KABUPATEN SUKABUMI
Pembimbing : Asmarawanti,S.Kep,Ners.,M.Kep
Disusun Oleh :
(C1AA20057)
2022
Tanggal Pengkajian : Selasa, 21 Juni 2022
Jam : 10:00 wib
Nama Pengkaji : Mochamad Ibnu Mulfi
A. IDENTITAS
a. Anak
Nama : AN. A
Tempat, tanggal lahir (umur) : Sukabumi, 1 Januari 2015 (7 th)
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Cimaja Girang, Cikakak
Tanggal Masuk RS : 18 Juni 2022
Diagnosa Medik : Febris
No. RM : 925868
b. Orang Tua
1. Ayah
Nama : TN. M (kandung)
Umur : 52 Th
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Alamat : Cimaja Girang, Cikakak
2. Ibu
Nama : NY. E (kandung)
Umur : 43 Th
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : D1
Agama : Islam
Alamat : Cimaja Girang, Cikakak
a. Identitas Saudara Kandung
Ibu klien mengatakan bahwa klien mempunyai satu saudara kandung laki laki berusia 18 th
No. NAMA USIA HUBUNGAN STATUS
KESEHATAN
1. AN. A 18 Th Kakak Kandung Sehat
B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama
Demam
2. Riwayat Keluhan Utama
P : Ibu klien mengatakan klien demam tinggi
Q : Biasanya demam naik turun
R : Ibu klien mengatakan demam dirasakan diseluruh tubuh
S : Suhu tubuhnya 38,5 C
T : Ibu klien mengatakan demam dirasakan turun jika meminum obat
d. Riwayat Kecelakaan
Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengalami kecelakaan
e. Riwayat konsumsi obat-obatan
Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak mempunyai Riwayat konsumsi obat obatan sebelumnya,
hanya obat penurun panas dari klinik tempat pemeriksaan sebelumnya
f. Riwayat alergi
Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak mempunyai Riwayat alergi
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram :
Genogram :
Keterangan :
: laki - laki : meninggal
: perempuan : klien
: menikah
(Anak tidak mempunyai Riwayat penyakit keluarga terdahulu)
c. RIWAYAT IMUNISASI
No. Jenis Immunisasi Waktu Pemberian Frekuensi Reaksi setelah pemberian
1. BCG 1 – 4 bulan 1x Demam
2. DPT (I, II, III) 2 – 4 bulan 3x Demam
3. Polio (I, II, III, IV) 1 – 4 bulan 4x -
4. Campak 9 – 11 bulan 1x Demam
5. Hepatitis 0 – 7 hari 1x -
d. TUMBUH KEMBANG
a. Pertumbuhan Fisik
TB : 120 cm
BB sebelum sakit : 29 kg
BB saat sakit : 26 kg
Lingkar Lengan : 14,50 cm
Lingkar Dada : 55 cm
Lingkar Kepala : 50 cm
Lingkar Perut : 54 cm
b. Perkembangan
Tingkat perkembangan pada klien dengan usia 7 tahun dapat dilihat berdasarkan beberapa aspek
yaitu:
1. Perkembangan motorik
Perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras
dengan kebutuhan. Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas. Anak cenderung
menunjukkan gerakan - gerakan motorik yang cukup gesit dan lincah.
2. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif anak usia (2-7 tahun) merupakan tahap praoperasional Pada periode ini, anak
berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa
menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran.
Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja
menuju tahap (konkret) ketika ia bisa menggunakan pemikiran logis. Selama akhir tahap ini, anak
secara mental bisa merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat
dalam permainan simbolik.
3. Perkembangan Bahasa
Pada usia 7 tahun, perkembangan bahasa anak juga semakin meningkat, misalnya anak sudah bisa
membaca dengan baik, meski masih terbatas pada kata yang susah dieja. Kemampuan anak dalam
membaca memang akan terus meningkat di usia 7 tahun. Anak mungkin semakin suka membaca buku
dengan cerita yang lebih kompleks. Anak juga akan semakin cepat saat membaca dan sudah bisa
diajak berdiskusi mengenai isi buku yang dibacanya. Bahkan, anak pada usia ini juga semakin lancar
membuat tulisan yang lebih rumit dan menarik dalam bentuk esai maupun cerita. Untuk mendukung
perkembangan bahasa anak, Anda bisa membantunya agar lebih suka membaca buku. Contoh
nyatanya yakni dengan mengajak anak untuk membaca buku bersama-sama.
4. Perkembangan sosial
Pada perkembangan sosial di usia 7 tahun ini anak mulai lebih peduli terhadap apa yang dipikirkan
oleh orang lain. Anak juga pada usia ini mulai membentuk kedekatan dengan orang dewasa lain yang
bukan orangtuanya. Sebagai contoh, anak mulai dekat dengan guru, kerabat, atau teman orangtuanya.
Hal ini terjadi karena lingkup sosial anak juga mulai meluas.
5. Perkembangan emosi
Rasa kemandirian anak di usia 7 tahun semakin meningkat di awal sekolah, tapi semakin
membutuhkan perhatian dan persetujuan dari orang tua. Anak juga mulai memahami kalau hubungan
pertemanan sebenarnya bisa dipengaruhi oleh berbagai hal di luar kendalinya. Perkembangan sosial
emosional anak yang umumnya sudah dicapai adalah:
- Mudah bertengkar dan baikan dengan teman, juga mulai sering berkomentar tentang temannya.
- Mudah tersinggung perasaannya, tapi juga mulai bisa mengerti perasaan orang lain.
- Selalu ingin menyenangkan orang lain dan selalu ingin jadi nomor satu.
- Bisa membedakan salah dan benar, dan mulai mencari celah dalam aturan supaya bisa mendapatkan
keinginannya.
- Tumbuh kesadaran akan pandangan orang lain terhadap dirinya.
- Mulai memahami perasaan malu. Bahkan, tahapan perkembangan emosi anak saat ini, membuatnya
mempunyai kemampuan untuk menjadi anak yang penuh kasih sayang. Selain itu, anak juga dapat
merasakan perasaan anak lain yang sedang sedih, mulai merasa bersimpati, dan timbul rasa ingin
menolong.
6. Perkembangan moral
Anak usia 0-7 tahun belum dapat berpikir abstrak untuk membedakan baik dan buruk atau benar dan
salah. Anak juga tidak terdorong untuk mengikuti peraturan, karena tidak tahu manfaat taat pada
aturan. Dan anak hanya belajar bagaimana bertindak dalam situasi tertentu, bukan mengapa harus
bertindak atau tidak bertindak. Di usia 7 tahun ini ingatan anak cenderung tidak setia, sehingga
bagaimana berperilaku sosial yang baik memerlukan waktu yang panjang dan perlu kesungguhan
dalam melakukannya. Anak tidak patuh pada aturan bukan karena ingin melawan lingkungan,
melainkan karena lupa. Oleh karena itu perlu sering diingatkan. Piaget menyebut keadaan ini sebagai
“moralitas oleh pembatasan” atau realisme moral. Tahap perkembangan realisme moral ini bertepatan
dengan tahapan praoperasional dan operasional kongkrit perkembangan kognitif. Dalam tahap
perkembangan moral ini, anak mengikuti peraturan tanpa berpikir dan menilai. Jika pun menilai benar
atau salah, ukurannya berdasarkan akibat yang diterima anak sebagai reaksi orang dewasa atas
perbuatan yang dilakukan anak. Anak beranggapan, perbuatan salah ialah tindakan yang mendapatkan
hukuman dan perbuatan baik mendapat hadiah.
7. Jenis buah
Ada Ada
8. Makanan pantang
Tidak ada Tidak ada
Ada Ada
11. Jenis makanan selingan
Ada Ada
2. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman Air mineral Air mineral
2 Liter 1 Liter
3. Jumlah
4. Cara pemenuhan
Per Oral Per Oral
5. Kebutuahn cairan
Tercukupi Kurang tercukupi
3x sehari 2x sehari
2. Frekuensi
4. Kesulitan
Tidak ada Tidak ada
Sendiri Ditolong
7. Melakukan sendiri/ditolong
BAK
1. Tempat Toilet Toilet
3. Volume/Jumlah
Tidak teratur Tidak teratur
4. Kesulitan
Tidak ada Tidak ada
4. Aktifitas/Latihan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Aktifitas yang bisa dilakukan Bermain Berbaring
4. Mengompol
Tidak Tidak
5. Mengorok
Tidak Tidak
6. Mengigau
Jarang Ada
7. Sering terjaga
Sering Sering
8. Kebiasaan tidur yang lain
ada/tidak Tidak Ada
Sendiri Ditemani
12. Kesulitan tidur
f. KESEHATAN LINGKUNGAN
Ibu klien mengatakan kondisi lingkungan rumahnya bersih dan nyaman dan tidak bising
G. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Pada saat pengkajian klien tampak lemas dan berbaring tidur
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
- TD : 100/70
-N : 97x/menit
-S : 38,5 C
- RR : 24 x/ Menit
d. Status Gizi : Kurang baik
Berat badan : 26 kg
Tinggi badan 120 cm = 1,2
BB Sebelum sakit
= 29 kg – 26 kg x 100 % = 10 %
29 kg
2. Mata
- Inspeksi : Mata kanan dan kiri simetris, bentuk mata bulat, pergerakan normal, pupil isokor,
konjungtiva anemis, sclera berwarna putih, bulu mata bersih Panjang, penglihatan jelas
- Palpasi : tidak ada odem palvebra
3. Hidung
- Inspeksi : Bentuk dan posisi hidung simetris, tidak ada secret, mukosa hidung lembab, tidak ada
polip, tidak terdapat pernafasan cuping hidung
4. Telinga
- Inspeksi : Telinga simetris, puncak pina sejajar ujung mata, bersih, , ketajaman pendengaran baik.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada tragus
5. Mulut
- Inspeksi : Mulut bersih, mukosa mulut basah, mukosa bibir kering, lidah bersih, gusi merah
muda, gigi lengkap tidak ada lubang, tidak ada stomatitis.
6. Leher
- Inspeksi : leher bersih, simteris , tidak ada lesi, pergerakan normal
7. Dada
- Inspeksi : Bentuk dada simetris, irama pernafasan vesikuler, kembang kempis dada simetris, tidak
terdapat retraksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan, RR :
24x/menit.
8. Jantung
- Perkusi : suara jantung normal
9. Abdomen
- Inspeksi : bentuk simeteris, tidak ada lesi, bersih , tidak ada luka
- Perkusi : timpani
Genetalia
12. Anus
Hematokrit 34 % 31 ‘’ 43
Index Eritrosit
MCV 82 fL 69 ‘’ 93
MCH 28 pg 24 ‘’ 30
MCHC 34 % 32 ‘’ 36
Hitung Jenis
Basofil 0 % 0 ‘’ 1
Eosinofil 2 % 1 ‘’ 5
Neutrofil Batang 2 % 3 ‘’ 6
Neutrofil Segmen 66 % 25 ‘’ 60
Limfosit 20 % 25 ‘’ 50
Monosit 10 % 1 ‘’ 6
I. TERAPI SAAT INI
Tanggal Terapi Dosis Rute pemberian
18 Juni 2022 RL 20 tpm IV
Paracetamol 3 x 15 mg IV / PO
Ranitidine 2 x 20 mg IV
J. ANALISA DATA
Tanggal/
Data Etiologi Masalah
Jam
21 Juni 2022 DS : Dehidrasi Hipertermi
DO : ↓
Peningkatan suhu tubuh
- Klien tampak lemah
TD : 100/70 mmHg
S : 38,5 oC
R : 24 x / menit
N : 100 x / menit
berkurang ↓
Anoreksia
- Ibu klien mengatakan klien
↓
mual dan muntah sejak
Input makanan berkurang
kemarin sebanyak 3 kali
↓
DO :
Defisit nutrisi kurang dari
- Klien terlihat lemas
kebutuhan tubuh
- Klien terlihat berbaring di
tempat tidur
Konjungtiva anemis
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan Proses penyakit
2. Defisit Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan kurang asupan makanan
L. RENCANA KEPERAWATAN
No Waktu Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
(Hari/Tgl/Jam) Keperawatan
KOLABORASI : EDUKASI :
Kolaborasi pemberian - Agar pasien dapat berisitirahat
carian elektrolit IV KOLABORASI