Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Profesi dan Profesionalisme


Mata Kuliah: Profesi pendidikan

Dosen Pengampu: Dr.Muh.Safar S,pd. M,pd

Disusun
oleh
Muh. Nur adam nim:2269010301

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
Karunia-Nya kepada penulis makalah ini sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Adapun makalah ini yang berjudul “PROFESI
DAN PROFESIONALISME” guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah profesi
pendidikan.

Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Dr.Muh.Safar, S.Pd,


M.Pd. selaku guru mata kuliah Profesi pendidikan, berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis
juga mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnnya, Aamiin.

Watampone, 2 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................4

A. Pengertian profesi, profesional,profesionalisme..........................................5


B. Sasaran sikap profesional.............................................................................6
C. Pengembangan sikap profesiona..................................................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................8

A. Kesimpulan .................................................................................................9
B. Saran .........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hakikat pendidikan merupakan proses bimbingan dan arahan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik agar menjadi manusia dewasa
yang sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan merupakan
sarana yang menunjang untuk membina manusia dalam menjalankan
kehidupan serta mengarahkan manusia untuk berbuat hal yang positif dan
bermanfaat.
Dalam konteks pendidikan guru merupakan figure manusia yang
menempati posisi dan peranan penting dalam pendidikan. Selain itu guru
merupakan ujung tombak pendidikan sebab secara langsung berupaya
memengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik. Oleh sebab itu
guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan
harapan dan keinginan semua pihak. Di sisi lain kualitas pendidikan banyak
ditentukan oleh kualitas pendidikdalam menjalankan peran dan tugasnya di
masyarakat. Oleh karena itu, upaya-upayauntuk terus mengembangkan
profesi pendidik (guru) menjadi suatu syarat mutlakbagi kemajuan suatu
bangsa, meningkatnya kualitas pendidik akan mendorong padapeningkatan
kualitas pendidikan baik proses maupun hasilnya.
Melihat betapa pentingnya kita mengetahui dan memahami etika
profesi seorang guru dalam kaitannya mengenai sasaran dan pengembangan
sikap profesi pendidik, maka penulis akan mencoba memaparkan beberapa
hal yang berkaitan dengan sikap profesionalisme, dengan judul makalah
“Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesionalisme Guru”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan profesi dan profesionalisme?
2. Bagaimana sasaran sikap guru profesional?
3. Bagaimana pengembangan sikap guru profesional?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan profesi dan profesionalisme


2. Untuk mengetahui sasaran sikap guru profesional
3. Untuk mengetahuipengembangansikap guru profesional
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROFESI, PROFESIONAL, PROFESIONALISME


Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris
“Profession”. Dengan kata lain Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan
pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus.
Di dalam buku karya Dr. Syaiful Sagala, M.Pd. tercantum bahwa profesi
itu berasal dari bahasa yunani “pbropbaino”yang berarti menyatakan secara
publik dan dalam bahasa latin disebut “professio” yang digunakan untuk
menunjukan pernyataan publik yang dibuat oleh seorang yang bermaksud
menduduki jabatan publik.
Secara tradisional profesi mengandung arti prestise, status sosial dan
otonomi yang lebih besar yang diberikan masyarakat kepadanya. Selain itu,
profesi berdasarkan kepada keahlian, kompetensi, dan pengetahuan spesialis.
Sedangkan profesional menunjukkan kepada dua hal. Pertama , orang yang
menyandang suatu profesi, misalnya, “Dia seorang profesional”. Kedua,
penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan
profesinya. Dalam pengertian kedua ini, istilah profesional dikontraskan
dengan “nonprofesional” atau “amatiran”. Dalam kegiatan sehari-hari seorang
profesional melakukan pekerjaan sesuai dengan ilmu yang telah dimilikinya.
Adapun menurut Oxford Dictionary profesional adalah orang yang
melakukan sesuatu dengan memperoleh pembayaran, sedangkan yang lain
tanpa pembayaran. Artinya profesionalisme adalah sebuah terminologi yang
menunjukan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang
yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya.
Profesionalisme dalam pengertian lainnya adalah menunjuk kepada
komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang
digunakan dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaannya.
Profesi guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Gurudan Dosen harus memiliki prinsip-prinsip profesional seperti tercantum
pada pasal 5ayat 1, yaitu: ”Profesi guru dan dosen merupakan bidang
pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional sebagai
berikut[6]:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai
Dengan bidang tugasnya.
3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya
4. Mematuhi kode etik profesi.
5. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya.
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara
berkelanjutan.
8. Memperoleh perlindungan hukum dalam rnelaksanakan tugas
profesionalnya
9. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.

B. SASARAN SIKAP PROFESIONAL


Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan
ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi
penerapannya. Namun Maister (1997) mengemukakan bahwa
profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen
tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari
seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi
memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.
Adapun sasaran sikaf profesional keguruan adalah sebagai berikut :
 Sikap Terhadap Peraturan Perundang-Undangan
Padabutir sembilan kode etik guru indonesia disebutkan bahwa: “Guru
melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan
“ (PGRI, 1973). Kode etik ini didasari oleh dua asumsi, pertama, karena
guru sebagai unsur aparatur Negara (sepanjang mereka itu PNS), kedua,
karena guru orang yang ahli dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu,
sudah sewajarnya guru melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan dalam
bidang pendidikan, selagi sesuai dengan kemampuan guru itu dan tidak
melecehkan harkat dan martabat guru itu sendiri.
Karena kebijaksanaan pendidikan di negara kita dipegang oleh
pemerintah, lebih khususnya dipegang oleh departemen pendidikan dan
kebudayaan. Dalam hal ini pembangunan dibidang pendidikan di
indonesia, departemen pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan
ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang merupakan
kebijaksanaan yang akan dilaksanakan oleh aparatnya, yang meliputi
antara lain: pembangunan gedung-gedung pendidikan, pemerataan
kesempatan belajar antara lain dengan melalui kewajiban belajar,
peningkatan mutu pendidikan, pembinaan generasi muda dengan
menggiatkan kegiatan karang taruna, dan lain-lain. Kebijaksanaan
pemerintah tersebut biasanya akan dituangkan dalam bentuk ketentuan-
ketentuan pemerintah. Dari ketentuan pemerintah ini selanjutanya di
jabarkan kedalam program-program umum pendidikan.
Guru merupakan unsur aparatur negara dan abdi negara. Karena itu, guru
mutlak perlu mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan, sehingga dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan
yang merupakan kebijaksanaan tersebut. Kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan ialah segala peraturan- peraturan pelaksanaan baik yang
dikeluarkan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan, dipusat maupun
departemen lain dalam rangka pembinaan pendidikan dinegara kita.
Sebagai contoh, peraturan tentang (berlakunya) kurikulum sekolah
tertentu, dan sebagainya.
Untuk menjaga agar guru indonesia tetap melaksanakan ketentuan-
ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan. Kode etik guru mengatur hal tersebut, seperti yang tertentu
seperti yang kesembilan dari kode etik guru. Dasar ini juga menunjukan
bahwa guru indonesia harus tunduk dan taat kepada pemerintah dalam
menjalankan tugas pengabdianya, sehingga guru indonesia tidak mendapat
pengaruh negatif dari pihak luar, yang ingin memaksakan idenya melalui
dunia pendidikan, dengan demikian setiap guru indonesia wajib tunduk
dan taat terhadap segala ketentuan-ketentuan pemerintah. Dalam bidang
pendidikan ia harus taat terhadap kebijksanaan dan peraturan, baik yang
dikeluarkan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan maupun
departemen lain yang berwenang mengatur pendidikan, dipusat dan
didaerah dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan
pendidikan indonesia.
 Sikap Terhadap Organisasi Profesi
Dalam UU. No 14 Tahun 2005 pasal 7.1.i disebutkan bahwa ” guru
harus memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Pasal 41.3
menyebutkan ” Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi” Ini berarti
setiap guru di Indonesia harus tergabung dalam suatu organisasi yang
berfungsi sebagai wadah usaha untuk membawakan misi dan
memantapkan profesi guru. Di Indonesia organisasi ini disebut dengan
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Dalam Kode `Etik Guru
Indonesia butir delapan disebutkan : Guru secara bersama-sama
memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian. Ini makin menegaskan bahwa setiap guru di
Idonesia harus tergabung dalam PGRI dan berkewajiban serta bertanggung
jawab untuk menjalankan, membina, memelihara dan memajukan PGRI
sebagai organisasi profesi. Baik sebagai pengurus ataupun sebagai
anggota. Hal ini dipertegas dalam dasar keenam kode etik guru bahwa
Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan, dan
meningkatkan martabat profesinya. Peningkatan mutu profesi dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti penataran, lokakarya, pendidikan
lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan dan berbagai
kegiatan akademik lainnya. Jadi kegiatan pembinaan profesi tidak hanya
terbatas pada pendidikan prajabatan atau pendidikan lanjutan di perguruan
tinggi saja, melainkan dapat juga dilakukan setelah lulus dari pendidikan
prajabatan ataupun dalam melaksanakan jabatan.
 Sikap Terhadap Teman Sejawat
Dalam ayat 7 kode etik guru disebutkan bahwa “Guru memelihara
hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial”.
Ini berarti guru harus memiliki hubungan yang baik dengan teman
sejawatnya baik yang lingkungan kerja maupun di luar. Guru hendaknya
menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan
dimanapun ia berada. Dalam hal ini kode etik guru Indonesia
menunjukkan betapa pentingnya hubungan yang harmonis antar sesama.
 Sikap Terhadap Anak Didik
Dalam kode etik guru Indonesia jelas dituliskan bahwa: guru berbakti
membimbing peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya yang
berjiwa pancasila, dasar ini mengandung beberapa prinsip yang harus
dipahami oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya, yakni: tujuan
pendidikan nasional, prinsip membimbing, dan prinsip pembentukan
manusia indonesia seutuhnya.
Konsep pendidikan yang dikemukakan oleh ki Hajar Dewantara yaitu
ing ngarso sung tulodo, ing madio mangun karso, dan tut wuri handayani.
Ketiga kalimat itu memiliki arti bahwa pendidikan harus memberi contoh,
harus dapat memberikan pengaruh dan harus dapat mengendalikan peserta
didik, dalam tut wuri terkandung maksud membiarkan pesert didik
menuruti bakat atau kodratnya dan guru memperhatikannya. Dalam
handayani berarti guru mempengaruhi peserta didik, dalam arti
membimbing atau mengajarnya.
Menurut Al-Ghazali ada 11 ahlak yang harus dimiliki seorang guru
terhadap peseta didiknya diantaranya :
1.Bersikap penyantun dan penyayang
2.Menerima segala problem peserta didik dengan hati terbuka dan tabah
3.Menjaga kewibawaan dan kehormatan ketika bertindak
4.Menghindari sikap angkuh terhadap sesama
5.Bersikap rendah hati dan menyatu dengan masyarakat
6.Bersikap lemah lembut terhadap peserta didik yang kecerdasannya
kurang dan membinanya sampai mencapai taraf yang maksimal
7.Mengendalikan sikap marah dalam menghadapi problem peserta didik
8.Akan memperbaiki peserta didiknya sehingga beretika
9.Guru harus meninggalkan semua sikap yang menakutkan peserta didik
10.Menerima kebenaran yang datang dari peserta didik
11. Menanamkan sifat ikhlas

 Sikap Terhadap Tempat Kerja


Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa suasana yang baik ditempat
kerja akanmeningkatkan produktivitas. Hal ini di sadaridengan sebaik-
baiknya oleh setiap guru, danguru berkewajiban menciptakan suasana
yangdemikian dalam lingkungannya. Untukmenciptakan suasana kerja
yang baik ini adadua hal yang harus diperhatikan, yaitu: (a) gurusendiri,
(b) hubungan guru dengan orang tua danmasyarakat sekeliling.Terhadap
guru sendiri dengan jelas jugaditulikan dalam salah satu butir dari kode
etikyang berbunyi: “ Guru menciptakan suasanasekolah sebaik-baiknya
yang menunjangberhasilnya proses belajar mengajar”. Oleh sebabitu, guru
harus aktif mengusahakan suasanayang baik itu dengan berbagai cara, baik
denganpenggunaan metode mengajar yang sesuai,maupun dengan
penyediaan alat belajar yangcukup, serta pengaturan organisasi
kelasmantap, ataupun pendekatan lainnya yangdiperlukan.
 Sikap Terhadap Pemimpin
Sebagai salah seorang anggota organisasi,baik organisasi guru maupun
organisasi yanglebih besar (Departemen Pendidikan DanKebudayaan)
guru akan selalu berada dalambimbingan dan pengawasan pihak atasan.
Dariorganisasi guru , ada strata kepemimpinan mulaidari pengurus cabang,
daerah, sampai kepusat.Begitu juga sebagai anggota keluarga
besarDepdikbud, ada pembagian pengawasan mulaidari kepala sekolah,
Kakandep, dan seterusnyasampai ke Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.Sudah jelas bahwa pemimpin suatu unitatau organisasi akan
mempunyai kebijaksanaandan arahan dalam memimpin
organisasinya,dimana tiap anggota organisasinya itu dituntutberusaha
untuk bekerja sama dalammelaksanakan tujuan organisasi tersebut.
 Sikap Terhadap Pekerjaan
Profesi guru berhubungan dengan anakdidik, yang secara alami
mempunyai persamaandan perbedaan. Tugas melayani orang yangberagam
sangat memerlukan kesabaran danketelatenan yang tinggi, terutama
bilaberhubungan dengan peserta didik yang masihkecil. Barangkali tidak
semua orang dikaruniasifat seperti itu, namun bila seseorang telahmemilih
untuk memasuki profesi guru, iadituntut untuk belajar dan berlaku seperti
itu.Orang yang telah memilih suatu karirtertentu biasanya akan berhasil
baik bilamencintai karirnya dengan sepenuh hati. Artinya,ia akan berbuat
apapun agar karirnya berhasilbaik, ia commit dengan pekerjaannya. Ia
harusmau dan mampu melaksanakan tugasnya sertamampu melayani
dengan baik pemakai jasa yangmembutuhkannya.Agar dapat memberikan
layanan yangmemuaskan masyarakat, guru harus selalu
dapatmenyesuaikan kemampuan dan pengetahuannyadengan keinginan
dan permintaan masyarakatdalam hal ini peserta didik dan para
orangtuanya. Keinginan dan permintaan ini seleluberkembang sesuai
dengan perkembanganmasyarakat yang biasanya di
pengaruhiperkembangan ilmu dan teknologi. Olehkarenanya, guru selalu
di tuntut untuk secaraterus-menerus meningkatkan danmengembangkan
pengetahuan, keterampilan, danmutu layanannya. Keharusan
meningkatkan danmengembangkan mutu ini merupakan butir yangke
enam dalam Kode Etik Guru Indonesia yangberbunyi: Guru secara pribadi
dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutudan martabat
profesinya .Dalam butir keenam ini dituntut kepadaguru, baik secara
pribadi maupun secarakelompok, untuk selalu meningkatkan mutu
danmartabat profesinya. Guru sebagaimana jugadengan profesi lainnya,
tidak mungkin dapatmeningkatkan mutu dan martabat profesinyabila guru
itu tidak meningkatkan ataumenambah pengetahuan dan
keterampilannya,karena ilmu dan pengetahuan yang menunjangprofesi itu
selalu berkembang sesuai dengankemajuan zaman.

C. PENGEMBANGAN SIKAP PROFESI

1. Pengembangan Sikap Selama PendidikanPrajabatan


Dalam pendidikan prajabatan, calon gurudi didik dalam berbagai
pengetahuan,sikap, dank eterampilan yang diperlukan dalam
pekerjaannya nanti. Karena tugasnya yangbersifat unik , guru
selalu menjadi panutan bagisiswanya, dan bahkan bagi masyarakat
sekelilingnya. Oleh sebeb itu, bagaimana guru bersikap terhadap
pekerjaan dan jabatannyaselalu menjadi perhatian siswa dan
masyarakat. Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul
begitu saja, tetapi harus di bina sejak calon guru memulai
pendidikannya dilembaga pendidikan guru. Berbagai usaha dan
latihan, contoh-contoh dan aplikasi penerapanilmu, keterampilan
dan bahkan sikap profesionaldi rancang dan dilaksanakan selama
calon guruberada dalam pendidikan prajabatan.
2. Pengembangan Sikap Selam Dalam Jabatan
Pengembangan sikap profesional tidakberhenti apabila calon guru
selesai mendapatkan pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang
dapat dilakukan dalam rangka peningkatan sikap profesional
keguruan dalam masa pengabdian sebagai guru. Seperti telah
disebut, peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal
melalui kegiatan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau
kegiatan ilmiah lainnya, ataupunsecara informal melalui media
massa televisi,radio koran dan majalah maupun publikasilainnya.
Kegiatan ini sering dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan, sekaligus juga dapat meningkatkan sikap profesional
keguruan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara tradisional profesi mengandung arti prestise, status sosial dan
otonomi yang lebih besar yang diberikan masyarakat kepadanya. Selain itu,
profesi berdasarkan kepada keahlian, kompetensi, dan pengetahuan spesialis.
Menurut Oxford Dictionary profesional adalah orang yang melakukan
sesuatu dengan memperoleh pembayaran, sedangkan yang lain tanpa
pembayaran. Artinya profesionalisme adalah sebuah terminologi yang
menunjukan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang
yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya.
Sikap guru terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya : sikap terhadap
perundang-undangan, sikap terhadap organisasi profesi,sikap terhadap teman
sejawat, sikap terhadap anak didik, sikap terhadap tempat kerja, sikap
terhadap pemimpin, dan sikap terhadap pekerjaan.
Sedangkan pengembangan sikap guru terbagi menjadi dua fase yaitu, masa
prajabatan dan masa selama dalam jabatan.

B. SARAN
Demikianlah hasil ringkasan pembahasan mengenai Bahasa. Saran dan
kritik senantiasa kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dalam
penulisan makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://kurniawaalex.blogspot.com/2015/05/profesi-dan-profesionalisme.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai