I. IDENTITAS
A. Anak
Nama : An.D
Tempat, tanggal lahir (umur) : 10 November 2018 (3 Tahun 7 Bulan 6 Hari)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Jl. Pemuda
Tanggal Masuk RS : 16 Juni 2022
Diagnosa Medik : Kejang demam
No. RM : R0027xxxx
B. Orang Tua
1. Ayah
Nama : Tn. I (Kandung)
Umur : 48 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pemuda
2. Ibu
Nama : Ny. L (Kandung)
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pemuda
C. Identitas Saudara Kandung
5. Riwayat Kecelakaan
Ibu mengatakan anaknya sempat terjatuh dan dirawat di ruang aster sebulan
yang lalu
6. Riwayat konsumsi obat-obatan
Ibu mengatakan anaknya tidak mengkonsumsi obat apapun selain dari obat
resep dokter
7. Riwayat alergi
Ibu mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat alergi
Ibu mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menular.
Laki-laki
Perempuan
Pasien
III. RIWAYAT IMUNISASI
B. Riwayat Nutrisi
1. Pemberian ASI : (Ya, sampai umur 9 bulan)
2. Pemberian susu formula (Ya, umur 10-20 bulan)
3. Makanan pendamping ASI
a. Makanan cair (air buah/sari buah) diberi umur 6 bulan
b. Bubur susu diberi umur 6 bulan
c. Nasi tim diberi umur 6 bulan
d. Makanan tambahan lainnya seperti sayur, buah, ikan
e. Pola makan 1x1 (selang seling ASI)
C. Riwayat Psikososial
E. Riwayat hospitalisasi
1. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap : Ibu mengatakan
mempunyai pengalaman tentang anaknya yang sakit dengan diagnosa yang
sama saat umur 2 tahun dan di rawat di rumah sakit
F. Aktivitas sehari-hari
1. Nutrisi
2. Cairan
4. Aktifitas/Latihan
6. Personal Hygiene
Ibu mengatakan rumahnya bersih, disetiap ruangan terdapat jendela dan ventilasi.
Kebutuhan cairan
Sebelum sakit
= 1000 +¿ (50 x BB sebelum sakit)
= 1000 +¿ (50 x 15)
= 1000 +¿ 750 = 1.750 cc / hari
Sesudah sakit
= 1000 +¿ (50 x BB sesudah sakit)
= 1000 +¿ (50 x 14)
= 1000 +¿ 700 = 1.700 cc / hari
IWL = 25% dari kebutuhan cairan atau hasil kebutuhan cairan× 0,25
= 1.700 × 0,25
= 425 cc/24 jam
NO ORGAN HASIL
1. Kepala Simetris, tidak rontok, tampak bersih, tidak ada kelainan,
tidak ada bekas luka.
2. Mata Mata lengkap simetris kanan dan kiri, kornea mata jernih,
kongjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, kelopak mata
tidak ada pembengkakan, adanya reflek cahaya pupil, iris
kanan dan kiri berwarna hitam, bulu mata hitam merata,
ketajaman penglihatan normal
3. Hidung Simetris, Bersih, tidak ada secret,tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada kelainan.
4. Telinga Bentuk telinga sedang simetris kanan dan kiri, lubang telinga
bersih, tidak serumen berlebih, pendengaran berfungsi
dengan baik.
5. Mulut Tidak ada stomatitis, gigi rapi, bibir kering, tidak ada caries
pada gigi, uvula letak simetris ditengah, lidah bersih.
6. Leher Tidak ada kesulitan menelan, tidak ada kelenjar tiroid, dan
tidak ada pembesaran limfe, tidak ada kaku kuduk, ROM
normal.
7. Thorax dan Pergerakan dada tampak simetris, vesikuler, tidak suara nafas
pernapasan tambahan, tidak ada keluhan sesak nafas, perkusi sonor.
8. Jantung Lup dup
9. Abdomen Bentuk abdomen datar, benjolan /massa tidak ada pada perut,
tidak ada nyeri tekan tidak tampak bayangan pembuluh darah
pada abdomen, tidak ada luka operasi, tidak teraba skibala,
kandung kemih kosong, tidak hernia, turgor kulit kembali
dalam 3 detik, bising usus 20 x/menit, suara perkusi
abdomen timpani.
10. Ekstremitas Jari lengkap, tidak ada edema, kemampuan pergerakkan
sendi lengan dan tungkai baik (Pasien mampu menggerakkan
dengan bebas tanpa keluhan, kekuatan otot baik).
11. Genitalia dan Ibu klien mengatakan genetalia dan anus normal , tidak ada
anus kelainan.
X. ANALISA DATA
DO : Evaporasi
Turgor kulit kembali
dalam 3 detik Risiko defisien volume cairan
Bibir kering
TTV :
TD : 90/60
mmHg
N : 130 x/menit
RR : 24 x/menit
DO : Kejang
Anak kejang 2x
dengan durasi <5
menit Risiko kejang berulang
Penatalaksanaan menurut Ngastiyah (2005) yang di lakukan saat terjadi kejang yaitu,
1. Baringkan pasien di tempat yang rata, kepala di miringkan dan pasangkan sudip
lidah yang telah dibungkus kasa atau bila ada guedel lebih baik,
2. Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar pasien, lepaskan pakaian yang
mengganggu pernapasan (misal: ikat pinggang, gurita, dan lain sebagainya),
3. Isap lendir sampai bersih, berikan O₂ boleh sampai 4 L/menit. Jika pasien jatuh
apnea lakukan tindakan pertolongan (lihat pada tetanus),
4. Bila suhu tinggi berikan kompres,
5. Setelah pasien bangun dan sadar, berikan minum hangat (berbeda dengan pasien
tetanus yang jika kejang tetap sadar), dan
6. Jika dengan tindakan ini kejang tidak segera berhenti, hubungi dokter apakah
perlu pemberian obat penenang (lihat di status mungkin ata petunjuk jikapasien
kejang lama / berulang).