Anda di halaman 1dari 16

BERORIENTASI PADA TINDAKAN

Untuk Memenuhi Syarat Tugas Kelompok Kewirausahaan

Disusun Oleh
Mutia Utami 24023121231
Salsabila Rahmawati 24023121225
Wulan Alfi M 24023121215
Firman Fauzi 24023121101
Irpan Kusdinar  24023121240

UNIVERSITAS GARUT
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur diucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat – nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dan pihak yang telah bertkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikan dalam kehidupan sehari hari

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

Garut, 28 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I LATAR BELAKANG..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1 Faktor yang Mempengaruhi Sikap Kreatif.............................................................................3
2.2 Cara Seorang Wirausaha Berpikir Kreatif..............................................................................4
2.3 Manfaat Dari Sikap dan Tindakan Kreatif.............................................................................6
2.4 Perbedaan Antara Sikap dan Tindakan Kreatif Wirausaha Yang Berhasil Dan yang Kurang
Berhasil.............................................................................................................................................7
2.5 Pengaruh Lingkungan Bisnis dan Teknologi.......................................................................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................................................12

iii
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi yang semakin pesat,
persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Oleh karena itu, para wirausaha harus
dapat berinovasi dan berpikir kreatif untuk mengembangkan bisnisnya agar dapat
bersaing dengan wirausaha lainnya.
Namun, tidak semua wirausaha memiliki sikap dan tindakan kreatif dalam
menjalankan bisnisnya. Beberapa wirausaha mungkin masih terjebak dalam
rutinitas yang sama dan tidak mampu mengembangkan ide-ide baru yang dapat
meningkatkan kinerja bisnisnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan tindakan kreatif
seorang wirausaha agar dapat membantu wirausaha dalam mengembangkan
kreativitasnya dalam berbisnis.
Selain itu, pengaruh lingkungan bisnis dan teknologi juga dapat
mempengaruhi sikap dan tindakan kreatif seorang wirausaha. Lingkungan bisnis
yang kompetitif dan perubahan teknologi yang cepat dapat menjadi tantangan bagi
wirausaha untuk berinovasi dan berpikir kreatif dalam mengembangkan bisnisnya.
Oleh karena itu, penelitian mengenai bagaimana sikap dan tindakan
seorang wirausaha bisa berpikir kreatif menjadi penting untuk dilakukan. Dengan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan tindakan kreatif seorang
wirausaha, maka dapat membantu wirausaha untuk mengembangkan
kreativitasnya dalam berbisnis dan meningkatkan kinerja bisnisnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sikap seorang wirausaha dalam
berpikir kreatif?
2. Bagaimana cara seorang wirausaha dapat mengembangkan kreativitasnya
dalam berbisnis?
3. Apa saja manfaat dari sikap dan tindakan kreatif seorang wirausaha dalam
menjalankan bisnisnya?

1
2

4. Apakah terdapat perbedaan antara sikap dan tindakan kreatif wirausaha yang
berhasil dan yang kurang berhasil?
5. Bagaimana pengaruh lingkungan bisnis dan teknologi terhadap sikap dan
tindakan kreatif seorang wirausaha?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi sikap
seorang wirausaha dalam berpikir kreatif agar dapat membantu wirausaha
untuk mengembangkan sikap kreatif yang lebih baik.
2. Untuk memberikan informasi mengenai cara-cara yang dapat dilakukan oleh
seorang wirausaha untuk mengembangkan kreativitasnya dalam berbisnis
sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi bisnisnya.
3. Untuk memahami manfaat dari sikap dan tindakan kreatif seorang wirausaha
dalam menjalankan bisnisnya sehingga dapat memberikan motivasi bagi
wirausaha lainnya untuk mengembangkan sikap dan tindakan kreatif dalam
bisnisnya.
4. Untuk mengetahui perbedaan antara sikap dan tindakan kreatif wirausaha yang
berhasil dan yang kurang berhasil sehingga dapat membantu wirausaha untuk
memperbaiki sikap dan tindakan kreatifnya.
5. Untuk memahami pengaruh lingkungan bisnis dan teknologi terhadap sikap
dan tindakan kreatif seorang wirausaha agar dapat membantu wirausaha untuk
mengembangkan kreativitasnya secara lebih efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berorientasi pada Tindakan
Berorientasi pada tindakan berarti berpikir cepat dan bertindak terhadap
suatu keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif.
Sikap ini terkadang dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif terhadap
keadaan, seberapa cepat untuk mengambil tindakan sebagai solusi terhadap
masalah yang ada, dan seberapa jauh komitmen orang tersebut atas perkataannya.
Salah satu ciri seorang pengusaha adalah pikiran yang lebih berorientasi
pada tindakan (action) daripada sekedar bermimpi, berkata-kata, atau berwacana.
Seorang pengusaha selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan keterbatasan
dalam setiap masalah yang dihadapi. Kalau dia hanya berkata-kata dan tak
bertindak, segala kesempatan yang ada berubah menjadi bencana (kerugian).
Selain itu, seorang pengusaha juga harus memiliki orientasi PDCA (plan,
do, check, and action). Hal ini berarti dia tidak hanya sekedar merencanakan
berbagai strategi dan taktik, tetapi juga melaksanakannya. Secara spesifik, seorang
pengusaha harus menghindari NATO (no action talk only), NADO (no action
dream only) dan NACO (no action concept only).
NATO hanya akan menghasilkan gosip, NADO hanya menghasilkan visi
tanpa tindakan, dan NACO hanya menghasilkan teori dan falsafah. Umumnya,
yang berpikiran NACO adalah akademisi yang berpikir menggunakan logika
formal.
Seorang konseptor atau teoretikus, bekerja dengan data dan jarang sekali
berada di lapangan. Sebaliknya, seorang wirausaha menghabiskan 90% dari
waktunya di lapangan bersama-sama dengan karyawan, pemasok, dan pelanggan-
pelanggannya. Karena bekerja dengan data, maka supaya valid dan ilmiah,
seorang konseptor harus terbiasa menguji data-datanya, membangun model, dan
melakukan validasi. Masalahnya, kalau seorang konseptor tidak menguasai
keadaan dan informasi di lapangan, dia bisa menjadi ragu akan keputusannya,
sehingga cenderung mengulangi lagi siklus di atas, yaitu mengumpulkan data lagi.
Akibatnya, dia bisa berputar-putar dan lebih berorientasi pada pikiran daripada
tindakan.

3
4

Sebaliknya, seseorang yang berorientasi pada tindakan adalah orang yang


memiliki tingkat efektivitas yang tinggi. Dalam hal ini, akan digunakan konsep
seseorang yang efektif yang dikemukakan oleh Stephen Covey (2004).
Sehebat apapun angan-angan untuk menciptakan perubahan, belum tentu
dapat dijalankan jika tidak berorientasi pada tindakan dan tidak berani mengambil
risiko. Begitu juga sebaliknya tindakan hebat, jika tidak dilandasi dengan strategi
yang betul akan sia-sia. Strategi dan tindakan adalah dua hal yang penting dalam
menciptakan perubahan. Strategi yang berorientasi pada tindakan adalah strategi
yang kaya akan inovasi dan dilandasi oleh suatu pemikiran atau mindset.
2.2 Sikap Berorientasi pada Tindakan
Setiap orang memiliki perencanaan dalam hidupnya khususnya dalam
berusaha. Rencana akan menjadi mimpi yang tidak akan terwujud tanpa adanya
tindakan. Keberanian mengambil tindakan ada pada seseorang yang mantap dalam
menentukan nilai hidupnya. Dalam menentukan perencanaan terhadap tindakan
yang diambil berarti memerlukan cara pengambilan keputusan yang baik dan
cepat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi hasil akhir dari keputusan dan
tindakan yang kita ambil.
Sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan merupakan
hal yang penting. Pribadi yang berorientasi pada tindakan akan berpikir dan
bertindak cepat terhadap suatu keadaan yang dianggap menghasilkan solusi
terbaik dan efektif dalam suatu permasalahan. Menurut Stephen Covey, pribadi
seseorang itu dibentuk karena kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan yang harus
dikembangkan oleh seseorang adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat produktif.
Berikut ini merupakan sikap dan tindakan pribadi yang berorientasi pada tindakan
dalam melakukan suatu tindakan:
1. Proaktif
Seseorang yang efektif mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan
menunggu atau berwacana. Orang yang efektif adalah orang yang proaktif.
Mereka tidak membatasi diri pada keterbatasan yang ada, tetapi menyadari bahwa
mereka memiliki kebebasan untuk menentukan karakter yang mereka miliki.
Mereka tahu persis bahwa mereka tidak sepenuhnya mampu mengendalikan
5

situasi yang berkembang, tetapi mampu menentukan pilihan yang terbaik dengan
mantap.
Bertindak proaktif merupakan pengambilan tindakan sebelum sebuah
kejadian yang tidak dikehendaki muncul. Dengan kata lain, orang-orang proaktif
selalu mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi dan cepat mengambil tindakan
sebelum kejadian.
2. Bermula dari Ujung Pemikiran (Goal Oriented)
Orang yang berorientasi pada tindakan tidak hanya mengejar pencapaian
tujuan, akan tetapi juga berburu tujuan yang benar. Agar tujuan tercapai dengan
baik maka perlu menyusun rencana tujuan yang jelas dan tepat.
Untuk dapat menjadi seseorang yang berorientasi pada tujuan, kita dapat
kita lakukan langkah-langkah berikut:
a. Tetapkan tujuan akhir (misalnya: hidup bahagia, sehat, terjamin secara
ekonomi dan sejahtera).
b. Tentukan langkah-langkah kecil untuk mencapai tujuan tersebut (mislnya
menyelesaikan study selama 4 tahun lalu membuka usaha).
c. Perhatikan setiap kemajuan yang telah dicapai (misalnya: melakukan
evaluasi hasil kerja apabila ada yang kurang dapat kita perbaiki agar lebih
baik).
d. Ketika ada goal yang tercapai rayakan hal tersebut.
e. Ikirkan tujuan-tujuan yang lebih menantang.
3. Mendahulukan Hal yang Utama
Kegiatan ini berkaitan dengan sikap yang mengedepankan prioritas.
Seringkali manusia menghabiskan waktu untuk bereaksi pada situasi darurat
daripada mengembangkan kemampuan untuk mencegah situasi darurat tersebut.
Untuk mengatasi hal ini diperlukan lebih banyak waktu untuk bekerja dengan
perencanaan mengembangkan hubungan, memanfaatkan peluang-peluang yang
muncul dan merecharge pengetahuan.
Intinya adalah seseorang harus fokus pada hal-hal yang urgent (mendesak)
dengan membuat prioritas, dan menyadari bahwa tidak semua hal dikategorikan
prioritas. Hal yang paling penting atau membutuhkan perhatian besar harus
diutamakan.
6

4. Berpikir dan bertindak Win/Win


Bisnis atau berwirausaha pada dasarnya adalah upaya untuk memenangkan
kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari kita akan berhadapan dengan persaingan
dan, maka dari itu kita perlu kerja sama dan juga perencanaan yang baik dalam
berwirausaha.
Berpikir win-win, dalam hal ini individu berusaha memenangkan kehidupan
dan membantu masing-masing individu untuk mencari solusi akhir yang sama-
sama menguntungkan atau baik. karena menyadari apabila menang sendiri
dapat bersifat destruktif yang hanya akan menghasilkan pihak yang kalah dan
akhirnya akan memunculkan perasaan bermusuhan dan perasaan buruk lainnya.
5. Memahami untuk dipahami
Seorang wirausaha harus memiliki keterbukaan (open mind) untuk
mendengarkan dan tidak menolak, berargumentasi atau melawan atas apa yang
mereka dengar dari pihakk lain. Yang perlu dikembangkan adalah kebiasaan
mendengarkan dengan seksama dan memikirkannya. Dengan kata lain, kita harus
bisa menempatkn diri kita pada posisi orang lain. Apabila Individu dapat
memahami dan memiliki keterbukaan terhadap apa yang di utarakan orang lain,
maka akan terjadi komunikasi antar dua belah pihak dengan baik, dan tujuan yang
ingin dicapai antara kedua belah pihak dapat berjalan dengan efektif.
6. Sinergi
Dalam berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang
lebih besar dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Misalnya, ada 2 pihak A
dan B, dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri, masing-masing hanya akan
menghasilkan 5 buah, dan kalau dijumlahkan A+B=10. Dengan sinergi antara A
dan B maka 5+5>10, inilah yang disebut sinergi.
Sinergi yang efektif sangat bergantung pada komunikasi. Sering kali
seseorang tidak mau dan tidak mampu mendengarkan lawan-lawannya (to listen)
dan tidak mampu merespon. Mereka hanya mampu mendengar (to hear) dan
bereaksi secara reflex. Reaksi yang ditunjukan pun adalah reaksi defensive,
mutung atau pasif. Juga bertindak menghindar dan tidak bersikap kooperatif.
Untuk pemula yang baru membuka usaha, banyak dari mereka yang tidak
ingin berusaha sendirian, melainkan mencari mitra usaha. Sehigga perlu
7

dipikirkan sinergi apa yang akan tercipta dari hubungan kemitraan tersebut. Oleh
karena itu bagi para pemula carilah rekan usaha yang saling melengkapi yang
berorientasi pada sinergi sehingga anda dapat berorientasi pada tindakan.
7. Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan
Kebiasaan ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk
melatih ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang dapat dilakukan
adalah memberi makanan pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan spiritual, hidup
yang seimbang, melakukan meditasi atau bisa juga dengan membaca buku-buku
self help yang membangkitkan semangat dengan kata-kata yang memotivasi.
Jangan takut melakukan kesalahan, karena pabila seseorang tidak pernah
melakukan kesalahan ia tidak pernah belajar dan tidak pernah melakukan action
sehingga tidak dapat menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan.
8. Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya
Menemukan keunikan berarti mengenal potensi yang dimiliki, yang tersebar
pada empat elemen utama, yaitu pikiran (mind), tubuh, hati, dan jiwa. Jika pikiran
terus dikembangkan dan visi yang hebat dapat dirumuskan, maka hal tersebut
dapat memampukan seseorang untuk mengembangkan potensi terbesar seseorang,
lembaga, atau perusahaan. Hal ini berlaku juga dalam kaitannya membantu orang
lain menemukan keunikan pribadinya.
2.3 Perencanaan dan Tindakan
Setiap orang memiliki perencanaan dalam hidupnya khususnya dalam
berusaha. Rencana akan menjadi mimpi yang tidak akan terwujud tanpa ada
tindakan. Keberanian mengambil tindakan ada pada seseorang yang mantap dalam
menentukan nilai hidupnya.
Dalam menentukan perencanaan terhadap tindakan yang diambil berarti
memerlukan cara pengambilan keputusan yang baik dan cepat. Hal ini tentunya
akan mempengaruhi hasil akhir dari keputusan dan tindakan yang kita ambil.
Membuat keputusan (decion making) adalah suatu proses memilih alternatif
tertentu dari beberapa alternatif yang ada. Jadi, membuat keputusan adalah suatu
proses memilih antara berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan.
Semakin berpengalaman dalam pengambilan keputusan, semakin besar pula
kepercayaan diri yang akan semakin berorientasi pula pada suatu tindakan. Jika
8

seorang Wirausaha mampu mengambil suatu keputusan dalam batas-batas waktu


yang masuk akal, mungkin ia mampu mengambil suatu keputusan yang
menguntungkan sehingga sewaktu-waktu muncul peluang-peluang bisnis.
Wirausaha harus cepat mengambil suatu keputusan agar dapat menggunakan
kesempatan sebaik-baiknya. Wirausaha yang ingin maju dalam bisnisnya, harus
dapat memutar akal dengan mengandalkan intuisi, ide-ide yang penuh kreatif dan
inovatif. Mereka juga harus memandang persoalan dalam konteks yang lebih luas,
sambil mengingat bahwa keputusan-keputusan utama akan mempunyai akibat-
akibat jangka panjang atas operasi bisnisnya.
Keberhasilan seorang Wirausaha di dalam bisnis, tergantung pada
kemampuan membuat keputusan yang meningkatkan kemampuan bisnisnya pada
masa yang akan datang. Kemampuan membuat keputusan dapat diperoleh dari
pengalamannya selama bertahun-tahun. Akan tetapi, dalam prakteknya pasti ada
saja kesalahan-kesalahan, yang harus cepat disadari dan diambil tindakan
pembetulannya.
Dalam perusahaan besar, biasanya pembuatan dan pengambilan keputusan
itu didasarkan atas dasar data-data dan dokumentasi perusahaan yang terdapat
dalam survei, laporan usaha, dan sebagainya.
Informasi ini biasanya telah dihimpun dengan cara yang sudah ditentukan,
sesuai dengan teknik-teknik pemecahan masalah. Adapun pedoman untuk
membuat keputusan, kuncinya adalah sebagai berikut :
1. Terlebih dahulu, tentukan fakta-fakta dari persoalan yang sudah dikenal.
2. Identifikasi, bidang manakah dari persoalan-persoalan yang tidak
berdasarkan fakta-fakta. Di bidang yang dikenal inilah, seorang Wirausaha
harus menggunakan logika, penalaran, dan institusinya untuk membuat
keputusan.
3. Keberanian dan antusiasme sangat diperlukan dalam menerapkan sebuah
keputusan.
4. Bersedia untuk mengambil tindakan agresif dalam menerapkan sebuah
keputusan.
9

5. Ambillah risiko yang sedang-sedang saja jika terdapat ketidakpastian yang


besar
6. Dalam keadaan tertentu, mungkin lebih baik untuk meneruskan sesuatu
yang telah berhasil pada masa lampau.
7. Jauhilah keputusan-keputusan yang akan mengubah secara drastic susunan
organisasi yang sekarang.
8. Keputusan perlu diuji cobakan dahulu.
Seorang Wirausaha harus memulai menerapkan keputusan, semua keragu-
raguan dan ketidakpastian haruslah dibuang jauh-jauh. Jika Anda dihadapkan
pada alternatif harus memilih, maka buatlah pertimbangan-pertimbangan yang
matang. Kumpulkan berbagai informasi dan boleh meminta pendapat orang lain.
Dengan berbagai alternatif yang ada dalam pikiran, para wirausaha akan dapat
mengambil keputusan yang terbaik. Setelah itu, ambil keputusan dan jangan ragu-
ragu.
Banyak factor yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan (decision
making), diantaranya motivasi, persepsi, dan proses belajar. Dalam proses
pembuatan keputusan, kenyatannya ada wirausaha yang mampu mengambil
keputusan berdasarkan pengalaman, dan ada pula wirausaha yang berperilaku
membuat keputusan secara otomatis. Jika keputusan diambil berdasarkan pada
pengalaman masa lalu, hendaknnya tergantung juga pada tempat, waktu,
pendidikan wirausaha, dan sebagainya.
2.4 Berorientasi Pada Resiko
Seorang wirausaha seharusnya tidak hanya berorientasi pada tindakan, tetapi
juga harus berorintasi pada risiko. Bagi seorang wirausaha (dalam
kewirausahaan), menghadapi risiko adalah tantangan karena mengambil risiko
berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam
mengubah ide menjadi kenyataan. Demikian pula pengambilan risiko bagi
wirausaha berkaitan dengan kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula
keyakinan pada kemampuan dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk
menelurkan hasil dari keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan wirausaha
(misalnya pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko, tetapi bagi
10

wirausaha adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil. Wirausaha


berprinsip biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju dua langkah
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko adalah
suatu kemungkinan yang terjadi berupa konsekuensi, akibat, atau bahaya yang
tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan harapan yang terjadi akibat sebuah
proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Risiko ini
biasanya menjurus pada suatu hal yang merugikan bagi pelaku suatu kegiatan.
Berikut ini pengertian resiko menurut beberapa ahli :
1.  Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama
periode tertentu (Arthur Williams dan Richard M.H.)
2. Resiko adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan peristiwa
kerugian (loss) (A.Abbas Salim)
3. Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarto)
4. Resiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil
yang diharapkan (Herman Darmawi)
5. Resiko adalah probabilitas seseuatu hasil/outcome yang berbeda dengan
yang diharapkan (Herman Darmawi)
Identifikasi sebuah risiko merupakan sebuah proses memahami kejadian
potensial yang mana dapat merugikan sebuah objek tertentu. Proses ini
mengidentifikasi suatu risiko yang kemungkinan terjadi dalam suatu aktivitas.
Sumber dari risiko potensial adalah semua faktor yang bisa menyebabkan risiko
tersebut.
Menentukan risiko potensial harus dilakukan cepat, tetapi juga harus
berlanjut untuk mengidentifikasi risiko berdasar perubahan lingkungan. Berikut
ini merupakan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi risiko
antara lain brainstorming (menghasilkan ide mengenai topik tertentu), survey atau
observasi, wawancara, informasi historis, kelompok kerja, dan eksperimen.
2.5 Pengelolaan Resiko
Mengelola risiko atau disebut juga dengan manajemen risiko merupakan
suatu proses indentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk
mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Tujuan dari pelaksanaan
11

manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang


berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Adapun jenis-jenis strategi untuk mengelola risiko antara lain:
1. Risk Transfer, merupakan sebuah tindakan dengan cara memindahkan
risiko kepada pihak lain.
2. Risk Avoidance, merupakan tindakan untuk menghindari atau tidak
melakukan aktivitas yang mengandung risiko.
3. Risk Retention, merupakan tindakan untuk menerima sebagian atau
seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.
4. Risk Reduction, merupakan tindakan untuk mengurangi efek buruk dari
sebuah risiko.
5. Risk Deferral, merupakan tindakan untuk menunda aspek suatu proyek
hingga peluang terjadinya suatu risiko itu kecil.
Berikut merupakan cara untuk mengelola suatu risiko yaitu:
1. Pahami bahwa risiko yang sedang dihadapi itu bukan hambatan untuk
maju. Sebagai hukum alam, semakin tinggi hasil yang kita inginkan
maka akan semakin tinggi pula risiko yang akan kita terima.
2. Tidak perlu panik, secara perlahan kita identifikasi risiko dengan teliti.
Dari kita mendeteksi risiko dari lingkungan sekitar hingga kepada risiko
dari hubungan kita dengan pemasok, pelanggan, atau kompetitor.
3. Menentukan seberapa sering risiko akan muncul.
4. Menentukan seberapa besar potensi dampak yang terjadi dari sebuah
risiko yang telah teridentifikasi.
5. Fokus kepada risiko-risiko yang dominan supaya tidak membuang
waktu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
sikap dan tindakan kreatif sangat penting dalam menjalankan bisnis. Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan kreatif seorang
wirausaha, seperti lingkungan bisnis dan teknologi yang ada. Namun, dengan
cara-cara yang tepat, wirausaha dapat mengembangkan kreativitasnya dan
memberikan nilai tambah bagi bisnisnya. Manfaat dari sikap dan tindakan kreatif
juga sangat besar, termasuk motivasi bagi wirausaha lainnya untuk
mengembangkan sikap dan tindakan kreatif dalam bisnisnya.
Oleh karena itu, perbedaan antara sikap dan tindakan kreatif wirausaha yang
berhasil dan yang kurang berhasil perlu dipelajari agar wirausaha dapat
memperbaiki sikap dan tindakan kreatifnya. Dalam rangka mengembangkan
kreativitas, wirausaha dapat melakukan berbagai cara seperti berfokus pada
pelanggan, berpikir out of the box, dan menggunakan teknologi yang ada.

3.2 Saran
1. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dengan cara mempelajari teknik-
teknik kreatifitas dan memperluas wawasan melalui membaca buku,
mengikuti seminar dan pelatihan.
2. Mencari inspirasi dari lingkungan sekitar, baik itu dari kejadian sehari-hari,
pengalaman pribadi, maupun dari bisnis pesaing.
3. Mengembangkan koneksi dengan orang-orang yang memiliki visi dan
pemikiran yang sama dalam hal inovasi dan kreativitas.
4. Membuat lingkungan kerja yang dapat memicu kreativitas, seperti
memberikan kesempatan untuk berdiskusi, berkolaborasi, serta memberikan
kesempatan untuk bereksperimen.
5. Menggunakan teknologi dengan bijak untuk mengembangkan bisnis dan
memperluas pasar.
6. Membuat tujuan yang jelas dan terukur agar dapat memberikan arah dan fokus
dalam pengembangan bisnis secara kreatif.

12
13

7. Mengukur dan mengevaluasi hasil dari inovasi yang dilakukan, agar dapat
mengetahui apakah perubahan yang dilakukan berhasil atau tidak.
8. Tidak takut untuk mengambil risiko dalam mencoba hal baru, namun tetap
memperhitungkan dampak dari risiko yang diambil.

Anda mungkin juga menyukai