Disusun Oleh:
Kelompok 6
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan Hidayahnya
sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tugas ini
disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah “Profesi Kependidikan” dengan judul “Profesi
dan Profesionalisme” kami berharap makalah yang kami susun dengan baik ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya.
Tidak lupa kami, mengucapkan terima kasih terhadap teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami juga berterimakasih
kepada bapak dosen Dr. Harlen Simanjuntak M,Pd yang telah membimbing dalam pembuatan
makalah ini, Dan kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa menjadi
referensi ataupun literatur dalam pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk masa mendatang.
Demikian tugas ini kami susun, kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam
penyusunan tugas ini, kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang
berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga
banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari
pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori
sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan
dalam praktek. Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan
seperti kedokteran, guru, militer, pengacar, dan semacamnya, tetapi meluas sampai
mencakup pula bidang seperti manager, wartawan, pelukus, penyanyi, artis, sekretaris dan
sebagainya. Seseorang yang memakai suatu profesi tertentu, disebut professional.
Walaupun begitu, istilah professional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima
bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Menjadi professional dalam suatu profesi adalah
tuntutan yang akhirnya mampu meningkatkan kualitas keprofesian yang kita miliki.
B. Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian dari profesi dan profesionalisme
b) Untuk mengetahui kriteria pekerja
c) Mengetahui lebih jauh tentang konsep dasar profesionalisme.
C. Manfaat Penulisan
Dari penulisan makalah ini dapat memotivasi para pembaca untuk lebih dapat
meningkatkan profesionalisme dibidang kerjanya masing-masing sehingga dapat
menciptakan suatu kondisi pekerjaan yang lebih efisien dalam pekerjaan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekejaan adalah profesi Profesi mempunyai
karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar karakteristik ini tidak
memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi juga tidak semua ciri ini berlaku
dalam setiap profesi:
2
h) Mengatur diri: Organisasi profesi harus bias mengatur organisasinya sendiri tanpa campur
tangan pemerintah. Professional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang
dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
i) Layanan public dan alturisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat
dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan public, seperti layanan dokter
berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
j) Status dan imbalan tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi,
prestisi, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bius dianggap sebagai
pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.
B. Ciri-ciri Profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu:
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi
mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi
harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi Dengan melihat ciri-ciri
umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum profesional adalah orang-
orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas ratarata. Di satu pihak ada
tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan mengenai
pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang
kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi, bisa
diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.
3
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan
bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang
bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuaruan, juga
belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek
pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Kita tidak hanya mengenal
istiah profesi untuk bidang- bidang pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan
semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula dibidang seperti manager, wartawan, pelukis,
penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya. Sejalan dengan itu, menurut DE GEORGIE, timbul
kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan
profeional. Kebingungan itu timbul karena banyak orang yang professional tidak atau belum
termasuk dalam pengertian profesi. Berikut pengertian profesi dan professional menurut DE
GEORGE: Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. PROFESIONAL, adalah orang yang
mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan
suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seorang yang hidup dengan
mempraktekkan suatu keahlain tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang
menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk
senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang
C. Pengertian Profesionalisme.
Dalam Kamus Besar Indonesia, profesionalisme mempunyai makna, mutu, kualitas, dan
tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional. Profesionalisme
merupakan sikap dari seorang profesional. Artinya sebuah term yang menjelaskan bahwa setiap
pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau
profesinya. Menurut Supriadi, penggunaan istilah profesionalisme menunjuk pada derajat
penampilan seseorang sebagai profesional atau penampilan suatu pekerjaan sebagai suatu profesi,
ada yang profesionalismenya tinggi, sedang dan rendah. Profesionalisme juga mengacu kepada
sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik
profesinya.
4
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia. karangan J.S. Badudu
(2020), definisi profesionalisme adalah mutu kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri
suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri berarti (1)
bersifat profesi (2) memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan, (3) beroleh
bayaran karena keahliannya itu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme
memiliki dua kriteria pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran). Kedua hal itu merupakan
satu kesatuan yang saling berhubungan. Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki
profesionalisme manakala memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi) yang
layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai kebutuhan hidupnya. Hal itu
berlaku pula untuk profesionalisme guru Profesionalisme berasal dan kata profesional yang
mempunyai makna yaitu berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya, (KBBI, 2019). Sedangkan profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau
kualitas dan seseorang yang professional (Longman, 2021).
Konsep profesionalisme, seperti dalam penelitian yang dikembangkan oleh Hall, kata
tersebut banyak digunakan peneliti untuk melihat bagaimana para profesional memandang
profesinya, yang tercermin dari sikap dan perilaku mereka.
Konsep profesionalisme dalam penelitian Sumardi dijelaskan bahwa ia memiliki lima muatan atau
prinsip, yaitu:
1. Afiliasi komunitas (community affilition) yaitu menggunakan ikatan profesi sebagai acuan,
termasuk di dalamnya organisasi formal atau kelompok-kelompok kolega informal sumber
ide utama pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun kesadaran
profesi.
2. Kebutuhan untuk mandiri (autonomy demand) merupakan suatu pendangan bahwa
seseorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari
pihak lain (pemerintah, klien, mereka yang bukan anggota profesi). Setiap adanya campur
tangan (intervensi) yang datang dari luar, dianggap sebagai hambatan terhadap
kemandirian secara profesional. Banyak yang menginginkan pekerjaan yang memberikan
hak-hak istimewa untuk membuat keputusan dan bekerja tanpa diawasi secara ketat. Rasa
kemandirian dapat berasal dari kebebasan melakukan apa yang terbaik menurut yang
bersangkutan dalam situasi khusus.
5
3. Keyakinan terhadap peraturan sendiri/profesi (belief self regulation) dimaksud bahwa yang
paling berwenang dalam menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan
"orang luar" yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.
4. Dedikasi pada profesi (dedication) dicerminkan dari dedikasi profesional dengan
menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Keteguhan tetap untuk
melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ekstrinsik dipandang berkurang. Sikap ini
merupakan ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan
didefinisikan sebagai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga
kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan ruhani dan setelah itu
baru materi.
5. Kewajiban sosial (social obligation) merupakan pandangan tentang pentingnya profesi
serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun profesional karena adanya
pekerjaan tersebut. Kelima pengertian di atas merupakan kreteria yang digunakan untuk
mengukur derajat sikap profesional seseorang. Berdasarkan defenisi tersebut maka
profesionalisme adalah konsepsi yang mengaccu pada sikap seseorang atau bahkan bisa
kelompok, yang berhasil memenuhi unsur-unsur tersebut secara sempurna.
Profeisonal adalah:
Profesional itu adalah seseorang yang memiliki 3 hal pokok dalam dirinya.Skill Knowledge.dan
Attitude.
6
Berikut ini adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi ketika seseorang bisa dianggap sebagi
orang yang Profesional
D. Karakteristik Profesionalisme
7
3. Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi; Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses
sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
4. Ada kerjasama dan kompetisi yang sehat antar sejawat.
5. Adanya kesadaran profesional yang tinggi; sebagai pendidik yang mesti menjalankan
profesinya secara total dan sepenuh hati mesti terus dibangun di dalam diri guru. Dengan
kesadaran akan tanggung jawab profesi yang dimiliki, setiap guru diharapkan terus-
menerus mendorong dirinya untuk memberikan yang terbaik dalam pendidikan bagi siswa.
6. Memiliki prinsip-prinsip Etik (kode etik); Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik
bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
7. Memiliki sistem sanksi profesi.
8. Adanya militansi individual.
9. Memiliki Organisasi profesi. Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para
anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi
profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesional, adalah orang yang
mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah kegiatan
seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatau keahlian tertentu atau dengan terlibat
dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam
suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian. sementara orang lain melakukan hal yang
sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau mengisi waktu luang
Konsep dasar profesionalisme adalah kunci dalam suatu profesi, karena hal inilah yang
mendasari seseorang untuk bisa menjadi profesional dalam menjalankan profesi yang
dimiliki.
B. Saran
Profesionalisasi berkaitan dengan apa yang kita percayai sebagai tujuan yang
semestinya kita capai. Dengan serangkaian tujuan yang jelas, kita kemudian dapat meng-
identifikasi berbagai indikator keberhasilan. Dan dengan itu akan lebih mudah kita
memahami wujud profesionalisme yang dikehendaki. Tetapi profesionalisasi juga
berkaitan dengan living realisties yang berpengaruh terhadap keberhasilan kita mendidik
tenaga- tenaga profesional; sumber daya manusia, sarana, iklim politik, dan berbagai unsur
di da-lam ecosystem pendidikan yang harusnya diperhitungkan di dalam mencapai tujuan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Sudja, I Nengah, 2021, Pengaruh kompetensi, kepemimpinan diri, sistem penghargaan, lingkungan
kerja, terhadap komitmen pada profesi dan Profesionalisme guru SMA Negeri di Bali. DIE, Jurnal
Ilmu Ekonomi & Manajemen 9 (2), 194-102.
Kadek Yulia Widiarini, IDGD Suputra, 2020, Pengaruh skeptisisme profesional auditor, etika
profesi, komitmen profesional auditor, dan keahlian audit terhadap pemberian opini. E-Jurnal
Akuntansi, Universitas Udayana 18 (1).
10