Anda di halaman 1dari 42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Tk. IV. Dr. M. Yasin Bone adalah Rumah Sakit TNI

(Tentara Nasional Indonesia) yang merupakan badan pelaksana Kesdam

XIV/Hsn menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi prajurit TNI, ASN

beserta keluarga yang berhak dijajaran Korem 141/Tp serta masyarakat

umum dan sebagai rumah sakit rujukan bagi TNI, ASN beserta keluarga dan

masyarakat umum dilingkungan Korem 141/Tp.

Adapun visi, misi dan motto Rumah Sakit Tk. IV. Dr. M. Yasin

Bone yaitu sebagai berikut:

Visi : Menjadi Rumah Sakit kebanggaan Korem 141/Tp.

Misi :

1. Memberikan pelayanan kesehatan dasar spesialistik bagi

prajurit, PNS Korem 141/Tp beserta keluarga dan masyarakat

sekitarnya.

2. Melayani dengan cepat, ramah, aman dan terjangkau.

Motto : Kepuasanmu adalah senyumku.

Lokasi Rumkit Tk. IV. Dr. M. Yasin Bone yang sangat strategis,

berada di kota Watampone sehingga dengan mudah diakses oleh masyarakat

untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang prima dan sesuai standar yang

telah ditetapkan KARS.


2. Pengkajian

a. Identitas Pasien

1) Nama/Inisial : An. “N”

2) Tempat tanggal lahir/Usia : Taretta, 24 Maret 2022/4 Bulan

3) Jenis kelamin : Laki-laki

4) Agama : Islam

5) Pendidikan : Belum sekolah

6) Alamat : Pakkasalo, Kec. Amali

7) Tanggal masuk RS : 19 Juli 2022

8) Tanggal pengkajian : 20 Juli 2022

9) Diagnosis medis : Diare

b. Identitas Orang Tua

1) Ayah

a) Nama : Tn. “I”

b) Usia : 32 Tahun

c) Pendidikan : SMA

d) Pekerjaan : Petani

e) Agama : Islam

f) Alamat : Pakkasalo, Kec. Amali

2) Ibu

1) Nama : Ny. “I”

2) Usia : 27 tahun

3) Pendidikan : SMA Sederajat


4) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

5) Agama : Islam

6) Alamat : Pakkasalo, Kec. Amali

2. Identitas Saudara Kandung

Tabel 4.1
Identitas Saudara Kandung
No. Nama Usia Hubungan Status Kesehatan

1. An. 9 Hari Kakak kandung Meninggal dunia

2. An. 1 tahun Kakak kandung Meninggal dunia

3. An. 5 tahun Kakak kandung Sehat

3. Keluhan Utama

BAB encer 4-8 kali sehari selama 6 hari

4. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu klien mengatakan anaknya BAB encer 4-8 kali selama 6 hari, ibu

klien mengatakan anaknya tidak mau menyusu, klien tampak rewel dan

lemah.

5. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

a. Prenatal care

1) Pemeriksaan kehamilan : 4 kali

2) Keluhan saat hamil : Muntah-muntah, ngidam

3) Riwayat terapi obat : obat mual

4) Kenaikan BB selama hamil : 12 kg

5) Imunisasi TT : 1 kali
b. Natal

1) Tempat melahirkan : Puskesmas

2) Jenis persalinan : Normal

3) Penolong persalinan : Bidan

4) Cara untuk memudahkan persalinan : Tidak ada

5) Komplikasi waktu lahir : Robek perineum

c. Post natal

1) Kondisi bayi : BB lahir 3,1 kg

PB 59 cm

2) penyakit yang pernah dialami : Bayi normal

3) Alergi : Tidak ada

4) Konsumsi obat obatan : Obat diare

5) Kecelakaan yang dialami : Tidak ada

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Penyakit anggota keluarga:

Ibu klien mengatakan dirinya tidak pernah mengalami sakit

yang sama, dan ibu klien mengatakan anak keduanya meninggal

karena penyakit hepatitis.


b. Genogram:

GI ? ? ?

GII 27 32

GIII 5 thn 4 bln

Gambar 4.1
Genogram
Keterangan:

: Laki-laki : Klien

: Perempuan ? : Umur tidak diketahui

X : Meninggal : Tinggal serumah

: Garis perkawinan

: Garis Keturunan

GI : Kakek dari ayah klien telah meninggal dunia karena

faktor usia.

G II : Ayah dan Ibu klien masih hidup dan dalam keadaan

sehat, ayah klien merupakan anak pertama dari dua

bersaudara sedangkan ibu klien merupakan anak tunggal.

G III : Klien merupakan anak keempat dari empat bersaudara,

dan sekarang sedang menderita sakit diare dan dirawat di

Rs. Tk. IV. Dr. M. Yasin. Kakak pertama klien


meninggal dunia saat masih berumur 9 hari sedangkan

kakak keduanya meninggal dunia karena penyakit

Hepatitis.

7. Riwayat Imunisasi

Tabel 4.2
Jenis Imunisasi
No. Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah
pemberian
1. BCG 1 bulan Tidak ada

2. DPT (I,II,III) Belum diberikan Tidak ada

3. Polio Belum diberikan Tidak ada

(I,II,III,IV)

4. Campak Belum diberikan Tidak ada

5. Hepatitis Belum diberikan Tidak ada

8. Riwayat Tumbuh Kembang


a. Perubahan fisik

1) Berat badan

a) Sebelum sakit : 6,5 kg

b) Saat sakit : 5 kg

2) Tinggi badan : 54 cm

3) Waktu tumbuh gigi : Belum ada

a. Perkembangan tiap tahap

Usia anak saat ini:

1) Berguling : 2 bulan

2) Senyum kepada orang lain pertama kali : 2 bulan


9. Riwayat Nutrisi

a. Pemberian ASI

1) Pertama kali disusui : saat lahir

2) Cara pemberian : disusui

3) Lama pemberian : kurang lebih satu minggu

b. Pemberian susu formula

Ibu mengatakan anaknya diberikan susu fomula, akan tetapi

saat dirawat dirumah sakit dokter menganjurkan mengganti susunya

dengan susu soya.

c. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini

Tabel 4.3
Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia
No. Usia Jenis nutrisi Lama pemberian
1. 0-4 bulan Susu formula Sampai sekarang
2. Saat ini Susu formula Sampai sekarang

10. Riwayat Psikososial

a. Klien tinggal dirumah bersama orang tua, kakak dan neneknya

b. Lingkungan klien berada di

c. Tidak ada tangga yang berbahaya

d. Hubungan klien dengan keluarga harmonis

e. Pengasuh anak orang tuanya sendiri

11. Riwayat Spiritual

a. Support system dalam keluarga: kakek, nenek dan orang tua klien

selalu berdoa untuk kesembuhan anaknya


b. Kegiatan keagamaan: berdoa sebelum memulai kegiatan aktivitas

12. Reaksi Hospitalisasi

a. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

1) Mengapa ibu membawa anakanya ke rumah sakit?

Ibu klien mengatakan anaknya diare sejak 6 hari dan diare 4-8

kali, masih berampas, anaknya kurang nafsu makan, anaknya sulit

tidur, ibu klien mengatakan anaknya sakit perut dan

klien tidak mau menyusui. Klien tampak rewel, tampak meringis,

dan lemah.

2) Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak ?

Ibu klien mengatakaan dokter menceritakan kondisi anaknya

3) Bagaimana perasaan orang tua saat ini ?

Perasaan orang tua klien cemas

4) Apakah orang tua akan selalu berkunjung ?

Orang tua klien selalu berkunjung

5) Siapa yang akan tinggal dengan anak ?

Orang tua klien

b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

Anak belum memahami mengapa iya di rawat di rumah sakit.


1. Aktivitas Sehari-hari

a. Nutrisi

Tabel 4.4
Nutrisi
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1) Selera makan Klien rajin menyusui Klien jarang mau


dengan susu formula menyusui
2) Frekuensi 8-10 kali menyusui dalam 4-5kali menyusui
makan sehari dalam sehari
3) pembatasan Tidak ada Tidak ada
pola makan
4) cara makan Menggunakan dot Menggunakan dot

b. Cairan

Tabel 4.5
Cairan
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1) Jenis minuman Susu formula Susu soya

2) Selera minum Baik Jarang mau


Menyusui
3) Frekuensi minum 8-10 kali dalam sehari 4-5 kali dalam
sehari

4) Cara pemenuhan Susu formula Susu soya


c. Eliminasi (BAB/BAK)

Tabel 4.6
Eliminasi
Kondisi Sebelum Saat sakit

sakit

1) Tempat Popok Popok

pembuangan

2) Frekuensi (waktu) 1-2kali sehari 4-8 kali dalam sehari

3) Konsistensi Encer Encer ada ampas

4) Kesulitan Tidak ada BAB encer 4-8 kali

dalam sehari

5) Obat pencahar Tidak ada Zinc 1x1 sendok teh

d. Istirahat dan Tidur

Tabel 4.7
Istirahat dan Tidur
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1) Jam tidur:
a) Siang 8 jam 4 jam
b) Malam 8-10 jam 5-7 jam
2) Pola tidur Teratur Tidak teratur
3) Kebiasaan sebelum Bermain Tidak ada
tidur
4) Kesulitan tidur Tidak ada Nyeri pada perut
sehingga sulit
untuk tidur

e. Personal Hygiene

Tabel 4.8
Personal Hygiene
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1) Mandi
a) Cara: Dimandikan Menggunakan tissu
basah
b) Frekuensi: 2 kali sehari 2 kali sehari
2) Cuci rambut
a) Cara: Menggunakan Tidak pernah
shampo
b) Frekuensi: 1 kali sehari Tidak pernah
3) Gunting kuku
1) Cara: Menggunakan Tidak pernah
gunting kuku
2) Frekuensi: 1 kali seminggu Tidak pernah
1) Gosok gigi Belum pernah Belum pernah

f. Aktivitas/Mobilitas Fisik

Tabel 4.9
Aktivitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1) Kegiatan sehari- Bermain, berguling, Istirahat ditempat


hari digendong tidur, digendong
2) Pengaturan Tidak ada Tidak ada
jadwal harian
3) Penggunaan alat Tidak ada Tidak ada
bantu
4) Kesulitan Tidak ada Terpasang IVFD
KA-EN 2B 20 Tpm

di tangan kiri

a. Rekreasi

Tabel 4.10
Rekreasi
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1) Perasaan waktu Belum sekolah Belum sekolah


sekolah
2) Waktu luang Tinggal dirumah Klien istirahat
dirumah sakit

1. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum: lemah

b. Vital sign:

1) Suhu : 37 oc

2) Nadi : 102 kali/menit

3) Respirasi :22 kali/menit

4) Tekanan darah : tidak dikaji

c. Antropometri:

1) Berat badan : 7 kg

2) Tinggi badan : 54 cm

3) Lingkar lengan atas : 14 cm

4) Lingkar kepala : 37 cm

5) Lingkar dada : 45 cm
6) Lingkar perut : 43 cm

d. Sistem Pernapasan

1) Hidung

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada polip.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

2) Leher

Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

3) Dada

Inspeksi : bentuk dada normal, gerakan dada simetris.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi : bunyi sonor pada area paru-paru

Auskultasi : tidak terdapat suara tambahan

e. Sistem Kardiovaskuler

1) Inspeksi : tidak terdapat pembesaran jantung

2) Perkusi : tidak dikaji

3) Auskultasi : suara jantung S1/S2 lub dup

f. Sistem Gastrointestinal

1) Mulut

Inspeksi : bibir tampak pucat, tidak ada stomatitis


Palpasi : tidak ada massa pada pipi, tidak terdapat nyeri tekan

2) Gaster

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

3) Abdomen

Inspeksi : tampak gerakan abdomen naik turun mengikuti

pernapasan.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, ibu mengatakan anaknya

sakit perut.

Perkusi : timpany.

Auskultasi : bising usus 20 kali/menit.

4) Anus

Inspeksi : tampak kemerahan

g. Sistem Indera

1) Mata

Inspeksi : tidak ada kelainan, simetris kiri dan kanan.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.

2) Telinga

Inspeksi : tidak ada serumen, simetris kiri dan kanan.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada edema.

h. Sistem Saraf

1) Fungsi cerebral

a) Status mental
Orientasi : klien belum mampu membedakan orang terdekat

dengan orang lain.

Daya ingat : klien belum mampu membedakan objek yang

diperlihatkan.

Bahasa : klien belum mampu berbicara.

b) Kesadaran

Glasgow coma scale (GCS): 15 composmentis

(1) Eye :4
(2) Motorik :6
(3) Verbal :5

2) Fungsi cranial

a) Nervus I : klien belum mampu membedakan bau

b) Nervus II : visus ada

c) Nervus III, IV, VI : bola mata dapat digerakkan

d) Nervus V : klien dapat merasakan sentuhan

e) Nervus VII : klien dapat tersenyum

f) Nervus VIII : klien dapat mendengar suara

g) Nervus IX : fungsi pengecapan baik

h) Nervus X : fungsi menelan baik

i) Nervus XI : pergerakan kurang, istirahat di tempat

tidur, pindah bila dipindahkan dan

digendong.

j) Nervus XII : tidak kaku menggerakkan lidah

3) Fungsi motorik
a) Massa otot : lemah

b) Tonus otot : menurun

c) Kekuatan :lemah

4) Fungsi sensorik

a) Suhu : 37 oc

b) Getaran : getaran dirasakan saat tempat tidur

digerakkan

5) Fungsi cerebellum

Klien belum mampu duduk sendiri

6) Refleks

Tidak ditemukan refleks pada patella, bisep dan trisep

i. Sistem Muskuloskeletal

1) Kepala

Inspeksi : bentuk kepala mesochepal

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

2) Vertebrae

Inspeksi : tidak ada kelainan bentuk

3) Pelvis

Klien belum bisa berjalan

4) Tangan

Inspeksi : tidak ada edema, terpasang IVFD 20 TPM

KA-EN 3B pada tangan kiri


5) Lutut

Inspeksi : tidak ada edema

6) Kaki

Tidak ada edema, klien belum mampu berjalan

j. Sistem Integumen

1) Rambut

Rambut tipis, penyebaran rambut belum merata, tidak terdapat

lesi pada kulit kepala

2) Kulit

warna kulit putih, tidak ada ruam, suhu 37 °c

3) Kuku

warna kuku bening, tidak mudah patah, bersih dan pendek

k. Sistem Endokrin

Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

l. Sistem Perkemihan

Tidak ada odema palpebra, tidak ada gejala monn face

m. Sistem Reproduksi

1) Laki-laki

Inspeksi : tidak ada kelainan

n. Sistem Imun

Tidak ada riwayat alergi terhadap cuaca, debu, bulu, dan zat kimia.

2. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan


a. Perkembangan Kognitif

Klien belum mampu memecahkan masalah.

a. Perkembangan Psikososial

Klien mampu berorientasi dengan orang terdekatnya seperti

orang tua klien.

c. Perkembangan Psikoseksual

Anak belum mengetahui

1. Tes Diagnostik

Tabel 4.11
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Nama pasien : An. N
Umur : 4 bulan
Poli : IGD
Tanggal dan jam permintaan : 19/07/2022 21:36
Tanggal dan jam keluar hasil : 19/07/2022 21:38
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal

Leukosit 24.76 10˄9/l 4.00-10.00


Lymposit 4.80 10˄9/l 1.30-4.00
Monosit 2.60 10˄9/l 0.30-1.00
Granulosit 17.36 109/l 2.40-7.60
Lymposit% 19.4 % 19.1-48.5
Monosit% 10.5 % 4.5-12.1
Granulosit% 70.1 % 43.6-73.4
Eritrosit 4.77 10 ˄12/l 4.33-5.78
Hemoglobin 14.1 g/dl 13.2-17.3
Hematokrit 38.8 % 34-48
MCV 81.3 Fl 84-98
MCH 29.6 Pg 27.5-32.4
MCHC 36.5 g/dl 31.7-34.2
RDWs 37.4 Fl 36.2-49.7
RDWc 11.4 % 11.1-14.0
Trombosit 540 10˄9/l 150-450

2. Terapi Medis

a. IVFD KA-EN 3B 20 TPM

Tanggal pemberian : 19 Juli 2022

b. Zinc syrup 1x1 10 mg

Tanggal pemberian : 20 Juli 2022

c. Oralit 3x1

Tanggal pemberian : 20 Juli 2022

3. Data Fokus

Tabel 4.12
Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif

1. Ibu klien mengatakan 1. Klien rewel


anaknya BAB encer 4-8 kali 2. Selera menyusu klien
dengan konsistensi encer tampak kurang baik
berwarna kuning kehijauan 3. Mukosa bibir tampak kering
2. Ibu klien mengatakan 4. TTV:
anaknya BAB encer selama 6 Nadi : 102 kali/menit
hari Suhu :37 oc
3. Orasng tua klien mengatakan Respirasi : 22 kali/menit
anaknya susah untuk 5. Adanya kemerahan di
menyusu sekitar anus
4. klien mengatakan terdapat 6. Konsistensi BAB encer
iritasi disekitar anus kuning kehijauan
(kemerahan) 7. Turgor kulit menurun
5. Ibu pasien tampak bertanya 8. Bising usus 20 kali/menit
mengenai masalah kesehatan 9. Klien tampak lemah
anaknya 10. Orang tua klien tampak
cemas
11. Ibu klien tampak bingung
saat ditanya

4. Analisa Data

Tabel 4.13
Analisa Data
No. Data Etilogi Problem

1. DS: Proses penyakit Diare


a. Ibu klien mengatakan
anaknya BAB encer
4-8 kali dengan konsistensi
encer berwarna kuning
kehijauan
DO:
Konsistensi BAB encer
kuning kehijauan
2. DS: Kehilangan Hipovolemia
a. Ibu klien mengatakan cairan aktif
anaknya BAB encer
4-8 kali.
b. Orang tua klien mengatakan
anaknya susah untuk menyusu
DO:
a. N : 102 kali/menit
b. S : 37 oc
c. RR : 22 kali/menit
d. Mukosa bibir kering
e. Klien terlihat rewel
f. Turgor kulit menurun
3. DS: Kelembaban Gangguan
a. klien mengatakan terdapat integritas kulit
iritasi disekitar anus
DO:
a. Adanya kemerahan di sekitar
anus
4. DS: Kurang terpapar Defisit
a. Ibu klien mengatakan dirinya informasi Pengetahuan
belum terlalu paham
mengenai pencegahan diare
pada anaknya
DO:
a. Ibu pasien tampak bingung
b. Ibu pasien tampak bertanya
mengenai masalah kesehatan
anaknya

5. Diagnosis Keperawatan

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan feces cair

b. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai

dengan merasa lemah

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban ditandai

dengan kemerahan

d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

ditandai dengan
6. Intervensi Keperawatan

Tabel 4.14
Intervensi Keperawatan
No. Standar Diagnosis Standar Luaran Standar Intervensi
Keperawatan Keperawatan Keperawatan Indonesia
Indonesia Indonesia
1. Diare berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Diare (I.03101)
dengan proses infeksi intervensi Observasi:
ditandai dengan feces keperawatan selama a. Identifikasi penyebab diare
cair 3x24 jam b. Monitor warna, volume,
diharapkan masalah frekuensi dan konsistensi
diare pada pasien tinja
menurun dengan c. Monitor iritasi kulit di
kriteria hasil : daerah perianal
1. Konsistensi Edukasi:
feces menurun a. Menganjurkan makan
2. Frekuensi BAB porsi kecil dan sering
menurun b. Anjurkan melanjutkan ASI
Kolaborasi:
a. Kolaborasi pemberian obat

No. Standar Diagnosis Standar Luaran Standar Intervensi


Keperawatan Keperawatan Keperawatan Indonesia
Indonesia Indonesia
2. Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia
berhubungan dengan intervensi ( I.03116 )
kehilangan aktif ditandai keperawatanselama Observasi:
dengan merasa lemah 3x24 jam a. Periksa tanda dan gejala
diharapkan masalah hipovolemia
hipovolemia pada b. Mengidentifikasi penyebab
pasien menurun hipovolemia
dengan kriteria Terapeutik:
hasil: c. Berikan asupan cairan per
1. turgor kulit oral
meningkat Kolaborasi:
2. kekuatan nadi a. Kolaborasi pemberian
meningkat cairan IV
No Standar Diagnosis Standar Luaran Standar Intervensi
Keperawatan Keperawatan Keperawatan Indonesia
. Indonesia Indonesia

3. Gangguan integritas Setelah dilakukan Perawatan Integritas


kulit berhubungan intervensi Kulit(I.11353)
dengan kelembaban keperawatan selama Observasi:
ditandai dengan 3x24 jam diharapkan a. Identifikasi penyebab
kemerahan integritas kulit pada gangguan integritas kulit
pasien meningkat Terapeutik:
dengan kriteria a. bersihkan perineal dengan
hasil : air hangat
1. kemerahan Edukasi:
menurun a. anjurkan menggunakan
pelembab
b. anjurkan minum air yang
cukup

No Standar Diagnosis Standar Luaran Standar Intervensi


Keperawatan Keperawatan Keperawatan Indonesia
. Indonesia Indonesia

4. Defisit pengetahuan Setselah dilakukan Edukasi Kesehatan(I.11353)


orang tua berhubungan intervensi Observasi:
dengan kurang keperawatan selama a. Identifikasi kesiapan dan
terpapar informasi 30 menit diharapkan kemampuan menerima
ditandai dengan tingkat pengetahuan informasi
menanyakan masalah orang tua pasien Terapeutik:
yang dihadapi meningkat dengan a. Sediakan materi dan media
kriteria hasil : pendidikan yang sesuai
1. perilaku sesuai kesepakatan
anjuran b. Berikan kesempatan untuk
meningkat bertanya
2. persepsi yang Edukasi:
keliru terhadap a. Jelaskan faktor risiko yang
masalah menurun mempengaruhi kesehatan
b. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
1. Implementasi Keperawatan

Tabel 4.15
Implementasi Keperawatan Hari Pertama

Diagnosis Waktu Implementasi Evaluasi


No. Keperawatan
(20/07/2022 Jam: 12.10)
1. Diare Rabu, S: Ibu mengatakan anaknya
berhubungan 20/07/2022 BAB encer 4 kali warna
dengan proses Jam kuning kehijauan
1. Mengidentifikasi
O: Bising usus 20 kali/menit
infeksi ditandai 09.30 penyebab diare
tampak kemerahan pada
dengan feces H: Kebiasaan orang
daerah perineal
cair tua mencuci botol
A: Masalah belum teratasi
susu dengan cara
P: Lanjutkan intervensi:
tidak benar
09.40 1. Monitor warna,
2. Memonitor warna,
volume, frekuensi dan
volume, frekuensi
konsistensi tinja
dan konsistensi tinja
H: BAB encer 4 kali 2. Monitor iritasi kulit di
warna kuning daerah perianal
kehijauan, bising 3. Menganjurkan makan
usus 20x/menit porsi kecil dan sering
3. Monitor iritasi kulit 4. Kolaborasi pemberian
10.05 di daerah perianal obat
H: terdapat iritasi
(kemerahan)
4. Menganjurkan
makan porsi kecil
10.42 dan sering
H: klien diberikan
susu formula (susu
soya)
5. Kolaborasi
pemberian obat
12.00 H: pemberian obat
Zinc syrup 1x 10 mg
2. Hipovolemia 10.50 1. Memeriksa tanda dan S: Ibu klien mengatakan
berhubungan gejala hipovolemia anaknya tidak kuat untuk
dengan menyusu
H: Klien lemah,
kehilangan
cairan aktif turgor kulit menurun O: Klien tampak lemah,
ditandai dengan 2. Mengidentifikasi turgor kulit menurun,
11.00 mukosa bibir kering
merasa lemah penyebab
hipovolemia Tampak terpasang infus
H: Diare dan kurang A: Masalah belum teratasi
asupan cairan P: Lanjutkan intervensi
3. Memberikan asupan 1. Memeriksa tanda dan
11.20 cairan per oral gejala hipovolemia
H: Diberikan susu 2. Mengidentifikasi
formula penyebab hipovolemia
4. Kolaborasi 3. Memberikan asupan
11.25 pemberian cairan IV cairan per oral
H: Pemberian IVFD 4. Kolaborasi pemberian
KA-EN 3B 20 Tpm cairan IV
3. Gangguan 11.10 1. Mengidentifikasi S: Ibu mengatakan daerah
integritas kulit penyebab gangguan anus anaknya terdapat
berhubungan integritas kulit kemerahan
dengan H: BAB encer 4 kali O: Tampak kemerahan
kelembaban warna kuning didaerah anus
ditandai dengan kehijauan A: Masalah belum teratasi
kemerahan 2. Membersihkan P: Lanjutkan intervensi
perineal dengan air 1. identifikasi penyebab
12.30
hangat gangguan integritas
H: Ibu kulit
membersihkan anus 2. membersihkan perineal
anaknya dengan air dengan air hangat
hangat setelah BAB 3. anjurkan menggunakan
3. Menganjurkan pelembab
12.37 menggunakan 4. anjurkan minum air
pelembab yang cukup
H: Ibu klien
menggunakan
pelembab cream
cussons baby
4. anjurkan minum air
yang cukup
13.05
H: ibu memberikan
susu formula
Tabel 4.16
Implementasi Keperawatan Hari Kedua
No. Diagnosis Waktu Implementasi Evaluasi
Keperawatan (21/07/2022 Jam: 12.00)
1. Diare Kamis, S: Ibu mengatakan anaknya
berhubungan 21/07/2022 BAB encer 2 kali warna
dengan proses Jam 1. Memonitor warna, kuning kehijauan
infeksi ditandai 09.00 volume, frekuensi O: Bising usus 18x/menit,
dengan feces dan konsistensi tinja masih tampak kemerahan
cair H: BAB encer 2 pada daerah perineal
kali warna kuning A: Masalah belum teratasi
kehijauan, bising P: Lanjutkan intervensi:
usus 18 kali/menit 1. Monitor warna,
09.10 2. Monitor iritasi kulit volume, frekuensi dan
di daerah perianal konsistensi tinja
H:masih terdapat 2. Monitor iritasi kulit di
iritasi (kemerahan) daerah perianal
3. Menganjurkan 3. Menganjurkan makan
09.20 makan porsi kecil porsi kecil dan sering
dan sering 4. Kolaborasi pemberian
H: klien diberikan obat
susu formula (susu
soya)
4. Kolaborasi
09.45 pemberian obat
H: pemberian obat
Zinc syrup 1x 10
mg

2. Hipovolemia 10.00 1. Memeriksa tanda S: Ibu klien mengatakan


berhubungan dan gejala anaknya masih susah
dengan hipovolemia untuk menyusu
kehilangan H: Klien lemah, O: Klien masih tampak
cairan aktif turgor kulit lemah, turgor kulit
ditandai dengan menurun, mukosa menurun dan mukosa bibir
merasa lemah bibir tampak kering tampak kering
2. Mengidentifikasi Tampak terpasang infus
10.07 A: Masalah belum teratasi
penyebab
hipovolemia P: Lanjutkan intervensi
H: Kurang asupan 1. Memeriksa tanda dan
cairan gejala hipovolemia
3. Memberikan 2. Memberikan asupan
asupan cairan per cairan per oral
10.10
oral 3. Kolaborasi pemberian
H: Diberikan susu cairan IV
formula (susu soya)
4. Kolaborasi
pemberian cairan
13.05 IV
H: Pemberian
IVFD KA-EN 3B
20 Tpm

3. Gangguan 10.30 1. Mengidentifikasi S: Ibu mengatakan daerah


integritas kulit penyebab anus anaknya masih
berhubungan gangguan integritas terdapat kemerahan
dengan kulit O: Tampak kemerahan
kelembaban H: BAB encer 2 didaerah anus
ditandai dengan kali A: Masalah belum teratasi
kemerahan 2. Membersihkan P: Lanjutkan intervensi
10.35
perineal dengan air 1. identifikasi penyebab
hangat gangguan integritas kulit
H: Ibu 2. membersihkan perineal
membersihkan anus dengan air hangat
anaknya dengan air 3. anjurkan menggunakan
hangat setelah BAB pelembab
3. Menganjurkan 4. anjurkan minum air yang
10.40 menggunakan cukup
pelembab
H: Ibu klien
menggunakan
pelembab cream
cussons baby
4. anjurkan minum air
yang cukup
13.25 H: ibu memberikan
susu formula
Tabel 4.17
Implementasi Keperawatan Hari Ketiga
No. Diagnosis Waktu Implementasi Evaluasi
Keperawatan (22/07/2022 Jam: 13.00)
1. Diare Jum’at, S: Ibu klien mengatakan
berhubungan 22/07/2022 anaknya sudah tidak
dengan proses Jam 1. Memonitor warna, susah untuk menyusu
infeksi ditandai 09.00 volume, frekuensi dan dan sudah bisa
dengan feces konsistensi tinja menghabiskan porsi
cair H: BAB encer 1 kali yang diberikan
sejak tadi pagi warna O: Klien masih tampak
kekuningan, bising lemah, turgor kulit
usus 13 kali/menit meningkat,
Tampak terpasang infus
09.20 2. Memonitor iritasi kulit
A: Masalah teratasi
di daerah perianal P: Pertahankan Intervensi
H: sudah tidak
Terdapat iritasi
(kemerahan)
3. Menganjurkan makan
10.45 porsi kecil dan sering
H: klien diberikan susu
formula (susu soya)
dan sudah bisa
menghabiskan porsi
yang diberikan
12.10
4. Kolaborasi pemberian
obat
H: pemberian obat
Zinc syrup 1x 10 mg
2. Hipovolemia 09.30 1. Memeriksa tanda dan S: Ibu mengatakan anaknya
berhubungan gejala hipovolemia BAB encer 2 kali warna
dengan H: Sudah tidak kekuningan
kehilangan terdapat tanda gejala O: bising usus 13x/menit
cairan aktif 10.00 2. Memberikan asupan Sudah tidak tampak
ditandai dengan cairan per oral kemerahan pada daerah
merasa lemah H: Diberikan susu perineal
formula (susu soya) A: Masalah teratasi teratasi
Dan sudah bisa P: Pertahankan intervensi
menghabiskan porsi
susu yang diberikan
11.20 3. Kolaborasi pemberian
cairan IV
H: Pemberian IVFD
KA-EN 3B 18 Tpm
3. Gangguan 10.30 1. Mengidentifikasi S: Ibu mengatakan
integritas kulit penyebab gangguan kemerahan pada daerah
berhubungan integritas kulit anus anaknya sudah
dengan H: BAB encer 1 kali berkurang, BAB hanya
kelembaban sejak pagi tadi 1 kali sejak tadi pagi
ditandai dengan 10.35 2. Membersihkan O: Kemerahan didaerah
kemerahan perineal dengan air anus sudah berkurang
hangat Klien tampak menyusui
H: Ibu membersihkan A: Masalah teratasi
anus anaknya dengan P: Pertahankan intervensi
air hangat setelah BAB
3. Menganjurkan
10.40 menggunakan
pelembab
H: Ibu klien
menggunakan
pelembab cream
cussons baby
4. anjurkan minum air
13.25 yang cukup
H: ibu memberikan
susu formula (susu
soya ) dan sudah bisa
menghabiskan porsi
yang diberikan
4. Defisit 11.00 1. Mengidentifikasi S: Ibu mengatakan dirinya
pengetahuan kesiapan dan senang saat diberikan
orang tua kemampuan menerima edukasi
berhubungan informasi O: tampak kooperatif dan
dengan kurang H: ibu mengatakan sudah tidak bingung
terpapar dirinya siap menerima A: Masalah teratasi
informasi infomasi dan ia tampak P: Pertahankan Intervensi
ditandai dengan senang
menanyakan 2. Menyediakan materi
masalah yang 11.05 dan media pendidikan
dihadapi yang sesuai
kesepakatan
H: menyiapkan materi
singkat dalam bentuk
leaflet
3. Memberikan
11.10 kesempatan untuk
bertanya
H: ibu klien bertanya
mengenai pencegahan
diare pada anaknya
yang masih berumur 4
bulan
4. Menjelaskan faktor
risiko yang
11.17 mempengaruhi
kesehatan
H: menjelaskan faktor
risiko berdasarkan
materi yang telah
dibuat dalam leaflet
5. Mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat
H: mengajarkan
11.25
tentang cara hidup
bersih dan sehat seperti
mencuci tangan yang
baik dan benar
sebelum memberikan
ASI serta cara menjaga
kebersihan botol susu
B. Pembahasan

Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas tentang adanya

kesesuaian maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan

pada anak dengan kasus Diare di Rs. Tk. IV. Dr. M. Yasin Bone tahun 2022.

Kegiatan yang dilakukan meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan,

intervensi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan merupakan dasar pemikiran dalam

memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien.

Pengkajian yang lengkap serta sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi

yang ada pada klien sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosis

keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan

respon individu ( Olfah & Ghofur, 2016 ).

Berdasarkan teori yang ada menurut Direktorat Jendral Pengendalian

Lingkungan dan Penyehatan Lingkungan (2011) Diare adalah suatu dimana

kondisi seseorang BAB (buang air besar ) dengan konsistensi lembek atau

bisa juga cair, dan bahkan bisa berupa air saja dengan frekuensinya lebih

sering (biasanya tiga kali atau lebih).

Pengkajian pada klien dilaksanakan pada tanggal 20 sampai 22 Juli

2022. Klien berusia 4 bulan dengan diagnosis medis diare Ditemukan

pengkajian yaitu BAB encer 4-8 kali sehari nafsu menyusu menurun, klien

tampak lemah, mukosa bibir kering, bising usus 20x/menit


Berdasarkan hasil pengkajian pada klien dilakukan pemeriksaan

tanda-tanda vital yaitu klien N : 102 kali/menit, RR : 22 kali/menit, S : 37


o
c, Tampak kemerahan disekitar anus.

Pada pengkajian ditemukan data orang tua klien tidak tepat dalam

membersihkan botol susu. Hal ini sesuai dengan teori (Tawabun, 2015)

bahwa kebersihan anak maupun kebersihan lingkungan memegang peran

penting pada tumbuh kembang anak baik fisik maupun psikisnya,

kebersihan anak yang kurang akan memudahkan terjadi penyakit cacingan

dan diare pada anak.

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan suatu penelitian klinis mengenai

respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

dialaminya baik berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis

keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu,

keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan

(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

Menurut aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan Nurarif dan

Kusuma (2015) dan mengacu pada standar diagnosis keperawatan PPNI

(2017) terdapat 7 diagnosis keperawatan yang muncul pada kasus diare.

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data terdapat 3 diagnosis

keperawatan yang ditegakkan pada klien yaitu diare berhubungan dengan

proses infeksi, hipovolemi berhubungan dengan cairan aktif, dan gangguan

integritas kulit berhubungan dengan kelembaban.


Berikut ini pembahasan mengenai diagnosis keperawatan pada klien

dengan masalah diare yaitu:

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi

Dari hasil pengkajian yang ditemukan pada klien 1 didapatkan data

subjektif klien BAB encer sejak 6 hari yang lalu, BAB encer 4-8 kali

sehari dengan konsistensi encer kuning, kehijauan dan klien lemas. Data

objektif yang ditemukan pada klien tampak BAB encer kuning kehijauan.

Diare adalah pengeluaran tinja yang abnormal dengan konsistensi

feces lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi lebih tinggi dari tiga kali

dalam satu hari. Diare juga didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari

gejala infeksi pada saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh

beberapa organisme seperti bakteri, virus, parasit (Mendri & Prayogi,

2017).

Ketika infeksi organisme terjadi dalam saluran gastrointestinal

kemudian bekembang diusus dan terjadi hipersekresi air dan elektrolit

dalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang

usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

b. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Menurut (PPNI, 2017) hipovolemia memiliki definisi penurunan

volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler. Gejala

tanda mayor berupa data objektif meliputi frekuensi nadi meningkat, nadi

teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor

kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun dan


hematokrit meningkat. Sedangkan kriteria minornya yang dapat

ditemukan berupa data subjektif ialah merasa lemah dan merasa haus dan

pada data objektif ialan pengisian vena menurun, status mental berubah,

suhu tubuh meningkat, konsentasi urin meningkat, dan berat badan

menurun tiba-tiba.

Dari hasil pengkajian yang ditemukan pada klien didapatkan data

subjektif klien BAB encer sejak 6 hari yang lalu, BAB encer 4-8 kali

sehari dengan konsistensi encer kuning kehijauan dan klien lemas. Data

objektif N : 102xkali/menit RR : 22 kali/menit, S : 37 oc, mukosa bibir

kering, turgor kulit kembali<2 detik, klien rewel, terpasang infus KA-EN

3B 20 kali TPM.

Pada penderita diare frekuensi BAB meningkat sehingga

mengakibatkan hilangnya cairan dan elektrolit berlebihan melalui fases,

maka gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dan terjadi dehidrasi

hingga mengakibatkan hipovolemia (kekurangan volume cairan).

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban

Menurut (PPNI, 2017) gangguan integritas kulit/jaringan memiliki

definisi kerusakan kulit (dermis dan atau epidermis) atau jaringan

(membrane mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, kartilago, kapsul sendi

atau ligamen). Gejala dan tanda mayor objektif kerusakan jaringan atau

lapisan kulit, sedangkan gejala dan tanda minor objektif nyeri,

perdarahan, kemerahan, hematoma.


Dari hasil pengkajian pada klien ditemukan data klien mengalami

iritasi disekitar anus.

d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

Menurut (PPNI, 2017) defisit pengetahuan didefinisikan sebagai

ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik

tertentu. Gejala dan tanda mayornya seperti: menanyakan masalah yang

dihadapi, menunjukkan perilaku yang tidak sesuai anjuran dan

menunukkan persepsi yang keliru terhadap masalah.

Dari hasil pengkajian pada orang tua klien khususnya ibu

ditemukan hasil yaitu klien kurang mengerti cara pencegahan dan

pengobatan masalah diare pada anaknya.

3. Intervensi Keperawatan

Tahap ketiga dari proses keperawatan adalah intervensi, intervensi

asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada kedua klien sesuai dengan

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Menurut buku SIKI,

terdapat 4 tindakan dalam intevensi keperawatan yang terdiri dari observasi,

teraupetik, edukasi dan kolaborasi.

Pada masalah keperawatan diare yang dilakukan pada intervensinya

yaitu obeservasi : identifikasi penyebab diare, monitor warna, volume,

frekuensi, dan konsistensi tinja, monitor tanda dan gejala hipovolemia dan

monitor iritasi kulit di daerah perinial, edukasi : anjurkan makanan porsi

kecil tapi sering dan anjurkan melanjutkan pemberian ASI.


Pada masalah keperawatan hipovolemia yang dilakukan pada klien

intervensinya yaitu observasi : identifikasi tanda dan gejala hipovolemia,

mengidentifikikasi penyebab hipovolemia, teraupetik : berikan asupan

cairan per oral dan kolaborasi : kolaborasi pemberian cairan IV.

Pada masalah keperawatan gangguan integriitas kulit yang dilakukan

pada klien intervensinya yaitu observasi : identifikasi penyebab gangguan

integritas kulit, teraupetik : bersihkan perinial dengan air hangat, edukasi :

anjurkan menggunakan pelembab dan anjurkan minum air yang cukup.

Pada masalah keperawatan defisit pengetahuan orang tua yang

dilakukan yang dilakukan yaitu observasi: identifikasi kesiapan dan

kemampuan menerima informasi, terapeutik: sediakan materi dan media

pendidikan, berikan kesempatan untuk bertanya, edukasi: jelaskan faktor

risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan, ajarkan perilaku hidup bersih

dan sehat.

Menurut asumsi peneliti intervensi keperawatan pada klien sesuai

dengan teori yang terdapat pada SIKI (Standar Intevensi Keperawatan

Indonesia) yaitu meliputi observasi, teraupetik, edukasi dan kolaborasi. Pada

penerapan dan penulisan kriteria hasil pada klien sesuai dengan teori yang

terdapat pada SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia).


4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehata

yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria

hasil yang diharapkan. Ukuran implementasi keperawatan yang diberikan

kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk

memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien keluarga, atau mencegah

masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari. Proses pelaksanaan

implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain

yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, starategi implementasi

keperawatan dan kegiatan komunikasi (Olfah & Ghofur, 2016).

Implementasi keperawatan pada klien dilakukan pada tanggal 20 Juli

sampai 22 Juli 2022.

Pada hari pertama peneliti melakukan implementasi mengidentifikasi

penyebab diare, memonitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja,

memonitor iritasi disekitar perineal, mengkolaborasi pemberian cairan IV,

memonitor suhu tubuh, memonitor penyebab hipovolemia, tanda dan gejala

hipovolemia. Peneliti juga melakukan edukasi dengan menganjurkan

menggunakan pelembab dan menganjurkan porsi kecil dan sering dalam hal

ini menyusui.

Pada hari kedua peneliti melakukan memeriksa tanda dan gejala

hipovolemia, memberikan asupan cairan per oral, memonitor warna,

volume, frekuensi dan konsistensi tinja, memonitor iritasi disekitar perineal,


mengkolaborasi pemberian cairan iv, memonitor suhu tubuh, memonitor

intake dan output,.Peneliti juga melakukan edukasi dengan menganjurkan

menggunakan pelembab dan mengajarkan cara membersihkan botol susu

yang benar. Orang tua klien mengatakan klien menggunakan pelembab

cussons baby.

Pada hari ketiga peneliti melakukan memonitor warna, volume,

frekuensi dan konsistensi tinja, memonitor iritasi disekitar perineal. Peneliti

juga melakukan edukasi dengan menganjurkan menggunakan pelembab,

menganjurkan pemberian porsi makan dalam hal ini susu formula (susu

soya), Orang tua klien menagatakan klien menggunakan pelembab, klien

mendapatkan susu formula sampai sekarang dan klien minum susu 5-8 kali.

Adapun intervensi tambahan yaitu mengenai defisit pengetahuan orang tua

Dengan memberikan semacam edukasi tentang pengobatan dan pencegahan

diare pada anaknya

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses

keperawatan yangg berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang

telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan

mengukur keberhasilan dari rencana dari rencana dan pelaksanaan tindakan

keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien (Olfah &

Ghofur, 2016).

Menurut asumsi peneliti hasil evaluasi yang dilakukan pada klien

terdapat diagnosis yang teratasi selama setelah 3 hari dilakukan asuhan


keperawatan yaitu diagnosis keperawatan diare, hipovolemia, dan gangguan

integritas kulit serta intervensi tambahan defisit pengetahuan orang tua.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Setelah dilakukan pengkajian penulis menemukan gejala seperti, BAB

encer 4-8 kali dalam sehari, tidak mau menyusu dan pengetahuan orang

tua tentang masalah kesehatan anaknya masih kurang.

2. Dalam menegakkan diagnosis keperawatan diperlukan pengkajian yang

akurat.

3. Diagnosis keperawatan yang muncul dalam teori adalah: diare

berhubungan dengan proses infeksi, hipovolemia berhubungan dengan

cairan aktif, gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban

dan defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

4. Dalam melaksanakan intervensi keperawatan disesuaikan dengan

intervensi yang ada diteori dan kondisi klien.

5. Dalam melaksanakan implementasi keperawatan pada klien disesuaikan

dengan rencana tindakan tindakan keperawatan yang ditentukan agar

masalah keperawatan yang dihadapi dapat teratasi.

6. Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien semua diagnosis yang

ditemukan teratasi.

7. Setelah dilakukan evaluasi diidentifikasi adanya kesenjangan antara teori

dan kasus pada klien.


B. Saran

1. Bagi peneliti

Hasil dari penelitian yang peneliti dapatkan dapat menjadi bahan acuan

dan menjadi bahan pembanding pada peneliti selanjutnya dalam

melakukan penelitian pada klien anak dengan diare

2. Bagi Tempat Peneliti

Studi kasus pada klien dengan asuhan keperawata pada anak dengan

masalah diare dapat menjadi acuan bagi perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan secara profesional dan komprehensif.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan agar selalu menambah ilmu pengetahuan

dalam bidang keperawatan khususnya dalam pelaksanaan

asuhan keperawatan pada klien anak dengan diare secara

komprehensif dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan yang

terbaru.

Anda mungkin juga menyukai