OLEH:
KELOMPOK 1
DAFTAR ISI ii
KATA PENGANTAR iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang...........................................................................................1
I.2. Rumusan Masalah......................................................................................2
I.3. Tujuan Penelitian........................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bimbingan Karir.......................................................................4
2.2 Tujuan Bimbingan Karir.............................................................................5
2.3 Jabatan dan karir kedudukan......................................................................6
2.4 Scope bimbingan karir dalam kerangka BK keseluruhan...........................9
2.5 Teori Tema Hidup.......................................................................................10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................12
3.2 Saran ..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA 13
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayahnya sehigga saya dapat menyelesaikan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan, sehingga saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk si pembaca umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.
Penyusun
iii
BAB I
PENDAHULUAN
yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan. Frank Pearson dikenal sebagai
tokoh yang merintis konsep bimbingan karier sejak istilah Vocational Guidance
muncul. Pada kenyataannya 1000 tahun sebelum beliau mengemukakan
gagasannya
itu, telah ditemukan bahwa ada tokoh-tokoh yang merintis kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan tiga variabel dalam pengambilan keputusan karier. Sehingga
pada praktinya cara yang digunakan untuk
1
1.2 Rumusan Masalah
2
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
mengenal konsep diri yang berkaitan dengan minat, bakat, dan kemampuannya
serta mengenal jabatan karier yang ada.
Sampai dengan sekarang bimingan karir tetap masih merupakan salah satu
bidang bimbingan dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi, dengan
diintegrasikanya pendidikan dalam kurikulum sekolah, maka peranan bimbingan
karir sungguh menjadi amat penting khususnya dalam upaya membantu siswa
dalam memperolah kecakapan yang merupakan salah jenis kecakapan dalam
pendidikan hidup.
5
merupakan kebutuhan semua siswa meskipun barangkali siswa tertentu tidak
merasakan adanya kebutuhan akan hal tersebut.
6
a. Pengertian karir
Adapun beberapa contoh dari karir seperti pada tenaga pendidik : guru, dosen,
konselor dan lain-lain. Dan pada tenaga kependidikan seperti kepala sekolah,
administrasi, pengawas sekolah, pustakawan dan lain-lain.
b. Perencanaan karir
7
Pengembangan sedini mungkin dan berkesinambungan bagi sikap positif
siswa terhadap pendidikan adalah aspek yang sangat kritis.
Siswa di semua jenjang harus diberikan pemahaman yang berhubungan
pendidikan karir.
Siswa memerlukan pemahaman tentang dimana dan kenapa mereka berada
di titik tertentu dari kontinum pendidikan diwaktu tertentu.
Siswa di setiap jenjang pendidikan mestinya memiliki pengalaman
berorientasi karir yang tepat sesuai dengan tingkat kesiapan mereka.
Program bimbingan dan konseling karir yang dipastikan di kelas dengan
koordinasi dan konsultasi oleh konselor sekolah.
1. Faktor sosial
8
2. Faktor Individu
a. Kemampuan intelejesi
9
2. Orientsi
Kegiatan diberikan kepada konseli untuk membantu dan memahami
lingkungan baru sebagai modal penyesuaian diri.
3. Kegiatan Individual
Masing masing konseli perlu mengikuti kegiatan individual yang
dibutuhkanya untuk memenuhi hasil tes minat karir konsultasi hasil
dan kegiatan lainya.
4. Intevensi Konselor
Kegiatan ini misalnya konseling karir yang diberikan kepada konseli
secara individu atau kelompok dalam membantu konselor menghadapi
masalah karir konseli.
5. Bantuan Internet
Kegiatan ini untuk memenuhi ketersediaan informasi karir secara cepat
melalui jaringan website yang dapat di akses kapan saja dan dimana
saja.
6. Tindak Lanjut
Kegiatan pelaksanaan bimbingan konseling karir dalam bentuk
evaluasi atau alih tangan tergantung kebutuhan.
Konsep tema hidup ini diturunkan dari teori gaya hidup (Lifestyle) Alfred Adler
dan melekat kuat sebagai dasar teori konstruksi karier Savickas. Teori gaya hidup
Adler memberi alasan bagi seseorang atas pilihan karier yang diambilnya. Bagi
Adler, gaya hidup yang sehat dalam karier adalah saat individu memberi makna
10
bagi orang lain melalui uluran tangannya, dan bukan memanipulasi mereka demi
uang dan jabatan. Makna dan tujuan hidup inilah yang menjadi refleksi gaya
hidup atau tema hidup seseorang. Untuk itu, Savickas (dalam Sharf, 2010)
menitikberatkan peran konselor dalam membantu konseli menemukan makna dan
tujuan dalam hidupnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bimbingan dan konseling karir merupakan bagian atau salah satu wujud
kegiatan atau program umum bimbingan dan konseling di sekolah.
Sedangkan bimbingan dan konseling adalah bagian integral dari pendidikan,
maka bimbingan dan konseling merupakan bagian dari penyelenggaraan
kurikulum sekolah. Sampai dengan sekarang ini bimbingan karir tetap masih
merupakan salah satu bidang bimbingan, dalam konteks kurikulum berbasis
kompentensi dengan di integrasikanya pendidikan kecakapan hidup dalam
kurikulum sekolah, maka peranan bimbingan karir sungguh menjadi amat
penting khususnya dalam upaya membantu siswa dalam memperoleh
kecakapan vokasional yang merupakan salah satu jenis kecakapan dalam
pendidikan kecakapan hidup.
3.2 Saran
12
menerima kritikan dan saran dari para pembaca agar saya bisa memperbaiki
makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
13