Di susun oleh :
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufiq nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isi nya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan atau petunjuk pedoman bagi pembaca.
Makalah ini kami akui,masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan – masukan yang bersifat membangun
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................................4
A. Latar Belakang .............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................................5
A. Pengertian Profesionisasi.............................................................................................5
B. Kode Etik Pendidik......................................................................................................8
C. Pengembangan dan Organisasi Pendidik.....................................................................9
D. Penyelenggaraan Pendidik.........................................................................................12
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................................13
A. Simpulan.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.
Dengan demikian profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang
pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan..
Standar kompetensi dan sertifikasi guru adalah untuk mendapatkan seorang guru yang
baik dan profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan
sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan tuntutan zaman. Dengan adanya seorang guru yang profesional baik dalam
ijazah maupun dalam proses pembelajaran, maka tujuan pendidikan akan terwujud.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan konsep profesi pendidik.
2. Menjelaskan kode etik pendidik.
3. Menjelaskan pengembangan dan organisasi pendidik.
4. Menjelaskan penyelanggaraan pendidik.
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui konsep profesi pendidik.
2. Mengetahui kode etik pendidik.
4
3. Mengetahui pengembangan dan organisasi pendidik.
4. Mengetahui penyelanggaraan pendidik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesional
Secara etimologi profesi dari kata profession yang berarti pekerjaan. Professional artinya
orang yang ahli atau tenaga ahli. Professionalis artinya sifat professional. Profesionalisasi
berarti membuat seseorang bersifat professional. Secara istilah profesi biasa diartikan sebagai
suatu bidang pekerjaan yang didasarkan pada keahlian tertentu.
Profesional menurut rumusan Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 ayat 4
digambarkan sebagai: “Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang
memenuhi standar mutu dan norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi’’. Guru
adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan Serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Menurut Supriyadi (1999), guru yang mempunyai kinerja yang baik adalah guru yang
profesional dan memiliki pengetahuan dan kemampuan profesi, adapun ciri ciri yang
meliputinya adalah
1. Memiliki kecerdasaan berfikir dan dapat mempelajari kondisi sekitar dengan cepat;
5. Belajar dan cerdik menggunakan logika dan mengkoordinisir pekerjaan dengan efisien;
5
6. Selalu berusaha melakukan perbaikan,
Robert W. Richey (1974: 11) mengemukakan ciri-ciri dan syarat-syarat profesi sebagai
berikut:
1. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup dan menjadi anggota permanen.
2. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap, serta kerja.
3. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dari pada kepentingan pribadi.
5. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti
perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
7. Seorang pekerja sosial secara relatif memerlukan waktu yang panjang untuk
mempelajari konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya
8. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin dari dalam
profesi serta kesejahteraan anggotanya.
2. Responsibility purpose (memiliki tanggung jawab sebagai agen, pribadi, sosial dan
tanggung jawab sebagai pengembang misi untuk mencapai tujuan.
Oteng Sutisna menyimpulkan bahwa profesi yang ideal itu harus memiliki:
6
1. Kode etik yang regulatif
5. Kebudayaan profesional
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa syarat atau ciri dari profesi harus meliputi:
Karakteristik profesinal
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 7 ayat 1, prinsip profesional
guru mencakup karakteristik sebagai berikut:
2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
7
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi berkelanjutan.
8
Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.Hal ini berkaitan dengan
peningkatan kegiatan pengabdian profesi,sehingga anggota profesi dapat dengan mudah
mengetahui tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
Untuk meningkatkan mutu profesi.Untuk itulah kode etik memuat norma-norma atau
anjuran agar anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para
anggotanya.
9
menjadi komunitas yang tepat bagi para guru dan siapa saja yang tertarik dan peduli
pada pentingnya memajukan dunia pendidikan dan keguruan.
4. FGII adalah Federasi Guru Independen Indonesia. Organisasi ini diharapkan menjadi
sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membebaskan guru serta anak
didik dari pembodohan secara struktural, keterkungkungan bagi profesinya, maka
sudah saatnyalah di era reformasi sekarang guru harus bangkit untuk menjadi “Sang
Pembebas” dan menjadikan pendidikan sebagai wahana pencerahan dan pembebasan,
sehingga pendidikan tidak lagi menjadi tempat pembodohan dan pengkerdilan ilmu
pengetahuan, melainkan sebagai wahana pengembangan diri siswa dan guru secara
profesional, mandiri, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab.
5. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) adalah Guru-guru Indonesia yang
merindukan terwujudnya pendidikan berkualitas dan berkeadilan menyatukan diri
dalam suatu organisasi guru baru yang dinamakan Wadah yang terbuka untuk semua
guru Indonesia itu diharapkan mampu memperjuangkan posisi tawar organisasi guru
di negeri ini yang diperhitungkan pemerintah dalam mengambil kebijakan pendidikan
di Tanah Air.
6. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)MGMP merupakan suatu wadah asosiasi
atau perkumpulan bagi guru mata pelajaran yang berada di suatu
sanggar/kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi,
belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru
sebagai praktisi/perilaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas
Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota profesi dalam
kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya, dan memiliki fungsi peningkatan kemampuan
profesional profesi ini.
1. Fungsi Pemersatu
Abin Syamsuddin, 1999 : 95, yaitu dorongan yang menggerakkan para profesional untuk
membentuk suatu organisasi keprofesian. Motif tersebut begitu bervariasi, ada yang bersifat
sosial, politik ekonomi, kultural, dan falsafah tentang sistem nilai. Abin Syamsuddin, 1999 :
95), yaitu motif intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik, para profesional terdorong oleh
10
keinginannya mendapat kehidupan yang layak, sesuai dengan tugas profesi yang diembannya.
Secara ekstrinsik mereka terdorong oleh tuntutan masyarakat pengguna jasa suatu profesi
yang semakin hari semakin kompleks.
Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan
dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan
kesejahteraan tenaga kependidikan.
Menurut Ikatan Konselor Indonesia (2008) bahwa organisasi profesi pada umumnya
berpegang pada apa yang disebut tridarma organisasi profesi, yaitu: (1) ikut serta
mengembangkan ilmu dan teknologi profesi; (2) meningkatkan mutu pelayanan kepada
sasaran layanan; dan (3) menjaga kode etik profesi.
maka setiap organisasi profesi hendaknya dapat memberikan dukungan dan kontribusi
positif bagi para anggotanya untuk senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta melahirkan berbagai inovasi untuk kepentingan pengembangan dan kemajuan
dari profesi itu sendiri, baik berdasarkan pemikiran kritis maupun riset. Dalam hal ini, kerja
sama mutualistik antara organisasi profesi dengan berbagai perguruan tinggi yang melahirkan
anggota-anggota profesi yang bersangkutan tampaknya mutlak diperlukan.
11
Selain berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, organisasi profesi
juga seyogyanya dapat terus-menerus mendorong dan memotivasi para praktisi profesi di
lapangan untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan standar yang disyaratkan,
sehingga kehadirannya dapat memberikan manfaat dan kepuasan bagi para pengguna jasa
layanan maupun masyarakat luas. Kegiatan pengembangan profesi dengan tujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan tampaknya juga mutlak diperlukan, –misalnya dalam bentuk
riset, pelatihan, seminar, simposium,– baik yang diselenggarakan oleh organisasi profesi itu
sendiri maupun bekerja sama dengan pihak lain.
D. Pengertian Penyelenggaran
12
c. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu proses pembudayaan dan pemberdayaan secara
berkesinambungan serta berlangsung sepanjang hayat;
d. Pendidikan diselenggarakan secara adil, demokratis dan tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai budaya lokal dan kebhinekaan;
e. Pendidikan diselenggarakan dalam suasana yang menyenangkan, membangun kemauan,
mengembangkan kreativitas peserta didik, mencerdaskan dan kompetitif dengan dilandasi
keteladanan;
f. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca dan belajar bagi
segenap warga masyarakat; dan
g. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan seluruh komponen Pemerintah
Daerah dan masyarakat serta memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berperan
serta dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
https://azzukhrufi.blogspot.com/2018/12/makalah-pendidikan-dan-profesionalisme.html
14