Kelompok 5:
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kita semua kesehatan dan serta rahmatNya yang membuat kita semua dapat berkumpul pada
kesempatan kali ini. Sehingga dengan adanya karunia yang telah diberikan maka kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin. Dan makalah yang kami buat pun
akhirnya bisa terselesaikan dengan baik walaupun awalnya terdapat sedikit kendala.
Dengan adanya makalah kami ini yang bertujuan untuk memenuhi tugas salah satu mata
kuliah kami yaitu pada mata kuliah “Profesi Konselor”. Dalam makalah yang sudah kami
susun ini yang dimana membahas tentang “Kerja Sama Profesional Dengan Teman Sejawat
Dan Anggota Profesi Lain”. Dan dari makalah yang sudah kami susun ini kami berharap
semoga pembaca bisa mendapatkan hal baru berupa informasi untuk memperluas
pengetahuan. Dan kami juga berharap dengan tersusunnya makalah ini semoga bisa
membawa dampak baik bagi kita semua dan semoga bisa bermanfaat. Semoga makalah ini
bisa menjadi suatu bahan ajar yang menarik buat pembaca dan bisa memahami lebih dalam
lagi mengenai Kerja Sama Profesional Dengan Teman Sejawat Dan Anggota Profesi Lain.
Dengan adanya makalah ini kami berharap bisa menambah wawasan bagi pembaca. Dan
kami juga ingin meminta maaf sebelumnya, apabila makalah ini masih banyak
kekurangannya seperti salah dalam penulisan atau isi makalah ini belum cukup lengkap
terkait informasi atau teorinya sehingga menimbulkan rasa ketidakpuasan pada pembaca. Dan
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu dengan
kerendahan hati kami, maka kami siap menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
bagi penulis. Sehingga dengan adanya kritik dan saran tersebut bisa membuat penulis bisa
lebih baik lagi dalam menciptakan sebuah makalah untuk kedepannya. Dan kami juga ingin
mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua.
Kelompok 5
2|Page
DAFTAR ISI
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan sejatinya menanamkan nilai nilai transenden, spiritual dan pentingnya hidup
bermasyarakat dengan ahlak mulia. Pendidikan juga meruupakan asset yang dimiliki
suatu bangsa agar masyarakat dapat memajukan bangsanya di masa depan. Namun, bukan
hanya ilmu pengetahuan yang dibutuhkan masyarakat saat ini, tetapi masyarakat
membutuhkan etika yang baik untuk menunjang itu semua .Dimasyarakat istilah kata
“etika” yang harfiah berarti “adat kebiasaan”, “watak”, atau “kelakuan manusia”. Etika
berkaitan dengan moral yang berarti cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan
yang baik dan menghindari tindakan yang buruk. Manusia yang memiliki etika yang baik
berarti memiliki karakter yang baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan kerja sama profesional teman sejawat dan anggota
profesi lain?
2. Apa sajakah yang diterapkan dalam prinsip kerja profesi bimbingan dan konseling?
3. Bagaimanakah sikap terhadap sesama profesi dan peserta didik?
4. Bagaimanakah hubungan dan kerja sama antar profesi?
C. TUJUAN
1. Agar dapat mengetahui dan memahami seperti apa kerja sama professional teman
sejawat dan anggota profesi lain.
2. Agar dapat mengetahui dan memahami apa saja prinsip kerja profesi bimbingan dan
konseling?
3. Agar dapat mengetahui dan memahami bagaimana sikap terhadap sesama profesi dan
peserta didik.
4. Agar mengetahui dan memahami bagaimana hubungan dan kerja sama antar profesi.
4|Page
BAB II
PEMBAHASAN
5|Page
Cara optimal dalam membantu individu harus yang berpengalaman, bersikap dan
membantu dalam perkembangannya.
2. Bimbingan dilakukan oleh satu tangan ahli. Miller menegaskan bahwa bimbingan
melayanai individu yang berbeda-beda atau unik, karena itu memerlukan seorang
ahli yang profesional.
3. Bimbingan berdasarkan pengakuan dan penghargaan terhadap hak individu dalam
mengambil keputusan. Masing-masing orang ingin berubah kearah yang lebih
baik dalam tanggung jawabnya pada diri sendiri, masyarakat dan Tuhannya.
4. Bimbingan merupakan pemberian bantuan kepada individu dalam menyediakan
sejumlah pilihan, rencana, keterangan dan pengaturan yang bijaksana. Bimbingan
membantu peserta didik bisa memahami dan menjelaskan posisi dirinya,
rencananya dalam kehidupanya sebagai anggota masyarakat.
5. Bimbingan tidak bersifat memaksa. Bimbingan bergantung pada kemauan dan
motivasi dalam diri atau/ dan kemauan konseli untuk mengubah kearah yang lebih
baik.
6. Bimbingan merupakan proses pendidikan yang bersifat bertahap kearah
berikutnya yang lebih maju. Mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi, bahkan sampai dengan dirinya hidup di tengah-tengah masyarakat.
7. Bimbingan pelajaran yang luas bagi individu dalam kehidupan sosialnya.
8. Bimbingan berfungsi jika semua personel pendidikan seperti konselor, kepala
sekolah, guru, wali kelas, orang tua, dan staf lainnya aktif menjalankan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab dan tingkatan kompetensi mereka.
9. Bimbingan yang disediakan adalah untuk membantu peserta didik untuk
menjalani kenyataan hidupnya yang terbaik. Mencoba memberikan perbaikan
pada peserta didik dalam memahami, menerima diri dan lingkungannya.
10. Bimbingan merupakan bagian dari program pendidikan yang diberikan secara
indvidual dan sosial. Bimbingan mencoba menjaga dan meningkatkan prestasi
peserta didik dalam pendidikan dan berusaha memelihara peserta didik sebagai
individu yang memiliki keterampilan dan keterikatan sosial.
Menurut (Shertzer & Stone, 1966), prinsip kerja yang paling penting dalam
memberikan bantuan kepada individu adalah 1) Totalitas pelayanan, artinya bantuan
kepada individu dilakukan secara total yaitu tidak setengah-setengah; 2) Menghargai
dan mengormati peserta didik dengan kemuliaan, iklas dan berbuat yang terbaik; 3)
Orientasi kerja hendaknya mengenai perencanaan peserta didik yang akan datang
sebagai sumber kehidupan yang optimal; 4) Keberadaan konselor adalah menjunjung
dan menegakkan perbedaan individu di sekolah secara unik; 5) Wawasan teoretis dan
pengalaman kerja profesional akan memberikan variasi dan ketepatan dalam
menghadapi suatu tuntutan layanan; 6) Konselor perlu kreatif menciptakan kualitas
hubungan kekeluargaan antara dirinya dengan peserta didik, dan antara konselor
dengan staf lainnya; serta 7) Pelayanan personil harus memiliki kualitas tinggi sebagai
upaya mempermudah usaha pencapaian tujuan pendidikan
6|Page
b. Sikap Terhadap Sesama Profesi dan Peserta Didik
Sikap terhadap teman sesama profesi yaitu perlunya saling menghormati, saling,
membantu, saling mengingatkan, saling menegur, saling mendorong sesama konselor.
Menciptakan dan memelihara kekeluargaa, kesetiakawanan, hubungan sesama
konselor akan menumbuhkan perasaan yang harmonis dan perasaan saudara antara
sesama anggota profesi. Dan untuk peserta didik/konseli gurru bimbingan dan
konseling perlu menghormati harkat, martabat, integritas dan keyakinan konseli,
mengutamakan kepentingan konseli,
tidak bersikap diskriminasi secara baik kepada semua konseli akan menciptakan
hubungan yang bersifat membantu secara profesiona bersifat membantu secara
profesional.
Peran Pengawas BK
Pengawas BK mempunyai peranan yaitu Mengkoordinasikan guru
pembimbing dalam :
1. Memasyarakatkan pelayanan BK kepada segenap warga sekolah (siswa, guru,
dan personil sekolah lainnya), orang tua siswa dan masyarakat.
2. Menyusun program kegiatan BK (program satuan layanan dan kegiatan
pendukung, program mingguan, bulanan, caturwulan, dan tahunan).
9|Page
3. Melaksanakan program BK
4. Mengadministrasikan program kegiatan BK
5. Menilai hasil pelaksanaan program BK
6. Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan BK
7. Memberikan tindak lanjut terhadap analisis penilaian BK
8. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi kepentingan
tenaga, prasarana, dan sarana alat dan perlengkapan pelayanan BK.
Kerjasama antara Personil Sekolah dan Pelaksana BK
Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses belajar pembelajaran tidak dapat
dipisahkan dari proses bimbingan. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini yaitu:
1. Proses belajar menjadi sangat efektif apabila bahan yang dipelajari dikaitkan
langsung dengan tujuan pribadi siswa.
2. Guru memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya lebih peka
terhadap hal-hal yang dapat memperlancar dan mengganggu kelancaran
kegiatan kelas
3. Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah/kesulitan secara lebih
nyata.
a) Kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan siswa dalam hal ini karena tenaga
pembimbing masih sangat terbatas, sehingga pelayanan siswa dalam jumlah yang
cukup banyak tidak bisa dilakukan secara intensif.
b) Keterlibatan guru pembimbing sehingga tidak mungkin dapat memberikan semua
bentuk pelayanan seperti memberikan pengajaran perbaikan untuk bidang studi
tertentu. Di lain pihak, guru juga mempunyai beberapa ketentuan menurut
Koestoer Pratowisastro (1982). Keterbatasan-keterbatasan guru tersebut antara
lain:
Guru tidak mungkin lagi menangani masalah siswa yang bermacam-macam,
karena guru tidak terlatih untuk melakukan semua tugas.
Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi
ditambah tugas yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam
masalah.
10 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Penulis sangat menyadari kekurangan yang terdapat pada makalah ini, baik dari
penysusnan kata, penggunaan bahasa yang penulis gunaan maupun pembahasan yang
dimuatkan di dalam makalah ini. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran membangun dari para pembaca, demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
12 | P a g e