Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MAKALAH PRESENTASI KELOMPOK

KELOMPOK 1
“KARIR DAN DUNIA KERJA”

PRAKTIKUM BK KARIR
Dosen Pengampu mata kuliah :
Erwita Ika Violina, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:

 Amanda Rahmadiany (1213351027)


 Cintya Zahara (1211151012)
 Daniel Yedija Laowo (1213151020)
 Fadillah Rahayu Lubis (1211151015)

PRODI PPB/BK 2021 KELAS REGULER C


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah S.W.T karena berkat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas Makalah Mata Kuliah Praktikum BK Karir ini dengan tepat waktu.
Kami tidak lupa juga mengucapakan terimakasih kepada Ibu Erwita Ika Violina, S.Pd., M.Pd.
Selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum BK Karir yang telah memberikan tugas
kelompok ini, untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami .
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Praktikum BK Karir yang berjudul “Karir dan Dunia Kerja” Bila mana ada beberapa
kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan penulis mengucapakan permohonan
maaf. Karena makalah ini masih banyak kekurangannya. Penulis juga berharap pembaca
makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada penulis.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang terkait sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Terima kasih.

Medan, 27 Agustus 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
ISI..........................................................................................................................................................2
A. Konsep Dasar Karir......................................................................................................................2
B. Konsep Karir.................................................................................................................................3
C. Hakekat kerja, okupasi, karir........................................................................................................4
D. Dunia kerja...................................................................................................................................5
E. Struktur Kerja di Indonesia...........................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah karir memiliki makna yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandangnya
masing-masing. Namun demikian, terdapat kesamaan bahwa masalah karir tidak dapat
dilepaskan dengan aspek perkembangan, pekerjaan, jabatan, dan proses pengambilan
keputusan. Atas dasar ini, untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas dan komprehensif
tentang hakekat karir.
Karir adalah suatu arah kemajuan professional, kata yang penggunaannya terbatas
pada pekerjaan yang memiliki kemajuan hierarki formal, seperti halnya manajer dan
professional. Karir diartikan juga sebagai serangkaian pengalaman kerja seseorang yang
mengalami perkembangan.
Berdasarkan pengertian tersebut, pengalaman kerja dalam jalur karir tradisional
hanya berpengaruh pada orang yang menikmati penghargaan institusional karena
keberhasilannya meningkatkan kedudukan dalam struktur organisasi yang sudah ditetapkan.
Pada masa lalu, jabatan struktural selalu menjadi impian karyawan, sehingga akan kesulitan
untuk menggambarkan kemajuan karier tanpa adanya jabatan yang jelas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Konsep dari Karir?
2. Apa itu Hakekat kerja, Okupasi dan juga Karir?
3. Apa itu Dunia Kerja?
4. Apa saja struktur kerja di Indonesia?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian dari Konsep Karir
2. Mengetahui Hakekat kerja, Okupasi dan juga Karir
3. Mengetahui Dunia Pekerjaan
4. Untuk mengetahui apa saja struktur kerja di Indonesia.

1
BAB II

ISI

A. Konsep Dasar Karir


Surya (1988) menegaskan bahwa karir erat kaitannya dengan pekerjaan, tetapi
mempunyai makna yang lebih luas dari pada pekerjaan. Karir dapat dicapai melalui
pekerjaan yang direncanakan dan dikembangkan secara optimal dan tepat, tetapi
pekerjaan tidak selamanya dapat menunjang pencapaian karir. Dengan demikian
pekerjaan merupakan tahapan penting dalam pengembangan karir. Sementara itu,
perkembangan karir sendiri memerlukan proses panjang dan berlangsung sejak dini
serta dipengaruhi oleh berbagai factor kehidupan manusia.
Milgram (1979) menegaskan bahwa perkembangan karir merupakan suatu
proses kehidupan panjang dari kristalisasi indentitas vokasional. Suatu variasi luas
dari kombinasi faktor keturunan, fisik, pribadi-sosial, sosiologis, pendidikan,
ekonomi, dan pengaruh-pengaruh budaya. Dalam bagian lain juga disebutkan bahwa
karir adalah gaya hidup. Artinya bahwa karir adalah suatu makna utama dari ekspresi
kemampuan dan minat khusus yang secara intensif disadari sebagai implikasi dari
pilihan pekerjaan untuk gaya hidup di masa mendatang.
Dalam diskusi tentang karir sebagai gaya hidup, isu-isu yang berlawanan
dengan nilai-nilai pekerjaan yang menyenangkan sering kali muncul. Atas dasar ini
karir hakekatnya adalah bagaimana memadukan antara kemampuan dengan nilai
kesenangan sebagai satu kesatuan. Karir sebagai gaya hidup adalah bagian dari proses
pengambilan keputusan pada semua orang, dengan maksud agar tidak menimbulkan
konflik antara kesenangan dalam pekerjaan dengan pemenuhan aspirasi dan dalam
merealisasikan kemampuannya.
Munandir (1996) menyatakan bahwa karir erat kaitannya dengan pekerjaan
dan hal memutuskan karir bukanlah peristiwa sesaat , melainkan proses yang panjang
dan merupakan bagian dari proses perkembangan individu. Hoyt (Gibson dan
Mitchell, 1995) menjelaskan bahwa karir adalah totalitas dari pengalaman
pekerjaan/jabatan seseorang dalam sepanjang hidupnya. Dalam arti sempit karir
adalah jumlah total dari pengalaman pekerjaan/jabatan seseorang dalam kategori
pekerjaan umum, seperti sebagai pengajar, akunting, dokter, atau sales.

2
Sementara itu Gibson dan Mitchell (1995) menjelaskan bahwa karir adalah
jumlah total dari pengalaman hidup dan gaya hidup seseorang. Secara konseptual,
karir erat kaitannya dengan pekerjaan, perkembangan karir, pendidikan karir,
bimbingan karir, konseling karir, informasi pekerjaan, jabatan, dan pendidikan
jabatan. Dijelaskan lebih lanjut bahwa antara karir, pendidikan karir, perkembangan
karir, dan konseling karir merupakan istiah istilah yang saling berhubungan. Karena
itu satu tanpa yang lain tidak akan efektif dan kurang bermakna.
Dimaksudkan dengan pendidikan karir adalah seluruh aktivitas dan
pengalaman yang direncanakan untuk menyiapkan seseorang untuk memasuki dunia
kerja, perkembangan karir merupakan aspek dari totalitas perkembangan yang
mendasarkan pada belajar tentang, persiapan untuk, masuk ke, dan kemajuan dalam
dunia pekerjaan.Sedangkan konseling karir adalah aktivitas yang dimaksudkan untuk
menstimulasi dan memfasilitasi perkembangan karir sepanjang hidupnya. Aktivitas
tersebut termasuk membantu dalam perencanaan karir, pengambilan keputusan karir,
dan penyesuaian karir. Dengan demikian, pendidikan karir akan menstimulasi
perkembangan karir, sedangkan konseling karir akan memberikan arah terhadap
pendidikan dan perkembangan karir.

B. Konsep Karir
Karier adalah sebuah kata dari bahasa Belanda, karir adalah perkembangan
dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Ini juga bisa berarti jenjang dalam sebuah
pekerjaan tertentu. Rachmawati (2008: 136) menyatakan perencanaan karir adalah
usaha pengembangan sumber daya manusia.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan karir


sebagai perkembangan dan kemajuan baik pada kehidupan, jabatan atau pekerjaan
seseorangBiasanya pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang mendapatkan
imbalan berupa gaji maupun uang. Menurut Kunartinah (2003) dalam Ardianto
(2014), karir dapat dilihat dari berbagai cara, sebagai berikut:

1) Posisi yang dipegang individu dalam suatu jabatan di suatu perusahaan


dalam kurun waktu tertentu.
2) Dalam kaitannya dengan mobilitas dalam suatu organisasi.

3
3) Tingkat kemapanan kehidupan seseorang setelah mencapai tingkatan umur
tertentu yang ditandai dengan penampilan dan gaya hidup
seseorang.Rachmawati (2008:136) menyatakan keterlibatan organisasi
guna mendukung perencanaan karir adalah suatu keharusan.

Dukungan dan dorongan organisasi dapat berupa:

1. Pendidikan karir Karyawan harus menyadari dan memahami bahwa


pendidikan karir merupakan hal penting untuk memacu karir., memotivasi,
dan menyadarkan karyawan akan karir yang dapat diraih dalam organisasi.
Karir yang macet biasanya disebabkan oleh berbagai faktor seperti
ketidaktahuan, motivasi yang rendah, kecenderungan menghindari
tantangan, rasa tidak puas terhadap apa yang sudah ada, dan sebagainya.
2. Data informasi tentang jenjang karir pada organisasiData informasi yang
digunakan seperti uraian jabatan, persyaratan jabatan, dan standar kerja
sehingga karyawan dapat merumuskan rencana karir yang dijalankan
melalui jalur karir dalam organisasi.
3. Bimbingan karir Upaya bimbingan karir ini untuk menentukan karir yang
paling tepat bagi karyawan yang dilakukan melalui penyadaran minat dan
kemampuan untuk memilih jalur karir yang tepat.

C. Hakekat kerja, okupasi, karir


Hakekat kerja adalah totalitas jabatan dan kedudukan yang lebih
mengutamakan prodektivitas, tapi menuntun suatu keprofesionalan dalam bekerja.
Berikut unsur-unsur kerja.

1. Merupakan pilihan sendiri dan adanya unsure keterpaksaan materialism

2. Tidak terlalu menuntut keprofersionalan tapi lebih memnintingkan produktivitas.

Contoh : buruh pelabuahan yang menggeluti pekerjaan atas dasar materi


karena tidak ingin keluarganya miskin dan terpaksa untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.

Okupasi adalah suatu rangkaian pekerjaan yang digeluti seseorang


dipengaruhi oleh persepsi, nilai-nilai, cara pandang, hoby dan latihan. Berikut unsure-
unsur okupasi.

4
1. Pekerjaan dipilih sendiri

2. Dipengaruhi oleh faktor minat, bakat, hasil belajar ciri kepribadian dan latihan

3. Menghasilkan

4. Bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain

Contoh : montir bekerja dibengkel, hanya tamat SMK, belajar karena hoby,
dan menyelesaikan pekerjaan dengan rasa puas.

Hakikat karir adalah totalitas kerja, jabatan dan kedudukan seseorang seumur
hidupnya yang mengarah pada kehidupan dunia kerja dan menuntut suatu
keprofesionalan. Berikut unsur-unsur karir.

1. Pekerjaan itu merupakan pilihan sendiri

2. Menghasilkan dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain

3. Normatif

Contoh : akuntan yang bekerja diperusahaan yang sebelumnya telah


belajar/studi di jurusan akutansi yang telah di sesuaikan dengan keinginannya untuk
bidan pekerjaannya nanti sehingga mendapat kepuasan batin.

D. Dunia kerja
Dunia Kerja merupakan dunia tempat sekumpulan individu dalam melakukan
suatu aktivitas kerja, baik di dalam perusahaan maupun organisasi. Masyarakat
menyadari bahwa sumber daya manusia adalah salah satu unsur dalam organisasi
yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga
maju mundurnya suatu organisasi tergantung pada peran yang dilakukan oleh orang -
orang yang berada didalamnya.

Secanggih apapun alat dan sarana kerja yang dimiliki perusahaan namun tanpa
adanya fungsi kerja manusia maka keberadaan perusahaan tidak akan berarti apa -
apa, hal ini dikarenakan manusia memiliki kemampuan yang berupa tenaga dan
pikiran untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi perusahaan tersebut. Setiap
perusahaan pada dasarnya menginginkan dan menuntut agar seluruh karyawan selalu
menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Namun karyawan tidak dapat

5
diperlakukan seenaknya seperti menggunakan faktor - faktor penunjang produksi
lainnya.

Karyawan juga harus selalu diikutsertakan dalam setiap kegiatan serta


memberikan peran aktif untuk menggunakan alat - alat yang ada. Hal ini dikarenakan
tanpa peran aktif dari karyawan, alat - alat canggih yang dimiliki tidak akan ada
artinya bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Salah satu faktor penentu keberhasilan kerja (pencapaian tujuan perusahaan)


adalah perusahaan memiliki karyawan yang berkualitas, dimana karyawan tersebut
memegang peranan penting dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena
itu, untuk mencapai keberhasilan kerja maka harus ada kesesuaian antara pekerjaan
dan karyawan itu sendiri yang mana dapat dilihat dari seberapa jauh dukungan yang
diberikan karyawan terhadap perusahaan. Perusahaan harus benar - benar
memperhatikan Sumber Daya Manusia (SDM), sebab tanpa adanya sumber daya
manusia maka perusahaan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Dengan adanya perhatian di bidang SDM, maka akan diperoleh keuntungan


antara kedua belah pihak yaitu bagi perusahaan akan memperoleh keuntungan dengan
memiliki tenaga yang produktif dan proaktif dalam memberikan nilai tambah bagi
perusahaan sedangkan bagi karyawan akan memperoleh kepuasan karena hak - hak
mereka diperhatikan dan dipenuhi oleh perusahaan.

E. Struktur Kerja di Indonesia


Struktur Ketenagakerjaan adalah indikator yang membagi populasi penduduk
berdasarkan status kerja, menganggur, mengurus rumah tangga, belajar, dan
melakukan kegiatan lainnya.

Sebelum kita bahas lebih dalam tentang ketenagakerjaan di Indonesia, ada baiknya
kita bahas terlebih dahulu tentang konsep dan definisi dalam masalah
ketenagakerjaan. Dalam tulisan kali ini, saya akan tuliskan beberapa konsep dan
definisi tentang ketenagakerjaan yang digunakan oleh BPS, antara lain sebagai
berikut.

6
1. Penduduk, adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik
Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari
6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

2. Penduduk usia kerja, adalah mereka yang berdasarkan golongan umurnya sudah
bisa diharapkan untuk mampu bekerja. Indonesia menggunakan batas bawah usia
kerja (economically active population) 15 tahun (meskipun dalam survei dikumpulkan
informasi mulai dari usia 10 tahun) dan tanpa batas atas usia kerja. Jadi penduduk usia
kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun dan lebih.

3. Angkatan kerja, adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja, atau
punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang mencari pekerjaan.
Termasuk juga ke dalam angkatan kerja adalah mereka yang sedang mempersiapkan
suatu usaha, sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja atau mereka
yang tidak mencari pekerjaan dengan alasan tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
Konsep angkatan kerja merujuk pada kegiatan utama yang dilakukan oleh penduduk
usia kerja selama periode tertentu. Golongan angkatan kerja ini disebut juga penduduk
yang aktif secara ekonomi (economically active population).

4. Penduduk bukan angkatan kerja, adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas)
yang tidak termasuk angkatan kerja. Golongan ini secara ekonomi memang tidak aktif
dan disebut noneconomically active population. Kegiatan mereka mencakup sekolah,
mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya.

5. Bekerja, adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud


memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan paling sedikit
1 (satu) jam secara tidak terputus selama seminggu yang lalu. Kegiatan bekerja ini
mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam
seminggu yang lalu sementara tidak bekerja, misalnya karena cuti, sakit dan
sejenisnya.

6. Pengangguran terbuka, adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan, bersedia


untuk bekerja, dan sedang mencari pekerjaan. Definisi ini digunakan pada
pelaksanaan Sakernas 1986 sampai dengan 2000, sedangkan sejak tahun 2001 definisi
penganggur mengalami penyesuaian/perluasan menjadi mereka yang sedang mencari

7
pekerjaan, atau mereka yang mempersiapkan usaha, atau mereka yang tidak mencari
pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (sebelumnya
dikategorikan sebagai bukan angkatan kerja), dan mereka yang sudah punya pekerjaan
tetapi belum mulai bekerja (sebelumnya dikategorikan sebagai bekerja), dan pada
waktu yang bersamaan mereka tak bekerja (jobless).

7. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah ukuran proporsi penduduk usia
kerja yang terlibat aktif di pasar tenaga kerja, baik dengan bekerja atau mencari
pekerjaan, yang memberikan indikasi ukuran relatif dari pasokan tenaga kerja yang
tersedia untuk terlibat dalam produksi barang dan jasa. TPAK merupakan
perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh penduduk usia
kerja. TPAK bisanya diperkirakan masing-masing untuk jenis kelamin (laki-laki dan
perempuan) dan golongan umur. TPAK menunjukkan besaran relatif dari pasokan
tenaga kerja (labor supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam
suatu perekonomian.

8. Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan utama. Status pekerjaan adalah
kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan.

Secara lebih detil, penjelasan terkait ketenagakerjaan di Indonesia dapat dijelaskan


dalam gambar di bawah ini :

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karir hakekatnya merupakan masalah yang kompleks, yang menyangkut


berbagai aspek kehidupan, baik aspek perkembangan, kepribadian, social, budaya,
ekonomi, maupun belajar. Karir erat kaitannya dengan proses pengambilan keputusan
di bidang pekerjaan / jabatan dan berlangsung melalui proses panjang serta bertahap,
berlangsung sepanjang hayat, serta berkembang seiring dengan kematangan pribadi
seseorang. Dalam kehidupan seseorang, karir memegang peran yang amat penting bagi
keberhasilannya dalam menempuh kehidupan di masa kini dan masa mendatang secara
memuaskan. Karir adalah suatu jalan hidup, pendidikan karir adalah persiapan untuk
hidup, sedangkan bimbingan dan konseling karir adalah pemberi arah sekaligus
penerang jalan hidup menuju keberhasilan dan kepuasan dalam mengarungi
kehidupan.
Mengingat pentingnya bimbingan dan konseling karir sebagai pemberi arah
sekaligus penerang jalan hidup, maka dalam pelaksanaannya, khususnya khususnya di
persekolahan, hendaknya lebih diintensifkan dan diefektifkan, sehingga mampu
membantu siswa dalam: (a) pemahaman secara tepat tentang dirinya, (b) pengenalan
terhadap keragaman dunia kerja dan persyaratannya, (c) mempersiapkan diri secara
matang dalam memasuki dunia kerja, (d) penempatan bidang-bidang pekerjaan
tertentu yang sesuai, (e) memecahkan berbagai persoalan khusus berkaitan dengan
pekerjaan dan pola-pola kehidupan yang lain, dan (f) penghargaan yang obyektif dan
sehat terhadap pekerjaan, jabatan, sertakarir. Selanjutnya, mengingat semakin luasnya
bidang pekerjaan saat ini, pelaksanaan bimbingan / konseling karir dituntut mampu
merangsang tumbuh dan berkembangnya pemikiran-pemikiran di bidang pekerjaan
yang sifatnya lebih kreatif, imajinatif, dan holistik, sehingga perkembangan, pola, atau
pandangan karirnya tidak linier, namun lebih menyebar, terdeferensiasi, dan
terspesifikasi sesuai dengan kebutuhan dan tantangan jaman.

B. Saran

Melihat pentingnya karir dalam kehidupan, ada baiknya mahasiswa lebih


mempelajari dan mencari tahu serta mengembangkan ide inovatif mengenai
pengembangan karir agar kehidupan kedepannya akan lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Rahmi Widyanti, M.Si. Manajemen Karir (Teori, Konsep Prakjtik). Makassar 2018.
Munandir, (1996), Program Bimbingan Karier di Sekolah, Jakarta : PPTA – Ditjen Dikti
Depdikbud.
Soegiyoharto, Rinny (2007), Peran Orang Tua terhadap Karier Anak: Tidak Memaksa Anak
ke Jurusan Pendidikan yang Tidak Disukainya adalah Sikap Bijaksana
(http://www.bpkpenabur.or.id)
Surya, (1988), Bimbingan Karir, Bandung : PPS UPI.
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Searching web:
www.studyhukum.wordpress.com.
www.jurnalhukum.com diakses pada 26 Agustus 2022

10

Anda mungkin juga menyukai