Anda di halaman 1dari 23

“ SISTEM MONETER, KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN, DAN

PROSES KEWIRAUSAHAAN ”
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

DOSEN PENGAMPU : IR.NOFIAR,M.M

KELOMPOK 1

KELAS/RUANG : 03SMJE052/D309

Disusun oleh :

Achmad Muhammad Rizky Hersandi Negoro 221010505671 (KETUA)


Eliesa Jhonson Pangestu 221010504603 (SEKRETARIS)
Jesica Yuliana 221010505429 (ANGGOTA)
Muhamad Riski 221010505297 (ANGGOTA)
Puji Rahmadeni 221010504427 (ANGGOTA)
Syafa'ah aluzhmah 221010503412 (ANGGOTA)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
KATA PENGANTAR

‫بسم الل الرحمن الرحيم‬


Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Di antara sekian
banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang
memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh
karenanya kami dapat menyelesaikan tugas kewirausahaan ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh guru pada mata pelajaran kewirausahaan.
Berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski begitu tentu
tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya.
Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca
lain pada umumnya.

Tangerang, 20 Oktober 2023

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................3
BAB II Pembahasan.................................................................................................................4
A. Inti Dan Konsep Kewirausahaan.......................................................................................4
B. Fungsi Dan Peran Wirausaha............................................................................................5
C. Hakikat Kewirausahaan.....................................................................................................5
D. Karakteristik Kewirausahaan............................................................................................7
E. Nilai-Nilai Hakiki Kewirausahaan.....................................................................................8
F. Motif Berprestasi Kewirausahaan....................................................................................10
Bab III Rumusan Masalah....................................................................................................15
A. Faktor-Faktor Pemicu Kewirausahaan............................................................................15
B. Model Proses Kewirausahaan..........................................................................................16
C. Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan.......................................................16
D. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan...............................................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kewirausahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai negara.
Kewirausahaan tidak hanya berperan dalam meningkatkan output dan pendapatan per kapita,
namun melibatkan pengenalan atau penerapan perubahan dalam struktur bisnis maupun
masyarakat (Slamet et.al, 2014). Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ikut memiliki
andil dalam mendorong praktik-praktik kewirausahaan yang pada akhirnya memunculkan
berbagai penemuan-penemuan produk dan jasa baru bagi konsumen. Hal ini tentunya
membuka peluang kerja baru, membuka pasar baru, dan dalam jangka panjang akan mampu
menciptakan pertumbuhan usaha di berbagai sektor.
Pertumbuhan ekonomi membuat Indonesia membuat penduduknya semakin
memanfaatkan kesempatan dalam mencari sebuah usaha. Usaha tersebut dilakukan untuk
mencari keuntungan dalam memenuhi kebutuhan. Merancang sebuah usaha perlu sikap
mental yang positif, memiliki visi dan strategi bisnis yang cerdas. Seperti yang kita ketahui
semua usaha akan mengalami pasang-surut, tetapi dengan mental dan strategi bisnis yang
smart tentu akan menolong kita untuk membuat rancangan-rancangan yang akan dilakukan
demi kelancaran bisnisnya. Kita perlu menyaring informasi dengan cerdas karena banyak
sekali informasi kurang baik yang menjebak kita dan kemudian mempengaruhi kualitas bisnis
kita.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu inti dan konsep kewirausahaan?
2. Apa fungsi dan peran wirausaha?
3. Hakikat kewirausahaan
4. Apa saja karakteristik kewirausahaan?
5. Faktor faktor pemicu kewirausahaan?
6. Tahap permulaan dan pertumbuhan kewirausahaan?
7. Faktor faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan dalam
berwirausaha
8. Keuntungan dan kerugian berwirausaha

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Inti Dan Konsep Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan
sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti kewirausahaan adalah kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan bertindak inovatif
untuk menciptakan peluang.
Konsep kewirausahaan dari perspektif personal direfleksikan pada tiga definisi untuk
seorang wirausaha :
• Mengambil inisiatif
• Mengorganisasikan dan mereorganisasikan mekanisme sosial dan ekonomi
untuk merubah sumber daya dan situasi pada praktek usaha.
• Menerima resiko dan kegagalan. Entrepreneur action, mengenai perilaku
dalam menanggapi sebuah pertimbangan keputusan di bawah
ketidakpastian tentang sebuah kemungkinan peluang profit.
Jiwa dan sikap kewirausahaan (entepreneurship) dapat dimiliki oleh setiap orang yang
berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik usahawan maupun masyarakat umum. Sesuatu
yang baru dan berbeda merupakan nilai tambah bagi perusahaan yang dapat diciptakan
melalui :
1. Pengembangan teknologi baru.
2. Penemuan pengetahuan ilmiah baru.
3. Perbaikan produk atau jasa yang ada.
4. Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak
dengan sumber daya yang lebih efisien.
Selanjutnya kewirausahaan juga didefenisikan sebagai :
Sebuah proses pembentukan sesuatu dengan nilai-nilai yang baru melalui pemisahan waktu
dan usaha yang diperlukan, dengan asumsi penyertaan keuangan, fisik dan risiko sosial akan
menerima hasil reward uang dan kepuasan dan kebebasan pribadi.
Defenisi ini menekankan pada empat aspek untuk menjadi seorang wirausaha, yaitu :
1. Kewirausahaan meliputi proses kreasi – membentuk sesuatu yang baru dan bernilai –
kreasi harus mempunyai nilai kewirausahaan dan nilai untuk pendengar yang bisa
dikembangkan, seperti : sebuah prosedur dan software baru yang diakui.
2. Kewirausahaan mensyaratkan pemisahan waktu dan usaha yang diperlukan
3. Reward yang diperoleh seorang wirausaha. Yang sangat penting dari reward ini adalah
kebebasan dan diikuti oleh kepuasan pribadi. Profit berupa uang juga menjadi faktor yang
memainkan peran penting.
4. Memperkirakan risiko yang perlu, seorang wirausahawan harus memutuskan untuk
menghadapi ketidakpastian hasil dari tindakan yang dilakukan.
Kreatifitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru
dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Ide kreatif akan muncul apabila
4
wirausaha melihat yang lama dan memikirkan sesuatu yang baru atau berbeda. Sukses dalam
kewirausahaan akan tercapai apabila pelaku usaha berfikir dan melakukan sesuatu yang baru
atau sesuatu yang lama dengan cara baru.
Jika seorang wirausaha ingin mencapai tujuan sesuai dengan yang telah ditetapkan,
kekuatannya datang dari tindakan-tindakan yang dilakukan sendiri bukan dari tindakan orang
lain. Meskipun risiko kegagalan selalu ada para pelaku wirausaha mengambil risiko dengan
jalan menerima tanggung jawab atas tindakannya sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai
pengalaman belajar. Beberapa wirausahawan mampu memperoleh kesuksesan setelah
mengalami beberapa kegagalan. Kesuksesan merupakan hasil dari usaha-usaha yang tidak
mengenal lelah dan penuh kesabaran.
B. Fungsi Dan Peran Wirausaha
Fungsi wirausaha adalah sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian suatu
bangsa. Selain itu, kewirausahaan juga berperan dalam menggerakkan inovasi. Para pelaku
kewirausahaan sering kali berpikir out of the box dan menciptakan solusi yang belum pernah
ada sebelumnya.
Fungsi utama kewirausahaan adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan
lapangan kerja. Selain itu, kewirausahaan juga berperan dalam menggerakkan inovasi. Para
pelaku kewirausahaan sering kali berpikir out of the box dan menciptakan solusi yang belum
pernah ada sebelumnya.
Peran wirausaha secara umum terdiri dari :
1. Inovator : sebagai penemu ; menemukan dan menciptakan produk baru, teknologi dan
cara baru dan organisasi usaha baru.
2. Planner : sebagai perencana, merancang usaha baru, merencanakan strategi
perusahaan baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam perusahaan dan menciptakan
organisasi perusahaan baru.
C. Hakikat Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah sikap mental yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Menurut Gitosardjono, ada enam hakikat kewirausahaan yaitu:

1. Kewirausahaan adalah kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan


berbeda.
2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku dan dijadikan
sebagai sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, strategi, proses dan hasil bisnis.
3. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengambil risiko dalam mengambil
keputusan.
4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan kreatif.

5. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang ada.


6. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengelola sumber daya yang ada dengan
baik.

Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai
peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan dan mengambil
tindakan yang tepat untuk memperoleh keuntungan dalam rangka meraih
5
kesuksesan/meningkatkan pendapatan. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan
watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan ide inovatif secara kreatif ke
dalam dunia nyata.

Intinya, seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha dan
mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki
kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya pada
hakikatnya kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku
inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam
menghadapi tantangan hidup.

Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat,
merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi
pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta
inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru. Beberapa konsep kewirausahaan
seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business).
Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri
wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawanpun dimiliki oleh seorang yang bukan
wirausahawan.

Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun


pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausahawan adalah mereka yang
melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu
sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup
(Prawirokusumo, 1997)

Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.

Menurut Zimmerer (2005) nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara berikut :
1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology)
2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or
services)
4. Penemuan cara-cara berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa lebih banyak
dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more
goods and services with fewer resources)
Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran
pengusaha kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di
luar wirausahawan.

Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan,
kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.

Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:

6
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil
bisnis
2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah
usaha dan mengembangkan usaha
3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai
lebih.
4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda
5. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan usaha
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.

Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif keddalam dunia nyata
secara kreatif. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda. Kreatifitas adalah berfikir sesuatu yang baru, inovasi
adalah bertindak melakukan sesuatu yang baru.

D. Karakteristik Kewirausahaan
Karakteristik kewirausahaan adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh
seorang wirausahawan atau pelaku kewirausahaan.

Vernon A. Musselman, Wasty Sumanto dan Geoffrey Meredith, mengemukakan


secara ringkas cirri-ciri kewirausahaan sebagai berikut :

1. Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.


2. Kemauan untuk mengambil resiko.
3. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman
4. Memotivasi diri sendiri
5. Semangat untuk bersaing
6. Orientasi pada kerja keras
7. Percaya pada diri sendiri
8. Dorongan untuk berprestasi
9. Tingkat energi yang tinggi
10. Tegas
11. Yakin pada kemampuan sendiri.
12. Tidak suka uluran tangan pemerintah
13. Tidak tergantung pada alam dan berusaha tidak menyerah pada alam.
14. Kepemimpinan

15. Keorisinilan
16. Berorientasi kemasa depan dan penuh gagasan.

7
E. Nilai-Nilai Hakiki Kewirausahaan
Sujuti membagi nilai-nilai kewirausahaan dalam dua dimensi yaitu :
1. Pasangan system nilai kewirausahaan yang berorientasi materi dan non materi.
2. Nilai-nilai yang berorientasi pada kemajuan dan nilai-nilai kebiasaan.
Penerapan masing-masing nilai tergantung pada focus dan tujuan masing-masing
wirausaha. Empat nilai dengan orientasi dan ciri masing-masing, sebagai berikut :
1. Wirausaha yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh materi, ciri-cirinya pengambil
resiko, terbuka terhadap teknologi dan mengutamakan materi.
2. Wirausaha yang berorientasi pada kemajuan tetapi bukan untuk mengejar materi. Wirausaha
ini hanya ingin mewujudkan rasa tanggung jawab, pelayanan, sikap positif dan kreativitas.
3. Wirausaha yang berorientasi pada materi dengan berpatokan pada kebiasaan yang ada, misal :
perhitungan usaha dengan kira-kira, sering menghadap kearah tertentu (aliran fengshui)
supaya berhasil.
4. Wirausaha yang berorientasi pada non materi, bekerja berdasarkan kebiasaan dan biasanya
tergantung pada pengalaman, berhitung dengan menggunakan mistik, paham etnosentris dan
taat pada tata cara leluhur.

Dari beberapa ciri kewirausahaan diatas terdapat beberapa nilai hakiki penting dari
kewirausahaan, yaitu:
8
1. Percaya diri (self confidence), kepercayaan diri berpengarug pada gagasan, karsa, inisiatif,
kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras dan kegairahan berkarya.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil, selalu berinisiatif yaitu mempunyai keinginan untuk selalu
mencari dan memulai dengan tekad kuat.
3. Keberanian mengambil resiko, tergantung pada :
a. Daya tarik setiap alternatif.
b. Kesediaan untuk rugi
c. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.
4. Kepemimpinan, memiliki sifat-sifat :
a. Kepeloporan
b. Keteladanan
c. Tampil berbeda.
d. Mampu berpikir divergen dan konvergen
5. Orientasi ke masa depan, perspektif, selalu mencari peluang, tidak cepat puas dengan
keberhasilan dan pandangan jauh ke depan.
6. Keorisinilan : kreativitas dan Inovasi, kemampuan untuk berpikir yang baru dan berbeda,
sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk bertindak yang baru dan berbeda.

F. Sikap dan Kepribadian Wirausahaan

Setiap kewirausahaan meliputi keterbukaan, kebebasan, pandangan yang luas,


berorientasi pada masa depan, berencana, berkeyakinan, sadar dan menghormati orang lain dan
pendapat orang lain.
Menurut Harsojo modernisasi sebagai sikap yang menggambarkan:
1. Sikap keterbukaan bagi pembaharuan dan perubahan.
2. Kesanggupan membentuk pendapat secara demokratik
3. Berorientasi pada masa kini
4. Meyakini kemampuan sendiri
5. Meyakini kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Menganggap bahwa ganjaran itu hasil dari prestasi.

Menurut Dusselman seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola
dan tingkah laku sebagai berikut:
1. Inovasi
2. Keberanian untuk menghadapi resiko

9
3. Keberanian untuk menghadapi resiko
4. Kemampuan manajerial

F. Motif Berprestasi Kewirausahaan

Ditinjau dari asal katanya, motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat (Sofyan dan Uno, 2003: 1). Motif merupakan alasan seseorang
melakukan sesuatu, sedangkan motivasi kecenderungan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu (Alex 2013: 230)
Menurut Hamalik (Anurrahman, 2010:114) motif adalah suatu perubahan energi di
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan). Sedangkan menurut Anurrahman (2010:180) motif didalam kegiatan
belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong untuk mendayagunakan
potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan
yang diinginkan.
Menurut Herminarto (2003 : 6) Motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (1)
motif biogenetis merupakan motif - motif yang berasal dari kebutuhan – kebutuhan
organisme daerah kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan
istirahat, mengambil napas, seksualitas, dan sebagainya; (2) motif sosiogenetis adalah motif -
motif yang berkembang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada
jadi motif ini tidak berkembang dengan sendirinya tetapi dipengaruhi oleh lingkungan
kebudayaan setempat. Misalnya keinginan mendengarkan musik makan pecel, makan coklat
dan lain – lain; (3) motif teologis, motif ini manusia sebagai mahkluk yang berkebutuhan,
yaitu adanya interaksi antara manusia dengan Tuhannya, seperti ibadahnya dalam kehidupan
sehari – hari, misalnya keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk
merealisasikan norma – norma sesuai agamanya.
Motif sering di lihat sebagai sifat-sifat kepribadian seseorang yang relatif stabil.
Beberapa orang dimotivasi untuk berprestasi, beberapa orang di motivasi untuk bekerja sama
dengan orang lain, dan mereka mengekspresikan motivasmotivasi ini dalam banyak cara
yang berbeda-beda. Motivasi sebagai suatu sifat yang stabil adalah suatu konsep yang
berbeda dengan motivasi untuk melakukuan sesuatu yang spesifik atau khusus dalam situasi
tertentu.
Winkel (Agustin, 2011:19) menegaskan bahwa motif berprestasi merupakan daya
penggerak dalam diri untuk mencapai taraf prestasi akademik yang setinggi mungkin demi
penghargaan kepada diri sendiri. Dalam mencapai prestasi yang setinggi mungkin, setiap
individu harus memiliki keinginan yang kuat demi mencapai tujuannya. Dimana hal itu
sangat tergantung pada usaha, kemampuan dan kemauan individu itu sendiri. Semua orang
memiliki motif berprestasi yang berbeda-beda sesuai dengan kekuatan dan kebutuhan akan
prestasi tersebut. Motif berprestasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Motif berperan
penting dalam setiap pencapaian tujuan seseorang. Berdasarkan beberapa penjelasan yang
ada, seorang individu yang tidak memiliki motif dalam belajar akan berakibat buruk terhadap
prestasi akademiknya. Oleh karena itu, motivasi berprestasi sangat dibutuhkan dalam proses
belajar, karena jika segala sesuatunya itu dipaksakan maka akan berpengaruh terhadap hasil

10
yang diperoleh. Hal ini merupakan bertanda bahwa jika sesuatu yang dikerjakan itu tidak
sesuai dengan kebutuhnnya akan membuat seseorang tidak termotivasi.
Semua orang memiliki motif berprestasi yang berbeda-beda sesuai dengan kekuatan
dan kebutuhan akan prestasi tersebut. Motif berprestasi sangat dibutuhkan dalam proses
belajar. Motivasi juga berperan penting dalam setiap pencapaian tujuan seseorang dalam
berprestasi. Uno (Uno, Rauf : 2008, 106) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada
pada diri seseorang adalah:
1. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam
waktu lama.
2. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas
prestasi yang diperoleh.
3. Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar.
4. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
5. Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
7. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah.
Berdasarkan beberapa penjelasan yang ada, maka seorang individu yang tidak
memiliki motif berprestasi akan berakibat buruk terhadap prestasi akademiknya. Oleh karena
itu, motivasi yanag berupa dorongan sangat dibutuhkan dalam proses meningkatkan prestasi
yang dimiliki individu, karena jika segala sesuatunya itu dipaksakan maka akan berpengaruh
terhadap prestasi yang diperoleh. Hal ini merupakan pertanda bahwa jika sesuatu yang
dikerjakan itu tidak dengan termotivasi maka akan membuat seseorang tidak mencapai
tujuannya.
Motif berprestasi muncul ketika individu menyadari bahwa tindakannya akan dinilai.
Adapun dalam bertingkah laku, individu dihadapkan pada tantangan di mana individu akan
menilai kemampuan sendiri dalam menghadapi tantangan tersebut dan akan memperkirakan
keberhasilan atau kegagalan yang akan diraihnya. Pada dasarnya individu akan cenderung
untuk melakukan tingkah laku yang menimbulkan rasa aman dan menghindari rasa tidak
aman yang dapat menimbulkan rasa cemas. Seseorang yang mempunyai motif berprestasi
tinggi akan menyukai tantangan dan lebih berani menganggapi tindakan yang akan
diambilnya berhasil dari pada seseorang yang motif berprestasinya rendah. Dengan demikin
dapat dikatakan bahwa individu yang mempunyai motif berprestasi tinggi menyukai
kesenangan dalam berprestasi dan lebih berani dalam mengambil resiko dalam tingkah
lakunya.
Menurut Mohamad Surya (2003 : 109) mengartikan suatu dorongan untuk
mewujudkan perilaku yang terarah kepada suatu tujuan tertentu yaitu individu yang
mempunyai karakteristik : sebagai hasil dari kebutuhan, terarah kepada suatu tujuan,
menopang perilaku. Motif berprestasi merupakan dorongan untuk menggapai prestasi yang
berkaitan dengan standar keunggulan yang telah dievaluasi. Individu yang memiliki motivasi
untuk berprestasi dan menampilkan perilaku untuk mencapai prestasi berkeinginan untuk
unggul atas dirinya sendiri dan orang lain. Hal tersebut berarti bahwa ia ingin melakukan
sesuatu yang lebih baik dari pada yang telah ia kerjakan sebelumnya atau lebih baik dari pada
orang lain. Motif berprestasi berarti upaya untuk berkompetensi dengan suatu standar.

11
Dengan demikian motif berprestasi diharapkan termanifestasi dalam perilaku untuk
berprestasi.
Seseorang yang memiliki motif berprestasi menurut pendapat McClelland (Djuwita :
2009) akan menampakkan tingkah laku sebagai berikut:
1. melakukan aktivitas untuk berprestasi sebaik-baiknya,
2. mengadakan antisipasi terencana untuk keberhasilan pelaksanaan tugasnya,
3. melakukan kegiatan secara kreatif dan inovatif yaitu dengan berusaha mencari
cara-cara baru dalam memenuhi rasa ingin tahunya,
4. berusaha sekuat kemampuannya dalam mencapai cita-cita dengan belajar keras,
tekun, dan ulet,
5. tidak takut gagal, berani mengambil resiko dan mempertimbangkan
kemampuannya, serta cenderung memilih tugas dengan tingkat kesulitan moderat
namun menantang keahlian dan kemampuannya,
6. mempunyai tanggung jawab personal yang berarti ia merasa bertanggung jawab
secara pribadi dalam mencapai tujuannya serta berusaha sekuat kemampuannya
untuk menyelesaikan tugas yang dihadapinya,
7. berusaha melakukan kegiatan yang melampaui standar keunggulan internal
maupun eksternal dan memperhatikan umpan balik dan perbuatan.
Motif timbul karena adanya kebutuhan yang mendorong individu untuk melakukan
tindakan yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan. Dalam bentuk yang sederhana. Ada
lima hal yang menjadi alasan bahwa motivasi itu merupakan suatu proses yang kompleks,
yaitu :
1. Motif yang menjadi sebab dari tindakan seseorang itu, tidak dapat diamati akan
tetapi hanya diperkirakan.
2. Individu mempunyai kebutuhan atau harapan yang senantiasa berubah dan
berkelanjutan.
3. Manusia memuaskan kebutuhannya dengan bermacam-macam cara.
4. Kepuasan dalam satu kebutuhan tertentu dapat mengarah kepada intesitas
kebutuhan.
5. Perilaku yang mengarah kepada tujuan, tidak selamanya dapt menghasilkan
kepuasan.
Sesuai dengan kerangka dalam kelima alasan tersebut, maka dari setiap proses dan
perilaku akan menghasilkan berbagai peristiwa yang bervariasi antara individu yang satu
dengan lainya, ataupun pada setiap individu dalam waktu dan tempat yang berbeda. Setiap
orang selalu terdorong untuk melakukan tindakan yang mengarah kepada pencapaian tujuan
yang telah di inginkan. Bilamana tujuan itu dapat tercapai, maka kemungkinan akan
memperoleh kepuasan. Akan tetapi, tidak selamanya setiap perbuatan itu dapat mencapai
tujuan yang diinginkan dan menghasilkan kepuasan.
Menurut McClelland (Mohamad, 2003:115) pada dasarnya dalam diri setiap orang
terdapat kebutuhan untuk melakukan perbuatan dalam memperoleh hasil yang sebaik-
baiknya. Kebutuhan ini disebut sebagai kebutuhan untuk berprestasi dan mendorong individu
untuk melakukan perbuatan sebaik mungkin
Muhamad Surya (2003 : 117) salah satu fungsi konselor dalam konseling ialah
memberikan motivasi kepada klien untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan sebaik
12
mungkin secara efektif dan produktif. Berdasarkan hal itu, ada beberapa prinsip motif
berprestasi yang dapat dijadikan acuan antara lain :
1. Prinsip kompetisi
Prinsip kompetisi adalah persaingan secara sehat antar pribadi. Kompetisi pribadi
adalah persaingan antara individu yang satu dengan individu yang lain. Dengan
persaingan secara sehat dapat ditimbulkan motivasi untuk bertindak secara lebih
baik. Melalui konseling, konselor dapat membantu klien untuk mampu
berkompetisi secara sehat dalam dirinya dan antar pribadi atau orang lain.

2. Prinsip pemacu
Dorongan untuk melakukan berbagai tindakan akan terjadi apabila ada pemacu
tertentu. Pemacu ini dapat berupa informasi, nasehat, amanat, peringatan,
percontohan, dan sebagai berikut. Dalam hal ini motif individu ditimbulkan dan
ditingkatkan melalui upaya secara teratur untuk mendorong selalu melakukan
berbagai tindakan sebaik mungkin.

3. Prinsip ganjaran dan hukuman


Ganjaran yang diterima oleh seseorang dapat meningkatkan motivasi untuk
melakukan tindakan yang dilakukan. Setiap unjuk kerja yang baik apabila
diberikan ganjaran yang memadai, cenderung akan meningkatkan motivasi.
Demikian pula hukuman yang diberikan dapat menimbulkan motivasi untuk tidak
lagi melakukan tindakan yang menyebabkan hukuman itu. Hal yang harus diingat
adalah agar ganjaran dan hukuman itu dapat diterapkan secara tepat agar
benarbenar dirasakan oleh yang bersangkutan sehingga dapat memberikan
motivasi.

4. Kejelasan dan kedekatan tujuan


Makin jelas dan makin dekat suatu tujuan maka akan makin medorong seseorang
untuk melakukan tindakan. Sehubungan dengan prinsip ini maka dalam proses
konseling, konselor seyogianya membantu klien dalam memahami tujuannya
secara jelas. Melalui konseling, klien dibantu untuk membuan tujuantujuan yang
masih umum dan jauh menjadi tujuan yang khusus dan lebih dekat.

5. Pemahaman hasil
Dalam uraian tersebut telah dikemukakan bahwa hasil yang dicapai seseorang
akan merupakan balikan dari upaya yang telah dilakukannya, dan itu semua dapat
memberikan motivasi untuk melakukan tindakan selanjutnya. Perasaan sukses
yang ada pada diri seseorang akan mendorongnya untuk selalu memelihara dan
meningkatkan untuk kerjanya lebih lanjut. Pengetahuan tentang balikan
mempunyai kaitan erat dengan tingkat kepuasan yang dicapai. Dalam kaitan ini
konselor seyogianya selalu memberikan balikan kepada setiap unjuk kerja yang
telah dihasilkan oleh klien. Umpan balik ini akan bermanfaat untuk mengukur
derajat unjuk kerja yang telah dihasilkan untuk keperluan perbaikan dan
peningkatan selanjutnya. Klien hendaknya selalu dipupuk untuk memiliki rasa
sukses dan terhindar dari berkembangnya rasa gagal.

13
6. Pengembangan minat
Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi
suatu objek. Prinsip dasarnya adalah bahwa motivasi seorang cenderung akan
meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam
melakukan tindakannya. Dalam hubungan ini motivasi dapat dilakukan dengan
jalan menimbulkan atau mengembangkan minat sesorang dalam melakukan
tindakannya. Pada koselor diharapkan mampu menumbuhkan dan
mengembangkan minat klien dalam aktivitas konseling. Dengan demikian klien
akan memperoleh rasa senang dan kepuasan dalam keseluruhan kegiatan
konseling.

7. Lingkungan yang kondusif


Lingkungan kerja yang kondusif baik lingkungan fisik, sosial maupun psikologis
dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk bekerja dengan baik dan
produktif. Untuk itu dapat diciptakan lingkungan fisik konseling yang sebaiknya
mungkin, misalnya kebersihan ruangan, tata letak, fasilitas, dan seterusnya,
demikian pula lingkungan sosial psikologis, seperti hubungan antara pribadi,
kehidupan kelompok, harus ditumbuhkan sehingga memberikan motivasi kepada
klien.

14
Bab III
Rumusan masalah
A. Faktor-Faktor Pemicu Kewirausahaan
Menurut David McCleland, kewirausahaan ditentukan oleh :
1. Motif berprestasi (achievement), orang berwirausaha dengan tujuan memperoleh prestasi
dan dengan prestasi yang dicapai diharapkan akan dapat memberikan kepuasan pada
dirinya.
2. Optimisme (optimism), seorang wirausaha selalu harus optimis dapat mencapai tujuan dan
sasarannya dengan tepat dan selalu berusaha memperbaharui tujuan dan sasarannya setiap
jangka waktu tertentu.
3. Nilai kepribadian (value attitudes), seorang wirausaha memiliki nilai kepribadian yang
luhur dan menjadi contoh bagi orang lain dalam perkataan, pergaulan dan selalu
berpikiran terbuka serta mempunyai pandangan yang jauh ke depan.
4. Status wirausaha (entrepreneurial status) atau keberhasilan, seorang wirausaha yang
sukses akan dihargai lebih tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Keberhasilan seorang
wirausaha akan memunculkan banyak peluang baru, sehingga prospek di masa depan
menjadi lebih menguntungkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan :


1. Faktor internal :
a) Hak kepemilikan (property right, PR), seseorang akan berusaha bekerja sebaik-baiknya
pada usaha yang menjadi miliknya.
b) Kompetensi (competency/ability, C), orang yang mempunyai kompetensi dalam
mengerjakan segala sesuatu menjadi lebih mudah dan menarik serta mampu
menyelesaikan semua pekerjaan dengan hasil terbaik. Seorang wirausaha yang
mempunyai kompetensi selalu memperoleh keberhasilan dalan setiap usahanya.
c) Insentif (incentive, I), harapan memperoleh insentif yang lebih besar menjadi pendorong
perilaku seorang wirausaha untuk bekerja keras dan penuh kedisiplinan.
2. Faktor eksternal : lingkungan (environment, E).

Lingkungan dapat menjadi pemicu seorang berwirausaha, seperti ketidakpuasan


dalam bekerja pada perusahaan orang lain, peluang usaha yang terbuka lebar, pemutusan
hubungan kerja (PHK), kebutuhan rumah tangga / masyarakat dan sebagainya. Diharapkan
dengan keberadaan sebuah dapat memberikan kepuasan kepada seorang wirausaha.
Lingkungan global disatu sisi menjadi ancaman dan dilain pihak merupakan peluang yang
sangat baik dan perlu dimanfaatkan oleh para wirausahawan.

15
Kemampuan berwirausaha (entrepreneurial) merupakan fungsi dari perilaku
kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras dan keberanian
menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.
B. Model Proses Kewirausahaan
Kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi yang dipicu oleh factor pribadi,
lingkungan dan sosiologi, diimplementasikan, dan akhirnya tumbuh dan berkembang. Seorang
yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai-nilai, sifat-sifat
utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman dan keterampilan praktis
(knowledge and practice).

Gambar : Model Proses Kewirausahaan

C. Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan

Menurut Dr. Suryana, ciri-ciri penting proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil :
1. Tahap imitasi dan duplikasi
Para wirausaha mulai meniru ide dari orang lain, misalnya meciptakan jenis produk yang
sudah ada, baik dari segi tekbik produksi, desain, pemrosesan, organisasi usaha, ataupun pola
pemasaran.

2. Tahap duplikasi dan pengembangan


Para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide baru. Dalam tahap duplikasi diverifikasi dan
diferensiasi dengan desain sendiri, begitu pula dengan kegiatan organisasi usaha dan
pemasaran.

3. Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda

16
Pada tahap ini, wirausaha biasanya mulai bosan dengan proses produksi yang ada,
keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada mulai timbul sehingga
tercipta semangat dan keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul.
Jika dilihat dari prosesnya Zimmerer membagi tahap perkembangan kewirausahaan menjadi
dua, yaitu :
1. Tahap awal (perintisan)
A. Tujuan dan Perencanaan:
Kesinambungan tujuan dan rencana pokok (penciptaan ide-ide pemasaran)
B. Sifat atau Ciri-ciri Kunci Personal:
 Berfokus pada masa yang akan datang dan usaha-usaha menengah diarahkan
untuk jangka panjang.
 Pengambilan risiko moderat dengan tingkat toleransi yg tinggi terhadap
perubahan dan kegagalan.
 Kapasitas untuk menemukan ide-ide inovatif yg memberi kepuasan kepada
konsumen.
 Pengetahuan teknik dan pengalaman inovasi pada bidangnya.
C. Sifat untuk Desain:
 Struktur pola yg sederhana dan luas dengan jaringan kerja komunikasi yg luas
secara horizontal.
 Otoritas pengambilan keputusan dimiliki oleh wirausaha.
 Informal dan sistem kontrol personal.

2. Tahap pertumbuhan.
A. Tujuan dan Perencanaan:
Tumbuh sederhana, efisien, orientasi laba, dan rencana langsung untuk
mencapainya.
B. Sifat atau Ciri-ciri Kunci Personal:
Kapasitas untuk menempa selama pertumbuhan cepat, kemurnian organisasi dan
kemampuan berhitung Pengetahuan manajerial dan pengalaman dg menggunakan
orang lain dan sumber daya yg ada.
C. Sifat untuk Desain:
 Struktur yg fungsional atau vertikal, akan tetapi saluran komunikasi informal
sering digunakan.
 Mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada manajer level kedua.
Kuasi formal (yaitu tidak terlalu kompleks atau bekerja sama) dalam
beroperasi. .
D. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan

Untuk menjadi wirausaha yang berhasil yang harus dimiliki adalah :


1. Ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas.
2. Kemauan & keberanian menghadapi resiko baik waktu maupun uang.
3. Membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankan.

17
4. Agar usahanya berhasil, selain harus bekerja keras sesuai urgensinya, wirausahawan
harus mampu mengembangkan hubungan baik dengan mitra usahanya maupun dengan semua
pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.

Keberhasilan kewirausahaan ditentukan oleh :


1. Rencana Bisnis

Sebuah rencana bisnis yang kuat diperlukan jauh sebelum mendirikan sebuah perusahaan.
Rencana tersebut merinci jenis usaha, tujuan, target, dan impian pengusaha. Bisnis yang
tidak memiliki rencana pasti berisiko kehilangan jalannya di sepanjang jalan. Di sisi lain,
rencana yang dipikirkan dengan matang setidaknya dapat mengurangi hal ini. Selain itu,
memiliki rencana yang pasti akan membuat pebisnis jauh lebih siap untuk menangani
masalah.

2. Berkolaborasi dengan Orang Lain

Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu bergantung pada orang lain. Maka, orang
harus belajar bergaul dengan orang lain dan membawa diri kepada orang lain, terutama
pelaku usaha yang membutuhkan kemitraan.

3. Keinginan untuk Menambah Pengetahuan

Seorang pelaku usaha harus selalu belajar dari lingkungannya, lingkungan sekitarnya, dan
hal-hal yang dihasilkan. Ilmu akan memperkaya pengetahuan yang dapat menunjang
wirausaha.

4. Komunikasi yang Efektif

Komunikasi telah menjadi salah satu keterampilan yang paling penting untuk dikuasai
untuk operasi yang efisien dari kegiatan kewirausahaan. Oleh karena itu, sangat penting
bagi pelaku usaha untuk belajar bagaimana cara membangun komunikasi.

5. Terapkan Strategi Pemasaran

Untuk memulai wirausaha, Anda harus mempelajari target pasar Anda secara menyeluruh
dan menyusun strategi untuk menarik klien potensial. Ini membutuhkan strategi
pemasaran yang efektif. Ilmunya bisa didapat dari mana saja.

6. Kemampuan

Kulifikasi adalah prasyarat utama untuk menjalankan bisnis. Meski tidak semua orang
terlahir dengan kemampuan berwirausaha yang baik, namun kemampuan ini bisa
dikembangkan. Seminar, lokakarya, dan sumber daya lainnya dapat membantu pendatang
baru belajar tentang bisnis. Juga, sebagai bahan pembelajaran, perluas wawasan Anda
dengan membaca buku dan diskusi dengan profesional bisnis lainnya.

7. Lokasi

18
Lokasi juga ikut menentukan keberhasilan sebuah bisnis, terutama bagi bisnis yang
beroperasi secara offline. Ukuran basis pelanggan perusahaan mempengaruhi perilaku
produk yang diiklankan. Belum lagi kenyamanan lokasi bagi pelanggan, yang harus
diperhatikan pemilik usaha.

8. Modal

Suka atau tidak suka, modal adalah kekuatan pendorong di balik kelancaran operasional
para pelaku bisnis dalam berwirausaha. Sebuah bisnis dapat berjalan dengan lancar jika
memiliki modal yang cukup. Atau setidaknya dapat mengelola modal dengan baik.

9. Memiliki Jaringan yang Luas

Sebagai pengusaha potensial, Anda harus memperluas jaringan pengusaha dengan


investor maupun dengan pelanggan Anda. Dengan cara ini, Anda bisa mendapatkan
banyak wawasan dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

10. Menerapkan Strategi Pemasaran

Untuk memulai bisnis, Anda harus mempelajari target pasar Anda secara menyeluruh dan
menyusun strategi pemasaran untuk menarik klien potensial.

Pemasaran merupakan aspek kunci utama. Produk apapun bisa laku dijual jika
menggunakan pemasaran yang baik. Tetapi strategi pemasaran memerlukan inovasi jika
ingin menarik banyak konsumen yang sesuai dengan target pasar. Kalau Anda butuh
pemasaran melalui media sosial, Anda bisa menggunakan Rajakomen. Tarif layanan di
Rajakomen juga lebih murah dan sepada dengan kualitas yang diberikan. Rajakomen
merupakan jaringan sosial yang terdiri dari influencer dari seluruh wilayah Indonesia
Menurut Rhenald Kasali prinsip sukses seorang wirausaha terdiri atas lima hal, yaitu :
1. Reputasi
Seorang entrepreneur senantiasa menjaga reputasinya (nama baik) agar mendapatkan
kepercayaan dari banyak orang.
2. Tumbuh dari bawah
Seorang entrepreneur biasa memulai pekerjaan dari nol ataupun dari sesuatu yang
kecilmeskipun modal dasar memulainya berbeda-beda.
3. Konsentrasi
Seorang entrepreneur yang sudah memutuskan untuk masuk ke bidang tertentu , hendaknya
fokus dan konsentrasi. Sebelum satu usaha berjalan dengan sangat baik jangan dulu
berpindah ke bidang lain.
4. Anti kerumunan
Seorang entrepreneur sebaiknya tidak terjun ke bidang yang telah banyak dimasuki oleh
orang lain (bukan pengekor), kecuali mampu memberikan nilai lebih yang dapat
19
membedakannya dengan usaha sebelumnya. Jadi selalu berusaha menciptakan ssuatu yang
berbeda.
5. Modal hanya pelengkap
Sebagai entrepreneur harus berfikir untuk memulai dari kemampuan terkecil untuk
memperoleh modal.

Zimmerer mengemukakan beberapa factor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam


menjalankan usaha barunya :
1. Tidak kompeten dalam manajerial
2. Kurang mampu mengendalikan keuangan
3. Gagal dalam perencanaan.
4. Kurang berpengalaman baik kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha,
mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya dan mengintegrasikan operasi
perusahaan.
5. Lokasi yang kurang tepat, seorang wirausahawan mempunyai kemampuan bawah sadar
(instinc) dalam melihat tempat yang tepat. Karena baru memulai usaha instinc belum terasah
shingga kesalahan dalam memilih tempat bisa terjadi.
6. Kurangnya pengawasan peralatan, peralatan operasi yang digunakan perlu dipelihara
dengan baik, jika tidak peralatan akan cepat rusak dan akan menganggu kegiatan operasi
perusahaan serta memerlukan biaya yang besar untuk perbaikannya.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berwirausaha, jika usaha dilakukan tidak
sepenuh hati maka kemungkinan kegagalan selalu membayangi.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan, sulit memberikan
kepercayaan kepada orang lain dapat menjadi penyebab ke gagalan seorang wirausaha dalam
melakukan proses transisi.

Beberapa potensi yang menjadi penyebab seseorang mundur dari kewirausahaan, yaitu :

1. Pendapatan yang tidak menentu.

Baik pada tahap awal maupun tahap pertumbuhan,


dalambisnistidakadajaminanuntukterus memperoleh pendapatan yang berkesinambungan.
Dalam bisnis, sewaktu-waktu kita dapat rugi atau untung. Kondisi ketidaktentuan ini
menjadi potensi seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha.

2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi.


Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangatlah tinggi.
Daridatadiketahuibahwatingkatmortalitas/ kegagalan usaha kecil di Indonesia mencapai
78 persen.Kegagalaninvestasimengakibatkan seseorangmundurdarikegiatanberwirausaha.
Padahalbagiseorangwirausaha,kegagalan sebaiknya dipandang sebagai pelajaran
berharga.

3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama.

20
Wirausaha biasanya bekerja sendiri mulai dari pembelian, pengolahan, penjualan, dan
pembukuan. Waktu yang lama dan keharusan bekerja keras dalam berwirausaha
mengakibatkan orang yang ingin menjadi wirausaha menjadi mundur.

4. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap.

Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan mengakibatkan
seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha. Misalnya, pedagangyang kualitas
kehidupannya tidak meningkat, maka akan mundur dari usaha dagangnya dan masuk ke
usaha lain.

5. Tidak kompeten dalam manajerial.

Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha
merupakan factor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

6. Kurang berpengalaman

Baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan


mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.

Langkah menuju keberhasilan kewirausahaan


Untuk menjadi wirausaha yang berhasil hal yang harus dimiliki antara lain :
1. Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas
2. Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang.
3. Membantu perencanaa usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya
4. Agar usaha berhasil selain harus bekerja keras sesuai urgennya, wirausahawan harus
mampu mengembangkan hubungan baik dengan mitra usaha maupun dengan semua
pihak yang terkait dengan kepentingan Perusahaan.

Keuntungan dan kerugian kewirausahaan

21
Keuntungan dan kerugian kewirausahaan identik dengan keuntungan dan kerugian pada
usaha kecil milik sendiri. Lambing dan Kuehl (2000) dalam Suryana (2003) menguraikan tentang
keuntungan dan kerugian sebagai wirausahawan adalah sebagai berikut.

Keuntungan kewirausahaan Kerugian kewirausahaan

Otonomi Pengorbanan personal


Pengelolaan yang bebas tidak terikat membuat Pada awalnya wirausahawan harus bekerja
wirausaha menjadi seorang bos yang penuh dengan memerlukan waktu yang lama,
kepuasan. menyibukan bahkan melelahkan. Sedikit sekali
waktu yang diluangkan untuk kepentingan
keluarga, rekreasi hampir seluruh waktunya
digunakan untuk bisnis.

Tantangan awal dan perasaan Beban tanggung jawab


motif berprestasi Wirausahawan harus mengelola semua fungsi

Tantangan awal atau peran motivasi yang tinggi bisnis diantarannya adalah pemasaran,

merupakan hal menggembirakan. Peluang untuk keuangan, pegawai, pengadaan dan pelatihan

mengembangkan konsep usaha yang dapat


menghasilkan keuntungan yang memotivasi
wirausahaan

Kontrol finansial Kecilnya margin keuntungan dan


Beas dalam mengelola keuangan dan merasa kemungkinan kegagalan
sebagai kekayaan milik sendiri. Wirausahawan menggunakan modal milik
sendiri maka profit margin yang diperoleh
relative lebih kecil dan harus menghadapi
adanya kegagalan

22

Anda mungkin juga menyukai