Anda di halaman 1dari 19

HAKIKAT KEPROFESIONALAN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengembangan Profesi Guru
yang dibina oleh Ibu Prof. Dr. Hj. Mimien Hieni Irawati, M.S

Oleh

Kelompok 1 Offering A 2016

1. Annas Agung Zyahroby (160341606062)


2. Bagus Priyambudi (160341606047)
3. Nur Aini (160341606069)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Agustus 2018
DAFTAR ISI

Daftar Isi.......................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II ISI ...................................................................................................... 2

2.1 Makna, ciri, dan karakteristik profesi ...................................................... 2

2.2 Definisi, tingkatan, urgensitas, dan pendekatan profesional .................... 5

2.3 Pengertian dan ciri – ciri profesionalisme ................................................ 9

2.4 Makna profesionalisas............................................................................ 12

2.5 Profesionalitas Tinjauan Definitif .......................................................... 13

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 14

3.2 Saran ..................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, tuntutan masyarakat terhadap suatu pelayanan yang baik
dan prima menjadi semakin tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Dibidang
pendidikan, masalah ketidak puasan terhadap tenaga pendidik dan jajaran
birokrasi penyelenggara pendidikan masih sering terdengar. Sebagai contoh
guru kurang menguasai bahan ajar, kurang menguasai metode, guru kurang
mengikuti perkembangan jaman, dan sebagainya. Dalam kondisi seperti ini,
tentu profesionalisme dan profesionalitas seorang guru atau pendidik
dipertanyakan.
Sebagai calon pendidik profesional dimasa depan, penulis tentu perlu
memahami secara betul mengenai profesi yang akan digeluti beserta
profesionalisme dan profesionalitas. Untuk itu, penulis perlu banyak belajar
berkenaan dengan hal – hal tersebut. Dalam makalah ini, penulis menyajikan
paparan mengenai hakikat dari profesi, profesionalisme, profesionalitas, dan
profesionalisasi. Dengan harapan, penulis dan pembaca mampu memahami
dan mengaplikasikan di masa sekarang dan masa mendatang sehingga dapat
menjadi pendidik yang profesional dan terus melakukan perbaikan baik bagi
profesi dirinya maupun dunia pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana makna, ciri, dan karakteristik profesi ?

2. Bagaimana definisi, tingkatan, urgensitas, dan pendekatan profesional ?

3. Apa pengertian dan ciri – ciri profesionalisme ?

4. Apa makna profesionalisasi ?

5. Bagaimana profesionalitas dari tinjauan definitif ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui makna, ciri, dan karakteristik profesi.

2. Untuk mengetahui definisi, tingkatan, urgensitas, dan pendekatan

profesional.
3. Untuk mengetahui pengertian dan ciri – ciri profesionalisme.

4. Untuk mengetahui makna profesionalisasi.

5. Untuk mengetahui profesionalitas dari tinjauan definitif.

BAB II
ISI
2.1 Makna, Ciri dan Hakikat Profesi

a. Istilah Profesi
Profesi secara harfiah berasal dari kata profession (Inggris) yang

berasal dari bahasa Latin profesus yang berarti “Mampu atau ahli dalam suatu

bentuk pekerjaan” (Alma 2010). Profesi dapat diartikan sebagai suatu

pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat melalui

pendidikan dan latihan tertentu, menuntut persyaratan khusus, memiliki

tanggung jawab dan kode etik tertentu.

Pekerjaan yang bersifat profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya

karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam

melaksanakan profesinya. Webstar dalam Kunandar (2007) mengartikan

profesi sebagai suatu bidang pekerjaan yang ingin ditekuni seseorang. Profesi

juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang

mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari

pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau

jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan

yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi

memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus.


Profesi menunjukkan lapangan yang khusus dan mensyaratkan studi

dan penguasaan pengetahuan khusus yang mendalam, seperti bidang hukum,

militer, keperawatan, kependidikan, dan sebagainya. Profesi berarti pekerjaan

yang hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang khusus dipersiapkan untuk

itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang karena tidak dapat

memperoleh pekerjaan lain. Profesi seseorang yang mendalami hukum adalah

ahli hukum, seperti jaksa, hakim, dan pengacara. Profesi seseorang yang

mendalami keperawatan adalah perawat. Sementara itu, seseorang yang

menggeluti dunia pendidikan (mendidik dan mengajar) adalah guru, dan

berbagai profesi lainnya.

b. Ciri – ciri profesi

Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleks,

maka dari itu profesi memiliki ciri khusus dalam pelaksanaannya. Glenn

Langford dalam Alma (2010) mengemukakan ciri profesi sebagai berikut:

1) Payment (bersifat bayaran).

2) Knowledge and skill (memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas).

3) Responsibility purpose (memiliki tanggung jawab sebagai agen, pribadi,

sosial dan tanggung jawab sebagai pengembang misi untuk mencapai tujuan.

4) The profession ideal services (memberi pelayanan yang tepat).

5) Unity (memiliki kesatuan dalam upaya mencapai tujuan).

6. Recognition (memperoleh pengakuan dari masyarakat).

Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi

adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu

yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan)


tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang

intensif. Profesi dapat didapatkan melalui adanya pendidikan dan latihan

dengan waktu yang lama. Dengan demikian, profesi guru adalah keahlian dan

kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan

yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan

hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan

yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan

dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif

dan efisien serta berhasil guna.

c. Karakteristik Profesi

McNergney dalam Wahab (2009) menyatakan bahwa secara rinci


mengajar sebagai profesi menuntut sejumlah karakteristik sebagai berikut:

a. Rasa melayani masyarakat merupakan komitmen sepanjang waktu


karirnya.
b. Pengetahuan dan keterampilannya berada di atas kemampuan
orang lain pada umumnya.
c. Aplikasi riset dan teori di dalam praktik, berkenaan dengan
problem kemanusiaan dan membutuhkan waktu yang panjang
untuk latihan spesialisasinya.
d. Adanya kontrol terhadap standar lisensi dan persyaratan masuk
serta memiliki otonomi dalam membuat keputusan berkaitan
dengan bidang kerja profesinya
e. Berani menerima tanggung jawab mengenai penilaian yang dibuat
dan tindakan yang dipertunjukkan dalam memberikan layanan
dengan komitmen terhadap profesi dan klien, yang diindikasikan
dengan penekanan terhadap layanan yang diberikan.
f. Memiliki Asosiasi Profesi dan organisasi yang bersifat otonom,
yang keanggotaannya seprofesi.
g. Memiliki kode etik, yang membantu untuk mengklarifkasi
permasalahan yang
Diantara karaketeristik-karakteristik tersebut di atas, maka yang
dipandang sangat penting adalah: (1) memiliki pengetahuan dan
keterampilan terkait dengan bidang profesinya di atas kemampuan orang
pada umumnya; (2) adanya kontrol terhadap standar lisensi dan
persyaratan masuk menjadi guru; (3) memiliki otonomi dalam membuat
keputusan terkait dengan bidang profesinya; dan (4) memiliki prestise dan
memperoleh penghargaan ekonomik yang tinggi.

2.2 Definisi, tingkatan, urgensitas, dan pendekatan profesional.

a. Definisi Profesional

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia profesional diartikan sebagai


(1) bersangkutan dengan profesi, (2) memerlukan kepandaian khusus
untuk menjalankannya, dan (3) mengharuskan adanya pembayaran
untuk melakukannya. Profesionalisasi ialah proses membuat suatu
badan organisasi agar menjadi profesional. Profesionalitas 1. Prihal
profesi; keprofesian, 2 kemampuan untuk bertindak secara profesional,
sementara profesionalisme didefinisikan sebagai ; (n) mutu, kualitas,
dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang
profesional. Dalam undang-undang guru dan dosen no. 14 tahun 2005
Pasal 1 ayat 4 mendefinisikan profesional sebagai pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.

b. Tingkatan Profesional

Tingkat profesi seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

formal yang telah dicapai (kualifikasi akademik). Berdasarkan jenjang


kualifikasi akademik tingkat profesi dibedakan menjadi beberapa

kelompok:

a) Pra Profesional

Orang yang tugasnya membantu profesional. Pendidikan pra

profesional lebih rendah dari seorang profesional.

Pendidikan pra profesional hanya sampai program diploma

I-III. Contoh, paramedis (perawat) yang tugasnya membantu

tenaga medis (dokter).

b) Profesional

Yaitu orang yang melaksanakan profesi yang berpendidikan

minimal sarjana dan mengikuti pendidikan profesi atau lulus

ujian profesi. Disamping lulus pendidikan sarjana dalam

bidangnya juga harus mengikuti pendidikan profesi (diklat

khusus profesi). Misalnya diklat calon hakim dan pengawas.

Dengan cara demikian profesional dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik. Selain diklat yang bersifat khusus,

sebagai profesi biasanya juga mengikuti pendidikan dan

latihan yang berkaitan dan menunjang tugas keprofesian.

Pendidikan dan pelatihan dimaksud berupa pengalaman

dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam

rangka pengembangan atau peningkatan kopetensi dalam

melaksanakan tugas sebagai profesi, baik pada tingkat

kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional maupun

internasional.
c) Profesional spesialis

Yaitu tingkat tertinggi dalam dunia profesional. Profesional

spesialis adalah mereka yang pendidikannya minimal

pascasarjana (Master, S2) atau graduate study. Selain

jenjang strata 2, dewasa ini beberapa profesi tertentu semisal

profesi dosen, mensyaratkan kualifikasi akademik minimal

doctor (S3), Khususnya diperuntukkan bagi para dosen yang

akan mengampu jenjang pendidikan bagi program magister

dan program doktor sendiri. Hal yang sama untuk profesi

dokter dewasa ini juga dituntut untuk memiliki kualifikasi

akademik spesialis yaitu suatu jenjang yang setingkat

dengan doktor (S-3). Dengan demikian semakin tinggi

jenjang kualifikasi akademik seseorang (profesi), maka

semakin pula tingkat profesionalisasi profesi tersebut.

Dengan kata lain, bahwa jenjang profesionalisasi profesi

berbanding lurus dengan tingkat kualifikasi akademik

(Trianto, 2010).

c. Urgensitas Profesional
Kata Urgensitas diserap dari bahasa Inggris yaitu urgent; needing
immediate attention, action, or decision. (Oxford Learners Pocket
Dictionary: Oxford University Press). Dalam bahasa Indonesia dapat kita
artikan sesuatu yang membutuhkan perhatian, tindakan, atau sebuah
keputusan. Kata tersebut telah mengalami transformasi bahasa kedalam
bahasa ilmiah, dari urgent menjadi urgensitas yang berarti; keperluan yang
amat penting dan mendesak. Jadi yang dimaksud dari urgensitas
profesional adalah keperluan yang amat penting bagi seseorang untuk
berlaku atau bersikap secara profesional.
Pada dasarnya profesionalisme dan sikap profesional itu
merupakan motivasi intrinsik yang ada pada diri seseorang sebagai
pendorong untuk mengembangkan dirinya menjadi tenaga profesional.
Motivasi intrinsik tersebut akan berdampak pada munculnya etos kerja
yang unggu (exellence) yang ditunjukkan dalam lima bentuk kerja sebagai
berikut:
1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar
ideal.
Berdasarkan kreteria ini, jelas bahwa guru yang memiliki profesionl
tinggi akan selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan standar
ideal akan mengidentifikasikan dirinya kepada figur yang dipandang
memiliki standar ideal.
2. Meningkatkan dan memelihara citra profesi
Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan
untuk selalu meningkatkan dan memelihara citra profesi melalui
perwujudan dilakukan melalui berbagi cara, penampilan, cara bicara,
penggunaan bahasa, postur, sikap hidup sehari-hari, hubungan
antarpribadi, dan sebaginya.
3. Memanfatkan setiap kesempatan pengembangan profesional.
Berdasarkan kreteria ini, para guru diharapkan selalu berusaha mencari
dan memanfaatkan kesempatan yang dapat mengembangkan
profesinya. Berbagai kesempatan yang dpat dimanfaatkan antra lain:
mengikuti kegiatan ilmiah seperti lokakarya, seminar, mengikuti
penataran atau pendidikan lanjutan, melakukan penelitian dan
pengabdian pada masyarakat, menelaah kepustakaan, membuat karya
ilmiah, serta memasuki organisasi profesi.
4. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi.
Hal ini mengandung makna bahwa profesionalisme yang tinggi
ditunjukkan dengan adanya upaya untuk selalu mencapai kualitas dan
cita-cita sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Guru memiliki
profesionalisme tinggi akan selalu aktif dalam seluruh kegiatan dan
perilakunya untuk menghasillkan kualitas yang ideal.
5. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.
Profesionalisme ditandai dngan kualitas derajat kebanggaan akan
profesi yng dipegangnya. Dalam kaitan ini, diharapkan agar para guru
memiliki rasa bangga dan percaya diri akan profesinya. Rasa bangga
ini ditunjukkan dengan penghargaan akan pengalaman di masa lalu,
berdedikasi tinggi terhadap tugastugasnya sekarang, dan meyakini
akan potensi dirinya bagi perkembangan di masa depan (Mudlofir,
2012).
d. Pendekatan Profesional
Pendekatan profesional merupakan bentuk pendekatan yang menuju
kepada upaya untuk meningkatkan kemandirian dan memperbaiki
sistem pemberian pelayanan dalam kerangka relasi sosial. Sementara
itu berpijak pada teori struktural neomarxis, fenimisme dan analisis
anti resis, pendekatan radikal lebih terfokus pada upaya mengubah
ketidakseimbangan relasi-relasi sosial yang ada melalui pemberdayaan
kelompok-kelompok lemah, mencari sebab-sebab kelemahan mereka
serta menganalisis sumber-sumber ketertindasannya. Pendekatan
profesional dapat diberi label sebagai pendekatan yang bermatra
tradisional, netral dan teknikal. Menunjuk pada fungsi utama guru
yang melaksanakan pengajaran secara profesional. Asumsi dasar
pendekatan ini adalah bahwa karena tugas utama profesi guru itu
adalah mengajar maka sasaran supervisi juga harus mengarahkan pada
hal-hal yang menyangkut tugas mengajar itu, dan bukan tugas guru
yang bersifat administratif.
2.3 Pengertian dan Ciri – ciri profesionalisme

a. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah
“tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi.” Sedangkan profesi
merupakan suatu kelompok yang memiliki kekuasaan tersendiri dan
karena itu mempunyai tanggung jawab khusus. Suatu profesi disatukan
oleh latar belakang pendidikan yang sama serta memiliki keahlian
yang tertutup dari orang lain. Sebagai panduan dalam menilai
profesionalisme, Arnold dan Stern (2006) memberikan definisi bahwa
profesionalisme ditunjukkan melalui sebuah dasar kompetensi klinis,
kemampuan berkomunikasi, pemahaman etika dan hukum yang
dibangun oleh harapan untuk melaksanakan prinsip-prinsip
profesionalisme: excellence (keunggulan), humanism (humanisme),
accountability (akuntabilitas), altruism (altruisme). Selanjutnya Arnold
dan Stern memvisualisasikan definisi profesionalisme seperti bagan di
bawah ini.

Dari bawah ke atas, terlihat bahwa clinical competence


(kompetensi klinis), communication skills (kemampuan
berkomunikasi), dan ethical and legal understanding (pemahaman
hukum dan etik) menjadi sebuah dasar profesionalisme. Sedangkan
excellence (keunggulan), humanism (humanisme), accountability
(akuntabilitas), dan altruism (altruisme) merupakan tonggak
profesionalisme.
b. Ciri Profesionalisme
Anoraga (2009) mengemukakan beberapa ciri
profesionalisme yaitu :
1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil,
sehingga dituntut untuk selslu mencari peningkatan mutu.
2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang
hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.
3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak
mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai.
4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak
tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta
dan kenikmatan hidup.
5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan
perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.

Menurut Martin (dalam Kurniawan, 2005) karakteristik


profesionalisme aparatur sesuai dengan tuntutan good governance,
diantaranya :
1. Equality
Perlakuan yang sama atas pelayanan yang diberikan. Hal ini
didasarkan atas tipe perilaku birokrasi rasional yang secara
konsisten memberikan pelayanan yang berkualitas kepada senua
pihak tanpa memendang afilasi politik, status sosial dan
sebagainya.
2. Equity
Perlakuan yang sama kepada masyarakat tidak cukup, selain itu
juga perlakuan yang adil. Untuk masyarakat yang pluralistic
kadang-kdang diperlakukan yang adil dan perlakuan yang sama.
3. Loyality
Kesetiaan diberikan kepada konstitusi hukum, pimpinan, bawahan
dan rekan kerja. Berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu sama
lain dan tidak ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu
jenis kesetiaan tertentu dengan mengabaikan yang lainnya.
4. Accountability
Setiap aparat pemerintah harus siap menerima tanggung jawab atas
apapun yang ia kerjakan.
2.4 Makna profesionalisasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI), disebutkan bahwa


profesionalisasi adalah proses membuat suatu badan organisasi agar
menjadi professional. Profesionalisasi mengandung makna proses atau
usaha untuk membuat dan menjadikan suatu lembaga , organisasi, badan
usaha, termasuk sumber daya manusianya, agar menjadi profesional.
Profesionalisasi menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun
kemampuan para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar
dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi (Sururi, 2002).
Profesionaliasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses
pengembangan profesional, dimana keahlian diperoleh melalui apa yang
disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani
profesi itu (pendidikan/latihan pra-jabatan) maupun setelah menjalani
suatu profesi (in-service training). Oleh karena itu, professionalisasi
merupakan proses yang life-long dan never ending, secepat seseorang telah
menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi (Sururi, 2002). Secara
singkat, profesionalisasi merupakan proses pelaksanaan dalam
mewujudkan dan meningkatkan suatu profesi dengan cara melakukan
perbaikan secara terus-menerus (Millah, 2015).
Dalam dunia pendidikan, profesionalisasi tenaga kependidikan
akan menentukan kadar efektifitas dan efesiensi pencapain tujuan
pendidikan. Tenaga kependidikan (baik guru, kepala sekolah, maupun
yang lainnya) tidak mungkn menjadi profesional tanpa di persiapkan
dengan cara-cara yang sistematis dan sistemik. Profesionalisasi tenaga
kependidikan harus di wujudkan dalam bentuk nyata dan sudah sepatutnya
mendapat prioritas (Sururi, 2002). Guru sebagai seorang pendidik
profesional harus terus melakukan profesionalisasi karena seorang guru
mengemban tugas yang sangat tinggi yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Tidak hanya itu, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di satu pihak, serta kemajuan dan perkembangan yang dialami
masyarakat serta aspirasi nasional dalam kemajuan bangsa, membawa
konsekuensi serta persyaratan yang semakin berat dan kompleks bagi
pelaksana sektor pendidikan pada umumnya dan guru pada khususnya.
Pendidikan yang baik, sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat
modern dewasa ini dan sifatnya yang selalu menantang, mengharuskan
adanya pendidik yang baik dan profesional (Satori,-). Hal ini berarti bahwa
profesionalisasi seorang guru sangat diperlukan.
2.5 Profesionalitas Tinjauan Definitif

Profesionalitas dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan

sebagai segal yang berkaitan dengan profesi dan kemampuan bertindak

secara profesional. Makna profesionalitas lainnya merupakan sebutan

terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta

tingkat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk melakukan

tugas – tugasnya. Profesionalitas lebih menggambarkan “keadaan” derajat

keprofesian seseorang yang dapat dilihat dari sikap, pengetahuan, dan

keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Ukuran atau

derajat keprofesian menunjukkan kualitas dari profesi yang dijalankan saat

melaksanakan tugas keprofesionalanya. Ini artinya, profesionalitas lebih

identik kepada ukuran – ukuran tertentu agar seseorang layak disebut

sebagai seorang yang profesional dalam bidangnya (Sya’bani, 2018).

Dengan demikian, profesionalitas guru adalah suatu keprofesian

seorang guru dalam sikap, pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas pendidikan dan pembelajaran. Dalam hal ini, guru


diharapkan memiliki profesionalitas keguruan yang memadai sehingga

mampu melaksanakan tugasnya secara efektif. Profesionalitas guru adalah

suatu sebutan terhadap kualitas sikap dan komitmen seorang guru untuk

menekuni profesinya dengan cara mengembangkan kemampuan

keprofesionalannya yang bekerja sesuai dengan keahlian, kemahiran, atau

kecakapannya dan melakukan pengembangan secara terus menerus

terhadap profesi yang ditekuninya (Millah, 2015).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Profesi secara harfiah berasal dari kata profession (Inggris) yang berasal
dari bahasa Latin profesus yang berarti “Mampu atau ahli dalam suatu
bentuk pekerjaan”. Ciri profesi sebagai berikut, Payment. Knowledge and
skill, Responsibility purpose, The profession ideal services, Unity,
Recognition. Karakteristik profesional yang dipandang penting adalah:
(1) memiliki pengetahuan dan keterampilan terkait dengan bidang
profesinya di atas kemampuan orang pada umumnya; (2) adanya kontrol
terhadap standar lisensi dan persyaratan masuk menjadi guru; (3)
memiliki otonomi dalam membuat keputusan terkait dengan bidang
profesinya; dan (4) memiliki prestise dan memperoleh penghargaan
ekonomik yang tinggi.
2. profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Tingkat profesional
antara lain ada pra profesional, profesional spesialis. urgensitas profesional
adalah keperluan yang amat penting bagi seseorang untuk berlaku atau
bersikap secara profesional. Pendekatan profesional merupakan bentuk
pendekatan yang menuju kepada upaya untuk meningkatkan kemandirian
dan memperbaiki sistem pemberian pelayanan dalam kerangka relasi
sosial.

3. Profesionalisme, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah “tindak


tanduk yang merupakan ciri suatu profesi.” Ciri profesionalisme yaitu
menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil, memerlukan
kesungguhan dan ketelitian kerja, menuntut ketekunan dan ketabahan,
memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan, adanya kebulatan
fikiran dan perbuatan.
4. Profesionalisasi mengandung makna proses atau usaha untuk membuat
dan menjadikan suatu lembaga , organisasi, badan usaha, termasuk
sumber daya manusianya, agar menjadi profesional.
5. Profesionalitas merupakan sebutan terhadap kualitas sikap para anggota
suatu profesi terhadap profesinya serta tingkat pengetahuan dan keahlian
yang mereka miliki untuk melakukan tugas – tugasnya. Profesionalitas
lebih menggambarkan “keadaan” derajat keprofesian seseorang yang
dapat dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan tugasnya.
3.2 Saran
Bagi para semua calon pendidik diharapkan dapat memahami dan
menerapkan dari profesi hingga profesionalitas untuk dapat menjadi seorang
pendidik yang baik dan bijaksana kelak. Untuk para pembaca dapat
menambah informasi-informasi dari berbagai referensi yang belum tercantum
pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2010. Guru Profesional : Menguasai Metode dan Terampil


Mengajar. Bandung : AlfaBeta
Anoraga, Panji. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta
Arnold, L. & Stern, D.T. 2006. What is medical professionalism? in Stern, D.T.
(ed) Measuring Medical Professionalism. Oxford University Press.
Oxford & New York, pp.15-37
Asrori, M. N. 2013. Pendekatan Supervisi Ummi dalam Mengembangkan
Lembaga Pendidikan Al-Qur’an di Lembaga Pendidikan Ummi
Foundation Gayungsari Surabaya. Skirpsi. Institut Agama Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya.
Idris, S. 2015. Profesionalisme Guru (Analisis Historis dan Kebijakan). Ar-Raniry
State Islamic University. (Online),
(https://www.researchgate.net/publication/283295466/download) diakses
pada 29 Agustus 2018.
Kunandar. 2007. Guru Profesional : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta :
Rajagrafindo Persada
Kurniawan, Agung, 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta :
Pembaharuan.
Millah, N. 2015. Pengembangan Profesionalitas Guru Di Fsg (Forum Silaturrohmi
Guru) Yayasan Pendidikan Islam Minsyaul Wathon Grogolan Dukuhseti
Pati Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. STAIN Kudus. (Online),
(http://eprints.stainkudus.ac.id/1614/1/NUSROTUL%20MILLAH%2011
1365_opt.pdf) diakses pada 29 Agustus 2018.
Mudlofir, Ali. 2012. Pendidik Profesional. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sururi. 2002. Pengembangan Visi Sekolah Meningkatkan Profesionalisasi Guru
Dan Kepala Sekolah. Makalah Disampaikan Pada Kegiatan P2M Tanggal
19 Oktober 2002. (Online),
(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKA
N/197011091998021-
SURURI/mklh_abmas_PROFSIONALISASI_TENAGA_KEPENDIDIK
AN.pdf) diakses pada 29 Agustus 2018.
Satori, D.S. Tanpa tahun. Modul Profesi Keguruan dalam Mengembangkan
Siswa. Universitas Terbuka. (Online),
(http://repository.ut.ac.id/4041/1/MKDK4005-M1.pdf) diakses pada 29
Agustus 2018.
Sya’bani, M.A.Y. 2018. Profesi Keguruan, Menjadi Guru Yang Religius dan
Bermartabat. Gresik: Caremedia Communication.
Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana
Wahab. Abdul.A. 2009. Metode dan Model-model Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Zunital, Fifi. 2010. Pengelolaan Lingkungan Berbasis Komunitas (Kajian
Terhadap Pengeloaan Lingkungan Bersih Oleh Masyarakat di Gunung
Anyar Tengah Surabaya). Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai