Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Konsep Dasar dan Perkembangan Kewirausahaan

Disusun oleh :

Kelompok 2 (PPN Tingkat II)


Nama Anggota :1. Angelintan Konda Namu (PPN A)
2. Armelia Marsuki (PPN A)
3. Daniel Tonga Peka Rihi (PPN A)
4. Metriana Bete (PPN A)
5. Anastasia Bella Pandie (PPN B)
6. Beatrice D. V. Ndajong (PPN B)
7. Kartini Yudelfin Malmau (PPN B)
Mata Ajaran : Kewirausahaan
Kode MA : WAT.D4.1.1.10
Dosen Pembimbing : Oklan Liunokas, S.KM., M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan waktu bagi tim penyusun sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Konsep Dasar dan Perkembangan
Kewirausahaan” ini dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Dengan
demikian diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Kupang,8 September 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 2
1.2.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakekat Wirausaha ........................................................................................ 3
2.2 Ciri Kewirausahaan ........................................................................................ 4-5
2.3 Macam-macam
Wirausaha ....................................................................................... 5-7
2.4 Untung dan ruginya
Wirausaha ....................................................................................... 7-8
2.4 Hubungan Kewirausahaan dengan
Profesi Keperawatan ....................................................................................... 8-9
2.4 Hubungan Kewirausahaan dengan
Ilmu lainnya ....................................................................................... 10-11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 12
3.2 Saran ...................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku


inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan
proses dalam menghadapi tantangan hidup. Sedangkan seorang wirausahawan adalah
seseorang yang memiliki kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.
Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus
untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan
inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.
Kewirausahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai negara.
Kewirausahaan tidak hanya berperan dalam meningkatkan output dan pendapatan per
kapita, namun melibatkan pengenalan atau penerapan perubahan dalam struktur bisnis
maupun masyarakat. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ikut memiliki andil
dalam mendorong praktik-praktik kewirausahaan yang pada akhirnya memunculkan
berbagai penemuan-penemuan produk dan jasa baru bagi konsumen. Hal ini tentunya
membuka peluang kerja baru, membuka pasar baru, dan dalam jangka panjang akan
mampu menciptakan pertumbuhan usaha di berbagai sektor.
Di negara yang sedang berkembang, usaha-usaha yang banyak tumbuh di
masyarakat umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Fakta ini menunjukkan bahwa usaha
kecil merupakan mayoritas kegiatan masyarakat yang memberikan kontribusi signifikan
terhadap penciptaan pendapatan penduduknya. Namun masih terdapat kendala intern
yang dihadapi oleh pengusaha kecil yaitu kualitas SDM yang masih rendah, lemahnya
akses dan pengembangan pasar, lemahnya struktur pemodalan, terbatasnya penguasaan
teknologi, lemahnya organisasi dan manajemen, serta terbatasnya jaringan usaha dan
kerjasama dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Untuk menghadapi kendala tersebut,
seorang pengusaha harus memiliki fondasi yang kuat sebelum mendirikan dan
menjalankan usahanya. Seorang pengusaha harus memiliki orientasi kewirausahaan untuk
menghadapi persaingan dan tekanan pasar yang terus meningkat.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa/I mampu mengetahui tentang Konsep Dasar dan Perkembangan
Kewirausahaan

1.2.2 Tujuan Khusus


 Mahasiswa/I mampu memahami hakekat wirausaha
 Mahasiswa/I mampu memahami ciri-ciri kewirausahaan
 Mahasiswa/I mampu memahami macam-macam wirausaha
 Mahasiswa/I mampu memahami untung dan ruginya wirausaha
 Mahasiswa/I mampu memahami hubungan kewirausahaan dengan profesi
keperawatan
 Mahasiswa/I mampu memahami hubungan kewirausahaan dengan ilmu lain

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakekat Wirausaha
Secara epistemologi, hakekat wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya
yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat serta keuntungan dalam rangka
meraih sukses. Dari segi karakteristik perilaku, wirausaha (entepreneur) adalah mereka
yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya
sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan
berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai
kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk
belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan (2)
kemampuan menanggapi peluang. Sedangkan kewirausahaan pada hakekatnya adalah
sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Sehingga dapat dikatakan bahwa
wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha dan mengaplikasikan
hakekat kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya
kewirausahaan, yaitu:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis
2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan
mengembangkan usaha
3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif)
dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
5. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
usaha.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.

3
2.2 Ciri Kewirausahaan
Para ahli mengemukakan karakteristik atau ciri kewirausahaan dengan konsep yang
berbeda-beda. Salah-satu ahli yang bernama Geoffrey G. Meredith mengemukakan
ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut :
CIRI-CIRI WATAK
 Percaya diri dan Memiliki kepercayaan diri yang kuat,
optimis ketidaktergantungan terhadap orang lain dan
individualistis.
 Berorientasi pada tugas Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,
dan hasil mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan
tabah, memiliki tekad kerja keras, serta inisiatif.
 Berani mengambil Mampu mengambil resiko dan menghadapi
resiko tantangan
 Kepemimpinan Berjiwa Kepemimpinan, mudah beradaptasi
dengan orang lain dan terbuka terhadap saran serta
kritik.
 Keorsinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel
 Berorientasi masa Memiliki visi dan prespektif terhadap masa depan
depan

, sama halnya seperti ahli bernama M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer juga
mengemukakan delapan karakteristik atau ciri kewirausahaan sebagai berikut :
1) Desire for responsbility, memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha
yang dilakukannya.
2) Preference for moderate risk, lebih memilih resiko moderat.
3) Confidence in their ability to success, memiliki kepercayaan diri untuk
memperoleh kesuksesan.
4) Desire for immediate feedback, selalu menghendaki umpan balik dengan
segera.
5) High level of energy, memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

4
6) Future orientation, berorientasi serta memiliki prespektif dan wawasan
jauh ke depan.
7) Skill at organizing, memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan
sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
8) Value of achievment over money, lebih menghargai prestasi daripada uang.

2.3 Macam-macam Wirausaha


Wirausaha terdiri beberapa macam antaralain sebagai berikut :
1) Administratif
Kewirausahaan yang ada hubungannya dengan berbagai teknik dan fungsi
administrasi publik. Umumnya jenis kewirausahaan semacam ini akan memberikan
pilihan-pilihan baru untuk mengatasi berbagai situasi yang ada atau masa depan yang
akan terjadi dengan cara-cara yang lebih parktis, kreatif, dan efektif tanpa
meninggalkan keunggulan-keunggulan yang penting dalam kewirausahaan tersebut.
Contohnya seperti administrasi penjualan, administrasi pembukuan, administrasi
statistik, administrasi keuangan, administrasi kepegawaian dan lain sebagainya.
2) Opportuny
Kewirausahaan yang dibangun dengan melalui berbagai proses mulai dari identifikasi,
mengeksploitasi kesempatan atau peluang yang ada disekitar. Sehingga dalam
kewirausahaan ini cenderung lebih berfokus pada peluang-peluang yang ada dan akan
dimanfaatkan untuk membangun sebuah bisnis atau usaha baru. Oleh karena itu untuk
berhasil dalam kewirausahaan ini sangat diperlukan kecermatan, ketelitian, dan jiwa
kreatifitas yang tinggi. Contoh kewirausahaan oportunistik adalah membangun usaha
atau bisnis dengan produk-produk baru yang sekiranya diperlukan dan diminati
banyak orang seperti bidang fashion mulai dari hijab anti air dan lain sebagainya.
3) Akuisisi
Kewirausahaan yang mengenal hal-hal baru dari kewirausahaan lainnya dengan
mempelajari berbagai kompetensi-kompetensi dari perusahaan lainnya. Pembelajaran
mengenal berbagai hal dari perusahaan-perusahaan yang lainnya ini dapat membantu
seorang wirausaha memiliki nilai pemikiran di masa mendatang dengan lebih baik,
membangun jiwa lingkungan kompetitif yang baik dan mencapai kapasitas teknis
pesaing. Itulah yang menyebabkan kewirausahaan ini mampu bertahan secara
berkelanjutan dengan adanya lingkungan kompetitif yang menuntut setiap
wirausawan untuk pandai mengambil peluang maupun meningkatkan daya kreatifitas.

5
Contoh kewirausahaan akuisisi ialah seperti adanya bentuk kerjasama antara dua
perusahaan yang menjadi satu kesatuan agar memiliki bidang usaha yang memiliki
cakupan lebih luas seperti perusahaan X menjual produk mie basah dan perusahaan Y
menjual produk mie kering. Kemudian bergabung menjadi satu dengan produk-
produk yang dapat dijualnya secara bersama-sama.
4) Inkubatif
Kewirausahaan yang mampu menciptakan atau menghasilkan dan merawat suatu
gagasan dan usaha baru dalam sebuah perusahaan. Pada awalnya para wirausahawan
ini akan melakukan eksekusi atas apa yang telah mereka temukan dan dirancang
dengan cara yang produktif agar mampu memberikan keuntungan yang lebih besar
bagi perusahaan. Dalam kewirausahaan ini para pebisnis akan mengejar berbagai
ketertinggalan dan menerapkan teknologi-teknologi yang maju agar mampu
mempermudah proses atau kegiatan promosi. Kewirausahaan inkubatif juga selalu
melakukan pemantauan dari jenis-jenis produk baru yang dihasilkannya. Tujuannya
agar penciptaan produk yang berbeda dengan perusahaan lainnya ini dapat berhasil.
Contoh kewirausahaan inkubatif seperti penciptaan produk baru dengan melakukan
proses promosi kepada masyarakat secara luas dengan memanfaatkan teknologi yang
ada. Kegiatan promosi perlu digencarkan agar masyarakat mengetahui produk yang
baru muncul tersebut dan menimbulkan banyak peminat terhadap produk tersebut.
5) Imitatif
Kewirausahaan yang didirikan dengan meniru barang atau jasa yang sebelumnya
sudah ada dipasar. Contoh kewirausahaan imitatif ini seperti wirausaha waralaba yaitu
menjual produk yang sama dengan adanya berbagai perjanjian yang perlu disepakari
anatara pewaralaba dan terwaralaba.
6) Swasta
Kewirausahaan yang dirintis dan dimulai dari bawah sektor swasta. Umumnya dalam
kewirausahaan ini, pemerintah akan membantu memberikan berbagai layanan berupa
dukungan yang diperlukan perusahaan agar mampu mendorong inisiatif swasta dalam
mengambil usaha wirausaha. Contoh kewirausahaan swasat adalah perusaaan
perseorangan yang melakukan bisnis atau usaha rumah makan, perseroan terbatas
(PT) seperti PT Indofood, perusahaan firma seperti perusahaan nike dan lain
sebagainya.
7) Publik

6
Kewirausahaan yang dilakukan oleh pemerintah negara yang bersangkuran dengan
cara perantara berbagai agen yang ada dalam negara tersebut. Kewirausahaan ini
dapat dilakukan dalam negara sudah maju maupun negara berkembang seperti
Indonesia. Umumnya dalam kewirausahaan publik ini akan diambil inisiatif atau ide-
ide usaha yang kreatif dari public untuk memenuhi kekurangan awal dari pengusaha
swasta. Adapun untuk contoh kewirausahaan publik ialah PT Telekomunikasi
Indonesia, Media Nusantara Citra, Astra Internasional dan lain-lain.
8) Individual
Kewirausahaan yang dilakukan secara individual dan umumnya dibangun dalam satu
keluarga untuk membantu kegiatan ekonomi khususnya dalam keluarga itu sendiri.
Kewirausahaan ini didirikan atas kehendak dan insiatif individu, sehingga modal yang
digunakan pada tahap awal biasnaya dari tabungan diri pribadi. Contoh
kewirausahaan individual seperti bisnis online shop dengan menjual berbagai produk
yang dapat dibentuk atau dibuat sendiri seperti makanan, pakaian, dan lain
sebagainya.
9) Massal
Kewirausahaan yang muncul atau tercipta karena adanya motivasi dan dorongan dari
masyarakat secara umum. Artinya kewirausahaan semacam ini sebelumnya telah ada
dan sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga bentuk atau cabang-cabang wirausaha
yang sama sangat didukung. Sedangkan untuk contoh nyata dalam wirausaha ini
seperti halnya dengan mambangun toko kelontong, wirausaha konter pulsa, dan lain
sebagainya.

2.4 Untung dan Ruginya Wirausaha


Keuntungan dan kerugian kewirausahaan identik dengan keuntungan dan kerugian pada
usaha kecil milik sendiri. Lambing dan Kuehl dalam Suryana menguraikan tentang
keuntungan dan kerugian sebagai wirausahawan adalah sebagai berikut.

Keuntungan Wirausaha Kerugian Wirausaha

1) Otonomi Pengelolaan yang 1) Pengorbanan Personal; pada


bebas dan tidak terikat awalnya wirausahawan harus
membuat wirausaha menjadi bekerja dengan memerlukan waktu
seorang bos yang penuh yang lama, menyibukkan, bahkan

7
kepuasan. mungkin melelahkan. Sedikit sekali
waktu yang dapat diluangkan untuk
kepentingan keluarga, atau rekreasi.
Hampir seluruh waktunya
dihabiskan untuk kegiatan bisnis
2) Tantangan awal dan perasaan 2) Beban Tanggung Jawab;
motif berprestasi; tantangan wirausahawan harus mengelola
awal atau perasaan semua fungsi bisnis, di antaranya
bermotivasi yang tinggi adalah pemasaran, keuangan,
merupakan hal pegawai, pengadaan, dan pelatihan.
menggembirakan. Peluang
untuk mengembangkan
konsep usaha yang dapat
menghasilkan keuntungan
sangat memotivasi
wirausahawan.
3) Kontrol Finansial; bebas 3) Kecilnya marjin keuntungan dan
dalam mengelola keuangan Kemungkinan gagal; wirausahawan
dan merasa sebagai kekayaan menggunakan modal yang kecil
milik sendiri. dan modal milik sendiri maka profit
margin yang diperoleh akan relatif
kecil dan harus menghadapi adanya
kegagalan.

2.5 Hubungan Kewirausahaan dengan Profesi Keperawatan


Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini
masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan
kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat
dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan masyarakat
salah satunya adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian
cukup besar terhadap pembangunan kesehatan masyarakat termasuk perawat spesialis

8
komunitas perlu mencoba mencari terobosan yang kreatif agar program-program tersebut
dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.
Salah satu intervensi keperawatan komunitas di Indonesia yang belum banyak digali
adalah kemampuan perawat spesialis komunitas dalam membangun jejaring kemitraan di
masyarakat. Padahal, membina hubungan dan bekerjasama dengan elemen lain dalam
masyarakat merupakan salah satu pendekatanyang memiliki pengaruh signifikan pada
keberhasilan program pengembangankesehatan masyarakat (Kahan & Goodstadt). Saat
ini mulai terlihat kecenderungan adanya perubahan pola permintaan pelayanan kesehatan
pada golongan masyarakat tertentu dari pelayanan kesehatan tradisional di rumah sakit
beralih ke pelayanan keperawatan dirumah disebabkan karena terjadinya peningkatan
pembiayaan kesehatan yang cukup besar dibanding sebelumnya.
Menurut Batsleer dan Randall, ideologi entrepreneurialisme memiliki dua karakter,
yaitu; prinsip otonomi (autonomy) dan penentuan nasib sendiri (self determination).
Dalam prinsip otonomi, perawat spesialis komunitas berupaya membela dan
memperjuangkan hak-hak dan keadilan masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu, perawat spesialis komunitas memainkan perannya sebagai advokator
(pembela) dan mitra (partner) bagi kliennya (masyarakat). Perawat spesialis komunitas
dapat dianggap sebagai institusi penyedia layanan keperawatan. Sehingga untuk
menggambarkan faktor-faktor institusi yang dapat mempengaruhi etos kewirausahaan
perawat spesialis komunitas, Kerangka kerja tersebut menganalisis bagaimana institusi
dan perubahan institusi berdampak pada penampilan ekonominya.
Kesehatan masyarakat digambarkan sebagai bangun segitiga beserta unsur
partisipasi, kapasitas, dan kepemimpinan. Partisipasi berkaitan dengan peran serta aktif
seluruh komponen masyarakat, yaitu individu, keluarga, kelompok risiko tinggi, dan
sektor terkait lainnya, dalam upaya perencanaan dan peningkatan derajat kesehatan
secara komprehensif. Kapasitas memiliki makna tingkat pengetahuan, kemampuan, dan
ketrampilan anggota masyarakat secara keseluruhan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
Sedangkan kepemimpinan mengindikasikan kemampuan mempengaruhi anggota
masyarakat dalam meningkatkan fungsionalnya pada pengembangan kesehatan
masyarakat. Masyarakat memerlukan pemimpin yang dapat mengorganisasikan,
bertanggungjawab dan memobilisasi anggota masyarakatlain untuk lebih berperan aktif
dalam pengembangan kesehatannya.

9
2.6 Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu lainnya
A. Kewirausahaan dan Ilmu Ekonomi;
Wirausaha (entrepreneur) diartikan sebagai seorang inovator dan penggerak
pembangunan. Bahkan, seorang wirausaha merupakan katalis yang agresif untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pertama kali gagasan tentang
kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat dan
positif disampaikan oleh Schumpeter pada tahun 1911. Peningkatan jumlah wirausaha
menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ada lima alasan yang
melatarbelakangi gagasan Schumpeter ini, yakni:
1) Wirausaha yang mengenalkan produk baru dan kualitas baru dari suatuproduk,
2) Wirausaha yang mengenalkan metode baru berproduksi yanglebih komersial,
baik berdasarkan pengalaman maupun hasil kajian ilmiahdari suatu penelitian,
3) Wirausaha yang membuka pasar baru, baik dalamnegeri ataupun di negara
yang sebelumnya belum ada pasar,
4) Wirausaha yang menggali sumber pasokan bahan baku baru bagi industri
setengah jadi atau industri akhir,
5) Wirausaha yang menjalankan organisasibaru dari industri apapun.
B. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Komunikasi
a) Kehidupan para wirausaha sehari-hari selalu terlibat dengan menerima dan
memberi informasi melalui komunikasi. Oleh sebab itu, dengan adanya
komunikasi di dalam dunia bisnis sangat penting sekali untuk keberhasilan
didalam kegiatan usahanya.
b) komunikasi itu mengandung proses pemberitahuan, mendengarkan, dan
memahami secara terus menerus dengan menggunakan lambang-lambang
tertentu. Berkomunikasi yang dianggap baik adalah berkomunikasi yang
berlangsung secara timbal balik dan terus menerus dapat menciptakan saling
pengertian semua pihak. Dengan demikian, komunikasi yang berlangsung
secara timbal balik, akan bermanfaat dalam setiap kesempatan berwirausaha
untuk mencapai tujuan.
c) Salah satu yang paling penting bagi para wirausahawan untuk mencapai
kesukses di dalam bisnis adalah dengan berkomunikasi dan interaksi. Jika
tidak dapat berkomunikasi maka tidak mungkin bagi seorang wirausahawan
dapat memperoleh kesempatan berbisnis, baik untuk menciptakan ide-ide,
gagasan, maupun cara mengembangkan usahanya.

10
C. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Manajemen
a) Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan.
b) Organisasi merupakan tempat untuk mencapai tujuan.
c) Manajemen dpt diartikan sebagai proses dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian untuk mencapai tujuan tertentu.
d) Dengan pelaksanaan fungsi menajemen yang baik maka seorang
wirausahawan akan berhasil dalam menjalankan usahanya.
D. Hubungan Kewirausahaan dengan Psikologi
a) Terdapat beberapa karakteristik kepribadian seseorang yang akan
mempengaruhi dirinya dalam cara mengorganisasikan peluang wirausaha.
Kepribadian yang berbedaakan menunjukkan perbedaan cara dalam
menghadapi tantangan meski berada dalam situasi yang sama.
b) Shane (2003) mengelompokkan karakter psikologis yang mempengaruhi
mengapa seseorang lebih memanfaatkan peluang dibandingkan yang lain
dalam 4 aspek yaitu:
1) Kepribadian; tindakan seseorang dalam mengambil keputusan yang
berkaitan dengan tindakan memanfaatkan peluang.
2) Motivasi; entrepreneur dimotivasi oleh keinginan untuk menentukan
nasibnya sendiri
3) evaluasi diri
4) sifat-sifat kognitif; berpikir dan membuat keputusan

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis.Sedangkan
seorang wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam hal
menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas
dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah
ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan
kontribusi bagi masyarakat banyak. Kewirausahaan itu sendiri memiliki ciri Percaya diri
dan optimis, Berorientasi pada tugas dan hasil, Berani mengambil resiko, kepemimpinan,
keorsinilan serta berorientasi pada masa depan. Wirausaha juga terdiri dari beberapa
macam seperti; Administratif, Akuisisi, Inkubatif, swasta, publik, massal, individual dan
lain sebagainya. Berwirausahan sendiri tentu memiliki keuntungan seperti Otonomi
Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat dan kerugian seperti pengorbanan personal.
Pada hubungan antara kewirausahaan dengan profesi keperawatan terdapat ideologi
entrepreneurialisme yang memiliki dua karakter, yaitu; prinsip otonomi dan penentuan
nasib sendiri. Dalam prinsip otonomi, perawat spesialis komunitas berupaya membela
dan memperjuangkan hak-hak dan keadilan masyarakat dalam sistem pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, perawat spesialis komunitas memainkan perannya sebagai
advokator (pembela) dan mitra (partner) bagi kliennya (masyarakat). Selain itu,
Kewirausahaan juga memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu ekonomi,
komunikasi, menajemen dan psikologi.
3.2 Saran
Di negara yang sedang berkembang, usaha-usaha yang banyak tumbuh di masyarakat
umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Namun masih terdapat kendala internal yang
dihadapi oleh pengusaha kecil yaitu kualitas SDM yang masih rendah, lemahnya akses
dan pengembangan pasar, lemahnya struktur pemodalan, dan lain sebagainya. Sehingga
untuk menghadapi kendala tersebut, diharapkan seorang wirausahawan harus memiliki
fondasi yang kuat sebelum mendirikan dan menjalankan usahanya, serta harus memiliki
orientasi kewirausahaan untuk menghadapi persaingan dan tekanan pasar yang terus
meningkat.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Nasrullah Dede, dkk. 2019. Modul Kuliah Kewirausahaan. Surabaya: Universitas

Muhammadiyah Surabaya.

2. Effendy, Mochtar. 2010. Kewirausahaan (Entrepreneurship) Tuntunan Untuk Praktis.

Palembang: Yayasan Penerbit Al-Mukhtar.

3. Anwar, Muhammad. 2017. Pengantar Kewirausahaan teori dan aplikasi. Jakarta:

Kencana.

4. Geoffrey G. Meredith, et al. Kewirausahaan : Teori dan Praktek. Edisi 5.

5. Dewi, Sayu, K, S. 2017. Konsep Dan Pengembangan Kewirausahaan Di Indonesia.

Yogyakarta: CV BUDI UTOMO.

13

Anda mungkin juga menyukai