam
dunia nyata secara kreatif. Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan
“Entrepreneurship”, dapat diartikan sebagai “the backbone of economy”, yang adalah syaraf
pusat perekonomian atau pengendali perekonomian suatu bangsa (Soeharto Wirakusumo,
1997:1).
Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diperlukan untuk
memulai suatu usaha atau suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Adapun menurut Thomas W Zimmerer, kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas
dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang
yang dihadapi sehari-hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian
dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk
membentuk dan memelihara usaha baru.
Negara berkembang seperti Indonesia ini tidak bisa hanya mengandalkan perusahaan
besar saja sebagai motor penggerak, tetapi juga diperlukan keterlibatan dari UKM yang memiliki
peran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, karena berkontribusinya terhadap
pertumbuhan produk domestik bruto dan dalam menyerap banyak tenaga kerja (Tambunan, 2012).
Pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam organisasi besar, tetapi tidak dapat
dipungkiri bahwa pemasaran memiliki peran yang lebih penting dalam usaha kecil menengah
dikarenakan kehilangan ataupun bertambahnya satu konsumen akan sangat menentukan
keberlangsungan hidup usaha tersebut (Becherer et al, 2012). Tetapi karakteristik pemasaran di
UKM sangatlah berbeda dengan karakteristik pemasaran untuk perusahaan besar yang ada di teori
(Hamali, 2016). Untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor yang ada di pasar, pemilik
usaha diharuskan untuk lebih jeli dalam melihat peluang dan menggunakan sumber daya dan
keahlian yang tersedia untuk meningkatkan dan menciptakan nilai dalam wujud yang kreatif dan
inovatif (Gilmore, 2011) dalam proses pemasarannya. Pemilik usaha haruslah menganggap
ketidakpastian pasar adalah hal yang biasa dan mencoba memanfaatkan peluang yang tercipta dari
perubahan tersebut. Ini adalah sikap dari seorang wirausahawan (entrepreneurs) (Jia-sheng dan Chia-
iii
Jung, 2010).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah metode FAST dapat menjadi karakter penting dalam kewirausahaan ?
2. Apakah metode SIAP bisa dalam mengawali langkah berwirausaha ?
3. Apakah Metode GIGIH + H dapat menjadi hal dalam optimism kewirausahaan ?
1.3. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui metode FAST menjadi karakter penting dalam kewirausahaan
2. Untuk mengetahui metode SIAP bisa menjadi awal langkah dalam berwirausaha
3. Untuk mengetahui metode GIGIH + H menjadi optimism kewirausahaan

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Fast Sebagai Karakter Penting Wirausahawan


Kewirausahaan atau Wirausaha dalam bahasa inggris dikenal dengan
istilah entrepreneurship. Secara sederhana, pengertian wirausaha adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan yang
berujung dengan dibentuknya sebuah usaha. Wirausaha kerap disebut juga wiraswasta
dan dianggap memiliki definisi yang sama. Menurut Para Ahli Richard Cantillon
(1775): kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa
yang akan datang dengan harga tidak menentu.
FAST (Freamwork for Application of Systems Technology) dikembangkan
sebagai gabungan dari praktek-praktek terbaik yang telah ditemui dalam banyak referensi
komersial dan metodologi. FAST adalah sebuah kerangka kerja yangcukup fleksibel
untuk berbagai jenis proyek dan strategi. FAST juga memiliki banyak kesamaan dengan
buku komersial dan metodelogi yang akan di temukan dalam praktek. Sebuah proyek
dimulai dengan beberapa kombinasi dari masalah, peluang dan petunjuk dari penggunaan
dan diakhiri dengan sebuah solusi bisnis kerja untuk komunitas pengguna.
Pengembangan sistem dengan metode FAST dilakukan secara berurutan yaitu
meliputi tahapan definisi lingkup, analisis masalah, analisis kebutuhan, desain logis,
analisis keputusan, desain fisik & integrasi, kontruksi & pengujian, insralasi &
pengiriman.
Langkah-langkah yang dilakuakan dalam pengembangan metode FAST (Freamwork for
Application of Systems Technology) adalah sebagai berikut :
1. Definisi Lingkup (Scope Definition)
Definisi lingkup merupakan permulaan proyek untuk mendefinisikan masalah,
arahan, kesempatan, dan tujuan yang mendorong pengembangan sistem serta
menetepakan ruang lingkup dan kelemahan-kelemahannya dalam arti ukuran dan batas-
batas, visi proyek, batasan partisipan proyek yang dibutuhkan yaitu pemilik sistem,
manajer proyek, dan analisis sistem, batasan anggaran serta jadwal.
2. Analisis Masalah (Problem Analysis)
Tahap analisis masalah mempelajari sistem yang sedang berjalan dan menganalisis
temuan-temuan agar dapat menemukan pemahaman yang lebih mendalam akan masalah-
masalah yang memicu proyek serta membatasi ruang lingkup pengembangan sistem.
Lingkup dan pernyataan masalah dalam analisis masalah seperti didefinisikain dan
disetujui dalam tahap definisi lingkup. Tujuan ini tidak mendefinisikan input, output, atau
proses melainkan mendefinisikan kriteria bisnis tempat semua sistem baru akan
dievaluasi.

v
3. Analisis Kebutuhan (Requirements Analysis)
Analisis kebututuhan mendefinisikan dan memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan
bisnis. Kesalah dalam analisis kebutuhan berakibat ketidakpuasan pengguna terhadap
sistem final.
Partisipan dalam analisis kebutuhan terutama adalah para pengguna sistem dan analis
sistem. Para manajer proyek juga terlibat dalam tahap ini, sedangkan para desainer sistem
diabaikan untuk menghindari perhatian dini pada solusi-solusi teknologi. Blok-blok
pembangunan dapat menyediakan sendiri kerangka untuk mendefenisikan banyak
kebutuhan bisnis, termasuk kebutuhan data bisnis, kebutuhan proses bisnis, dan
kebutuhan antar muka bisnis dari sistem.
4. Desain Logis (Logical Design).
Tahap desain logis menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan bisnis kedalam model-
model sistem. Istilah desain logis harus diinterpresentasikan sebagai teknologi mandiri
yang berati makna gambar menggambarkan sistem independen dari setiap kemungkina
solusi teknis, kebutuhan model bisnis yang diinginkan harus dipenuhi oleh solusi teknis
yang ingin dipertimbangkan.
5. Analisis Keputusan (Descision Analysis).
Analisis keputusan dipicu oleh kebutuhan bisnis tervalidasi ditambah model-model
dan spesifikasi-spesifikasi sistem logis, biasanya banyak alternatid untuk merancang
sebuah sistem baru untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Tujuan tahap ini adalah untuk mempertimbangkan beberapa kandidat dari perangkat
lunak dan keras yang nantinya akan dipilih dan dipakai dalam implementasi sistem
sebagai solusi atas masalah dan kebutuhan yang sudah didefinisikan pada tahapan-
tahapan sebelumnya.
6. Desain Dan Integrasi Fisik (Physical Design).
Tujuan tahap desain dan intergasi fisik adalah melakukan transformasi dari kebutuha
bisnis dalam bentuk spesifikasi desain fisik yang akan menjadi panduan desain sistem.
Desain fisik akan dibatasi oleh model arsitektural yang akan disetujui dari tahap
sebelumnya. Desain juga harus mengikuti semua standar desain internal yang
memastikan kelengkapan, keadaan dapat digunakan, diandalkan, performa dan kualitas.
7. Konstruksi Dan Pengujian (Constraction And Testing).
Setelah diebrikan tigkat model dan spesifikasi desain fisik kemudian mengkonstruksi
dan melakukan pengujian atas komponen-komponen sistem untuk desain tersebut, untuk
mengetahui tingkat penerimaan terhadap bisnis porses maupun penggunanya
8. Instalasi Dan Pengiriman (Installation And Delivery).
Sistem baru biasannya menggambarkan penyimoangan cara bisnis yang dijalankan
saat ini, analisis harus menyediakan transisi yang halus dari sistem lama ke sistem baru
dan embantu para pengguna menghadapu masalah start-up yang normal. Dengan
demikian tahap instalasi dan pengiriman berperan untuk menfirimkan sistem ke dalam
operasi, melibatkan pelatihan orang-orang yang akan menggunaan sistem final dan
mengembangkan dokumentasi untuk membantu para pengguna sistem.
vi
Delapan fase metode FAST dikeomokkan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Analisa Sistem
Fase pengembangan yang termasuk kedalam analisa sistem, yaitu :
1. Preliminary Investigation Phase
2. Problem Analysis
3. Requirement Analysis
4. Logical Design
5. Decision Analysis

2. Desain Sistem
Fase pengembangan yang termasuk dalam disain sistem, yaitu :
1. Physical Design
2. Constraction And Testing
3. Installation And Delivery
B. Metode Siap Dalam Mengawali Langkah Berwirausaha
Menurut modul pembelajaran wirausaha yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti, ada
beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan apabila seseorang ingin memulai
wirausaha.
a. Pilih bidang usaha yang Anda minati dan memiliki hasrat dan pengetahuan di
dalamnya.
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi
semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang
dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Wirausahawan adalah mereka yang
melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan
meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan
(preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997) Tips pertama ini sangatlah membantu
bagi seseorang yang cenderung memiliki keinginan yang tinggi sekaligus mudah
jenuh. Tidak mudah memang, terutama jika seseorang sudah lama dan terbiasa berada
dalam zona aman. Seringkali kesibukan kerja membunuh instink seseorang untuk
berkreasi maupun mengasah minat dan kesukaan yang mampu mendatangkan uang.
Jika anda telah menentukan minat, maka segeralah asah pengetahuan dan perbanyak
bacaan serta ketrampilan mengenai bidang usaha yang hendak Anda tekuni.
b. Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan.
Sebagai seorang wirausaha dalam kegiatan usaha memerlukan kerjasama usaha
dengan pihak lain, dan dalam memilih mitra kerjasama tentu memilih mitra yang
memiliki kelebihan atas kekurangan yang dimiliki diri sendiri, serta memberi manfaat
baik bagi diri sendiri maupun mitra kerja sama. Dengan demikian, kerja sama tidak

vii
didorong oleh kepentingan sepihak saja, melainkan harus dilandasi oleh kesepakatan
yang membawa kemaslahatan kedua pihak. Sebuah langkah penting dimana
seseorang mendapatkan informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli
menyarankan ketika seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka mengawali
usaha secara kelompok adalah alternatif. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas
dalam interaksi sosial akan lebih memungkinkan individu akan membuat kelompok
dalam berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan memulai usaha adalah
informasi mengenai lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara
pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan yang luas dan kenekaragaman latar
belakang akan mempermudah mendapatkan informasi tersebut.
c. Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa anda.
Suatu usaha dapat dilakukan yang sesuai dengan keahliannya maupun
kemampuan pelayanannya. Seperti counter HP di Semarang merupakan bisnis yang
menjamur dalam 3-4 tahun ini. Jika mereka tidak mempunyai keunggulan kompetitif
misalnya layanan purna jual, harga yang bersaing, ataukah layanan secara umum
baik, maka sulit akan berkembang. Seseorang datang ke sebuah toko untuk membeli
HP, sebagian besar karena informasi yang telah didapatkan sebelumnya apakah dari
mulut ke mulut ataukah dari koran. Hal ini sangat berbeda dengan ahli terapis untuk
anak autis. Kenyataan menunjukkan penderita autis meningkat di masyarakat,
sementara layanan atau terapis autis belum terlalu banyak. Keahlian khusus yang
‘langka’ akan dicari orang tanpa mempertimbangkan aspek lokasi usaha.
d. Jaga kredibilitas dan brand image.
Menjaga kredibilitas dan brand image merupakan suatu yang penting dalam
memulai usaha. Seringkali kita ketika memulai berusaha, melupakan faktor nama
baik, kredibilitas dan pandangan orang terhadap produk/jasa kita. Menurut Kotler,
terdapat lima kualitas layanan yang perlu diperhatikan oleh suatu usaha, agar
pelayanan yang diberikan berkualitas, yaitu
1) Reliability (Keandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan layanan sesuai
dengan yang dijanjikan dengan terpercaya , akurat, dan konsisten.
2) Responsiveness ( Daya Tanggap ), yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan
memberikan layanan dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan/komplain
yang diajukan konsumen.
3) Assurance (Kepastian), yaitu berupa kemampuan untuk menimbulkan keyakinan
dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada konsumen.
4) Emphaty (Empati), yaitu kesediaan untuk lebih peduli memberikan perhatian,
kesopanan, hubungan personal secara pribadi kepada pelanggan.
5) Tangible (Berwujud), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, dan
berbagai media komunikasi. Misalnya salah satu usaha bisnis, seringkali bertindak
arogan dan mengabaikan keluhan para pelanggannya, padahal bukan hanya sekali dua
kali orang-orang melakukan komplain, akibatnya, kehilangan pelanggan adalah hal
nyata yang akan terjadi dan bahkan kehilangan pasar potensial dan pangsa pasar yang
dikuasainya.

vii
i
e. Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk
modal kerja dan penambahan investasi alat-alat produksi/jasa.
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, diantaranya
1) Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama
yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaan.
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan.

C. Model Model Kewirausahaan


Menurut Roopke dikutip Suryana (2001) profil wirausaha dapat dijabarkan sebagai
berikut :

1. Kewirausahaan Rutin ( Wirt)


Wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada
pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin
adalah mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan
dan pengalo-kasian sumber-sumber. Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan barang,
pasar, dan teknologi.
2. Kewirausahaan Aritbase
Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan)
dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan kewirausahaan ini tidak perlu melibatkan
pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi wirausaha, kegiatan-nya adalah
spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.
3. Kewirausahaan Inovatif
Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda,
ia merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi
juga dalam pasar dan sumber pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik manajemen,
dan metode distribusi baru. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil,
sumber pembekalan, dan organisasi yang baru.
Sedangkan menurut Muhammad Zen model-model wirausaha dibagi
menjadi:
Wirausaha Efektif
a. Wirausaha Handal
Wirausaha Handal adalah Wirausaha yang mempunyai semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan kewirausahaan yang cukup baik untuk dapat
mendirikan, memiliki dan mengelola perusahaan yang resikonya tidak begitu
besar dan kegiatan usahanya belum begitu kompleks.
Ciri dan kemampuan wirausaha handal:
ix
1. Memiliki rasa percaya diri dan sikap mandiri yang tinggi untuk
berusaha   penghasilan dan keuntungan;
2. Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang
menguntungkan serta melakukan hal-hal yang perlu untuk
memanfaatkannya.
3. Mau dan mampu berkerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan
atau jasa serta mencoba cara kerja yang lebih tepat dan efesien;
4. Mau dan mampu berkomunikasi dalam melakukan tawar menawar dan
musyawarah dengan berbagai pihak yang mempunyai pengaruh yang
besar dalam kemajuan usaha.
5. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat
dan disiplin;
6. Mencintai kegiatan usaha dan perusahaannya secara luas dan tangguh
tetapi cukup luwes dalam melindunginya.
7. Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas
perusahaan    dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain serta
melakukan perluasan dan pengembangan usaha dengan resiko yang
moderat.
8. Berusaha  mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang
kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang
berkempentingkan terhadap perusahaan.
b. Wirausaha Tangguh 
Wirausaha tangguh adalah wirausaha yang mempunyai semangat, sikap ,
perilaku dan kemampuan kewirausahaan yang baik untuk dapat mendirikan,
memiliki dan mengelola perusahaan yang resikonya cukup besar serat kegiatan
usahanya cukup kompleks.
Ciri dan kemampuan wirausaha Tangguh :
1. Memiliki keberanian untuk mengambil risiko dalam menjalankan
usaha.
2. Memiliki daya kreasi, imajinasi dan kemampuan yang tinggi untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan.
3. Memiliki semangat dan kemauan untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapi.
4. Mengutamakan efisiensi dan penghematan penghematan biaya.
5.  Memiliki kemampuan untuk memotivasi bawahan atau partner usaha
agar mempunyai kemampuan tinggi.
6. Memiliki cara analisis yang tepat, sistematis dan metodologis.
7. Tidak konsumtif, selalu menanamkan kembali keuntungan yang
diperoleh, baik untuk memperluas usaha yang sudah ada maupun
menanamkannya pada usaha-usaha yang baru.
8. Memiliki kemampuan dalam menilai kesempatan yang ada serta
membawa teknik-teknik baru dalam mengorganisasi usaha-usahanya
secara tepat dan efisien
x
c. Wirausaha Unggul
Wirausaha unggul adalah wirausaha yang mempunyai semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan kewirausahaan yang sangat baik untuk dapat
mendirikan, memiliki, dan menangani perusahaan yang resikonya besar serta
kegiatan usahanya cukup kompleks.
Ciri dan kemampuan wirausaha unggul adalah ciri dan kemampuan wirausaha
tangguh ditambah ciri dan  kemampuan sebagai berikut :
1. Berani mengambil resiko serta mampu  menghadapinya dengan penuh
perhitungan;
Selalu  berupaya  mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik
untuk langganan , pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan
negara;
2. Antisipasi terhadap perubahan dan akomodatif  terhadap lingkungan;
3. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan
produktivitas dan efesiensi.
4. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui
inovasi baru diberbagai bidang.
Sedangkan Zimmerer (1996) mengelompokkan profil wirausaha sebagai berikut :
a. Part – time entrepreneur yaitu wirausaha yang hanya setengah waktu melakukan usaha ,
biasanya sebagai hobi. Kegiatan usahanya hanya bersifat sampingan.
b. Home – based new ventures yaitu usaha yang dirintis dari rumah / tempat
tinggal. Adapula ibu-ibu rumah tangga yang memulai kegiatan bisnisnya dari rumah
tangga misalnya ibu-ibu yang pandai membuat kue dan aneka masakan yang akhirnya
semakin lama usaha tersebut semakin maju.
c.  Family – owned business yaitu usaha yang dilakukan / dimiliki oleh beberapa anggota
keluarga secara turun – temurun.
d. Copreneurs yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerja sama
sebagai pemilik dan menjalankan usahanya bersama-sama.
e.  Women Enterpreneur yaitu banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis, alasan
mereka menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor-faktor antara lain ingin
memperlihatkan kemempuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga, frustasi
terhada pekerjaan sebelumnya, dan sebagainya
Menurut Franky Slamet dkk, ada beberapa jenis wirausaha dapat dijelaskan sebagai
berikut.
        a.         Wirausaha Muda
Kita dapat memahami bahwa generasi muda adalah sebuah generasi yang energik, penuh
semangat, menyukai tantangan, berhasrat untuk mengekpresikan dirinya dan sering kali memiliki
banyak ide kreatif yang dapat direalisasikan menjadi sebuah bentuk usaha. Kondisi ini
mendorong munculnya wirausaha muda.
         b.        Wirausaha minoritas
Kaum minoritas dapat dijumpai diberbagai wilayah didunia ini,umumnya berdasarkan suku dan
ras komunitasnya paling kecil dibandingkan dengan komunitas dari suku dan ras lainnya di
daerah tertentu. Pada beberapa situasi kaum minoritas sering kali mengalami perlakuaan
xi
diskriminatif didunia kerja sehingga menjadikan sebuah alasan yang mendorong mereka untuk
berwirausaha. Contohnya kaum gipsi, Asia, keturunan afrika, hispanik, dan lain sebagainya.
         c.         Wirausaha imigran
Beberapa sifat positif yang dapat ditemui pada kaum imigran hampir disetiap negara didunia
adalah tahan banting, kerja kerja, berani menghadapi berbagai tantangan dan resiko, serta
kemauan untuk beradapatasi dengan lingkungan asing, sifat-sifat tersebut salah satunya
tercermin dari keputusan untuk keluar dari negaranya untuk mencoba mencari nafkah di negara
asing yang tentu memiliki resiko ketidakpastian yang lebih besar serta potensi timbulnya
permasalahan yang lebih pelik. Situasi seperti inilah yang kemudian mendorong mereka untuk
berani berwirausaha
         d.        Wirausaha paruh waktu
Tidak sedikit kita temui wirausaha yang berhasil memulai usahanya secara paruh waktu saat
mereka tengah menjalani sebuha pekerjaan. Wirausaha ini menggunakan waktu luang diantara
pekerjaanya untuk mengelolah usaha sebagai keinginan pribadi untuk memperoleh penghasilan
tambahan. Beberapa diantaranya ada pula yang memang sengaja mempersiapkan usahanya
sebagai salah satu rencana pensiun  dari pekerjaaan jika suatu saat usahanya telah mapan.
         e.         Wirausaha rumah tangga
Kegiatan usaha yang dijalankan dalam rumah tangga memiliki porsi yang sangat besar
dibandingkan jenis-jenis usaha lainnya, yaitu lebih dari 90 %. Bisnis rumah tangga umumnya
dikerjakan dirumah dengan menggunakan fasilitas yang ada dalam rumah sebagai modal
berusaha untuk meminimalkan biaya awal dan biaya operasi. Dalam usaha rumah tangga,
fleksibilitas pemilik masih dipertahankan sehingga sering kali kegiatan usaha sangat tergantung
dengan ketersediaan waktu luang anggota keluarga. Kemajuan teknologi telekomunikasi juga
telah menjadikan rumah sebagai kantor elektronik atau etalase elektronik seperti e-
commerce bagi wirausaha yang menjalani usaha online.
          f.         Usaha keluarga
Usaha keluarga banyak dimiliki oleh keluarga wirausaha di Indonesia, dimana kepemilikan dan
pengelolaannya dilakukan oleh anggota keluarga. Usaha keluarga yang berhasil dikelola dengan
baik akan bertahan hingga beberapa generasi bahkan berkembang menjadi usaha yang besar.
Umumnya, usaha keluarga yang berhasil memiliki nilai-nilai kekeluargaan dan asas kejujuran
yang tinggi. Namum demikian, salah satu permasalahan yang sering dapat berakibat pada
kegagalan usaha ini adalah ketika tiba waktunya suksesi kepemimpinan. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan perencanakan suksesi yang hati-hati penggantian tampuk kepemimpinan tidak
mengakibatkan dampak negatif bagi usaha yang dijalankan.
         g.         Wirasutri
Banyak suami istri yang mendirikan usaha bersama dan mengelolanya bersama-sama. Hal yang
mendorong suami istri membangun bisnis ini adalah mereka dapat berkerja bersama-sama
seiring dengan membangun keluarga yang diharapkan. Pada kondisi ini wirasutri dapat diartikan
juga sebagai menjalankan usaha keluarga.
         h.        Wirausaha korban PHK dari perusahaan dan karyawan yang mengundurkan diiri
dari perusahaan.
Kondisi perekonomian yang kurang stabil, serta kebutuhan perusahaan untuk melakukan
efesiensi sebagai upaya mempertahankan usahanya mengakibatkan munculnya PHK diberbagai
perusahaan. Bagi mereka yang menjadi korban dan tidak berhasil mendapatkan pekerjaan,
banyak mencoba melakukan wirausaha untuk dapat memperoleh penghasilan menggunakan
keahlian dan pengalaman yang dimilik selama bekerja atau bahkan usaha yang sama sekali tidak

xii
berkaiatan dengan pekerjaan dimasa lalu. Karena banyak korban PHK dan restrukturisasi
perusaahan , maka banyak karyawan yang mengalami krisis kepercayaan, hal ini juga
mendorong karywan mengundurkan diri dan memulai usaha sendiri.
          i.          Wirausaha sosial
Tidak semua orang memiliki jiwa sosial lantas menjadi seorang wirausaha. Wirausaha sosial
adalah mereka yang memiliki jiwa sosial dan menggunakan keahliannya untuk memulai sebuah
usaha sebagai solusi pemecahan masalah-masalah sosial yang ada dilingkungannya. Wirausaha
sosial berusaha memberdayakan masyarakat yang mengalami permasalahan sosial menjalankan
usaha sehingga pada akhirnya masyarakat dapat merasakan berupa peningakatan kesejateraan
karena memperoleh penghasilan dari usaha yang didirikan

xii
i
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
FAST (Freamwork for Application of Systems Technology) dikembangkan sebagai
gabungan dari praktek-praktek terbaik yang telah ditemui dalam banyak referensi
komersial dan metodologi. FAST adalah sebuah kerangka kerja yangcukup fleksibel
untuk berbagai jenis proyek dan strategi. FAST juga memiliki banyak kesamaan dengan
buku komersial dan metodelogi yang akan di temukan dalam praktek. Sebuah proyek
dimulai dengan beberapa kombinasi dari masalah, peluang dan petunjuk dari
penggunaan dan diakhiri dengan sebuah solusi bisnis kerja untuk komunitas pengguna .

Metode SIAP dalam mengawali langkah berwirausaha menurut modul pembelajaran


wirausaha yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti, ada beberapa langkah-langkah yang dapat
dilakukan apabila seseorang ingin memulai wirausaha dengan cara :
1) Memilih bidang usaha yang Anda minati dan memiliki hasrat dan pengetahuan di
dalamnya.
2) Memperluas dan memperbanyak jaringan bisnis dan pertemanan.
3) Memilih keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa anda.
4) Jaga kredibilitas dan brand image.
5) Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk modal kerja dan
penambahan investasi alat-alat produksi/jasa.

Metode GIGIH + H
1. Kewirausahaan Rutin ( Wirt)
Wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada
pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin
adalah mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan
dan pengalo-kasian sumber-sumber. Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan barang,
pasar, dan teknologi.
2. Kewirausahaan Aritbase
Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan)
dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan kewirausahaan ini tidak perlu melibatkan
xi
v
pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi wirausaha, kegiatan-nya adalah
spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.
3. Kewirausahaan Inovatif
Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda,
ia merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi
juga dalam pasar dan sumber pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik manajemen,
dan metode distribusi baru. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil,
sumber pembekalan, dan organisasi yang baru.

B. SARAN

Berusaha dan selalu bekerja sama akan membawa kita meuju keberhasilan
dalam menyelesaikan masalah dan mengerjakan tugas serta melakukan tugas dengan
penuh tanggung jawab akan membawa kita semakin dewasa dan mandiri. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi pembaca dan
pembaca diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sebagai perawat
yang professional. Untuk para penulis diharapkan setelah membuat makalah ini dapat
mengembangkan nya dan juga dapat memberikan inspirasi.
Demikian hasil makalah yang telah kami buat, semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terkhusus untuk pemakalah sebagai
bahan pembelajaran maupun yang lainnya. Tentu makalah ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu mohon kritik dan sarannya untuk memperbaiki dalam
pembuatan makalah selanjutnya.

xv
DAFTAR PUSTAKA

https://anggaraajisaputra.wordpress.com/2015/02/16/metode-pengembngan-fast/

http://muhamadizetmutaqien.blogspot.com/2017/07/makalah-model-model-wirausaha.html?m=1

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-medan/kewirausahaan/makalah-kel-6-
model-model-kewirausahaan/19624234

xv
i

Anda mungkin juga menyukai