Disusun oleh:
Arden Hanif Adiyatma (04020123026)
Kelas: A1
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Moh. Ali Aziz, M.Ag.
Asisten Dosen:
Baiti Rahmawati, M. Sos.
Moch. Husnan, S.Sos..
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN
PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA 2023
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................iv
BAB I....................................................................................1
Hakikat Dakwah.................................................................1
A. Pengertian Hakikat Dakwah.....................................1
B. Fungsi Hakikat Dakwah............................................4
BAB II..................................................................................5
SIFAT-SIFAT DASAR DAKWAH...................................5
A. Dakwah Bersifat Persuasif, Bukan Koersif...........5
B. Dakwah Ditunjukan Kepada Seluruh Umat
Manusia............................................................................6
C. Dakwah Berupa Anamnesis, Yakni Berupa
Mengembalikan Fitrah Manusia...................................6
D. Dakwah Bukan Prabawa Psikotropik...................7
E. Dakwah Adalah Rational Intellection....................8
F. Dakwah Adalah Rational Necessary......................8
BAB II................................................................................10
FUNGSI DAKWAH.........................................................10
A. Seabagai fungsi kerisalahan..................................10
B. Sebagai fungsi Tahrif............................................10
C. Sebagai fungsi sarana penyebarluasan................10
D. Sebagai fungsi seruan............................................11
ii
E. Dakwah berfungsi sebagai pelestarian nilai-nilai
ajaran Islam...................................................................11
BAB III..............................................................................13
FAKTOR HIDAYAH DALAM SISTEM DAKWAH...13
A. Pengertian Hidayah...............................................13
B. Pembagian Hidayah...............................................17
C. Macam-macam Hidayah.......................................18
D. Tingkatan Hidayah................................................21
E. Penerapan Hidayah Pada Diri Manusia..............23
F. Penerapan Hidayah Pada Sistem Dakwah..........26
BAB IV...............................................................................28
PENUTUP.........................................................................28
A. Kesimpulan.............................................................28
B. Saran-Saran............................................................29
DAFTAR PUSTAKA........................................................30
iii
Kata Pengantar
iv
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
v
BAB I
Hakikat Dakwah
1
Drs. H. Mahmudi, M. Ag., , Ilmu Pendidikan Mengupas Komponen
Pendidikan, Penerbit CV Budi Utama, Jl.Kaliurang Yogyakarta, Cet.I
2022. Hlm 3
2
Dr. Abu Al-Fath Al -Bayanuni, Prof. Dr. M. A. Bayanuni. Pengantar
Studi Ilmu Dakwah, Penerbit Dar Ar-Risalah Al-‘Alamiah, Cet.IV,
2021. Hlm.31
1
hadis Qudsi dan juga ayat-ayat Al-Qur’an, tidak
berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa Tuhan
membutuhkan manusia untuk mengenali dirinya.
Sehingga hakikat dakwah ialah, bahwa manusialah yang
berdakwah agar dapat tunduk dan mengenalinya3.
2
merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imron
[3]:104)
5
Abdurrakhman bin Khammad Umar, Syaikh Abdurrahman bin
Hammad AI-Umr. Hakikat Dakwah Syaikh Muhammad Bin Abdul
Wahhab, Penerbit PT Darul Falah, Pondok Gede Bekasi, Cet.II, 2006.
Hlm. 28
3
B. Fungsi Hakikat Dakwah
Menurut Prof. H. Abdurrahman Mas’ud,
menyatakan bahwa hakikat dakwah terbagi menjadi 2
(dua) kelompok besar, yaitu, Fungsi Kerisalahan dan
Manifestasi Rahmatan lil ‘Alamin.6
1. Sebagai fungsi kerisalahan, yang dimaksud fungsi
kerisalahan adalah upaya penerusan tradisi
kerassulan nabi Muhammad SAW sebagai
pembawa risalah pada umat manusia.
2. Sebagai fungsi Manifestasi Rahmatan lil
‘Alamin, yang dimaksud Manifestasi Rahmatan
lil ‘Alamin adalah upaya menjadikan islam sebagi
sumber konsep bagi manusia di dunia ini dalam
kehidupannya.
Pembahasan tentang hakikat dakwah menjadi
dasar pemahaman tentang dakwah. Pada bagian hakikat
dakwah yang dibahas meliputi, sifat-sifat dasar dakwah,
fungsi dakwah, faktor hidayah dalam Sistem dakwah.
Pembahsan hal hal tersebut dipilih karena dianggap
sebagai pemahaman awal yang perlu disamakan sebelum
melanjutkan ke pembahasan selanjutnya.
6
Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, Rekontruksi Pemikiran Dakwah
Islam,Penerbit Amzah, Jakarta, Cet.I 2008 .Hlm 46
4
BAB II
SIFAT-SIFAT DASAR DAKWAH
7
Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah. Penerbit Kencana, Cet.VI,
Edisi Revisi 2019. Hlm.86
8
Mansyur M, Amin Tunda.Bahan Ajar Bahasa Indonesia, Penerbit
Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia, Cet.I 2022.
Hlm 89
5
kehendaknya sendiri9. Untuk memahami urgensi
komunikasi dalam dakwah, akan digunakn tiga
pendekatan yaitu pendekatan Al-Qur’an, pendekatan
sejarah dan pendekatan realitas.
B. Dakwah Ditunjukan Kepada Seluruh Umat
Manusia
9
Lina Masruuroh. Komunikasi Persuasif Dalam Dakwah, Penerbit
Scopindo Media Pustaka, Cet.I, 2020. Hlm 13
10
Najamuddin, Metode Dakwah Dalm Al-Qur’an, Yogyakarta : Pustaka
Insan Madani, Cet.I 2008, Hlm 82
6
dapat dimaknai sebagai sifat asal manusia, kesucian
manusia dan pembawaan manusia11.
7
E. Dakwah Adalah Rational Intellection
10.37680/.v3i02.431
14
Juniasari , Monica (2017) Pesan Dakwah Dalam Film 99 Cahaya Di
Langit Eropa Karya Guntur Soeharjanto, Dirosat Journal of Islamic
Studies 2(1):93 (Analisis Teun A Van Djik). Undergraduate thesis, UIN
Raden Intan Lampung.
15
Jurnal Muharik, Jurnal Dakwah dan Sosial, Insitut Agama Islam
Bojonegoro. – Vol.3, No.02, (2020), pp.195-211, DOI:
10.37680/.v3i02.431
8
BAB II
FUNGSI DAKWAH
9
D. Sebagai fungsi seruan kepada orang-orang yang
beriman kedapa Allah SWT, agar selalu iklas dalam
perbuatannya dan sering membersihkan diri dari semua
kotoran lahir dan batin dan menghindari perbuatan
yang berlawanan dari ajaran islam.19
19
Dr. Qudratullah., Wandi, Dakwah dan Komunikasi: Konsep dan
Perkembangan, Penerbit Lakeisha, Cet.I, Hlm 40
20
H. hasan Bisri., M.Ag, Ilmu Dakwah pengembangan
masyarakat,Penerbit UIN Sunan Ampel Press, Cet.I 2014, Hlm 40
21
H. Abdullah., Ilmu Dakwah, 2018, Hlm.167
10
11
BAB III
22
KH. Agus Shohib Khaironi, Melihat Allah di dunia dan di
surga,Penerbit Mustaqilli Arabic Center, Cet.I, 2021, Hlm.57
23
Fauziah Nurudin, Hidayah Menurut Al-Qur’an, Penerbit Pena, Banda
Aceh, Cet.I Februari 2023, Hlm.5
12
1. Bentuk lafaz sulᾱsῑ mujarrad kata kerja dasar tiga
huruf Bentuk ini terdiri dari tiga macam lafaz yaitu,
bentuk fi'il mᾱḍῑ seperti hadᾱ dan bentuk fi'il
muḍᾱri’seperti yahdῑ,dan bentuk isem fa'il seperti
hᾱdῑ. Pemakaian lafaz ini, menunjukkan bahwa
hidayah bersumber dari Tuhan atau yang memberi
hidayah tidak lain kecuali Tuhan. Contoh
َفِإْن آَم ُنوا ِبِم ْثِل َم ا آَم ْنُتْم ِبِه َفَقِد اْهَتَد ْو اۖ َو ِإْن َتَو َّلْو ا َفِإَّنَم ا ُهْم ِفي
ِش َقاٍقۖ َفَسَيْك ِفيَك ُهُم ُهَّللاۚ َو ُهَو الَّسِم يُع اْلَعِليُم
Artinya: "Maka sekiranya kita beriman
sebagaimana kamu beriman. niscaya sungguh mereka
memperoleh hidayah, dan jika mereka berpaling, maka
hanya saja mereka berada dalam perpecahan..." (Al-
Baqarah:137).
13
3. Penggunaan bentuk lafaz fi'il amar Penggunaan bentuk
ini menunjukkan,bahwa meminta hidayah merupakan
perintah Tuhan.
َأَفَم ْن َيْم ِش ي ُم ِكًّبا َع َلٰى َو ْج ِهِه َأْهَد ٰى َأَّم ْن َيْم ِش ي َس ِوًّيا َع َلٰى
ِص َر اٍط ُم ْس َتِقيٍم
Artinya: "Maka apakah orang yang berjalan
bedungkel di alas mukanya itu lebih banyak
mendapat hidayah ataukah orang yang berjalan
tegap di atas jalan yang lurus". (AlMuluk:22).
5. Penggunaan bentuk lafaz masdar yaitu hudan, Lafaz
hudan biasanya mengandung arti kitab samawi, agama
yang lurus dan sebagai penyampaian hidayah kepada
manusia.
14
Berbicara tentang hidayah berarti membahas
perkara yang paling penting dan kebutuhan yang paling
besar dalam kehidupan manusia. Betapa tidak, hidayah
adalah sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup
manusia di dunia dan akhirat. Sehingga barangsiapa
yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk meraihnya,
maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang
besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu
mencelakakannya. Disebutkan di dalam ayat Al-Qur’an
surat Al-Baqarah
24
Miftah Fauzi, 10 Nasihat Hidup Selamat, Penerbit Guepedia The First
On-Publisher in Indonesia, Cet.I, Tahun Terbit 2021, Hlm.25
15
B. Pembagian Hidayah
16
َو ِاَّنَك َلَتْهِد ْٓي ِاٰل ى ِص َر اٍط ُّم ْسَتِقْيٍۙم
“Sesungguhnya kamu benar-benar memberi petnjuk
kepada jalan yang lurus.” (Asy-Syura: 52)
Nabi SAW yang memberi petunjuk dan
bimbngan; demikian pula orang orang yang
sesudahnya dari kalangan para da’i dan orang-orang
yang mengadakan perbaikan, melalui dakwah-Nya.
Mereka dapat merealisasikan kepada bimbingan dan
penyuluhan kepada umat manusia ke jalan kebaikan.
C. Macam-macam Hidayah
17
Hidayah ini diberikan kepada semua
makhluk dalam hal yang berhubungan dengan
kelangsungan dan kemaslahatan hidup mereka
dalam urusan-urusan dunia, seperti melakukan
hal-hal yang bermanfaat dan menjauhi hal-hal
yang membinasakan untuk kelangsungan hidup
di dunia.
َو َأَّم ا َثُم وُد َفَهَدْيَناُهْم َفاْس َتَح ُّبوا اْلَعَم ٰى َع َلى اْلُهَد ٰى َفَأَخ َذ ْتُهْم َص اِع َقُة
اْلَعَذ اِب اْلُهوِن ِبَم ا َك اُنوا َيْك ِس ُبوَن
“Ada-pun kaum Tsamud, mereka telah Kami beri
petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan
(kesesatan) daripada petunjuk” (QS Fushshilat: 17)
18
3. Hidayah taufik, merupakan ilham dalam hati
manusia untuk mengikuti jalan yang benar dan
kelapangan dada untuk menerima kebenaran
serta memilihnya. (Anshori, 2017). inilah
hidayah (sempurna) yang mesti menjadikan
orang yang meraihnya akan mengikuti petunjuk
Allah S.W.T. Inilah yang disebutkan dalam
firman-Nya:
َأَفَم ْن ُز ِّيَن َلُه ُس وُء َع َم ِلِه َفَر آُه َح َس ًناۖ َفِإَّن َهَّللا ُيِض ُّل َم ْن َيَشاُء َو َيْهِد ي
َم ْن َيَشاُء ۖ َفاَل َتْذ َهْب َنْفُس َك َع َلْيِهْم َح َسَر اٍتۚ ِإَّن َهَّللا َع ِليٌم ِبَم ا َيْص َنُعوَن
“Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang
dikehendaki-Nya dan memberi hidayah (taufik) kepada
siapa yang dikehendaki-Nya” (QS Faathir: 8)
َۖو َقاُلوا اْلَح ْم ُد ِهَّلِل اَّلِذ ي َهَداَنا ِلَٰه َذ ا َو َم ا ُكَّنا ِلَنْه َتِدَي َلْو اَل َأْن َهَداَنا ُهَّللا
َلَقْد َج اَء ْت ُرُس ُل َر ِّبَنا ِباْلَح ِّقۖ َو ُنوُدوا َأْن ِتْلُك ُم اْلَج َّنُة ُأوِر ْثُتُم وَها ِبَم ا
ُك ْنُتْم َتْع َم ُلوَن
19
D. Tingkatan Hidayah
2. Hidayah Inderawi
20
start yang jauh dari titik kematangan dan
memakan waktu yang relatif panjang.
3. Hidayah akal.
4. Hidayah agama.
21
kebuTuhan yang dijadikan pembimbing kepada
jalan kebenaran.
5. Hidayah Ma’unah.
ُأوَٰل ِئَك اَّلِذ يَن َهَدى ُهَّللاۖ َفِبُهَداُهُم اْقَتِدْهۗ ُقْل اَل َأْس َأُلُك ْم َع َلْيِه
َأْج ًر اۖ ِإْن ُهَو ِإاَّل ِذ ْك َر ٰى ِلْلَعاَلِم يَن
22
"Mereka itulah (para nabi) yang telah diberi petunjuk oleh
Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah
(Muhammad), “Aku tidak meminta imbalan kepadamu
dalam menyampaikan (Al-Qur'an).” AlQur'an itu tidak lain
hanyalah peringatan untuk (segala umat) seluruh alam."
27
Mohd Kailani, Konsep Al-Qur’an Dalam Penerimaan Hidayah
Tentang Perbuatan Manusia, Jurnal At-Tibyan Fakultas Studi Al-
Qur’an Dan Hadist, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, UIN
Sulthan Thaha Saifuddin, Jambi, Indonesia, Volume. 2 No. 1 (Juni
2019)
Hal.42
23
berbicara lain.28 Abu Thalib meninggal dunia dalam
keadaan tidak beriman, padahal Rasul sangat
mencintai dan menyayangi beliau.
Adapun mengenai hidayah atau petunjuk
menuju kebahagiaan hanyalah milik Allah,
ukhrawi/keagamaan hanyalah hak tunggal Tuhan
sendiri,29 Muhammad Quraish Shihab menjelaskan,
bahwa dalam Al Qur'an surat al-Baqarah (2) : 272
Allah berfirman:
َّلْيَس َع َلْيَك ُهَد ٰى ُهْم َو َٰل ِكَّن ٱَهَّلل َيْهِد ى َم ن َيَش ٓاُء
Artinya: ”bukanlah kewajibanmu
menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi
Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq)
siapa yang dikehendaki-Nya.”
Oleh karena itu, Allah yang memberi
petunjuk sehingga membuahkan pengalaman agama.
Nabi Muhammad hanya sekedar menyampaikan
petunjuk lisan dan keteladanan membuahkan
pengetahuan. Meskipun demikian, Allah akan
memberikan hidayah kepada siapa yang
berkehendak untuk mendapatkannya dengan syarat
membuka hatinya, dalam arti dia memilih jalan
28
Nurseri Hasnah Nasution, Faktor Hidayah Dalam Dakwah, Jurnal
AnZdoc, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah
Palembang, Wardah: No. XXVII/ Th. XIV/ Desember 2013, Hlm.246
29
Rustina N. Konsep Hidayah Dalam Al-Qur’an, Jurnal Fikratuna,
Volume 9, Nomor 1 2018, Institut Agama Islam Negeri Ambon Hlm.97
24
kebahagiaan (bersedia menerima hidayah).
Mengenai hal ini M. Quraish Shihab menyatakan
bahwa mereka yang dikehendaki-Nya mendapatkan
pertolongan (petunjuk), adalah mereka yang
membuka hatinya kepada petunjuk, yang membuka
akalnya kepada kebenaran, yang mencari dan
menerima manhaj-Nya dengan ikhlas dan jujur, dan
tunduk kepada agamanya dengan perintah ketaatan
dan menyerahkan diri. Mereka inilah yang akan
ditolong Allah untuk mendapatkan “petunjuk”,
dihantarkan kepadanya, didorong untuk
melakukannya, serta ditambah keimanan dan
petunjuk mereka di dalam kehidupan ini.
Bagaimana pun upaya da’i untuk merubah
seseorang, bagaimana pun kerja keras da’i untuk
menyadarkan seseorang, maka itu tidak ada artinya
jika Allah tidak menghendaki hidayah kepadanya,
orang tersebut tidak akan berubah sampai Allah
memberikan-Nya hidayah. Yang diwajibkan dan
diperintahkan kepada da’i adalah terus
menyampaikan seruan kebaikan kepada semua
manusia berdakwah melalui lisan, tulisan, bil hal
atau dengan kekuasaan, dengan hati).
F. Penerapan Hidayah Pada Sistem Dakwah
25
seseorang, bagaimana pun kerja keras da’i untuk
menyadarkan seseorang, maka itu tidak ada artinya
jika Allah tidak menghendaki hidayah kepadanya,
orang tersebut tidak akan berubah sampai Allah
memberikan-Nya hidayah.Yang diwajibkan dan
diperintahkan kepada da’i adalah terus
menyampaikan seruan kebaikan kepada semua
manusia ( berdakwah melalui lisan, tulisan, bil hal
atau dengan kekuasaan dan dengan hati).
Maka dari itu kita membutuhkan
Komunikasi Dakwah sebagai proses interaksi
sosial.30 Komunikasi dakwah merupakan salah satu
syarat penting terciptannya interaksi sosial dalam
kemasyarakatan setelah adanya kontak sosial,
sekedar menyegarkan Kembali bahwa salah satu arti
terpenting dari komunikasi adalah bahwa seseorang
memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang
berwujud pembicaraan, geraj-gerik badaniah atau
sikap), perasaan-perasaan yng ingin disampaikan
orang tersebut. Orang bersangkutan kemudian
memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang lain tersebut.
30
Wahyu Ilahi,.Komunikasi Dakwah, Penerbit IAIN Sunn Ampel Press,
Cet.I, 2013, Hlm.93
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
27
B. Saran-Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
29
Dr. Qudratullah, S.Sos., M.Sos., Wandi, S.Sos., M.I.Kom.
Dakwah dan Komunikasi: Konsep dan
Perkembangan, Penerbit Lakeisha, Cet.I,
30
Hasnan, Nurseri Nasution, Faktor Hidayah Dalam Dakwah,
Jurnal AnZdoc, Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Raden Fatah Palembang, Wardah: No. XXVII/
Th. XIV/ Desember 2013, Hlm.246
31
Masruuroh Lina, Komunikasi Persuasif Dalam Dakwah,
Penerbit Scopindo Media Pustaka, Cet.I, 2020.
32
Rustina N. Konsep Hidayah Dalam Al-Qur’an, Jurnal
Fikratuna, Volume 9, Nomor 1 2018, Institut
Agama Islam Negeri Ambon
33
Lampiran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
ARDEN HANIF
ADIYATMA
PROFILE RIWAYATPENDIDIKAN
Um u r: 17 Th SD Kre a tif An-Nur
2011 - 2017
Ala m a t: Jl. G u nu n g Ag u ng , Wa ru , Tid a k a d a riw a ya t p re sta si m a u p u n o rg a n isa si
Sid o a rjo SMP Biling ua l Te rp a d u
2017 - 2020
TTL: Su ra b a ya , 02 Se p te m b e r 2005 Tid a k a d a riw a ya t p re sta si m a u p u n o rg a n isa si
Ho b b y: Fu tsa l MA Ung g ula n Da rul ‘Ulum
2020 - 2023
Tid a k a d a riw a ya t p re sta si m a u p u n o rg a n isa si
CONTACT
PHO NE:
+6289514357644
INSTAG RAM:
@a rd e .n h a n if
EMAIL:
h a n ifa d iya tm a @g m a il.c o m
11