Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.

N DENGAN DIAGNOSA KEJANG


NEONATORUM DI RUANGAN NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU)
RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

OLEH KELOMPOK 3 :

Widia Nirmala Dewi (R014231022)


Vhinolia Permata Bamba Sion (R014231021)
Fany Anggriany Ramadhana (R014231019)
Egi Trisnayanti Putri (R014231020)
Rahmawati Syam (R014231023)
Rezky Novaliza Ramadhani (R014231024)
Nerlan Putri (R014231025)
Nurwahidah (R014231026)
Desy Amalia Ishak (R014231027)
Rati Mardatillah (R014231028)

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

( Abdul Kadir S.Kep.,NS., M.Kep ) ( Ariyanti Amin, S.Kep., Ns., M.Kep )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
PENGKAJIAN

I. BIODATA

A. Identitas Klien

1. Nama/Nama panggilan : By N

2. Tempat tgl lahir : Kolaka, 8-10-2023

3. Usia Gestasi : 40 minggu

4. Usia Kronologis : 0 hari/1 bulan/0 tahun

5. Jenis kelamin : Perempuan

6. Agama : Islam

7. Alamat : Kolaka

8. Tgl masuk : 26/10/2023

9. Tgl pengkajian : 8/11/2023

10. Diagnosa medik : Kejang Neonatorum

B. Identitas Orang tua

1. Ayah

a. Nama : Tn. A

b. Usia : 37 tahun

c. Pendidikan : SLTA

d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Wiraswasta

e. Agama : Islam

f. Alamat : Kolaka

2. Ibu

a. Nama : Ny. S

b. Usia : 39 thn

c. Pendidikan : SLTA

1
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan : Ibu Rumah Tangga

e. Agama : Islam

f. Alamat : Kolaka

C. Identitas Saudara Kandung :

No USIA HUBUNGAN STATUS


NAMA
KESEHATAN

1. 18 tahun Tiri Sehat


An. MA

2. 4 tahun Kandung Meninggal (epilepsi)


An. A

3. 2,5 tahun Kandung Sehat


An. Z

II. KELUHAN UTAMA/ALASAN MASUK RUMAH SAKIT

a. Keluhan saat pengkajian : Pasien dikaji dengan keluhan riwayat kejang dan
demam sejak masuk rumah sakit, tidak ada batuk, tidak ada sesak, tidak muntah.
b. Keluhan masuk rumah sakit : Pasien masuk dengan keluhan kejang sejak usia 8 hari (1
hari sebelum masuk rumah sakit), frekuensi >5x, durasi 20-30 menit bersifat umum,
tidak didahului demam, tidak ada muntah, tidak ada batuk, tidak ada sesak riwayat
pemberian asi terjadwal, BAK dan BAB kuning dan lancar.

III. RIWAYAT KEHAMILAN


Ibu pasien mengatakan selama hamil rutin mengkonsumsi buah dan sayuran secara
seimbang, rutin mengkonsumsi tablet penambah darah dan asam folat sesuai arahan
dokter. Ibu pasien mengatakan jarang mengkonsumsi susu selama hamil. Ibu pasien
juga mengatakan tidak pernah mengalami sakit yang parah selama hamil dan tidak
memiliki riwayat penyakit baik hipertensi, diabetes, dan lainnya.

IV. RIWAYAT KELAHIRAN

a. BB lahir : 3300 gram

b. BB sekarang : 3195 gram

c. PB : 51 cm

d. Apakah saat lahir bayi mengalami

2
- Penyakit Kuning : Ya/Tidak

- Kebiruan : Ya/Tidak

- Distress pernapasan : Ya/Tidak

e. Skor Ballard : 29 = 30 hari/4 minggu

Maturitas Neuromuskular 16

Maturitas Fisik 13

f. Skor Down: (Distress pernapasan gangguan pernafasan ringan)

1) Frekuensi napas : 32 x/ menit

2) Retraksi : Retraksi Tidak Ada

3) Sianosis : Tidak Ada Sianosis

4) Air entry : Udara Masuk Bilateral Baik

5) Merintih : Tidak merintih

6) Skor 0

V. RIWAYAT NUTRISI

A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui : 5 hari setelah lahir
2. Cara pemberian : Menyusui terjadwal /2jam
3. Lama pemberian : 18 hari
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : -
2. Jumlah pemberian : -
3. Cara pemberian :-

VI. Pengkajian Nyeri Neonatus (Neonatal Infant Pain Scale (NIPS))

Skor NIPS: 0 (Nyeri)

3
Assesment Nyeri
Ekspresi wajah
0: Otot relaks Wajah tenang, ekspresi netral
1: Meringis Otot wajah tegang, alis berkerut (ekspresi wajah negatif
Tangisan
0: Tidak menangis Tenang, tidak menangis
1: Merengek Mengerang lemah intermiten
2: Menangis keras Menangis kencang, melengking terus menerus
(catatan: menangis tanpa suara diberi skor bila bayi
diintubasi
Pola Napas
0: Relaks Bernapas biasa
1: Perubahan napas Tarikan irreguler, lebih cepat dibanding biasa, menahan
napas, tersedak
Tungkai
0: Relaks Tidak ada kekuatan otot, gerakan tungkai biasa
1: Fleksi/Ekstensi Tegang kaku
Tingkat Kesadaran
0: Tidur/Bangun Tenang tidur lelap atau bangun
1: Gelisah Sadar atau gelisah

Interpretasi:

Skor 0 : Tidak perlu intervensi

Skor 1-3 : Intervensi non-farmakologis

Skor 4-5 : Terapi analgetik non-opioid


Skor 6-7 : Terapi opioid

VII. PEMERIKSAAN FISIK

a. Antopometri :

1. Berat badan : 3195 gram

2. Panjang badan : 51 cm

3. IMT : 12,2 cm

4
4. Lingkar kepala : 34,5 cm

5. Lingkar dada : 31 cm

6. Lingkar perut : 30 cm

7. Lingkar lengan atas : 10 cm

Status Gizi:

Usia : 1 bulan 0 hari

BB : 3,195 PB : 51

IMT = 3,195 = 3,195 = 12.2


(0,51)2 0,26
Z score BB/U : 3,195 - 3,2 = -0,005 = 0,012 (Berat Badan Normal)
3,2 - 2,8 0,4
PB/U : 51 – 49,1 = 1,9 = 1,05 (Normal)
49,1 – 47,3 1,8
BB/PB : 3,195 - 3,6 = - 0,4 = -1,33 (Gizi Baik)
3,6 – 3,3 0,3
IMT/U : 12,2 – 14,6 = -2,4 = - 1,7 (Gizi Baik)
14,6 – 13,2 1,4

Tanda Vital:

1. Suhu tubuh saat pengkajian : 36,5 0C

2. Riwayat suhu tubuh : 38,2 0C (tgl 8/11/2023 jam 06.00 WITA)

3. Frekuensi jantung : 118 x/menit

4. Frekuensi napas : 32 x/menit

5. SpO2 : 100 %

Jika menggunakan inkubator tuliskan setting inkubatornya (pasien tidak berada dalam
inkobator)
0
Temperature incubator 29 C

b. Pengkajian Refleks Primitif

5
1. Refleks Moro : (Ya/Tidak)

2. Grasp reflex : (Ya/Tidak)

3. Refleks mengisap : (Ya/Tidak)

4. Refleks Menoleh : Tidak dikaji

5. Tonic Neck reflex : Tidak dikaji

6. Doll eye reflex : (Ya/Tidak)

7. Reflex Babinski : (Ya/Tidak)

8. Reflex glabellar : Tidak dikaji

9. Reflex perez : Tidak dikaji

10. Reflex gallant : Tidak dikaji

11. Reflex melangkah : Tidak dikaji

12. Postur bayi:

- Fleksi : Bayi dalam posisi fleksi


- Ekstensi : Bayi dalam posisi ekstensi

c. Kulit
1. Warna : Putih
2. Adanya Eritema : (Ya/Tidak)
3. Adanya Mongolion spot : (Ya/Tidak)
4. Adanya Milia : (Ya/Tidak)
5. Sianosis : (Ya/Tidak)
6. Adanya ikterus : (Ya/Tidak)
7. Skor Kremer :0

d. Mata

1. Kelopak mata : (Terbuka/Tertutup)

2. Kelainan mata : Tidak Ada

3. Posisi epikantus dan telinga : 180 Derajat

4. Refleks pupil : (Miosis/Midriasis)

6
5. Refleks kornea : (Ya/Tidak)

e. Kepala

1. Fontanel anterior : (Ada/Tidak)

2. Fontanel anterior : (Cekung/Cembung/Datar)

3. Fontanel posterior : (Ada/Tidak)

4. Caput succedaneum : (Ada/Tidak)

5. Cephal hematom : (Ada/Tidak)

6. Subgaleal hematoma : (Ada/Tidak)

f. Telinga

1. Posisi telinga sejajar dengan epikantus : (Ya/Tidak)

2. Pinna fleksibel : (Ya/Tidak)

g. Hidung
1. Septum hidung utuh : (Ya/Tidak)

2. Terdapat secret hidung : (Ya/Tidak)

3. Pasase udara : (Paten/tidak)

h. Mulut tenggorokan

1. Refleks Isap : Ada

2. Refleks menelan : (Lemah/Kuat)

3. Terdapat sumbing bibir : (Ya/Tidak)

4. Terdapat sumbing palatum : (Ya/Tidak)

5. Koordinasi mengisap dan menelan : (Lemah/Kuat)

i. Leher

1. Bentuk leher : Tidak ada kelainan

j. Dada

1. Rasio anterior posterior : Dengan Diameter Transversal 1:1

7
2. Adanya retraksi dada : (Ya/Tidak)

3. Pembesaran payudara : (Ya/Tidak)

4. Adanya sekresi mammae : (Ya/Tidak)

5. Bentuk dada : Normal Chest

k. Paru-Paru

1. Tipe pernapasan : pernafasan dada

2. Kedalaman : (Dangkal/Normal/Dalam)

3. Pola napas : (Bradypnea/Apnea/Normal)

4. Irama napas : (Normal)

l. Jantung

1. Bunyi S1 :(Normal/Tidak)

2. Bunyi S2 : (Normal/Tidak)

3. Adanya bunyi jantung tambahan : Tidak Ada

m. Abdomen

1. Bentuk abdomen : Simetris Tidak Ada Kelainan

2. Keadaan tali pusat : Tali Pusat Basah/Kering

3. Lingkar abdomen : 30 cm

4. Peristaltik usus : 8x/menit

5. Distensi abdomen : (Ya/Tidak)

6. Teraba Liver : (Ya/Tidak)

7. Teraba ginjal : (Ya/Tidak)

n. Genital Wanita

1. Labia mayora menutupi labia minora : (Ya/Tidak)

2. Terdapat klitoris : (Ya/Tidak)

3. Meatus uretra paten : (Ya/Tidak)

4. Terdapat verniks kaseosa : (Ya/Tidak)

8
5. BAK dalam 24 jam : (Ya/Tidak)

o. Bokong/rectum

1. anus terbuka : (Ya/Tidak)

2. pengeluaran mekonium dalam 24 jam : (Ya/Tidak) ada BAB dalam 24 jam)

p. Ekstremitas

1. jumlah jari tangan : Sinistra 5 Jari Dan Dextra 5 Jari

2. Jumlah jari kaki : Sinistra 5 Jari Dan Dextra 5 Jari

3. Kelainan kuku : (Ya/Tidak)

VIII. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Hasil Rentang normal Interpretasi


Hematologi rutin
WBC 7.1 5.00 – 21.0 10^3/ui Normal
RBC 3.37 3.20 – 5.00 10^6/ui Anemia
HGB 10.5 12.2 – 18.0 gr/dL Anemia
HCT 32 38.0 – 53.0 % Rendah
MCV 94 93.0 – 113 fL Normal
MCH 31 28 – 40 Pg Normal
MCHC 33 30 – 34 gr/dL Normal
PLT 321 150 – 450 10^3/ui Normal
RDW-SD 49.7 37.0 – 54.0 fL Normal
RDW-CV 14.6 1.5 – 14.5 % Normal
PDW 12.2 10.0 – 18.0 fL Normal
MPV 10.9 6.50 – 11.0 fL Normal
PCT 0.35 0.15 – 0.50 % Normal
NEUT 26.6 20 – 40 % Rendah
LYMPH 51.1 41 – 61 % Normal
MONO 12.0 2 – 15 % Normal
EO 9.9 1–5% Tinggi

9
BASO 0.4 0 –2 % Normal
LED I 6 (L <10, P <20) mm Normal
Kimia Darah
GDS 108 140 mg/dL Normal
Magnesium darah
magnesium 1.41 1.5 – 2.5 mg/dL Normal
Kalsium darah
kalsium 7.9 6.8 – 10.2 mg/dL Normal
Fungsi Hati
Albumin 3.7 3.5 – 5.0 gr/dL Normal
Elektrolit
Natrium 133 136 – 145 mmol/I Rendah
Kalium 4.1 3.5 -5.1 mmol/I Normal
klorida 107 97 – 111 mmol/I Normal

IX. HASIL PEMERIKSAAN RADIOLOGI


1. USG Kepala (26-10-2023)
Hasil :
Telah dilakukan USG kepala dengan hasil sebagai berikut :
- Tempak Lesi Hiperchloric Pada Caudothalamic Grove
- Septum Pellucidum Dalam Batas Normal
- Corpus Callosum Tampak Baik
- Sistem Ventrikel Dalam Batas Normal
- Cerebellum Dalam Batas Normal
Kesan : Gambaran Germinal Matrix Hemorrhage Grade 1
2. MRI BRAIN (tanpa kontras)
Hasil :
Telah dilakukan pemeriksaan MRI kepala T1WI tanpa kontras, T2WI dan FLAIR,
irisan axial, coronal, dan sagital dengan hasil sebagai berikut :
- Tidak Tampak Lesi Hipointens Maupun Hiperintens pada T1WI/T2WI dan
FLAIR
- Sulci Dan Gyri Dalam Batas Normal
- Posisi Interhemisphere Fissure Tampak Normal Di Midline

10
- Sistem Ventrikel Dan Ruang Subarachnoid Dalam Batas Normal
- Cerebellum, Pons Dalam Batas Normal
- Kedua Orbita : Bentuk, Ukuran, Intensitas Dan Posisi Dalam Batas Normal
Baik Bulbul Oculi, Nervus, Muscular, Dan Jaringan Retrobulbar Lainnya
- Sinus Paranasalis Dalam Batas Normal
- Tulang-Tulang Yang Terscan Intak
Kesan : Tidak Tampak Kelainan Radiologi Pada MRI Brain Ini
3. EEG
Hasil :
- Eeg Abnormal
- Gelombang Daras Diskontinyu
- Tampak Aktivitas Epileptiform
- Tampak Burst Suppression

X. TERAPI SAAT INI

Nama Obat Dosis Manfaat


Phenobarbital 10mg/kgbb/12jam/IV Fenobarbital merupakan obat yang
biasanya diberikan pada pasien yang
mengalami penyakit pada sistem saraf.
Obat dapat memberikan efek relaksasi
dengan cara menenangkan saraf otak.
Fenytoin 15,5mg/12jam/IV Fenitoin atau phenytoin adalah obat yang
digunakan untuk meredakan dan
mengendalikan kejang pada pasien
epilepsi atau pada pasien yang menjalani
operasi otak. Obat ini berfungsi
mengurangi penyebaran sinyal listrik pada
otak. Kelebihan pengiriman sinyal listrik
melalui saraf ke otak membuat otak
kesulitan merespons setiap stimulus
dengan baik sehingga menyebabkan
kejang. Kandungan kimia aktif seperti

11
phenytoin natrium dapat bekerja
menyeimbangkan aktivitas listrik yang
berlebihan pada otak sehingga
mengurangi kejang.
Midazolam 6mcg/kgbb.menit Midazolam adalah obat bius yang
termasuk golongan benzodiazepine. Obat
ini bekerja langsung pada sistem saraf
pusat dengan cara meningkatkan respons
sel saraf yang bertugas untuk memberikan
sinyal tenang. Respons tersebut akan
membuat pasien lebih rileks, mengantuk,
atau tidak sadarkan diri.
Letiracetam 22mg/8jam/sonde Levetiracetam adalah obat untuk
meredakan kejang akibat epilepsi. obat ini
bekerja dengan menghambat aktivitas
kelistrikan yang yang berkaitan dengan
kanal kalsium atau kemampuan obat ini
dalam mempengaruhi pengeluaran
senyawa kimia tertentu di otak
(neurotransmitter).
Methylprednisolo 2mg/8jam/IV Methylprednisolone adalah obat untuk
n meredakan peradangan pada berbagai
kondisi, termasuk radang sendi, radang
usus, asma, psoriasis, lupus, hingga
multiple sclerosis. Obat ini juga
digunakan dalam pengobatan reaksi alergi
yang parah. Methylprednisolone bekerja
dengan cara mengurangi zat pemicu
peradangan di dalam tubuh. Dengan
begitu, gejala peradangan, seperti nyeri
dan pembengkakan, akan berangsur
mereda.
Ranitidin 3mg/12jam/IV Ranitidin adalah obat yang digunakan

12
untuk mengobati gejala atau penyakit
yang berkaitan dengan produksi asam
lambung berlebih. Beberapa kondisi yang
dapat ditangani dengan ranitidin adalah
tukak lambung, penyakit maag, penyakit
asam lambung (GERD), dan sindrom
Zollinger-Ellison.

13
ANALISA DATA
MASALAH
NO ANALISA DATA
KEPERAWATAN
1 Faktor resiko Resiko perfusi serebral tidak
1. Riwayat Frekuensi kejang selasma 5 jam efektif dd. aktivitas
2. Pola nafas bradiypnea epileptiform (D.0017)
3. RR : 32x/menit
4. Hasil EEG :
EEG abnormal
gelombang daras diskontinyu
tampak aktivitas epileptiform
tampak burst suppression
5. Hasil USG :
Gambaran germinal matrix hemorrhage grade
1
2 DS : Termoregulasi tidak efektif
1. – bd. stimulasi pusat
DO : termoregulaso hipotalamus
1. Suhu tubuh fluktuatif dd. Suhu tubuh fluktuatif
2. Pola nafas irreguler (D.0149)
3. Riwayat kejang selama 5 jam
3 Faktor resiko : Resiko Infeksi dd.
1. Penurunan hemoglobin (10.5 mg/dL) ketidakadekuatan pertahanan
2. Efek prosedur invasif (pemasangan infus) tubuh sekunder (D.0142)

14
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : By. N
Usia : 8-10-2023 (0 tahun 1 bulan 0 hari)
Ruangan : NICU
No Diagnosa Keperawatan Tanggal
Ditemukan Teratasi
1 Resiko perfusi serebral tidak efektif 8/11/2023
dd. aktivitas epileptiform (D.0017)
2 Termoregulasi tidak efektif bd. 8/11/2023 11/11/2023
stimulaso pusat termoregulasi
hipotalamus dd. Suhu tubuh fluktuatif
(D.0149)
3 Resiko Infeksi bd. ketidakadekuatan 10/11/2023
pertahanan tubuh sekunder (D.0142)

15
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : By N
Usia : 8-10-2023 (0 tahun 1 bulan 0 hari)
Ruangan : NICU
DIAGNOSA
LUARAN INTERVENSI
No KEPERAWATAN RASIONAL
(SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1 Resiko perfusi serebral Setelah dilakukan intervensi Manajemen Kejang (I. 06193) 1. Memantau terjadinya
tidak efektif dd. aktivitas keperawatan 1x24 jam Observasi: perubahan tanda-tanda
epileptiform (D.0017) masalah Resiko perfusi - Monitor terjadinya kejang vital
serebral tidak efektif dapat berulang
Kategori : Fisiologis 2. Suhu tubuh yang
Membaik dengan kriteria - Monitor karakteristik kejang normal membuat
Subkategpori : Sirkulasi hasil : kinerja otak tidak berat
- Monitor tanda tanda vital dan tubuh akan rileks
Faktor resiko : Perfusi Serebral (L.020114)
jika suhu normal
- Frekuensi kejang Terapeutik:
1. Riwayat Frekuensi menurun - Memberikan alas empuk 3. Sebagai terapi anti
kejang selasma 5 dibawah kepala kejang
jam - Pola napas membaik - Mempertahankan kepatenan
2. Pola nafas jalan nafas
- Frekuensi napas
bradiypnea - Mencatat durasi kejang
membaik
3. RR : 32x/menit Kolaborasi:
4. Hasil EEG : - Kolaborasi pemberian anti
EEG abnormal konvulsan

gelombang daras
diskontinyu
tampak aktivitas
epileptiform

16
tampak burst suppression
5. Hasil USG :
Gambaran germinal
matrix hemorrhage grade
1
2 Termoregulasi tidak Setelah dilakukan intervensi Regulasi Temperatur (I.14578) 1. Memantau perubahan
efektif bd. stimulasi pusat keperawatan 1x24 jam Observasi: frekuensi napas
termoregulasi masalah Termoregulasi tidak - Monitor suhu tubuh sampai
2. Untuk mengetahui
hipotalamus dd. Suhu efektid dapat Membaik stabil (36,5oC - 37oC))
tubuh fluktuatif (D.0149) terjadinya penurunan
dengan kriteria hasil : - Monitor suhu bayi tiap 2 atau kenaikan suhu
atau 3 jam tubuh
Kategori : Lingkungan Termoreglasi (L.14134)
Subkategori : keamanan - Suhu tubuh dalam - Monitor frekuensi napas 3. Antipiretik berguna
dan proteksi rentang normal (36,5 untuk membantu
o
C – 37 oC) Terapeutik:
menurunkan suhu tubuh
DS : - Kejang menurun - Tempatkan dan atur suhu
- Ventilasi/Pernapasan infant warmer bayi
1. – membaik - Sesuaikan suhu lingkungan
DO : dengan kebutuhan pasien
1. Suhu tubuh - Atur suhu infant warmer
fluktuatif sesuai kebutuhan
2. Pola nafas - Tingkatkan asupan nutrisi
irreguler yang adekuat
3. Riwayat kejang Kolaborasi:
selama 5 jam - Kolaborasi pemberian
antipiretik
3 Resiko Infeksi dd. Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Infeksi (I.14539) 1. agar dapat mengetahui
ketidakadekuatan keperawatan 3x24 jam Observasi: implementasi yang tepat
pertahanan tubuh masalah Resiko Infeksi dapat - Monitor tanda dan gejala mencegah infeksi
sekunder (D.0142) infeksi lokal dan sistemik

17
Menurun dengan kriteria Terapeutik: 2. Menurunkan resiko
Kategori : Lingkungan hasil : - Batasi jumlah pengunjung kontaminasi silang
Subkategori : keamanan
dan proteksi Tingkat infeksi (L.14137) - Cuci tangan sebelum dan 3. Meminimalkan
sesudah kontak dengan pasien penyebaran dan
- Kebersihan tangan dan lingkungan pasien penularan agen
Faktor resiko :
meningkat infeksius
1. Penurunan - Demam menurun Edukasi:
hemoglobin (10.5 - Jelaskan tanda dan gejala 4. Agar keluarga pasien
- Kultur darah membaik
mg/dL) infeksi mengetahui terkait
tanda dan gejala dari
2. Efek prosedur - Ajarkan cara mencuci tangan infeksi
dengan benar
invasif
(pemasangan
infus)

18
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : By N
Usia : 8-10-2023 (0 tahun 1 bulan 0 hari)
Ruangan : NICU
Diagnosa keperawatan : Resiko perfusi serebral tidak efektif dd. aktivitas epileptiform (D.0017)
CATATAN IMPLEMEMTASI
Hari 1 (Kamis, 9/11/23) Hari 2 (Jumat, 10/11/23) Hari 3 (Sabtu, 11/11/23) Hari 4 (Senin, 13/11/23) Hari 5 (Selasa, 14/11/23)
IMPLEMENTASI : IMPLEMENTASI : IMPLEMENTASI : IMPLEMENTASI : IMPLEMENTASI :
Manajemen Kejang Manajemen Kejang Manajemen Kejang Manajemen Kejang Manajemen Kejang
(I. 06193) (I. 06193) (I. 06193) (I. 06193) (I. 06193)

OBSERVASI : OBSERVASI : OBSERVASI : OBSERVASI : OBSERVASI :


Memonitor terjadinya Memonitor terjadinya Memonitor terjadinya Memonitor terjadinya Memonitor terjadinya
kejang berulang kejang berulang kejang berulang kejang berulang kejang berulang
Hasil : Hasil : Hasil : Hasil : Hasil :
07.30 07.45 08.00 08.00 07.55
Pasien mengalami kejang Pasien mengalami kejang Tidak terjadi kejang pada Tidak terdapat kejang Pasien tidak mengalami
sejak pukul 04.00 sejak pukul 05.00 pasiem kejang
10.02 08.20 16.00 Memonitor tanda-tanda 14.30
Kejang pada pasien Pasien berhenti kejang Pasien mengalami kejang
vital Pasien tidak mengalami
berhenti pada pukul 09.45 pada jam 08.10 ditandai dengan mata
Hasil : kejang selama 2 hari
14.00 12.15 melihat pada 1 arah,
08.00 terakhir
Pasien tidak mengalami Dilakukan observasi Suhu : 36.5 oC
terdengan suara high 17.00
kejang kembali dan pasien tidak pitched cry HR : 127 x/menit Pasien tidak mengalami
22.10 mengalami kejang 21.14 RR : 35 x/menit kejang
Pasien tidang mengalami 22.30 SpO2 : 96%
Pasien tidak mengalami
kejang Pasien mengalami kejang kejang 10.00 Memonitor tanda-tanda
S : 36,1 oC vital
Memonitor karakteristik Memonitor karakteristik Memonitor karakteristik 15.00 Hasil :
kejang kejang kejang Suhu : 36.0 oC 08.00

19
Hasil : Hasil : Hasil : HR : 145 x/menit Suhu : 36.4 oC
07.45 07.45 16.00 RR : 40 x/menit HR : 132 x/menit
Pasien kejang dengan kaku Pasien kejang dengan kaku Pasien kejang dengan kaku SpO2 : 98% RR : 33 x/menit
pada keseluruhan badan, pada keseluruhan badan, pada keseluruhan badan, 18.00 SpO2 : 99%
ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan S : 36,9 oC 10.00
peningkatan suhu tubuh peningkatan suhu tubuh peningkatan suhu tubuh 21.00 S : 36,5 oC
(38,1 oC) 23.30 Suhu : 36.8 oC 12.00
23.30 Pasien kejang dengan kaku Memonitor tanda-tanda HR : 120 x/menit Suhu : 36.5 oC
Pasien kejang dengan kaku pada keseluruhan badan vital RR : 48 x/menit HR : 120 x/menit
pada keseluruhan badan disertai dengan demam (S Hasil : SpO2 : 100% RR : 52 x/menit
disertai dengan demam (S : 37,6 oC) 08.00 SpO2 : 95%
: 37,6 oC) S : 37,0 oC TERAPEUTIK : 14.00
Memonitor tanda-tanda SPO2 : 98% Memberikan alas empuk Suhu : 36.8 oC
Memonitor tanda-tanda vital RR : 39x/menit dibawah kepala HR : 121 x/menit
vital Hasil : HR : 129x/menit Hasil : RR : 46 x/menit
Hasil : 08.00 18.00 Pasien dalam keadaan SpO2 : 97%
09.00 S : 37,7 oC S : 37,4 oC imobilisasi kepala dengan 17.00
S : 38,1 oC Rr : 48x/menit SPO2 : 100% diebrikan alas dan Suhu : 37,2 oC
SPO2 : 100% 10.00 RR : 48x/menit penyanggang kain untuk HR : 112 x/menit
RR : 52x/menit S : 36,8 oC HR : 112x/menit mencegah aktivitas kepala RR : 42 x/menit
HR : 116x/menit Rr : 41x/menit berlebihan yang dapat SpO2 : 100%
12.00 14.00 TERAPEUTIK : merangsang kejang 19.40
S : 36,6 oC S : 35,6 oC Memberikan alas empuk Suhu : 36.9 oC
SPO2 : 99% SPO2 : 100% dibawah kepala Mempertahankan HR : 118 x/menit
RR :39x/menit RR : 32x/menit Hasil : kepatenan jalan nafas RR : 40 x/menit
HR : 118x/menit HR : 99x/menit 08.00 Hasil : SpO2 : 100%
14.00 16.00 Pasien dalam keadaan pasien diberikan posisi
S : 36,4 oC S : 36,4 oC imobilisasi kepala dengan semifowler TERAPEUTIK :
SPO2 : 100% SPO2 : 99% diebrikan alas dan Memberikan alas empuk
RR :29x/menit RR :19x/menit penyanggang kain untuk KOLABORASI : dibawah kepala
HR : 99x/menit HR : 97x/menit mencegah aktivitas kepala Melakukan pemberian Hasil :
20.00 17.34 anti konvulsan 08.00

20
S : 36,7 oC S : 36,4 oC berlebihan yang dapat Hasil : Pasien dalam keadaan
SPO2 : 100% 20.38 merangsang kejang 15.00 imobilisasi kepala dengan
RR :34x/menit S : 36,9 oC Pemberian levetiracetam diebrikan alas dan
HR : 112x/menit 23.30 Mempertahankan 48mg/8jam/oral penyanggang kain untuk
S : 37,6 oC kepatenan jalan nafas 22.00 mencegah aktivitas kepala
TERAPEUTIK : 01.47 Hasil : Pemberian fenytoin berlebihan yang dapat
Memberikan alas empuk S : 37,5 oC 15.00 10mg/jam merangsang kejang
dibawah kepala 02.30 Pasien diberikan posisi 03.00
Hasil : S : 37,0 oC semifowler Pemberian anti kejang Mempertahankan
07.45 04.30 fenobarbital 55mg/6jam kepatenan jalan nafas
Pasien dalam keadaan S : 37,1 oC Melonggarkan pakaian, Hasil :
imobilisasi kepala dengan terutama bagian leher 08.00
diebrikan alas dan TERAPEUTIK : Hasil : RR 33x/menit, pola napas
penyanggang kain untuk Memberikan alas empuk 08.00 ireguler
mencegah aktivitas kepala dibawah kepala Pasien diberikan pakaian 12.00
berlebihan yang dapat Hasil : yang longgar dan nyaman RR : 52x/menit, pola napas
merangsang kejang 07.45 ireguler, saturasi 95%
Pasien dalam keadaan Mencatat durasi kejang
Mempertahankan imobilisasi kepala dengan Hasil : Melonggarkan pakaian,
kepatenan jalan nafas diebrikan alas dan 15.00 terutama bagian leher
Hasil : penyanggang kain untuk Pasien kejang selama 5 Hasil :
12.00 mencegah aktivitas kepala jam sejak pukul 15.55 pasien diberikan pakaian
RR : 39x/Menit berlebihan yang dapat sampai dengan pukul yang longgar dan nyaman
Pola nafas ireguller, merangsang kejang 20.40
saturasi oksigen 100% KOLABORASI : KOLABORASI :
Mempertahankan Melakukan pemberian Melakukan pemberian
Melonggarkan pakaian, kepatenan jalan nafas anti konvulsan anti konvulsan
terutama bagian leher Hasil : Hasil : Hasil :
Hasil : 15.00 10.00 12.00
Pasien diberikan pakaian RR : 19x/Menit Diberikan fenytoin diberikan obat midazolam
yang longgar dan nyaman 20ml/jam 3 ml/jam
Mencatat durasi kejang

21
Hasil : Pola nafas ireguller,
09.45 saturasi oksigen berada
pasien kejang dengan pada rentang 80-100%
durasi kurang lebih 5 jam
sejak pukul 04.00 sampai Melonggarkan pakaian,
dengan 09.45 terutama bagian leher
Hasil :
KOLABORASI : Pasien diberikan pakaian
Melakukan pemberian yang longgar dan nyaman
anti konvulsan Mencatat durasi kejang
Hasil : Hasil :
09.00 07.45
Diberikan midazolam Pasien kejang dengan
3ml/Jam durasi 4 jam sejak pukul
10.00 05.00 sampai dengan
Diberikan phenobarbital pukul 08.10
10cc/SP 23.30
20.00 Pasien kejang dengan
Diberikan Midazolam durasi 2 jam sejak pukul
3ml/jam 23.30 sampai 01.30

KOLABORASI :
Melakukan pemberian
anti konvulsan
Hasil :
08.05
Diberikan Fenobarbital
10cc
10.35
Diberikan Fenitoin 20 cc
habis dalam 30 menit
15.12

22
Diberikan obat
levetiracetam
22mg.8jam.sonde
18.00
Diberikan Fenobarbital
15mg/11jam/SP
CATATAN PERKEMBANGAN / EVALUASI
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
14.00 WITA 14.00 WITA 14.00 WITA 14.00 WITA 14.00 WITA

Subjektif Subjektif Subjektif Subjektif Subjektif


- - - - -
Objektif Objektif Objektif Objektif Objektif

- Terdapat - Pasien mengalami - Pasien tidak - Pasien tidak - Terdapat kenaikan


penurunan suhu demam mengalami demam mengalami demam suhu tubuh : 36,5
tubuh : 38,1 - Pasien mengalami ditandai dengan ditandai dengan menjadi 36,7 c o

menjadi 36,6 oc kejang 05.00-08.00 suhu tubuh 36,7 suhu tubuh 36,7 - Pasien tidak
- Pasien kejang sejak - Pasien diberikan - Pasien tidak - Pasien tidak mengalami kejang
jam 04.00 dan phenobarbital 15 mengalami kejang mengalami kejang - Status pernafasan
berhenti pada jam mg - Status pernapasan - Status pernapasan pasien, RR :
09.45 WITA 1x pasien adalah pasien adalah 33x/menit (08.00),
dalam 24 jam Assesment 39x/menit 39x/menit RR : 52x/menit
dengan durasi - Masalah perfusi (12.00)
sekitar 6 jam serebral belum Assesment Assesment Assesment
- Pasien tampak teratasi - Masalah perfusi - Masalah perfusi - Masalah perfusi
bersih Perfusi Serebral serebral teratasi serebral teratasi serebral teratasi
- Status pernafasan (L.020114) Perfusi Serebral Perfusi Serebral Perfusi Serebral
RR : 52x/menit - Frekueni kejang (L.020114) (L.020114) (L.020114)
(09.00 WITA) cukup menurun (4) - Frekueni kejang - Frekueni kejang - Frekueni kejang
- RR : 39x/menit membaik (5) membaik (5) membaik (5)
(12.00 WITA)

23
- Refleks isap pasien - Pola napas - Pola napas - Pola napas - Pola napas
tampak lemah membaik (5) membaik (5) membaik (5) membaik (5)
Assesment
- Masalah perfusi - Frekuensi napas - Frekuensi napas - Frekuensi napas - Frekuensi napas
serebral belum membaik (5) membaik (5) membaik (5) membaik (5)
teratasi Plan Plan Plan Plan
Perfusi Serebral Lanjutkan intervensi Pertahankan intervensi Pertahankan intervensi Pertahankan intervensi
(L.020114) Observasi : Observasi : Observasi : Observasi :
- Frekueni kejang - Monitor terjadinya - Monitor terjadinya - Monitor terjadinya - Monitor terjadinya
cukup menurun (4) kejang berulang kejang berulang kejang berulang kejang berulang
- Pola napas - Monitor - Monitor - Monitor - Monitor
membaik (5) karakteristik karakteristik karakteristik karakteristik
- Frekuensi napas kejang kejang kejang kejang
membaik (5) - Monitor tanda - Monitor tanda - Monitor tanda - Monitor tanda
Plan tanda vital tanda vital tanda vital tanda vital
Lanjutkan intervensi Terapeutik Terapeutik Terapeutik Terapeutik
- Memberikan alas - Memberikan alas - Memberikan alas - Memberikan alas
Observasi : empuk dibawah empuk dibawah empuk dibawah empuk dibawah
kepala kepala kepala kepala
- Monitor terjadinya - Mempertahankan - Mempertahankan - Mempertahankan - Mempertahankan
kejang berulang kepatenan jalan kepatenan jalan kepatenan jalan kepatenan jalan
- Monitor nafas nafas nafas nafas
karakteristik - Mencatat durasi - Mencatat durasi - Mencatat durasi - Mencatat durasi
kejang kejang kejang kejang kejang
- Monitor tanda Kolaborasi Kolaborasi Kolaborasi Kolaborasi
tanda vital - Kolaborasi - Kolaborasi - Kolaborasi - Kolaborasi
pemberian anti pemberian anti pemberian anti pemberian anti
Terapeutik konvulsan konvulsan konvulsan konvulsan

- Memberikan alas 21.00 WITA 21.00 WITA 21.00 WITA 21.00 WITA
empuk dibawah Subjektif Subjektif Subjektif Subjektif
kepala - - - -

24
- Mempertahankan Objektif Objektif Objektif Objektif
kepatenan jalan - Pasien tidak - Suhu tubuh pasien - Terdapat kenaikan
nafas mengalami kejang - Pasien tidak membaik dari 36.9 suhu tubuh : 36,8
mengalami demam o
- Mencatat durasi - Status pernafasan menjadi 36.5 c oC menjadi 37,2
kejang pasien ditandai dengan - Pasien tidak oC namun turun
suhu tubuh 37,4 c
o
mengalami kejang kembali menjadi
Kolaborasi RR : 19x/menit - Pasien mengalami - Status pernapasan 36,9 oC
- S : 36,9 oC kejang dari jam pasien di jam - Pasien tidak
- Kolaborasi Assesment 15.55-20.45 21.00 : 43x/menit mengalami kejang
pemberian anti - Masalah resiko - Status pernapasan - Status pernafasan
konvulsan perfusi serebral pasien di jam 21.00 Assesment pasien, RR :
tidak efektif : 48x/menit - Masalah resiko 46x/menit (15.00),
21.00 WITA teratasi Assesment perfusi serebral RR : 42 x/menit
Subjektif - Masalah resiko tidak efektif (17.00) RR : 40
- Perfusi Serebral perfusi serebral x/menit (19.45)
teratasi
(L.020114) tidak efektif belum
Objektif
teratasi Perfusi Serebral Assesment
- Terdapat kenaikan - Frekuensi kejang (L.020114) - Masalah resiko
suhu tubuh : 36,1 menurun (5) Perfusi Serebral
menjadi 36,7 c
o perfusi serebral
- Pola napas (L.020114) - Frekuensi kejang
- Pasien tidak tidak efektif eratasi
membaik (5) - Frekuensi kejang membaik (5)
mengalami kejang - Frekuensi napas cukup menurun (3) - Pola napas Perfusi Serebral
- Status pernafasan membaik (5) - Pola napas membaik (5) (L.020114)
pasien Plan membaik (5) - Frekuensi napas
Pertahankan intervensi - Frekuensi napas membaik (5) - Frekuensi kejang
RR : 29x/menit (18.00) Observasi: membaik (5)
membaik (5) Plan
RR : 34x/menit (20.00) - ·Monitor - Pola napas
Plan Lanjutkan intervensi
- terjadinya kejang Lanjutkan intervensi membaik (5)
Observasi:
Assesment berulang Observasi: - ·Monitor - Frekuensi napas
- Masalah resiko - Monitor - ·Monitor terjadinya kejang membaik (5)
perfusi serebral karakteristik terjadinya kejang berulang Plan
kejang berulang Lanjutkan intervensi

25
tidak efektif - Monitor tanda - Monitor - Monitor Observasi:
teratasi tanda vital karakteristik karakteristik - ·Monitor
kejang kejang terjadinya kejang
Perfusi Serebral Terapeutik: - Monitor tanda - Monitor tanda berulang
(L.020114) tanda vital tanda vital - Monitor
- Memberikan alas karakteristik
- Frekuensi kejang empuk dibawah Terapeutik: Terapeutik: kejang
menurun (5) kepala - Monitor tanda
- Pola napas - Mempertahankan - Memberikan alas - Memberikan alas tanda vital
membaik (5) kepatenan jalan nafas empuk dibawah empuk dibawah
- Frekuensi napas - Mencatat durasi kepala kepala Terapeutik:
membaik (5) kejang - Mempertahankan - Mempertahankan
Plan kepatenan jalan nafas kepatenan jalan nafas - Memberikan alas
Pertahankan intervensi Kolaborasi: - Mencatat durasi - Mencatat durasi empuk dibawah
- Kolaborasi kejang kejang kepala
Observasi: pemberian anti - Mempertahankan
- ·Monitor konvulsan Kolaborasi: Kolaborasi: kepatenan jalan nafas
terjadinya kejang - Kolaborasi - Kolaborasi - Mencatat durasi
berulang 07.00 WITA pemberian anti pemberian anti kejang
- Monitor Subjektif konvulsan konvulsan
karakteristik - Kolaborasi:
kejang Objektif 07.00 WITA 07.00 WITA - Kolaborasi
- Monitor tanda - Pasien tidak Subjektif Subjektif pemberian anti
tanda vital mengalami kejang - - konvulsan
dari jam 23.00 Objektif Objektif
Terapeutik: sampai dengan - Pasien tidak - Pasien tidak
01.30 mengalami kejang mengalami demam
- Memberikan alas
- Pasien diberikan dari jam 23.00 ditandai dengan
empuk dibawah
phenobarbital 15 sampai dengan suhu tubuh 36,9oc
kepala
mg/12 jam 01.30 - Pasien tidak
- Mempertahankan
- Pasien mengalami mengalami kejang
kepatenan jalan nafas
demam (37,8 oC)

26
- Mencatat durasi Assesment - Pasien diberikan dari jam 20.00 -
kejang - Masalah resiko phenobarbital 15 06.00
perfusi serebral mg/12 jam - Status pernapasan
Kolaborasi: tidak efektif belum - Pasien mengalami pasien di jam
- Kolaborasi teratasi o 06.00 : 46x/menit
demam (37,8 C)
pemberian anti Perfusi Serebral Assesment
konvulsan (L.020114) - Masalah resiko Assesment
perfusi serebral - Masalah resiko
- Frekuensi kejang tidak efektif belum perfusi serebral
cukup menurun (4) teratasi tidak efektif belum
- Pola napas teratasi
Perfusi Serebral
membaik (5) Perfusi Serebral
(L.020114)
- Frekuensi napas (L.020114)
membaik (5) - Frekuensi kejang - Frekuensi kejang
Plan cukup menurun (4) cukup menurun (4)
Pertahankan intervensi - Pola napas - Pola napas
membaik (5) membaik (5)
Observasi: - Frekuensi napas
- Frekuensi napas
- ·Monitor membaik (5)
membaik (5)
terjadinya kejang Plan Plan
berulang Pertahankan intervensi
Pertahankan intervensi
- Monitor
karakteristik Observasi: Observasi:
kejang - ·Monitor - ·Monitor
- Monitor tanda terjadinya kejang terjadinya kejang
tanda vital berulang berulang
- Monitor - Monitor
Terapeutik: karakteristik
karakteristik
kejang kejang
- Memberikan alas
- Monitor tanda - Monitor tanda
empuk dibawah
tanda vital tanda vital
kepala

27
- Mempertahankan
kepatenan jalan nafas Terapeutik: Terapeutik:
- Mencatat durasi
kejang - Memberikan alas - Memberikan alas
empuk dibawah empuk dibawah
Kolaborasi: kepala kepala
- Kolaborasi - Mempertahankan - Mempertahankan
pemberian anti kepatenan jalan nafas kepatenan jalan nafas
konvulsan - Mencatat durasi - Mencatat durasi
kejang kejang

Kolaborasi: Kolaborasi:
- Kolaborasi - Kolaborasi
pemberian anti pemberian anti
konvulsan konvulsan

28
Diagnosa keperawatan : Termoregulasi tidak efektif bd. stimulasi pusat termoregulaso hipotalamus dd. Suhu tubuh fluktuatif (D.0149)
CATATAN IMPLEMEMTASI
Hari 1 (Kamis, 9/11/23) Hari 2 (Jumat, 10/11/23) Hari 3 (Sabtu, 11/11/23) Hari 4 (Senin, 13/11/23) Hari 5 (Selasa, 14/11/23)
IMPLEMENTASI : IMPLEMENTASI : IMPLEMENTASI : IMPLEMENTASI : IMPLEMENTASI :
Regulasi Temperatur Regulasi Temperatur Regulasi Temperatur Regulasi Temperatur Regulasi Temperatur
(I.14578) (I.14578) (I.14578) (I.14578) (I.14578)

OBSERVASI : OBSERVASI : OBSERVASI : OBSERVASI : OBSERVASI :


Memonitor suhu tubuh Memonitor suhu tubuh Memonitor suhu tubuh Memonitor suhu tubuh Memonitor suhu tubuh
Hasil : Hasil : Hasil : Hasil : Hasil :
09.00 14.00 08.00 08.00 08.00
S : 38,1 oC S : 35,6 oC S : 37,0 oC S : 36,1 oC S : 36,3 oC
12.00 16.00 10.00 12.00 12.00
S : 36,6 oC S : 36,4 oC S : 36,7 oC S : 36,8 oC S : 36,7 oC
14.00 17.34 15.00 15.00 15.00
S : 36,4 oC S : 36,4 oC S: 37,4 oC S : 36,9 oC S : 36,8 oC
20.00 20.38 18.00 18.00 17.00
S : 36,7 oC S : 36,9 oC S : 37,4 oC S : 36,9 oC S : 37,2 oC
23.30 21.00 19.00
Memonitor frekuensi S : 37,6 oC Memonitor frekuensi S : 36,5 oC S : 36.9 oC
nafas 01.47 nafas 00.00
Hasil : S : 37,5 oC Hasil : S : 36,9 oC Memonitor frekuensi
09.00 02.30 08.00 03.00 nafas
RR : 52x/menit S : 37,0 oC RR : 39x/menit S : 36,8 oC Hasil :
12.00 04.30 15.00 06.00 08.00
RR :39x/menit S : 37,1 oC RR : 48x/menit S : 36,5 oC RR : 33 x/menit
14.00 18.00 12.00
RR :29x/menit Memonitor frekuensi RR : 48x/menit Memonitor frekuensi RR : 52 x/menit
20.00 nafas nafas 14.00
RR :34x/menit Hasil : TERAPEUTIK : Hasil : RR : 46 x/menit

29
TERAPEUTIK : 08.00 Menempatkan dan 08.00 17.00
Menempatkan dan
Rr : 48x/menit mengatur suhu infant Rr : 35x/menit RR : 42 x/menit
mengatur suhu infant 10.00 warmer 12.00 19.40
warmer Rr : 41x/menit Hasil : Rr : 40x/menit RR : 40 x/menit
Hasil : 14.00 Bayi berada dalam infant 15.00
Bayi berada dalam infant
RR : 32x/menit warmer dengan suhu Rr : 40x/menit TERAPEUTIK :
warmer dengan suhu 16.00 sesuai kebutuhan pasien 18.00 Menempatkan dan
sesuai kebutuhan pasienRR :19x/menit Rr : 39x/menit mengatur suhu infant
18.00 Meningkatkan asupan 21.00 warmer
Meningkatkan asupan Rr : 32x/menit nutrisi yang adekuat Rr : 50x/menit Hasil :
nutrisi yang adekuat 21.00 Hasil : 00.00 Bayi berada dalam infant
Hasil : Rr : 29x/menit 09.00 Rr : 46x/menit warmer dengan suhu
09.00 01.30 Diberikan ASI 32cc sesuai kebutuhan pasien
Pemberian NP 5,6 ml, Rr : 30x/menit 15.00 TERAPEUTIK :
Pemberian Lipid 0,6 ml 04.00 Pemberian NP 6,2 ml/jam, Menempatkan dan Meningkatkan asupan
10.00 Rr : 42x/menit Pemberian Lipid 0,2 mengatur suhu infant nutrisi yang adekuat
Pemberian NP 5,6 ml, ml/jam warmer Hasil :
Pemberian Lipid 0,6 ml TERAPEUTIK : Hasil : 09.00
11.00 Menempatkan dan KOLABORASI : Bayi berada dalam infant Diberikan ASI 8x12cc
Pemberian NP 5,6 ml, mengatur suhu infant Pemberian antipiretik warmer dengan suhu 12.00
Pemberian Lipid 0,6 ml warmer Hasil : sesuai kebutuhan pasien Diberikan ASI 8x12cc
12.00 Hasil : 09.00 Meningkatkan asupan 15.30
Pemberian NP 5,6 ml, Bayi berada dalam infant diberikan paracetamol 48 nutrisi yang adekuat Diberikan ASI 8x12cc
Pemberian Lipid 0,6 ml warmer dengan suhu mg/6 jam/IV Hasil : 18.35
13.00 sesuai kebutuhan pasien 09.00 Diberikan ASI 8x12cc
Pemberian NP 5,6 ml, Pemberian ASI 8x55cc
Pemberian Lipid 0,6 ml Meningkatkan asupan 12.00 KOLABORASI :
14.00 nutrisi yang adekuat Pemberian ASI 8x55cc Pemberian antipiretik
Pemberian NP 5,6 ml, Hasil : 15.00 Hasil :
Pemberian Lipid 0,6 ml 09.00 Pemberian ASI 8x55cc -
18.00 Pemberian NP 5,6 ml, 15.00
Pemberian Lipid 0,6 ml Pemberian ASI 8x55cc

30
diberikan susu (ASI) via 14.26 00.00
OGT 8x12 cc, diberikan Pemberian NP 5,6 ml, Pemberian ASI 8x55cc
Lipid 0,6 ml Pemberian Lipid 0,6 ml
21.00 15.10 KOLABORASI :
Diberikan susu (ASI) via Pemberian ASI 20 cc Pemberian antipiretik
OGT 8x12cc 20.40 Hasil :
Pemberian lipid 0,6ml -
KOLABORASI : 20.51
Pemberian antipiretik Pemberian ASI 20cc
Hasil :
16.00 KOLABORASI :
Diberikan paracetamol Pemberian antipiretik
continue 32 mg/6 jam Hasil :
15.06
Diberikan Paracetamol
32mg/6jam
23.30
Diberikan paracetamol
extra 32mg/6jam
06.00
Diberikan phenoparbital
15mg.12jam
CATATAN PERKEMBANGAN / EVALUASI
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
21.00 WITA 14.00 WITA 14.00 WITA 14.00 WITA 14.00 WITA

Subjektif Subjektif Subjektif Subjektif Subjektif


- - - - -
Objektif Objektif Objektif Objektif Objektif
- Terdapat - Terdapat - Pasien tidak - Pasien tidak - Pasien tidak
penurunan suhu penurunan suhu mengalami demam mengalami demam demam

31
tubuh : 38,1 tubuh : 37,7 dengan suhu tubuh dengan suhu tubuh - Status pernafasan
menjadi 36,6 c o
menjadi 36,8 C o
36,7 oc 36.8 oc stabil
- Terdapat - Terdapat - Pasien tidak - Pasien masih Assesment
penurunan penurunan mengalami kejang mengalami kejang - Masalah
frekuensi kejang frekuensi kejang - Frekuensi ditandai dengan Termoregulasi
menjadi sekali/hari menjadi sekali/hari pernapasan stabil tangisan “high tidak efektif
- Status Pernafasan - Status Pernafasan 39x/menit pictched cry” teratasi
stabil stabil - Frekuensi Termoreglasi (L.14134)
Assesment Assesment Assesment pernapasan stabil - Suhu tubuh dalam
- Masalah - Masalah - Masalah 40x/menit rentang normal
Termoregulasi Termoregulasi Termoregulasi 36,7 c (5)
o

tidak efektif tidak efektif tidak efektif Assesment - Kejang menurun


teratasi teratasi teratasi - Masalah (5)
Termoreglasi (L.14134) Termoreglasi (L.14134) Termoreglasi (L.14134) Termoregulasi - Ventilasi
- Suhu tubuh dalam - Suhu tubuh dalam - Suhu tubuh dalam tidak efektif pernapasan
rentang normal rentang normal rentang normal teratasi membaik (5)
36,7 c (5)
o
36,7 c (5)
o
36,7 c (5)
o
Termoreglasi (L.14134) Plan
- Kejang menurun - Kejang menurun - Kejang menurun - Suhu tubuh dalam Pertahankan intervensi
(5) (5) (5) rentang normal Observasi:
- Ventilasi - Ventilasi - Ventilasi 36,7 c (5)
o - Monitor suhu
pernapasan pernapasan pernapasan - Kejang menurun tubuh sampai stabil
membaik (5) membaik (5) membaik (5) (5) (36,5 C - 37 C)
o o

Plan Plan Plan - Ventilasi - Monitor suhu bayi


Pertahankan intervensi Pertahankan intervensi Pertahankan intervensi pernapasan tiap 2 atau 3 jam
Observasi: Observasi: Observasi: membaik (5) - Monitor frekuensi
- Monitor suhu - Monitor suhu - Monitor suhu Plan napas
tubuh sampai stabil tubuh sampai stabil tubuh sampai stabil Pertahankan intervensi
(36,5 C - 37 C)
o o
(36,5 C - 37 C)
o o
(36,5 C - 37 C)
o o
Observasi: Terapeutik:
- Monitor suhu bayi - Monitor suhu bayi - Monitor suhu bayi - Monitor suhu
tiap 2 atau 3 jam tiap 2 atau 3 jam tiap 2 atau 3 jam tubuh sampai stabil - Tempatkan dan
(36,5 C - 37 C)
o o atur suhu infant
warmer bayi

32
- Monitor frekuensi - Monitor frekuensi - Monitor frekuensi - Monitor suhu bayi - Sesuaikan suhu
napas napas napas tiap 2 atau 3 jam lingkungan dengan
- Monitor frekuensi kebutuhan pasien
Terapeutik: Terapeutik: Terapeutik: napas - Atur suhu infant
warmer sesuai
- Tempatkan dan - Tempatkan dan - Tempatkan dan Terapeutik: kebutuha
atur suhu infant atur suhu infant atur suhu infant - Tempatkan dan - Tingkatkan asupan
warmer bayi warmer bayi warmer bayi atur suhu infant nutrisi yang
- Sesuaikan suhu - Sesuaikan suhu - Sesuaikan suhu warmer bayi adekuat
lingkungan dengan lingkungan dengan lingkungan dengan - Sesuaikan suhu
kebutuhan pasien kebutuhan pasien kebutuhan pasien lingkungan dengan Kolaborasi:
- Atur suhu infant - Atur suhu infant - Atur suhu infant kebutuhan pasien - Kolaborasi
warmer sesuai warmer sesuai warmer sesuai - Atur suhu infant pemberian
kebutuha kebutuha kebutuha warmer sesuai antipiretik
- Tingkatkan asupan - Tingkatkan asupan - Tingkatkan asupan kebutuha
nutrisi yang nutrisi yang nutrisi yang - Tingkatkan asupan 21.00 WITA
adekuat adekuat adekuat nutrisi yang Subjektif
adekuat -
Kolaborasi: Kolaborasi: Kolaborasi: Objektif
- Kolaborasi - Kolaborasi Kolaborasi: - Pasien tidak
- Kolaborasi pemberian pemberian - Kolaborasi demam
pemberian antipiretik antipiretik pemberian - Pasien tidak
antipiretik antipiretik kejang
21.00 WITA 21.00 WITA - Stattus pernafasan
Subjektif Subjektif 21.00 WITA normal
- - Subjektif Assesment
Objektif Objektif - - Masalah
- Pasien tidak - Pasien tidak Objektif Termoregulasi
demam mengalami demam - Suhu tubh pasien tidak efektif
- Status Pernafasan dengan suhu tubuh dalam batas teratasi
stabil 37,4 oc normal (36,5 oC) Termoreglasi (L.14134)
Assesment - Suhu tubuh dalam

33
- Masalah - Pasien mengalami - Status Pernafasan rentang normal
Termoregulasi kejang dari jam stabil 36,7 c (5)
o

tidak efektif 15.55 - 20.45) Assesment - Kejang menurun


teratasi - Frekuensi - Masalah (5)
Termoreglasi (L.14134) pernapasan stabil Termoregulasi - Ventilasi
- Suhu tubuh dalam 48x/menit tidak efektif pernapasan
rentang normal teratasi membaik (5)
36,7 c (5)
o
Assesment Termoreglasi (L.14134) Plan
- Kejang menurun - Masalah - Suhu tubuh dalam Pertahankan intervensi
(5) Termoregulasi rentang normal Observasi:
- Ventilasi tidak efektif 36,7 c (5)
o
- Monitor suhu
pernapasan teratasi - Kejang menurun tubuh sampai stabil
membaik (5) Termoreglasi (L.14134) (5) (36,5 C - 37 C)
o o

Plan - Suhu tubuh dalam - Ventilasi - Monitor suhu bayi


Pertahankan intervensi rentang normal pernapasan tiap 2 atau 3 jam
Observasi: 36,7 c (5)
o
membaik (5) - Monitor frekuensi
- Monitor suhu - Kejang menurun Plan napas
tubuh sampai stabil (5) Pertahankan intervensi
(36,5 C - 37 C)
o o
- Ventilasi Observasi: Terapeutik:
- Monitor suhu bayi pernapasan - Monitor suhu - Tempatkan dan
tiap 2 atau 3 jam membaik (5) tubuh sampai stabil atur suhu infant
- Monitor frekuensi Plan (36,5 C - 37 C)
o o warmer bayi
napas Pertahankan intervensi - Monitor suhu bayi - Sesuaikan suhu
Observasi: tiap 2 atau 3 jam lingkungan dengan
Terapeutik: - Monitor suhu - Monitor frekuensi kebutuhan pasien
tubuh sampai stabil napas - Atur suhu infant
- Tempatkan dan (36,5 C - 37 C)
o o warmer sesuai
atur suhu infant - Monitor suhu bayi Terapeutik: kebutuha
warmer bayi tiap 2 atau 3 jam - Tingkatkan asupan
- Sesuaikan suhu - Monitor frekuensi - Tempatkan dan nutrisi yang
lingkungan dengan napas atur suhu infant adekuat
kebutuhan pasien Terapeutik: warmer bayi Kolaborasi:

34
- Atur suhu infant - Tempatkan dan - Sesuaikan suhu - Kolaborasi
warmer sesuai atur suhu infant lingkungan dengan pemberian
kebutuha warmer bayi kebutuhan pasien antipiretik
- Tingkatkan asupan - Sesuaikan suhu - Atur suhu infant
nutrisi yang lingkungan dengan warmer sesuai
adekuat kebutuhan pasien kebutuha
- Atur suhu infant - Tingkatkan asupan
Kolaborasi: warmer sesuai nutrisi yang
kebutuha adekuat
- Kolaborasi - Tingkatkan asupan
pemberian nutrisi yang Kolaborasi:
antipiretik adekuat
- Kolaborasi
06.00 WITA Kolaborasi: pemberian
Subjektif - Kolaborasi antipiretik
- pemberian
Objektif antipiretik 06.00 WITA
- Pasien mengalami Subjektif
demam (37,6) -
- Pasien mengalami Objektif
kejang dari jam - Pasien mengalami
23.30 - 01.40) penurunan suhu
- Telah diberikan tubuh 36,5 oc
paracetamol extra - Pasien tidak
32 mg, mengalami kejang
Phenoparbital sejak 20:00 - 06:00
15mg/12 jam pagi
- Frekuensi
Assesment pernapasan stabil
- Masalah 46x/menit
Termoregulasi - pasien tampak
rileks dan ketika

35
tidak efektif belum diberi stimulasi
teratasi (mengganti popok)
Termoreglasi (L.14134) dan diberikan
- Suhu tubuh dalam rangsangan suara
rentang normal pasien tidak kejang
37,1 (4)
- Kejang menurun Assesment
(4) - Masalah
- Ventilasi Termoregulasi
pernapasan tidak efektif
membaik (5) teratasi
Plan Termoreglasi (L.14134)
Lanjutkan intervensi - Suhu tubuh dalam
Observasi: rentang normal
- Monitor suhu 36,7 c (5)
o

tubuh sampai stabil - Kejang menurun


(36,5 C - 37 C)
o o
(5)
- Monitor suhu bayi - Ventilasi
tiap 2 atau 3 jam pernapasan
- Monitor frekuensi membaik (5)
napas Plan
Pertahankan intervensi
Terapeutik: Observasi:
- Tempatkan dan - Monitor suhu
atur suhu infant tubuh sampai stabil
warmer bayi (36,5 C - 37 C)
o o

- Sesuaikan suhu - Monitor suhu bayi


lingkungan dengan tiap 2 atau 3 jam
kebutuhan pasien - Monitor frekuensi
- Atur suhu infant napas
warmer sesuai Terapeutik:
kebutuha

36
- Tingkatkan asupan - Tempatkan dan
nutrisi yang atur suhu infant
adekuat warmer bayi
- Sesuaikan suhu
Kolaborasi: lingkungan dengan
- Kolaborasi kebutuhan pasien
pemberian - Atur suhu infant
antipiretik warmer sesuai
kebutuha
- Tingkatkan asupan
nutrisi yang
adekuat

Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian
antipiretik

37
Diagnosa keperawatan : Resiko Infeksi dd. ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (D.0142)
CATATAN IMPLEMEMTASI
Hari 1 (Kamis, 9/11/23) Hari 2 (Jumat, 10/11/23) Hari 3 (Sabtu, 11/11/23) Hari 4 (Senin, 13/11/23) Hari 5 (Selasa, 14/11/23)
IMPLEMENTASI : IMPLEMENTASI : IMPLEMENTASI : IMPLEMENTASI : IMPLEMENTASI :
Pencegahan Infeksi Pencegahan Infeksi Pencegahan Infeksi Pencegahan Infeksi Pencegahan Infeksi
(I.14539) (I.14539) (I.14539) (I.14539) (I.14539)

OBSERVASI : OBSERVASI : OBSERVASI : OBSERVASI : OBSERVASI :


Memonitor tanda dan Memonitor tanda dan Memonitor tanda dan Memonitor tanda dan Memonitor tanda dan
gejala infeksi gejala infeksi gejala infeksi gejala infeksi gejala infeksi
Hasil : Hasil : Hasil : Hasil : Hasil :
09.00 14.00 08.00 08.00 08.00
o o
S : 38,1 C S : 35,6 C S : 37,0 oC o
S : 36,1 C S : 36,3 oC
12.00 16.00 10.00 12.00 12.00
o o
S : 26,6 C S : 36,4 C S : 36,7 oC o
S : 36,8 C S : 36,7 oC
16.00 17.34 15.00 15.00 15.00
o o
S : 36,1 C S : 36,4 C S: 37,4 oC o
S : 36,9 C S : 36,8 oC
18.00 20.38 18.00 18.00 17.00
o o
S : 36,1 C S : 36,9 C S : 37,4 oC o
S : 36,9 C S : 37,2 oC
20.00 23.30 21.00 19.00
S : 36,7 oC S : 37,6 oC TERAPEUTIK : o
S : 36,5 C S : 36.9 oC
01.47 Membatasi jumlah 00.00
TERAPEUTIK : S : 37,5 oC pengunjung S : 36,9 oC
Membatasi jumlah 02.30 Hasil : 03.00 TERAPEUTIK :
pengunjung S : 37,0 oC Tampak ibu dan bapak o
S : 36,8 C Membatasi jumlah
Hasil : 04.30 pasien bergantian untuk 06.00 pengunjung
Tampak ibu dan bapak S : 37,1 oC menjenguk pasien o
S : 36,5 C Hasil :
pasien bergantian untuk Tampak ibu dan bapak
menjenguk pasien TERAPEUTIK : Mencuci tangan sebelum TERAPEUTIK : pasien bergantian untuk
dan setelah kontak menjenguk pasien

38
Mencuci tangan sebelum Membatasi jumlah dengan pasien dan Membatasi jumlah
dan setelah kontak pengunjung lingkungan pasien pengunjung Mencuci tangan sebelum
dengan pasien dan Hasil : Hasil : Hasil : dan setelah kontak
lingkungan pasien Tampak ibu dan bapak Perawat dan keluarga Tampak ibu dan bapak dengan pasien dan
Hasil : pasien bergantian untuk memahami dan selalu pasien bergantian untuk lingkungan pasien
Perawat dan keluarga menjenguk pasien mencuci tangan sebelum menjenguk pasien Hasil :
memahami dan selalu dan setelah melakukan Perawat dan keluarga
mencuci tangan sebelum Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien Mencuci tangan sebelum memahami dan selalu
dan setelah melakukan dan setelah kontak dan setelah kontak mencuci tangan sebelum
kontak dengan pasien dengan pasien dan EDUKASI : dengan pasien dan dan setelah melakukan
lingkungan pasien Menjelaskan tanda dan lingkungan pasien kontak dengan pasien
08.30 Hasil : gejala infeksi Hasil :
Perawatan bayi dan Perawat dan keluarga Hasil : Perawat dan keluarga EDUKASI :
infant warmer memahami dan selalu Keluarga pasien teredukasi memahami dan selalu Menjelaskan tanda dan
mencuci tangan sebelum terkait tanda dan gejala mencuci tangan sebelum gejala infeksi
EDUKASI : dan setelah melakukan infeksi dan setelah melakukan Hasil :
Menjelaskan tanda dan kontak dengan pasien kontak dengan pasien Keluarga pasien teredukasi
gejala infeksi Mengajarkan cara terkait tanda dan gejala
Hasil : EDUKASI : mencuci tangan yang EDUKASI : infeksi
Keluarga pasien teredukasi Menjelaskan tanda dan benar Menjelaskan tanda dan
terkait tanda dan gejala gejala infeksi Hasil : gejala infeksi Mengajarkan cara
infeksi Hasil : Keluarga pasien Hasil : mencuci tangan yang
Keluarga pasien teredukasi memahami serta dapat Keluarga pasien teredukasi benar
Mengajarkan cara terkait tanda dan gejala mempraktikkan secara terkait tanda dan gejala Hasil :
mencuci tangan yang infeksi mandiri cara mencuci infeksi Keluarga pasien
benar tangan yang baik dan memahami serta dapat
Hasil : Mengajarkan cara benar Mengajarkan cara mempraktikkan secara
Keluarga pasien mencuci tangan yang mencuci tangan yang mandiri cara mencuci
memahami serta dapat benar benar tangan yang baik dan
mempraktikkan secara Hasil : Hasil : benar
mandiri cara mencuci Keluarga pasien Keluarga pasien
memahami serta dapat memahami serta dapat

39
tangan yang baik dan mempraktikkan secara mempraktikkan secara
benar mandiri cara mencuci mandiri cara mencuci
tangan yang baik dan tangan yang baik dan
benar benar

CATATAN PERKEMBANGAN / EVALUASI


Hari 1 (Kamis, 9/11/23) Hari 2 (Jumat, 10/11/23) Hari 3 (Sabtu, 11/11/23) Hari 4 (Senin, 13/11/23) Hari 5 (Selasa, 14/11/23)
Jam 14.00 WITA Jam 14.00 WITA Jam 14.00 WITA Jam 06.00 WITA Jam 14.00 WITA
Subjektif : Subjektif : Subjektif :- Subjektif :- Subjektif :
- Keluarga pasien - Keluarga pasien Objektif : Objektif : - Keluarga pasien
mengatakan mengatakan selalu - Tampak perawat - Tampak perawat mengatakan selalu
paham tanda dan membersihkan membersihkan membersihkan membersihkan
gejala infeksi tangan sebelum tangan sebelum tangan sebelum tangan sebelum
- Keluarga pasien menyentuh bayi menyentuh bayi menyentuh bayi menyentuh bayi
mengatakan dan lingkungan dan lingkungan dan lingkungan dan lingkungan
paham cara sekitar bayi sekitar bayi sekitar bayi sekitar bayi
mencuci tangan Objektif : - Suhu pasien - Suhu pasien Objektif :
dengan baik dan - Keluarga pasien membaik menjadi menurun dari - Terdapat kenaikan
benar mengatakan selalu 36,7 36,9 c menjadi
o
- suhu tubuh : 36,3
- Keluarga pasien membersihkan - Lakken dan 36,5 c (00.00-
o
menjadi 36,7 c
o

mengatakan selalu tangan sebelum popok pasien 06:00) - Pasien tampak


membersihkan menyentuh bayi diganti, tidak ada - Lakken dan bersih
tangan sebelum dan lingkungan ruam popok pasien - Ibu dan Bapak
menyentuh bayi sekitar bayi diganti, tidak ada pasien tampak
dan lingkungan Assessment : masalah ruam bergantian
sekitar bayi Assessment : Masalah teratasi menjenguk bayi
Objektif : teratasi - Kebersihan tangan Assessment : masalah
- Terdapat - Suhu tubuh dalam meningkat (5) teratasi Assessment : Masalah
penurunan suhu rentang normal - Demam menurun teratasi
tubuh : 36,8 (5) (5) - Kebersihan tangan
38,1 menjadi 36,6 c
o
- Kebersihan tangan meningkat (5) - Kebersihan tangan
meningkat (5) meningkat (5)

40
- Pasien tampak Plan : Mempertahankan Plan : Pertahankan - Demam menurun - Demam menurun
bersih intervensi intervensi (5) (5)
- Ibu dan Bapak Observasi: Observasi: Plan : Pertahankan
pasien tampak - Monitor tanda dan - Monitor tanda dan Plan : Pertahankan Intervensi
bergantian gejala infeksi lokal gejala infeksi lokal intervensi Observasi:
menjenguk bayi dan sistemik dan sistemik Observasi: - Monitor tanda dan
Terapeutik: - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
Terapeutik:
Assessment : Masalah - Batasi jumlah - Batasi jumlah gejala infeksi lokal dan sistemik
teratasi pengunjung pengunjung dan sistemik Terapeutik:
- Kebersihan tangan - Cuci tangan - Batasi jumlah
- Cuci tangan Terapeutik:
meningkat (5) sebelum dan pengunjung
sebelum dan - Batasi jumlah
- Demam menurun sesudah kontak
sesudah kontak pengunjung - Cuci tangan
(5) dengan pasien dan
dengan pasien dan - Cuci tangan
sebelum dan
lingkungan pasien
lingkungan pasien sebelum dan sesudah kontak
Plan : Mempertahankan
intervensi Jam 06.00 WITA Edukasi: sesudah kontak dengan pasien dan
Observasi: - Jelaskan tanda dan dengan pasien dan lingkungan pasien
- Monitor tanda dan Subjektif :- gejala infeksi lingkungan pasien Edukasi:
gejala infeksi lokal Objektif : - Ajarkan cara - Jelaskan tanda dan
Edukasi:
dan sistemik mencuci tangan - Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
Terapeutik: - Tampak perawat - Ajarkan cara
dengan benar gejala infeksi
- Batasi jumlah
membersihkan mencuci tangan
tangan sebelum - Ajarkan cara
pengunjung Jam 21.00 WITA dengan benar
menyentuh bayi mencuci tangan
- Cuci tangan
dan lingkungan Subjektif :- dengan benar
sebelum dan Jam 21.00 WITA
sesudah kontak sekitar bayi Objektif : Jam 21.00 WITA
Subjektif :
dengan pasien dan - Suhu pasien
- Keluarga pasien
lingkungan pasien meningkat dari - Tampak perawat Subjektif : -
mengatakan selalu
Edukasi: 36,9 menjadi 37,6 membersihkan Objektif :
membersihkan
- Jelaskan tanda dan
(22.30-23.30) tangan sebelum - Tidak terdapat
tangan sebelum
gejala infeksi - Suhu pasien menyentuh bayi kenaikan suhu
menyentuh bayi
menurun dari 37,6

41
- Ajarkan cara menjadi 37,1 dan lingkungan - Pasien tampak dan lingkungan
mencuci tangan (23.30-04.30) sekitar bayi bersih sekitar bayi
dengan benar - Lakken dan - Suhu pasien Assessment : Masalah
popok pasien menurun dari teratasi Objektif :
diganti, tidak ada 37,4 c menjadi
o
- Kebersihan tangan
Jam 21.00 WITA ruam 37 c (00.00-06:00)
o
meningkat (5) - Terdapat kenaikan
- Lakken dan - Demam menurun suhu tubuh : dari
Subjektif : Assessment : masalah popok pasien (5) 36,8 C menjadi
o

teratasi diganti, tidak ada Plan : Pertahankan 37.2 C namun


o

- Keluarga pasien ruam Intervensi kembali turun


mengatakan - Kebersihan tangan Observasi: menjadi 36,9 Co

paham cara meningkat (5) Assessment : masalah - Monitor tanda dan - Pasien tampak
mencuci tangan - Demam menurun teratasi bersih dan nyaman
gejala infeksi lokal
dengan baik dan (5) dan sistemik
benar - Kebersihan tangan Assessment : Masalah
Plan : Pertahankan Terapeutik: teratasi
meningkat (5)
- Keluarga pasien - Batasi jumlah
intervensi - Demam menurun
mengatakan selalu Observasi: pengunjung - Kebersihan tangan
(5)
membersihkan - Monitor tanda dan - Cuci tangan meningkat (5)
tangan sebelum gejala infeksi lokal Plan : Pertahankan sebelum dan - Demam menurun
menyentuh bayi dan sistemik intervensi sesudah kontak (5)
dan lingkungan Terapeutik: Observasi: dengan pasien dan Plan : Pertahankan
sekitar bayi - Batasi jumlah - Monitor tanda dan lingkungan pasien Intervensi
gejala infeksi lokal Edukasi: Observasi:
Objektif : pengunjung
dan sistemik - Jelaskan tanda dan - Monitor tanda dan
- Cuci tangan
gejala infeksi gejala infeksi lokal
- Terdapat kenaikan sebelum dan Terapeutik:
- Ajarkan cara dan sistemik
suhu tubuh : 36,1 sesudah kontak - Batasi jumlah
mencuci tangan Terapeutik:
menjadi 36,7 c
o
dengan pasien dan pengunjung - Batasi jumlah
lingkungan pasien dengan benar
- Cuci tangan pengunjung
- Pasien tampak Edukasi:
bersih sebelum dan - Cuci tangan
- Jelaskan tanda dan sesudah kontak sebelum dan
gejala infeksi

42
- Ibu dan Bapak - Ajarkan cara dengan pasien dan sesudah kontak
pasien tampak mencuci tangan lingkungan pasien dengan pasien dan
bergantian dengan benar Edukasi: lingkungan pasien
menjenguk bayi - Jelaskan tanda dan Edukasi:
gejala infeksi - Jelaskan tanda dan
Assessment : Masalah
- Ajarkan cara gejala infeksi
teratasi
mencuci tangan - Ajarkan cara
- Kebersihan tangan dengan benar mencuci tangan
meningkat (5) dengan benar

- Demam menurun
(5)

Observasi:
- Monitor tanda dan
gejala infeksi lokal
dan sistemik
Terapeutik:
- Batasi jumlah
pengunjung
- Cuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
Edukasi:
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi

43
- Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar

44
Rasional Implementasi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Rasional Implementasi

1. Resiko Perfusi Serebral Tidak Penatalaksanaan kejang pada neonatus


Efektif Berdasarkan penelitian Rondonuwu et al., (2023) bahwa kolaborasi pemberian obat
antikonvulsan yaitu Fenobarbital masih menjadi pilihan pengobatan lini pertama untuk kejang pada
neonatus dibuktikan dengan perbandingan pada 11 Unit Perawatan Intensif Neonatal dan
menunjukkan bahwa setiap unit menggunakan fenobarbital sebagai lini pertama pengobatan dengan
dosis awal 20 mg/kg IV, sebagai pengobatan lini pertama, dan fenobarbital lebih manjur daripada
levetiracetam diikuti meskipun memiliki risiko efek samping lebih tinggi, kemudian lini kedua
fenitoin, lini ketiga midazolam dan lini keempat diazepam namun dari segi efek samping,
penggunaan levetiracetam lebih menguntungkan dibandingkan obat-obatan anti kejang lainnya pada
neonatus. Penelitian Indriani et al., (2023) juga menunjukkan bahwa efektivitas fenobarbital
intravena pada anak pasca kejang untuk mencegah kejang berulang didapatkan 70 dari 79 anak tidak
mengalami kejang berulang setelah diberikan fenobarbital 10 mg/kgBB. Efektivitas dosis awal
untuk mencegah kejang berulang sebanyak 77,1% dan keterlambatan perkembangan motorik
merupakan faktor risiko kejang berulang. Pedoman internasional saat ini merekomendasikan
pengobatan kejang neonatal harus diberikan sesegera mungkin, berdasarkan penelitian Pavel et al.,
(2022) menunjukkan bahwa kelompok bayi dengan kejang elektrografik yang diobati dalam waktu
1 jam setelah kejang memiliki beban kejang terendah dan lebih sedikit dibandingkan dengan bayi
yang menerima obat anti kejang setelah 1 jam.
Implementasi lainnya yang dilakukan memantau peningkatan tekanan intrakranial, didapatkan
pupil isokor, tidak adanya papilledema, pemantauan saturasi oksigen pasien 98% melalui monitor
terkait perfusi yaitu penilaian kecukupan pasokan oksigen dalam tubuh bayi dikarenakan ketika
saturasi oksigen rendah maka mengakibatkan pasokan jumlah oksigen ke seluruh tubuh termasuk
otak berkurang, nilai normal kadar saturasi oksigen berkisar 98% sampai 100% dan pada bayi >
88% masih dianggap normal (Indriani et al., 2023). Pemantauan frekuensi napas sangat penting
dilakukan karena berkaitan dengan kondisi atau masalah yang terjadi pada pasien, pemberian terapi
oksigen pada pasien dengan pola napas tidak efektif merupakan tindakan yang dibutuhkan pasien
untuk mempertahankan oksigenasi dalam tubuh, Menurut WHO (2016) pemberian oksigen nasal
kanul merupakan terapi dengan kebutuhan oksigen rendah, pada bayi laju aliran sebesar 0,5-1
liter/menit untuk neonatus.
2. Termoregulasi Tidak Efektif Kejang juga dapat disertai demam dengan suhu diatas batas normal pada bayi lalu suhu kembali
normal beberapa menit setelah periode kejang. Hal ini harus diperhatikan karena demam atau
kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membrane sel neuron. Dalam waktu yang
singkat terjadi ion kalium maupun natrium, melalui membrane tersebut sehingga terjadi lepas
muatan listrik, hal ini bisa meluas ke seluruh tubuh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan
bantuan neurotransmitter dan terjadilah kejang. Maka dari itu, observasi tanda tanda vital terutama
suhu tubuh dan lama kejang yang terjadi ketika suhu tubuh meningkat dan kembali turun sangat
diperlukan karena Perawat berperan untuk membantu mengatasi demam dan mencegah terjadinya
kejang melalui tindakan keperawatan melalui Asuhan keperawatan komprehensif yang diterapkan
untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan kondisi pasien sehingga penerapan implementasi juga
maksimal (Filiandri dkk.,2023).
Dari hasil penelitian Filiandri dkk.,(2023) ditemukan bahwa ketika suhu tubuh kembali ke
dalam rentang normal, maka akan dapat memberikan perubahan juga pada nilai capillary rapid test
(CRT) dari yang semua lebih dari tiga detik menjadi dibawah 2 detik. Kondisi ini terjadi karena
proses peredaran darah dan oleh perifer dan metabolisme tubuh kembali normal. Melalui penelitian
ini, dapat disimpulkan bahwa anak dengan suhu diatas normal perlu mendapatkan penanganan yang
cepat dan tepat. Hal ini karena demam dapat menyebabkan kejang, baik kejang kompleks maupun
kejang sederhana serta dapat menjadi kejang berulang.

3. Risiko Infeksi Penatalaksanaan Risiko Infeksi dengan mencuci tangan


Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan pasien ketika dirawat di rumah sakit dan
infeksi ini tidak didapatkan sebelum masuk rumah sakit. Setiap pasien rumah sakit memiliki risiko
terkena infeksi nosokomial termasuk pasien bayi yang masih rentan akan kekebalan tubuh. Menjaga
kebersihan tangan oleh orang tua maupun petugas dapat mengurangi infeksi neonatal dengan
mengurangi kontaminasi kotoran, bahan organik, dan mikroba di tangan sehingga hal tersebut dapat
mengurangi risiko infeksi pada bayi. Mencuci tangan dengan air saja hanya dapat menghilangkan
kotoran, namun tidak dapat menghilangkan lemak dan minyak pada tangan yang terkontaminasi.
Penggunaan produk pembersih tangan dengan berbahan dasar alkohol dapat membatasi penyebaran
infeksi dari tangan ke neonatus (Kuti et al., 2019).
Orang-orang yang sering bersentuhan langsung dengan pasien diantaranya orang tua dan
petugas kesehatan sehingga diantaranya harus paham bagaimana menjaga bayi agar tidak terinfeksi
dengan menjaga kebersihan tangan. Kepatuhan mencuci tangan perawat sangat berpengaruh
terhadap kejadian infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada pasien sehingga untuk mencegah hal
tersebut dengan meningkatkan kepatuhan petugas dalam mencuci tangan enam langkah dalam lima
momen (Satria Diantoro & Ari Fakhrur Rizal, 2021). Selain itu, orang tua dan keluarga pasien perlu
mendapatkan edukasi mengenai pentingnya dalam mencuci tangan sebelum menyentuh pasien.
Pemberian pendidikan cuci tangan memiliki pengaruh terhadap perilaku cuci tangan enam Langkah
terhadap keluarga pasien, sehingga perawat perlu meningkatkan pemberian edukasi cuci tangan
enam langkah pada keluarga pasien secara konsisten dan berkesinambungan (Ayuningtyas et al.,
2021).
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, G., Ekawati, N., & Puspitasari, R. (2021). Pengaruh Pendidikan Hand Hygiene
Terhadap Perilaku Cuci Tangan Enam Tahap Pada Keluarga Pasien Di Unit Rawat Inap
Rumah Sakit Dr. Sitanala Tangerang. Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat, 5(1).

Filiandri, Yosep dkk,.(2023). Pengaruh implementasi keperawatan tapid sponge terhadap


penurunan suhu tubuh pada kasus anak kejang demam. Akademi Keperawatan Kosgoro
Jawa Timur. .Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 3 Nomor 1, Mei 2023.

Indriani, D., Harahap, I. M., Agustina, S., Program, M., Profesi, S., Fakultas, N., Universitas,
K., Kuala, S., Aceh, B., Keilmuan, B., Anak, K., Keperawatan, F., Syiah, U., & Banda,
K. (2023). Studi Kasus : JIM FKep Volume VI Nomor 4 Tahun 2023 Penerapan Asuhan
Keperawatan Neonatal Seizure Dan Intracerebral Hemorrhage Pada Bayi : Studi Kasus
Application of Nursing Care Neonatal Seizure and Intracerebral Hemorrhage for Baby
in NICU : A Case Stud. VI, 1–9.

Kuti, B. P., Ogunlesi, T. A., Oduwole, O., Oringanje, C., Udoh, E. E., & Meremikwu, M. M.
(2019). Hand hygiene for the prevention of infections in neonates. Cochrane Database
of Systematic Reviews, 2019(5).

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik
(Edisi 1). DPP PPNI.

PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan (Edisi 1). DPP PPNI.

PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (Edisi 1). DPP PPNI.

Pavel, A. M., Rennie, J. M., de Vries, L. S., Blennow, M., Foran, A., Shah, D. K., Pressler, R.
M., Kapellou, O., Dempsey, E. M., Mathieson, S. R., Pavlidis, E., Weeke, L. C.,
Livingstone, V., Murray, D. M., Marnane, W. P., & Boylan, G. B. (2022). Neonatal
Seizure Management: Is the Timing of Treatment Critical? Journal of Pediatrics, 243,
61-68.e2.

Rondonuwu, C., Wilar, R., Studi, P., Dokter, P., Kedokteran, F., Sam, U., Ilmu, B., Anak, K.,
Kedokteran, F., & Sam, U. (2023). Tatalaksana Terkini Kejang pada Neonatus Current
Management of Seizures in Neonates. 5(2), 175–181.

Satria Diantoro, M., & Ari Fakhrur Rizal, A. (2021). Tradisional Literature Review : Kepatuhan
Mencuci Tangan Perawat dengan Kejadian Infeksi Nosokomial. Borneo Student
Research, 2(3).

45

Anda mungkin juga menyukai