Anda di halaman 1dari 15

BIDANG USAHA DAN BERWIRAUSAHA

TECHNOPRENEURSHIP DAN INOVASI

Dosen Pengampu :

Dr. Faried Wadjdi, M.Pd, MM

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Alya Alrean syah (1501619034)

Ahmad Arif Prasetyo (1501619040)

Aldy Aloysius (1501619011)

Mamah Nurfadilah (1501619006)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan hasil diskusi tentang BIDANG
USAHA DAN BERWIRAUSAHA

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Faried Wadjdi, M.Pd, MM yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan hasil diskusi tentang BIDANG USAHA DAN
BEWIRAUSAHA yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan,
bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi
di masa mendatang.

Semoga laporan hasil diskusi BIDANG USAHA DAN BERWIRAUSAHA ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan
ilmu pengetahuan.

Jakarta, 15 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................4

1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................5

2.1 Pengertian Wirausaha ....................................................................................................5

2.2 Tujuan dan Manfaat Kewirausaan ................................................................................6

2.3 Faktor Pendukung Kewirausahaan ................................................................................8

2.4 Faktor Penghambat Kewirausahaan ...............................................................................9

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................13

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah technopreneur itu sendiri adalah gabungan antara technology dan entrepreneur. Kata
entrepreneur memiliki makna seseorang yang pandai atau berbakat dalam mengenali produk
atau ide baru, memahami langkah-langkah produksi, mampu menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, cermat dalam memasarkannya, serta handal mengatur permodalan
operasinya. Singkatnya, seorang technopreneur adalah seorang entrepreneur yang
menggunakan aspek teknologi sebagai keunggulannya. Antara technopreneur dan
entrepreneur keduanya memiliki persamaan yaitu peduli profit. Namun seorang
technopreneur juga harus peduli teknologi. Bentuk keperduliannya itu bisa berupa
pengembangan ide-ide invensi yang ada menjadi solusi teknis teruji melalui riset-riset.
Percuma jika seorang mahasiswa hanya mendalami suatu ilmu pengetahuan untuk
mendapatkan nilai A saja. Mereka harus mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan
dengan sebuah kontribusi nyata yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

1.2 Rumusan Masalah


- Pengertian Wirausaha
- Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan
- Faktor Pendukung Kewirausahaan
- Faktor Penghambat Kewirausahaan
- Perbedaan Usaha Jasa dan Produk

1.3 Tujuan
- Pembaca dapat memahami teori kewirausaan
- Pembaca dapat mengetahui tujuan dan manfaat kewirausahaan
- Pembaca dapat memahami faktor pendukung dan juga penghambat dari kewirausahaan
- Pembaca dapat mengetahui perbedaan dari usaha jasa dan produk

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wirausaha

Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ked an
akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan
wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial
atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian seseorang
untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.

Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh
Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys
means of production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu
lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan
konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Secara umum banyak sekali definisi yang dikemukakan
oleh para ahli, mengenai kewirausahaan, dibawah ini akan saya kemukakan beberapa pendapat
tersebut, yang diambil dari berbagai sumber :

Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann


yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar
belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya
belum diketahui sepenuhnya.

Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam


sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas
kewirausahaan.

Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan
pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian
pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

5
2.2 Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan

a. Tujuan Kewirausahaan

1. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas.

2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk

menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuankewirausahaan dikalangan


masyarakat yang mampu, andal, danunggul.

4. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang

tangguh dan kuat terhadap masyarakat.

b. Manfaat Berkewirausahaan

Dari beberapa penelitian mengindikasikan bahwa pemilik bisnis mikro,kecil, dan atau menengah
percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebihkeras, menghasilkan lebih banyak uang, dan lebih
membanggakan daripadabekerja di suatu perusahaan besar. Sebelum mendirikan usaha, setiap
calonwirausahawan sebaiknya mempertimbangkan manfaat kepemilikan bisnismikro, kecil, dan
atau menengah.

Manfaat adanya para wirausaha, adalah sebagai berikut:

1. Berusaha memberikan bantuan kepada orang lain dan pembangunansosial sesuai dengan
kemampuannya.

2. Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangipengangguran.

3. Memberikan contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun, tetapi tidak melupakan perintah
agama.

4. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi unggul yang patut diteladani.

5. Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, dan


kesejahteraan.

6
6. Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri, disiplin, tekun dan jujur
dalam menjalani pekerjaan.

7. Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak berfoyafoya dan tidak boros.

merumuskan manfaat berkewirausahaan,sebagai berikut.

1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri.Memiliki usaha sendiri
akan memberikan kebebasan dan peluang bagi pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya.
Pebisnis akan mencoba memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk
memanfaatkan bisnisnya guna mewujudkan cita-citannya.

2. Memberi peluang melakukan perubahan.Semakin banyak pebisnis yang memulai usahanya


karena mereka dapat menangkap peluang untuk dapat melakukan berbagai perubahan yang
menurut mereka sangat penting. Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana yang sehat
dan layak pakai untuk keluarga atau mendirikan program daur ulang limbah untuk melestarikan
sumber daya alam yang terbatas. Pebisnis kini menemukan cara untuk mengombinasikan wujud
kepedulian mereka terhadap berbagai masalah ekonomi dan sosial dengan harapan untuk dapat
menjalani kehidupan yang lebih baik.

3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya. Banyak orang menyadari bahwa
bekerja disuatu perusahaan sering kali membosankan, kurang menantang dan tidak ada daya
tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang wirausahawan. Bagi mereka, tidak banyak
perbedaan antar bekerja dan menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis
yang dimiliki seorang wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan aktualisasi diri.
Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas,antusias, inovasi, dan visi
mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka,
kebangkitan spiritual, dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.

4. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin. Walau pada tahap awal uang
bukan daya tarik utamabagi wirausahawan, keuntungan berwirausaha merupakan faktor motivasi
yang penting untuk mendirikan

usaha sendiri. Kebayakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan dari mereka
yang memang menjadi berkecukupan. Hampir 75 persen yang termasuk dalam daftar orang

7
terkaya merupakan wirausahawan generasi pertama. Menurut hasil penelitian Thomas Stanley
dan William Danko, pemilik perusahaan sendiri mencapai dua pertiga dari jutawan Amerika
Serikat. “Orangorang yang bekerja memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih besar
peluangnya untuk menjadi jutawan dari pada orangorang yang bekerja untuk orang lain atau
menjadi karyawan perusahaan lain”.

5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas
usahanya. Pengusaha kecil atau pemilik usaha kecil sering kali merupakan warga masyarakat
yang paling dihormati dan paling dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan
pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah dilayani dengan setia selama bertahun-tahun.
Peran penting yang dimainkan dalam sistem bisnis di lingkungan setempat serta kesadaran
bahwa kerja memiliki dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional
merupakan imbalan bagi para majer perusahaan kecil.

2.3 Faktor Pendukung Kewirausahaan

Menurut Kuncara (2008:1) faktor pendorong kewirausahaan terdiri atas faktor internal dan faktor
eksternal sebagai berikut:

1. Faktor internal, yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita mengelola diri
sendiri. Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur terpenting, yaitu: (1) Kesadaran diri. Ini
menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan
batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya
diri. (2) Pengaturan diri. Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan desakan-
desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas
kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka
terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru. (3) Motivasi. Ini menyangkut
dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan
kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.

2. Faktor eksternal, yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita menangani
suatu hubungan. kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur terpenting, yaitu: (1) Empati. Ini

8
menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat
terhadap kepentingan orang lain. Juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha
memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan,
mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan
hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya. (2) Keterampilan sosial. Termasuk
dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas
dan meyakinkan, membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola
perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan
menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.

2.4 Faktor Penghambat Kewirausahaan

Menurut Zimmerer (1996: 14-15) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausahawan gagal
dalam menjalankan usaha barunya, yaitu sebagai berikut.

1. Tidak kompeten dalam hal manajerial

Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha
merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

2. Kurang berpengalaman

Baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, mengelola


sumber daya manusia meupun mengintegrasikan operasi perusahaan.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan

Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah
memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat. Kekeliruan dalam
pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan
perusahaan tidak lancar.

9
4. Gagal dalam perencanaan

Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka
akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai

Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang
tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

6. Kurangnya pengawasan peralatan

Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat
mengakibatkan penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien dan tidak efektif.

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha

Sikap yang setangah-setangah dalam usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi
labil dan gagal. Dengan sikap setangah hati, keungkinan terjadinya gagal mennjadi lebih besar.

8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan

Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan menjadi
wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila
berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Beberapa hal yang menjadi penghambat perkembangan kewirausahaan di Indonesia, karena ada
anggapan untuk melakukan wirausaha diperlukan :

1. Modal

Masyarakat kita menganggap bahwa modal itu hanya berupa finansial dan harus disediakan
dalam jumlah tertentu, bilamana tidak maka kita tidak dapat memulai wirausaha. Padalah modal
dapat berupa ketrampilan, pengetahuan teknis dan jaringan kerja, dimana pada ahirnya dapat
mendatangkan modal finansial. Memang betul bahwa suatu kegiatan apapun harus menggunakan
uang. Karena dengan uang kita dapat melakukan mobilisasi sumber daya untuk menciptakan
sesuatu yang dibutuhkan masyarakat atau konsumen.

10
Dengan demikian suatu kegiatan kewirausahaan membutuhkan modal berupa uang. Banyak
pemilik uang yang tidak dapat mengembangkan uang miliknya. Keinginan pemilik uang adalah
agar uang yang dimiliki berkembang. Namun banyak pemilik uang tidak memiliki kemampuan
mengembangkan uang miliknya. Pemilik uang biasanya mencari jalan agar uang miliknya
berkembang melalui suatu bidang usaha yang dianggap fisibel. Suatu bidang yang dianggap
fisibel biasanya dimiliki oleh seorang wirausahawan yang biasanya memiliki kreativitas dalam
menghadapi suatu persoalan, dan menjadikannya suatu peluang usaha. Dengan demikian seorang
wirausahawan dapat berparner dengan pemilik modal. Dimana masing-masing menggunakan
perannya dan saling menguntungkan.

2. Keturunan

Seorang sering mengatakan bahwa saya tidak dapat menjadi wirausahawan karena bukan
seorang keturunan wirausahawan. Pernyataan tersebut sebenarnya dia membatasi diri untuk
berkembang. Wirausahawan tidak melihat seseorang berasal dari mana, turunan siapa dan suku
tertentu, yang ada adalah lingkungan yang membentuk dirinya. Dari lingkungan seseorang
belajar dan memahami apa yang dilihat dan dirasakan.Bila seseorang dengan lingkunganya
adalah lingkungan para wirausahawan maka ia akan cenderung bertindak dan berpikir wirausaha.
Bila seseorang dengan lingkungan akademisi makaia akan bertindak dan berfikir secara
akademisi. Bila seseorang dengan lingkungan pekerja maka ia akan cenderung bertindak dan
berpikir secara pekerja. Seseorang bisa melakukan mutasi dari lingkungan ia berada. Seseorang
dari lingkungan pekerja, ia bisa bermutasi menjadi seorang wirausahawan bila ia berkehendak
dan merubah lingkungan dimana ia berada.

3.Status Sosial Rendah

Wirausahawan kurang mendapat penghormatan dalam masyarakat. Apalagi untuk wirausahawan


yang relatif masih kecil. Masyarakat kita lebih memberikan penghormatan kepada kaum pekerja
yang memiliki jabatan tertentu. Masyarakat kita sangat menghargai orang yang bekerja
kantoran.Seorang wirausahawan yang usahanya masih kecil sering disebut penganguran atau
orang yang tidak punya pekerjaan.

11
4. Pendidikan

Pendidikan juga menghambat berkembangnya kewirausahaan. Bagi yang berpendidikan rendah


mengatakan bahwa mana mungkin saya bisa melakukan wirausaha karena pendidikan saya
rendah. Sebaliknya orang yang berpendidikan tinggi juga mengatakan, pendidikan saya tinggi,
saya harus segera berpenghasilan tinggi, mengapa saya harus melakukan kewirausahaan yang
belum pasti hasilnya. Kewirausahaan tidak mengenal pendidikan. Yang ada adalah kemampuan
membaca peluang usaha, kerja keras, tekun dan cerdik. Dengan kemampuan membaca peluang
usaha, kerja keras, tekun dan cerdik, seorang wirausaha akan sukses.

5. Gender

Saat ini banyak wirausahawan yang berasal dari wanita, bukan mutlak pria. Pembatasan gender
hanya ada dalam kodrat sebagai manusia. Dalam berwirausaha tidak ada perbedaan gender.

6. Kesehatan/Kelengkapan Fisik

Kesehatan/kelengkapan fisik adalah karunia Illahi. Tetapi tidak semua orang mempunyai
kesehatan dan kelengkapan fisik bukan berarti tidak bisa melakukan sesuatu apapun. Banyak
usaha yang dijalankan dengan kursi roda.

2.5 Perbedaan Usaha Jasa dan Produk

Adapun perbedaan antara Usaha Jasa dan Produk Yaitu

Jasa :

Macam-macam barang sendiri secara garis besar terbagi menjadi empat, yaitu barang yang
bergerak dan barang tidak bergerak; dan barang berwujud dan tidak berwujud.

• Barang bergerak adalah kendaraan seperti motor, mobil, kapal, dan lain-lain.

• Barang tidak bergerak berarti benda yang tidak dapat berpindah, seperti pohon, tanah,
rumah, dan lain-lain.

12
• Barang berwujud berarti benda yang memiliki bentuk fisik tertentu, seperti meja, kursi,
tisu, dan lain-lain.

• barang tidak berwujud antara lain adalah air dan gas.

Produk :

Jasa memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

• Tidak Berwujud

Jasa tidak dapat dirasakan dengan panca indera, jasa tidak dapat disentuh, diraba, dirasa,
didengar, dilihat, dan dicium.

• Tidak mempunyai standar

Jasa berbentuk kinerja, maka seperti ciri jasa yang sudah disebutkan di atas, mutu dari jasa sulit
diukur karena hasil dari jasa umumnya berbeda meskipun datang dari orang yang sama.

• Tidak tahan lama

Jasa tidak dapat disimpan mauapun digunakan ulang, karena konsumsi jasa dilakukan pada saat
jasa diberikan. Contohnya adalah massage, potong rambut, dan angkutan umum.

• Tidak dapat dipisahkan

Jasa dan pemberi jasa sudah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Adapun contoh jasa antara lain adalah jasa perbankan, jasa asuransi, jasa transportasi, dan masih
banyak lagi.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Faktor-faktor pendukung keberhasilan wirausaha adalah faktor manusia, faktor keuangan,


faktor organisasi, faktor perencanaan, faktor pengelolaan usaha, faktor pemasaran, faktor
administrasi, dan faktor fasilitas pemerintah.

2. Faktor-faktor penghambat keberhasilan wirausaha adalah tidak kompeten dalam hal


manajerial, kurang berpengalaman, kurang dapat mengendalikan keuangan, gagal dalam
perencanaan, lokasi yang kurang memadai, kurangnya pengawasan peralatan, sikap yang kurang
sungguh-sungguh dalam berusaha, dan ketidakmampuan dalam mengalihkan transisi
kewirausahaan.

Saran

Sebaiknya sebelum memulai usaha, kita mempelajari lebih dulu faktor-faktor pendukung dan
penghambat dalam berwirausaha karena hal tersebut dapat membuat kita menjadi pengusaha
yang berkualitas dan dapat menghindari yang namanya kehancuran atau kebangkrutan.

14
Daftar Pustaka

Kuncoro, Ahmad. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta.
Wirasasmita, Yuyun 1994. Kewirausahaan: Buku Pegangan. Jatinangor: UPT-Penerbitan
IKOPIN.
Zimmerer, W. Thomas M. Scarborough.1996, Entrepreneurship and The New Venture
Formation. New Jersey: Prentice Hall International Inc.
http://ruditamaela23b102.blogspot.com/2015/05/faktor-faktor-pendukung-keberhasilan.html
http://lewokedaerik.blogspot.com/2012/08/faktor-pendukung-kewirausahaan.html
http://yatimarm.blogspot.com/2014/07/makalah-kewirausahaan.html

15

Anda mungkin juga menyukai