Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING KARIR

Konsep Dasar Perkembangan Karier, Sejarah dan Teori Perkembangan


Karier

Dosen Pengampu : Muhammad Nikman Naser, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 2 :

1. Aisyah Mustika
2. Anggelia Desiska

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS USULUDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan semesta
alam, karena atas izin dan karunia- Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Konsep Dasar Perkembangan Karier, Sejarah dan Teori
Perkembangan Karier”. Tak lupa pula shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Baginda kita nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua
mendapatkansyafaatnya di akhirat kelak.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bimbingan dan Konseling Karir. Selain itu makalah ini dibuat sebagai
penambah wawasan tentang Sejarah BK karir yang ada di indonesia dan amerika
serta teori-teori yang ada dalam perkembangan karir.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih belum sempurna baik
dari segi penulisanmaupun dari cara penyajiannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menjadi
acuan agar kamu bisa lebih baik lagi kedepannya.

Demikianlah kata pengantar makalah dan kami berharap semoga makalah ini
dapat digunakan mestinya.Aamiin,sekian terimah kasih.

Bengkulu, 10 April 2023

Penu
lis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................3

C. Tujuan.............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. Pengertian Bimbingan Karir..........................................................................4

B. Sejarah Perkembangan Bk Karir di Indonesia dan Amerika..........................4

C. Teori Perkembangan Karir...........................................................................15

BAB III PENUTUP..............................................................................................21

A. Kesimpulan..................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan karir sangat penting bagi mahasiswa dalam memberikan
bekal untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja sesuai dengan yang
dibutuhan di dunia pekerjaan, sehingga kompetensi yang dimiliki dapat
berkembang dengan baik. Selain itu, dengan adanya bimbingan karir ini para
mahasiswa tahun semester akhir, fresh graduate, para lulusan atau alumni yang
tengah berada dalam masa penantian untuk memperoleh pekerjaan akan lebih
siap menghadapi tuntutan untuk pekerjaan sehingga dapat meminimalisir
masalah yang akan timbul berkaitan dengan kekhawatiran yang tidak siap
memasuki dunia kerja (Rahma, Yusuf, & Afdal, 2021).1
Menurut Super, bimbingan karir merupakan suatu proses untuk
membantu individu supaya dapat mengembangkan dan menerima kesatuan
dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. National Vocational
Guidance Association, bimbingan karir adalah bantuan layanan yang diberikan
kepada individu untuk memilih, menyiapkan, menyesuaikan dan menetapkan
dirinya dalam pekerjaan yang sesuai, serta memperoleh kebahagiaan
daripadanya. Bimbingan dan konseling karir (vocational guidance) merupakan
salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu peserta didik dalam
memecahkan masalah karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang
sebaikbaiknya, baik pada waktu itu mapun pada masa yang akan datang.
Bimbingan dan konseling karir bukan hanya memberikan bimbingan jabatan,
tetapi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu memberikan bimbingan agar
peserta didik dapat memasuki kehidupan, tata hidup, dan kejadian dalam hidup,
dan mempersiapkan diri dalam kehidupan sekolah menuju dunia kerja. Maka
dari itu bimbingan dan konseling karir merupakan suatu program yang disusun
untuk membantu perkembangan peserta didik agar ia memahami dirinya,
mempelajari dunia kerja untuk mendapatkan pengalaman yang akan

1
Rahma, Yusuf, & Afdal, 2021. Bimbingan Konseling Karier Di perguruan Tinggi.
Indonesian Journal Of School Counseling. 6(2). Hal. 134.

1
membantunya dalam membuat keputusan dan mendapatkan pekerjaan (Fadli,
Ifdil, & Amalianita, 2019).2
Dalam literatur kamus besar bahasa Indonesia pengertian karir terdapat
dua pengertian yaitu, pertama, suatu perkembangan dan sebuah kemajuan
terhadap keberlangsungan kehidupan, pekerjaan, jabatan dan sebagainya.
Kedua, adalah pekerjaan yang membawa harapan untuk maju dan berkembang.
Dalam implementasi sering kali terjadi kebingungan dalam menentukan karir
yang berujung pada ketidakpuasan indidvidu, oleh karenanya terdapat
bimbingan karir dengan orientasi membantu dan mengatasi kebingungan yang
dihadapi agar tidak keliru dalam pilihan karir yang dapat merugikannya. Salah
satu bentuk dalam bimbingan dan konseling karir ini juga terdapat di sekolah-
sekolah. Seligman (dalam Marliyah, Dewi, & Suyasa, 2004) karir dapat
dikembangkan sejak masa sekolah dan karir dapat juga dikatakan sebagai suatu
cita-cita yang diinginkan, baik yang memilki keterkaitan dengan suatu bidang
pendidikan, pekerjaan maupun suatu profesi tertentu. Dalam penentuan kareir,
seseorang akan mengetahui potensi yang mereka miliki, baik itu bakat/minat,
kecerdasan maupun tujuan yang akan diiginkan. Pilihan karir merupakan suatu
proses atau aktivitas individu dalam usaha mempersiapkan diri untuk
memasukkan karir yang berhubungan dengan pekerjaan melalui suatu
rangkaian proses kegiatan yang terarah dan sistematis, sehingga mampu
memilih karir sesuai dengan yang diharapkan oleh siswa. Dalam membuat
pilihan karir, langakah awal yang harus kita tempuh yakni mencari informasi
mengenai berbagai macam alternatif profesi. Dengan adanya alternatif profesi
tersebut, membuat sesorang dengan sangat mudah untuk menetapkan pilihan
terbaik dalam karirnya (Ardiansyah, 2018).3

B. Rumusan Masalah
2
Fadli, Ifdil, & Amalianita, 2019. Peluang Dan Tantangan Bimbingan Karir di Sekolah
Kejuruan Pada Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Pendidikan Indonesia. 5(2). Hal. 105.
3
Ardiansyah, 2018. Bimbingan dan Konseling Karir Remaja “Studi Komparasi SMP IT Abu
Bakar dan SMP Taman Dewasa Ibu Pawiatan Yogyakarta”. Jurnal Bimbingan Dan Konseling. 5(1).
Hal. 12.

2
1. Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Karir ?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Bk Karir di Indonesia dan Amerika ?
3. Bagaimana Teori Perkembangan Karir ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian bimbingan karir
2. Mengetahui Sejarah Perkembangan Bk Karir di Indonesia dan Amerika
3. Mengetahui Teori Perkembangan Karir

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan Karir
Bimbingan karir merupakan salah satu ragam bimbingan. Istilah ragam bi
mbingan menunjuk pada bidang kehidupan tertentu atau aspek-aspek perkemba
ngan tertentu yang menjadi faktor perhatian dalam pelayanan bimbingan, deng
an kata lain tentang apa yang diberikan. Dalam kehidupan siswa dan mahasisw
a dapat dibedakan tiga bidang yang penting bagi mereka, yaitu: bidang studi ak
ademik, bidang perkembangan kepribadiannya yang menyangkut dirinya sendir
i serta hubungannya dengan orang lain, bidang perencanaan ,masa depan yang
menyangkut jabatan yang akan dipangku kelak (Winkel dan Hastuti:2006: 113).
Secara sederhana dan popular, tiga ragam bimbingan dimaksud adalah terdiri a
tas bimbingan karir, bimbingan akademik, dan bimbingan pribadi-sosial. Karir
adalah sebagai sejarah kerja/pekerjaan, dan juga dapat dikatakan ini sebagai teo
ri sejarah kerja, karena itu suatu teori sejatinya hadir dimaksudkan untuk memb
antu memahami dimensi waktu dan dinamika keberhasilan atau perubahan dala
m kehidupan kerja individu . Teori karir adalah satu sumber strategi dan teknik
bimbingan serta dapat menjadi alasan bagi bimbingan terhadap orang yang me
ngontrol arah/tujuan. Secara lebih fundamental teori karir ini sebagai kekuatan
yang mempengaruhi cara pandang terhadap karir.
Bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghada
pi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tert
entu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu dan dalam menye
suaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimas
uki.
B. Sejarah Perkembangan Bk Karir di Indonesia dan Amerika
Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (‫شجرة‬: šajaratun) yang
artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh ( ‫اريخ‬KK‫)ت‬.
Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu
atau penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia
yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi

4
history, yang berarti masa lalu manusia. Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa
lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa
sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
Konseling karier pertama kali berkembang di Benua Amerika yang
kemudian menyebar ke seluruh dunia. Kebutuhan akan karier tidak dapat
dipungkiri selalu menjadi bagian dari setiap tahapan perkerkembangan
kehidupan ndividu. Sebagaimara digambarkan oleh Abraham Maslow dalam
piramida kebutuhannya, karier termasuk ke dalam kebutuhan, individu yang
selalu ada dan harus terpenuhi. Pada kenyataannya untuk setiap tingkatan
kebutuhan, menggambarkan bahwa individu harus memilih, mempertahankan,
dan nengembangkan kariernya hingga piramida tertinggi yaitu aktualisasi diri.
Perkembangan konseling karier dimulai sekitar tahun 1850-an setelah
terjadinya Revolusi Industri yang menimbulkan efek besar pada perubahan
kehidupan dunia. Revolusi industri secara mencengangkan mampu membawa
perubahan yang luar biasa pada bidang politis, ekonomi, pendidikan, filosofis,
sosial, termasuk di dalamnya perubahan pada lingkungan kerja. Dalam hal ini,
perkembangan konseling karier dan kebutuhan pelaksanaannya terbagi menjadi
enam tahap yaitu: (1) tahap antara tahun 1890- 1919 (2) tahap tahun 1920-1939
(3) tahap 1940-1959 (4) tahap 1960-1979 (5) tahap 1980-1989, dan (6) tahap
1990 hingga sekarang (era kemajuan Iptek).
a. Sejarah BK karir di Amerika:
1. Tahap 1890-1319
Tahap ini dandai dengan muncul pemberian layanan penempatan
(placement) untuk daerah kota sebagai wujud munculnya perindustrian
dunia. Pengaruh revolusi industri dirasakan oleh banyak pihak sebagai
bentuk perubahan besar-besaran terhadap industri dunia secara urnum.
Perkembangan pesat berbagai industri membuka banyak lapangan kerja
yang mengakibatkan munculnya imigrasi dan urbanisasi. Dunia kerja
membutuhkan banyak pekerja untuk mengisi lapangan kerja dengan
kualitas dan karakteristik yang bermacam-macam.

5
Revolusi industri dengan penganin positifnya yang mampu menarik
pekerja untuk ditempatkan pada berbagai lapangan kerja rupanya juga
memiliki sisi lain. Untuk bisa masuk ke pasar industri, bagi individu yang
tidak memiliki keterampilan apa pun, rupanya masalah penyerapan
tenaga kerja ini bisa menjadi momok. Banyaknya individu yang tidak
mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan lapangan menyebabkan
meningkatnya stress dan ketidaknyamanan. Ditambah lagi sektor
agrikultural mengalami kemunduran pesat oleh sebab banyaknya industri
yang muncul. Keadaan inilah yang kemudian membawa beberapa
ilmuwan untuk melakukan studi tentang perilaku manusia dan
keberagamannya dengan tujuan untuk mengatasi berbagai sisi negatif
yang ditimbulkan oleh revolusi industri.
Francis Galton, Wilheim Wundt. Alfred Binet, V. Henri, Stanley
Hall, James Cattel, dan John Dewey merupakan beberapa ilmuwan yang
melakukan studi dan penelitian tentang perilaku manusia, bagaimana
melakukan asesmen terhadap perilaku dan kesehatan mental individu
untuk mengetahui perbedaan antara individu yang satu dengan lainnya,
motivasi individu, minat individual, termasuk di dalamnya bagaimana
strategi yang dimiliki oleh individu untuk mengembangkan dirinya. Studi
ini memiliki implikasi khusus yaitu adanya pemahaman karakteristik
individu yang bermacam-macam, di mana dengan pengetahuan akan
perbedaan tersebut memungkinkan individu untuk memperoleh
penempatan kerja yang sesuai dengan karakteristik dirinya.
Perkembangan konseling karier pada tahap ini dimulai dari adanya
bimbingan karier yang dirintis oleh George A Merril di sekolah-sekolah
umurn di San Fransisco dan Jesse B. Davis di Sekolah Menengah di
daerali Detroit. Para pakar ini meminta siswa untuk menggambarkan
ketertarikan mereka terhadap pekerjaan-pekerjaan tertentu sebagai bagian
dari pemilihan karier yang sesuai bagi diri. Kegiatan ini menjadi rintisan
pertama bimbingan karier di dunia yang kemudian dikembangkan lebih
luas oleh Frank Parsons pada era 1900 an.

6
Frank Parsons dikenal luas sebagai bapak bimbingan, merupakan
tokoh yang sangat erat dengan perkembangan konseling karier hingga
menjadi seperti saat ini. Berangkat dari rintisan aktivitas bimbingan yang
dilakukan oleh Merril dan Davis sebelumnya, Frank Parsons memiliki
filosofi bahwa semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk
meniti jenjang kariernya. Namun demikian, mereka mungkin memiliki
kelemahan untuk mengenali ketertarikan karier yang sesuai dengan
karakter diri. Konsep bimbingan karier yang diperkenalkan oleh Frank
Parsons adalah modifikası dari dua rekan sebelumnya, yang
memperkenalkan prosedur himbingan karier sebagai tahapan untuk
membantu individu memilih pekerjaan yang paling mereka senangi dan
paling sesuai dengan dirinya. Pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang
sesuai dengan minat atau ketertarikan, bakat, dan kondisi pekerjaan.
Parsons mengembangkan definisi bimbingan karier sebagai upaya
untuk membantu individu melalui 3 langkah, yaitu: a) proses memahami
diri, b) proses memahami jabatan, dan c) proses memilih jabatan dan
pekerjaan yang sesuai dengan karakteristik diri. Pada perkembangannya,
Parsons menyempurnakan urut-urutan proses bimbingan karier menjadi:
a) proses pemberian bantuan pada individu untuk mengembangkan
pemahaman terhadap diri sendiri menggunakan tes, inventori, dan
prosedur lainnya sehingga bisa mengidentifikasi sifat unik (traits)
masing-masing individu, b) proses studi tentang jabatan dan pekerjaan
yang ada, dan proses untuk memilih jabatan dan pekerjaan yang paling
sesuai dengan traits individu. Dengan penyempurnaan bimbingan karier
oleh Parsons tersebut dapat diartikan bahwa untuk membantu individu
memahami dirinya diperlukan bantuan testing dan inventori yang
memadai.
Selain pengembangan bimbingan karier oleh Parsons, tahap ini
juga ditandai dengan mulai menjamurnya kegiatan dan konferensi untuk
memberikan bimbingan kejuruan seperti National Conference on
Vocational Guidance yang diselenggarakan di Boston pada 1910,

7
dilakukannya latihan bimbingan kejuruan oleh Meyer bloomfield di
Harvard pada tahun 1911, dan penyelenggaraan National vocational
Guidance Association pada tahun 1913. Buku-buku tentang bimbingan
kejuruan pun mulai dirintis pada tahap ini, baik oleh konfederasi
bimbingan kejuruan maupun oleh ahli psikologi sebagai salah satu
bentuk psikologi terapan dalam proses pemberian bantuan karier.
Perkembangan konseling karier tidak hanya berhenti sampai di situ.
Para pakar kemudian juga menyumbangkan penyusunan berbagai alat
ukur untuk membantu individu mengenali diri secara terstandar, sehingga
bisa mengambil keputusan karier yang relevan dengan keadaan dirinya.
Berikut merupakan beberapa alat testing yang dikembangkan oleh para
pakar sebagai pendukung pelaksanaan konseling karier
a) Tahun 1909 Binet dan Simon memperkenalkan tes intelegensi
pertamanya.
b) Tahun 1916 L.M. Terman of Stanford mempublikasikan Stanford-
Binet intellegence Test.
c) Army Alpha-Beta test yang dikembangkan oleh Robert Yerkes, et. al.
dan digunakan untuk mengukur kecakapan pada calon tentara dalam
Perang Dunia I (1914-1918).
2. Tahap 1920-1939
Perkembangan alat tes masih terus berlanjut hingga tahap ini. E.K.
Strong of Stanford mempublikasikan Strong Vocational Interest Blank
(SVIB) pada tahun 1927. Alat tes ini merupakan alat tes yang berfungsi
untuk mengukur minat, terdiri dari respons yang diberikan individu
terkait berbagai pekerjaan yang muncul. Disusul kemudian pada tahun
1928 Clark L. Hull mengenaikan Aptitude Testing yang menggambarkan
bagaimana sifat-sifat unik individu sesuai atau tidak sesuai dengan
persyaratan pekerjaan tertentu.
Tahap ini juga ditandai dengan adanya peristiwa besar, Perang
Dunia II yang berlangsung sejak tahun 1939 yang memunculkan depresi
hebat pada masyarakat dunia. Kehilangan pekerjaan dan keluarga, serta

8
menumpuknya jumlah pengangguran merupakan permasalahan utama
yang harus diselesaikan pada tahap ini. Meskipun begitu, upaya untuk
meningkatkan konseling karier serta pengurangan pengangguran terus
dilakukan oleh berbagai pihak.
3. Tahap 1940-1959
Pada perkembangannya, konseling karier tidak lagi hanya
sebagaimana yang dirintis olen Frank Parsons dan tokoh awal lainnya
yang bernuansa pemberian testing dan bimbingan karier. Adalah dua
tokoh yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan konseling karier,
yaitu Edmund Griffith Willianson dan Carl Rogers, jika Parsons
mengungkapkan bahwa proses pemilihan karier bisa dibantu
menggunakan tiga tahap sebagaimana yang telah tertuang di atas, maka
Williamson dan Kogers tidak jauh berbeda dengan hal tersebut, hanya
saja keduanya membawa pemilihan karier menjadi proses yang bersifat
fenomenologis, sebagai proses yang dimakmai berbeda antara individu
yang satu dengan individu lainnya. Proses pemberian bantuan karier
tidak cukup hanya menggunakan kegiatan bimbingan tetapi lebih dalam
daripada itu, yaitu konseling karier.
Sebagai hasilnya sepanjang tahun 1940-an, Williamson
mengembangkan pendekatan konseling Trait and Tactor atau biasa
dikenal dengan nama konseling direktif. Sehubungan dengan pemilihan
karier, pendekatan konseling yang dimotori oleh Williamson ini tidak
jauh berbeda dengan bimbingan karier ala Frank Paisons, yaitu berasumsi
bahwa pemilihan karier yang dilakukan oleh individu hendaknya sesuai
dengan karakteristik traits-nya. Perbedaan yang paling menonjol dari
Williamson dan Parsons terletak pada langkah-langkah konseling yang
dilakukan. Williamson meyakini bahwa untuk bisa membantu individu
membuat pilihan karier harus melalui 6 tahap konseling.
a) Tahap analisis, merupakan tahap untuk mengumpulkan informasi
terkait individu yang sedang mengalami permasalahan karier,
informasi ini terdiri atas informasi horizontal (data tentang diri

9
individu: herupa motivasi, minat, nilai diri, prestasi, kekurangan dan
kelebihan yang dimiliki, dan pengetahuan tentang karier) serta
informasi vertikal (daia berkenaan dengan kedudukan ndividu di
antara orang-orang penting dalam hidupnya: bagaimana hubungan
dengan orang tua, keluarga, relasi, organisasi kepemudaan vang dikut,
kegiatan ekstrakurikuler, dst).
b) Tahap sintesis, merupakan tahap untuk meringkas semua data yang
telah terkumpul pada tahap analisis, mencermati semua data tersebut,
seilingga bisa dilakukan pemangkasan antara data yang berhubungan
dan tidak berhubungan dengan proses pemberian bantuan dalam
konseling karier.
c) Tahap diagnosis, merupakan tahap yang dilakukan oleh kanselor
untuk menetapkan area ketidakmampuan konseli dalam menentukan
karier yang akan dijalaninya. Bertitik tolak dari asumsi awal bahwa
konseling merupakan proses penyembuhan dan bersifat terapeutik
(meskipun nonpatologis), tahap diagnosis berkenaan dengan
bagaimana konselor menentukan inti permasalahan karier konseli,
sehingga akan sangat mempengaruhi keberlanjutan pemberian,
bantuan korseling.
d) Tahap prognosis, merupakan tahap di mana konselor mengajak
konseli untuk memprediksi apa yang akan terjadi apabila
permasalahan karier konseli dapat terselesaikan dan apa yang akan
terjadi apabila permasalahan karier konseli tidak dapat terselesaikan.
Menggunakan tahap ini, konselor akan mengetahui bagaimana
motivasi konseli untuk menemukan penyelesaian dari permasalahan
karier.
e) Tahap treatment, merupakan proses untuk membantu konseli
menemukan penyelesaian dari permasalahan kariemya menggunakan
strategi implementasi konseling. Tahap ini diikuti oleh tahap follow
up yang bertujuan untuk melakukan pengawasan dan evaluasi
keberhasilan proses konseling. Tahap terakhir membantu konselor

10
untuk mengetahui sejauh mana konseli mampu berkembang menjadi
pribadi yang lebih konstruktif menghadapi permasalahan-
permasalahan karirya, baik permasalahan karier vang baru saja
dibantu melalui konseling maupun permasalahan karier baru pasca-
konseling yang mungkin saja muncul.
Konseling direktif yang dikembangkan oleh Williamson ini
karena berupaskan counselor-centered, oleh para ahli kemudian
dianalisis sebagai bentuk konseling yang menempatkan konselor
sebagai pihak yang tahu segalanya, mulai dari identifikasi
permasalahan karier hingga proses penyelesaian permasalahan karier.
Konseling karier yang dikembangkan oleh Williamson
memungkinkan konselor untuk jauh lebih aktif dibandingkan
konselinya. Hal inilah yang tidak sepenuhnya disetujui oleh Rogers.
Rogers berkebalikan dengan Parsons maupun Williamson.
Pendekatan Rogers yang dikenal sebagai pendekatan nondirektif
memberikan koreksi atas dua pendekatan sebelumnya. Menurut
Rogers, proses konseling karier tidak hanya semata-mata untuk
memberikan testing dan inventori kepada individu sehingga mereka
memiliki potret diri dan jalan untuk bisa melakukan pemilihan karier
dengan tepat. Rogers lebih menyetujui bahwa proses konseling karier
hendaknya ditekankan pada hubungan yang hangat antara konselor
dan konseli. Pemahaman dan penerimaan yang dilakukan oleh
konselor akan menciptakan keterbukaan dan penerimaan diri konseli,
sehingga ia akan mampu memilih dan menentukan kariernya.
Rogers menekankan bahwa penggunaan alat tes dan inventori
saja tidak mencukupi untuk membantu individu memilih karier yang
tepat untuk dirinya. Menurut Rogers yang paling penting dari proses
konseling karier adalah bahwa Individu mampu memahami dan
menerima dirinya terlebih dahulu. Pemahaman dan penerimaan diri
secara utuh akan mampu mengarahkan individu pada proses
pengambilan keputusan karier.

11
4. Tahap 1960-1979
Semakin banyaknya kajian teoretik berkenaan dengan konseling
karier, seperti muncinya teori perkembangan karier dari para ahli serta
rintisan pelaksanaan konseling karier oleh para pakar membawa
konseling karier semakin mantap untuk dikembangkan. Pada tahap ini,
konseling karier memperluas jangkauan bukan hanya pada proses
konseling, melainkan juga pada pendidikan karier yang berfokus pada
perkembangan karier, perkembangan sikap, dan internalisasi nilai-nilai
yang dilakukan oleh individu dikaitkan dengan pendidikan tradisional.
Perkembangan pendidikan karier menitikberatkan pada bagaimana
membantu individu untuk meningkatkan kesadaran karier, eksplorasi
karier, leterampilan pengambilan keputusan, orientasi karier, dan
persiapan karier yang lebih matang.
Melalui pendidikan karier dan konseling karier inilah individu
diajak untuk mempersiapkan diri berhubungan dengan karir semenjak
dini guna menjawab tantangan yang lebih besar dalam kehidupan yang
akan datang. Pada tahap. ini, dengan adanya perkembangan karier yang
meningkat pesat, para pelaku konseling karier berharap individu mampu
menyiasati perubahan zaman dan menghadapi kebutuhan dunia dengan
lebih meyakinkan.
5. Tahap 1980-1989
Perkembangan konseling karier pada tahun 1980-an mulai
mengalami peremajaan lagi. Konseling karier konservatif yang
menekankan pada pemberian bantuan karier untuk siswa dan mahasiswa,
mulai diperluas pada sasaran lainnya. Pengembang konseling karier
mulai memberikan perhatian khusus kepada kalangan-kalangan tertentu
seperti kalangan minoritas, kalangan yang tinggal pada wilayah
perbedaan ras dan etnis, serta perkembangan karier khusus para
perempuan pada tahun 1984 didirikan pula National Certificated Career
Counselcu memperkuat posisi konselor karier dalam menyelenggarakan
kegiatan konseling karir Pada tahap ini, konseling karir juga

12
mengembangkan pendekatan untuk membantu penyelesaian
permasalahan karier yang bersifat lebih khusus.
6. Tahap 1990-Saat Ini
Tahun 1990-an identik dengan muncul dan berkembangnya dunia
informasi, teknologi, dan eletronika. Hal ini rupanya juga berimplikasi
pada perkembangan konseling karir. Konseling karier yang sampai akhir
dekade 80-an masih dilakukan secara sederhana, pada tahap ini mulai
dikembangkan teknologinya. Salah satu buktinya adalah adanya
pengenalan konseling karier secara online.
Perkembangan informasi dan teknologi memungkinkan apa saja
bisa diperoleh individu dari dunia maya termasuk informasi tentang
karier dan bahkan juga konseling karier. Meskipun konseling karier
rintisan tidak pernah ditinggalkan sepenuhnya, tetapi adanya inovasi
dalam konseling karier memberikan kesempatan pada konselor karier
untuk lebih nemperkaya khazanah teoretik dan praktik pelaksanaan
konseling karier dalam dunia yang terus mengikuti kemajuan iptek.
(Ingarianti & Purwaningrum, 2018).
b. Perkembangan Bk karir di Indonesia:
Perkembangan BK di Indonesia tidak sama dengan perkembangan BK
di Amerika. Perkembangan BK di Amerika dimulai dari usaha perorangan
dan pihak swasta, kemudian berangsur angsur menjadi usaha pemerintah.
Sementara di Indonesia, perkembangannya dimulai dengan kegiatan di
sekolah dan usaha-usaha pemerintah. Bimbingan Konseling di Indonesia
telah mulai dibicarakan secara terbuka sejak tahun 1962. Hal ini ditandai
dengan adanya perubahan sistem pendidikan di SMA, yaitu terjadinya
perubahan nama menjadi SMA Gaya Baru serta berubahnya waktu
penjurusan, yang awalnya dikelas I menjadi di kelas II. Program penjurusan
ini merupakan respon akan kebutuhan untuk menyalurkan para siswa ke
jurusan yang tepat bagi dirinya secara perorangan.
Pada tahun 1960 tepatnya pada tanggal 20 sampai tanggal 24 Agustus,
di adakan konferensi FKIP seluruh di indosneia, dan telah diputuskan bahwa

13
bimbingan dan penyuluhan dimasukkan dalam kurikulum FKIP, keadaan ini
menunjukkan adanya langkah yang lebih maju, di mana pengupasan
masalah bimbingan dan konseling sebagai suatu ilmu yang di dalamnya di
kupas juga mengenai karir dapat dikupas secara ilmiah Perumusan dan
pencantuman resmi di dalam rencana pelajaran SMA ini di susul dengan
berbagai kegiatan pengembangan Layanan BK di Sekolah seperti rapat
kerja, penataran, dan lokakarya. Puncak dari usaha ini adalah didirikannya
jurusan bimbingan dan Penyuluhan di Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP
( Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan) Negeri. Salah satu yang
membuka jurusan BP adalah IKIP Bandung pada tahun 1963. IKIP Bandung
ini sekarang sudah berganti nama menjadi Universitas Pendidikan
Indonesia. Dengan diadakannya bermacam-macam latihan jabatan oleh yang
berwenang menunjukkan bahwa masalah BK Karier di Indonesia pada
waktu itu mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam sekolah
maupun dalam masyarakat yang luas.
Dengan diperkenalkannya gagasan Sekolah Pembangunan pada tahun
1970/1971, peranan bimbingan kembali mendapat perhatian. Gagasan
Sekolah Pembangunan Persiapan (SMPP) yang berupa proyek percobaan
dan peralihan dari sistem persekolahan lama menjadi sekolah pembangunan.
Secara formal BK diprogramkan disekolah sejak diberlakukannya
kurikulum 1975, yang menyatakan bahwa BK merupakan bagian integral
dalam pendidikan di sekolah. Pada tahun 1975 berdiri Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang. IPBI ini memberikan pengaruh
yang sangat berarti terhadap perluasan program bimbingan di sekolah.
Setelah melalui penataan, maka dalam dekade 80-an bimbingan diupayakan
agar lebih mantap. Pemantapan terutama diusahkan upaya dalam dekade ini
lebih mengarah pada profesionalisasi yang lebih mantap. Beberapa upaya
dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini adalah Penyempurnaan
Kurikulum, dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984. Dalam kurikulum
1984 telah dimasukkan bimbingan karir didalamnya. Pada tahun 1981
dikukuhkan Kurikulum Inti Program Studi Bimbingan dan Konseling pada

14
Strata I dan D3. Selain itu, sejumlah perguruan tinggi sudah membuka biro
konsultasi atau pusat bimbingan di kampus unyuk menampung mahasiswa-
mahasiswi yang membutuhkan bantuan psikologis dalam menghadapi
berbagai tantangan hidup dewasa ini. Mulai tahun 1980-an terbitan buku-
buku yang membahas pelayanan bimbingan pada institusi atau lembaga
pendidikan bertambah banyak. Selain itu, terbitlah pedoman-pedoman dari
berbagai instansi pengelola pendidikan yang merupakan pembaharuan dan
perluasan terhadap pedoman terdahulu, misalnya Pedoman Pendidikan Guru
oleh Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis pada tahun 1981, dan
Kurikulum: Pedoman Bimbingan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
pada tahun 1986.
C. Teori Perkembangan Karir
Banyak tokoh yang memiliki kepedulian tinggi terhadap karier individu
sehingga mereka memutuskan untuk melakukan studi dan penelitian terhadap
perkembangan karir, termasuk juga pada permasalahan karir yang muncul pada
individu maupun kelompok, banyak pendapat para ahli mengenai teori
perkembangan karier, yakni;
1. Donald Super
Teori perkembangan karier yang dikembangkan oleh Donald Super
(1972) lebih dikenal dengan sei:-concept theory. Dinamakan demikian,
karena Super dalam mencetuskan teori kariernya memberikan perhatian
vang lebih terhadap bagaimana implikasi konsep diri individu terhadap
proses pemilihan karier. Tentu saja konsep diri yang dimaksudkan dalam
penelitian Super adalah konsep diri vokasional yang langsung berkaitan
dengan pemilihan karier.
Lebih jauh lagi, Super mengatakan bahwa konsep diri vokasional
dapat terbentuk melalui: a) perkembangan fisik dan mental, b) pengamatan
yang dilakukan terhadap berbagai lapangan dan model pekerjaan, c)
pemahaman akan pekerjaan orang-orang dewasa, d) pengaruli lingkungan
secara umum, serta e) pengalaman yang diperoleh individu secara umum.

15
Pemahaman terhadap keadaan diri dan pengalaman dihubungkan dengan
kesadaran akan dunia kerja akan membentuk konsep diri vokasional
individu.
2. David Tiedeman
Konsep utama yang melatarbelakangi teori perkembangan karier milik
Tiedeinan adalah konsep perkembangan diri yang bisa ditinjau dari berbagai
aspek. Diferensiasi merupakan proses untuk evaluasi diri, merujuk pada
bagaimana individu memandang diri dan apa yang telah dilakukannya
sepanjang hidup. Berkaitan dengan karier, proses diferensiasi mewakili
keadaan di mana individu belajar untuk mengidentifikasi dan mengenal
berbagai jenis pekerjaan lengkap dengan aspeknya (persyaratan untuk
masuk. sistem rekrutmen, pola kerja, sistem pembayaran dan upah kerja,
masa pensiun, dan lain-lain). Konsep dari teori perkembangan karier
Tiedeman adalah asumsi bahwa proses pengambilan keputusan karier
berlangsung sepanjang hidup. Oleh sebab itu individu senantiasa
dihadapkan pada pilihan, maka dalam bidang karier pun tidak terlepas dari
hal tersebut. Bukan hanya memilih karier pada awalnya, tetapi saat
menjalankan karier individu tidak bisa begitu saja melepaskan fenomena
pemilihan-pemilihan berhubungan dengan kariernya.
3. Gottfredson ( Teori Kompromi Karir)
Teori ini tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh Donald
Super Gottfredson juga berasumsi bahwa konsep diri vokasional merupakan
faktor utama yang mendorong bagaimana individu itu mengambil keputusan
karier dalam hidupnya, Gottfredson berpendapat bahwa individu
menginginkan dan memilih pekerjaan yang memiliki kesesuaian dengan
gambaran dirinya. Teori perkembangan karier Goufredson lebih dikenal
sebagai teori konpromi sebab Gottfredson berasumsi bahwa meskipun
pemilihan karier dipengaruhi oleh karakteristik di atas, tetapi senantiasa ada
kompromi yang terjadi pada individu ketika menjatuhkan pemilihan karier.
Komprorni yang dimaksudkan oleh Gottfredson merujuk pada suatu
keadaan di mana individu sudah memiliki peta kognitif pemilihan karier

16
dalam hidupnya Pada kasus ini, individu menetapkan batasan-batasan
sendiri mengenai pekerjaan apa yang boleh dan atau tidak boleh diambil
sebagai bagian dari pemilihan karier di sepanjang hidupnya.
4. Ann Roe ( Teori Pendekatan Kebutuhan Karir)
Ann Roe dalam teorinya ia lebih meneliti sesuatu dan Ann Roe
berfokus pada bagaimana hubungan awal yang dijalin oleh individu bersama
dengan keluarga dan hal tersebut yang menjadi faktor utama dalam
pemilihan serta pengambilan keputusan karir. Dalam mengembangkan
teorinya, Ann Roe mengadaptasi tentang kebutuhan Maslow dan
mengaitkannya dengan pengalaman masa anak-anak individu tersebut dan
Roe yakin bahwa pola asuh orangtua dalam keluarga memberikan pengaruh
pada perkembangan yang terdapat pada individu termasuk juga pada
ketertarikan terhadap pekerjaan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya.
Jadi penyimpulan dari teori ini bahwa proses pemilihan karir yang
berlangsung pada individu tidak terjadi begitu saja tetapi sudah berlangsung
lama bahkan sejak masih anak-anak. (Ingarianti & Purwaningrum, 2018).
5. John Holland (Teori Tipologi)
Teori perkembangan karier yang dikembangkan oleh Holland
memang lebih dikenal dengan sebutan teori tipologi sebab dalam
penelitiannya Holland menitikberatkan pada perkembangan kepribadian
individu yang bisa mempengaruhi proses pemilihan dan pengambilan
keputusan karier. Menurut Holland, individu melakukan pengambilan
keputusan karir disesuaikan dengan tipe kepribadian dan variabal-variabel
tertentu yang menjadi faktor pembentukan kepribadian.
Penerapan teori pilihan karir Holland melibatkan penilaian individu
dalam hal dua atau tiga tipe kepribadian yang menonjol dan kemudian
mencocokkan tipe masing-masing dengan aspek lingkungan dari karir
potensial. Teori ini memprediksi bahwa semakin tinggi derajat kesesuaian
antara karakteristik individu dan pekerjaan, semakin baik potensi untuk
hasil positif terkait karir, termasuk kepuasan, kegigihan, bahkan prestasi.
Teori pilihan karir John Holland (RIASEC) menyatakan bahwa dalam

17
memilih karir, orang lebih suka pekerjaan di mana mereka bisa berada di
sekitar orang lain yang seperti mereka. Mereka mencari lingkungan yang
akan memungkinkan mereka menggunakan keterampilan dan kemampuan
mereka, serta dapat mengekspresikan sikap dan nilai-nilai mereka, sambil
mengambil masalah dan peran yang menyenangkan. Perilaku ditentukan
oleh interaksi antara kepribadian dan lingkungan. Karekteristik dari teori ini
lebih menegaskan bahwa ada ketertarikan antara karakter kepribadian dan
lingkungan pekerjaan yang memungkinkan mereka mengasah keterampilan
dan juga kemampuan serta mengungkapkan sikap dan nilai-nilai yang
mereka yakini bahkan hal sejenis yang lainnya, dan teori ini juga
menjelaskan bahwa karir itu ditentukan oleh interaksi antara kepribadian
kita dan lingkungan, Hollan juga menegaskan bahwa orang-orang dari tipe
kepribadian yang sama dan bekerjasama dalam suatu pekerjaan menciptakan
lingkungan yang cocok dan mengerti dari tipe mereka.
Menurut Holland ada beberapa karakteristik teori pilihan karir John
Holland adalah :
a. Setiap orang adalah satu dari enam tipe kepribadian: Realistis,
Investigatif, Artistik, Sosial, Enterprising, dan Konvensional. Beberapa
menyebut ini sebagai Kode Holland atau RIASEC.
b. Orang-orang dari tipe kepribadian yang sama dan bekerja bersama
dengan orang yang memiliki kepribadian yang sama menciptakan
lingkungan kerja yang sesuai dengan tipenya. Misalnya, ketika orang
Artistik bersama dalam suatu pekerjaan, mereka menciptakan lingkungan
kerja yang menghargai pemikiran dan perilaku kreatif - lingkungan
Artistik.
c. Orang mencari lingkungan di mana mereka dapat menggunakan
keterampilan dan kemampuan mereka dan mengekspresikan nilai dan
sikap mereka. Misalnya, tipe Investigative mencari lingkungan
Investigative; Jenis artistik mencari lingkungan Artistik, dan sebagainya.
d. Orang yang memilih untuk bekerja di lingkungan yang mirip dengan tipe
kepribadiannya lebih mungkin berhasil dan puas. Misalnya, orang

18
Artistik lebih mungkin berhasil dan puas jika mereka memilih pekerjaan
yang memiliki lingkungan Artistik, seperti memilih untuk menjadi guru
tari di sekolah menari - lingkungan "didominasi" oleh orang-orang tipe
Artistik di mana kemampuan kreatif dan ekspresi sangat dihargai
(Amalianita & Putri, 2019)4
6. Khumboltz (Teori Belajar Sosial)
Teori yang dikembangkan oleh Krumboltz ini menjelaskan bagaimana
proses pemilihan karier utamanya didasarkan pada kejadian-kejadian
sepanjang hidup yang kemudian mempengaruhi pemilihan karier individu.
Krumboltz juga menjelaskan bahwa proses pemilihan karier individu
dipengaruhi oleh empat faktor, (i) faktor genetik dan kemampuan khusus,
(2) keadaan dan peristiwa lingkungan, (3) pengalaman belajar, dan (4)
pemberian keterampilan baru.
Faktor genetik dan kemampuan khusus menujuk pada faktor di mana
pemulihan karter bisa terjadi sebab adanya warisan genetik yang diturunkan
dari orang tua atau orang-orang yang paling berarti dalam hidup individu.
Keadaan dan peristiwa yang terjadi di lingkungan, bisa jadi merupakan
faktor yang mempengaruhi individu memilih karier yang sesuai dengan diri
dan lingkungannya.
7. Teori Sosio ekonomi
Teori sosioekonomi dikembangkan oleh gabungan para pakar sosiolog
dan ekonom yang memandang pengambilan keputusan karier sebagai proses
yang sangat penting dalam hidup dan tidak bisa dipisahkan dari segi
sesiologi dan ekonomi, Dari sudut pandang sosiologi, pengambilan
keputusan karier tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sosial individu, mulai
dari kehidupan sosial rentang yang sangat kecil seperti ; keluarga sampai
pada kehidupan sosial rentang luas yaitu masyarakat pada umumnya.
Sebagai contoh, kelompok individu yang pernah dipenjara merupakan
kelompok minoritas dalam masyarakat. Mereka yang masuk penjara karena

4
Amalianita & Putri, 2019. Perspektif Holland Theory Serta Aplikasinya Dalam Bimbingan
Dan Komseling Karir. Jurnal Riset Tindakan Indonesia. 4(2). Hal. 65-67.

19
kasus-kasus nonkorupsi dan nonpolitik setelah keluar dari penjara tentu
tetap harus memikirkan bagaimana kelanjutan hidupnya.5

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kehidupan siswa dan mahasiswa dapat dibedakan tiga bidang
yang penting bagi mereka, yaitu : bidang studi akademik, bidang
perkembangan kepribadiannya yang menyangkut dirinya sendiri serta

5
Ingarianti. 2018. Teori dan Praktik Konseling Karir Integratif. Bandung : PT Refika Aditama. Hal. 2-
27.

20
hubungannya dengan orang lain, bidang perencanaan, masa depan yang
menyangkut jabatan yang akan dipangku kelak.
Bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri
menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau
jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu
dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan
pekerjaan yang telah dimasuki.
Perkembangan konseling karier pada tahap ini dimulai dari adanya
bimbingan karier yang dirintis oleh George A Merril di sekolah-sekolah umum
di San Fransisco dan Jesse B.
Konsep bimbingan karier yang diperkenalkan oleh Frank Parsons adalah
modifikası dari dua rekan sebelumnya, yang memperkenalkan prosedur
himbingan karier sebagai tahapan untuk membantu individu memilih pekerjaan
yang paling mereka senangi dan paling sesuai dengan dirinya.
Parsons mengembangkan definisi bimbingan karier sebagai upaya untuk
membantu individu melalui 3 langkah, yaitu : a) proses memahami diri, b)
proses memahami jabatan, dan c) proses memilih jabatan dan pekerjaan yang
sesuai dengan karakteristik diri.
Dalam perkembangannya, Parsons menyempurnakan urutan proses
bimbingan karir : a) proses membantu individu mengembangkan citra diri
mereka melalui tes, inventarisasi dan metode lain untuk mengidentifikasi
kualitas (sifat) unik dari setiap orang, b) proses memeriksa posisi dan pekerjaan
yang ada dan proses memilih tugas terbaik. dan Tugas disesuaikan dengan
karakteristik individu.

DAFTAR PUSTAKA
Amalianita, B., & Putri, Y. E. (2019, Desember). Perspektif Holland Theory serta
Aplikasinya dalam Bimbingan dan Konseling Karir. JRTI (Jurnal Riset
Tindakan Indonesia), 4(2), 63-70.

21
Ardiansyah. (2018). Bimbingan dan Konseling Karir Remaja “Studi Komparasi
SMP IT Abu Bakar dan SMP Taman Dewasa Ibu Pawiatan Yogyakarta”.
Jurnal Bimbingan dan Konseling, 5(1), 9-22.

Fadli, R. P., Ifdil, & Amalianita, B. (2019, April). Peluang dan Tantangan
Bimbingan Karir di Sekolah Menengah Kejuruan Pada Era Revolusi
Industri 4.0. Jurnal Pendidikan Indonesia, 5(2), 102-108.

Ingarianti, T. M., & Purwaningrum, R. (2018). Teori dan Praktik Konseling


Karier Integratif. Bandung: PT Refika Aditama.

Rahma, F., Yusuf, M., & Afdal. (2021). Bimbingan dan Konseling Karir di
Perguruan Tinggi. Indonesian Journal of School Counseling, 6(2), 133-
139.

22

Anda mungkin juga menyukai