Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAKIKAT PROFESI GURU BK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Profesi Keguruan BK

Dosen Pengampu : Hasan Bastomi, M.PD. I.

Disusun Oleh :

1. Vina Nabella (2111010049)


2. Anina Su’da Fajria (2111010053)
3. Novia Nur Amalia Agusthina (2111010059)

KELAS : B3KIR

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga
terlimpahkan dan tercurahkan kepada Baginda kita tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafaatnya di hari kiamat nanti.

Dengan adanya ridho dari Allah SWT kita dilimpahkan kenikmatan berupa kesehatan
fisik maupun akal pikiran sehingga kami mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Profesi
Keguruan BK dengan judul “HAKIKAT PROFESI GURU BK”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Maka dari itu kami mengharap kritikan serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih.

Kudus, 15 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi .......................................................................................... 5


B. Ciri-Ciri Profesi ............................................................................................. 6
C. BK sebagai suatu Profesi ............................................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam percakapan sehari-hari sering terdengar istilah profesi atau profesional.
Seseorang mengatakan bahwa profesinya sebagai dokter yang lain mengatakan bahwa
profesinya sebagai guru, pengacara ada juga yang mengatakan profesinya pedagang,
penyanyi dan lain sebagainnya. Para staf dan karyawan instansi militer dan
pemerintahan juga tidak henti-hentinya menyatakan akan meningkatkan
keprofesionalannya. Ini berarti bahwa jabatan mereka adalah suatu profesi.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling idealnya dilaksanakan oleh
seorang professional yang memiliki latar belakang pendidikan bimbingan dan
konseling. Namun kenyataan di lapangan tidaklah demikian, masih tersebar dibeberapa
sekolah pada khususnya, guru bimbingan dan konseling berlatar belakang pendidikan
non bimbingan dan konseling. Hal ini merupakan imbas dari kurangnya pasokan guru
bimbingan dan konseling ke tiap-tiap jenjang pendidikan. Pemahaman akan pentingnya
peran guru bimbingan dan konseling di sekolah dengan mengisi kekosongan posisi
tersebut dengan guru mapel lain tentu akan menjadi kurang efektif dalam pelaksanaan
layanannya dan cenderung mengarah pada tugas yang seharusnya tidak dilakukan oleh
bimbingan dan konseling. Untuk memperoleh pemahaman secara menyeluruh terkait
profesi bimbingan dan konseling maka perlu dilakukan kajian secara terstruktur
mengenai pengertian profesi, ciri-ciri profesi dan bimbingan dan konseling sebagai
profesi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Profesi?
2. Apa saja Ciri-Ciri Profesi ?
3. Bagaimana Bimbingan dan Konseling sebagai Profesi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Profesi
2. Untuk mengetahui Ciri-Ciri Profesi
3. Untuk mengetahui Bimbingan dan Konseling sebagai Profesi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi
Profesi berasal dari bahasa Latin proffesio, yang mempunyai dua arti, yaitu janji
atau ikrar dan pekerjaan. Dalam pengertian luas, profesi mencakup kegiatan “apa saja”
dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan keahlian tertentu.
Adapun dalam pengertian sempit, profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan
keahlian tertentu sekaligus menuntut pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
Kata “profesi” identik dengan kata “keahlian”. Javis (1983) mengartikan
seseorang yang melakukan tugas profesi sebagai seseorang ahli (expert). Profesi
merupakan jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (experties), tanggung jawab,
dan kesetian dari para pelakunya. Sikun Pribadi (1987) juga mengemukakan bahwa
profesi adalah pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan
dirinya pada suatu jabatan atau pekerjaan, dalam arti bisa karena merasa terpanggil
untuk menjabat pekerjaan itu.
Istilah “profesi” cukup dikenal oleh semua pihak dan senantiasa melekat pada
“guru” karena tugas guru merupakan jabatan profesional. Akan tetapi, tidak semua
pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para
pelakunya. Kehalian bisa diperoleh melalui proses profesionalisasi, seperti pendidikan
dan latihan (diklat pejabatan atau in service training). Hal ini berarti bahwa suatu
pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang,
tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang dikmebangkan
khusu untuk itu.
De George juga menyatakan bahwa profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan
sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan
suatu keahlian. Profesi merupakan pekerjaan yang di dalamnya memerlukan sejumlah
persyaratan yang mendukung pekerjaannya. Karena itu, tidak semua pekerjaan
menunjuk pada sesuatu profesi.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa profesi
merupakan suatu pekerjaan yang menuntut keahlian, ilmu pengetahuan, menggunakan

5
teknik yang relevan serta harus berkependidikan yang spesifik. Sehingga tidak semua
pekerjaan adalah suatu profesi.
B. Ciri-Ciri Profesi
Profesi memerlukan sejumlah persyaratan yang mendukung pekerjaannya, Oleh karena
itu, tidak semua pekerjaan menunjuk pada suatu profesi. Untuk memahami lebih dalam,
Westby Gibson (1965) dalam Suharsimi Arikunto membuat ciri-ciri khusus profesi,
antara lain :
1. Pengakuan oleh masyarakat terhadap layanan tertentu, yang hanya dapat dilakukan
oleh kelompok pekerja dikategorikan sebagai suatu profesi
2. Memiliki sekumpulan bidang ilmu yang menjadikan landasan sejumlah teknik dan
prosedur yang unik
3. Memerlukan persiapan yang sengaja dan sistenatis sebelum orang mampu
melaksanakan pekerjaan profesional
4. Memiliki organisasi profesional disamping melindungi kepentingan kepentingan
anggotanya dari saingan kelompok luar, juga berfungsi menjaga, dan berusaha
meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk tindakan etis
profesional kepada anggotanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh W.E. Moore (Oteng Sutisna,1995), bahwa profesi
memiliki ciri-ciri, antara lain :

1. Seseorang yang menggunakan waktu penuh untuk menjalankan pekerjaannya


2. Terkait oleh suatu panggilan hidup, yaitu memperlakukan pekerjaannya sebagai
seperangkat norma kepatuhan dan perilaku
3. Anggota organisasi profesional yang formal
4. Menguasi pengetahuan yang berguna dan keterampilan atas dasar latihan
spesialisasi atau pendidikan yang sangat khusus
5. Terkait oleh syarat-syarat kompetensi, kesadaran prestasi, dan pengabdian
C. Bimbingan dan Konseling Sebagai Profesi
Bimbingan merupakan sebuah proses pemberian bantuan kepada seseorang
dalam membuat pilihan penting yang berpengaruh pada kehidupan mereka, seperti
pilihan gaya hidup. Mnurut Prayitno (2003) Konseling ialah proses pemberian bantuan

6
yang dilakaukan melalaui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara
teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sedangakan menurut Bimo walgito (1982:11),
bimbingan ialah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di
dalam kehidupannya, agar individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan
hidupnya. Istilah Bimbingan dan konseling sangat berkaitan erat. Konseling merupakan
jantung hatinya bimbingan, dimana konseling sebagai alat utama dalam pelayanan
bimbingan.
Ada banyak teori mengenai peran konselor, teori tersebut bermacam-macam
sesuai dengan asumsi tingkah laku serta tujuan yang akan dicapai oleh seorang konselor.
Dalam Pandangan Rogers, konselor lebih banyak berperan sebagai partner klien dalam
mememcahkan masalahnya. Dalam hubungan konseling, konselor lebih banyak
memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan segala permasalahan,
perasaan, dam persepsinya, dan konselor merefleksikan segala yang diungkapkan oleh
klien.
Profesi adalah suatu jabatan/pekerjaan yang menuntut keahlian khusus dari
penyandang profesi. Bimbingan dan konseling sebagai profesi adalah proses pelayanan
bantuan yang diberikan oleh tenaga profesional (konselor) kepada konseli secara tatap
muka dengan menggunakan berbagai teknik konseling untuk mendorong
pengembangan diri konseli. Profesi erat kaitannya dengan pekerjaan. Akan tetapi tidak
semua pekerjaan merupakan profesi. Pekerjaan disebut sebagai profesi jika memiliki
fungsi sosial, yaitu pengabdian kepada masyarakat dan didalamnya tersimpul suatu
keharusan kompetensi agar profesi tersebut menjalankan fungsinya dengan sebaik-
baiknya.

Bimbingan dan Konseling merupakan sebuah profesi, karena:

1. Memiliki layanan yang unik


Layanan yang diberikan oleh profesi Bimbingan dan konseling memiliki keunikan
tersendiri yaitu layanan bersifat sosial, bertujuan untuk membantu konseli supaya
tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan

7
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan. Layanan diberikan dengan menggunakan
berbagai macam teknik sehingga mempersyaratkan dimilikinya pengetahuan dan
keterampilan dalam melaksanakannya. Pendekatan yang dilakukan berbeda-beda
untuk tiap siswa disesuaikan dengan jenis permasalahan yang dihadapi dan
keunikan siswa. Dalam penyelenggaraannya, Bimbingan dan Konseling
dilaksanakan dengan memegang teguh beberapa asas, yaitu asas kerahasiaan,
kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kedinamikaan, kegiatan,
keterpaduan, kenor-matifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri handayani. Salahsatu
layanan yang menjadi ciri khas dari profesi bimbingan dan konseling adalah layanan
konseling.
2. Memiliki tenaga profesional (konselor)
Profesi bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh tenaga profesional yang disebut
dengan konselor. Persyaratan formal untuk menjadi konselor profesional yaitu
minimal lulusan S1 bimbingan dan konseling, berpengalaman dalam melakukan
praktik konseling selama dua tahun , dan memiliki kecocokan pribadi. Sedangkan
untuk konselor lulusan program Doktor, hendaknya memiliki pengetahuan dan
keterampilan konseling individu maupun kelompok, konsultasi, penelitian,
pengetahuan dan keterampilan bimbingan karir, teori belajar, pelancaran tes dan
evaluasi, statistik dan desain penelitian (Nugent,1981: 10).
3. Layanan bersifat kemasyarakatan
Bimbingan dan Konseling dijalankan seiring usaha pendidikan, khususnya
pendidikan di sekolah. Tujuan Bimbingan dan Konseling dan sekolah memiliki nilai
kemasyarakatan. Masyarakat mengamanatkan tugas mendidik anak-anak kepada
sekolah dan bimbingan dan konseling sebagai bagian dari program pendidikan
sekolah mengemban amanat khusus bidang pengembangan pribadi dan usaha
memajukan taraf kesejahteraan jiwa anak-anak. Peranan bimbingan dan konseling
memiliki fungsi sosial yaitu fungsi untuk berlangsungnya mobilitas sosial dan
fungsi diferensiasi sosial. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan sentral dalam
identifikasi potensi dan bakat anak, usaha pengembangan serta penyaluran dalam
rangka pengembangan sumber daya insani terdidik.

8
4. Memiliki kode etik profesi
Kode etik berisi tentang kualifikasi dan kegiatan profesional konselor, hubungan
kelembagaan, Praktik Mandiri dan Laporan kepada pihak lain, Ketaatan kepada
profesi. Kode etik ini berfungsi untuk mengatur bagaimana seharusnya seorang
konselor bertindak dalam layanannya.
5. Memiliki organisasi profesi
Organisasi profesi yang menaungi profesi bimbingan dan konseling bernama IPBI
(Ikatan Petugas Bimbingan indonesia) berdiri pada tanggal 17 Desember 1975 di
Malang dan pada tanggal 15-17 Maret 2001 berubah nama menjadi ABKIN
(Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia). ABKIN berfungsi sebagai pengikat
profesi para konselor, melindungi konselor dalam melaksanakan tugasnya, serta
melaksanakan standar profesionalisasi bimbingan dan konseling. Tujuan organisasi
profesi yaitu untuk pengembangan ilmu, pengembangan pelayanan dan penegakan
kode etik profesi.
6. Memiliki hak untuk penyelenggaraan dan pelayanan
Bimbingan dan konseling telah diakui keberadaannya oleh masyarakat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya beberapa landasan hukum yang memperkuat pengakuan
profesi bimbingan dan Konseling.
7. Memiliki ilmu dan keterampilan khusus
Ilmu yang dimiliki adalah ilmu terkait dengan psikologi, sosiologi, antropologi,
kesehatan, perilaku dan lain-lain. Ketrampilan khusus tersebut adalah keterampilan
dalam melaksanakan konseling. Konseling dilakukan dengan teknik dan pendekatan
yang berbeda-beda disesuaikan dengan jenis masalah dan karakteristik konseli.
8. Anggotanya senantiasa mengembangkan dirinya
Konselor senantiasa mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dengan
ikut serta dalam kegiatan seminar, lokakarya dan Musyawarah guru Bk

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut keahlian, ilmu pengetahuan,


menggunakan teknik yang relevan serta harus berkependidikan yang spesifik. Sehingga
tidak semua pekerjaan adalah suatu profesi.
Ciri-ciri profesi yaitu memiliki pengakuan dari masyarakat, memiliki segudang
ilmu yang menjadi dasar landasan belajar, memiliki kesiapan yang disengaja dan
sistematis, memiliki organisasi profesional disamping melindungi kepentingan
kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, juga berfungsi menjaga, dan
berusaha meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
Bimbingan dan konseling sebagai profesi adalah proses pelayanan bantuan yang
diberikan oleh tenaga profesional (konselor) kepada konseli secara tatap muka dengan
menggunakan berbagai teknik konseling untuk mendorong pengembangan diri konseli.
Profesi erat kaitannya dengan pekerjaan.

B. Saran
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah masih terdapat banyak sekali
kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca guna meningkatkan kemampuan dan memperbaiki penulisan yang belum
sempurna ini, terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Syarwani dan Hadsoy, Zahruddin. (2020). Profesi kependidikan dan keguruan.
Yogyakarta: Cv. Budi Utama
https://books.google.co.id/books?id=RGMCEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=buku+pr
odesi+keguruan+bk&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X
&ved=2ahUKEwj24Kv2rLr6AhWocGwGHTfbDxwQ6AF6BAgDEAM

Syukur, Yurmis, dan Nevigarvi, dan Zahri, Nuzila, Triave (2019). Bimbingan dan Konseling
di Sekolah. Malang : CV IRDH

https://books.google.co.id/books?id=uZv-
DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=peran+penting+guru+bk+buku&hl=id&newbks=1&n
ewbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjYjbTglL_6AhUXTWwG
HWvCCQEQ6AF6BAgFEAM

Rusdian dan Haryati, Yeti. Pendidikan Profesi Keguruan menjadi Guru Inspiratif dan
Inovatif. Bandung: Pustaka Setia, 2015

https://konselorwahyu.wordpress.com/2014/03/31/38/ online, diakses pada tanggal 27


September 2022

11

Anda mungkin juga menyukai