Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

EPILEPSI PADA AN.K DI RUANG PERAWATAN PINANG 1 BELAKANG


RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I

1. SAHRIL SEKNUN : A1C122118


2. OVERLINDA LIMBONG : A1C122113
3. LUISA SANTIKA M : A1C122114
4. HILMA HANIFA. N : A1C122106
5. FEBRILIANTI : A1C122042
6. RAHMATIKA : A1C122116

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2023
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
Klien
Nama (inisial) : An “ K”
Tempat/tanggal lahir : Makassar, 01/Mei/2015
Umur : 8 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : BTP
Tgl Masuk : 04 – Mei – 2023
Tgl Pengkajian : 15 - Mei – 2023
Diagnosa Medik : Epilepsi
B. Identitas orang tua
a. Ayah
Nama (inisial) : Tn “H”
Umur : 45 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirasuasta
Agama : Islam
Alamat : BTP
b. Ibu
Nama (inisial) : Ny “I”
Umur : 40 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : BTP
c. Saudara klien

No Nama Usia Hubungan Status Kesehatan

1. Ica 25 tahun Saudara Kandung Sehat

2. Zrina 17 Tahun Saudara Kandung Sehat

3 Reski 13 Tahun Saudara Kandung Sehat

4. Khumairah 8 Tahun Pasien Sakit

5. Syifa 5 Tahun Saudara Kandung Sehat

5. Arsya 4 Tahun Saudara Kandung Sehat

II. KELUHAN UTAMA/ ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


Pasien dirujuk dari RS Sandi Karsa dengan bangkitan kejang, kejang bersifat tonik durasi
< 5 menit, frekuensi 5 kali, mata mendelik ke atas tidak ada batuk dan sesak.
III.RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat kesehatan sekarang
- Ibu klien mengatakan anaknya mengalami kejang berulang terjadinya secara
mendadak frekuensi 2 kali dengan durasi kurang lebih 1 menit, mempunyai riwayat
kejang.
- Pada saat pengkajian klien mengatakan merasa pusing pada kepala
- Pasien mengatakan merasa cemas jika terjadi kejang, setelah kejang pasien lemas
- Ibu klien mengatakan klien kadang-kadang merasa mual tanpa disertai muntah
B. Riwayat kesehatan keluarga
1) Penyakit anggota keluarga :
Ibu klien menderita penyakit hipertensi, dan ayah klien mengtakan tidak ada
keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien
2) Genogram :

3)X X X X

x4) x 40 x ? ? 43
5)

25 17 13 8 5 4

 G1 : kakek nenek klien meninggal dikarenakan faktor usia


 G2 : ayah klien memiliki 3 saudara, ayah klien anak ke 3, anak pertama dan kedua
meninggal dikarenakan faktor usia dan ibu klien 4 bersaudara ibu klien anak ke 4
anak pertama sudah meninggal karna faktor usia dan karna penyakit DM yang
diderita dan anak kedua dan tiga masih hidup
 G3 : klien memiliki 6 saudra dan klien anak ke 4

Ket :

= Laki – laki --------- = Garis serumah

= Perempuan = Garis keturunan

= Pasien = Garis meninggal

= Garis perkawinan ? = Tidak diketahui


IV. RIWAYAT IMUNISASI
No Jenis imunisasi Waktu pemberian Diberikan/ tidak Reaksi setelah pemberian
.
1. BCG 1 bulan Di berikan Munculnya benjolan/
(baru lahir-1 bulan) bekas luka kecil pada
kulit bekas suntik
2. DPT I,II,III 2,3,4 bulan Di berikan Demam ringan, muncul
(2,3,4 bulan) bengkak di bekas
suntikan, kulit diberkas
suntikan menjadi merah
dan terasa sakit
3. Polio Oral I,II,III,IV 2,3,4,6 bulan Di berikan Pusing,demam,muntah
(2,3,4,6 bulan)
4. Campak 9 bulan Di berikan Demam dan ruam kulit
(9 bulan)
5. Hepatitis 1 bulan Di berikan Kemerahan,nyeri,bengkak
(1 bulan)

V. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG BADAN


1. Pertumbuhan fisik
a. Berat badan : 26 kg
b. Panjang/tinggi badan : 150 cm
c. Berguling : 6 bulan
d. Duduk : 9 bulan
e. Merangkak : 10 bulan
f. Berdiri : 12 bulan
g. Berjalan : 1 tahun
h. Senyum kepada orang lain : 7 bulan
i. Bicara pertama kali : 8 bulan
j. Waktu pertumbuhan gigi : 11 bulan
k. Berpakaian tanpa bantuan : 6 tahun
VI. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
a. Apakah anak tinggal di : Rumah sendiri
b. Lingkungan berada di : Didesa
c. Hubungan antar anggota keluarga : Harmonis
d. Pengasuh anak : Orang Tua

VII. RIWAYAT SPRITUAL


a. Support sistem dalam keluarga : Ayah dan Ibu
b. Kegiatan Keagamaan : Berdoa
VIII. REAKSI HOSPITALISASI
a. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
 Mengapa ibu membawa anaknya ke RS : Untuk mendapatkan tindakan yang lebih
lanjut terkait kondisi anaknya
 Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Dokter sering menceritakan
kondisi anaknya
 Bagaimana perasaan orang tua saat ini : Cemas dan merasa gelisah dengan kondisi
anaknya
 Apakah orang tua akan selalu berkunjung : Ya, karena yang merawat anaknya
orang tua sendiri
 Siapa yang akan tinggal dengan anak : Orang tua
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
 Mengapa orang tua membawa kamu ke RS : Agar supaya di obat dan cepat sembuh
 Menurutmu apa penyebab kamu sakit : Tidak tau
 Apa dokter menceritakan keadaanmu : iya kepada orang tua
 Bagaimana rasanya di RS : kurang menyenangkan dikarenakan tidak bebas dalam
bermain, tidur tidak nyenyak karena berisik
IX. AKTIFITAS SEHARI-HARI
1. POLA NUTRISI METABOLIK
Di rumah Di Rumah sakit
Saat pengkajian ibu klien - Ibu klien mengatakan nafsu makan
mengatakan sebelum sakit pola anaknya kurang, klien tidak mampu
makan teratur 3 kali sehari, porsi menghabiskan makanan bubur yang
sedang (nasi,lauk dan sayur), disajikan RS, dan hanya 3 – 4 sendok
minum 6-7 gelas/hari (air putih) makanan yang dimakan, selebihnya klien
tidak mau makan.
dan selalu menghabiskan makanan
- Tampak makanan klien yang tersisa lebih
yang disediakan. dari setengah porsi.
- Klien tidak mual dan tidak muntah

2. POLA ELIMINASI

Di rumah Di Rumah sakit


BAK 3-4x/sehari - Ibu klien mengatakan perut anaknya
BAB 1-2x/sehari, lunak kembung, tidak ada sakit atau nyeri perut.
Ibu klien mengatakan BAB dengan berbau
khas, warna kuning kecoklatan, tidak ada
lendirnya, tidak diare, kosistensinya lunak,
frekuensi 1x/hari.
- Ibu klien mengatakan jumlah BAK kurang
lebih 150 cc setiap ganti pampers,
frekuensinya tidak tentu, tidak ada
keluhan.
- Abdomen klien tampak lemas, tidak tegang
atau kaku, tidak kembung
- BAB dengan berbau khas, warna kuning
kecoklatan, tidak ada lendir kosistensi
lunak, frekuensi BAB 1x/hari
- BAK warna kuning jernih, baunya khas,
tidak menggunakan kateter, frekuensi tidak
menentu.
3. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN

Di rumah Di Rumah sakit


- Ibu klien mengatakan sebelum - Ibu klien megatakan anaknya lemas
sakit, klien beraktifitas bebas dan hanya berbaring, kebutuhan sehari-
bergerak seperti biasanya. harinya dibantu oleh orang tuanya.
- Ibu klien mengatakan, sebelum sakit - Keluarga klien mengatakan mereka harus
klien mampu beraktifitas dengan membantu klien untuk melakukan aktifitas
baik dan mandiri latihan (bangun dari tempat tidur, duduk
ditempat tidur
- Klien tampak terbaring di tempat tidur
- Tampak semua aktifitas klien dibantu oleh
anggota keluarganya
- Kekuatan menggenggam baik, bentuk kaki
simetris dan tidak ada kelainan, otot kaki
kuat dan ada kejang.
4. POLA ISTIRAHAT TIDUR

Di rumah Di Rumah sakit


- Ibu klien mengatakan, sebelum - Ibu klien mengatakan anaknya tidur
sakit klien tidur siang ± 3jam, dan selalu nyenyak. Masalah atau gangguan
tidur malam 7-8 jam mulai dari waktu tidur yaitu terkadang klien
jam 22.00 malam dan ketika mengalami reflek gerakan pada tangan
bangun pasien sudah merasa atau kakinya.
cukup istirahatnya Siang ± 1 jam tidur
Malam ± 3 jam tidur

5. POLA PERSEPSI KOGNITIF

Di rumah Di Rumah sakit


Penglihatan klien baik, indra perasa
Penglihatan klien baik, semenjak sakit
normal dan klien dapat mendengar
tidak merasa nyaman dengan indra perasa
dengan baik, mampu mengingat siapa
sebab tidak nafsu makan dikerenakan
dirinya, orang tuanya dan keluarga.
lingkungan yang tidak nyaman dan sesak
nafas yang dirasakan dan klien dapat
mendengar dengan baik, mampu
menjawab pertanyaan dari perawat,
mampu berkomunikasi sama keluarganya
6. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI

Di rumah Di Rumah sakit


Sebelum sakit menghabiskan Selama perawatan klien mengahabiskan
waktunya untuk keluarga, tidak ada waktunya untuk istirahat dan taat
kecemasan dan ketakutan yang terhadap tindakan yang diberikan, ada
dirasakan. kecemasan dan ketakutan yang dirasakan,
kontak mata baik terhadap sesama, klien
komunikasi baik mudah dipahami
7. POLA PERSONAL HYGIENE

Di rumah Di Rumah sakit


Ibu klien mengatakan sebelum sakit Ibu klien mengatakan semenjak klien
klien mampu melakukan kegiatan sehari sakit dan dirawat di RS, klien dilap
– hari secara mandiri (mandi, gunting menggunakan tissu basa, ibu klien akan
kuku, dll) mengguting kuku klien ketika panjang.

X. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : GCS 15
2. Keadaan umum : Composmentis
3. Tanda-tanda vital (TTV)
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Denyut nadi : 108x/Menit
c. Pernafasan : 24x/menit
d. Suhu tubuh : 36, 5OC
4. Antropometri
a. Tinggi badan : 145cm
b. Berat badan : 26 kg
c. Lingkar lengan atas : 15 cm
d. Lingkar kepala : 51 cm
e. Lingkar dada : 60 cm
f. Lingkar perut : 58 cm
5. System pernafasan
a. Hidung
1) Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
2) Secret : Tidak ada
3) Polip : Tidak ada
4) Epistaksis : Tidak ada
b. Dada
1) Bentuk dada : (barrel chest)
2) Gerakan dinding dada: Simetris
3) Bunyi nafas : Vesikuler
4) Bunyi tambahan : Tidak ada
c. Clubbing finger : Tidak ada
6. System cardio vaskuler
a. Kongjungtiva : Pucat
b. Mukosa bibir : Kering
c. CRT : < 2 detik
7. sistem pencernaan
a. Warna sclera : Tidak Ikterus
b. Mukosa bibir : Kering
c. Kelembaban bibir : Tidak lembab
d. Jumlah gigi : langkap
e. Kemampuan menelan : Mampu menelan
f. Nyeri tekan : Tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen
g. Kembung : Tidak terdapat kembung pada abdomen
h. fungsi motorik
1. Massa otot : Tidak di kaji
2. Kekuatan otot : 4 4
4 4
8. Sistem muskuloskeletal
a. Kepala
1) Bentuk kepala : Bulat
2) Gerakan : Mampu menggerakan kepala
b. Pelvis
1) Gaya jalan : Pasien mampu berjalan dengan bantuan orang tua
2) ROM : Pasien tidak mampu melakukan pergerakan tubuh karena kondisi yang
lemah, selain itu pergerakan tubuh dibatasi dan dibantu orang tua tujuannya untuk
menghindari kejang.
c. Lutut
1) Bengkak : Tidak terdapat bengkak pada lutut
2) Kaku : Tidak ada
3) Memar: Tidak terdapat memar
d. Kaki
1) Bengkak : Tidak terdapat bengkak pada kaki
2) Gerakan : pasien cenderung kaku dan kejang
e. Tangan
1) Bengkak : Tidak terjadi bengkak pada tangan
2) Gerakan : pasien cenderung kaku menggerakkan tangan
3) ROM : pasien tidak mampu melakukan gerakan tangan baik itu pleksi maupun
ekstensi karna kondisi yang lemah
9. System integument
a. Rambut
1) Warna : warna rambut hitam dan tampak bersih
2) Mudah tercabut : Tidak
b. Kulit
1) Warna : Sawo Matang
2) Suhu : 36,5OC
3) Kelembaban: Kering
4) Ruam: Tidak ada ruam
c. Kuku
1) Warna : Terlihat kuku berwarna putih
2) Mudah patah : Tidak
3) Kebersihan : Bersih
10. System perkemihan
a. Odema palpepra : Tdak pembengkakan pada area mata
b. Moon face : Tidak terjadi perubahan pada wajah
c. Odema anasarka : Tidak ada
11. Fungsi Kranial
NI : Klien dapat membedakan bau minyak kayu putih
Klien tidak dapat melihat benda yang digerakkan dari jarak 60 cm
N II :
dengan posisi menutup sebelah matanya.
N. III – IV – : Mata masih terkoordinasi sesuai perintah. Klien dapat
VI menggerakan bola mata ke kiri dan ke kanan.
NV : Klien dapat membedakan sensasi benda tumpul dan halus yang
Sensorik diberikan di area maxilla dan mandibula pada wajah kanan an kiri,
N VII
: Klien dapat membedakan rasa asin dan manis dikarenakan mual
Sensorik
N. VII : Sisi wajah kiri dan kanan simetris saat tersenyum dan klien dapat
Motorik mengangkat alis secara bersamaan antara sisi kanan dan kiri
N VIII
: Klien mampu mendengar bisikan yang diberikan dari jarak 1m
Pendengaran
N.XI : Klien diberi tahanan pada dagu dan tampak kontraksi pada otot
sternokleidomastoid serta diberi tahanan pada bahu dan tampak
kontraksi pada otot trapezius pada bagian tubuh sebelah kanan,
sedangkan pada tubuh bagian kiri klien tidak mampu melawan
terhap tekanan yang diberikan

XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. pemerikaan LAB tanggal 06/ 05/ 2023
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi Rutin
WBC 7.3 4.00-10.0 10^3/ul
RBC 3.94 4.00-6.00 10^6/ul
HGB 10.5 12.0-16.0 gr/dl
PLT 388 150-400 Gr/dl
PCT 0.00 13.0-43.0 %
MONO 9.4 20.0-40.0 %
LYMPH 45.2 52.0-75.0 %
Kimia Darah
GDS 103 100-200 Mg/dL
Fungsi Hati
SGPT 19 7-40 IU/L
SGOT 36 7-56 IU/L
Elektrolit
Albumin 3.7 3.5-5,0 g/dL
Natrium 138 133-145 mmo/L
Kalium 4.4 3.5-5.0 mmo/L
b. pemerikaan CT Kepala (Tanpa kontraks) tanggal 06/ 05/ 2023
Kesan : - Tidak tampak lesi hipodens/hiperdens patologik intracran
- Brain edema

c. Terapi Medis
Nama Obat Dosis Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping
Phenytoin 60 mg/12 jam/ Phenytoin digunakan Phenytoin tidak boleh Penggunaan
Inj 100 mg/2 IV untuk mencegah dan digunakan pada phenytoin dapat
ml mengontrol kejang kondisi : sinus menimbulkan
pada penderita bradikardi, hamil atau efek samping
epiledsi menyusui, berupa sakit
hipotiroidisme kepala, mual
(rendahnya kadar muntah, masalah
hormon tiroid karena dengan
penurunan aktivitas keseimbangan
kelenjar tiroid) atau gerakan otot.
Asam folat 1 mg/24 jam/ Asam folat digunakan Kontra indikasi asam Efek samping dari
1 mg tab oral untuk mengatasi dan folat adalah jika obat ini adalah
mencegah defisiensi terdapat gangguan
folat, dan mengatasi hiversensivitas jantung, mual,
anemia (jumlah sel terhadap asam folat, perut kembung,
darah merah yang ditandai dengan ruam kulit.
rendah) ruam, gatal,
kelemahan umum,
anemia.
Natrium 0,9% inf 100 ml/ Indikasi NaCl adalah jangan gunakan NaCl Penggunaan NaCl
Clorida 12 jam untuk mengganti pada kondisi yang berlebihan
0,9 % inf cairan, misalnya pada hiperhidrasi, dan tidak tepat
dapat
100 ml kasus dehidrasi berat hipernatremia
menyebabkan
(piggy bag) (tingginya kadar ion hipernatremia
natrium dalam darah), (tingginya kadar
hipokalemia ion natrium dalam
(kondisiketika tubuh darah).
kekurangan kalium)
Ceftriaxone 1,5 gram/24 jam/ Ceftriaxone adalah Obat ini tidak boleh Efek samping
Inj 1 g IV obat untuk mengatasi diberikan pada orang pada obat ini
penyakit akibat yang memiliki adalah sakit
infeksi bakteri. riwayat alergi keppala, mual
terhadap antibiotik, muntah, ruam
pasien dengan kondisi kulit, keringat
yang memerlukan berlebihan.
pengobatan yang
mengandung kalsium
infus contohnya :
bayi uia < 1bulan
yang lahir prematur,
bayi yang usia < 1
bulan yang lahir
cukup bulan denagn
gejala kuning.
Gentamicin 38 mg/12 jam / Gentamicin adalah Gentamicin tidak Efek sampin dari
Inj 40 mg/ml Inj obat untuk mengatasi boleh diberikan obat ini adalah
infeksi bakteri di kepada pasien yang nyeri, iritasi dan
berbagai bagian alergi terhadap oabt kemerahan pada
tubuh, mulai dari ini. area yang diinfus,
telinga luar, mata, hilang nafsu
kulit, hingga otak.. makan, nyeri
sendi, sakit
kepala.

ANALISA DATA
No Data Masalah keperawatan
1. Data subjektif Gangguan perfusi jaringan
1. Ibu klien mengatakan bahwa klien ada keluhan serebral tidak efektif
pusing (D.0017)
2. Ibu klien mengatakan anaknya ada kejang
berulang terjadinya secara mendadak frekuensi
2 kali dengan durasi kurang lebih 1 menit
3. Ibu klien mengatakan klien kadang-kadang
merasa mual tanpa disertai muntah
Data objektif
1. Klien tampak lemah/lesuh
2. Klien tampak gelisah
3. Klien tampak meringis ketika sakit kepala
muncul
4. Pemeriksaan CT kepala (tanpa kontraks)
tanggal 06/ 05/ 2023, Hasil : Brain edema
2. Data subjektif Ansietas
1. ibu pasien mengatakan anaknya merasa cemas (D.0056)
jika terjadi kerjang berulang
2. klien mengatakan cemas
3. ibu pasien mengatakan pasien lemas setelah
kejang
Data objektif
1. klien tampak gelisah dan tegang
2. klien tampak tidak berdaya

3. Faktor resiko Risiko jatuh


Data subjektif (D.0143)

1. Ibu klien mengatakan anaknya ada kejang


berulang terjadinya secara mendadak
frekuensi 1 kali dengan durasi kurang lebih 1
menit
2. Ibu klien mengatakan anaknya mempunyai
riwayat kejang
Data objektif
1. Klien tampak lemah/lesu
2. Suhu tubuh 36,5 C
3. HB ;10.5
4. Jangka kejang 1 jam pertama ke jangka 5 jam
kemudian ada kejang dua kali
5. Pemeriksaan CT kepala (tanpa kontraks)
tanggal 06/ 05/ 2023, Hasil : brain edema

DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Prioritas Tgl Ditemukan Tgl Teratasi
1 Gangguan perfusi jaringan serebral tidak 15 Mei 2023
efektif berhubungan dengan riwayat kejang
berulang
Ditandai dengan :
 Ibu klien mengatakan bahwa klien ada
keluhan pusing
 Ibu klien mengatakan anaknya ada
kejang berulang terjadinya secara
mendadak frekuensi 2 kali
 Pemeriksaan CT kepala (tanpa
kontraks) tanggal 06/ 05/ 2023, Hasil :
Brain edema
2 Asietas berhubungan dengan 15 Mei 2023
kekhawatiran kondisi penyakit
Ditandai dengan :
 ibu pasien mengatakan anaknya
merasa cemas jika terjadi kerjang
berulang
 klien mengatakan cemas
 ibu pasien mengatakan pasien lemas
setelah kejang
Data objektif
 klien tampak gelisah dan tegang
 klien tampak tidak berdaya
3 Risiko jatuh berhubungan dengan riwayat 15 Mei 2023
kejang berulang.
Ditandai dengan :
 Ibu klien mengatakan anaknya ada
kejang berulang terjadinya secara
mendadak frekuensi 2 kali durasi
kurang lebih 5 menit
 Ibu klien mengatakan anaknya
mempunyai riwayat kejang
 Klien tampak lemah/lesu
 Suhu tubuh 36,5 C

RENCANA KEPERAWATAN
NO DX TUJUAN DAN INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN KRATERI HASIL
(SLKI)
1 Gangguan perfusi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Kejang (I.06193)
jaringan serebral tidak keperawatan selama 3x24 Observasi :
efektif berhubungan jam diharapkan perfusi 1. Monitor terjadinya kejang
dengan riwayat kejang serebralmeningkat dengan berulang
berulang kriteria hasil :
2. Monitor karakteristik kejang
1. Tingkat kesadaran Terapeutik
kognitif meningkat 3. Pertahankan kepatenan jalan
2. Sakit kepala menurun napas
3. Gelisah menurun 4. Catat durasi kejang
4. Pola napas membaik Edukasi
5. Longgarkan pakaian pasien
6. Anjurkan keluarga tidak
menggunakan kekerasan untuk
menahan gerakan pasien
2. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Terapi Relaksasi (I.09326)
berhubungan dengan keperawatan selama 3×24 Observasi
kekhawatiran kondisi jam diharapkan tingkat 1. Identifikasi tingkat ansietas
penyakit ansietas menurun dengan
kriteria hasil : 2. Melakukan reduksi ansietas (mis,
1. Perilaku gelisa ajarkan relaksasi napas dalam)
menurun Teraupetik
2. Perilaku tegang 3. Menganjurkan mengendalikan
menurun tuntutan orang lain dengan
mengatakan tidak
4. Menganjurkan untuk mencari tau
informasi
Edukasi
5. Menganjurkan menggunkanan
teknik menurunkan stres yang
sesuai untuk diterapkan di rumah
sakit maupun pada situasi lainya
(mis, terapi murotal, terapi musik)

3 Risiko jatuh Setelah dilakukan tindakan Pencegahan jatuh (I.14540)


berhubungan dengan keperawatan selama 3×24 Observasi
riwayat kejang jam diharapkan tingkat 1. Identifikasi faktor risiko jatuh
berulang. jatuh menurun dengan 2. Mengkaji sifat dan timbulnya kejang
kriteria hasil : Terapeutik
1. Jatuh dari tempat tidur 3. Gunakan lampu tidur selama jam
menurun tidur
2. Tidak terjadi cedera 4. Gunakan pengaman tempat tidur
fisik, pasien dalam sesuai dengan kebijakan fasilitas
konisi aman. pelayanan kesehatan
Edukasi
5. Jelaskan pada keluarga klien agar
tidak meninggalkan klien sendiri
6. Memberikan informasi pada
keluarga tentang tindakan yang
harus dilakukan selama klien kejang
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal DK JAM IMPLEMENTASI Catatan Perkembangan (Evaluasi)
Hari ke – 1
Senin 1 09.10 Memonitor terjadinya kejang berulang 13.05
15/05/202 Hasil : Ibu klien mengatakan sebelum kejang suhu S :
3 o
tubuhnya meningkat yaitu 37,5 C, dan klien
mengeluh sakit kepala - Ibu pasien mengatakan anaknya
kejang 2 kali dengan durasi kurang
Memonitor kerakteristik kejang lebih 1 menit
09.15
Hasil : Ibu klien mengatakan anaknya - Ibu klien mengatakan sebelum kejang
mengalami kejang berulang terjadinya secara suhu tubuhnya meningkat yaitu
mendadak frekuensi 2 kali dengan durasi 37,5oC, dan klien mengeluh sakit
kurang lebih 1 menit kepala
O:
09.25 Mempertahankan kepatenan jalan napas
1. Pasien ada kejang 2 kali dengan
Hasil : Jalan napas pasien paten tidak ada durasi 1 mmenit
sumbatan pada jalan napas 2. Suhu tubuh klien 37,5oC
A : penurunan kapasitas adaftif
Mencatat durasi kejang
09. 35 intracranial belum teratasi
Hasil : Ibu klien mengatakan durasi kejang
P : Lanjutkan Intervensi
terjadi kurang lebih 1 menit
Manajemen Kejang (I.06193)
09.45 Melonggarkan pakaian pasien 1. Monitor terjadinya kejang
Hasil : pakaian pasien tampak longgar berulang
2. Monitor karakteristik kejang
Anjurkan keluarga tidak menggunakan 3. Pertahankan kepatenan jalan
09.55 napas
kekerasan untuk menahan gerakan pasien
Hasil : orang tua klien kooperatif dan paham 4. Catat durasi kejang
untuk tidak menggunakan kekerasan dalam 5. Longgarkan pakaian pasien
menahan klien saat kejang 6. Anjurkan keluarga tidak
menggunakan kekerasan untuk
menahan gerakan pasien

Senin 2 10.05 Mengidentifikasi tingkat ansietas 13.10


15/05/202 Hasil : pasien mengatakan cemas, tingkat S :
3 cemas ringan Ayah klien mengatakan klien selalu
cemas dengan keadaannya dan ingin
Melakukan reduksi ansietas (mis, ajarkan cepat sembuh agar bisa melakukan
relaksasi napas dalam) aktivisnya seperti bersekolah
Hasil : klien tampak kooperatif dengan teknik O :
10.15 relaksasi yang diberikan - Keadaan umum pasien lemah
- klien tampak tidak berdaya
Membicarakan perasaan yang dirasakan
A : Masalah Ansietas belum teratasi
Hasil : perasaan pasien baik, pasien hanya
P : Lanjutkan intervensi
merasa cemas jika terjadi kejang lagi
Terapi Relaksasi (I.09326)
10.25 1. Identifikasi tingkat ansietas
Menganjurkan mengendalikan tuntutan orang
2. Melakukan reduksi ansietas (mis,
lain dengan mengatakan tidak
ajarkan relaksasi napas dalam)
Hasil : klien menerima anjuran perawat dengan
3. Menganjurkan untuk mencari tau
baik
informasi
10.35 4. Menganjurkan menggunkanan
Menganjurkan menggunkanan teknik
teknik menurunkan stres yang
menurunkan stres yang sesuai untuk diterapkan
sesuai untuk diterapkan di rumah
di rumah sakit maupun pada situasi lainya (mis,
sakit maupun pada situasi lainya
terapi murotal, terapi musik)
(mis, terapi murotal, terapi musik)
Hasil : klien tampak kooperatif dalam
menggunakan tehnik relaksasi dan terapi
murotal
10.45

Senin, 3 10.55 Mengidentifikasi lingkungan yang menyebabkan 13.15


15/05/202 faktor risiko jatuh S :
3 Hasil : ligkungan klien tampak aman tidak - Ibu klien mengatakan anaknya sudah
berpotensi menyebabkan pasien jatuh tidak panas dan tidak kejang
- Ibu klien mengatakan takut kejang
Mengkaji sifat dan timbulnya kejang anaknya timbul lagi
11.05 Hasil : ibu klien mengatakan sebelum kejang suhu O :
tubuh anaknya meningkat yaitu 37,5 oC, dan klien - Suhu tubuh 37,1 oC
mengeluh sakit kepala - Tidak ada kejang
A : Masalah risiko cedera teratasi
Menggunakan lampu tidur selama jam tidur sebagian
11.15
Hasil : ibu pasien mengatakan selama tidur lampu P : Pertahankan intervensi
tidak pernah padam untuk bisa memantau keadaan Pencegahan cedera (I.14537)
pasien 1. Identifikasi area ligkungan yang
berpotensi menyebabkan cedera
11.25 Menggunakan penghalang tempat tidur seuai 2. Mengkaji sifat dan timbulnya kejang
dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan 3. Gunakan lampu tidur selama jam
Hasil : ibu klien cukup kooperatif degan tidur
memberikan penghalang bantal disisi kanan 4. Gunakan pengaman tempat tidur
dan kiri pasien sesuai dengan kebijakan fasilitas
pelayanan kesehatan
5. Jelaskan pada keluarga pasien agar
tidak meninggalkan pasien sendiri

11.30 6. Memberikan informasi pada


Menjelaskan pada keluarga pasien agar tidak
meninggalka pasien sendiri keluarga tentang tindakan yang harus
Hasil : keluarga klien cukup kooperatif dan paham dilakukan selama klien kejang
untuk tidak meniggalkan pasien sendiri

Memberikan informasi pada keluarga tentang


11.40 tindakan yang harus dilakukan selama klien kejang
Hasil : ibu klien cukup kooperatif dalam
memahami dan mengerti penjelasan yang diberikan
ketika terjadi kejang pada pasien penjelasannya
adalah jangan panik, segera longgarkan pakaian
pasien ketika terjadi kejang, panggil perawat yang
bertugas
Hari ke - 2
Selasa, 1 14.10 Memonitor terjadinya kejang berulang 20.05
16/05/202 Hasil : Ibu klien mengatakan anaknya mengalami S :
3 kejang 1 kali sebelum kejang suhu tubuhnya
meningkat yaitu 36,8oC, dan klien mengeluh sakit - Ibu pasien mengatakan anaknya
kepala kejang 2 kali dengan durasi kurang
lebih 1 menit
Memonitor kerakteristik kejang - Ibu klien mengatakan sebelum kejang
14.15
Hasil : Ibu klien mengatakan anaknya suhu tubuhnya yaitu 36,8oC, dan klien
mengalami kejang berulang terjadinya secara tidak mengeluh sakit kepala
mendadak frekuensi 1 kali dengan durasi O :
kurang lebih 1 menit
- Pasien ada kejang 1 kali dengan
durasi 1 mmenit
14.25 Mempertahankan kepatenan jalan napas
- Suhu tubuh klien 36,8oC tampa
Hasil : Jalan napas pasien paten tidak ada mengeluhkan sakit kepala
sumbatan pada jalan napas
A : penurunan kapasitas adaftif
intracranial belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Mencatat durasi kejang
14.30
Hasil : Ibu klien mengatakan durasi kejang Manajemen Kejang (I.06193)
terjadi kurang lebih 1 menit 1. Monitor terjadinya kejang
berulang
Melonggarkan pakaian pasien 2. Monitor karakteristik kejang
14.35 Hasil : pakaian pasien tampak longgar 3. Pertahankan kepatenan jalan
napas
Menganjurkan keluarga tidak menggunakan 4. Catat durasi kejang
kekerasan untuk menahan gerakan pasien 5. Longgarkan pakaian pasien
14.40
Hasil : orang tua klien kooperatif dan paham 6. Anjurkan keluarga tidak
untuk tidak menggunakan kekerasan dalam menggunakan kekerasan untuk
menahan klien saat kejang menahan gerakan pasien
Selasa, 2 14.50 Mengidentifikasi tingkat ansietas 20.10
16/05/202 Hasil : pasien mengatakan cemas, tingkat S :
3 cemas ringan Orang tua klien mengatakan masih
merasa cemas dengan keadaan
Melakukan reduksi ansietas (mis, ajarkan anaknya dan ingin anaknya cepat
14.55 relaksasi napas dalam) sembuh agar bisa melakuka
Hasil : klien tampak kooperatif dengan teknik aktivisnya seperti bersekolah
relaksasi yang diberikan O:
- Orang tua klien tampak cemas dan
Membicarakan perasaan yang dirasakan gelisah
Hasil : perasaan pasien baik, pasien hanya - Orang tua klien tampak merasa
15.00 bingung dan khawatir kondisi
merasa cemas jika terjadi kejang lagi kesehatan anknya

Menganjurkan menggunkanan teknik A : Masalah Ansietas belum teratasi


menurunkan stres yang sesuai untuk diterapkan P : Lanjutkan intervensi
15.10 di rumah sakit maupun pada situasi lainya (mis, Terapi Relaksasi (I.09326)
terapi murotal, terapi musik) 1. Identifikasi tingkat ansietas
Hasil : klien tampak kooperatif dalam 2. Melakukan reduksi ansietas (mis,
menggunakan tehnik relaksasi dan terapi ajarkan relaksasi napas dalam)
murotal 3. Menganjurkan untuk mencari tau
informasi
4. Menganjurkan menggunkanan
teknik menurunkan stres yang
sesuai untuk diterapkan di rumah
sakit maupun pada situasi lainya
(mis, terapi murotal, terapi musik)

Selasa, 3 15.30 Mengidentifikasi area lingkungan yang berpotensi 20.15


16/05/202 menyebabkan jatuh S :
3 Hasil : ligkungan klien tampak aman tidak - Ibu klien mengatakan anaknya sudah
berpotensi mencederai pasien tidak panas dan tidak kejang
- Ibu klien mengatakan takut kejang
Mengkaji sifat dan timbulnya kejang anaknya timbul lagi
15.35 Hasil : ibu klien mengatakan sebelum kejang suhu O :
tubuh anaknya yaitu 36,8oC, dan klien mengeluh - Suhu tubuh 36,8 oC
sakit kepala - Tidak ada kejang
A : Masalah risiko cedera teratasi
Mengunakan lampu tidur selama jam tidur sebagian
15.45
Hasil : ibu pasien mengatakan selama tidur lampu P : Pertahankan intervensi
tidak pernah padam untuk bisa memantau keadaan Pencegahan cedera (I.14537)
pasien 1. Identifikasi area ligkungan yang
berpotensi menyebabkan cedera
15.55 Menggunakan penghalang tempat tidur seuai 2. Mengkaji sifat dan timbulnya kejang
dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan 3. Gunakan lampu tidur selama jam
Hasil : ibu klien cukup kooperatif degan tidur
memberikan penghalang bantal disisi kanan 4. Gunakan pengaman tempat tidur
dan kiri pasien sesuai dengan kebijakan fasilitas
pelayanan kesehatan
Mejelaskan pada keluarga pasien agar tidak 5. Jelaskan pada keluarga pasien agar
meninggalka pasien sendiri tidak meninggalkan pasien sendiri
16.00
Hasil : keluarga klien cukup kooperatif dan paham 6. Memberikan informasi pada
untuk tidak meniggalkan pasien sendiri keluarga tentang tindakan yang harus
dilakukan selama klien kejang
Memberikan informasi pada keluarga tentang
tindakan yang harus dilakukan selama klien kejang
16.10 Hasil : ibu klien cukup kooperatif dalam
memahami dan mengerti penjelasan yang diberikan
ketika terjadi kejang pada pasien penjelasannya
adalah jangan panik, segera longgarkan pakaian
pasien ketika terjadi kejang, panggil perawat yang
bertugas
Hari ke - 3
Rabu, 1 09.10 Memonitor terjadinya kejang berulang 13.05
17/05/202 Hasil : Ibu klien mengatakan hari ini anaknya S :
3 sudah tidak mengalami kejang dengan suhu
tubuhnya yaitu 36,2 C, dan klien tidak mengeluh Ibu pasien mengatakan hari ini
o

sakit kepala pasien sudah tidak kejang


O:
09.15 Memonitor kerakteristik kejang 1. Pasien tidak ada kejang
Hasil : Ibu klien mengatakan pasien sudah 2. Suhu tubuh pasien 36,2oC
tidak mengalami kejang
A : penurunan kapasitas adaftif
09.25 Mempertahankan kepatenan jalan napas intracranial teratasi sebagian
Hasil : Jalan napas pasien paten tidak ada P : Pertahankan intervensi
sumbatan pada jalan napas Manajemen Kejang (I.06193)
1. Monitor terjadinya kejang
Melonggarkan pakaian pasien berulang
09. 35
Hasil : pakaian pasien tampak longgar 2. Monitor karakteristik kejang
3. Pertahankan kepatenan jalan
Menganjurkan keluarga tidak menggunakan napas
09.45 kekerasan untuk menahan gerakan pasien 4. Catat durasi kejang
Hasil : orang tua klien kooperatif dan paham 5. Longgarkan pakaian pasien
untuk tidak menggunakan kekerasan dalam 6. Anjurkan keluarga tidak
menahan klien saat kejang menggunakan kekerasan untuk
menahan gerakan pasien
Rabu, 2 10.05 Mengidentifikasi tingkat ansietas 13.10
17/05/202 Hasil : pasien mengatakan cemas, tingkat S :
3 cemas ringan klien mengatakan masih merasa
cemas
10.15 Melakukan reduksi ansietas (mis, ajarkan O :
relaksasi napas dalam) - Keadaan umum pasien lemah
A : Masalah Ansietas belum teratasi
Hasil : klien tampak kooperatif dengan teknik
P : Lanjutkan intervensi
relaksasi yang diberikan
Terapi Relaksasi (I.09326)
1. Identifikasi tingkat ansietas
Membicarakan perasaan yang dirasakan
10.25 2. Melakukan reduksi ansietas (mis,
Hasil : perasaan pasien baik, pasien hanya
ajarkan relaksasi napas dalam)
merasa cemas jika terjadi kejang lagi
3. Menganjurkan menggunkanan
teknik menurunkan stres yang
sesuai untuk diterapkan di rumah
Menganjurkan menggunkanan teknik
sakit maupun pada situasi lainya
10.35 menurunkan stres yang sesuai untuk diterapkan
(mis, terapi murotal, terapi musik)
di rumah sakit maupun pada situasi lainya (mis,
terapi murotal, terapi musik)
Hasil : klien tampak kooperatif dalam
menggunakan tehnik relaksasi dan terapi
murotal

Rabu, 3 10.55 Mengidentifikasi area lingkungan yang berpotensi 13.15


17/05/202 menyebabkan jatuh S :
3 Hasil : ligkungan klien tampak aman tidak - Ibu klien mengatakan anaknya sudah
berpotensi mencederai pasien tidak panas dan tidak kejang
- Ibu klien mengatakan takut kejang
Mengkaji sifat dan timbulnya kejang anaknya timbul lagi
11.05 Hasil : ibu klien mengatakan sebelum kejang suhu O :
tubuh anaknya yaitu 36,2oC, dan klien sudah tidak - Suhu tubuh 36,8 oC
mengeluh sakit kepala - Tidak ada kejang
A : Masalah risiko cedera teratasi
Mengunakan lampu tidur selama jam tidur sebagian
11.15 Hasil : ibu pasien mengatakan selama tidur lampu P : Pertahankan intervensi
tidak pernah padam untuk bisa memantau keadaan Pencegahan cedera (I.14537)
pasien 1. Identifikasi area ligkungan yang
berpotensi menyebabkan cedera
Menggunakan penghalang tempat tidur seuai 2. Mengkaji sifat dan timbulnya kejang
11.25
dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan 3. Gunakan lampu tidur selama jam
Hasil : ibu klien cukup kooperatif degan tidur
memberikan penghalang bantal disisi kanan 4. Gunakan pengaman tempat tidur
dan kiri pasien sesuai dengan kebijakan fasilitas
pelayanan kesehatan
5. Jelaskan pada keluarga pasien agar
tidak meninggalkan pasien sendiri
6. Memberikan informasi pada
Menjelaskan pada keluarga pasien agar tidak
11.30 keluarga tentang tindakan yang harus
meninggalka pasien sendiri
dilakukan selama klien kejang
Hasil : keluarga klien cukup kooperatif dan paham
untuk tidak meniggalkan pasien sendiri

Memberikan informasi pada keluarga tentang


11.40 tindakan yang harus dilakukan selama klien kejang
Hasil : ibu klien cukup kooperatif dalam
memahami dan mengerti penjelasan yang diberikan
ketika terjadi kejang pada pasien penjelasannya
adalah jangan panik, segera longgarkan pakaian
pasien ketika terjadi kejang, panggil perawat yang
bertugas

Anda mungkin juga menyukai