Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN

KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

Oleh
Kelompok 1

Ni Kadek Rai Dwijayanti P07120016081


Ni Luh Putu Sariani P07120016082
Cok Istri Yogantari P07120016083
Ni Kadek Dwi Handayani P07120016084
Komang Risti Indriani P07120016085

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan paper Keperawatan
Sebagai Profesi dengan baik dan lancar .
Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan dan untuk membantu mengembangkan kemampuan pemahaman
pembaca terhadap Keperawatan Sebagai Profesi. Pemahaman tersebut dapat
dipahami melalui pendahuluan, pembahasan masalah, serta penarikkan garis
kesimpulan dalam makalah ini.
Paper Keperawatan Sebagai Profesi ini disajikan dalam konsep dan bahasa
yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami paper ini.
Dengan paper ini, diharapkan pembaca dapat memahami mengenai Keperawatan
Sebagai Profesi.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
berkarya menyusun paper ini. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Saran, kritik dan masukan sangat kami harapkan dari seluruh pihak dalam proses
membangun mutu paper ini.

Denpasar, 07 Oktober 2016

Mahasiswa
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Definisi Keperawatan Sebagai Profesi......................................................3

2.2 Profesionalisme.........................................................................................6

2.3 Keperawatan Sebagai Profesi....................................................................7

2.4 Perkembangan Keperawatan Sebagai Profesi...........................................9

2.5 Kode Etik Keperawatan di Indonesia......................................................12

2.6 Standar Asuhan Keperawatan..................................................................13

2.7 Peran, Fungsi dan Tugas Perwat..............................................................13

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

3.1 KESIMPULAN.......................................................................................16

3.2 SARAN...................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris
Profess, yang bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu
tugas khusus secara tetap/permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan dan keahlian khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk
bidang profesi tersebut.
Profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata
profesional sendiri berarti: bersifat profesi, memiliki keahlian dan
keterampilan karena pendidikan dan latihan, beroleh bayaran karena
keahliannya itu. Seseorang dapat dikatakan memiliki profesionalisme
manakala memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi) yang
layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai kebutuhan
hidupnya.
Keperawatan sebagai suatu profesi, di Indonesia disepakati pada
Seminar Nasional keperawatan pada tahun 1983 yang diinisiasi oleh
kelompok kerja keperawatan Konsorsium Ilmu Kesehatan Direktorat
Pendidikan Tinggi. Berdasarkan kesepakatan tersebut pada tahun 1985 dibuka
Program Studi Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Pada Program ini dasar-dasar keilmuan keperawatan dibekali
kepada mahasiswa sehingga setiap lulusan diharapkan mempunyai landasan
keilmuan yang kokoh dalam memberi pelayanankeperawatan. Sesuai dengan
hakekat profesi khususnya yang terkait dengan pendidikan dimana untuk
dapat memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang berkualitas dan

1
pengembangan ilmu keperawatan diperlukan pendidikan keperawatan pada
jenjang magister keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi dari keperawatan sebagai profesi ?
2. Mengapa Keperawatan sebagai profesi ?
3. Bagaimana Perkembangan Keperawatan di dunia dan di Indonesia ?
4. Bagaimana Kode Etik Keperawatan di Indonesia ?
5. Bagaimana Standar Asuhan Keperawatan ?
6. Bagaimana Peran, Fungsi, dan Tugas Perawat ?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami definisi dari Keperawatan Sebagai Profesi.
2. Untuk mengetahui Keperawatan Sebagai Profesi.
3. Untuk memahami perkembangan Keperawatan di Dunia dan di
Indonesia.
4. Untuk mengetahui Kode Etik Keperawatan di Indonesia.
5. Untuk memahami Peran, Fungsi, dan Tugas Perawat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Keperawatan Sebagai Profesi


Beberapa pendapat pandangan terhadap pengertian suatu profesi menurut
Schein EH (1962) Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang membangun
suatu norma yang sangat khusus yang berasal dari peranannya di masyarakat.
Hughes (1963) mengungkapkan bahwa profesi merupakan mengetahui yang lebih
baik tentang sesuatu hal dari orang lain serta mengetahui lebih baik dari kliennya
tentang apa yang terjadi pada kliennya. Dan Wilensky (1964) berpendapat bahwa
profesi berasal dari perkataan profestion yang berarti suatu pekerjaan yang
membutuhkan dukungan body of knowlegde sebagai dasar bagi perkembangan
teori yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru, dan karena itu
membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik
orientasi utamanya adalah melayani (alturism)
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris
Profess, yang bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu
tugas khusus secara tetap/permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan dan keahlian khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut.
Melihat pengertian tersebut, maka terdapat para tokoh yang memandang
bahwa profesi mempunyai beberapa kriteria :
1. Menurut Abraham Flexner (1915), Menyatakan bahwa suatu pekerjaan
dapat dikatakan suatu profesi apabila memenuhi syarat :
a. Aktivitas intelektual
b. Berdasarkan ilmu dan belajar
c. Untuk tujuan Praktek dan Pelayanan
d. Dapat diajarkan
e. Terorganisir secara internal

3
f. Altruistik (untuk kepentingan masyarakat)
2. Menurut Green Wood E (1957), Suatu Pekerjaan dikatakan profesi adalah
adanya teori yang sistemik, otoritas, wibawa (martabat), kode etik dan
budaya profesional.
3. Menurut Hall (1968) Memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu
suatu pekerjaan yang harus melalui proses 4 tahapan antara lain :
a. Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi
b. Menjadi pekerjaan utama
c. Adanya organisasi profesi
d. Terdapat kode etik
4. Menurut Moore dan Rosenblum 1970, Memandang kriteria sebagai profesi
adalah apabila dasar pekerjaan memiliki teori yang sistematis, otoritas,
wibawa dan prestice, kode etik, budaya profesional dan menjadi sumber
utama dari penghasilan.
5. Menurut Edgar Schein (1974), Memberikan kriteria pekerjaan sebagai
profesi apabila pekerjaan tersebut :
a. Pekerjaan seumur hidup
b. Komitmen seumur hidup sebagai karier
c. Penghasilan utama
d. Motivasi kuat
e. Panggilan hidup
f. Pengetahuan dan keterampilan didapat melalui diklat
g. Pengetahuan dianggap khusus
h. Keputusan terhadap klien berdasarkan ilmu
i. Pelayanan berdasarkan keahlian dan obyektif
j. Mempertimbangkan otoritas
k. Ada batasan dalam profesi
l. Lebih tahu daripada klien yang dilayani
m. Perkumpulan profesi
n. Standart pendidikan
o. Uji kompetensi untuk masuk profesi

4
p. Tidak advertensi dalam mencari klien
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi,
keran profesi memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan
lainnya, berikut adalah karateristik profesi secara umum:
1. Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis: Professional
dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan
memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan
bisa diterapkan dalam praktik
2. Asosiasi professional: Profesi biasanya memiliki badan yang
diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk
meningkatkan status para anggotanya. Organisasi tersebut biasanya
memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
3. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya
memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi
4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya
ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama
pengetahuan teoritis.
5. Pelatihan institusional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk
mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan
pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.
Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga
dipersyaratkan.
6. Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi
sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa
dipercaya.
7. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan
pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para
anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar
aturan. Menurut UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN),
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan

5
dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan
Kode etik :
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi.
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h. Menentukan baku standarnya sendiri.
9. Mengatur Diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya
sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka
yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang
berkualifikasi paling tinggi.
10. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja
profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan
publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan
masyarakat.
11. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih
status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para
anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap
layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.

2.2 Profesionalisme
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan
J.S. Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak
tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional.
Sementara kata profesional sendiri berarti: bersifat profesi, memiliki keahlian dan
keterampilan karena pendidikan dan latihan, beroleh bayaran karena keahliannya
itu.

6
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme memiliki dua
kriteria pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran). Kedua hal itu merupakan
satu kesatuan yang saling berhubungan. Artinya seseorang dapat dikatakan
memiliki profesionalisme manakala memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu
keahlian (kompetensi) yang layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang
layak sesuai kebutuhan hidupnya.

2.3 Keperawatan Sebagai Profesi

Berdasarkan definisi oleh para ahli diatas menganai profesi, mari kita lihat
mengapa keperawatan itu sebagai profesi.

1. Mempunyai Body Of Knowledge

Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu


keperawatan (nursing science) yang mencakup ilmu ilmu dasar (alam,
sosial, perilaku), ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu
keperawatan dasar, ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas.

2. Pendidikan Berbasis Keahlian Pada Jenjang Pendidikan Tinggi.

Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan


mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda mulai DIII Keperawatan
sampai dengan S3 akan dikembangkan.

3. Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Melalui Praktik Dalam Bidang


Profesi.

Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem


Kesehatan Nasional. Oleh karena itu sistem pemberian askep dikembangkan
sebagai bagian integral dari sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada
masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan.

7
Pelayanan/ askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh
didasarkan pada kebutuhan klien, berpedoman pada standar asuhan
keperawatan dan etika keperawatan

4. Memiliki Perhimpunan/Organisasi Profesi.

Keperawatan harus memiliki organisasi profesi, organisasi profesi ini


sangat menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra
keperawatan sebagai profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya
membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam
inovasi keperawatan di Indonesia. Saat ini di indonesia memilki organisasi
profesi keperawatan dengan nama PPNI, dengan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga, sedangkan organisasi keperawatan di dunia dengan
nama internasional Council Of Nurse (ICN)

5. Pemberlakuan Kode Etik Keperawatan.

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat profesional selalu


menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode
etik keperawatan.

6. Otonomi

Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab


untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan
askep dan menetapkan standar asuhan keperawatan melalui proses
keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan praktik
keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan (KepMenKes No.1239
Tahun 2001)

7. Motivasi Bersifat Altruistik

Masyarakat profesional keperawatan Indonesia bertanggung jawab


membina dan mendudukkan peran dan fungsi keperawatan sebagai pelayanan

8
profesional dalam pembangunan kesehatan serta tetap berpegang pada sifat
dan hakikat keperawatan sebagai profesi serta selalu berorientasi kepada
kepentingan masyarakat.

2.4 Perkembangan Keperawatan Sebagai Profesi

Sejarah perkembangan keperawatan sebagai profesi dapat dilihat dari dua


tinjauan. Pertama ditinjau dari perkembangan keperawatan di dunia, dan kedua,
perkemabangan keperawatan di Indonesia.

1. Sejarah Perkembangan Kerperawatan di Dunia

Perkembangan keperawatan di dunia dapat diawali. Pertama, Sejak


zaman manusia itu diciptakan pada dasarnya manusia diciptakan telah
memiliki naluri untuk merawat diri sendiri sebagaimana tercermin pada
seorang ibu. Naluri yang sederhana adalah memelihara kesehatan dalam hal
ini adalah menyusui anaknya sehingga harapan pada awal perkembangan
keperawatan, perawat harus memiliki jiwa keibuan (mother inticnt).
Kemudian bergeser pada zaman purba, pada zaman ini paham animism
berkembang dimana manusia mempercayai bahwa yang sakit dapat
disebabkan karena kekuatan gaib sehingga timbul keyakinan jiwa yang jahat
akan dapat menimbulkan kesakitan dan jiwa yang sehat dapat menimbulkan
kesehatan atau kesejahteraan. Saat itu peran sebagai ibu yang merawat
keluarga yang sakit dengan memberikan perawatan fisik serta mengobati
yang sakit untuk menghilangkan pengaruh roh jahat. Setelah itu, muncul
kepercayaan mengenai dewa-dewa dimana pada saat itu dipercaya bahwa
penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, untuk menghilangkan penyakit
itu pasient harus memberikan sesajian di kuil-kuil yang telah didirikan.
Setalah itu keperawatan terus berbenah diri dimulai dari ibu-ibu janda yang
membantu para pendeta dalam merawat orang sakit. Dan mulai dari inilah
rumah-rumah perawatan dibangun untuk menampung para pasien.

9
Kedua, zaman keagamaan, perkembangan keperawatan mulai bergeser
kearaha spiritual dimana seseorang yang sakit diakibatkan oleh adanya dosa
atau kutukan Tuhan. Pusat pengobatan adalah rumah-rumah ibadah, sehingga
para pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati orang sakit.

Ketiga, zaman masehi, keperawatan dimulai pada masa perkembangan


agama Nasrani, pada masa itu banyak membentuk diakones, suatu organisasi
wanita yang bertujuan mengunjungi orang sakit, sedangkan laki-laki
diberikan tugas untuk mengubur orang yang meninggal, sehingga pada saat
itu berdirilah rumah sakit di Roma, seperti Monastic Hospital. Rumah sakit
pada saat itu berfungsi sebagai perawatan orang sakit, cacat, dan miskin serta
yatim piatu. Pada saat itu pula didaratan Asia, khusunya di timur tengah,
perkembangan keperawtan mulai maju seiring berkembangnya Agama islam
yang disebarkan oleh Mumaham SAW. Keberhasilan Nabi untuk
menyebarkan Islam membawa dampak yang positif dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti ilmu pasti, kimia, kesehatan dan
obat-obatan. Sebagaimana tercantum dalam Quran pentingnya untuk menjaga
kebersihan lingkungan, makanan, dan diri sendiri.

Keempat, zaman permulaan abad 21, perkembangan keperawatan pada


masa ini tidak lagi kearah keagamaan melainkan tergantung pada kekuasaan
karena pada saat itu terjadi perang dunia. Rumah ibadah yang dulunya
berfungsi sebagai perawatan orang sakit sudah tidak lagi berfungsi.

Kelima, zaman sebelum perang dunia ke-2, pada masa ini berkembang
prinsip rasa cinta sesama manusia, dimana manusia harus saling membantu.
Florence Nightingale (1820-1910) menyadari pentingnya suatu sekolah untuk
mendidik para perawat. Florence menganggap bahwa keperawatan perlu
disiapkan pendidikan untuk perawat. Usaha Florence adalah menetapkan
struktur dasar dipendidikan perawat diantaranya membangun sekolah
perawat, menetapkan tujuan pendidikan perawat serta menetapkan

10
pengetahuan yang harus dimiliki oleh calon perawat. Florence mendirikan
sekolah perawatan dengan nama Nightingale Nursing School.

Keenam, masa selama perang dunia ke-2, selama masa ini timbul
tekanan pengetahuan dalam penerapan teknologi akibat penderitaan yang
panjang sehingga perlu meningkatkan diri dalam tindakan perawat mengingat
penyakit dan korban perang yang beraneka ragam.

Ketujuh, masa pasca perang dunia ke2, perkembangan keperawatan


pada masa itu diwali adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan, pertambahan penduduk yang relative tinggi sehingga
menimbulkan masalah baru dalam pelayanan kesehatan, pertumbuhan
ekonomi yang mempengaruhi pola tingkah laku individu, adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dengan diawali
adanya penemuan obat-obatan dan cara-cara untuk memberikan
penyembuhan pada pasien, upaya-upaya dalam tindakan pelayanan kesehatan
seperti pelayanan kuratif, preventif, dan promitif dan juga terdapat kebijakan
Negara tentang peraturan sekolah perawat. Pada masa itu perkembangan
perawat dimulai adanya sifat pekerjaan yang semula bersifat individu
bergeser kearah pekerjaan yang bersifat tim. Pada tahun 1948 perawat diakui
sebagi profesi sehingga pada saat itu pula terjadi perhatian dalam pemberian
penghargaan pada perawat atas tanggung jawabnya dalam tugas.

Kedelapan, priode tahun 1950, pada saat itu keperawatan sudah mulai
menujukan perkembangan khusunya penataan pada system pendidikan,
penrapan proses keperawatan sudah mulai dengan memberikan perawat
adalah suatu proses, yang dimulai pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelakasanaan dan evaluasi.

2. Sejarah Perkembangan Keperawatan di Indonesia


Perkembangan keperawatan di Indonesia dibagi menjadi dua masa yaitu:

a. Masa Sebelum Kemerdekaan

11
Pada masa ini Indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Perawat
berasal dari indonesi disebut verfleger dengan dibantu oleh zieken opaser
sebagai penjaga orang sakit. Pada masa penjajahan Belanda tugas utama
perawat hanya merawat staf dan tentara Belanda. Kemudia masa
penjajahan inggris yaitu rafless, mereka memperhatikan kesehatan rakyat
dengan moto kesehatan adalah milik manusia dan pada saat itu pula telah
diadakan berbagai usaha dalam memelihara kesehatan, diantaranya usaha
pengadaan pencacaran secara umum, membenahi cara perawatan pasien
dan memperhatikan kesehatan para tawanan.

Beberapa rumah sakit dibangun khusunya di Jakarta yaitu pada tahun


1819, didirikan salemba dan sekarang bernama RSCM.

b. Masa setelah Kemerdekaan

Pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang didirikan serta
balai pengobatan dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan pada tahun 1952 didirikan sekolah perawat, kemudian pada
tahun 1962 telah dibuka pendidikan keperawatan setara diploma. Pada
tahun 1985 untuk pertama kalinya dibuka pendidikan keperawatan
setingkat dengan sarjana.

2.5 Kode Etik Keperawatan di Indonesia


Dalam Musyawarah Nasional IV PPNI telah diputuskan bahwa Kode Etik
Keperawatan Indonesia adalah Mukadimah

1. Tanggung Jawab Perawat dan Klien,


2. Tanggung Jawab Perawat dan Praktik,
3. Tanggung Jawab Perawat dan Masyarakat,
4. Tanggung Jawab Perawat dan Teman Sejawat,
5. Tanggung Jawab Perawat dan Profesi.

2.6 Standar Asuhan Keperawatan

Adapun standar-standar asuhan keperawatan sebagai berikut:

12
1. Standar 1: Falsafah Keperawatan

2. Standar 2: Tujuan Asuhan Keperawatan

3. Standar 3: Pengkajian Keperawatan

4. Standar 4: Diagnosis Keperawatan

5. Standar 5: Perencanaan Keperawatan

6. Standar 6: Intervensi Keperawatan

7. Standar 7: Evaluasi Keperawatan

8. Standar 8: Catatan Asuhan Keperawatan

2.7 Peran, Fungsi dan Tugas Perawat

1. Peran Perawat

Peran merupakan tingkah laku yang diharapakan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari profesi yang bersifat konstan.

Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari
peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advocate pasien, pendidik,
koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti.

2. Fungsi Perawat

Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan


perannya. Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanankan berbagai
fungsi diantaranya: fungsi independen, fungsi dependen, dan fungsi
interdependen.

13
a. Fungsi independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,


dimana perawat dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam memenuhi kebutuhan
dasar manusia.

b. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan


atau intruksi dari perawat lain.

c. Fungsi Interpenden

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling


ketergantungan diantara tim satu dengan lain.

3. Tugas Perawat

Tugas perawat dalam menjalankan peranya sebagi pemberi asuhan


keperawatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam prsoses
keperawatan. Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang
berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
sebagai berikut:

a) Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta


sumber yang tersedia dan potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
mengumpul data, menganilisis dan menginterpetasikan data.

b) Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok


dan masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan mengembangkan
rencana tindakan keperawata.

14
c) Melaksanakan rencana keperawatan yang meliputi upaya peningkatan
kesehatan, pencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan
kesehatan termasuk pelayanan klien dan keadaan terminal Menggunakan
dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu prilaku, sosial
budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam
rangka, memenuhi kebutuhan dasar manusia

d) Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan menentukan kriteria yang dapat


diukur dalam menilai rencana keperawatan, menilai tingkat pencapaian
tujuan, mengidentifikasi perubahamn-perubahan yang diperlukan

e) Mengdokumnetasi prosses keperawatan mengevaluasi data permasalahan


keperawatan, mencatat data dalam proses keperawatan,
menggunakan catatan klien untuk memonitor asuhan keperawatan.

f) Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari serta


merencanakan studi kasus guna meningkatkan pengetahuan dan
mengembangakan keterampilan dalam praktek keperawatan,
mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang keperawatan,
membuat usulan rencana penelitian keperawatan, menerapkan hasil
penelitian dalam praktek keperawatan

g) Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien


keluarga kelompok serta masyarakat mengidentifikasi kebutuhan
pendidikan kesehatan, membuat rencana penyuluhan kesehatan,
melaksanakan penyuluhan kesehatan, mengevaluasi hasil penyuluhan
kesehatan

h) Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkait dalam memberikan pelayanan


kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok, dan masyarakat, berperan
serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga kelompok dan
masyarakat, menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim
keperawatan maupun tim kesehatan lain

15
i) Mengelola perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam
melaksanakan kegiatan keperawatan menerapkan kereampilan manajemen
dalam keperawatan klien secara menyeluruh.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Beberapa pendapat pandangan terhadap pengertian suatu profesi menurut
Schein EH (1962) Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang membangun
suatu norma yang sangat khusus yang berasal dari peranannya di masyarakat.
Hughes (1963) mengungkapkan bahwa profesi merupakan mengetahui yang lebih
baik tentang sesuatu hal dari orang lain serta mengetahui lebih baik dari kliennya
tentang apa yang terjadi pada kliennya. Dan Wilensky (1964) berpendapat bahwa
profesi berasal dari perkataan profession yang berarti suatu pekerjaan yang
membutuhkan dukungan body of knowlegde sebagai dasar bagi perkembangan
teori yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru ,dan karena itu
membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik
orientasi utamanya adalah melayani (alturism).
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi,
karena profesi memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan
lainnya yaitu Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis, Asosiasi
professional, Pendidikan yang ekstensif, Ujian kompetensi, Pelatihan
institusional, lisensi, Otonomi kerja, kode etik, Mengatur Diri, Layanan publik
dan altruism, Status dan imbalan yang tinggi.
Profesi mempunyai ciri ciri tersendiri yang menurut wilensky (1964) yaitu :
Pekerjaan profesi didukung oleh pohon ilmu (body of knowledge) yang jelas
wilayah garapan keilmuannya (anto loger) yang jelas wilayah garapan keilmuan
(epistomology), serta pemanfaatan keilmuannya (axiology), Keahlian profesi
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan profesi yang terarah,terencana,terus-
menerus dan berjenjang (life long education), Pekerjaan profesi diatur oleh kode

16
etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang-undangan, Peraturan dan
ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi standar pendidikan dan
pelatihan (standar pelayanan dan kode etik) serta pengawasan terhadap
pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi.
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam
menentukan tindakannya didasar pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya

3.2 SARAN
Penyusun berharap bagi perawat sebaiknya lebih meningkat kulitas kerja
sebagai perawat dan mampu menjadi perawat yang profesional dibidangnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hidaya,Alimu.2004.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:Salemba


Medika

Widyawati. 2012. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Zaidin.2001.Dasar Dasar Keperawatan Profesional.Jakarta:Widya Medika

18

Anda mungkin juga menyukai