Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PROFESI KEPENDIDIKAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Kelompok 1 :

- Ronald Febry Rumahorbo (2223132005)

- Ria Lestari Banjarnahor (2223132025)

- Stepani Veronika Sihombing (2223132021)

- Ester Winda Aritonang (2222432008)

- Revy Maria Pratiwi( 2221132005)

Dosen Pengampu : Rizki Ramadhani, S.Pd., M.Pd

PRODI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat-
nyalah,sehingga tugas ini dapat diselesaikan .penyusunan makalah ini dilakukan sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah ‘Profesi Kependidikan’.
Kami telah menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin . Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi lebih baik di masa mendatang .
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini sebagai tugas awal semester mata kuliah
Profesi Kependidikan tepat pada waktunya.
Pada dasarnya makalah ini kami sajikan khusus untuk membahas Profesi
kependidikan. Untuk lebih jelas simak pembahasan dalam makalah ini. Mudah-
mudahan makalah ini bisa memberikan pengetahuan yang mendalam tentang “Hakikat
Profesi dan jenis-jenis Profesi dibidang pendidikan” kepada kita semua
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan , seperti halnya “Tak ada
gading yang tak retak”. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-
teman untuk memperbaiki makalah kami selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya kami
mengucapkan terimakasih.

Medan, Februari 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....... .............................................................. i


DAFTAR ISI ....................... .............................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .. .............................................................. 1


1.1 LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................ 2
1.3 TUJUAN PENULISAN . .........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ... .............................................................. 3
2.1 PENGERTIAN PROFESI,PROFESIONA, ................................. 3
PROFESIONALISME,PROFESIONALITAS,PROFESIONALISASI
2.2 SYARAT SYARAT PROFESI...................................................... 4
2.3 CIRI CIRI PROFESI ...... .............................................................. 6
2.4 JENIS JENIS PROFESI.. .............................................................. 7
2.5 GURU SEBAGAI JABATAN PROFESIONAL ........................... 8
2.6 KRITERIA DAN KOMPETENSI
SEBAGAI GURU PROFESIONAL .............................................. 12

BAB III PENUTUP .......... .............................................................. 20


3.1 KESIMPULAN............ .............................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ......... .............................................................. 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan
dirinya dan meningkatkan harkat dan martabat manusia, sehingga manusia mampu untuk
menghadapi setiap perubahan yang terjadi menuju arah yang lebih baik. Melalui
pendidikan, tiap individu dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kreativitas
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbicara mengenai pendidikan berarti berbicara tentang profesi guru. Guru adalah
orang yang akan merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai serta
membimbing peserta didik dalam meraih cita-citanya dan memperbaiki budi pekertinya.
Saat ini profesi guru merupakan salah satu profesi yang banyak diminati oleh kebanyakan
orang. Hal tersebut karena guru merupakann sebuah profesi yang dapat menentukan masa
depan bangsa ini, guru yang baik dan berkualitas dapat menjadikan bangsa ini menjadi
bangsa yang berkualitas juga, begitupun sebaliknya seorang guru yang tidak berkualitas
akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang tertinggal dan menjadi bangsa yang
terjajah lagi. Selain itu, saat ini profesi guru juga dijamin kesejahteraannya.
Namun menjadi seorang pendidik bukanlah hal yang mudah, ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi untuk menjadi seorang guru. Sebagai mahasiswa dan calon pendidik sangat
diperlukan pengetahuan dasar mengenai hakikat profesi kependidikan, baik itu pemahaman
mengenai profesi, syarat-syarat sebuah profesi ataupun jenis profesi kependidikan yang ada
saat ini. Berbekal dengan pengatahuan tersebut, seorang calon pendidik juga perlu
memahami menganai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, kode etik guru,
organisasi professional pendidikan, bagaimana sikap guru yang professional dan beberapa
perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan terhadap profesi kependidikan
serta problema-problema yang dihadapi guru dalam menjalankan profesinya. Berdasarkan
hal tersebut, maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai hakikat profesi
kependidikan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah pokok
yang akan di bahas yaitu:
1. Apa itu profesi, professional, profesionalisme, profesionalisasi?
2. Apa syarat-syarat profesi?
3. Apa ciri ciri profesi?
4. Apa saja jenis profesi dibidang kependidikan?
5. Bagaimana guru sebagai jabatan profesional?
6. Apa kriteria dan kompetensi sebagai guru profesional?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan Penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk memahami pengertian profesi, professional, profesionalisme,profesionalitas,
profesionalisasi
2. Untuk mengetahui syarat-syarat profesi
3. Untuk mengetahui ciri ciri profesi
4. Untuk mengetahui jenis jenis profesi dibidang kependidikan
5. Untuk mengetahui bagaimana guru sebagai jabatan yang profesional
6. Untuk mengetahui apa saja kriteria dan kompetensi seorang guru yang profesional

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Profesi,Profesional,Profesionalisme,Profesionalitas,


Profesionalisasi
A. Profesi
Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris, yaitu
profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui adanya pengakuan,
menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan
secara terminologi profesi berarti suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan
tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik, serta
dedikasi yang tinggi (Amri, 2014:63). Sedangkan menurut Alma (2010:129)
profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (experties)
dari para anggotanya. Artinya ia tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang
yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan
itu.
Adapun karakteristik suatu profesi adalah sebagai berikut:
a. Profesi itu memiliki fungsidan signifikansi social bagi masyarakat.
b. Profesi menuntut keterampialan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan
dan pelatihan yang cukup yang dilakukan oleh lembaga pendidikan yang dapat
dipertanggung-jawabkan.
c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu
d. Ada kode etik yang dijadikan sebagai suatu pedoman prilaku anggota beserta sanksi
yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik tersebut.
e. Sebagai konsekuensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada masyarakat,
maka anggota profesi secara perseorangan atau kelompok memperoleh imbaalan
financial atau material.
B. Profesional
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi, misalnya”Dia seorang profesional”. Kedua penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. (Alma, 2010:129-130).
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

3
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi(UU No. 14 th 2005 tentang guru dan dosen).
C. Profesionalisme
Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi
untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus
mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
D. Profesionalitas
Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam
rangka melakukan pekerjaannya (Alma,2010: 129-130)
E. Profesionalisasi
Profesionalisasi adalah suatu usaha untuk mencapai tingkat profesional.
Usaha profesionalisasi ini menurut Sahertian(1994:37-38), dapat timbul dari dua
segi: pertama dari segi eksternal yaitu doronagan dari luar yang memacu untuk
mengikuti kegiatan akademik atau penataran atau adanya lembaga-lembaga
pendidikan yang memberi kesempatan bagi guru untuk belajar lagi. Misalnya
tuntutan dari pimpinan atau institusi.Kedua dari segi internal yaitu seseorang dapat
berusaha belajar sendiri untuk bertumbuh dalam jabatan (Trianto, 2011:17-18)

2.2 Syarat-Syarat Profesi


Persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu profesi adalah (Amri, 20014:63):
1. Menuntut adanya keterampilan yang didasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan
yang mendalam
2. Menemukan suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
3. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyrakatan
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
6. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
7. Memiliki klien atau objek layanan yang tetap, seperti guru dengan muridnya.
Menurut Dr. Wirawan, Sp.A (dalam Dirjenbagais Depag RI 2003) menyatakan
persyaratan profesi, antara lain:

4
a. Pekerjaan penuh
Suatu profesi merupakan pekerjaan penuh dalam pengertian pekerjaan yang
diperlukan oleh masyarakan atau perorangan. Tanpa pekerjaan tersebut
masyarakat akan merasakan kesulitan. Profesi merupakan pekerjaan yang
mencakup tugas, fungsi, kebutuhan, aspek atau bidang tertentu daria nggota
masyarakat secara keseluruhan. Profesi guru mencakup khusus aspek pendidikan
dan pengajaran di sekolah.
b. Ilmu Pengetahuan.
Ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan profesi terdiri dari
cabang ilmu utama dan cabang ilmu pembantu. Cabang ilmu utama adalah cabang
ilmu yang menentukan esensi suatu profesi. Contoh profesi guru cabang ilmu
utamanya adalah ilmu pendidikan dan cabang ilmu pemabantunya adalah ilmu
psikologi. Dengan menggunakan teori ilmu pengetahuan, profesional dapat
menjelaskan apa yang sedang dihadapi dan apa yang akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi. Teori ilmu pengetahuan juga mengarahkan profesioanal
dapat mengambil langkah langkah yang diperlukan dalam melaksanakan profesi.
c. Aplikasi ilmu pengetahuan.
Profesi merupakan penerapan ilmu pengetahuan untuk mengerjakan,
menyelesaikan atau membuat sesuatu. Kaitan dengan profesi guru, tidak hanya
ilmu pengetahuan yang harus dikuasai oleh guru tetapi juga pola penerapan ilmu
pengetahuan tersebut sehingga guru dituntut untuk menguasai keterampilan
mengajar.
d. Lembaga pendidikan profesi
Ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh guru untuk melaksanakan profesinya
harus dipelajari dari lembaga pendidikan tinggi yang khusus mengajarkan,
menerapkan dan meneliti serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan ilmu keguruan.
e. Perilaku profesi
Perilaku profesional yaitu perilaku yang memenuhi persyaratan tertentu, bukan
perilaku pribadi yang dipengaruhi oleh sifat-sifat atau kebiasaan pribadi. Perilaku
profesional merupakan perilaku yang harus dilaksanakan oleh profesional ketika
melakukan profesinya.
f. Standar profesi
Standar profesi adalah prosedur dan norma-norma serta prinsip-prinsip yang

5
digunakan sebagai pedoman agar keluaran(output)kuantitas dan kualitas
pelaksanaan profesi tinggi sehingga kebutuhan orang dan masyatrakat ketika
diperlukan dapat dipenuhi.
Dalam Saondi (2012:95-96) syarat-syarat suatu profesi adalah:
1) Melibatkan kegiatan intelektual.
2) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3) Memerlukan persiapan profesional, bukan sekedar latihan.
4) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
6) Mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi.
7) Mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat.
8) Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.
Undang-Undang RI No. 1Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta PP No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara resmi profesi guru telah
disejajarkan dengan profesi lainnya sebagai tenaga professional. Sebagai tenaga
professional guru harus memenuhi sejumlah persyaratan, yaitu :
1. Memiliki kualifikasi akademik
2. Memiliki kompetensi
3. Memiliki sertifikat pendidik
4. Sehat jasmani dan rohani
5. Memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

2.3 Ciri-Ciri Profesi


Ciri-ciri utama profesi adalah sebagai berikut:
a. Memiliki fungsi dan signifikansi sosial
b. Memiliki keahlian dan keterampilan tingkat tertentu
c. Memperoleh keterampilan dan keahlian melalui metode ilmiah
d. Memiliki batang tubuh disiplin bidang ilmu tertentu
e. Studi dalam waktu lama diperguruan tinggi
f. Pendidikan ini juga merupakan wahana sosialisasi nilai-nilai profesional dikalangan
mahasiswa/siswa yang mengikutinya
g. Berpegang teguh kepada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi dengan sanksi-
sanksi tertentu
h. Bebas memutuskan sendiri dalam memecahkan masalah bertalian dengan pekerjaannya
i. Memberi layanan sebaik-baiknya kepada klien dan otonom dari campur tangan pihak luar, dan

6
j. Mempunyai prestise yang tinggi di masyarakat dan berhak mendapat imbalan yang layak.
Hoyle merupakan salah satu versi tentang ciri-ciri pkok suatu profesi walaupun tidak
sepenuhnya dapat sesuai dengan kebutuhan, dan kondisi kita yaitu:
1. Fungsi signifikan sosial; suatu profesi merupakan suatu pekerjaan yang
memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang benar.
2. Keterampilan; untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat keterampilan tertentu.
3. Proses pemrolehan ketrampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin,
melainkan sifat pemecahan masalah atau penanganan situasi krisis yang menuntut
pemecahan.
4. Batang tubuh ilmu; suatu profesi didasarkan pada suatu disiplin ilmu yang jelas,
sistematis dan ekplisit.
5. Masa pendidikan; upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keterampilan-keterampilan tersebut membutuhkan masa latihan yang sama, bertahun-
tahun, dan tidak cukup hanya beberapa minggu atau bulan. Hal ini dilakukan sampai
tingkat perguruan tinggi.
6. Sosialisasi nilai-nilai profesional; proses pendidikan tersebut juga merupakan
wahana untuk sosialisasi nilai-nilai profesional dikalangan para siswa/mahasiswa.
7. Kode etik; dalam memberikan pelayanan kepada client, seorang profesional
berpegang teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi
profesi. Setiap pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.
8. Kebebasan untuk memberikan judgment-nya; anggota suatu profesi mempunyai
suatu kebebasan untuk menetapkan judgment-nya sendiri dalam menghadapi atau
memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya.
9. Tanggung jawab profesional dan otonomi; komitmen suatu profesi adalah klien
dan masyarakat. Tanggung jawab profesi harus diabdikan kepada mereka. Oleh karena
itu, praktek profesional itu otonom dari campur tangan pihak luar.

2.4 Jenis Profesi di Bidang Kependidikan


Profesi dibedakan menjadi beberapa kelompok:
a. Para profesional, yaitu orang yang tugasnya membantu profesional. Pendidikan
para profesional lebih rendah dari pada seorang profesional. Pendidikan para
profesional hanay sampai program diploma I-III. Contoh, Para medis adalah orang
(perawat) yang tugasnya membantu para medis (dokter).
b. Profesional, adalah orang yang melaksanakan profesi yang berpendidikan
minimal S1 dan mengikuti pendidikan profesi atau lulus ujian profesi. Disamping lulus

7
pendidikan S1 dalam bidangnya juga harus mengikuti pendidikan profesi (diklat khusus
profesi).
c. Profesional spesialis yaitu tingkatan tertinggi dalam dunia profesional.
Profesional spesialis adalah mereka yang pendidikannya minimal pascasarjana (Master,
S2 )atau graduate study. Selain jenjang Strata dua(S2) dewasa ini beberappa profesi
tertentu semisal profesi dosen, menyaratkan kualifikasi akademik minimal doctor (S3).
Hal yang sama untuk profesi dokter dewasa ini juga dituntut untuk memiliki kualifikasi
akademik spesialis II yaitu suatu jenjang yang setingkat dengan S3.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jenjang kualifikasi
akademik seseorang(profesi), maka semakin tinggi pula tingkat profesionalisasi profesi
tersebut. Dengan kata lain bahwa jenjang profesionalisasi profesi berbanding lurus
dengan tingkat kualifikasi akademik.(Trianto, 2011:20-21)
2.5 Guru Sebagai Jabatan Profesional
Mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu
proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh sebab itu, dalam
proses mengajar terdapat kegiatan membimbing siswa agar siswa berkembang sesuai dengan
tugas-tugas perkembangannya, melatih keterampilan baik keterampilan intelektual maupun
keterampilan motorik sehingga siswa dapat dan berani hidup di masyarakat yang cepat berubah
dan penuhpersaingan, memotivasi siswa agar mereka dapat memecahkan berbagai persoalan
hidup dalam masyarakat yang pnuh tantangan dan rintangan, membentuk siswa yang memiliki
kemampuan inovatifdan kreatif, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, serang guru perlu
memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran
yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa
termasuk di dalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran untuk
menjamin efektivitas pembelajaran. Dengan demikian seorang guru perlu memiliki
kemampuan khusus, kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang yang bukan guru.
Itulah sebabnya guru adalah pekerjaan profesional yang membutuhkan kemampuan khusus
hasil proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan (Cooper, 1990).
Syarat-syarat atau ciri pokok dari pekerjaan profesional, yaitu :
a. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya
mungkin diperoleh dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai, sehingga kinerjanya
didasarkan pada keilmuan yang dimilikinya yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

8
b. Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang spesifik sesuai
dengan jenis profesinya, sehingga antara profesi yang satu dengan yang lainnya dapat
dipisahkan secara tegas.
c. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada latar belakang pendidikan
yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat, sehingga semakin tinggi latar belakang
pendidikan akademik sesuai dengan profesinya, semakin tinggi pula tingkat penghargaan yang
diterimanya.
d. Suatu profesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak terhadap sosial
kemasyarakatan, sehingga masyarakat memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap setiap
efek yang ditimbulkannya dari pekerjaan profesinya itu.

Ciri dan karakteristik dari proses mengajar sebagai tugas utama profesi guru,
yaitu :
a. Mengajar bukanlah hanya menyampaikan materi pelajaran saja, akan tetapi merupakan
pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks. Artinya, setiap keputusan dalam
melaksanakan aktivitas mengajar bukanlah didasarkan kepada suatu pertimbangan berdasarkan
keilmuan tertentu, sehingga apa yang dilakukan guru dalam mengajar dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b. Tugas seorang guru pun memiliki bidang keahlian yang jelas, yaitu mengantarkan siswa ke
arah tujuan yang diinginkan. Hasil pekerjaan guru seperti mengembangkan minat dan bakat
serta potensi yang dimiliki seseorang, termasuk mengembangkan sikap tertentu memerlukan
waktu yang cukup panjang sehingga hasilnya baru dapat dilihat setelah beberapa lama.
Mungkin satu generasi. Kegagalan guru dalam membelajarkan siswa, berarti kegagalan
membentuk satu generasi manusia.
c. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang keahliannya,
diperlukan tingkat keahlian yang memadai. Menjadi guru bukan hanya cukup memahami
materi yang harus disampaikan, akan tetapi juga diperlukan kemampuan dan pemahaman
tentang pengetahuan dan keterampilan yang lain, misalnya pemahaman tentang psikologi
perkembangan manusia, pemahaman tentang teori-teori perubahan tingkah laku, kemampuan
merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, kemampuan mendesain
strategi pembelajaran yang tepat, termasuk kemampuan mengevaluasi proses dan hasil kerja.
d. Tugas guru adalah mempersiapkan generasi manusia yang capat hidup dan berperan aktif di
masyarakat. Oleh sebab itu, tidak mungkin pekerjaan seorang guru dapat terlepas dari

9
kehidupan sosial. Hal ini berarti apa yang dilakukan guru akan mempunyai dampak terhadap
kehidupan masyarakat.
e. Pekerjaan guru bukanlah pekerjaan yang statis, tetapi pekerjaan yang dinamis, yang
selamanya harus sesuai dan menyesuaikan dengan perkembangan ilmupengetahuan dan
tekhnolgi, perkembangan sosial, budaya, politik, termasuk perkembangan teknologi.
Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-hasil teknologi belum
berkembang hebat seperti sekarang ini, maka peran utama guru di sekolah adalah
menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap
berguna sehingga harus dilestarikan. Dalam kondisi demikian guru berperan sebagai sumber
belajar. Beberapa peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Guru sebagai sumber belajar.
Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai
sumber belajar berkaitan erat dengan pengausaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau
tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Sebaliknya, dikatakan guru
yang kurang baik manakala ia tidak paham tentang materi yang diajarkannya. Ketidakpahaman
tentang materi pelajaran biasanya ditunjukkan oleh perilaku-perilaku tertentu, misalnya tekni
penyampaian materi pelajaran yang monoton, ia lebih sering duduk di kursi sambil
membaca,suaranya lemah, tidak berani melakukan kontak mata dengan siswa,miskin dengan
ilustrasi, dan lain-lain. Perilaku guru yang demikian bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan
pada diri siswa, sehingga guru akan sulit mengendalikan kelas.
Sebagai sumber dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa.
b. Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa yang memiliki
kecepatan belajar di atas rata-rata siswa yang lain.
c. Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran, misalnya dengan menentukan
mana materi inti (core), yang wajib dipelajari siswa, mana materi tambahan, mana materi yang
harus diingat kembali karena pernah dibahas. Melalui pemetaan semacam ini akan
memudahkan bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai sumber belajar.
2. Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa
dalam kegiatan proses pembelajaran. Sebelum proses pembelajaran dimulai sering guru
bertanya: bagaimana caranya agar ia mudah menyajikan bahan pelajaran ? Pertanyaan tersebut
menunjukkan bahwa proses pembelajaran berorientasi pada guru. Oleh sebab itu, akan lebih

10
bagus manakala pertanyaan tersebut diarahkan pada siswa, misalnya apa yang harus dilakukan
agar siswa mudah mempelajari bahan pelajaran sehingga tujuan belajar tercapai secara optimal.
Tujuan mengajar adalah mempermudah siswa belajar. Inilah hakikat peran fasilitator dalam
proses pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang berhubungan
dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran.
a. Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-
masing media tersebut.
b. Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media.
c. Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat
memanfaatkan berbagai sumber belajar.
d. Sebagai fasilitator, guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan siswa.
3. Guru sebagai pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar ang
memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru
dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.
Alvin C. Eurich (Sanjaya, 2007) menjelaskan prinip-prinsip belajar yang harus diperhatikan
guru, sebagai berikut :
a. Segala sesuatu yang dipelajari oleh siswa, maka siswa harus mempelajarinya sendiri.
b. Setiap siswa yang belajar memiliki kecepatan masing-masing.
c. Seorang siswa akan belajar lebih banyak apabila setiap selesai melaksanakan tahapan
kegiatan diberikan reinforcement.
d. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan
lebih berarti.
e. Apabila siswa diberi tanggung jawab, maka ia akan lebih termotivasi untuk belajar.
Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam kegiatan yang harus
dilakukan, yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu
sendiri. Sebagai manajer, guru memiliki empat fungsi umum, yaitu :
a. Merencanakan tujuan belajar
b. Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar.
c. Memimpin, yang meliputi memtivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa.
d. Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam
rangka pencapaian tujuan.

11
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang sangat penting bagi seorang manajer. Kegiatan-
kegiatan dalam melaksanakan fungsi perencanaan di antaranya meliputi memperkirakan
tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus kegiatan pembelajaran,
menentukan topik-topik yang akan dipelajari, mengalokasikan waktu serta menentukan
sumber-sumber yang diperlukan .
4. Guru sebagai demonstrator
Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan
kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap
pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, sebagai
demonstrator berarti guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji. Dalam setiap aspek
kehidupan, guru merupakan sosok ideal bagi setiap siswa.
Kedua, sebagai demonstrator guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap
materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa.
5. Guru sebagai pembimbing
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan.
Artinya tidak ada dua individu yang sama. Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik,
maka ada beberapa hal yang harus dimiliki, diantaranya: pertama, guru harus memiliki
pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya.
Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik merencanakan tujuan
dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran. Untuk
merumuskan tujuan yang sesuai guru harus memahami segala sesuatu yang berhubungan baik
dengan sistem nilai masyarakat maupun dengan kondisi psikologis dan fisiologis siswa, yang
kesemuanya itu terkandung dalam kurikulum sebagai pedoman dalam merumuskan tujuan dan
kompetensi yang harus dimiliki. Di samping itu, guru juga perlu mampu merencanakan dan
mengimplementasikan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh. Proses
membimbing adalah proses memberikan bantuan kepada siswa, dengan demikian yang
terpenting dalam proses pembelajaran adalah siswa itu sendiri.

2.6 Kriteria dan Kompetensi sebagai Guru yang Profesional


Uno (2007: 15) Mengutip pendapat Laurance D. Hazkew dan Jonathan C. Mc
Lendon dalam bukunya This is Teaching (hlm 10) “Teacher is professional person who
conduct classes.” (Guru adalah seorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan
mengelola kelas). Sedangkan menurut Jean D Grambs dan C. Morris Mc Clare dalam

12
Foundation of Teaching, An Introduction Too Modern Education, “teacher are those
persons who consciously direct the experience and behavior of an individual so that
education take places.”( Guru adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman
dan tingkah laku dari seorang individu hingga dapat terjadi pendidikan).
Adapun kriteria-kriteria guru profesional tersebut diantaranya;
1. Mempunyai akhlak dan budi pekerti yang luhur sehingga mampu memberikan
contoh yang baik pada anak didik.
2. Mempunyai kemampuan untuk mendidik dan mengajar anak didik dengan baik.
3. Menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar
mengajar.
4. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas.
5. Menguasai berbagai adminitrasi kependidikan ( RPP, Silabus, Kurikulum, KKM,
dan sebagainya )
6. Mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk mengabdikan ilmu yang
dimiliki pada peserta didik.
7. Tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya.
8. Mengikuti diklat dan pelatihan untuk menambah wawasan dan pengalaman.
9. Aktif, kreatif, dan inovatif untuk mengembangkan pembelajaran dan selalu up to
date terhadap informasi atau masalah yang terjadi di sekitar.
10. Menguasai IPTEK (komputer, internet, blog, facebook, website, dsb).
11. Gemar membaca sebagai upaya untuk menggali dan menambah wawasan.
12. Tidak pernah berhenti untuk berkarya (membuat PTK, bahan ajar, artikel, dsb).
13. Mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan orangtua murid, teman sejawat dan
lingkungan sekitar dengan baik.
14. Aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi kependidikan (KKG, PGRI, Pramuka)
15. Mempunyai sikap cinta kasih, tulus dan ikhlas dalam mengajar.

Kompetensi Guru Profesional


Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris,
competence yang berarti kecakapan dan kemampuan (Echols dan Shadily, dalam Jejen
Musfah 2011:27). Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan
keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
pendidikan.

13
Pemaknaan kompetensi dari sudut istilah mencakup beragam aspek, Menurut
Mulyasa dalam (Jejen Musfah 2011:27), “Kompetensi guru merupakan perpaduan
antara kemampuan sosial personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang
secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalitas ”.
Kompetensi terkait erat dengan standar . Seseorang disebut kompetensi dalam
bidangnya jika pengetahuan, keterampilan dan sikapnya serta hasil kerjanya sesuai
standar (ukuran) yang ditetapkan dan atau diakui oleh lembaganya/pemerintah. Wolf
dalam (Jejen Musfah 2011:28) menegaskan “Competencies refer only to very specific
practical activities”.
Kompetensi tidak hanya terkait dengan kesuksesan seseorang dalam menjalankan
tugasnya, tetapi apakah ia juga berhasil bekerja sama dala sebuah tim, sehingga tujuan
lembaganya tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Kenezevich (Jejen Musfah
2011:28) berpendapat bahwa, “Kompetensi adalah kemampuan untuk mencapai tujuan
organisasi”.
a. Kualifikasi Akademik
Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus
dimiliki oleh guru sesuai dengan jenis, jenjang dan satuan pendidikan formal di
tempat penugasan. Kualifikasi akademik ditunjukkan dengan ijazah yang
merefleksikan kemampuan yang dipersyaratkan bagi guru untuk melaksanakan
tugas sebagai pendidik atau mata pelajaran yang diajarkannya sesuai Standar
Nasional Pendidikan, yaitu :
1) Untuk guru pada anak usia dini, memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dengan latar belakang
pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau
psikologi
2) Unutk guru pada pendidikan SD/MI, memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dengan latar belakang
pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau
psikologi
3) Untuk guru pada pendidikan SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat,
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau

14
sarjana (S1) dengan latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan
4) Untuk guru pada pendidikan SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat,
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) dengan latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan
5) Untuk guru pada pendidikan SDLB/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat,
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) dengan latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan
diajarkan
6) Untuk guru pada pendidikan SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat,
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) dengan latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan.
b. Kompetensi Guru
Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasi dan diwujudkan oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai
kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan
penuh tangguh jawab dalam melaksankan tugas sebagai agen pembelajaran.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14/2005 dan Peraturan Pemerintah
No.19 19/2005 dinyatakan bahwa “kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian
pedagogic, profeional, dan sosial”.
1) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepibadian adalah kemampuan yang berkaitan dengan karakter
personal. Kompetensi Kepribadian guru mencerminkan kepribadian guru yang
mantap,stabil,dewasa,arif,berwibawa,supel,sabar,displin,jujur,rendah hati,mampu
menjadi teladan bagi peserta didik,berakhlak mulia,ikhlas,empati bertindak sesuai
norma sosial dan hukum
a) Bertindak sesuai dengan norma hokum, norma sosial, bangga sebagai guru
dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma

15
b) Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki
etos kerja sebagai guru
c) Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik,
sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpiir dan
bertindak
d) Memiliki prilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan
memiliki pribadi yang disegani
2) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan guru mengeglola
proses pembelajaran atau interaksi belajar mengajar dengan peserta didik . Dengan
kompetensi pedagogik ini guru harus memiliki kemampuan memahami peserta
didik,memahami dan menguasai perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran,evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik agarmampu
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh peserta didik
a) memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif, prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal
ajar awal peserta didik
b) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran
c) Menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif
d) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
e) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya
3) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan guru terhadap
materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran disekolah dan subtansi kelimuan yang menaungi
materinya ,serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
a) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi, seperti :
memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami
struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan
materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari

16
b) Menguasai struktur dan metode keilmuan, seperti : menguasi langkah-
langkah enelitian dan kajian kritis unutk memperdalam pengetahuan /
materi bidang studi secara professional dalam konteks global
4) Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik,tenaga kependidikan, orang tua /wali peserta
didik dan masyarakat sekitar
a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik
b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik
dan tenaga kependidikan
c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik/masyarakat sekitar
d) Mampu Berkomunikasi melalui lisan dan tulisan
e) Beradaptasi ditempat bertugas diseluruh wilayah RI yang memiliki
keragaman budaya
f) Bersikap inkulif,bertindak obyektif,serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin,agara, raskondisifisik,latar belakang
keluarga,dan status sosial keluarga
Berbagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru telah ditempuh oleh
pemerintah, instansi pendidikan dan para guru tentunya. Adapun upaya untuk
meningkatkannya adalah sebagai berikut;
1. Menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi sesuai kualifikasi
akademik.
Hal ini berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen bahwa guru untuk
mendapatkan kompetensi profesional harus melalui pendidikan profesi dan guru
juga dituntut untuk memiliki kualifikasi akademik minimal S-1 atau D4. Apalagi
pada saat sekarang ini, perkembangan dunia pendidikan dan sistem pendidikan
semakin meningkat. Dengan melanjutkan tingkat pendidikan diharapkan guru
dapat menambah pengetahuannya dan memperoleh informasi-informasi baru
dalam pendidikan sehingga guru tersebut mengetahui perkembangan ilmu
pendidikan.
2. Melalui Program Sertifikasi Guru.
Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui
sertifikasi dimana dalam sertifikasi tercermin adanya suatu uji kelayakan dan

17
kepatutan yang harus dijalani seseorang, terhadap kriteria-kriteria yang secara
ideal telah ditetapkan. Dengan adanya sertifikasi akan memacu semangat guru
untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ilmu, dan profesionalisme dalam
dunia pendidikan.
3. Memberikan Diklat dan pelatihan bagi guru.
Diklat dan pelatihan merupakan salah satu teknik pembinaan untuk menambah
wawasan / pengetahuan guru. Kegiatan diklat dan pelatihan perlu dilaksanakan
oleh guru dengan diikuti usaha tindak lanjut untuk menerapkan hasil – hasil diklat
dan pelatihan.
4. Gerakan Guru Membaca (G2M).
Guru hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya membaca untuk
mengembangkan wawasan dan pengetahuannya. Tidak lucu bukan kalau guru
menyuruh murid-muridnya rajin membaca sedangkan gurunya enggan untuk
membaca. Kita sebagai guru harus lebih serba tahu dibandingkan peserta didik.
Untuk itu perlu digalakkan Gerakan Guru Membaca. Dalam hal ini guru bisa
memanfatkan buku-buku atau media masa yang tersedia diperpustakaan, sekolah
ataupun toko buku, atau bisa juga dengan mengakses internet tentang hal-hal yang
berhubungan dengan spesialisasinya ataupun pengetahuan umum yang dapat
menambah wawasannya.
5. Melalui Organisasi KKG (Kelompok Kerja Guru).
Salah satu wadah atau tempat yang dapat digunakan untuk membina dan
meningkatkan profesional guru sekolah dasar di antaranya melalui KKG. KKG
adalah wadah kerja sama guru–guru dan sebagai tempat mendiskusikan masalah
yang berkaitan dengan kemampuan profesional, yaitu dalam hal merencanakan,
melaksanakan dan menilai kemajuan murid.
6. Senantiasa Produktif Dalam Menghasilkan Karya-Karya Di Bidang
Pendidikan.
Guru hendaknya memiliki kesadaran untuk lebih banyak menulis, terutama
mengenai masalah-masalah pendidikan dan pengajaran. Hal ini termasuk salah
satu metode untuk dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menuangkan
konsep-konsep dan gagasan dalam bentuk tulisan. Setiap guru harus sadar dan mau
melatih diri jika ia benar.

18
Akhir kata, guru profesional adalah guru yang memiliki komponen tertentu sesuai
dengan persyaratan yang dituntut oleh profesi keguruan. Guru profesional senantiasa
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar mengajar,
serta senantiasa mengembangkan kemampuan secara berkelanjutan, baik dalam segi ilmu yang
dimilikinya maupun pengalamannya.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Profesi berarti suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau
menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik, serta dedikasi yang tinggi. Profesional
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi(UU No.
14 th 2005 tentang guru dan dosen). Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para
anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya Profesionalitas
mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan
dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya . Profesionalisasi
adalah suatu usaha untuk mencapai tingkat profesional. Dalam menjalankan profesinya
seorang guru di tuntut untuk memiliki 4 kompetensi, yaitu kompetensi pedagogis, social,
profesional dan pribadi. Profesi kependidikan di lindungi oleh undang undang, diantaranya
adalah Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 tentang pendiidk dan tenaga kependidikan
dan Undang-Undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

20
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2010. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta

Kunandar. 2009. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers

Sarimaya, Farida. 2008. Sertifikasi Guru (Ada, Mengapa, dan Bagaimana). Bandung : Yrama

Widya.

Syahril. 2009. Profesi Kependidikan Bahan Pembelajaran untuk Tenaga Kependidikan.


Padang: UNP Press

Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

http://aniendriani.blogspot.com/2011/03/ciri-profesi-kependidikan.html?m=1

http://cummank.blogspot.com/2010/02/guru-sebagai-jabatan-profesional-
dalam.html?m=1

https://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/guru-
profesional.html#:~:text=Guru%20profesional%20hendaknya%20memiliki%20
empat,%2C%20kepribadian%2C%20profesional%20dan%20sosial

Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd Penerbit Unimed Press

21

Anda mungkin juga menyukai