Anda di halaman 1dari 49

HAKIKAT DAKWAH

Disusun oleh:
Arden Hanif Adiyatma (04020123026)
Kelas: A1
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Moh. Ali Aziz, M.Ag.
Asisten Dosen:
Baiti Rahmawati, M. Sos.
Moch. Husnan, S.Sos..
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN
PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA 2023

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................iv
BAB I....................................................................................1
Hakikat Dakwah.................................................................1
A. Pengertian Hakikat Dakwah.....................................1
B. Fungsi Hakikat Dakwah............................................4
BAB II..................................................................................5
SIFAT-SIFAT DASAR DAKWAH...................................5
A. Dakwah Bersifat Persuasif, Bukan Koersif...........5
B. Dakwah Ditunjukan Kepada Seluruh Umat
Manusia............................................................................6
C. Dakwah Berupa Anamnesis, Yakni Berupa
Mengembalikan Fitrah Manusia...................................6
D. Dakwah Bukan Prabawa Psikotropik...................7
E. Dakwah Adalah Rational Intellection....................8
F. Dakwah Adalah Rational Necessary......................8
BAB II................................................................................10
FUNGSI DAKWAH.........................................................10
A. Seabagai fungsi kerisalahan..................................10
B. Sebagai fungsi Tahrif............................................10
C. Sebagai fungsi sarana penyebarluasan................10
D. Sebagai fungsi seruan............................................11

ii
E. Dakwah berfungsi sebagai pelestarian nilai-nilai
ajaran Islam...................................................................11
BAB III..............................................................................13
FAKTOR HIDAYAH DALAM SISTEM DAKWAH...13
A. Pengertian Hidayah...............................................13
B. Pembagian Hidayah...............................................17
C. Macam-macam Hidayah.......................................18
D. Tingkatan Hidayah................................................21
E. Penerapan Hidayah Pada Diri Manusia..............23
F. Penerapan Hidayah Pada Sistem Dakwah..........26
BAB IV...............................................................................28
PENUTUP.........................................................................28
A. Kesimpulan.............................................................28
B. Saran-Saran............................................................29
DAFTAR PUSTAKA........................................................30

iii
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa


karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini berjudul
Hakikat Dakwah tepat waktu.

Makalah Ilmu Dakwah disusun guna memenuhi


tugas dosen prof. Ali Aziz pada mata kuliah ilmu dakwah di
UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembahasan makalah ini
berisi tentang, 1) Sifat-sifat dakwah, 2) Fungsi Dakwah, 3)
Faktor hidayah dalam sistem dakwah
Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada ayah dan ibu saya yang terus mendukung
dan mendoakan saya agar tetap selalu diberi kelancaran oleh
Allah S.W.T serta dosen kami Prof. Dr. Muh. Ali Aziz
selaku dosen Ilmu Dakwah yang telah membimbing kami
semua untuk menimba ilmu di Universitas yang penuh
barokah ini. Moga-moga tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata

iv
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Surabaya, 22 Agustus 2023

Penulis

v
BAB I
Hakikat Dakwah

A. Pengertian Hakikat Dakwah


Kata Hakikat dalam Kamus besar Bahasa
Indonesia, berarti inti sari atau dasar, kenyataan yang
sebenarnya (sesungguhnya)( Mahmudi,2022: 3).1

Sedangkan, Dakwah secara Bahasa (etimologi)


mengandung pengertiam ath-thalab (permintaan)(Abu
Al-Fath, 2021: 31). Jika dikatakan “Da’a asy-syai’”,
maka berarti meminta didatangkan sesuatu itu. Jika
dikatan “Da’a Ila asy-syai”, maka berarti mendorongnya
untuk melakukan tujuannya. Jika dikatakan “Da’a Ila al-
qital”,”Da’a Ila ash-shalah”,’Da’a Ila ad-din”,”Da’a
Ila al-madzhab”, maka berarti mendorong mereka untuk
melakukannya2. Hakikat dakwah dengan memaknai
pengertian “Hakikat” juga harus dilihat kepada sumber
asli dimana dakwah itu muncul. Menurut Welhendri
Azwar Mulion, kehadiran dakwah merupakan kehendak
Tuhan. Secara hakikat, Tuhan pada dasarnya
“membuuhkan” dakwah untuk dapat mengomunikasiakn
gagasan-nya tentang kehidupan. Dalam beberapa literatur

1
Drs. H. Mahmudi, M. Ag., , Ilmu Pendidikan Mengupas Komponen
Pendidikan, Penerbit CV Budi Utama, Jl.Kaliurang Yogyakarta, Cet.I
2022. Hlm 3
2
Dr. Abu Al-Fath Al -Bayanuni, Prof. Dr. M. A. Bayanuni. Pengantar
Studi Ilmu Dakwah, Penerbit Dar Ar-Risalah Al-‘Alamiah, Cet.IV,
2021. Hlm.31
1
hadis Qudsi dan juga ayat-ayat Al-Qur’an, tidak
berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa Tuhan
membutuhkan manusia untuk mengenali dirinya.
Sehingga hakikat dakwah ialah, bahwa manusialah yang
berdakwah agar dapat tunduk dan mengenalinya3.

Abdul Aziz juga menjelaskan bahwa dakwa bisa


berarti: (1) memanggil, (2) menyeru, (3) menegaskan
atau membela sesuatu, (4) perbuatan atau perkataan
untuk menarik manusai kepada sesuatu, dan (5)
memohon dan meminta.4 Dengan demikian, dakwah
adalah upaya memanggil, menyeru dan mengajak
manusia menuju Allah SWT. Sedangkan yang dimaksud
ajakan adalah ajakan kepada umat manusia untuk
menyembah Allah SWT
Syaikh Muhammad Bin Adul Wahab
menegaskan Hakikat dakwahnya secara tegas mengajak
kepada agama Hanif, (Welhendri Azwar, 2020: 34).
Sebagaimana di alam ayat Al-Qur’an
‫َو ْلَتُك ن ِّم نُك ْم ُأَّم ٌة َيْدُع وَن ِإَلى ٱْلَخْيِر َو َيْأُم ُروَن ِبٱْلَم ْعُروِف َو َيْنَهْو َن َع ِن‬
‫َٰٓل‬
‫ٱْلُم نَك ِر ۚ َو ُأ۟و ِئَك ُهُم ٱْلُم ْفِلُحوَن‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
3
Welhendri Azwar , Mulion. Sosiologi Dakwah, Penerbit Prenadamedia
Group, Rawamangun Jakarta, Cet.I 2020. Hlm 34
4
H. Tata Sukayat, M.Ag, Quantum Dakwah, Penerbit PT. Rineka Cipta,
Jakarta, Cet.I 2009, Hlm.5

2
merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imron
[3]:104)

karenanya Allah mengutus Rasul terakhirnya


baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam,
mengajak untuk menymbah Allah semata yang tidak
memiliki sekutu sama sekali, mengajak Kembali kepada
Al-qur’an dan sunnah rasul terakhir sekaligus
menjadikan keduanya sebagai panglima hukum, ridha
terhadap hukumnya dan menyerah kepadanya, mengajak
untuk mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam, berpedoman pada petunjjuknya, dan tidak
mengikuti hawa nafsu, pendapat, serta taklid buta,
mengjak untk saling mencintai di antara sesama kaum
muslimin karena Allah, Bersama-sama mennaati-nya,
dan meninggalkan perpecahan, mengajak untuk tunduk
dan patuh kepada para penguasa kaum Muslimin dalam
batas-batas diluar maksiat kepada Allah, dan mengajak
untuk mengetahui serta mendalami agama Allah yang
bersumber dari ajaran al-Qur’an dan sunnah Nabi yan
shahih diterima dari para ulama-ulama dan para
shahabat5.

5
Abdurrakhman bin Khammad Umar, Syaikh Abdurrahman bin
Hammad AI-Umr. Hakikat Dakwah Syaikh Muhammad Bin Abdul
Wahhab, Penerbit PT Darul Falah, Pondok Gede Bekasi, Cet.II, 2006.
Hlm. 28

3
B. Fungsi Hakikat Dakwah
Menurut Prof. H. Abdurrahman Mas’ud,
menyatakan bahwa hakikat dakwah terbagi menjadi 2
(dua) kelompok besar, yaitu, Fungsi Kerisalahan dan
Manifestasi Rahmatan lil ‘Alamin.6
1. Sebagai fungsi kerisalahan, yang dimaksud fungsi
kerisalahan adalah upaya penerusan tradisi
kerassulan nabi Muhammad SAW sebagai
pembawa risalah pada umat manusia.
2. Sebagai fungsi Manifestasi Rahmatan lil
‘Alamin, yang dimaksud Manifestasi Rahmatan
lil ‘Alamin adalah upaya menjadikan islam sebagi
sumber konsep bagi manusia di dunia ini dalam
kehidupannya.
Pembahasan tentang hakikat dakwah menjadi
dasar pemahaman tentang dakwah. Pada bagian hakikat
dakwah yang dibahas meliputi, sifat-sifat dasar dakwah,
fungsi dakwah, faktor hidayah dalam Sistem dakwah.
Pembahsan hal hal tersebut dipilih karena dianggap
sebagai pemahaman awal yang perlu disamakan sebelum
melanjutkan ke pembahasan selanjutnya.

6
Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, Rekontruksi Pemikiran Dakwah
Islam,Penerbit Amzah, Jakarta, Cet.I 2008 .Hlm 46

4
BAB II
SIFAT-SIFAT DASAR DAKWAH

Kutipan dari kitab Ilmu Dakwah karangan Prof. Dr.


Moh. Ali Aziz, M.Ag menyatakan bahwa dalam dialog
internasioanal tentang dakwah isalm dan missi Kristen pada
1976, Ismail Raji Al-Faruqi dari Universitas Temple
Philadelphia, USA, merumuskan sifat-sifat dasar dakwah
sebagai berikut7:
A. Dakwah Bersifat Persuasif, Bukan Koersif

Sifat yang pertama adalah bersifat Persuasif


bukan Koresif, arti kata dari Koersif adalah kekerasan,
maksud dari kata kekerasan adalah pengen dalian sosial
dengan menggunakan kekerasan, sedangkan arti kata
dari Persuasif adalah merayu, membujuk, maksud dari
ungkapan kata membujuk dan merayu adalah
membujuk orang lain agar mau mengikuti atau
membeli sesuatu8.
Penerapan dakwah yang bersifat persuasif
adalah proses mempengaruhi pendapat, sikap dan
Tindakan orang dengan menggunakan manipulasi
pisikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti

7
Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah. Penerbit Kencana, Cet.VI,
Edisi Revisi 2019. Hlm.86
8
Mansyur M, Amin Tunda.Bahan Ajar Bahasa Indonesia, Penerbit
Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia, Cet.I 2022.
Hlm 89

5
kehendaknya sendiri9. Untuk memahami urgensi
komunikasi dalam dakwah, akan digunakn tiga
pendekatan yaitu pendekatan Al-Qur’an, pendekatan
sejarah dan pendekatan realitas.
B. Dakwah Ditunjukan Kepada Seluruh Umat
Manusia

Sifat yang keuda adalah dakwah di tunjukan


kepada pemeluk islam dan non islam, sifat seperti ini
yang ditunjukan rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
beliau menyadari bahwa semua perkataan kotor dan
perbuatan keji yang dilakukanorang-orang kafiruntuk
menolak dakwah beliau hanyalah sekedar rintangan,
cobaan, dan ujian yang harus dilewati demi mencapai
tujuan yang sebenarnya, yakni tesebarnya agama islam
ke seluruh umat manusia.10

C. Dakwah Berupa Anamnesis, Yakni Berupa


Mengembalikan Fitrah Manusia

Sifat yang keenam adalh mengembalikan


Fitrah manusia, secara Bahasa kata fitrah mengandung
beberapa pengertian meliputi: sifat asal, kesucian bakat
dan pembawaan. Merujuk pada makna ini maka fitrah

9
Lina Masruuroh. Komunikasi Persuasif Dalam Dakwah, Penerbit
Scopindo Media Pustaka, Cet.I, 2020. Hlm 13
10
Najamuddin, Metode Dakwah Dalm Al-Qur’an, Yogyakarta : Pustaka
Insan Madani, Cet.I 2008, Hlm 82

6
dapat dimaknai sebagai sifat asal manusia, kesucian
manusia dan pembawaan manusia11.

Pengembalian fitrah manusia adalah


pembebasan jiwa manusai dari sikap tunduk pada
kecenderungan jiwa jasmaninya yang bertolak belakang
dengan jiwa rasionalnya sehingga menjadi malapetaka
bagi dirinya sendiri. Karakter jiwa jasmaniah tanpa
control jiwa rasional, dapat mengembalikn fitrah
manusiawinya dan dengan sendirinya dapat membuat
lupa pada tujuan penciptaan dirinya12.
D. Dakwah Bukan Prabawa Psikotropik

Sifat dakwah yang keempat menurut Muharrik


(2020), adalah dakwah bukan prabawa psikotropik.
Cara prabawa psikotropik adalah berdakwah dengan
cara yang tidak alami, seperti dengan cara mistis
sehingga membuat manusia bertindak diluar
kesadarannya. Hal tersebut tidak dibenarkan. Materi
dakwah menjadi salah satu hal penting demi
tercapainya tujuan dakwah, namun yang tidak kalah
penting adalah bagaimana cara pendakwah
13
menyampaikannya .
11
Halid Hanafi, La Adu dan Zainuddin. Ilmu Pendidikan Islam, Penerbit
Deepublish, Kaliurang Yogyakarta Cet.I 2018 Hlm 68
12
Nani Widiawati. Pluralisme Metodologi. Penerbit Edu Publisher,
Cet.I, Edisi Revisi 2020 Hlm 150
13
Jurnal Muharik, Jurnal Dakwah dan Sosial, Insitut Agama Islam
Bojonegoro. – Vol.3, No.02, (2020), pp.195-211, DOI:

7
E. Dakwah Adalah Rational Intellection

Sifat dakwah yang kelima menurut Juniasari


(2017), yaitu Rational Intellection, adalah suatu proses
kritis dari rational intellection berdasarkan sifatnya
yang tidak dogmatis dan tidak pernah didasarkan atas
kewenangan seseorang atau suatu tradisi, dan dakwah
merupakan suatu alat kritis, maka ia harus selalu
terbuka terhadap bukti-bukti atau kenyataan baru.
Sebagai inteleksi yang rasional dakwah
memperlihatkan bahwa dalam Islam keyakinan selalu
dibarengi dengan pengetahuan dan ketegaran hati.14
F. Dakwah Adalah Rational Necessary

Menurut Muharrik (2020), sifat dakwah yang


keenam adalah Rational necessary ajaran Islam yang
menjadi pesan dakwah adalah ajaran rasional.
Berdakwah dengan menyuguhkan nilai-nilai kritis
mengenai kebenaran maupun fakta dan mengetahui
relevansinya, dengan itu manusia akan lebih mudah
untuk diterima oleh mitra dakwah.15

10.37680/.v3i02.431
14
Juniasari , Monica (2017) Pesan Dakwah Dalam Film 99 Cahaya Di
Langit Eropa Karya Guntur Soeharjanto, Dirosat Journal of Islamic
Studies 2(1):93 (Analisis Teun A Van Djik). Undergraduate thesis, UIN
Raden Intan Lampung.
15
Jurnal Muharik, Jurnal Dakwah dan Sosial, Insitut Agama Islam
Bojonegoro. – Vol.3, No.02, (2020), pp.195-211, DOI:
10.37680/.v3i02.431

8
BAB II
FUNGSI DAKWAH

Fungsi dakwah sebenarnya tidak lain dari fungsi


agama itu sendiri. Secara noramatif dan sosiologis, agama
memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dalam mewujudkan kehidupan yang damai di
dunia dan akhirat, dakwah memiliki banyak fungsi diantara
lain yaitu:
A. Seabagai fungsi kerisalahan (Abdul Wahid, 2019:
21). Artinya sebuah upaya melanjutkan tugas kerasulan
Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Islam
kepada manusisa.16

B. Sebagai fungsi Tahrif (Abdul Wahid, 2019: 21).


Artinya sebuah upaya membantu meringankan beban
penderitaan masyarakat akibat problem-problem yang
secarariil telah mempersulit kehidupan komunitas.17

C. Sebagai fungsi sarana penyebarluasan kebaikan dan


mencegah timbulnya kemungkaran (Ika Rinawati,
2023: 53). misalnya kemaksiatan yang memiliki
dampak buruk bagi kehidupan bermasyarakat.18
16
Abdul Wahid, Gagasan dakwah: pendekatan komunikasi
antarbudaya. Penerbit Prenadamedia Group, Cet.I 2019. Hlm 21
17
Dr. Awang Darmawan, Rina Desiana, M. Praktik Dakwah Teori dan
Aplikasi, Penerbit Ar-Raniry Press, Cet.I, 2020. Hlm 158
18
Ika Rinawati, Fundraising Wakaf Uang & Dakwah Kiai. Penerbit
Dotplus Publisher, Cet.I 2023. Hlm 53

9
D. Sebagai fungsi seruan kepada orang-orang yang
beriman kedapa Allah SWT, agar selalu iklas dalam
perbuatannya dan sering membersihkan diri dari semua
kotoran lahir dan batin dan menghindari perbuatan
yang berlawanan dari ajaran islam.19

E. Dakwah berfungsi sebagai pelestarian nilai-nilai


ajaran Islam dari genersi ke generasi kaum muslimin
berikutnya.20 sehingga kelangsungan nilai-nilai ajaran
islam beserta pemeluknya dari satu generasi ke generasi
berikutnya tidak luntur atau hilang, masih tetap utuh
dan telestarikan hingg saat ini.

Prof. Dr. H. Abdullah, M.Si menanyakan, bahwa


fungsi dakwah yang disebutkan di atas baik dilihat dari
objek manapun materi yang disampaikan, 21 hal itu
bergantung kepada kualitas da’i serta perencanaan yang
matang dalam menyampaikan dakwahnya. Karena dengan
tujuan yang jelas dapat memudahkan materi yang di
sampaikan oleh seorang da’i dapat mempermudah
melaksaan kegiatan dakwah.

19
Dr. Qudratullah., Wandi, Dakwah dan Komunikasi: Konsep dan
Perkembangan, Penerbit Lakeisha, Cet.I, Hlm 40
20
H. hasan Bisri., M.Ag, Ilmu Dakwah pengembangan
masyarakat,Penerbit UIN Sunan Ampel Press, Cet.I 2014, Hlm 40
21
H. Abdullah., Ilmu Dakwah, 2018, Hlm.167

10
11
BAB III

FAKTOR HIDAYAH DALAM SISTEM


DAKWAH
A. Pengertian Hidayah

Pengertian Hidayah secara bahasa, berarti Ar-


Rasyaad (bimbungan) dan Ad-Dalalah (dalil/petunjuk)
(Miftah Fauzi, 2021: 25).
Menurut KH. Agus Shohib, Hidayah secara
Bahasa artinya petunjuk atau bimbingan. Adapun
secara istilah adalah petunjuk atau bimbingan Allah
SWT pada hamba yang dikehendaki-Nya, untuk
berbuat sesuatu yang baik menurt-Nya, sehingga
aktifitas hamba yang dibimbing-Nya tersebut menjadi
ibadah atau penghambaan pada-Nya.22
Adapun Pengertian Hidayah dalam segi bentuk
lafadznya apabila susunan bentuk lafaz diselidiki secara
seksama. Apabila dilihat dari penggunaan bentuk lafaz
dan susunan kalimat maka bentuk lafaz hidayat dapat
dibagi kepada lima macam23.

22
KH. Agus Shohib Khaironi, Melihat Allah di dunia dan di
surga,Penerbit Mustaqilli Arabic Center, Cet.I, 2021, Hlm.57
23
Fauziah Nurudin, Hidayah Menurut Al-Qur’an, Penerbit Pena, Banda
Aceh, Cet.I Februari 2023, Hlm.5

12
1. Bentuk lafaz sulᾱsῑ mujarrad kata kerja dasar tiga
huruf Bentuk ini terdiri dari tiga macam lafaz yaitu,
bentuk fi'il mᾱḍῑ seperti hadᾱ dan bentuk fi'il
muḍᾱri’seperti yahdῑ,dan bentuk isem fa'il seperti
hᾱdῑ. Pemakaian lafaz ini, menunjukkan bahwa
hidayah bersumber dari Tuhan atau yang memberi
hidayah tidak lain kecuali Tuhan. Contoh

‫اَّلِذ ي َخ َلَق َفَسَّو ٰى َو اَّلِذ ي َقَّد َر َفَهَد ٰى‬


"Dialah Allah yang menciptakan dan menyempurnakan
ciptaan dan yang menentukan kadaryang memberi hidayah."
(Al-Ala': 2-3)

2. Bentuk lafaz sulᾱsῑ mazῑd atas wazan ifta’ala baik


dalam bentuk isem fᾱ'il, fi’il muḍᾱri’ ataupun fi'il
mᾱḍῑ seperti muhtadῑ, yahtadῑ dan ihtadᾱ.

Bentuk lafaz ini menunjukkan bahwa orang


yang mendapat hidayah adalah orang yang
melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang telah
digariskan Tuhan. seperti contoh:

‫َفِإْن آَم ُنوا ِبِم ْثِل َم ا آَم ْنُتْم ِبِه َفَقِد اْهَتَد ْو اۖ َو ِإْن َتَو َّلْو ا َفِإَّنَم ا ُهْم ِفي‬
‫ِش َقاٍقۖ َفَسَيْك ِفيَك ُهُم ُهَّللاۚ َو ُهَو الَّسِم يُع اْلَعِليُم‬
Artinya: "Maka sekiranya kita beriman
sebagaimana kamu beriman. niscaya sungguh mereka
memperoleh hidayah, dan jika mereka berpaling, maka
hanya saja mereka berada dalam perpecahan..." (Al-
Baqarah:137).

13
3. Penggunaan bentuk lafaz fi'il amar Penggunaan bentuk
ini menunjukkan,bahwa meminta hidayah merupakan
perintah Tuhan.

‫اْه ِد َن ا ال ِّص َر ا َط ا ْل ُم ْس َتِق ي َم‬


Artinya: "Tunjukilah kami jalan yang lurus." (Al
Fatihah:6).

4. Penggunaan bentuk lafaz isem tafḍil, Penggunaan


lafaz ini menunjukkan bahwa siapakah yang lebih
mendapat hidayah.

‫َأَفَم ْن َيْم ِش ي ُم ِكًّبا َع َلٰى َو ْج ِهِه َأْهَد ٰى َأَّم ْن َيْم ِش ي َس ِوًّيا َع َلٰى‬
‫ِص َر اٍط ُم ْس َتِقيٍم‬
Artinya: "Maka apakah orang yang berjalan
bedungkel di alas mukanya itu lebih banyak
mendapat hidayah ataukah orang yang berjalan
tegap di atas jalan yang lurus". (AlMuluk:22).
5. Penggunaan bentuk lafaz masdar yaitu hudan, Lafaz
hudan biasanya mengandung arti kitab samawi, agama
yang lurus dan sebagai penyampaian hidayah kepada
manusia.

‫َٰذ ِلَك اْلِكَتاُب اَل َر ْيَب ۛ ِفيِهۛ ُهًدى ِلْلُم َّتِقيَن‬

Artinya: "Itulah kitab Al-Qur’an tidak ada


keraguan padanya menjadi petunjuk bagi orang-
orang yang takwa."(Al-Baqarah: 2)

14
Berbicara tentang hidayah berarti membahas
perkara yang paling penting dan kebutuhan yang paling
besar dalam kehidupan manusia. Betapa tidak, hidayah
adalah sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup
manusia di dunia dan akhirat. Sehingga barangsiapa
yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk meraihnya,
maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang
besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu
mencelakakannya. Disebutkan di dalam ayat Al-Qur’an
surat Al-Baqarah

‫َلْيَس َع َلْيَك ُهَد اُهْم َو َلِكَّن َهَّللا َيْهِد ي َم ْن َيَش اُء‬


“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka
mendapat petunjuk tetapi Allah-lah yang memberi
petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-
Nya.” (Al Baqarah : 272)
Allah SWT akan memberikan hidayah kepada
kita sekaligus hamba-Nya yang selalu mencari
kebaikan dan selalu ingin berubah kearah yang lebih
baik. Hal ini lantaran hidayah adalah sebab utama
keselamatan hidup manusia baik di dunia maupun di
akhirat. Karena itulah mereka dimudahkan oleh Allah
SWT dalam meraihnya, maka ia telah meraih
keberuntungan yang besar dalam hidupnya.24

24
Miftah Fauzi, 10 Nasihat Hidup Selamat, Penerbit Guepedia The First
On-Publisher in Indonesia, Cet.I, Tahun Terbit 2021, Hlm.25

15
B. Pembagian Hidayah

Adapun 2 pendapat mengenai pembagian


Hidayah menurut parah Ahli Ilmu atau Ulama diantara
lain yaitu:
1. Hidayah Taufik
Menurut Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa
Yaqub, Hidayah Taufik dari Allah SWT artinya
adalah hidayah yang bersifat taqdir yang alami.25
Karena Allah memberikan kekuatan kepada
hamba-Nya untuk taat kepada-Nya. Maka, kalua
sudah mengatakan ka at-taufiq artinya Allah
memberikan kekuatan kepada Hamban-Nya ntuk
taat kepada Allah. Itu arti yang sudah sangat luas,
jangan ditambah dengan kalimat seperti:
allahumma waffiq ila aqwamit thariq (ya allah,
beri kami taufiq kepada jalan yang lurus). Klau
Allah memberi tufiq, artinya Allah memberi
kekuatan kepada kita untuk taat kepada-Nya. Hal
ini hanya dilakukan oleh Allah SWT.
2. Hidayah Bimbingan
menurut Dr. ‘Aidh bin ‘Abdullah Al-Qarni,
Hidyah bimbingan dan penyuluhan. Hidayah ini
adalah milik Rasulullah SAW sebagaimana yang
disebutkan dalam firmannya surat Asy-Syuura ayat
52: 42
25
K.H. Ali Mustafa Yaqub, Kalau istiqamah nggak bakal takut nggak
bakal sedih, Penerbit PT Mizan Publika, Cet.I 2016, Hlm.64

16
‫َو ِاَّنَك َلَتْهِد ْٓي ِاٰل ى ِص َر اٍط ُّم ْسَتِقْيٍۙم‬
“Sesungguhnya kamu benar-benar memberi petnjuk
kepada jalan yang lurus.” (Asy-Syura: 52)
Nabi SAW yang memberi petunjuk dan
bimbngan; demikian pula orang orang yang
sesudahnya dari kalangan para da’i dan orang-orang
yang mengadakan perbaikan, melalui dakwah-Nya.
Mereka dapat merealisasikan kepada bimbingan dan
penyuluhan kepada umat manusia ke jalan kebaikan.
C. Macam-macam Hidayah

Mengutip dari jurnal Konsep Hidayah Dalam


Al-Qur’an bahwa terdapat Macam-macam hidayah,
yakni26:
1. Hidayah yang bersifat umum dan diberikan Allah
kepada semua makhluk, sebagaimana yang disebut
dalam firman-Nya:
‫َقاَل َر ُّبَنا ٱَّلِذٓى َأْع َطٰى ُك َّل َش ْى ٍء َخ ْلَق ۥُه ُثَّم‬
‫َهَد ٰى‬
“Musa berkata: ‘Rabb kami (Allah S.W.T) ialah (Rabb)
yang telah memberikan kepada setiap makhluk bentuk
kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk’,” (QS
Thaahaa: 50).
26
Imamul Arifin, Konsep dan Filosofi Hidayah: Studi Kasus Pada
Masyarakat Dengan Latar Belakang Berbeda, Jurnal Profetika, Jurnal
Studi Islam, Politeknik Eletrika Surabaya, Vol.22, No. 2, Desember
2021

17
Hidayah ini diberikan kepada semua
makhluk dalam hal yang berhubungan dengan
kelangsungan dan kemaslahatan hidup mereka
dalam urusan-urusan dunia, seperti melakukan
hal-hal yang bermanfaat dan menjauhi hal-hal
yang membinasakan untuk kelangsungan hidup
di dunia.

2. Hidayah bayan, adalah hidayah yang berupa


penjelasan dan keterangan tentang jalan yang
baik dan jalan yang buruk, serta jalan
keselamatan dan jalan kebinasaan. Hal ini sesuai
dengan firman Allah:

‫َو َأَّم ا َثُم وُد َفَهَدْيَناُهْم َفاْس َتَح ُّبوا اْلَعَم ٰى َع َلى اْلُهَد ٰى َفَأَخ َذ ْتُهْم َص اِع َقُة‬
‫اْلَعَذ اِب اْلُهوِن ِبَم ا َك اُنوا َيْك ِس ُبوَن‬
“Ada-pun kaum Tsamud, mereka telah Kami beri
petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan
(kesesatan) daripada petunjuk” (QS Fushshilat: 17)

Hidayah inilah yang mampu dilakukan


oleh manusia, yaitu dengan berdakwah dan
menyeru manusia ke jalan Allah, serta
menjelaskan kepada mereka jalan yang benar
dan memperingatkan jalan yang salah. Tentu
saja hidayah ini merupakan sebab besar untuk
membuka hati manusia agar mau mengikuti
petunjuk Allah S.W.T dengan taufik-Nya.

18
3. Hidayah taufik, merupakan ilham dalam hati
manusia untuk mengikuti jalan yang benar dan
kelapangan dada untuk menerima kebenaran
serta memilihnya. (Anshori, 2017). inilah
hidayah (sempurna) yang mesti menjadikan
orang yang meraihnya akan mengikuti petunjuk
Allah S.W.T. Inilah yang disebutkan dalam
firman-Nya:

‫َأَفَم ْن ُز ِّيَن َلُه ُس وُء َع َم ِلِه َفَر آُه َح َس ًناۖ َفِإَّن َهَّللا ُيِض ُّل َم ْن َيَشاُء َو َيْهِد ي‬
‫َم ْن َيَشاُء ۖ َفاَل َتْذ َهْب َنْفُس َك َع َلْيِهْم َح َسَر اٍتۚ ِإَّن َهَّللا َع ِليٌم ِبَم ا َيْص َنُعوَن‬
“Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang
dikehendaki-Nya dan memberi hidayah (taufik) kepada
siapa yang dikehendaki-Nya” (QS Faathir: 8)

4. Puncak hidayah ini, yaitu hidayah kepada


Syurga dan Neraka ketika penghuninya digiring
kepadanya. Seperti dalam firman Allah S.W.T:

ۖ‫َو َقاُلوا اْلَح ْم ُد ِهَّلِل اَّلِذ ي َهَداَنا ِلَٰه َذ ا َو َم ا ُكَّنا ِلَنْه َتِدَي َلْو اَل َأْن َهَداَنا ُهَّللا‬
‫َلَقْد َج اَء ْت ُرُس ُل َر ِّبَنا ِباْلَح ِّقۖ َو ُنوُدوا َأْن ِتْلُك ُم اْلَج َّنُة ُأوِر ْثُتُم وَها ِبَم ا‬
‫ُك ْنُتْم َتْع َم ُلوَن‬

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah


kami ke (Syurga) ini, dan kami tidak akan mendapat
hidayah (ke Syurga) kalau sekiranya Allah tidak
menunjukkan kami” (QS al-A’raaf: 43).

19
D. Tingkatan Hidayah

Muhammad Abduh sebagaimana dikemukakan


Rasyid Ridah, membagi hidayah pada lima
tingkatan, yaitu :
1. Hidayah Naluri

Hidayah ini dinamakan juga dengan Hidayah


alWujdan al-Thabi’i, Menurutnya Hidayah ini
sudah diberikan kapada bayi semenjakl ia
dil;ahirkan. Pandangan in berpendapat dengan
rasa tidak nyaman ketika tubuh si bayi
memerlukan gizi, yang terekpresikan dalam jerit
tangisan ketika meminta diberikan makana.
Hidayah inilah yang mendorong anak tersebut
mengisap-isap puting ibunya ketika dimasukkan
kedalam mulutnya.

2. Hidayah Inderawi

jika di komparasikan reaksi indra hewan dan


manusia, ternyata daya reaksi hidayah indera
yang dimiliki hewan itu jauh lebih kuat
dibandingkan dengan inderawi manusia, seba b
inderawi hewan sudah berada pada tingkat
kesempurnaanketika hewan itu dilahirkan.
Sedangkan manusia perkembangan menuju
kematangannya berjalan secara bertahapdari titik

20
start yang jauh dari titik kematangan dan
memakan waktu yang relatif panjang.

3. Hidayah akal.

Diantara ciri keberadaan manusia sebagai


makhluk Tuhan adalah identitasnya sebagai
makhluk sosial. Manusia tidak mungkin hidup
sempurna tanpa keberadaan sebuah komunitas
sosial. Bagi muhammad abduh fungsi akal bagi
manusia selain sebagai pembeda dari makhluk
lainnya. Sekaligus juga menjadi faktor
keistimewaan dan keunggulan atas ciptaan Tuhan
lainnya. Keistimewaan akal terletak dari
fungsinya sebagai alat untuk pembenar inderawi
dalam mengukur kebenaran yang sesungguhnya.
Juga akal sebagai filter atas kesalahan dan
kekeliruan alat inderawi dalam mengukur
kebaikan, kebenaran dan kesesatan.

4. Hidayah agama.

Menurut Abduh agama merupakan bentuk


hidayah, karena dengan dengan hidayah akal saja
tidak mencukupi, bahkan seringkali dengan akal
tersebut akan menggelincirkan manusia kepada
kesesatan. Hal ini disebabkan karena akal
seringkali tunduk kepada syahwat dan keinginan
hewani, dengan demikian agama menjadi sebuah

21
kebuTuhan yang dijadikan pembimbing kepada
jalan kebenaran.

5. Hidayah Ma’unah.

Hidayah maunah ini dapat di simpulkan dari


firman Allah SWT dalam surah al-Anam ayat 90:

‫ُأوَٰل ِئَك اَّلِذ يَن َهَدى ُهَّللاۖ َفِبُهَداُهُم اْقَتِدْهۗ ُقْل اَل َأْس َأُلُك ْم َع َلْيِه‬
‫َأْج ًر اۖ ِإْن ُهَو ِإاَّل ِذ ْك َر ٰى ِلْلَعاَلِم يَن‬

22
"Mereka itulah (para nabi) yang telah diberi petunjuk oleh
Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah
(Muhammad), “Aku tidak meminta imbalan kepadamu
dalam menyampaikan (Al-Qur'an).” AlQur'an itu tidak lain
hanyalah peringatan untuk (segala umat) seluruh alam."

Hidayah dalam hal ini lebih spesifik dari


semua hidayah, yaitu menolong dan membimbing
manusia agar menempuh jalan yang baik dan
selamat. Hidayah yang seperti ini tidak bersifat
general laiknya hidayah akal, inderewi dan
agama.27

E. Penerapan Hidayah Pada Diri Manusia

Hidayah yang ada pada diri seseorang, dulu,


sekarang dan yangakan datang adalah merupakan
hak preoregatif dari Allah Swt., tak seorangpun
manusia di dunia ini yang mampu memberikannya
kepada orang lain, tak terkecuali Rasulullah Saw.,
Dalam sejarah dikisahkan bahwa ternyata Rasulullah
Saw., sekalipun tak mampu memberikan hidayah
kepada pamannya Abu Thalib, walaupun Abu
Thalib telah beliau bujuk akan tetapi kenyataan

27
Mohd Kailani, Konsep Al-Qur’an Dalam Penerimaan Hidayah
Tentang Perbuatan Manusia, Jurnal At-Tibyan Fakultas Studi Al-
Qur’an Dan Hadist, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, UIN
Sulthan Thaha Saifuddin, Jambi, Indonesia, Volume. 2 No. 1 (Juni
2019)
Hal.42

23
berbicara lain.28 Abu Thalib meninggal dunia dalam
keadaan tidak beriman, padahal Rasul sangat
mencintai dan menyayangi beliau.
Adapun mengenai hidayah atau petunjuk
menuju kebahagiaan hanyalah milik Allah,
ukhrawi/keagamaan hanyalah hak tunggal Tuhan
sendiri,29 Muhammad Quraish Shihab menjelaskan,
bahwa dalam Al Qur'an surat al-Baqarah (2) : 272
Allah berfirman:

‫َّلْيَس َع َلْيَك ُهَد ٰى ُهْم َو َٰل ِكَّن ٱَهَّلل َيْهِد ى َم ن َيَش ٓاُء‬
Artinya: ”bukanlah kewajibanmu
menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi
Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq)
siapa yang dikehendaki-Nya.”
Oleh karena itu, Allah yang memberi
petunjuk sehingga membuahkan pengalaman agama.
Nabi Muhammad hanya sekedar menyampaikan
petunjuk lisan dan keteladanan membuahkan
pengetahuan. Meskipun demikian, Allah akan
memberikan hidayah kepada siapa yang
berkehendak untuk mendapatkannya dengan syarat
membuka hatinya, dalam arti dia memilih jalan
28
Nurseri Hasnah Nasution, Faktor Hidayah Dalam Dakwah, Jurnal
AnZdoc, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah
Palembang, Wardah: No. XXVII/ Th. XIV/ Desember 2013, Hlm.246
29
Rustina N. Konsep Hidayah Dalam Al-Qur’an, Jurnal Fikratuna,
Volume 9, Nomor 1 2018, Institut Agama Islam Negeri Ambon Hlm.97

24
kebahagiaan (bersedia menerima hidayah).
Mengenai hal ini M. Quraish Shihab menyatakan
bahwa mereka yang dikehendaki-Nya mendapatkan
pertolongan (petunjuk), adalah mereka yang
membuka hatinya kepada petunjuk, yang membuka
akalnya kepada kebenaran, yang mencari dan
menerima manhaj-Nya dengan ikhlas dan jujur, dan
tunduk kepada agamanya dengan perintah ketaatan
dan menyerahkan diri. Mereka inilah yang akan
ditolong Allah untuk mendapatkan “petunjuk”,
dihantarkan kepadanya, didorong untuk
melakukannya, serta ditambah keimanan dan
petunjuk mereka di dalam kehidupan ini.
Bagaimana pun upaya da’i untuk merubah
seseorang, bagaimana pun kerja keras da’i untuk
menyadarkan seseorang, maka itu tidak ada artinya
jika Allah tidak menghendaki hidayah kepadanya,
orang tersebut tidak akan berubah sampai Allah
memberikan-Nya hidayah. Yang diwajibkan dan
diperintahkan kepada da’i adalah terus
menyampaikan seruan kebaikan kepada semua
manusia berdakwah melalui lisan, tulisan, bil hal
atau dengan kekuasaan, dengan hati).
F. Penerapan Hidayah Pada Sistem Dakwah

Hidayah atau petunjuk hanyalah milik Allah,


bagaimana pun upaya da’i untuk merubah

25
seseorang, bagaimana pun kerja keras da’i untuk
menyadarkan seseorang, maka itu tidak ada artinya
jika Allah tidak menghendaki hidayah kepadanya,
orang tersebut tidak akan berubah sampai Allah
memberikan-Nya hidayah.Yang diwajibkan dan
diperintahkan kepada da’i adalah terus
menyampaikan seruan kebaikan kepada semua
manusia ( berdakwah melalui lisan, tulisan, bil hal
atau dengan kekuasaan dan dengan hati).
Maka dari itu kita membutuhkan
Komunikasi Dakwah sebagai proses interaksi
sosial.30 Komunikasi dakwah merupakan salah satu
syarat penting terciptannya interaksi sosial dalam
kemasyarakatan setelah adanya kontak sosial,
sekedar menyegarkan Kembali bahwa salah satu arti
terpenting dari komunikasi adalah bahwa seseorang
memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang
berwujud pembicaraan, geraj-gerik badaniah atau
sikap), perasaan-perasaan yng ingin disampaikan
orang tersebut. Orang bersangkutan kemudian
memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang lain tersebut.

30
Wahyu Ilahi,.Komunikasi Dakwah, Penerbit IAIN Sunn Ampel Press,
Cet.I, 2013, Hlm.93

26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pernyataan diatas dapat kita simpulkan


bahwa dakwah berusaha menyebarkan dan meratakan
rahmat Allah bagi seluruh penghuni alam raya. Oleh
karena itu, para ulama dakwah merumuskan sifat-sifat
dasar dakwah yaitu: 1. Bersifat persuasif. 2. Ditujukan
kepada seluruh umat manusia. 3. Berupa Anamnesis. 4.
Bukan Prabawa Psikotropik. 5. Rational Intellection. 6.
Rational Necessary.
Adapun beberapa fungsi dakwah antara lain
sebagai berikut: 1. Sebagai fungsi kerisalahan. 2.
Sebagai fungsi Tahrif. 3. Sebagai fungsi sarana
penyebarluasan kebaikan. 4. Sebagai fungsi seruan
kepada orang-orang yang beriman kedapa Allah SWT.
5. berfungsi sebagai pelestarian nilai-nilai ajaran Islam,
Adapun mengenai Hidayah adalah petunjuk
bagi umat manusia. Hidayah itu hanya milik Allah
SWT dan hanya kehendak Allah lah yang menghendaki
hidayah tersebut pada umat manusia. Meskipun
seseorang Da’i telah menyampaikan dakwahnya kepada
para musammi’ (orang yang mendengar), jika Allah
SWT tidak menghendaki atau memberi hidayah pada
orang tersebut maka oarng tersebut tidak diberi hidayah
oleh Allah SWT.

27
B. Saran-Saran

Tidak banyak seorang Da’i yang mengerti akan


hakikat dakwah, seringkali seorang Da’i bersiakap
radikalis tidak bertoleransi dan memaksa, dan sedikit
pula masyarakat menyepelehkan akan profesi seorang
Da’i, padahal dakwah itu sebuah kewajiban yang
diberikan bukan hanya kepada para Da’i daja
melainkan kepada seluruh umat muslim itu sendiri.
Oleh sebab itu para muballigh harus menyampaikan
tata anjuran berdakwah dan tata cara berdakwah dengan
baik dan benar seperti yang diajarkan oleh Rasulullah
SAW.

28
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.Si., Ilmu Dakwah, 2018,

Al -Bayanuni Abu Al-Fath, Pengantar Studi Ilmu Dakwah,


Dar Ar-Risalah Al-‘Alamiah, Cet.IV, 2021.

Ali Aziz Moh., Ilmu Dakwah. Penerbit Kencana, Cet.VI,


Edisi Revisi 2019.

Amin Tunda Mansyur M,.Bahan Ajar Bahasa Indonesia,


Penerbit Pusat Pengembangan Pendidikan dan
Penelitian Indonesia, Cet.I 2022.

Arifin Imamul, Konsep dan Filosofi Hidayah: Studi Kasus


Pada Masyarakat Dengan Latar Belakang Berbeda,
Jurnal Profetika, Jurnal Studi Islam, Politeknik
Eletrika Surabaya, Vol.22, No. 2, Desember 2021

Dr. Darmawan Awang, M.M., Rina Desiana, M. Praktik


Dakwah Teori dan Aplikasi, Penerbit Ar-Raniry
Press, Cet.I, 2020.

29
Dr. Qudratullah, S.Sos., M.Sos., Wandi, S.Sos., M.I.Kom.
Dakwah dan Komunikasi: Konsep dan
Perkembangan, Penerbit Lakeisha, Cet.I,

Drs. H. Hasan Bisri WD., M.Ag, Ilmu Dakwah


pengembangan masyarakat,Penerbit UIN Sunan
Ampel Press, Cet.I 2014,

Fauzi Miftah, 10 Nasihat Hidup Selamat, Penerbit


Guepedia The First On-Publisher in Indonesia, Cet.I,
Tahun Terbit 2021,

Fauziah, Hidayah Menurut Al-Qur’an, Penerbit Pena,


Banda Aceh, Cet.I Februari 2023, Hlm.5

H. Mahmudi, Ilmu Pendidikan Mengupas Komponen


Pendidikan, CV Budi Utama, Cet.I 2022.

Hanafi Halid, La Adu dan Zainuddin. Ilmu Pendidikan


Islam, Penerbit Deepublish, Cet.I 2018

Hasnah Nasution, Nurseri, Faktor Hidayah Dalam Dakwah,


Jurnal AnZdoc, Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Raden Fatah Palembang, Wardah: No.
XXVII/ Th. XIV/ Desember 2013,

30
Hasnan, Nurseri Nasution, Faktor Hidayah Dalam Dakwah,
Jurnal AnZdoc, Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Raden Fatah Palembang, Wardah: No. XXVII/
Th. XIV/ Desember 2013, Hlm.246

Juniasari , Monica (2017) Pesan Dakwah Dalam Film 99


Cahaya Di Langit Eropa Karya Guntur Soeharjanto,
Dirosat Journal of Islamic Studies 2(1):93 (Analisis
Teun A Van Djik). Undergraduate thesis, UIN
Raden Intan Lampung.

Jurnal Dakwah dan Sosial – Vol.3, No.02, (2020), pp.195-


211, DOI: 10.37680/muharrik.v3i02.431

Kailani, Mohd Konsep Al-Qur’an Dalam Penerimaan


Hidayah Tentang Perbuatan Manusia, Jurnal At-
Tibyan Fakultas Studi Al-Qur’an Dan Hadist,
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, UIN Sulthan
Thaha Saifuddin, Jambi, Indonesia, Volume. 2 No. 1
(Juni 2019)

Khammad Umar Abdurrakhman bin, Hakikat Dakwah


Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab, Penerbit PT
Darul Falah, Cet.II, 2006.

31
Masruuroh Lina, Komunikasi Persuasif Dalam Dakwah,
Penerbit Scopindo Media Pustaka, Cet.I, 2020.

Mulion Welhendri Azwar. Sosiologi Dakwah, Penerbit


Prenadamedia Group, Cet.I 2020.

Mustafa Yaqub Ali, M.A., Kalau istiqamah nggak bakal


takut nggak bakal sedih, Penerbit PT Mizan Publika,
Cet.I 2016,

N. Rustina. Konsep Hidayah Dalam Al-Qur’an, Jurnal


Fikratuna, Volume 9, Nomor 1 2018, Institut Agama
Islam Negeri Ambon.

Najamuddin, Metode Dakwah Dalam Al-Qur’an, 2008,

Prof. H. Mas’ud Abdurrahman, M.A., Ph.D., Rekontruksi


Pemikiran Dakwah Islam,Penerbit Amzah 2008,
Cet.I

Rinawati Ika, S.E., M.E, Fundraising Wakaf Uang &


Dakwah Kiai. Penerbit Dotplus Publisher, Cet.I
2023.

32
Rustina N. Konsep Hidayah Dalam Al-Qur’an, Jurnal
Fikratuna, Volume 9, Nomor 1 2018, Institut
Agama Islam Negeri Ambon

Shohib Khaironi Agus, Melihat Allah di dunia dan di


surga,Penerbit Mustaqilli Arabic Center, Cet.I, 2021,

Sukayat H. Tata, Quantum Dakwah, Penerbit PT. Rineka


Cipta, Cet.I 2009

Wahid Abdul, Gagasan dakwah: pendekatan komunikasi


antarbudaya. Penerbit Prenadamedia Group, Cet.I
2019.

Widiawati Nani. Pluralisme Metodologi. Penerbit Edu


Publisher, Cet.I, Edisi Revisi 2020

33
Lampiran

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
ARDEN HANIF
ADIYATMA
PROFILE RIWAYATPENDIDIKAN
Um u r: 17 Th SD Kre a tif An-Nur
2011 - 2017
Ala m a t: Jl. G u nu n g Ag u ng , Wa ru , Tid a k a d a riw a ya t p re sta si m a u p u n o rg a n isa si
Sid o a rjo SMP Biling ua l Te rp a d u
2017 - 2020
TTL: Su ra b a ya , 02 Se p te m b e r 2005 Tid a k a d a riw a ya t p re sta si m a u p u n o rg a n isa si
Ho b b y: Fu tsa l MA Ung g ula n Da rul ‘Ulum
2020 - 2023
Tid a k a d a riw a ya t p re sta si m a u p u n o rg a n isa si
CONTACT
PHO NE:
+6289514357644

INSTAG RAM:
@a rd e .n h a n if

EMAIL:
h a n ifa d iya tm a @g m a il.c o m

11

Anda mungkin juga menyukai