Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TENTANG HAKIKAT PROFESI PENDIDIKAN

Nama Mata Kuliah: Profesi Pendidikan

Dosen Pengampu: Drs. Demmu Karo-Karo, M.Pd

Nama Kelompok:

Adam Yusril Mahendra (6223121135)

Ahmad Faisal Waruwu (6223121119)

Kriwandoyo (6221121040)

Daniel Aprianto Hutasoit (6223321009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucap kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat, atas Rahmat dan
karunia-Nya penulis diberikan kemudahan dan kelancaran sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah tersebut tepat pada waktunya. Adapun tujuan
pembuatan makalah ini adalah memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata
kuliah “Profesi Pendidikan”. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
jauh dari kesempurnaan.Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
perbaikan dari semua pihak yang terkait sehingga kekurangan yang ada dapat di
perbaiki dan disempurnakan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap
semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat sebagaimana mestinya khusunya
bagi penulis dan rekan-rekan mahasiswa lainya Terimakasih.

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan penulisan

PEMBAHASAN

Profesional
Profesionalisme

Profesionalitas

Profesionalisasi

Karakteristik dan Syarat Profesi

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Daftar Pustaka

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari “profesionalisme dan profesi” telah
menjadi kosa kata umum. Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang
mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat
dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja”
untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu.
Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan
berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan
norma-norma sosial dengan baik. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan
sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian. Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan
yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya.
Profesi di dalam dunia pendidikan dikenal dengan tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan. Dalam arti lain pendidik mempunyai dua arti, adalah arti
yang luas dan arti yang sempit. Pendidik dalam arti yang luas adalah semua
orang yang berkewajiban membina anak-anak. Secara alamiah semua anak
sebelum mereka dewasa menerima pembinaan dari orang-orang dewasa agar
mereka bisa berkembang dan tumbuh secara wajar.Sementara itu pendidik
dalam arti sempit adalah orang-orang yang disiapkan dengan sengaja untuk
menjadi guru atau dosen. Kedua pendidik ini diberi pelajaran tentang
pendidikan dalam waktu relatif lama agar mereka menguasai ilmu itu dan
terampil melaksanakannya dilapangan. Pendidik ini tidak cukup belajar di
perguruan tinggi saja sebelum diangkat menjadi guru atau dosen, melainkan
juga belajar dan diajar selama mereka bekerja, agar profesionalisasi mereka
semakin meningkat. Sedangkan tenaga kependidikan adalah tenaga/pegawai
yang bekerja pada satuan pendidikan selain tenaga pendidik. Tenaga
kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikanAntara pendidik dan tenaga kependidikan
dibutuhkan profesionalisme Pendidik sebagai sosok yang begitu dihormati
lantaran memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran
di sekolah dan juga membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan
potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan
guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara
individual. Tugas guru tidak hanya mengajar, namun juga mendidik,
mengasuh, membimbing, dan membentuk kepribadian siswa guna
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
Olehkarena itu di dalam makalah ini penulis bermaksud menguraikan
hakekat profesi kependidikan, jenis – jenis pendidik, jenis – jenis tenaga
kependidikan, harapan dan tantangan profesi kependidikan, dan bagaimana
membentuk pendidik dan tenaga kependidikan yang professional.

B. Rumusan Masalah

1.Apa hakekat profesi?

2.Apa hakekat profesi kependidikan?

3.Apa saja jenis – jenis tenaga kependidikan?

4.Apa saja jenis – jenis pendidik?

C.Tujuan Penulisan

1.Menguraikan hakekat profesi

2.Menguraikan hakekat profesi kependidikan

PEMBAHASAN

Profesional
Dalam KBBI dijelaskan bahwa profesional bersangkutan dengan profesi yang
membutuhkan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Menurut Aholiab Watloly,
profesional adalah orang yang berdisiplin dan menjadi kerasan dalam pekerjaannya.
Sedangkan menurut Hary Suwanda, profesional ialah seseorang yang ahli di
bidangnya dan mengandalkan keahliannya tersebut sebagai mata pencahariannya.
Berdasarkan penjabaran tersebut dapat dikatakan bahwa profesional adalah seseorang
yang ahli dalam profesinya yaitu ditandai dengan adanya kepandaian khusus,
memiliki sikap disiplin dan kerja keras, serta tekun dalam menjalankannya sebagai
mata pencaharian. Salah satu contoh profesional yaitu karyawan yang digaji dan
melaksanakan tugas sesuai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang
dibebankan kepadanya.

Profesionalisme

Menurut Onny S. Prijono, profesionalisme adalah kemampuan untuk


memasuki ajang kompetisi sebagai antisipasi menghadapi gloalisasi. Sedangkan
menurut Aholiab Watloly profesionalisme berarti sikap seorang profesional atau
profit. Sedangkan menurut Korten & Alfonso, profesionalisme adalah kecocokan
(fitness) antara kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi dengan kebutuhan tugas.

Ciri-ciri profesionalisme antara lain:

1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang dapat dijadikan sebagai


rujukan yang baik.

2. Berusaha meningkatkan dan memlihara perilaku profesionalnya melalui


perwujudan perilaku profesional. Perwujudan tersebut dilakukan melalui berbagai
cara misalnya dari cara berpenampilan, cara berbicara, penggunaan bahasa, sikap
tubuh bdan, serta sikap hidupnya sehari-hari.

3. Keinginan untuk senantiasa mengejar berbagai kesempatan pengembangan


profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan
keterampilannya.
Profesionalitas

Profesionalitas adalah sikap para anggota profesi yang benar-benar


menguasai, sungguh-sungguh kepada profesinya. Profesionalitas adalah suatu sebutan
terhadap kualitas sikap para anggota profesi pada profesinya serta derajat
pengetahuan dan keahlian yang mereka milki untuk dapat melakukan tugas mereka.

Profesionalisasi

Menurut Dedi Supriadi (1998), profesionalisasi adalah pendidikan prajabatan


dan/atau dalam jabatan. Proses pendidikan dan latihan ini biasanya lama dan intensif.
Sedangkan menurut Eric Hoyle (1980), konsep profesionalisasi mencakup dua
dimensi yaitu peningkatan status dan peningkatan pelatihan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa profesionalisasi adalah proses peningkatan status dan
peningkatan pelatihan secara intensif serta membutuhkan waktu yang cukup lama.

Profesional

Berikut ini adalah beberapa pengertian profesional menurut para ahli :

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Profesional bersangkutan dengan


dengan profesi yang membutuhkan kepandaian khusus untuk menjalankannya.

1. Kusnanto

Menurut Kusnanto, profesional adalah sesorang yang memiliki


kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu.

2. Aholiab Watloly
Menurut Aholiab Watloly, Profesional adalah orang yang berdisiplin
dan menjadi kerasan dalam pekerjaannya.

3. Daryl Koehn

Menurut Daryl Koehn, Profesional adalah orang yang memberikan


peleyanan kepada klien.

4. Oerip S. Poerwopoespito

Menurut Oerip S. Poerwopoespito, Profesinal adalah sikap yang


mengacu pada peningkan kualitas profesi.

5. Budi Purnawanto

Menurut Budi Purnawanto, Profesional adalah bagian dari proses, fokus


kepada output dan berorientasi ke custemer.

6. Lisa Anggraeny

Menurut Lisa Anggraeny, Profesional adalah suatu tuntutan bagi


seseorang yang sedang mengemban amanahnya agar mendapatkan proses dan
hasil yang optimal.

7. Prasetyantoko

Menurut A. Prasetyantoko, Profesional adalah elemen individual yang


meletak dalam rangkaian besar mesin kapitalisme.

8. Hary Suwanda

Menurut Hary Suwanda, profesional adalah seseorang yang ahli


dibidangnya dan . keahliannya tersebut sebagai matapencahariannya.

Contoh Profesional
Seorang karyawan yang profesional adalah karyawan yang digaji dan
melaksanakan tugas sesuai petunjuk pelaksanaanp dan petunjuk teknis yang
dibebankan kepadanya.

Profesionalisme

Berikut pengertian profesionalisme menurut para ahli:

1. Kiki Syahnarki

Menurut Kiki Syahnarki, Profesionalisme adalah roh yang menggerakan,


mendorong, mendinamisasi dan membentengi TNO dari tendensi penyimpangan
serta penyalahgunaannya secara Internal maupun eksternal.

2. Onny S. Prijono

Menurut Onny S. Prijono, Profesionalisme adalah kemampuan untuk


memasuki ajang kompetisi sebagai antisipasi menghadapi globalisasi.

3. Pamudji (1985)

Menurut Pamudji, Profesionalisme adalah lapangan kerja tertentu yang


diduduki oleh orang-orang yang memiliki kemampuan tertentu pula.

4. Aholiab Watloly

Menurut Aholiab Watloly, Profesionalisme adalah sikap sesorang


profesional atau profi.

5. Korten & Alfonso (1981)


Menurut Korten & Alfonso, Profesionalisme adalah kecocokan (fitness)
antara kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi (bureaucratic-competence)
dengan kebutuhan tugas (ask-requirement).

Ciri-Ciri Profesionalisme

Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang dapat dijadikan sebagai


rujukan yang baik. Berusaha meningkatkan dan memelihara perilaku
profesionalnya melalui perwujudan perilaku profesional. Perwujudan tersebut
dilakukan melalui berbagai cara misalnya dai cara berpenampilan, cara berbicara,
penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, serta sikap hidupnya sehari-hari.
Keinginan untuk sentiasa mengejar berbagai kesempatan pengembangan
profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan
keterampiannya.

Profesionalitas

Profesionalitas adalah sikap para anggota profesi yang benar-benar


menguasai, sungguh-sungguh kepada profesinya. Profesionalitas adalah suatu
sebutan terhadap kualitas sikap para anggota profesi pada profesinya serta derajat
pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas
mereka.

Profesionalisasi

Dari segi bahasa, Profesionalisasi berasal dari kata professionalization


yang berarti kemampuan profesional.

Pengertian Profesionalisasi Menurut Para Ahli

Berikut adalah Pengertian Profesionalisasi menurut para ahli:

1. Dedi Supriadi (1998)


Menurutnya, Profesionalisasi adalah pendidikan prajabatan dan/atau
dalam jabatan. Proses pendidikan dan latihan ini biasanya lama dan intensif.

2. Eric Hoyle (1980)

Menurut Eric Hoyle, konsep profesionalisasi mencakup dua dimensi yaitu


the improvement of status and the improvement of practice (Peningkatan status
dan peningkatan pelatihan)

Karakteristik dan Syarat Profesi

Karakteristik Profesi

Lieberman (1956), mengemukakan bahwa karakteristik profesi kalau dicermati secara


seksama ternyata terdapat titik-titik persamaannya. Di antara pokok-pokok
persamaannya itu ialah sebagai berikut:

1. A unique, definite, and essential service

Profesi itu merupakan suatu jenis pelayanan atau pekerjaan yang unik (khas),
dalam arti berbeda dari jenis pekerjaan atau pelayanan apapun yang lainnya. Di
samping itu, profesi juga bersifat definitif dalam arti jelas batas-batas kawasan
cakupan bidang garapannya (meskipun mungkin sampai batas dan derajat tertentu
ada kontigensinya dengan bidang lainnya). Selanjutnya, profesi juga merupakan
suatu pekerjaan atau pelayanan yang amat penting, dalam arti hal itu amat
dibutuhkan oleh pihak penerima jasanya sementara pihaknya sendiri tidak
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk melakukannya
sendiri.

2. An emphasis upon intellectual technique in performing its service


Pelayanan itu amat menuntut kemampuan kinerja intelektual, yang berlainan
dengan keterampilan atau pekerjaan manual semata-mata. Benar, pelayanan
profesi juga terkadang mempergunakan peralatan manual dalam praktek
pelayanannya, seperti seorang dokter bedah misalnya menggunakan pisau operasi,
namun proses penggunaannya dibimbing oleh suatu teori dan wawasan
intelektual.

3. A long period of specialized training


Untuk memperoleh penguasaan dan kemampuan intelektual (wawasan
atau visi dan kemampuan atau kompetensi serta kemahiran atau skills) serta
sikap profesional tersebut di atas, seseorang akan memerlukan waktu yang
cukup lama untuk mencapai kualifikasi keprofesian sempurna lazimnya tidak
kurang dari lima tahun lamanya; ditambah dengan pengalaman praktek
terbimbing hingga tercapainya suatu tingkat kemandirian secara penuh dalam
menjalankan profesinya. Pendidikan keprofesian termaksud lazimnya
diselenggarakan pada jenjang pendidikan tinggi, dengan proses
pemagangannya sampai batas waktu tertentu dalam bimbingan para seniornya.

4. A broad range of autonomy for both the individual practitioners and the
occupational group as a whole

Kinerja pelayanan itu demikian cermat secara teknis sehingga


kelompok (asosiasi) profesi yang bersangkutan sudah memberikan jaminan
bahwa anggotanya dipandang mampu untuk melakukannya sendiri tugas
pelayanan tersebut, apa yang seyogianya dilakukan dan bagaimana
menjalankannya, siapa yang seyogianya memberikan izin dan lisensi untuk
melaksanakan kinerja itu. Individu-individu dalam kerangka kelompok
asosiasinya pada dasarnya relatif bebas dari pengawasan, dan secara langsung
mereka menangani prakteknya. Dalam hal menjumpai sesuatu kasus yang
berada di luar kemampuannya, mereka membuat rujukan (referral) kepada
orang lain dipandang lebihberwenang, atau membawanya ke dalam suatu
panel atau konferensi kasus (case conference).

5. An acceptance by the practitioners of broad personal responsibility for


judgments made and acts performed within the scope of professional
autonomy

Konsekuensi dari otonomi yang dilimpahkan kepada seorang tenaga


praktisi profesional itu, maka berarti pula ia memikul tanggung jawab
pribadinya harus secara penuh. Apapun yang terjadi, seperti dokter keliru
melakukan diagnosis atau memberikan perlakuan terhadap pasiennya atau
seorang guru yang keliru menangani permasalah siswanya, maka kesemuanya
itu harus dipertanggungjawabkannya, serta tidak selayaknya menudingkan
atau melemparkan kekeliruannya kepada pihak lain.

6. An emphasis upon the service to be rendered, rather than the economic


gain to the

practitioners, as the basis for the organization and performance of the


social service

delegated to the occupational group

Mengingat pelayanan profesional itu merupakan hal yang amat


esensial (dipandang dari pihak masyarakat yang memerlukannya) maka
hendaknya kinerja pelayanan tersebut lebih mengutamakan kepentingan
pelayanan pemenuhan kebutuhan tersebut, ketimbang untuk kepentingan
perolehan imbalan ekonomis yang akan diterimanya. Hal itu bukan berarti
pelayanan profesional tidak boleh memperoleh imbalan yang selayaknya.
Bahkan seandainya kondisi dan situasi menuntut atau memanggilnya,
seorang profesional itu hendaknya bersedia memberikan pelayanan tanpa
imbalan sekalipun.
7. A comprehensive self-gouverning organization of practitioners

Mengingat pelayanan itu sangat teknis sifatnya, maka masyarakat


menyadari bahwa pelayanan semacam itu hanya mungkin dilakukan
penanganannya oleh mereka yang kompeten saja. Karena masyarakat
awam di luar yang kompeten yang bersangkutan, maka kelompok
(asosiasi) para praktisi itu sendiri satu-satunya institusi yang seyogianya
menjalankan peranan yang ekstra, dalam arti menjadi polisi atau dirinya
sendiri, ialah mengadakan pengendalian atas anggotanya mulai saat
penerimaannya dan memberikan sanksinya bilamana diperlukan terhadap
mereka yang melakukan pelanggaran terhadap kode etikanya.

8. A code of ethics which has been clarified and interpreted at ambiguous


and doubtful points by concrete cases

Otonomi yang dinikmati dan dimiliki oleh organisasi profesi dengan para
anggotanya

seyogianya disertai kesadaran dan i’tikad yang tulus baik pada organisasi
maupun pada

individual anggotanya untuk memonitor prilakunya sendiri. Mengingat


organisasi dan

sekaligus juga anggotanya harus menjadi polisi atas dirinya sendiri maka
hendaknya

mereka bertindak sesuai dengan kewajiban dan tuntunan moralnya baik


terhadap klien

maupun masyarakatnya. Atas dasar itu, adanya suatu perangkat kode etika
yang telah
disepakati bersama oleh yang bersangkutan seyogianya membimbing hati
nuraninya

dan mempedomani segala tingkah lakunya.

Sebagai guru yang baik harus memenuhi syarat, yang ada dalam UU No.
12 Tahun 1954 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah
untuk seluruh Indonesia. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :

a. Berijazah

b. Sehat jasmani dan rohani

c. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkelakuan baik

d. Bertanggung jawab

e. Disiplin

Disamping syarat-syarat tersebut, tentunya masih ada syarat-syarat lain


yang harus dimiliki guru jika kita menghendaki agar tugas atau pekerjaan guru
mendatangkan hasil yang lebih baik. Salah satu syarat di atas adalah guru
harus berkelakuan baik, maka didalamnya terkandung segala sikap, watak dan
sifat-sifat yang baik. Beberapa sikap dan sifat yang sangat penting bagi guru
adalah sebagai berikut:

1. Adil

Seorang guru harus adil dalam memperlakukan anak-anak didik harus


dengan cara yang sama, misalnya dalam hal memberi nilai dan menghukum anak.

2. Percaya dan suka terhadap murid-muridnya

Seorang guru harus percaya terhadap anak didiknya. Ini berarti bahwa
guru harus mengakui bahwa anak-anak adalah makhluk yang mempunyai
kemauan, mempunyai kata hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatannya
yang buruk dan menimbulkan kemauan untuk mencegah hal yang buruk.

3. Sabar dan rela berkorban

Kesabaran merupakan syarat yang sangat diperlukan apalagi pekerjaan


guru sebagai pendidik. Sifat sabar perlu dimiliki guru baik dalam melakukan
tugas mendidik maupun dalam menanti jerih payahnya.

4. Memiliki kewibawaan terhadap anak-anak

Tanpa adanya kewibawaan pada pendidik tidak mungkin pendidikan itu


masuk ke dalam sanubari anak-anak. Tanpa kewibawaan, murid-murid hanya
akan menuruti kehendak dan perintah gurunya.

5. Penggembira

Seorang guru hendaklah memiliki sifat tertawa dan suka memberi


kesempatan tertawa bagi murid-muridnya. Sifat ini banyak gunanya bagi seorang
guru, antara lain akan tetap memikat perhatian anak-anak pada waktu mengajar,
anak-anak tidak lekas bosan atau lelah.

6. Bersikap baik terhadap guru-guru lain

Suasana baik diantara guru-guru nyata dari pergaulan ramah-tamah


mereka di dalam dan di luar sekolah, mereka saling menolong dan kunjung
mengunjungi dalam keadaan suka dan duka. Mereka merupakan keluarga besar,
keluarga sekolah. Terhadap anak-anak, guru harus menjaga nama baik dan
kehormatan teman sejawatnya.

Guru sebagai pengajar, guru harus memiliki tujuan yang jelas, membuat
keputusan secara rasional agar peserta didik memahami keterampilan yang
dituntut oleh pembelajaran. Guru membantu peserta didik yang sedang
berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk
kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari. Sehubungan dengan
itu, sebagai orang yang bertugas menjelaskan sesuatu, guru harus berusaha
membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih terampil
dalam memecahkan masalah. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu
dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1. Membuat ilustrasi

2. Mendefinisikan

3. Menganalisis

4. Mensintesis

5. Bertanya

6. Merespon

7. Mendengarkan

8. Menciptakan kepercayaan

9. Memberikan pandangan yang bervariasi

10. Menyediakan media untuk mengkaji materi standar

11. Menyesuaikan metode pembelajaran

12. Memberikan nada perasaan

Jenis-Jenis Tenaga Profesi Kependidikan

Jenis profesi dalam bidang pendidikan dibagi menjadi dua yaitu


tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Menurut Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5)
menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Selanjutnya pada ayat (6) dijelaskan pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instructor, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

1. Kepala Satuan Pendidikan

Kepala satuan pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan


tanggung jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan
Pendidikan harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator,
manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, figur dan
mediator.

Istilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan adalah:

a. Kepala sekolah

b. Rektor

2. Pendidik

Pendidik atau pengajar, adalah tenaga kependidikan yang bertanggung


jawab dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi
pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu:

a. Guru

b. Dosen

c. Konselor

d. Tutor

e. Instruktur

f. Fasilitator
3. Profesi Kependidikan Lainnya

Profesi kependidikan ini adalah orang yang juga bertanggung jawab


dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, namun tidak
secara langsung terlibat dalam proses mengajar, mereka diantaranya
adalah:

1) Tata usaha, yaitu tenaga kependidikan yang bertugas dalam bidang


administrasi dalam suatu lembaga. Bidang administrasi yang dikelola tata
usaha diantaranya:

a) Administrasi surat menyurat dan pengarsipan

b) Administrasi Kepegawaian

c) Administrasi Peserta Didik

d) Administrasi Keuangan dan lain-lain.

2) Petugas Laboratorium (laboran), yaitu petugas khusus yang


bertanggung jawab terhadap alat-alat dan bahan-bahan di Laboratorium.

3) Pustakawan, yaitu tenaga kependidikan yang bertugas untuk mengurus


hal-hal yang ada di perpustakaan.

Yang termasuk kedalam tenaga kependidikan adalah:

Kepala Satuan Pendidikan

Kepala Satuan Pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan


tanggung jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala
Satuan Pendidikan harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya
sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator,
motivator, figur dan mediator (Emaslim-FM) Istilah lain untuk Kepala
Satuan Pendidikan adalah: Kepala Sekolah untuk satuan pendidikan
SD/MI, SMP/MTs, SMK, SMA/MA, Rektor untuk universitas, Ketua
untuk Sekolah Tinggi, Direktur untuk Politeknik, serta istilah lainnya.

Pendidik

Pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah


tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik
mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu: Guru, Dosen,
Konselor, Pamong belajar, Widyaiswara, Tutor, Instruktur, Fasilitator,
Ustadz, dan sebutan lainnya.

Tenaga Kependidikan lainnya

Orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di


satuan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses
pendidikan, diantaranya:

Wakil-wakil/Kepala urusan umumnya pendidik yang mempunyai


tugas tambahan dalam bidang yang khusus, untuk membantu Kepala
Satuan Pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada institusi
tersebut. Contoh: Kepala Urusan Kurikulum

Tata usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang


administrasi instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola
diantaranya;

1. Administrasi surat menyurat dan pengarsipan,


2. Administrasi Kepegawaian,
3. Administrasi Peserta Didik,
4. Administrasi Keuangan,
5. Administrasi Inventaris dan lain-lain.
Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat
dan bahan di Laboratorium.

Pustakawan

Pelatih ekstrakurikuler

Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas kebersihan, dan lainnya.

PENUTUP

* Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi dapat


digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau
tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan,
sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun
pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan
pembelajaran yang dilakukan.

Guru harus sungguh-sungguh dan baik dalam menguasai 4 kompetensi


agar tujuan pendidikan bisa tercapai yaitu:

1. Kompetensi pedagogic

2. Kepribadian

3. Sosial, dan

4. Profesional.

*Saran
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan
untuk itu kami memerlukan kritik dan sarannya untuk kesempurnaan makalah
yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Suyanto, Jihad Asep. 2013.Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru


Profesional.Yogyakarta: Multi Pressindo

Husein, Latifah. 2017. Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press

https://perpustakaan.pancabudi.ac.id/dl_file/penelitian/19211_BABII.pdf

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-medan/
pendidikan-profesi/makalah-kel2-profesi-kependidikan-regd-pbsi-2021/28613406

Anda mungkin juga menyukai