...
Lembar Jawab
1. Wayang merupakan sebuah budaya atau kesenian yang dimiliki oleh Indonesia. Budaya ini
sudah ada sebelum zaman walisongo. Artinya memang asli produk Indonesia. Pewayangan atau
pagelaran wayang merupakan media dakwah islam yang digunakan walisongo dan terbukti
sukses di Indonesia. Wayang juga dikenal secara luas digunakan untuk menyampaikan
informasi, nilai-nilai kebaikan hingga sarana dakwah islam. Hukum islam sendiri terhadap
wayang yaitu mubah. Banyak yang mengatakan bahwasanya wayang sendiri merupakan barang
haram karena menyerupai patung dan menyerupai manusia. Tetapi sebenernya wayang tidak
bisa dikatakan dikatakan mirip dengan patung atau manusia karena pada awal pementasan
wayang dulu yang dipelopori oleh kanjeng Sunan Kalijaga sempat melalui beberapa
musyawarah. Hal itu mendapat tentangan keras oleh Sunan giri bahwasanya wayang ini sama
dengan patung jadi hukumnya haram dalam islam. Tetapi kemudia di tengahi oleh Sunan
Bonang yang pada akhirnya ketemu jalan bahwasanya wayang dibentuk dengan bentuk gepeng
dan menggunakan kulit. Hal itu ditemukan karena agar tidak menyerupai patung dan manusia.
Dimulailah dakwah walisongo mengggunakan wayang. Para warga antusias menyambut
pagelaran seni ini. Sedikit demi sedikit para sunan mengganti ajaran syirik dengan tuntunan
sesuai syariat islam. Begitulah kenapa wayang bisa dikatakan sebagai sarana dakwah islam di
Indonesia. Hal itu tentunya tidak sembarangan dilakukan oleh walisongo. Karena ada sebuah
sebuah dalil Ushul Fiqh :
قَوْ لُهُ ال ُم َحافَظَةُ َعلَى قَ ِدي ِْم الصَّالِح َواَأل ْخ ُذ بِال َج ِد ْي ِد اَألصْ اَل ح
Berdasarkan qoidah diatas para ulama Aswaja menyimpulkam bahwa kebudayaan lama (kuno)
yang menarik perhatian masyarakat tidak perlu dihapus hanya saja memasukkan ajaran Islam
dalam budaya tersebut seperti sejarah sejarah Islam.
2. Meminum air sisa orang lain diperbolehkan menurut islam. Lebih-lebih bekas minum orang
shalih dan alim. Hal itu didasarkan pada saat dulu sahabat juga berebut untuk meminum air sisa
dari Rasulullah Saw. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim, dari Sahl bin
Sa’ad As-Sa’idi, dia berkata : Rasulullah Saw. pernah disidorkan suatu minuman. Disebelah
kanan beliau ada seorang anak muda dan sebelah kiri beliau ada para sepuh. Nabi Saw.
mengatakan pada anak muda itu “apakah engkau mengizinkanku memberikan minuman ini
terlebih dahulu pada mereka yang lebih sepuh?”. Pemuda itu menjawab “tidak, demi Allah aku
tidak mau bekas dari minumanmu yang sebenarnya sebagai jatah untukku lebih dahulu
diserahkan pada selainku”. Lantas minuman tersebut diserahkan ke tangan pemuda tersebut.
Selain hadits diatas, Menurut pendapat para ulama Aswaja bahwasanya segala sesuatu yang
bersangkutan dengan ilmu itu mengandung unsur barokah, salah satunya para kyai yang
membawakan ilmu agama.
3. Orang Jahiliah juga mempercayai Allah tetapi adanya berhala bagi mereka kaum jahiliyah
bukan sebagai tawasul, melainkan sebagai sesembahan yang mereka yakini bahwasanya patung
atau berhala tersebut mempunyai kekuatan untuk membawa pengaruh baik dan buruk terhadap
mereka sehingga kejadian tersebut seakan-akan mereka mengadakan tuhan selain Allah
sehingga dikatakan musrik. Sedangkan kita (orang muslim) bertawasul hanya sebagai perantara
untuk mendekatkan diri kepada Allah dan tetap mempercayai bahwa segala kekuatan itu hanya
milik Alloh semata dan tidak ada Tuhan selain Alloh Swt.
Karena suatu ketika Rasulullah Saw pernah melewati 2 kuburan yang dimana salah satu
dari kuburan tersebut orang yang meninggal selalu disiksa kemudian Rasulullah
memberikan 3 tangkai dan berdoa yang dimana jika tangkai itu mulai kering maka
siksaan itu kembali, dari situ para ulama mengambil kiasan dan itu menjadi dalil dari
para ulama untuk menghukumi tahlil dan mendoakan orang yang sudah meninggal.